Anda di halaman 1dari 2

VULNUS

No. Dokumen : 52.02/ PKM-Pry/3.3.4.47


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 2 Januari 2019
Halaman : 1/3
UPTD BLUD H.MuslimTasim,S.Kep.Ners
NIP.19731231 199303 1 031
PUSKESMAS PRAYA
1. Pengertian Vulnus adalah diskontinuitas jaringan, dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
akibat yaitu trauma, meliputi luka robek (laseratum), luka lecet (axcoriasi), luka
tusuk (punctum), luka sayat (scissum/ insiyum), luka tembak (schlopetorum),
luka gigitan (morsum), luka tembus (perforatum), luka terpotong (amputatum),
luka bakar (combustion), luka robek (laserasi), luka akibat gesekan (abrasi),
luka akibat tarikan (avulsi) dan pembedahan.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah–langkah untuk penanganan dan tindak lanjut vulnus

3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 75


Tahun 2019 Tentang Pelayanan Medis
2. Surat Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 76
Tahun 2019 Tentang Penanganan Pasien Beresiko Tinggi
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Mencuci tangan dan memakai APD
3. Melakukan anamnesis:
a. Terjadi trauma
b. Ada jejas
c. Memar
d. Bengkak
e. Nyeri
f. Rasa panas didaerah trauma.
4. Melakukan pemeriksaan fisik:
a. Inspeksi
1) Adanya kerusakan jaringan didaerah trauma
2) Ada perdarahan
3) Edema sekitar area trauma
4) Melepuh
5) Kulit warna kemerahan sampai kehitaman.
b. Palpasi:
Nyeri tekan, atau anestesi.
5. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
6. Petugas memberikan penatalaksanaan kepada pasien
a. Pertama dilakukan anestesi lokal sesuai letak luka, serta keadaan
penderita
b. Luka dan sekitar luka dibersihkan dengan antiseptik. Bahan yang dapat
dipakai adalah larutan yodium povidon 1% dan larutan klorheksidin ½%,
larutan yodium 3% atau alkohol 70% hanya digunakan untuk membersih
kulit disekitar luka.
c. Kemudian daerah disekitar lapangan kerja ditutup dengan kain steril dan
secara steril dilakukan kembali pembersihan luka dari kontaminasi secara
mekanis, misalnya pembuangan jaringan mati dengan gunting atau pisau
dan dibersihkan dengan bilasan, atau guyuran NaCl.
d. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka ditutup
dengan bahan yang dapat mencegah lengketnya kasa, misalnya kasa yang
mengandung vaselin atau salep antibiotic ditambah dengan kasa penyerap
dan di plester atau perban.
7. Rujukan tingkat lanjut segera jika diperlukan penanganan lanjutan
8. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

6. Diagram Alir -
7. Dokumen Terkait 1. Rekam Medik
2. Formulir persetujuan tindakan
3. Formulir penolakan tindakan
8. Unit Terkait 1. Ruang UGD

Anda mungkin juga menyukai