Anda di halaman 1dari 3

Kamis 24 Agustus 2017, 10:47 WIB

Sejarah Istilah Saracen yang Populer di Masa Perang Salib


Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews

Pejuang muslim Arab yang disebut pejuang Eropa dengan istilah Saracen (Devian Art)
FOKUS BERITA:Sindikat Saracen Penyebar Isu SARA
Jakarta - Sebuah kelompok penyebar isu berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
menamai diri mereka sebagai Saracen. Sindikat ini bahkan kerap menyebarkan proposal ke
sejumlah pihak dan menyatakan bisa menebar isu bernuansa SARA.

Puluhan juta rupiah mereka ajukan kepada pihak tertentu yang mengatasnamakan diri Saracen.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Faril Imran mengatakan kelompok
Saracen adalah buzzer yang dibayar untuk menyebarkan ujaran kebencian (hate speech)
bernuansa SARA hingga berita hoax. Mereka memiliki pengikut hingga ratusan ribu akun.

Polisi belum menyebutkan alasan kelompok ini memakai nama Saracen. Nama ini sebetulnya
memiliki sejarah panjang meski sebetulnya belum tercatat siapa yang pertama kali menamakan
diri sebagai Saracen.

Pada Abad Pertengahan, seorang penulis dari Cambridge University, Inggris, bernama Simon
Ockley menulis tentang sejarah Saracen. detikcom mengutip dari buku tersebut yang berjudul
The History of Saracens, yang ditulis pada 1711 dan 1718, Kamis (24/8/2017). Ockley hanya
bercerita tentang orang-orang yang disebut sebagai Saracen.

"Awal mula (kisah) kekaisaran Saracen diwariskan kepada kita oleh masa penulis-penulis
Yunani," tulis Ockley.

Dia juga menyebutkan asal-muasal Saracen masih perlu diteliti lebih lanjut karena banyak hal
yang meragukan. Saracen juga disebut banyak menundukkan pemerintah lain dan
memperkenalkan 'wajah baru'.

Secara umum, Ockley memaknai Saracen sebagai orang-orang Arab pengikut Nabi
Muhammad. Ockley menulis nama Muhammad dengan 'Mahomet'.

Pada sebuah bab, Ockley juga menuliskan tentang Islam yang merupakan agama bagi pengikut
Nabi Muhammad. Ockley juga memaparkan agama yang dianut orang Arab atau Saracen
berasal dari Ibrahim dan putranya, Ismail.

Ada pula pendapat bahwa Saracen berasal dari bahasa Yunani. Pelafalan Saracen juga mirip
dengan bahasa Arab, Syarqiyyin, yang berarti 'orang-orang Timur'.

Pada Abad Pertengahan, Saracen dipakai oleh orang Kristen di Eropa untuk menyebut orang
Islam. Konotasi dari Saracen bagi penganut Kristen di Eropa pun banyak dipengaruhi kisah-
kisah Perang Salib. Dalam Perang Salib, ada pula nama Salahuddin Al Ayyubi atau Saladin.

Kembali ke buku yang ditulis Ockley, dia juga menceritakan tentang para Khalifah (Caliph). Ada
kisah tentang Khalifah Ustman (Othman) yang juga disebutnya sebagai Saracen.

Di Inggris, tempat asal Ockley, orang Islam mulai tinggal dan menjalankan ajaran agamanya
secara terbuka pertama kali pada abad ke-16. Penyebab kehadiran umat Islam di Inggris
adalah pengucilan Ratu Elizabeth dari Katolik Eropa.

Paus Pius V secara resmi mengucilkan Sang Ratu pada 1570. Hal inilah yang menjadikan Ratu
bertindak di luar perintah Paus. Kala itu Paus melarang perdagangan antara Kristen dan kaum
muslimin.

Sebelum pemerintahan Elizabeth, banyak orang Inggris tak tahu apa itu Islam. Mereka masih
menyebutnya sebagai 'Saracen'. Kata-kata 'Islam' atau 'muslim' baru secara resmi diserap ke
bahasa Inggris pada abad ke-17 atau sekitar seabad sebelum Ockley menulis buku 'The History
of Saracen'. (bpn/fjpKamis 24 Agustus 2017, 10:47 WIB
Sejarah Istilah Saracen yang Populer di Masa Perang Salib
Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews

Pejuang muslim Arab yang disebut pejuang Eropa dengan istilah Saracen (Devian Art)
FOKUS BERITA:Sindikat Saracen Penyebar Isu SARA
Jakarta - Sebuah kelompok penyebar isu berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
menamai diri mereka sebagai Saracen. Sindikat ini bahkan kerap menyebarkan proposal ke
sejumlah pihak dan menyatakan bisa menebar isu bernuansa SARA.

Puluhan juta rupiah mereka ajukan kepada pihak tertentu yang mengatasnamakan diri Saracen.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Faril Imran mengatakan kelompok
Saracen adalah buzzer yang dibayar untuk menyebarkan ujaran kebencian (hate speech)
bernuansa SARA hingga berita hoax. Mereka memiliki pengikut hingga ratusan ribu akun.

Polisi belum menyebutkan alasan kelompok ini memakai nama Saracen. Nama ini sebetulnya
memiliki sejarah panjang meski sebetulnya belum tercatat siapa yang pertama kali menamakan
diri sebagai Saracen.

Pada Abad Pertengahan, seorang penulis dari Cambridge University, Inggris, bernama Simon
Ockley menulis tentang sejarah Saracen. detikcom mengutip dari buku tersebut yang berjudul
The History of Saracens, yang ditulis pada 1711 dan 1718, Kamis (24/8/2017). Ockley hanya
bercerita tentang orang-orang yang disebut sebagai Saracen.

"Awal mula (kisah) kekaisaran Saracen diwariskan kepada kita oleh masa penulis-penulis
Yunani," tulis Ockley.
Dia juga menyebutkan asal-muasal Saracen masih perlu diteliti lebih lanjut karena banyak hal
yang meragukan. Saracen juga disebut banyak menundukkan pemerintah lain dan
memperkenalkan 'wajah baru'.

Secara umum, Ockley memaknai Saracen sebagai orang-orang Arab pengikut Nabi
Muhammad. Ockley menulis nama Muhammad dengan 'Mahomet'.

Pada sebuah bab, Ockley juga menuliskan tentang Islam yang merupakan agama bagi pengikut
Nabi Muhammad. Ockley juga memaparkan agama yang dianut orang Arab atau Saracen
berasal dari Ibrahim dan putranya, Ismail.

Ada pula pendapat bahwa Saracen berasal dari bahasa Yunani. Pelafalan Saracen juga mirip
dengan bahasa Arab, Syarqiyyin, yang berarti 'orang-orang Timur'.

Pada Abad Pertengahan, Saracen dipakai oleh orang Kristen di Eropa untuk menyebut orang
Islam. Konotasi dari Saracen bagi penganut Kristen di Eropa pun banyak dipengaruhi kisah-
kisah Perang Salib. Dalam Perang Salib, ada pula nama Salahuddin Al Ayyubi atau Saladin.

Kembali ke buku yang ditulis Ockley, dia juga menceritakan tentang para Khalifah (Caliph). Ada
kisah tentang Khalifah Ustman (Othman) yang juga disebutnya sebagai Saracen.

Di Inggris, tempat asal Ockley, orang Islam mulai tinggal dan menjalankan ajaran agamanya
secara terbuka pertama kali pada abad ke-16. Penyebab kehadiran umat Islam di Inggris
adalah pengucilan Ratu Elizabeth dari Katolik Eropa.

Paus Pius V secara resmi mengucilkan Sang Ratu pada 1570. Hal inilah yang menjadikan Ratu
bertindak di luar perintah Paus. Kala itu Paus melarang perdagangan antara Kristen dan kaum
muslimin.

Sebelum pemerintahan Elizabeth, banyak orang Inggris tak tahu apa itu Islam. Mereka masih
menyebutnya sebagai 'Saracen'. Kata-kata 'Islam' atau 'muslim' baru secara resmi diserap ke
bahasa Inggris pada abad ke-17 atau sekitar seabad sebelum Ockley menulis buku 'The History
of Saracen'. (bpn/fjp

Anda mungkin juga menyukai