Anda di halaman 1dari 9

GLOBALISASI DAN PEMBANGUNAN SOSIAL

(Analisis Globalisasi dalam Pembangunan Sosial pada Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja di Indonesia)

Oleh:

Sarah Azzahra Iriana 170310080016


BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu golongan yang memungkinkan untuk timbulnya ketidakstabilan dalam


kehidupan social ialah masyarakat tenaga kerja atau karyawan pada perusahaan swasta
atau BUMN. Tenaga kerja merupakan bagian dari masyarakat yang ikut dalam proses
pembangunan, khususnya dilapangan pangan produksi. Kesejahteraan tenaga kerja berupa
jaminan perlindungan social menjadi faktor penentu bagi perusahaan ataupun pegawai
dalam mencapai produktifitas yang maksimal.

Pelaksanaan sistem jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia secara umum


meliputi penyelengaraan program-program Jamsostek, Taspen, Askes, dan Asabri.
Penyelengaraan program Jamsostek didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, program
Taspen didasarkan pada PP No 25 Tahun 1981, program Askes didasarkan pada PP No 69
Tahun 1991, program Asabri didasarkan pada PP No 67 Tahun 1991, sedangkan program
Pensiun didasarkan pada UU No 6 Tahun 1966. Penyelenggaraan jaminan sosial di
Indonesia berbasis kepesertaan, yang dapat dibedakan atas kepesertaan pekerja sektor
swasta, pegawai negeri sipil (PNS),dan anggota TNI/Polri.

Pemerintah Indonesia sudah mulai mencoba memperkenalkan prinsip asuransi


sejak tahun 1947. Seperti juga yang berkembang di negara maju, asuransi kesehatan
berkembang dimulai dengan asuransi sosial dalam bidang kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Pada waktu itu Pemerintah mewajibkan semua perusahaan untuk mengasuransikan
karyawannya terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Namun demikian, karena
situasi keamanan dalam negeri pasca kemerdekaan belum stabil, maka upaya tersebut
belum memungkinkan untuk terlaksana dengan baik.

Di tahun 1960 pemerintah mencoba memperkenalkan lagi konsep asuransi


kesehatan melalui Undang-undang Pokok Kesehatan tahun 1960 yang mengamanahkan
pengembangan ‘dana sakit,’ yang bertujuan untuk menyediakan akses pelayanan
kesehatan untuk seluruh rakyat. Akan tetapi karena berbagai kesulitan sosial ekonomi,
maka perintah undang-undang tersebut sama sekali tidak bisa dilaksanakan.

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3


Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang
mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi
program-program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.

Sesuai dengan pertimbangan UU tentang Jaminan Social Tenaga Kerja, disebutkan


bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya, untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata
baik materiil maupun spritual

Jamainan Sosial Tenaga Kerja sebagai salah satu bentuk jaminan social yang
memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang menyumbang kegiatan
pembangunan dengan mengurangi ketidakpastian masa depan, menciptakan ketenangan
kerja, dan ketentraman berusaha sehingga dapat produktif.

Manfaat diselenggarakannya jaminan social bagi tenaga kerja sangat dirasakan


terutama bagi tenaga kerja yang berpenghasilan rendah bahkan masih dibawah upah
minimum. Apabila mereka atau anggota keluarga sakit maka ada biaya untuk pengabatan
tanpa mengurangi jumlah upah yang diterimanya.
BAB II

TINJAUAN KONSEPTUAL

2.1 Globalisasi

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan


keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Adapun pengertian globalisasi menurut para ahli:

a. Malcom Waters;
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang.

b. Emanuel Ritcher;
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat
yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan
dan persatuan dunia.

c. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan
hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada


masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk
dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang
sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil,
generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik
maupun mental.

Pada hakekatnya Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan


dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Ciri-ciri Globalisasi

 Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti


telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

 Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling


bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).

 Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama


televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita
dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-
hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.

 Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis


multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

2.2 Pembangunan Sosial

Pembangunan sosial dapat didefinisikan sebagai strategi kolektif dan terencana


guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui seperangkat kebijakan sosial yang
mencakup sektor pendidikan, kesehatan, perumahan, ketenagakerjaan, jaminan sosial dan
penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan sosial merupakan pendekatan untuk mengangkat kesejahteraan


masyarakat yang tidak hanya sesuai untuk peningkatan kualitas hidup semua warga
negara, juga merespon masalah dari problem pembangunan yang terdistorsi. Kondisi
kekurangan yang terkait ini hanya dapat dicarikan jalan keluarnya melalui sebuah
pendekatan yang menyatukan tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.
Midgley menguraikan beberapa indikator pembangunan yang terdistorsi (Midgley,
2005), diantarnya:

 Pembangunan yang didalamya tidak ada keterlibatan masyarakat.

 Terdapat minoritas etnis dan ras yang mengalami diskriminasi dan kesempatan-
kesempatan dalam meningkatkan standar hidup mereka.

 Penindasan terhadap perempuan, meskipun perempuan adalah penyumbang besar


dalam pembangunan ekonomi.

 Eksploitasi anak dalam menyokong ekonomi keluarga. Ketidakterlibatan mereka


pada kesempatan pendidikan, layanan kesehatan yang layak, dan perasaan aman
juga kehidupan yang baik, berakibat pada kemiskinan pada generasi mendatang.

 Terjadinya degradasi lingkungan, usaha-usaha pembanguna ditandai dengan


eksploitasi sumber daya alam. Kekayan yang diambil dari sumber-sumber,
seharusnya dapat dipertanggungjawabkan tetapi seringkali tidak membawa
keuntungan bagi penduduk lokal, juga masyarakat luas.

 Berlebihannya anggaran militer. Pengeluran yang tidak hanya menggadaikan


generasi masa depan, juga mengalahkan sumber-sumber langka dari proyek yang
dapat menunjang ekonomi dan pembangunan sosial.

Pembangunan sosial berupaya mengangkat kesejahteraan rakyat dengan


menggabungkannya dalam sebuah proses dinamis pengembangan ekonomi (Midgley
2005), dimana pembangunan sosial menawarkan pada upaya:

 Fokus pada perspektif makro yang komprehensif, bertitik pusat pada komunitas
dan masyarakat

 Menekankan pada intervensi yang terencana

 Mengangkat pendekatan yang berorientasi pada perubahan bersifat dinamis dan


inklusif dan universal

 Mengharmonisasikan intervensi sosial dengan usaha-usaha pembangunan


ekonomi.

 Menggabungkan tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.


Pendekatan pembangunan sosial untuk kesejahteraan sosial dalam mengatasi
permasalahan sosial memiliki delapan karakteristik (Migdley; 2005)

1. Proses pembangunan sosial terkait dengan pembangunan ekonomi.

2. Memiliki fokus yang interdisiplin, di mana ia menggambarkan sudut pandang dari


beragam ilmu sosial.

3. Menunjukkan sebagai proses.

4. Proses perubahannya bergerak maju secara alami.

5. Proses pembangunan sosial bersifat intervensionis.

6. Memiliki strategi yang beragam.

7. Menekankan pada populasi sebagai suatu kesatuan (cakupannya bersifat universal


atau inklusif).

8. Bertujuan mempromosikan atau mendukung terwujudnya kesejahteraan sosial.

Pembangun social tidak bisa dilepaskan dari pembangunan karakter. Ini


melingkupi peningkatan keterampilan. Pembangunan social harus diiringi dengan
pembangunan pembangunan Psikologis, dalam sosiologi, politik, ekonomi, dan terus
melakukan pengkajian pada pembangunan social yang lebih moderen
BAB III

PEMBAHASAN

Tujuan dari kebijakan pembangunan sosial adalah meningkatkan mutu


kesejahteraan masyarakat, baik melalui kebijakan di aspek sosial maupun aspek lain
misalnya teknologi dan sumber daya ekonomi sebagai penopang. Sejak terjadi perubahan
politik, perhatian pemerintah yang sudah berganti-ganti sangat terfokus pada
penyelematan ekonomi dan program subsidi untuk orang miskin.

Tuntutan Global Kepada Pemerintah untuk Melaksanakan Pembangunan Sosial

Dunia Internasional mengatakan bahwa seluruh negara yang tidak dalam keadaan
krisis dituntut untuk menaruh perhatian pada pembangunan sosial. Mengapa? Karena
pembangunan sosial adalah juga membangun kesiapan bangsa ini bertahan dan
membangun. Kecakapan pembangunan bukan hanya masalah penguasaan teknologi. Suatu
bangsa harus mempunyai kemampuan mengelola sumber daya yang terbatas, harus
inovatif di tengah keterbatasan dan persaingan.

Dalam hal ini, jelas terlihat dampak globalisasi pada bidang pembangunan social.
Suatu Negara dituntut untuk melakukan upaya kesejahteraan masyarakat dari aspek-aspek
yang telah ditentukan oleh tokoh pembangunan social dunia, yang meliputi kebijakan
dalam sektor pendidikan, kesehatan, perumahan, ketenagakerjaan, jaminan sosial dan
penanggulangan kemiskinan.

Standarisasi pembangunan social yang diusung oleh global memancing pemerintah


untuk dapat menyamakan strandar yang ada di dalam negri dengan global. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah secara tidak langsung untuk bias mendapatkan pengakuan dari
dunia global bahwa Negara Indonesia bisa bersaing dengan Negara lain, dan mengikuti
stradarisasi internasional. Seperti pendekatan medernisasi pada Negara berkembang

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sudah lama diterapkan di Indonesia.


Namun, Pemerintah dianjurkan memperbaiki konsep dan mekanisme pelaksanaan sistem
kesejahteraan sosial yang sudah ada seperti jamsostek dan subsidi untuk orang miskin, dan
meningkatkan prosentasinya dalam anggaran. Perbaikan bukan hanya dilihat dari aspek
“delivery”, tetapi juga aspek lain, seperti memperkuat kohesi sosial, meningkatkan
interaksi dengan dan kepercayaan terhadap pemerintah, memperbaiki sosial kelompok
sasaran, dan sebagainya.

Melihat keberjalanan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia yang


sudah berlangsung puluhan tahun, dengan berbagai perubahan konsep yang pada intinya
adalah tentang asuransi social tenaga kerja memperlihatkan respek yang positif dari
masyarakat. Program asuransi tenaga kerja yang telah berlangsung selalu di evaluasi oleh
berbagai pihak pada bidangnya dan menjadikannya berkembang dengan berbagai konsep
yang dirancang

Dari evaluasi yang terus dilakukan menunjukan bahwa program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja ini sangat diberikan apresiasai oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat yang
mengatakan tidak merasa cocok dengan program ini. Alasannya jalas karena ini
menyangkut pada ekonomi dan jasa yang telah mereka lakukan. Hal yang menjadi
pertimbangan hanyalah implementasi program yang dianggap masih terdapat diskriminasi.
Contoh, untuk program asuransi pada tingkatan karyawan berbada dan tidak sebanding
dengan pendapatan, atau sebagainya.

Yang terpenting adalah isu globalisasi pada pembangunan social melalui program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia mendapatkan renpek positif dan membangun.
Karena selain Indonesia lebih condong menganut pada perfektif pembangunan
modernisasi, Indonesia juga merupakan Negara berkembang yang masih terus berupaya
untuk meningkatkan kesejahteraan social masyarakat dengan berbagai konsep yang
dianggap baik untuk bisa diterapkan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai