Oleh
Izza ilfina, Jhoel karnaen, Desirata
Melyana, Kevin edro ,Aprita, Tri Fitria
1
telah dating pasien laki – laki usia 2 thn, dating dengan
:
Keluhan Utama : Perut membesar
Hal ini dialami OS sudah 2 hari saat masuk RS. BAB (+),
flatus (+). OS sebelumya sudah di rawat di rumah sakit
lain dan di rujuk dengan diagnosa ileus obstruktif. BAB
mencret 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
benjolan di inguinal +/- 2 bulan ini, benjolan bersifat
hilang timbul. Tetapi 2 minggu ini benjolan menetap.
Muntah (-).
Riwayat imunusasi :
Hepatitis B : 4 kali (0,2,3,4 bulan)
Polio : 4 kali (0,2,3,4 bulan)
BSG : 1 kali (0-2 bulan)
DPT : 3 kali (2,3,4 bulan )
RPT : -
RPO : -
3
Status Generalisata
• Kepala & Leher : Tidak dijumpai kelainan
• Thoraks : Tidak dijumpai kelainan
• Abdomen : Status Lokalisata
• Genitalia : Laki-Laki, Tidak Dijumpai
Kelainan
• Ekstremitas : Tidak Dijumpai Kelainan
4
STATUS LOKALISATA
• Abdomen
Inspeksi : distensi (+),
Palpasi : Nyeri tekan (+), defans
muskular(+),
Perkusi : Tympani
Auskultasi : peristaltic (+) meningkat
RT : perineum biasa, TSA ketat,
mukosa licin, tidak teraba massa
ampula recti berisi feses cair.
ST: feses (+), lendir darah (-)
5
Foto Klinis
6
Radiology
cxr kesan : Tidak dijumpai kelainan pada cor dan pulmo
abdomen :
7
LABORATORIUM
• WBC/HCT/HB/PLT : 11.18/28.9/9,2/499
• Na/K/Cl :140,00/2,60/105,00
• Glukosa adrandom : 89.00
• Ureum/Creatinin :27,00/0,53
• Albumin :2.00
8
Diagnosis
9
Tatalaksana
• Puasa
• IVFD RL 30 gtt/ Mikro
• Insersi NGT
• Insersi Kateter inisial UOP 50 cc (Kuning Jernih)
• Foto thorax
• Foto abdomen supine
• Inj. Diazepam 1.1 mg
• Pasien dipastikan bokong lebih tinggi dari kepala
selama 1 x 24 jam/ hari
• Rawat diruangan
10
Foto Durante Operasi
11
FOLLOW UP
Pemeriksaan Fisik
12
STATUS GENERALISATA
Konj. Palpebra inferior anemis (-). Konj. Palpebra inferior anemis (-).
Mata
Ikterik (-) Ikterik (-)
13
Abdomen I : distensi (+) I : distensi (+)
P : Soepel P : Soepel
P : Timpani P : Timpani
A : Peristaltik (+) meningkat A : Peristaltik (+) meningkat
Pemeriksaan DR :
penunjang HB/Ht/WBC/PLT:
9,2/28,9/11.18/499.000
14
(L) HIL + anemia + (L) HIL + anemia +
Diagnosa hipoalbuminemia + hipoalbuminemia +
hipokalemia hipokalemia
Terapi Posisi trendelenburg Posisi trendelenburg
Inj. Diazepam 1,1 mg/ 24 jam Inj. Diazepam 1,1 mg/ 24 jam
Inj. aminofluid 250 cc / 24 jam
Inj. Cefotaxim 500 mg/ 12 jam
Paracetamol drips 150 mg/ 8
jam
Puasa
15
Hari rawatan 3 bedah anak Hari rawatan 4 bedah anak
Pemeriksaan Fisik
16
STATUS GENERALISATA
Konj. Palpebra inferior anemis (+). Konj. Palpebra inferior anemis (+).
Mata
Ikterik (-) Ikterik (-)
17
I : distensi (+) I : distensi (+) berkurang
P : Soepel, pekak hati tampak bekas luka kesan
menghilang kering.
P : hypertimpani P : Soepel
Abdomen A : Peristaltik (+) meningkat P : Timpani
A : Peristaltik (+) melemah
18
Pemeriksaan penunjang
(L) HIL + anemia +
Post herniotomy+ anemia
Diagnosa hipoalbuminemia +
+hipoalbuminemia
hipokalemia
Terapi IVFD RL 30 gtt / I (micro) Diet M1
Inj. Aminofluid 250 cc / 24 jam IVFD RL 30 gtt / I (micro)
Inj. Cefotaxim 500 mg/ 12 jam Inj. Cefotaxim 500 mg/ 12 jam
Paracetamol drips 150 mg/ 6 Paracetamol drips 150 mg/ 6
jam jam
Puasa
19
Hari rawatan 5 bedah anak Hari rawatan 6 bedah anak
Anamnesa Nyeri bekas operasi (+) Nyeri bekas operasi (+) berkurang
Pemeriksaan Fisik
20
STATUS GENERALISATA
Konj. Palpebra inferior anemis (-). Konj. Palpebra inferior anemis (-).
Mata
Ikterik (-) Ikterik (-)
21
I : distensi (-) , luka operasi I : distensi (-), luka operasi
tertutup verban kesan kering tertutup verban kesan kering
Abdomen P : Soepel P : Soepel
P : Timpani P : Timpani
A : Peristaltik (+) A : Peristaltik (+)
Sup: akral hangat, oedema (-), Sup: akral hangat, oedema (-),
CRT <3”, pulse 90x/I, T/V cukup CRT <3”, pulse 96x/I, T/V cukup
Extremitas
Inf : akral hangat, oedema (-), Inf : akral hangat, oedema (-),
CRT <3” CRT <3”
DR :
HB/Ht/WBC/PLT: 22
Pemeriksaan penunjang -
Diagnosa Post herniotomy Post herniotomy
23
Terimakasih
24