PENDAHULUAN
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 1
anesthesia; (3) dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang reversible atau
ireversibel; (4) tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan fisik
dan psikis. 2
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Defenisi
Sinonim obat Antipsikotik yaitu Psikotropika, Psikofarmaka, Psycho-active
Drugs, Psychotherapeutic drugs.
Antipsikotik adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi psikis tertentu
tanpa mempengaruhi fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal. Obat
ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat pula menghilangkan atau
mengurangi gangguan jiwa seperti impian dan berkhayal (halusinasi) serta
menormalkan perilaku yang tidak normal. Obat antipsikotik terutama digunakan
pada gangguan psikosis misalnya pada skizofrenia.3
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 3
2.3 Mekanisme Kerja Antipsikosis
Semua psikofarmaka bersifat lipofil dan mudah masuk ke cairan cerebrospinal
dan obat-obat ini melakukan kegiatannya secara langsung secara langsung
terhadap saraf otak.
Antipsikotik mengahambat (agak) kuat Reseptor Dopamin (D2) di system
limbik otak dan di samping itu juga menghambat Reseptor D1/ D4, α1, α2-
adrenergic,Serotonin, Muskarin,dan Histamin. Riset baru mengenai otak telah
menunjukkan bahwa Blokade-D2 saja tidak selalu cukup untuk menanggulangi
skizofrenia secara efektif.
Keb rfuuuuuuuuufanyakan antipsikotik golongan tipikal mempunyai afinitas
tinggi dalam menghambat reseptor Dopamin 2, hal inilah yang diperkiran
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat.Golongan Antipsikosi Tipikal
umumnya hanya berespon untuk gejala positif.
Obat golongan Atipikal pada umumnya mempunyai afinitas yang lemah
terhadap Dopamin 2, selain itu juga memiliki afinitas terhadap reseptor Dopamin
4, Serotonin, Histamin, reseptor muskarinik, dan reseptor alfa aderenergik.
Golongan antipsikosis Atipikal efektif untuk gejala positif ( seperti bicara kacau,
halusinasi, waham) maupun gejala negatif ( miskin kata- kata, afek yang datar,
menarik diri dari lingkungan, inisiatif menurun) pada pasien skizofrenia. Obat
atipikal ini mempunyai risiko gejala ekstrapiramidal yang lebih sedikit
dibandingkan antipsikotik tipikal.5
a. Absorbsi
Pada umumnya obat antipsikotik di absorbsi bila diberikan peroral atau parenteral.
Absorbsi pemberian oral kurang dapat diprediksi jumlahnya bila dibandingkan
dengan pemberian parenteral. Obat dalam bentuk cairan diabsorbsi lebih cepat
daripada tablet. Puncak konsentarsi plasma obat- obat antipsikotik dicapai 1-4 jam
setelah pemberian oral dan 30- 60 menit setelah pemberian intra muskulus (IM).
Obat- obat IM mencapai konsentrasi puncak lebih cepat dari pada obat-obat oral.
Onset kerjanya juga lebih cepat. Konsentrasi puncak sebagian besar anti psikotik
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 4
IM dicapai dalam waktu ± 30 menit dan efek klinik terlihat dalam 15-30 menit.
Konsentrasi puncak plasma pada peberian oral dicapai dalam 1-4 jam setelah
pemberian. Obat- Obat antasida, kopi, rokok, dan makanan dapat mempengaruhi
absorbsi.
b. Distribusi
Sebagian besar obat antipsikotik tipikal di metabolism di hepar dan terjadi melalui
konjugasi dengan asam glukorinat, hidrosilasi, oksidasi, demetilasi, dan
pembentukan sulfoksida. Sebagian besat antipsikotik tipikal di metabolism oleh
isoenzim P450 (CYP) 2D6 dan CYP 3A. Karena isoenzim yang sama juga
memetabolisme sejumlah obat yang digunakan dalam kombinasi dengan
antipsikotika, sejumlah interaksi dapat terjadi. Pada masing- masing pasien
terdapat perbedaan yang substansial dalam kemampuan absorbs distribusi, dan
metabolism obat dan kondisi dapat mempengaruhi dosis obat. Obat- obat anti
psikotik diekskresikan melalui ginjal.
Clozapine
a. Farmakokinetik
Absorbsi : Clozapine hanya tersedia dalam bentuk preparat oral
konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 2 jam pemberian oral.
Waktu paruh eliminasi 10-16 jam.
Distribusi : volume distribusi clozapin lebih rendah.
Metabolisme dan Eliminasi : Metabolisme utama di liver dan GIT.
Bioavabilitas absolute (persentase clozapin yang mencapai sirkulasi
sistemik yang tak mengalami perubahan) setelah pemberian oral oral
sekitar 27%- 47%. Ada dua bentuk metabolit (setelah demetilasi dan
oksidasi) yaitu N- demethyl dan N-Oxide. Kedua metabolit ini
dikeluarkan dengan cepat. Sekitar 80% clozapine yang diberikan
ditemukan dalam urine dan feses dalam bentuk metabolitnya.
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 5
Olanzapine
a. Farmakodinamik
b. Farmakokinetik
Quetiapine
a. Farmakodinamik
b. Farmakokinetik
Risperidone
a. Farmakodinamik
Merupakan derivat dari binzisoxazole mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap reseptor serotonin 5HT2 dan aktivitas menengah terhadap
dopamine (D2) , alfa1 dan alfa 2 adrenergik dan dan reseptor histamin.
Aktivitas antipsikotik diperkirakan melalui hambatan terhadap reseptor
serotonin dan dopamine.
b. Farmakokinetik
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 6
2.6 Cara Penggunaan dan Pengaturan Dosis
a. Cara Penggunaan
Pada dasarnya semua obat anti psikotik mempunyai efek primer( efek
klinis yang sama pada dosis eqivalen, perbedaan terutama pada efek
sekunder ( efek samping): Sedasi, otonomik, ektrapiramidal).
Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Pergantian obat di sesuaikan dengan
dosis eqivalen.
Apabila obat antipsikosis tidak menunjukkan respon klinis setelah dosis
optimal dan waktu yang sudah memadai maka ganti dengan obat
antipsikosis lainnya yang beda golongan.
Apabila gejala negative lebih menonjol dari gejala positif pada pasien
skizofrenia pemberian obat antipsikosis atipikal perlu dipertimbangkan.
Khususnya pada pasien yang tidak dapat mentolerir gejala ekstrapiramidal.
b. Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:
Onset efek primer (efek klinis) : 2-6 jam
Onset efek sekunder ( efek samping) : sekitar 2- 4 minggu
Waktu paruh 12-24 jam ( pemberian obat 1- 2x per hari)
Dosis pagi lebih rendah dan malam lebih besar untuk menghindari
efek samping sehingga tidak mengganggu kualitas hidup pasien.
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 7
phenidine. Oleh karena itu pemberian antipsikosi + antiparkinsom, bila sudah tiba
waktunya hentikan terlebih dahulu anti psikosis kemudian antiparkinsom.1
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 8
2.10 Efek Samping
a. Gejala Ektrafiramidal
1. Parkinsonism :
Gejala penyakit Parkinson yaitu daya gerak berkurang, berjalan langkah demi
langkah, dan kekauan anggota tubuh, kadang-kadang tremor tangan dan keluar
liur berlabihan. Gejala lainnya adalah rabbit syndrome yaitu mulut membuat
gerakan mengunyah, mirip kelinci, yang dapat setelah beberapa minggu atau
bulan. Terutama pada dosis tinggi dan lebih jarang pada obat dengan kerja
antikolinergis.Insidensinya 2-10 %.
2. Distonia Akut
Yaitu kontraksi otot muka dan tengkuk, kepala miring, gangguan menelan,
sukar bicara dan kejang rahang. Guna menghindarkannya dosis harus dinaikkan
dengan perlahan, atau diberikan anti kolinergik sebagai profilaksis.
3. Akathisia
Yakni selalu ingin bergerak tidak mampu duduk diam tanpa menggerakkan
kaki, tangan, atau tubuh. Ketiga efek di atas dapat dikurangin dengan
mengurangi dosis dan dapat diobati dengan anti kolinergik. Akathisia juga
dapat diatasi dengan propranololatau benzodiazepine.
4. Dyskinesia Tarda
Yakni gerakan abnormal tidak disadari, khususnya otot-otot muka dan mulut
(menjulurkan lidah)yang dapat permanen.Gejala ini sering muncul setelah 0,5-
3 tahundan berkaitan antara lain dengan dosis kumulatif (total) yang telah di
berikan.Efek samping ini meningkat pada penggunaan lama dan tidak
tergantung dosis dan sering terjadi pada lansia.Pemberian vitamin E
mengurangi efek samping ini.
b.galaktorrea
c. sedasi
d. hipotensi ortostatis:
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 9
e.efek antikolinergis: mulut kering penglihatan buram,
g. gejala penarikan 3
2.11 Kontraindikasi
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Antipsikotik
Pembimbing: dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ(K) Page 12