Anda di halaman 1dari 52

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE

PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN


SUPERVISOR)
ESKALATOR (SSLE)

MODUL
SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI
COBA LIFT DAN ESKALATOR

2006

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

KATA PENGANTAR

Modul ini membicarakan mengenai Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift &
Eskalator yang merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus
dikuasai oleh Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor)
Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.

Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup
banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
dirasakan telah memenuhi dari cukup.

Masukan-masukan demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan dan


terima kasih atas koreksi dan masukannya.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
i
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
ii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site


Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan
Eskalator (SSLE)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan
ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan
dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :


1. Menerapkan sistem manajemen K3.
2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.
3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.
4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.
5. Menjelaskan Instalasi Daya Kendali dan Proteksi
6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.
7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.
8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.
9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.
10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.
11. Mengendalikan proyek (PDCA).
12. Membuat teknik pelaporan.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
iii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE – 08 TEKNIK PEMERIKSAAN DAN UJI


COBA LIFT DAN
ESKALATOR

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul, peserta mampu menjelaskan teknik pemeriksaan dan
uji coba sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan pemasangan lift dan ekskalator sesuai peraturan yang berlaku sehingga
layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menjelaskan prosedur kerja
2. Menjelaskan pengujian alat pengaman
3. Menjelaskan pengujian unjuk kerja
4. Menjelaskan penilaian (auditing)

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
iv
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. vi
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vii
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... viii

BAB I PROSEDUR KERJA ....................................................... 1


1.1 RUANG
LINGKU
P..................................................... 1
1.2
....................................................... MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 JENIS
RIKSA
UJI .................................................. 2
1.4
....................................................... SYARAT-SYARAT PE
BAB II PENGUJIAN ALAT PENGAMAN ............................................. 4
BAB III PENGUJIAN UNJUK KERJA ................................................... 5
3.1 KAMAR
MESIN ............................................ 5
3.2 RUANG
LUNCU
R .................................................... 8

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
v
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

3.3 LEKUK
DASAR
(Pit) ................................................ 9
3.4 PINTU-
PINTU
LANTAI .......................................... 10
3.5
....................................................... KERETA LIFT DAN LU
3.5.1 Kereta
Lift .................................................. 12
3.5.2
....................................................... Kapasitas dan Luas Lan
3.6 TALI BAJA ....................................................... 15
3.7 PERLENGKAPAN
PENGA
MAN ............................................... 17
3.7.1 Pesawat
pengam
an
kereta
(car
safety
device) ........................................... 17
3.7.2 Sakelar-
sakelar
Pembat
as (Limit
Switche
s) .................................................... 19
3.7.3
....................................................... Penyangga / Peredam
3.8 LUANG LARI (Runby)................................................. 21
3.9 PERALATAN TANDA
BAHAY
A..................................................... 22

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
vi
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

BAB IV PENILAIAN (AUDITING) .......................................................... 23


4.1. PERSIAPAN ....................................................... 23
4.2. UJI COBA PESAWAT
LIFT................................................ 23
4.3. URUTAN TINDAKAN
MENJAL
ANKAN
LIFT................................................ 25
4.4. MENCOBA JALANKAN LIFT
D
E
N
G
A
N

K
E
C
E
P
A
T
A
N


I
N
S
P
E
C
T
I

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
vii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

O
N

S
P
E
E
D

2
6
4.5. UJI COBA KECEPATAN
PENUH
(FULL
SPEED) .......................................... 26
4.6. UJI COBA PESAWAT

PENGA

MAN

(Safety

Device) ........................................... 27

RANGKUMAN ............................................................................................. 29

LAMPIRAN
Lampiran 1

D
a
t
a

T
e

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
viii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

k
n
i
s

d
a
n

H
a
s
i
l

U
j
i

3
0
Lampiran 2 Laporan Pengujian

3
3

Lampiran 3 Bentuk Tanda Teruji

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
ix
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

HAND OUT

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
x
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR
(SSLE)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas


Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
(SSLE) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi
Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus
Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-


masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu
susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka


berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan
(Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xi
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

DAFTAR MODUL

Pengawas Lapangan (Site Supervisor)


Jabatan Kerja :
Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)

2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional

3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal

4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal

7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator


Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift
8 SSLE – 08
dan Eskalator
9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator

10 SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya

11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA)

12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

PANDUAN INSTRUKTUR

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE


SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT
DAN ESKALATOR (SSLE)

KODE MODUL : SSLE - 08

JUDUL MODUL : TEKNIK PEMERIKSAAN DAN UJI COBA LIFT


DAN ESKALATOR

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Prosedur


kerja, Pengujian alat pengaman, Pengujian
unjuk kerja, Penilaian (auditing) untuk pelatihan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor)
Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xiii
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan  Mengikuti penjelasan TIU OHT


instruksional umum(TIU) dan dan TIK dengan tekun dan
Tujuan instruksional khusus aktif
(TIK)  Mengikuti penjelasan
 Menjelaskan maksud dan maksud dan tujuan teknik
tujuan teknik pemeriksaan dan pemeriksaan dan uji coba
uji coba lift dan eskalator. lift dan eskalator.
 Menjelaskan pengertian teknik  Mengikuti penjelasan
pemeriksaan dan uji coba lift pengertian teknik
dan eskalator. pemeriksaan dan uji coba
lift dan eskalator.
Waktu : 5 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

2. Ceramah : Bab II, Prosedur


kerja

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan
Prosedur kerja. instruktur dengan tekun
dan aktif.
Waktu : 25 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

3. Ceramah : Bab III, Pengujian


alat pengaman

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan
Pengujian alat pengaman instruktur dengan tekun
dan aktif.
Waktu : 20 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

4. Ceramah : Bab IV, Pengujian


unjuk kerja

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan
Pengujian unjuk kerja instruktur dengan tekun
dan aktif.
Waktu : 20 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xiv
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab V, Penilaian


(auditing)

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan
Penilaian (auditing). instruktur dengan tekun
dan aktif.
Waktu : 20 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xv
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

BAB I
PROSEDUR KERJA

1.1 RUANG LINGKUP

Untuk memperlancar pemakaian instalasi pesawat lift serta untuk


mengurangi risiko akibat perubahan yang mungkin timbul selama
pemakaiannya pada gedung bertingkat, perlu ditetapkan standar
pemeriksaan dan pengujian.

Tulisan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan


dengan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pembuatan,
pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pemakaian, perubahan dan
perawatan suatu instalasi lift.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi pesawat lift ini bersendi pada segi-
segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang melindungi tenaga kerja
dan orang ramai dari sumber-sumber bahaya yang mungkin timbul dari
pesawat lift baik selama dipasang, diperiksa, diuji, digunakan, dirubah
atau dirawat, sehingga dapat dicapai sasaran yaitu: melindungi tenaga
kerja, penggunaan peralatan, serta lingkungan dari kemungkinan terjadi
kerusakan atau kegagalan yang dapat menimbulkan kecelakaan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelajaran pemeriksaan dan pengujian instalasi pesawat lift


adalah memberi pedoman kepada siapapun yang memerlukan dalam
melaksanaan perencanaan, pembuatan, pemasangan, perawatan,
pemeriksaan, perubahan teknis sehingga sesuai standar operasi
penggunaan pesawat.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

1.3 JENIS RIKSA UJI

Pemeriksaan dan pengujian terhadap pesawat lift dibagi dalam 3 (tiga)


jenis yaitu:
a. Pemeriksaan dan pengujian awal terhadap instalasi yang baru
selesai dipasang.
b. Pemeriksaan dan pengujian ulang sekurang-kurangnya satu kali
setahun.
c. Pemeriksaan dan pengujian khusus karena pada pesawat telah
diadakan reparasi, perubahan teknis dan nyata-nyata dianggap perlu.

1.4 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Setiap instalasi pesawat yang baru selesai dipasang, atau direparasi,


atau diadakan perubahan teknis, sebelum dipakai harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian. Tujuan dari pemeriksaan dan pengujian ini
ialah untuk meyakinkan bahwa pesawat lift yang bersangkutan betul-
betul berfungsi dengan aman dan mencapai kinerja (performance)
sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan pemeriksaan biasa disebut inspektur. Dia harus tanggap


dengan kelengkapan peralatan yang dipasang sesuai dengan spesifikasi
teknis.

Pelaksanaan pemeriksaan selama pengujian instalasi lift harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemeriksa atau penguji harus memakai pakaian kerja berlengan


pendek, bersepatu yang tidak mudah tergelincir, siap dengan lampu
senter model saku, pensil dan buku catatan, serta membawa palu
karet.

b. Pemeriksa tidak boleh memakai jam tangan, cincin atau sejenisnya,


dan tidak berdasi (dasi dilepas, lengan panjang digulung).

c. Pemeriksa sebaiknya menggunakan sarung tangan khusus, dimana


saat tertentu diperlukan.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

d. Waktu bertugas di atas atap kereta, usahakan salah satu tangan


harus berpegang pada bagian rangka kereta yang aman atau pagar
railing.

e. Sebelum bagian-bagian alat listrik diperiksa, aliran listrik ke bagian


yang diperiksa harus dimatikan dan pada sakelarnya harus diberi
tanda peringatan bahwa lift sedang diperiksa.

f. Perhatikan; harus tersedia sarana kendali di atas kereta antara lain


tombol untuk menggerakkan kereta bergerak ke atas dan ke bawah
dengan kecepatan rendah (inspection speed) 0,5 m/s, tombol stop
darurat (emergency stop switch) yang dapat memberhentikan kereta
dalam keadaan darurat dan lampu penerangan yang berpelindung.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

BAB II
PENGUJIAN ALAT PENGAMAN

Peralatan pengaman utama pada lift ialah :

1. Sebuah alat pengindra dan pembatas kecepatan (governor) yang


mengatur bekerjanya alat pengaman kereta (car safety device) apabila
kecepatan kereta melampaui batas yang ditentukan dilengkapi dengan
pemutus kontrol listrik.

2. Sakelar pelamban (slow down switch) dan sakelar batas lintas (limit
switch) yang keduanya berfungsi sebagai pengaman batas perjalanan
kereta baik diujung atas maupun di ujung bawah yang bertugas untuk
menghentikan kereta apabila sampai pada batas perjalanan terakhir ke
atas atau ke bawah.

3. Rem mesin yang bekerja secara otomatis apabila sumber tenaga listrik
tiba-tiba terputus.

4. Kunci kait (interlock) pada semua pintu lantai dan kontak listrik
pengaman pada pintu kereta, keduanya untuk mengatur secara
otomatis, agar pintu lantai dan pintu kereta hanya dapat terbuka apabila
kereta berada pada batas tertentu dari permukaan lantai perhentian
(lihat 7.4).

5. Penyangga dan peredam (buffer) terpasang pada lekuk dasar ruang


luncur untuk meredam gaya tumbukan kereta dan/atau bobot imbang
yang mungkin jatuh bebas, yaitu ada 2 macam :
Penyangga pegas (atau penyangga masip kenyal)
Penyangga hidrolik atau peredam

6. Tombol sakelar darurat (emergency stop switch) di dalam kereta yang


berbentuk gagang atau tombol berwarna merah. Juga tombol darurat
tersebut terdapat pada atap kereta untuk digunakan selama
pemeriksaan.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

BAB III
PENGUJIAN UNJUK KERJA

Mengingat aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K-3), maka


pemeriksaan dilakukan pada peralatan serta aspek-aspek ketentuan dalam
SNI:
1. Kamar mesin
2. Ruang luncur (hoistway, shaft)
3. Lekuk dasar (pit)
4. Pintu-pintu lantai perhentian
5. Kereta dan luas kereta
6. Tali baja (hoist rope)
7. Perlengkapan pengaman
8. Luang Lari (runby)
9. Peralatan tanda bahaya

3.1 KAMAR MESIN

a. Bangunan kamar mesin harus cukup kuat, serta terbuat dari bahan
tahan api dan tidak digunakan untuk keperluan-keperluan lain selain
pesawat lift.

b. Mesin serta bagian peralatan pengendalian harus ditempatkan dalam


kamar mesin, kecuali bagian peralatan lainnya dapat dipasang di luar
kamar mesin sesuai fungsinya.

c. Mesin harus dilengkapi dengan rem yang senantiasa bekerja atas


gaya pegas, selama mesin lift diam tidak bekerja.

d. Rem mesin terbuka oleh tenaga listrik, jika mesin bekerja. Rem
harus dapat menghentikan mesin dengan beban muatam kereta
120% secara otomatis apabila sumber tenaga listrik tiba-tiba teputus.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

e. Ukuran kamar mesin minimal harus lebih luas 60% dari kebutuhan
ruang peralatan keseluruhan, sehingga pemeriksaan dan perawatan
mesin serta peralatannya dapat dilakukan dengan aman dan leluasa.

f. Kamar mesin harus mempunyai atap dengan ketinggian sekurang-


kurangnya 2,20 meter diukur dari lantai.

g. Jarak luang antara mesin-mesin penggerak pesawat lift satu dengan


lainnya maupun antara mesin dengan dinding sekurang-kurangnya
0,75 meter.

h. Kamar mesin harus dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci,


membuka arah keluar dan ukuran minimal 0,70 m (lebar) x 2,0 m
(tinggi). Pada pintu kamar mesin harus dipasang tanda peringatan
“YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”.

i. Apabila jalan masuk ke kamar mesin menggunakan tangga, maka


pemasangan tangga tersebut harus cukup kuat dan pasangan tetap
(permanen) dan sudut kemiringan maksimal 40.

j. Kamar mesin harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik.

k. Ventilasi kamar mesin harus dapat menaham suhu maksimal 40 C.

l. Pemasangan instalasi tenaga listrik dalam kamar mesin harus


memenuhi persyaratan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

m. Penerangan kamar mesin harus sekurang-kurangnya 100 lux per


satuan mesin.

n. Kamar mesin dijaga bersih dan dilarang menaruh atau menyimpan


barang apapun.

o. Peralatan dan perkakas untuk maksud perawatan harus disimpan


rapi di lemari yang disediakan di kamar mesin.

p. Kamar mesin harus dilengkapi dengan stop kontak jenis tertutup dan
dilengkapi dengan kawat pentanahan.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -6-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

q. Harus tersedia lampu tangan yang sesuai dengan persyaratan


kelistrikan.

r. Harus tersedia alat pemadam api cepat CO2 atau bubuk kering atau
B.CF dari 5 kg dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

s. Apabila kamar mesin tidak dijaga, maka pintu harus selalu tertutup
dan terkunci. Kunci tersebut harus disimpan oleh petugas yang
ditunjuk pada tempat yang telah ditentukan.

t. Alat-alat darurat seperti engkol dan pembuka rem harus ditempatkan


dalam kamar mesin pada tempat yang ditentukan, sedangkan kunci
darurat (interlock releasing key) harus disimpan oleh pengelola
bangunan dan atas tanggung jawabnya.

u. Pemasangan pemutus arus utama distribusi tenaga listrik (MCB)


harus pada tempat yang mudah dicapai dan tidak terhalang oleh
apapun.

v. Instalasi tenaga listrik untuk lift harus terpisah dari instalasi lain dan
harus dilayani secara khusus. Sakelar tersebut harus diberi tanda
pengenal dengan kata seperti “Lift”.

w. Tenaga listrik untuk pengendali (controller) harus terpisah dari MCB


(Main Circuit Breaker) dengan sakelar utama tersendiri.

x. Apabila kamar mesin merupakan bagian yang tertinggi dari


bangunan sekitarnya, harus dipasang instalasi penyalur petir.

y. Dudukan mesin harus sempurna, dan tidak cacat, gunakan isolasi


peredam getaran pada bed-plate dan kick-plate.

z. Permukaan pelumas didalam rumah gigi mesin harus cukup sesuai


dengan garis petunjuk tanda batas.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -7-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

aa. Roda tarik atau puli tidak retak atau cacat, alurnya harus sempurna
dan seragam, tidak menyebabkan gelincir (slip) antara roda dan tali.

3.2 RUANG LUNCUR

a. Bangunan ruang luncur harus dibuat dari bahan yang cukup kuat,
tahan api dan tertutup rapat mulai dari lekuk dasar sampai kebagian
teratas (langit-langit) dari ruang luncur.

b. Bangunan ruang luncur harus langsung didukung oleh pondasi


tanah. Jika tidak, maka bobot imbang harus dilengkapi dengan
pesawat pengaman, sama halnya dengan kereta.

c. Pada bagian ruang luncur ekspres harus dipasang pintu-pintu darurat


pada tiap-tiap jarak 12 meter, atau tiap-tiap 3 lantai.

d. Di dalam ruang luncur dilarang memasang peralatan apapun yang


bukan merupakan bagian dari instalasi lift.

e. Di bagian atas ruang luncur harus terdapat ruang bebas paling


sedikit 60 (enam puluh) cm, antara bagian teratas konstruksi kereta
dan langit-langit sewaktu bobot imbang menekan penuh penyangga.

f. Apabila di dalam ruang luncur dipasang instalasi listrik, maka harus


memenuhi persyaratan PUIL.

g. Bobot imbang (counterweight) harus dapat bergerak dengan lancar


mengikuti rel pemandu yang kokoh.

h. Apabila bobot imbang terdiri dari potongan atau balok-balok logam,


maka satu sama lain harus diikat paling sedikit dengan dua buah
baut, sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan aman.

i. Rel - rel pemandu harus cukup kuat untuk menahan tekanan akibat
pesawat pengaman kereta saat bekerja.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -8-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

j. Rel - rel pemandu untuk kereta dan bobot imbang harus terbuat dari
baja dan konstruksi kaku, kecuali rel untuk lift pelayan (dumbwaiter)
dan lift yang kecepatannya tidak melebihi 30 m per menit.

k. Rel - rel pemandu lift berkecepatan tidak melebihi 30 m/m dan


digunakan di tempat-tempat kerja yang menyimpan dan/atau
mengolah bahan-bahan kimia atau bahan-bahan yang mudah
meledak, dapat digunakan bahan bukan logam, diantaranya kayu.

l. Rel - rel pemandu harus tetap lurus dan vertikal. Cara pemeriksaan
rel-rel dapat dilakukan dengan pandangan mata visual atau alat
lainnya.

m. Baut-baut angker pengikat braket harus tertanam dengan kuat pada


dinding dan tiap-tiap baut braket harus diperiksa satu demi satu.

n. Kereta dan bobot imbang yang menggunakan sepatu luncur, rel


pemandu harus dilumasi agar jalannya kereta dan bobot imbang
tidak terhambat atau tersendat.

3.3 LEKUK DASAR (Pit)

a. Di bagian lekuk dasar harus terdapat ruang bebas paling sedikit 60


(enam puluh) cm, antara lantai bawah dan bagian terbawah dari
konstruksi kereta sewaktu kereta menekan penuh penyangga.

b. Lekuk dasar dilarang untuk menyimpan atau menaruh barang


apapun dan selalu dalam keadaan bersih dan kering.

c. Dalam lekuk dasar harus dipasang lampu penerangan dengan stop


kontak dan tangga monyet pasangan permanen. Tangga permanen
tidak boleh licin dan pegangan tangga menonjol keatas sampai kira-
kira 30 cm diatas permukaan lantai. Tangga tersebut diharuskan
untuk kedalaman lekuk dasar lebih dari 1.2 meter.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -9-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

d. Untuk Kedalaman lekuk dasar lebih kecil dari 1.20 meter tidak
diharuskan memasang tangga permanen. Hanya orang yang
kompoten dan terlatih saja yang boleh masuk ke lekuk dasar.

e. Pintu darurat dapat dipasang di lekuk dasar, jika kedalamannya lebih


besar dari 2.50 meter. Ukuran pintu 0.6 m (lebar) x 1.20 m (tinggi)
membuka arah kedalam. Pintu tersebut dapat dibuka dari dalam
dengan grendel, sedangkan dari luar dibuka dengan kunci khusus.

f. Lantai lekuk dasar harus datar. Tonjolan pada bagian lantai


dibolehkan, jika diperlukan untuk tumpuan (buffer stand). Legokan
pada lantai dibolehkan pada daerah tertentu saja, agar tidak
mengganggu dan dimaksud untuk mengumpulkan air.

g. Untuk ruang luncur yang berjejer dimana lekuk dasar berbeda


kedalamannya, maka :
1. Jika selisih kedalamanya lebih besar dari 1.0 meter, harus
dipasang dinding pemisah pelindung setinggi minimal 1.50 meter.
2. Jika selisih kedalamannya lebih kecil dari 1.0 meter, maka cukup
dipasang pagar (railing) setinggi minimal 0.6 meter.

3.4 PINTU-PINTU LANTAI

Untuk mencegah kecelakaan yang mungkin timbul, diantaranya :


- Tergelincir, terhimpit atau terbentur pada pembukaan pintu.
- Terjerat atau terseret kereta
- Terjatuh ke dalam ruang luncur
- Terjepit pintu lantai.

Maka perlu diperhatikan syarat-syarat riksa uji sebagai berikut :

a. Kunci kait (interlock) harus dilengkapi dengan kontak arus listrik, dan
bekerja sejalan dengan pengendalian lift, sehingga kereta tidak dapat
bergerak jika salah satu pintu terbuka.

b. Semua jenis pintu (otomatis maupun tidak) harus dilengkapi dengan


kunci kait (interlock) yang menjamin :

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -10-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

1. Kereta tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakannya,


kecuali apabila semua pintu dalam keadaan tertutup rapat dan
terkunci.
2. Pintu dapat terbuka jika kereta dalam keadaan berhenti dan
permukaan lantai kereta sama rata dengan lantai pemberhentian,
atau lantai kereta berada dalam batas jarak maksimum 20 cm
diatas atau dibawah dari permukaan lantai perhentian.

c. Pintu-pintu lantai dan pintu kereta harus dapat menutup dengan


rapat dengan cara penekanan oleh gaya pegas atau oleh gaya
gravitasi pemberat.

d. Jarak antara ambang pintu (door sill) kereta dan pintu lantai (running
clearance) harus dibuat tidak lebih dari 35 mm.

e. Alur-alur pada ambang pintu dimana sepatu-sepatu pintu meluncur


harus selalu bersih, sehingga pintu dapat bergerak tanpa hambatan.
Sepatu yang aus atau longgar harus segera diganti dengan yang
baru.

f. Apabila pada pintu-pintu dilengkapi dengan panel kaca, maka panel


tersebut harus selalu utuh dan kokoh dan tahan api sesuai pintunya.

g. Pada tiap kali perhentian, lantai kereta harus selalu rata dengan
permukaan lantai. Apabila tidak rata, maka alat perata kereta harus
diperiksa dan disetel.

h. Ambang pintu (door sill) harus dibuat dari bahan yang kuat dan tidak
licin.

i. Permukaan lantai pada ambang harus rata dengan permukaan lantai


sekitarnya.

j. Cahaya atau penerangan pada daerah lantai pemberhentian harus


cukup terang, minimal 100 lux.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -11-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

3.5 KERETA LIFT DAN LUAS KERETA LIFT

3.5.1 Kereta Lift

a. Setiap rangka kereta harus terbuat dari baja yang sesuai


kekuatannya, kecuali lift pelayan (dumbwaiter) tidak perlu dengan
rangka.

b. Atap kereta harus cukup kuat untuk menahan berat peralatan yang
ditempatkan diatasnya dan beban minimal dua orang yang mungkin
naik di atasnya.

c. Setiap atap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi pintu darurat
dengan ketentuan :
1. Dapat dibuka dari dalam atau dari luar kereta arah ke atas
2. Tidak mengganggu peralatan di atas atap kereta sewaktu dibuka
sebagian atau seluruhnya.
3. Ukuran cukup luas, sekurang-kurangnya berukuran 0.35 x 0.45
m, yang memungkinkan orang keluar/masuk kereta dengan
mudah.

d. Pintu darurat harus dilengkapi dengan kontak arus listrik sejalan


dengan pengendalian, kecuali untuk lift yang tidak otomatis.

e. Interior badan kereta harus merupakan kurungan tertutup (kecuali lift


barang)

f. Kereta lift barang yang tidak diperlengkapi dengan atap, tinggi


dinding tidak boleh kurang dari 2 (dua) meter.

g. Luas lantai kereta harus dibatasi sesuai kapasitas atau jumlah


penumpang maksimal (lihat 7.7.4), kecuali lift rumah sakit (hospital
elevator) dapat lebih luas dengan ketentuan harus mendapat izin
khusus dan harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (overload
limit switch).

h. Tinggi bagian dalam dari kereta tidak boleh kurang dari 2 (dua)
meter, (kecuali lift pelayan).

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -12-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

i. Instalasi lampu penerangan dan langit-langit gantung (suspended


ceiling) di dalam kereta harus cukup kuat dan aman dari goncangan
akibat bekerjanya pesawat pengaman kereta. Langit-langit gantung
dilarang terbuat dari kaca (gllas).

j. Setiap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi dengan pintu,


dengan pengaman mekanis dan elektris.

k. Setiap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi dengan :


1. Ventilasi udara dan penerangan yang cukup serta memenuhi
syarat.
2. Stop kontak, sarana kendali dan penerangan di atas atap kereta
(lihat 5.6).
3. Lampu darurat dalam kereta dengan sumber tenaga dari baterai
(aki), yang bekerja otomatis dan tahan selama satu jam.
4. Penerangan listrik di bawah bagian kereta, kecuali bila telah
tersedia penerangan pada lekuk dasar ruang.

l. Kereta harus diperiksa terhadap kemungkinan cacat konstruksi dan


pemasangan diantaranya :
- Baut-baut yang longgar
- Roda atau sepatu luncur pemandu yang sentris
- Goyangan, getaran dan suara-suara tidak normal.

m. Pintu darurat pada kereta harus diuji dengan cara membuka pintu
tersebut.

n. Setiap atap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi pintu darurat
dengan ketentuan :

o. Kereta harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (over load limit
switch) yang menyebabkan kereta tidak mau berangkat serta pintu
tetap terbuka dan membunyikan suara buzzer.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -13-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

3.5.2 Kapasitas dan Luas Lantai Kereta

a. Kapasitas angkut yang direncanakan dalam rekayasa pesawat lift


harus menjadi kapasitas angkut yang dinyatakan dan tertera dengan
jelas dalam kereta.

b. Perubahan kapasitas angkut yang diijinkan tersebut ayat (1) harus


dengan Keputusan Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.

c. Kapasitas angkut lift yang diijinkan harus tertulis dalam kereta dan
dinyatakan dalam kg dan jumlah orang yang dapat diangkut.

d. Cara menentukan jumlah maksimal orang yang dapat diangkut


tersebut pada ayat (3) ialah kapasitas angkut dalam kilogram (kg)
dibagi 68, kecuali lift kapasitas dibawah 600 kg dibagi 70 (lihat
daftar).
Contoh :
Muatan orang yang diijinkan) = 750 kg / 68 = 11 orang
Muatan yang diijinkan = 300 kg / 70 = 4 orang

e. Kapasitas angkut lift barang yang diijinkan harus tertulis dalam kereta
dan dinyatakan dalam kilogram (kg).

f. Kapasitas angkut yang ditetapkan dan diijinkan tidak boleh dilampaui


ataupun dirubah, termasuk penambahan dekorasi dinding, lantai dan
langit-langit kereta.

g. Kapasitas angkut tersebut harus dinyatakan secara tertulis dipasang


di dalam kereta pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca.

h. Luas lantai kereta harus dibatasi untuk mencegah agar jumlah


penumpang tidak melebihi kapasitas angkut yang diijinkan. Lihat
daftar kapasitas lift yang umum dipakai (kg) dan luas kereta.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -14-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Kapasitas Max jumlah Max luas bersih


angkut muatan orang lantai kereta (m2)
(kg)
300 4 0.90
375 5 1.10
450 6 1.30
525 7 1.45
600 9 1.60
680 10 1.75
750 11 1.90
900 13 2.20
1000 15 2.50
1100 16 2.65
1250 18 2.95
1350 20 3.10
1425 21 3.25
1500 22 3.40

3.6 TALI BAJA

Bahaya dan kecelakaan akibat putusnya tali baja tidak mudah terjadi apabila
tali baja tersebut cukup kuat, terpelihara baik dan pemeriksaan secara teratur.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :

a. Tali penarik kereta, bobot imbang dan keperluan governor harus


digunakan tali baja lemas (flexible) dan dengan kekuatan serta faktor
keamanan yang sesuai, dan tidak boleh terdapat sambungan.

b. Rantai tidak boleh dipergunakan untuk penarik kereta dan bobot


imbang (kecuali lift khusus untuk perumahan yang sifat
penggunaannya pribadi).

c. Lift tarikan langsung (drum drive lift) sekurang-kurangnya harus


menggunakan 2 (dua) lembar tali baja penarik kereta dan dua tali
baja penarik bobot imbang, sedangkan lift tarikan gesek (traction
drive lift) harus mempergunakan minimal 3 (tiga) lembar tali baja,
(kecuali lift pelayan).

d. Penggunaan tali baja harus memperhitungkan faktor keamanan


sesuai daftar tersebut di bawah ini

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -15-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Kecepatan Lift Faktor Keamanan


(m/m) Tali baja tarik

20 - 59 8.0

60 - 90 9.5

105 - 180 10.5

210 - 300 11.5

diatas 300 12.0

e. Garis tengah tali baja penarik kereta dan bobot imbang sekurang-
kurangnya harus 8 (delapan) mm, kecuali lift pelayan 6 (enam) mm.

f. Perbandingan garis tengah teromol terhadap tali baja minimal


adalah :
1. 40 : 1 untuk lift jenis apapun
2. 25 : 1 untuk governor

g. Semua roda puli harus beralur khusus untuk penempatan tali baja.
Ukuran alur harus tepat/sesuai guna mencegah tali terjepit dan/atau
tergelincir (slip) terhadap keliling puli.

h. Tali baja pada lift tarikan langsung (drum drive lift) harus cukup
panjang, sehingga pada waktu kereta berada pada batas perjalanan
terakhir, tali baja dalam teromol masih bersisa sekurang-kurangnya
satu setengah belitan pada tabung gulungan.

i. Ujung tali baja pada lift tarikan langsung (drum drive lift) harus
diamankan dengan soket lonjong dari babit atau dijepit pada bagian
sisi kepingan dari tabung gulungan.

j. Pengikatan ujung tali pada kereta dan bobot imbang harus dikerjakan
sesuai prosedur baku dengan teliti dan baik. Dalam praktek
penyambungan tali baja ada 2 sistim yaitu :
1. Untuk lift berkecepatan maksimal sampai 45 m/m, pengikatan
dapat dengan cara diklem. Jumlah klem pengikatan baja

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -16-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

sekurang-kurangnya 3 buah berjarak 20 cm dan arah baut klem


selang seling.
2. Untuk lift berkecepatan lebih dari 60 m/m atau lebih, pengikatan
dengan cara ujung tali masuk ke soket dari baja tempa, lilitan
diurai dan ditekuk masuk kedalam soket, kemudian soket dicor
dengan babit.

3.7 PERLENGKAPAN PENGAMAN

3.7.1 Pesawat pengaman kereta (car safety device)

1. Setiap kereta, kecuali lift pelayan harus dilengkapi pesawat


pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan,
apabila terjadi kecepatan lebih.

2. Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus dapat


memberhentikan kereta dengan aman tanpa mengejut.

3. Setiap lift harus dilengkapi dengan sebuah governor yang memicu


dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman kereta, jika terjadi
kecepatan lebih (overspeed).

4. Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat pengaman kereta


bekerja sebelum mencapai prosentase kecepatan lebih tertentu,
sesuai daftar. Jika governor telah disetel dan disegel dari pabrik
pembuatnya, tetap harus diuji keabsahannya.

Daftar kecepatan lebih


Kecepatan lift Prosentasi maksimal Jarak tempuh
(m/m) kecepatan lebih terhadap perhentian kereta
kecepatan normal (%) (kemerosotan)
saat saklar saat
OS governor
terbuka bekerja
Sampai 42 m/m 40 50 0,05 - 0,40 m
42 s/d 90 m/m 30 40 0,10 - 0,70 m
90 s/d 105 m/m 25 35 0,25 - 1,10 m
105 s/d 150 m/m 20 30 0,50 - 1,80 m
150 s/d 210 m/m 15 25 1,00 - 3,00 m
210 s/d 300 m/m 15 20 2,00 - 5,60 m

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -17-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

5. Setiap lift yang kecepatannya minimal 60 m/m harus dilengkapi


sebuah sakelar (Overspeed Switch, OS) pemutus arus listrik ke
pengendalian motor. Saklar bekerja atas pengungkit pada governor
ketika lift mengalami kecepatan lebih tertentu (lihat daftar).

6. Pesawat pengaman harus dilengkapi dengan Safety Operated Switch


(SOS) untuk semua jenis atau kecepatan lift, yang dapat memutuskan
arus listrik ke motor saat governor bekerja.

7. Pesawat pengaman senantiasa dirawat agar selalu tetap dalam


keadaan bekerja baik. Pemeliharaan pesawat pengaman ini dengan
cara memberi pelumas secara teratur pada bagian tertentu.

8. Governor dan pesawat pengaman secara berkala harus diperiksa atas


keausan, keretakan, pecah, karatan dan atas kemungkinan baut-baut
longgar.

9. Pesawat pengaman dalam waktu-waktu tertentu harus diuji


kemampuannya. Pengujian harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
kompeten.

Penjelasan Cara Bekerja Pesawat Pengaman

Cara bekerja pesawat pengaman kereta terpisah dari cara bekerja


motor penggerak lift. Peralatan pengaman kereta ini terdiri dari :
1. Governor sebagai pengindra dan pembatas kelajuan lift
2. Dasar pengaman kereta (safety block) , yang berada langsung
dibagian bawah rangka kereta di kiri dan kanan (pada produk tertentu
dipasang pada bagian atas rangka).
3. Tali baja governor
4. Roda teromol sebagai pengatur tegangan tali baja governor yang
berada di lekuk dasar (pit). Lift berkecepatan tinggi (120 m/m keatas)
pengaturan tegangan dengan pegas dan peredam hidrolis yang
dipasang pada rangka teromol.
Tali baja governor, bergerak diantara roda penegang (tension sheave)
dan roda governor dan kedua ujung dari kabel baja tersebut diikatkan
pada tangan (stang) penggerak rem pada rangka kereta, sehingga pasak
atau rem kiri dan kanan bekerja sekaligus serempak.
Dalam keadaan normal, pesawat pengaman tidak mempengaruhi
jalannya lift, kecuali jika kecepatan lift melampaui batas kecepatan
tertentu, dengan prosentase sesuai daftar tersebut diatas.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -18-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Sistim pengaman ini bekerja dengan dua tahap sebagai berikut :


a. Pada tahap pertama, apabila awal mula terjadi kecepatan lebih (lihat
daftar) lift dalam keadaan turun, maka governor akan membuka
sakelar OS pemutus arus listrik ke motor penggerak lift, dan
memberhentikan lift.
b. Apabila OS tidak sempat bekerja dan kereta tetap melaju dengan
kecepatan terus meningkat, maka governor akan tersentak
menyebabkan rahang governor menggigit tali baja, selanjutnya
menyebabkan tangan-tangan menarik rem masuk kedalam rumah
(blok) serta menjepit rel pengantar. Lift akan berhenti pada jarak lintas
tertentu. Berhentinya dibantu oleh pegas yang ada pada blok
rem/pasak. Lihat daftar jarak lintas perhentian merosot. Bersamaan
dengan peristiwa tersebut saklar SOS terbuka, sehingga arus ke
motor terputus.

3.7.2 Sakelar-sakelar Pembatas (Limit Switches)

1. Setiap lift harus dilengkapi dengan sakelar-sakelar pengaman batas


lintas (travel limit switches) yang akan memutuskan arus listrik ke
motor secara otomats sebelum kereta atau bobot imbang mencapai
batas-batas lintas terakhir ujung atas dan bawah dari ruang luncur
(lihat 6.2).

2. Sakelar-sakelar pengaman batas harus diperiksa mengenai jarak


terhadap lantai dan letaknya, keadaan ikatannya dan letak tuasnya
(cam), yang akan membuka saklar dan memutus arus listrik menuju
motor penggerak (lihat 7.8).

3. Terhadap sakelar-sakelar pengaman batas harus diadakan


percobaan (test) untuk mengetahui baik tidaknya cara bekerja
sakelar-sakelar tersebut, sehubungan dengan luang lari (runby).

4. Sakelar-sakelar pengaman batas harus selalu terpelihara baik, agar


dapat bekerja secara otomatis memutuskan arus listrik ke motor lift
dan pemberhentikan kereta, apabila kereta melampaui batas lintas
yang ditentukan, sebelum bobot-imbang menyentuh penyangga (lihat
7.8).

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -19-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

3.7.3 Penyangga / Peredam (Buffer)

1. Setiap kereta dan bobot-imbang harus dilengkapi dengan


penyangga/peredam (buffer) yang ditempatkan di lantai lekuk dasar
(pit) ruang luncur.

2. Penggunaan penyangga harus sesuai dengan kecepatan kereta


menurut ketentuan sebagai berikut :

Kecepatan jalannya kereta Jenis peredam atau penyangga


yang harus digunakan
 Kecepatan tidak  Bumper (penyangga masip kenyal
melebihi dari 30 m/m atau penyangga pegas (spring
 Kecepatan lebih dari buffer)
30 m/m, tetapi kurang  Penyangga pegas (spring buffer)
dari 90 m/m atau peredam oli (oil - atau
 Kecepatan lebih dari hydraulic -buffer)
90 m/m  Peredam oli (oil - atau hydraulic -
buffer)

3. Permukaan miyak hidrolis penyangga harus diperiksa, sesuai batas


petunjuk.

4. Untuk penyangga hidrolik harus digunakan jenis oli/minyak khusus


yang dianjurkan oleh pabrik pembuat.

5. Dudukan penyangga harus rata dan vertikal . Baut-bautnya harus


diperiksa.

6. Penyangga pegas harus diperiksa, kedudukannya harus kokoh


ditempatnya.

7. Jarak langkah (stroke) dari penyangga/peredam harus diuji memenuhi


syarat-syarat sesuai dengan kecepatan lift, sebagai berikut :

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -20-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Kecepatan L, Langkah peredam


(m/m) saat ditekan
(Meter)

s/d 45 0.04
60 0.06
90 0.15
105 0.20
120 0.27
150 0.43
180 0.63
210 0.84
240 1.10
300 1.60
360 2.40
420 3.30

Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan kereta turun


melampaui batas bawah, dan menekan penyangga sepenuhnya
dalam hal ini limit switch di jumper.

3.8 LUANG LARI (Runby)

a. Luang lari (runby) bobot imbang adalah jarak antara plat rangka
bawah bobot imbang dengan ujung atas penyangga. Luang lari harus
dibatasi minimal sebagai berikut :
1. Penyangga hidrolis pada lift berkecepatan minimal 90 m/m, luang
lari adalah 23 cm.
2. Penyangga pegas, untuk =
a. Kecepatan lift 7.5 m/m, luang lari = 11 cm
b. Kecepatan lift 15 m/m, luang lari = 15 cm
c. Kecepatan lift 30 m/m, luang lari = 22 cm
d. Kecepatan lift 60 m/m, luang lari = 30 cm.

b. Luang lari untuk kereta dan bobot imbang maksimal 60 cm, dengan
syarat saat plat rangka kereta menyentuh ujung atas penyangga,
rangka bobot imbang tidak menyentuh bagian bawah lantai kamar
mesin atau struktur lain.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -21-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

c. Ruang bebas atas yaitu jarak rangka kereta atau pelaralatannya


yang terpasang pada bagian teratas dengan langit-langit (lantai
kamar mesin bagian bawah) harus memenuhi syarat jumlah jarak -
jarak sebagai berikut :
1. Jarak Luang lari bobot imbang
2. Jarak Langkah (stroke) maksimal dari penyangga jika bobot
imbang menekan penuh.
3. Kemungkinan lonjakan kereta keatas (akibat bobot imbang
membentur penyangga) sebesar kira-kira setengah langkah
(stroke).
4. Ruang aman yang ditetapkan yaitu 60 cm (lihat 7.3(1)).

Contoh :
Luang lari bobot imbang = 20 cm
Kecepatan lift 180 m/m, sesuai daftar langkah penyangga =
63 cm

Tinggi ruang bebas atas, saat bobot imbang membentu :


1. Luang lari = 20 cm
2. Langkah peredam = 63 cm
3. Lonjakan = 33 cm (setengah langkah)
4. Ruang aman = 60 cm (lihat 7.2.(5))
Jumlah = 176 cm

3.9 PERALATAN TANDA BAHAYA

Setiap kereta (kecuali kereta lift pelayan) harus dilengkapi dengan sinyal
tanda bahaya yang dapat digunakan dari dalam kereta, yaitu berupa :

a. Bel listrik kecemasan (darurat) yang dipasang dalam gedung di


tempat yang mudah didengar oleh pengawas bangunan atau orang
yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap pemakaian lift, atau

b. Interphone atau intercom sebagai penghubung dari dalam kereta


dengan pengawas bangunan atau orang yang ditunjuk bertanggung
jawab terhadap pemakaian lift.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -22-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

BAB IV
PENILAIAN (AUDITING)

4.1. PERSIAPAN

Sebelum melaksanakan uji coba menjalankan lift yang baru terpasang,


seluruh instalasi perlu diperiksa secara fisik oleh supervisor, untuk
meyakinkan seluruh komponen telah terpasang lengkap dan benar.
Pemeriksaan dilakukan bersama kepala regu (charge-hand).

Kebersihan pada bagian-bagian yang bergerak sangat dituntut, yaitu alur


ambang pintu tempat lalu sepatu pintu, sepatu pemandu (guide shoes),
teromol rem dan terakhir motor perlu di tiup dengan blower.

Lift dicoba gerakan dengan engkol (setelah rem dibuka secara manual)
untuk meyakinkan rotor berputar bebas tanpa suara. Pada saat
mengengkol mungkin terasa perbedaan tenaga saat naik dan turun.
Pada bobot imbang (counterweight) diisi filler weight kira-kira separuh
dahulu sehingga sama berat (balanced) dengan kereta kosong, dan
selanjutnya tidak lagi terasa beda tenaga mengengkol saat naik maupun
turun.

4.2. UJI COBA PESAWAT LIFT

Uji coba pesawat lift dilakukan oleh teknisi (adjuster) yang


berpengalaman. Dimulai dengan pemeriksaan dan test fungsi tiap-tiap
peralatan sebelum motor dijalankan atau dihubungkan dengan tenaga
listrik. Berikut ini ialah urutan tindakan-tindakan awal :

a. Periksa kabel tenaga listrik 3 phase (R,S,T) pada panel distribusi


utama (main circuit breaker) dan periksa besaran sekering (atau
automatic breaker atau fuse) sesuai dengan ketentuan. Periksa
ulang daftar sekering terhadap besaran tenaga motor. Yakinkan
tegangan seimbang untuk tiap phase = 380 V

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -23-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

b. Periksa pemasangan kawat arde (earthing) pada motor lift, panel


utama, governor dan pada rangka kereta lift.

c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 phase motor lift dengan alat
megger minimal 0.5 mega Ohm.

d. Isi atau tuangkan minyak pelumas ke dalam gear box (lift dengan
geared machine) dan lumasi semua rumah bantalan as motor dan
mesin, dengan pelumas yang sesuai.

e. Buka magnetic core (kern) dari rem, bersihkan dan lumasi


(tipis/sedikit saja). Coba rem dapat membuka tanpa beban. Pastikan
arah tenaga listrik tidak terbalik. Luang (gap) sepatu rem dengan
teromol rem kira-kira 0.1 mm.
Lakukan penyetelan pegas dimana diperlukan. Lumasi semua titik-
titik tumpu dari pengungkit rem.

f. Coba putaran motor (tanpa beban) untuk memastikan arah putaran


sesuai dengan relay untuk arah naik dan turun.

g. Periksa rangkaian pengaman listrik (switches) seluruhnya (hubungan


seri) yang terdapat di pit, ruang luncur, atap kereta, governor, pintu-
pintu, semua harus berfungsi. Jika salah satu pengaman listrik
terbuka, maka relay penggerak motor tidak berfungsi.

h. Pengaman listrik tersebut dapat berupa kontak atau saklar mekanis,


yaitu :
1. Final limit switch (upper and lower)
2. Directional limit switch (upper and lower)
3. Slow down switch (upper and lower)
4. Door contact, pada tiap-tiap pintu lantai
5. Gate contact pada pintu kereta.
6. Emergency stop contact, didalam kereta
7. Broken tape switch, diatas atap kereta
8. Inspection stop contact, diatas atap kereta
9. Overspeed switch (OS), digovernor
10. Stopping Overspeed switch (SOS), pesawat pengaman
11. Rope stretch switch pada roda compensating rope

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -24-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

i. Fungsikan tombol-tombol panggilan lantai dan kereta (relay masuk).


Biasanya hanya tombol kereta dan inspection. Jika telah aman,
tombol lantai diaktifkan.

4.3. URUTAN TINDAKAN MENJALANKAN LIFT

Berikut ini ialah urutan tindakan menjalankan lift, setelah tindakan awal
tersebut diatas selesai dilakukan. Bobot imbang masih dalam keadaan
dipasang “separuh dari jumlah batang filler weight” , sehingga balance
dengan kereta kosong.

a. Masukan saklar “inspection mode”. Seorang di atas atap kereta,


seorang lagi di kamar mesin. Gunakan intercom atau walky-talky
untuk komunikasi dengan rekan kerja. Pastikan tombol-tombol
inspection dilengkapi dengan pegas, dan bekerja atas tekanan jari
terus menerus. Jika tekanan berkurang, lift otomatis berhenti.

b. Jalankan lift dengan “inspection mode” dari atap kereta. Tekan


tombol UP bersamaan dengan tombol STOP, jika mau keatas. Atau
tekan tombol DOWN juga bersamaan dengan tombol STOP, jika
mau turun. Kecepatan lift saat inspection 0.5 m/detik (30 m/m).

c. Hubungi rekan kerja di kamar mesin. Mintakan konfirmasi “all clear”.


Teruskan operasi inspection.

d. Selama bergerak perhatikan suara atau getaran yang tidak wajar.


Jika ada yang tidak wajar, berhenti dan kembali, tandai dengan kapur
pada lokasi / posisi kereta, untuk pemeriksaan ulang kemudian.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -25-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

4.4. MENCOBA JALANKAN LIFT DENGAN KECEPATAN

“INSPECTION SPEED”

Sambil mencoba jalankan lift dengan kecepatan “inspection speed”, hal-


hal berikut dikerjakan :

a. Setel (adjust) posisi slow-down switch sesuai petunjuk pabrik, juga


final & direction limit switch pada ujung atas dan ujung bawah ruang
luncur.

b. Pasang metalic vane (bendera) di sepanjang ruang luncur dan disetel


posisinya untuk tiap-tiap pintu atau stopping floors. Pasang proximity
switch diatas atap kereta berjarak maksimal 10 mm dari metalic
vane.

c. Sebelum mencoba kecepatan penuh (full speed) perlu penyetelan


beberapa peralatan (lihat pelajaran “pekerjaan pemasangan” MPK07)
yaitu :
1. Tegangan tali baja harus seragam.
2. Bobot imbang diisi penuh yaitu 45% overbalance terhadap kereta
kosong.
3. Pintu kereta difungsikan kerja secara otomatis buka tutup.
4. Periksa tegangan tali baja pesawat pengaman dengan menyetel
berat bandulnya di lekuk dasar (pit).
5. Setel static balance badan kereta terhadap rangka kereta dan
dudukannya pada landas.

4.5. UJI COBA KECEPATAN PENUH (FULL SPEED)

a. Kereta diisi dengan test weight, sebesar 45% kapasitas. Contoh ;


kapasitas lift 1000 kg, kereta diisi 450 kg test weight, yaitu 9 batang
besi tuang 50 kg.

b. Posisikan kereta pada lantai ditengah-tengah ruang luncur.


“inspection mode” dipindah ke “automatic mode”.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -26-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

c. Tekan tombol car call. Perhatikan aselerasi saat kereta berangkat


dan diselerasi saat kereta mau berhenti. Lakukan penyetelan sampai
halus saat-sat mau berhenti arah naik maupun turun.

d. Jalankan kereta non stop atau long run. Perhatikan deceleration saat
mau berhenti di lantai terminal atas / atau terminal bawah. Lakukan
penyetelan (jika perlu) sampai gerakan halus saat-saat mau berhenti.

e. Fungsikan tombo-tombol panggil lantai, periksa perhentian tiap-tiap


lantai. Lakukan penyetelan (posisi vane) agar perhentian rata lantai.

4.6. UJI COBA PESAWAT PENGAMAN (Safety Device)

a. Lift turun dengan beban seimbang (45% kapasitas), lepaskan rahang


governor (seolah-olah governor mengalami overspeed) sehingga
pesawat pengaman bekerja. Ukur jarak kemerosotan kereta saat
pesawat pengaman menjepit rel pemandu. Cocokan jarak
kemerosotan dengan standar yang berlaku.

b. Lift turun dengan beban penuh sampai lantai terminal bawah dan
sengaja dibikin merosot sampai membentur pit (cara limit switch di-
jumper). Ukur jarak kemerosotan (langkah) peredam yang ditekan
oleh kereta. Cocokan dengan standar yang berlaku.

c. Lift dibebani 120% kapasitas (jika kapasitas lift 1000 kg, maka
didalam kereta ditaruh test weight 24 batang @ 50 kg, dalam
keadaan turun dengan kecepatan penuh. Kemudian sumber tenaga
listrik diputus, sehingga rem mesin lift bekerja serentak. Periksa jarak
kemerosotan untuk menentukan batas deselerasi maksimal 9.8
m/s/s. Setel pegas agar deselerasi dibawah 9.8 nm/s/s. Setelah lift
diam berhenti, kereta dimasuki satu orang, untuk meyakinkan kereta
tidak merosot. Jika merosot maka setel kembali pegas rem lebih
kencang.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -27-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Setelah selesai melakukan uji coba langkah berikutnya mengaktifkan


alat-alat tambahan (optional) jika ada, dan mengujinya. Diantaranya
ialah :
a. Fireman operation
b. Emergency fire operation
c. Emergency power operation
d. Automatic Rescue operation
e. Attendent Operation,
f. Hospital operation

Tindakan terakhir ialah mengisi formulir Field Test Data yang


disediakan pabrik untuk dikirim ke pabrik asal, dan formulir Depnaker
No. 38 L (contoh terlampir) sebagai syarat untuk memperoleh izin
penggunaan.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -28-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Rangkuman

RANGKUMAN

Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan secara berkala paling lambat


dilakukan satu kali tiap-tiap tahun. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
ulang sama halnya dengan prosedur untuk pertama kalinya.

Pada pemeriksaan dan pengujian ulang harus dilakukan bersama-sama


dengan tenaga ahli yang kompeten dan bertanggung jawab.

Dalam melakukan pemeriksaan pegawai pengawas harus menjaga diri


keselamatan masing-masing terutama waktu berada dalam kamar mesin, di
atas kereta dan di dalam lekuk dasar.

Perhatikan setiap lift dan bagian-bagiannya harus dirawat sebagaimana


mestinya, agar selalu bekerja dengan tepat dan aman, dan memenuhi syarat-
syarat minimal pemeriksaan :

1. Kamar mesin, ruang luncur dan lekuk dasar (pit) harus selalu dijaga
kebersihannya dan bebas dari sampah, kotoran debu, ceceran minyak
dan halangan lainnya.

2. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu, mesin,


penyangga dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur,
agar tetap dalam keadaan berfungsi sebagaimana mestinya dengan
aman.

3. Tali baja yang memperlihatkan tanda-tanda memecah, putus atau


patahan pada beberapa komponen, kawat, ataupun berkarat, dan
ataupun diameternya susut lebih dari 10%, harus segera diganti dengan
yang baru. Tali baja harus dilumasi dengan minyak pelumas yang
khusus, jika ternyata kering.

4. Semua pintu lantai harus lebih sering diperiksa dan disetel ulang, agar
selalu bekerja sebagaiman mestinya dengan optimal dan aman.

5. Semua peralatan pengaman (mekanis dan elektris) dan tanda - tanda


bahaya (alarm bell dan sebagainya) harus lebih sering diperiksa dan
dicoba, supaya selalu siap berfungsi sebagaimana mestinya.

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Lampiran I
Bentuk 38 L

DEPARTEMEN TENAGA KERJA R.I.


DIREKTORAT JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN
DAN PENGAWASAN NORMA KERJA

DIREKTORAT BINA PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN &


HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN DATA TEKNIS DAN HASIL PENGUJIAN LIFT

1. Nama Gedung : …….………………………………………………………………….


2. Alamat : …….………………………………………………………………….
3. Jenis Lift : penumpang; barang; pelayan; No.Seri …..……………………………
4. Kapasitas angkut : …………… kg ; ………. orang ; kecepatan ……………. ……..m/m
5. Tenaga listrik yang dipakai DC ………….V; AC ……….. V ; Phase……….. ; ………..Hz
6. Sekering Utama : ………………………. A.
7. Mesin (jenis) …………..…….; tromol penggerak, dia …….………mm; RPM…………;
letak : atas, bawah, samping
8. Tali baja tarik,jumlah, lembar : ………dia…… ….mm, roping 1:1 ; 2:1 ; lain-
lain………..lilitan x kawat : ….. x …….. Keterangan konstruksi tali : …………………..
Pabrik pembuat : …………… Sertifikat pengujian No. ………………………….……
9. Kompensasi tali baja (ukuran & jumlah) …………..…; Pengikatan …………… ....………
10. Pesawat pengaman kereta, jenis ………………………………………………………..……
11. Jarak tempuh (lintas) …………. m; jumlah pemberhentian …………; jumlah pintu
……..…; sisi muka, sisi belakang …………………………………...
12. Pintu; lebar buka x tinggi ………x…… mm; Pengaman pintu ……………………… (jenis)
13. Pengujian perimbangan : …………………engkol, …………Tachometer, ………..lain-lain
Amperemeter……..(keterangan).
Perimbangan yang ditentukan dalam pengujian ini…………… %
overbalance bobot imbang
Perimbangan yang ditentukan oleh pabrik pembuat ……….. % overbalance bobot imbang
14. Berat keseluruhan bobot imbang : ……………………………………………………..(kg)
15. Pembetulan beban pengimbang ……… (jumlah) batang pengimbang, @………kg
=…….kg
ditambah / dikurangi (coret yang tidak perlu), jumlah batang beban pengimbang interior
kereta ………………kg…………….. bobot imbang ………………………………………..
16. Pengujian pesawat pengaman kereta dengan tangan, dengan kecepatan lebih, beban
di dalam kereta …………kg, kereta berhenti dengan (rata/tidak), kemiringan : ………… %
jarak kemerosotan : …………………………….mm
17. Governor bekerja pada kecepatan………m/m, ……..% Alat ukur yang digunakan, ….…….
Keterangan : ………………………………………………………………………………….
18. Jarak antara atap kereta dengan langit-langit ruang luncur ……….. ….………………..mm
jarak antara penyangga dengan dasar bobot imbang (runby)….…….mm,saat kereta rata
dengan lantai terminal atas.
Sakelar pengaman batas (final limit switch) arah keatas membuka pada ….………….. ..mm
19. Jarak antara bagian atas bobot imbang dengan langit-langit ruang luncur …….
…………mm

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Sakelar pengaman batas dan jarak antara rangka bawah kereta dengan penyangga (runby)
arah turun membuka pada….… mm. Saat kereta rata dengan lantai terminal
bawah….….mm
20. Dalam lekuk dasar (pit) ………mm, Jarak terdekat antara bagian bawah kereta dengan
dasar lantai lekuk dasar (luang aman), saat penyangga ditekan
penuh…………………………mm
21. Penyangga kereta jenis ……………; perpendekan (langkah) penyangga ……………..
…mm; penyangga bobot imbang jenis ………… ; perpendekan (langkah) penyanmgga
……….. mm
22. Keseimbangan kereta, beban dalam kereta ………. …….. ………………………
…………..
23. Waktu yang diperlukan agar pintu menutup rapat …… detik lama pintumembuka…….detik
24. Rem mesin disetel dengan 125% muatan dalam kereta ……………….kg rangkaian kontrol
dimatikan (jarak kemerosotan kereta) ………..mm Sakelar induk dimatikan……….…mm
(jarak kemerosotan keatas saat beban kosong) ………….…… (jarak luncur arah kebawah
saat beban penuh).
25. Suara-suara tidak wajar……………… (terangkan) kenaikan panas tidak wajar (pada motor/
mesin …………………. (terangkan).
26. Motor lift, seri No. …………………(jenis) ; ………………. (tegangan tanpa beban) (volt);
………… (tegangan dengan beban penuh) …………(A); …………(Kw); ………. (Rpm)
27. Motor generator (jika ada) ………….. (jenis); …………. (Kw); ………… (Rpm);
……….. (volt); …………(A per phase); motor penggerak Generator ……… (jenis)
;…………. (Kw); ……………… (volt); …………….. (A);
……………….(Kw);…………… (suhu tertinggi)
exciter …………… (jenis); …………… (Rpm); ………… (Kw); …………………. (volt).
28. Pengaman arus lebih ……………….. (waktu dalam detik); …………………….……….(A)
29. Kecepatan kereta, arus dan tegangan dari motor lift.

Beban Beban dalam kereta (kg) Kecepatan Arus (A) Tegangan (V) Kec. lambat
dalam kereta m/menit
kereta m/menit
(kg) (normal)
mula jalan berhenti jalan (inspection
gerak normal speed)
Keatas tanpa beban

Kebawah tanpa beban

Keatas dengan beban seimbang

Kebawah dengan beban seimbang

Keatas dengan beban penuh

Kebawah dengan beban penuh, terbuka


sakelar magnet
Kebawah dengan beban penuh, tertutup
sakelar magnet

30. Segel governor No. ………………………………….. oleh :


31. Pembatasan beban lebih disegel pada : …………… (kg) ; …………………. (orang)
32. Penerangan darurat : Sumber ……………. ; tahan menyala …………………. (jam)
33. Interkom, sumber ………………………………………….. ………………………..
34. Peralatan tanda bahaya (alarm bell):
Sumber…………………………………………..

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

…………………………19……

Yang melaksanakan pengujian

Instalatir : …………………. Nama pegawai pengawas Keselamatan Kerja :


Nama Petugas : …………………. ………………………………………………...
Tanggal : …………………. Tanggal : …………………………….
Tanda tangan : …………………. Tanda tangan : …………………………….

PELAKSANAAN PENGUJIAN

1. Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja


Nama Pengawas : ………………………………………………………….……….
NIP : …………………………………………………………………..
Tanggal : …………………………………………………………………..
Tanda tangan : …………………………………………………………………..

2. Perusahaan Jasa Inspeksi Teknis : ………………………………………………….


Nama Tenaga Ahli K3 Lift : ………………………………………………….

Perusahaan/No.izin Inspeksi : ………………………………………………….


Tanggal : ………………………………………………….
Tanda tangan : ………………………………………………….

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Lampiran II
Bentuk 39 L
DEPARTEMEN TENAGA KERJA RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGA KERJAAN
DAN PENGAWASAN NORMA KERJA
DIREKTORAT BINA NORMA KESELAMATAN KERJA &
HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
LAPORAN PENGUJIAN PESAWAT PENGAMAN KERETA
No. ………………………………………..
1. Nama gedung : …………………………………………………….
2. A l a m a t : …………………………………………………….
3. Jenis pesawat lift : …………………… No. Seri ………………..…..
4. Kapasitas angkut : ……………… kg; Kecepatan …………..m/menit
5. Jenis dan motor mesin : ………………Pabrik pembuat : …………………
6. Jenis pengontrol (kendali gerak): ….……….. Pabrik pembuat :……………………
7. Jenis pesawat pengaman : (Roll); (Wedge clamp); (Flexible guide clamp).
8. Jenis governor : ………………………………………………….
9. Jenis penjepit pada governor : Bahan…..dia alur ....mm (dgn pegas ya,… tidak,…)
10. Kondisi governor : % overspeed…………,% putus arus………………
11. Muatan diluar bobot kereta : (marmer, granit, lain-lain)…..………………. (kg)

12. Kondisi pada rel : ………… (Rel kiri) ………………… (Rel kanan)
13. Ukuran rel utama (rel bobot imbang) : ……. kg/m( …..kg/m)
jarak braket utama : ………m ; jarak braket bobot imbang : ……….m)
14. Kondisi tali baja governor setelah diuji : pabrik pembuat……negara asal…
….
15. Kondisi pemberat tegangan tali baja governor :………………………………………
16. Pesawat pengaman bekerja baik/tidak Kemerosotan kereta : ……………………(m)
Jika tidak diterangkan secara terperinci : .………………………
Kemiringan kereta akibat kerja pesawat pengaman :……………… …………

KESIMPULAN
Pesawat pengaman kereta ……………. Governor ………………………………
…………
Sakelar pengaman pd kec.lebih………% Tali baja governor ………………………………
Sakelar governor pd kec. lebih ………% Beban tambahan kereta …………………..…Kg
Pengaman dicoba dengan beban penuh/kosong : Bobot kereta kosong : ……………………..Kg
Keterangan : Jarak kereta merosot saat pengaman bekerja (m)
……………………………………
_____________________________________________________________________________
……………………… 19…..
Yang melaksanakan pengujian
Instalatir : ………………… Nama pegawai pengawas Keselamatan Kerja
:
Nama petugas : ………………… ……………………………………
…………
Tanggal : ………………… Tanggal : ………..……………………
Tanda tangan : ………………… Tanda tangan : ……………………………..

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Lampiran III

TANDA UJI KESELAMATAN KERJA


UU No. 1/1970.Jo.Permenaker 03/MEN/1999

No. Reg : ………………………………………..


Jenis Pesawat Lift : ………………………………………..
Merk/Buatan : …………………… No. Serie ………
Beban Maksimal
Kelajuan : ………………………………………..
Berlaku s/d : ………………………………………..
Diuji oleh : ………………………………………..
Perusahaan Jasa Instalasi : ..……………………………………….
No. telpon / fax : …………………………………………

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI 1718.1989 Riksa uji lift


2. Installation Manual, page 401 by NEMI Inc.1970
3. Factory Manual, Puarsa, Spain
4. . Installation Manual by Puarsa, Spain
5. Installation Manual, NEMI, Inc, New York
6. Lift Installation Manual by Northern Sdn Berhad, Malaysia
7. SNI.03-7017-2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik.
8. SNI.03-2190-1999, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang
dijalankan dengan motor traksi.
9. SNI.03-2190.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankan
dengan transmisi hidrolik
10. SNI-03-2190.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan
(dumbwaiter) yang dijalankan dengan tenaga listrik
11. SNI.03-6247.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien.
12. SNI.03-6247.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang
khusus untuk perumahan.
13. SNI.03-6248-2000, Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang
dijalan dengan tenaga listrik.
14. SNI.05-7052-2004, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang
dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
15. SNI.03-6573-2001, Tatacara rancangan sistem transportasi vertikal
dalam gedung.
16. SNI...... (Nomor masih dalam perancangan BSN), Syarat-syarat umum
Konstruksi dan Keselamatan lift barang (masih berupa usulan).
17. Pola Standar Kualifikasi Keterampilan KepMen No.146/MEN/1990,
Dep.Naker.
18. Pembinaan Operasi P2K3, 1998, Dep. Naker
19. PermenNakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang.
20. Maintenance for Building Manager, oleh Elevator World, Inc. USA, 1990
21. Elevator Maintenance Manual, 1999, oleh Zack McCain
22. Installation Manual, oleh NEMI, Inc. New York, 1970

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-
Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Daftar Pustaka

23. Education Package, Volume-3, oleh Elevator World, Inc. New York.
24. The Guide of Elevatoring, oleh Elevator World, Inc. New York
25. Elevator Mechanical Design, 2nd detion, oleh Lubomir Janouvsky, 1993
26. Vertical Transportation: Elevator and Escalator, oleh George R.
Strackosch, ISBN 0-471-86733-0 (1982).

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-

Anda mungkin juga menyukai