Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN

IN HOUSE TRAINING HIV/AIDS

Tanggal : 14 September 2018 di Ruang Rapat 2


Materi : Kebijakan Program P2 HIV AIDS
Narasumber : dr. Dewa Dony
dr. Kusnadi SpPD

Peserta : 40 orang

Tujuan: mempersiapkan RSUD menjadi rujukan kasus TB-HIV

 Kebijakn P2 HIV AIDS mengacu pada kebijakan global getting to zeros


 Zero infeksi
 Zero related
 Zero discrimination

 Sifat HIV
 Suatu retro virus
 Infeksi pemanen

 Masa gejala HIV: 3- 10 tahun

 Windows periode: masa dimana seseorang mulai tertular HIV sampai


dengan timbul antibodi HIV

 Kasus pertama ditemukannya HIV pada tahun 1987

 Prinsip penularan HIV


 E : EXIT
 E : SURVIVE
 pS : SUFFICIENT
 E : ENTER

 Hasil pemeriksaan HIV


 Reaktif (dilakukan 3 kali tes)
 Non Reaktif
 Positif palsu (bayi baru lahir dari ibu HIV)
 Negatif palsu (dites pada windows periode)
 Kategori gagal terapi
 Kegagalan klinis (muncul IO
 Kegagalan virologi (viral load > 10.000 kopi/ml setelah 6 bulan
 Kegagalan imunologi (CD4 <100/mm3)
 Estimasi jumlah ODHA nasional : 591.827
 Terjadi peningkatan yang signifikan oleh kelompok LSL
 Strategi pengendalian dilaksanakan dengan
 T : temukan (tes HIV)
 O: obati (ARV tanpa CD4)
 P : pertahankan (mempertahankan ARV)
 Konseling dan tes HIV harus mengikuti prinsip yang telah disepakati
secara global yaitu 5 komponen dasar yang disebut 5C:
 Consent
 Confidentiality
 Counselling
 Correct test result
 Connections to care

PERTANYAAN

1. Kiat- kiat dari DKK untuk kasus putus berobat?


 Memanfaatkan penjangkau- penjangkau yang membawa
ODHA berobat
 ODHA dihubungi langsung oleh layanan
2. Apa mungkin RSUD membuka layanan ARV?
 Menunggu pelatihan dari pusat
 RSUD sudah masuk list untuk pelatihan
3. Bagaimana pelatihan PPIA
 Masih dikonfirmasi tentang pelatihan tersebut
4. Apakah pengobatan HIV dan TB bisa bersamaan?
 Tidak, pengobatan TB terlebih dahulu selama 2 minggu.
Setelah itu dilanjutkan dengan pengobatan HIV

Anda mungkin juga menyukai