Anda di halaman 1dari 30

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Gizi

Gizi tentuny a bukanlah kata y ang asing di telin ga kita. Gizi telah b any ak

diartikan dengan b ahasa y ang berbeda dari oran g yan g berbeda pula.

Dalam bukuny a y ang berjudul ”Kam us Gizi”, Sandjaja (2009, pxvii)

menjab arkan b ahwa gizi b erasal dari bahasa Arab Al Gizzai y ang artiny a makanan

dan manfaatny a untuk kesehatan. Secara umum, gizi dap at diartikan sebagai

hubungan / pengaruh dari konsumsi makanan terhadap p enampilan atau kesehatan

seseorang.

Pengertian gizi terbagi secar a klasik dan masa sek aran g y aitu :

1. Secara Klasik : gizi hany a dihubungkan den gan kesehatan tubuh (meny ediakan

ener gi, membangun, memelihar a jar ingan tubuh, mengatur proses-proses

kehidup an dalam tubuh).

2. Sekaran g : selain untuk kesehatan, ju ga dikaitkan d en gan potensi ekonomi

seseorang k arena gizi berkaitan dengan p erkemban gan otak, kemamp uan belajar,

p roduktivitas kerja.

2.1.1 Peranan Zat Gizi

Menurut Sari (2010, p 6) zat gizi merup akan substansi y ang dip eroleh dari

makanan dan d igunakan untuk p ertumbuhan, p emeliharaan dan p erbaikan jarin gan

tubuh. Ada 5 macam zat gizi y ang kita kenal y aitu karbohidrat, lemak, p rotein,

mineral dan vitamin. Zat gizi berasal dari makanan y ang dikonsumsi dan ketika
9

masuk ke dalam tubuh, makan an y ang d imak an akan diurai menjadi zat gizi dan akan

menjalankan fungsiny a masin g-masin g.

Zat gizi sangat berp eran dalam 3 fun gsi utamany a y aitu :

1. Zat penghasil ener gi atau tenaga

2. Zat pembangun dan p emelihar a sel dan jarin gan tubuh

3. Zat pengatur p roses tubuh

2.1.2 Jenis – Jenis Zat Gizi dan Peranannya

Zat gizi secar a gar is besar dap at dibedakan menjadi dua kelomp ok sesuai

kebutuhannya y aitu makronutrien dan mikronutrien. Su mardjo (2009, p 22)

menuliskan pengertian makronutrien yaitu bahan makanan y ang dibutuhkan dalam

jumlah cukup banyak setiap hari sedan gkan m ikronutrien ad alah zat-zat makanan

yang dibutuhkan dalam jumlah y ang sangat kecil. Makronutrien merupakan

komponen terbesar dari susunan diet, yaitu karbohidr at (hidrat aran g), lemak,

protein, makromineral dan air. Sedan gkan mikronutrien terdir i dari karbohidrat y aitu

glukosa dan serat, lemak y aitu asam linoleat dan asam lino lenat, p rotein yaitu asam

amino, leusin, isoleusin ataupun lisin, mineral sep erti kalsium, kalium, fosfor,dan

natrium, serta vitamin yaitu A, D, E, K, B atau C, dan air.

2.1.2.1 Karbohidrat

Karbohidrat sumber kalori utama bagi manusia. Karbohidrat merupakan

sumber energi bagi semu a ind ividu. Karbohidrat mudah didap atkan dan hampir

semua bah an m akanan mengandung karboh idrat. Adap un fungsi k arbohidrat adalah :

(Suhardjo d an Kusharto, 2009, p 23-24)


10

1) Menyediakan keperluan energi tubuh

2) Dip erlukan untuk kelangsun gan metabolisme lemak

3) Sebagai ener gi siap pakai saat tubuh mengalami kekuran gan

4) Penghematan terhadap protein

5) Mengatur p eristaltik usus terutama pada usus besar

2.1.2.2 Protein

Protein bukanlah merup akan zat tunggal ak an tetapi terdiri dari unsur-unsur

pembentuk p rotein y ang disebut asam amino. Protein sangat dip erlukan tubuh.

Protein sangat berp eran sebagai zat p embangun san gat diperlukan p ada masa

pertumbuhan.

Pada masa bayi hingga remaja, kebutuhan protein lebih besar persentasenya

dibandingkan den gan p ada masa dewasa dan manula. Pada masa d ewasa dan manula

protein dibutuhkan untuk memp ertahankan jaringan-jarin gan tubuh dan men gganti

sel-sel y ang telah rusak.

Asam amino terbagi dua, y aitu asam amino essensial dan non essensial.

Asam amino essensial merupakan asam amino y ang dapat dibentuk oleh tubuh

manusia, sedangkan asam amino non essensial tidak dapat dibentuk oleh tubuh

manusia, sehin gga didapat dari makanan sehari-hari.

Fungsi protein bagi tubuh y aitu :

1) Untuk membangun sel-sel jaringan tubuh manusia

2) Untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus

3) Menjaga keseimban gan asam b asa pada cair an tubuh

4) Sebagai pengh asil ener gi


11

2.1.2.3 Lemak

Terbentuk dari 95 % asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan sumber

ener gi selain karbohidrat dan protein. Konsumsi lemak y ang berleb ihan akan

tersimp an sebagai cad an gan ener gi di mana ak an digunakan saat seseorang berada

dalam kond isi kekuran gan kalori.

Lemak cadan gan ak an disimpan di bawah kulit, di sekitar otot. Selain itu,

terdap at p ula simp anan lemak di sekitar paru-p aru, jantung, ginjal, dan or gan tubuh

lainnya. Kump ulan lem ak di sekitar ginjal m emp uny ai p eranan khusus yaitu menjaga

agar ginjal tidak mudah berpindah tempat. Walaupun cadan gan lemak memang

dibutuhkan di dalam tubuh, namun cad an gan lemak yan g berlebihan juga dapat

berdampak pada gangguan kesehatan.

Fungsi lemak bagi tubuh adalah :

1) Penghasil ener gi

2) Penghasil asam lem ak esensial

3) Sebagai pelarut vitamin

4) Memberi rasa keny ang

5) Protein sp arer

2.1.3 S tandar Kecukupan Gizi

Standar kecukup an gizi berdasarkan ukuran dap at dibagi ke dalam dua

bagian y aitu:

1. Ukuran makro, yaitu kecukup an kalori (ener gi) dan kecukup an p rotein.

2. Ukuran mikro, yaitu kecukup an vitamin dan min eral.

Standar kecukup an gizi di Indonesia masih menggunakan makro, y aitu

kecukup an kalori (energi) dan k ecukup an p rotein. Di Indonesia belum diterap kan
12

standar kecukupan gizi secara mikro, sep erti kecukup an vitamin dan miner al.

Menurut Suhardjo d an Kusharto (2009, p 138) suatu kecukup an zat gizi y ang

dianjurkan diharap kan dap at menjam in tercap ainya status gizi y ang baik.

9 Kecukupan kalori (energy)

Ener gi dapat didefinisikan sebagai kemamp uan untuk melakukan

pekerjaan, tubuh memperoleh ener gi dari mak anan y ang dimakan, dan

ener gi dalam mak anan ini terdapat sebagai ener gi kimia y ang dapat

diubah men jadi energi bentuk lain.

Ener gi dalam tubuh digunakan untuk:

a. Melakukan p ekerjaan eksternal

b. Melakukan p ekerjaan internal d an untuk mereka y an g masih tumbuh

c. Kep erluan p ertumbuhan, y aitu untuk seny awa-senyawa baru.

Penentuan angk a kecukup an kalor i ini d apat dihitung den gan teori RBW

(berat badan relative) dan determinasi ef ektif energi.

9 Kecukupan protein

Protein sangat penting dalam tubuh kita baik sebagai zat p embangun

maupun p emelihara, oleh karena itu kecukupan p rotein harus terpenuhi

dengan baik. M enurut Santoso (2008, p 54), protein adalah sumber utama

pembentukan sel–sel tubuh manusia. Angk a kecukupan p rotein ini biasa

lebih dikenal d engan singkatan AKP.

9 Kecukupan vitamin

Vitamin m erup akan suatu molekul organ ik yang sangat diperlukan oleh

tubuh untuk p roses metabolisme dan pertumbuhan y ang normal. Vitamin-

vitamin tidak dap at dibuat oleh tubuh manusia. Oleh kar ena itu, harus

dip eroleh dari bah an p angan y an g dikonsumsi, kecuali vitamin D.


13

9 Kecukupan mineral

Zat gizi dapat digolon gkan, y aitu golon gan Makromolekul (teh, protein

dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan m ineral. Meskip un

merup akan komp onen y ang paling vital untuk kehidupan, p ada bahan

pangan hewani dapat berup a dagin g (sap i, kerbau, kambing, ay am,

unggas, kelinci dan lain-lain), say ur-say uran dan buah-buah an merupakan

sumber vitamin dan min eral. Komponen-komponen anorganik tubuh

manusia terutama adalah Natrium, Kaliu m, Kalsium, Magnesium, Besi,

Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah

mineral-mineral tulan g dan ion-ion d apat sebagai cairan tubuh.

2.1.4 Kandungan Gizi Pada Makanan

Setiap makanan y an g berbed a m emiliki kandun gan gizi y ang b erbeda pula. Ada

jenis m akanan yang men gandun g nilai gizi karbohidrat lebih tinggi, ada yang nilai

gizi proteinny a lebih tinggi dan sebagainy a. Namun tidak semua nilai gizi dapat

dikandung oleh satu jen is bahan makanan. M enurut Wijay akusuma (2004, p 18)

setiap makanan mengh asilkan jumlah kalori yang b erbeda sesuai den gan komposisi

lemak (1 gram = 9 kalori), karboh idrat (1 gram = 4 kalori), dan p rotein (1 gram = 4

kalori) y ang d ikandun gny a.

Untuk lebih jelasny a akan ditamp ilkan tabel makanan b eserta nilai gizi y ang

dikandung mas in g-masin g jenis makanan y ang ak an terbagi dalam tiga kelomp ok

yaitu tabel kandungan gizi makan an untuk sarap an (Tabel 2.1), selin gan (Tabel 2.2)

serta makan siang dan makan malam (Tabel 2.3)


14

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Makanan Un tuk Sarapan

No Makanan Kalori Protein Lem ak Karbohidrat


1 Omelet Kentang 297.4 9.7 16 29.4
2 Pisang Panggang Saus Lemon 135.4 0.6 3.7 27.7
3 Nasi Goreng 350.1 6.3 10.5 80
4 Kue Kering H av ermut 124 8.5 2.2 8.9
5 Kentang Panggang Isi Ay am 169.2 3.4 6.2 21.6
6 Salad Buah Segar 112.6 0.4 0.1 24.3
7 Lem per Ayam 114.3 1.3 6.5 26.1
8 Mie Rebus Kaldu Ay am 420.1 4.9 23.6 95.8
9 Es Blewah Segar 31 1.1 0.3 7.1
10 Tim Beras Merah 276.3 11.2 5.4 41.7
11 Sus u Segar 120 25.2 1.2 12
12 Party Crispbreads 70 4.2 1.1 12
13 Corny Frenc h Toast 255 13 25 69
14 Oatm eal 62 3 5 18
15 Chip Tepung beras 25 0.5 0.5 4.8
16 Pancak e Kentang 190 2.5 5.2 11.8
17 Brandy Almond C heese 102 7.1 6.7 1.1
18 Crepe rolls dangan s aus chili 99 7.4 5.6 1.6
19 Garlic Bread 122 7.1 3.87 15
20 Rol ham dan nanas 232 26.2 11.3 7.5
21 Waf el oat kay a prot ein 196 10 3 35
22 Smoothie buah 148 4 2 32
23 Panekuk gandum ut uh 261 11 3 53
24 Sereal jelai dengan buah 197 6 2 8
25 Scone oat 173 6 2 36
26 Mushroom cream soup 80 5 1 14
27 Kue bola panggang ala Italia 188 8 2 38
28 Panini as paragus dan ham v ege 308 31 4 32
29 Taco lunak kacang hitam 174 10 1 33
30 Salad daging selada tom at 259 13 2 42
15

Tabel 2.2. Kandungan Gizi Makanan Un tuk Selingan

No Makanan Kalori Protein Lemak Karbohidrat


1 Jus Apel Wortel 141 0.08 1 33.9
2 Puding Kac ang Hijau 17.9 0.8 0.6 2.3
3 Nagasari Ketan 173.5 2 1 39.6
4 Kimc hi 33.3 2.2 0.5 3.3
5 Smoothie Buah N aga 182.5 0.6 1.3 14.9
6 Sus u Kedelai 41 3.5 3.5 5
7 Party Crispbreads 70 4.2 1.1 12
8 Chip Tepung beras 25 0.5 0.5 4.8
9 Es Blewah Segar 31 1.1 0.3 7.1
10 Omelet Kentang 297.4 9.7 16 29.4
11 Lem per Ayam 114.3 1.3 6.5 26.1
12 Kue Kering H av ermut 124 8.5 2.2 8.9
13 Pisang Panggang Saus Lemon 135.4 0.6 3.7 27.7

Tabel 2.3. Kandungan Gizi Ma kanan Un tuk Makan S iang dan Makan Malam

No Makanan Kalori Protein Lem ak Karbohidrat


1 Rendang Hati 126.7 12.6 6.5 4.5
2 Tem pe W oku 133.5 9.6 72 9.6
3 Tumis D aun Singkong Pepay a 169.3 8.7 7.1 6.4
4 Mushroom Soup 65 2.7 2.8 8
5 Cumi Masak Cabai H ijau 155.5 13.2 8.1 6.6
6 Garang J am ur 32 2.3 1.3 3.6
7 Three Fruit Jus 105 1.2 0.6 28.5
8 Tumis Pare D aging 64.9 7.1 9.5 4.3
9 Opor Tahu Tempe 143.2 7 10.6 7.1
10 Cumi Bumbu As am Manis 232.1 25.1 8.9 11.2
11 Cah baby Kaylan 68.7 2.3 5.2 4.8
12 Tem pe Plenet 139 10.4 7.3 10.3
13 Kac ang Panjang Kuah Kuning 156.5 7.7 11.2 7.9
14 Sambal Kering Kerang 69.2 4 4.5 2.7
15 Cah J agung Muda 104.5 2.4 11.5 46.5
16 Bot ok Hati Sapi 88.2 11.2 3 3.3
17 Tahu Kuah Kuning 75.6 4.3 4.3 17.3
18 Sup Paprika bak ar 49 3.4 2.7 8.1
19 Oseng Brokoli Udang 110.2 7 7.3 5.4
20 Tem pe Goreng Lengk uas 89.5 9.5 2.3 6.3
21 Haddock dengan kentang 286 35.2 5.5 6.6
22 Bening Ony ong 58.4 1 4 5
23 Peny et Telur 85.5 6.4 5.7 1.8
24 Sat e Tem pe Bumbu Kare 112.3 9.4 5.7 26.5
25 Sapi dengan saus kari 448 44.5 14.1 8.5
26 Gulai Kak ap 217.5 22.6 12.5 4.9
Tabel 2.3 ( Lanjutan) Kandungan Gizi Makanan Untuk Makan Siang dan 16
Makan Malam
27 Say ur bayam campur oy ong 205.7 12.2 14.1 8.6
28 Capc ay Seaf ood 191 20.9 8.2 8.8
29 Kac ang Panjang Tumis Tauge 218.7 33.1 16.8 6.3
30 Asem - asem Bandeng 203.7 21.2 12.3 3.4
31 Terung Cah Sapi 168.5 8.6 12.8 9.2
32 Ayam bak ar 259 29.9 10.7 72.8
33 Chick en f illets dengan saus must ard 182 23.8 6.8 6
34 Ayam Cass erole 262 33.9 8.3 10.7
35 Chinese Chicken 241 17.2 6.6 12.1
36 Roll Ayam 324 45.2 11.6 9.3
37 Chick en f illet dengan jahe 243 32.7 8.3 5
38 Kebab Ay am 158 21.8 5.5 0.8
39 Roll Ayam dengan Bumbu rempah 320 40.4 17.08 4
40 Ikan saus lemon dan jahe 127 21.5 0.83 6
41 Ikan Curry 173 18.1 8 7.4
42 Fish Fillet dengan saus Macadamia 156 22 6.6 1.5

2.2 Penentuan Kebutuhan Gizi

2.2.1 Kebutuhan Kalori

Berbicar a men genai kebutuhan gizi seseoran g, tentu tak lep as dari p erhitungan

kebutuhan kalori harian seseoran g. Kebutuhan kalor i dapat dihitung dengan berbagai

cara y aitu dengan memp erhitungkan berat badan ideal dikuran gi atau ditambah

faktor lain. M enurut Suhardjo dan Kusharto (2009, p 140), kebutuhan energi p ada

dasarny a tergantung dar i empat faktor yang salin g berkaitan yaitu kegiatan fisik,

ukuran dan komp osisi tubuh, umur, serta iklim dan faktor ekolo gi lainnya.

Kebutuhan kalori h arian ju ga dap at dihitung den gan pegan gan kasar y aitu bagi orang

gemuk, normal dan kurus.

Faktor-faktor y ang menentukan kebutuhan kalori d i antaranya adalah sebagai

berikut :

1. Jenis Kelamin.

Kebutuhan kalori p ada wanita lebih kecil d arip ada pria, untuk in i dapat

dip akai angka 25 kal/k g BB untuk wanita dan an gka 30 k al/k g BB untuk p ria.
17

2. Umur

• Pada bay i dan an ak-anak kebutuhan kalor i adalah jauh lebih tinggi darip ada

orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 k g/kg BB.

• Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalor i dan selan jutny a p ada

anak-anak leb ih dar ipada 1 tahun mendap at tambahan 100 kalori untuk tiap

tahunny a.

• Penurunan kebutuhan kalori di atas 40 tahun harus dikuran gi 5 % untuk tiap

dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 d an 69 tahun dikuran gi

10 %, diatas 70 tahun dikurangi 20 %.

3. Aktivitas fisik atau pekerjaan.

Jenis aktivitas atau p ekerjaan san gat berpengaruh p ada kebutuhan kalor i

harian seseoran g. Jenis aktivitas y ang berbeda membutuhkan kalor i y ang

berbeda pula. Jenis aktivitas dikelo mp okan sebagai berikut :

• Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10 %.

• Ringan : pegawai k antor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu ru mah

tangga, dan lain- lain kebutuhan harus ditambah 20 % dar i kebutuhan basal.

• Sedan g : pegawai di industri ringan, m ahasiswa, militer yang sedan g tidak

p erang, kebutuhan dinaikkan m enjadi 30 % dari b asal.

• Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan

ditambah 40 %.

• Sangat berat : tukang beca, tukang gali, p andai besi, kebutuhan harus

ditambah 50 % dari b asal.


18

4. Kehamilan/Laktasi.

Pada p ermulaan kehamilan dip erlukan tambahan 150 kalor i/har i dan p ada

trisemester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi dip erlukan tambahan

sebany ak 550 kalori/har i.

5. Adany a komp likasi atau infeksi,

Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaik an suhu memerluk an

tambahan kalor i sebesar 13 % untuk tiap kenaikan 1 derajat Celcius.

6. Berat badan.

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikuran gi/ditambah sekitar 20-30 %

bergantung kep ada tin gkat/kekurusannya.

Menurut Gropp er, Smith dan Groff (2009, p296), dengan menggunak an

rumus Harris dan Benedict, BMR (kkal p er hari) diformu lasikan secar a

berbeda untuk p ria dan wanita berdasarkan berat badan dalam kilogram, tinggi

badan dalam cm dan usia d alam tahun yaitu :

BMR untuk pria :

BMR untuk wanita :

2.2.2 Kebutuhan Protein

Dari penelitian-penelitian dip eroleh suatu formula y ang dikenal dengan car a

faktorial (facto rial m ethod) untuk memperoleh an gka kebutuhan p rotein sebagai

berikut:

R = (U b + F b S + G) x 1,1
19

Keterangan

R = kebutuhan nitrogen per k g berat badan sehari

Ub= Kehilan gan nitrogen b asl melalu i air sen i per kg ber at badan sehari

Fb = Kehilangan nitro gen basal melalui kotoran p er kg sehari

S = Kehilangan nitrogen melalui kulit per kg ber at badan sehari

G = Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan p er kg sehari

1,1 = tambahan 10 % untuk safety margin

Namun rumus y ang umumnya digunak an untuk men ghitung kebutuhan protein

adalah :

2.2.3 Kebutuhan Lemak

Kebutuhan lemak harian seseoran g dapat dihitung berdasarkan ru mus :

2.2.4 Kebutuhan Hidrat Arang

Kebutuhan hidrat arang harian dap at dihitung den gan menggunakan rumus :

2.3 Diabetes Melitus

Kencin g manis atau p eny akit gula sudah dikenal sejak lebih kuran g dua r ibu

tahun y ang lalu. Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan Areteus,

member ikan sebutan diabetes pada orang y ang mender ita bany ak minum dan b any ak

kencin g. M enurut Lany wati (2001, p 7), diabetes dalam b ahasa Latin diartikan

sebagai penerusan sedangkan mellitus diartikan sebagai man is.


20

Pengertian d ari Bahasa Yunani dan Latin m en ggambarkan diabetes dengan

tep at. Karena air melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah dialirkan dari mu lut

lewat saluran kemih d an lan gsun g keluar dari tubuh. Air seni diabetisi (p engidap

diabetes) rasanya manis karena m engandung gula. Dulu, salah satu tes untuk diabetes

ialah dengan menuan gkan air seni sang p asien ke dekat sarang semut. Jika seran gga

itu men gerumuni air seni, hal in i menunjukkan adany a gula. Itu sebabny a diabetes

sering d isebut sebagai penyakit kencing manis.

Seseoran g dikatakan mend erita Diabetes Mellitu s jika an gka gula darahnya

pada saat puasa di atas 126 mg/dL. Atau jika 2 jam setelah makan, angka gula

darahny a di atas 200 mg/dL.

Diabetes M ellitus sering ju ga disebut sebagai th e great im itator, karena

penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan b erbagai macam

keluhan. Gejalany a sangat bervariasi. Diabetes mellitus (DM ) dapat timbul secara

perlahan-lahan seh ingga p asien tidak menyadari akan ad any a p erubahan.

Peny ebab p eny akit kencin g m anis atau diabetes tergantung p ada jenis d iabetes

yang diderita. Ada 2 jen is diabetes yang umu m terjadi d an dider ita banyak orang

yaitu diabetes tip e 1 dan diabetes tip e 2. Perbedaanny a adalah jika diab etes tip e 1

karena masalah fungs i or gan pankreas tidak dap at men ghasilk an insulin, sedangkan

diabetes tip e 2 karena masalah jumlah insulin y ang kuran g bukan karena p ankreas

tidak bisa berfungsi baik.

Karena kekuran gan insulin dan m emiliki kad ar gula yang tinggi dalam dar ah,

maka b eberap a gejala yang umum bagi p enderita diabetes baik tip e 1 maup un tip e 2.

Ap abila Anda men galami b eberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda melakukan

pengecekan untuk men getahui kad ar gula dar ah. Secara umum, beberap a gejala y ang

terjadi antara lain:


21

• Ser in g buang air kecil

• Ser in g merasa san gat haus

• Serin g lap ar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi

sinyal lap ar

• Penurunan berat bad an secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunk an

berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat meny alurkan gula ke

dalam sel-selny a, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk

mendapatkan ener gi.

• Ser in g kesemutan pada kaki atau tan gan.

• M engalami m asalah p ada kulit seperti gatal atau borok.

• Jika men galami luka, butuh waktu lama untuk dap at sembuh.

2.3.1 Komplikasi Pada Diabetes Mellitus

Diabetes M ellitus dengan karakteristik hiperglikemia atau kad ar gula dar ah

yang tinggi dap at men gak ibatkan berbagai macam komp likasi yaitu berupa

komplikasi akut dan komp likasi kronis.

2.3.1.1 Komplikasi Akut

Komp likasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseoran g m eningkat atau

menurun tajam dalam waktu relatif singk at. Kadar glukosa darah bisa menurun

drastis jika penderita menjalani d iet yang terlalu k etat. Perubahan y ang besar dan

mendadak ini dap at membahayakan dan meru gikan p asien.

Komp likasi akut diab etes mellitus berup a : (Utami dan Lentera, 2003, p 12-

14)
22

a. Hip oglikem ia

Hip oglikem ia adalah suatu keadaan seseor an g d engan k adar glukosa dar ah

di bawah normal. Hip oglik emia ada 4 jenis y aitu :

- Hip oglikem ia murn i jik a kadar glukosa darah kur an g dari 50 m g/dL.

- Reaksi hip oglikemia akibat menurunnya kadar glukosa darah secara

mendadak

- Koma hipoglik emia akibat kadar glukosa dar ah y ang san gat rendah

- Hip oglikem ia reaktif y ang terjadi 3 – 5 jam setelah mak an

Gejala umu m hip oglik emia biasany a p enderita merasa lapar, gemetar,

men gelu arkan ker ingat dan berdebar-d ebar, p using, gelisah, bahkan p enderita

bisa koma mendadak.

b. Ketoasidosis Diabetik – Koma Diabetik

Ketoasidosis Diabetik (KAD) merup akan keadaan tubuh di mana san gat

kekuran gan insulin d an sifatny a mendadak. Akibat dari KAD adalah darah

menjad i asam, jarin gan tubuh rusak, tidak sadarkan diri, dan mengalami koma.

Peny ebab komp likasi ini umu mny a adalah infeksi. Di samp ing itu, KAD

dap at disebabkan oleh lup a suntik insulin, p ola makan yang terlalu bebas, atau

stress. Gejala komplikasi akut ini adalah p oliuria, polidip sia, dan nafsu makan

menurun akibat rasa mual.

c. Koma Hip erosmoler Non Ketotik (KHNK)

Gejala dari KHNK adalah deh idras y ang berat, hipotensi, dan

menimbulkan shock. Pad a p ercobaan laboratorium ditemukan adany a kadar

glukosa p enderita yang san gat tinggi, pH darah normal, kadar natrium (Na)

tinggi, dan tidak ada ketonem ia.


23

d. Kemo Lakto Asidosis

Komplikasi ini merup akan suatu keadaan tubuh di mana asam laktat tidak

dap at diubah menjadi bikarbonat. Akibatny a kadar asam laktat di dalam darah

meningkat atau biasa d ikenal den gan h iperlaktatemia, dan akhirnya

men gakibatkan koma. Komplikasi ini dapat terjadi kar ena infeksi, shock,

gan ggu an faal hepar, ginjal, diabetes melitus yang mendap at p engobatan

phenormin.

2.3.1.2 Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus

Komp likasi kronis biasanya terjadi p ada penderita DM yang tidak terkontrol

dalam jan gka waktu kurang lebih 5 tahun. Komp likasi kronis p ada penderita DM

cenderung men gkibatkan berbagai hal sep erti pembekuan darah d i bagian otak,

jantung koroner, gagal ginjal kronis, kebutaan dan gangren g.

Komp likasi kronis DM dap at dikelomp okkan menjadi dua bagian yaitu:

a. Komp likasi Sp esifik

Komp likasi spesifik adalah komp likasi akibat p embuluh darah kecil atau

mikroan giopati dalam jaringan. Jenis-jenis komplikasi sp esifik adalah sebagai

berikut :

- Retinop ati diabetika (RD) dengan gejala p englihatan mendadak buram

atau sep erti berkabut.

- Nefrop ati diabetika (ND), gejalanya ada p rotein dalam air k encing, terjadi

pembengkakan, hip ertensi dan kegagalan fun gsi gin jal y ang men ahun.

- Neurop ati diabetika (Neu.D) dengan gejala sep erti kurang p ekanya

terhadap rangsan g b erup a getaran, p anas p ada ujung tubuh, ny eri,

kesemutan, serta kurang p eka terhadap p anas dan dingin.


24

- Diabetik foot (DF) dan kelainan kulit sep erti tidak berfungsiny a kulit,

adanya gelembun g ber isi cairan di bagian kulit, dan kulit mudah

terinfeksi.

b. Komp likasi Tak Sp esifik

Penyakit y ang termasuk komp likasi tak spesifik pada p enderita diabetes

mellitus adalah :

- Kelainan p embuluh d arah besar atau makroan giopati diabetika (Ma.DM)

- Kekeruhan pada lensa mata atau katarkta lentis

- Adany a infeksi seperti infeksi salur an ken cing dan tuberkulosis (TBC)

paru

2.4. Penentuan Kebutuhan Gizi Pada Penderita Diabetes

a. Protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yan g kuat

tentang asup an protein orang d engan diabetes. ADA p ada saat ini

menganjurkan m engkonsumsi 10 % samp ai 20 % energi dari p rotein total.

M enurut konsensus p engelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan

p rotein untuk penyandang diab etes adalah 10 – 20 % dari kebutuhan energi

Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan p erhari atau

10% dari kebutuhan ener gi den gan timbulnya nefrop ati p ada orang d ewasa

dan 65 % hendaknya bernilai bio logic tin ggi.

b. Lemak

Asupan lemak dianjurk an 7lt ; 7 % energi dari lemak jenuh dan tidak

jenuh 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sed angkan selebihnya dari lem ak
25

tidak jenuh tunggal. Anjuran asup an lemak di Indonesia adalah 20-25 %

energi.

c. Karbohidrat dan Pemanis

Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total

karbohidrat darip ada jenisnya. Rekomend asi untuk sukrosa leb ih liberal.

Buah dan susu sudah terbukti memp uny ai resp on glikemik yang lebih rend ah

dari p ada sebagian besar tep ung-tep ungan. Walaup un berbagai tep ung-

tep ungan memp uny ai resp on glikemik y ang berbeda,p rioritas hendaknya

lebih pada jumlah total karbohidr at yang dikonsumsi daripada sumber

karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk oran g den gan diab etes di

Indonesia adalah 45-65 % en er gi.  

2.5 Algoritma Genetika

2.5.1 Pengertian Algoritma Genetika

Algoritma Genetika adalah algoritma p encarian h euristik yang didasark an atas

mekanisme evolusi b iolo gis. Wilkinson dan Allen (2010, p 450) menjelaskan bahwa

algoritma genetika ad alah p endekatan komputasional untuk penyelesaian masalah

yang dimodelkan setelah p roses evolusi biolo gis.

Algoritma genetika p ertama kali diperkenalkan oleh John Holland dari

Universitas M ichigan pada tahun 1975. Setiap masalah yan g berbentuk adap tasi

dap at diformulasikan dalam termino lo gi gen etika.

Algoritma genetika merupakan teknik pencarian y ang dilakukan sekaligus atas

sejumlah solusi y an g mun gkin dik enal dengan istilah pop ulasi. Individu y ang

terdap at dalam satu pop ulasi disebut dengan istilah kromosom. Kromosom ini

merup akan suatu solusi y ang masih berbentuk simbol. Populasi awal d iban gun secara
26

acak, sedan gkan p opulasi berikutny a merup akan hasil evolusi kromosom-kromosom

melalui iterasi yang d isebut dengan gen erasi. Pada setiap generasi, kromosom akan

melalui proses evaluasi d engan m en ggunakan alat ukur y ang disebut den gan fun gsi

fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukk an kualitas dari kromosom

dalam p op ulasi tersebut. Generasi berikutny a dikenal dengan istilah anak (offspring)

terbentuk dari gabun gan dua kromosom generasi sekar an g y ang bertindak sebagai

induk (parent) den gan menggunak an op erator p eny ilangan ( cro ssover).

Selain op erator p eny ilangan, suatu kromosom dap at juga dimod ifikasi d en gan

men ggunakan op erator mutasi. Pop ulasi generasi y an g baru d ibentuk dengan cara

menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk (parent) dan nilai f itness dari

kromosom anak (offspring), serta menolak kromosom-kromosom yang lainnya

sehingga ukuran p opulasi (jumlah kromosom dalam suatu p op ulasi) konstan. Setelah

melalui beb erap a generasi, maka algoritma ini ak an konver gen k e kromosom terbaik.

2.5.2 Istilah – Istilah Dalam Algoritma Genetika

Beberap a definisi penting d alam algor itma genetika adalah :

9 Genotype (Gen), sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar y ang

membentuk suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang dinamakan

kromosom. Dalam algoritma genetika, gen ini bisa b erup a nilai biner, flo at,

integer maup un karakter.

9 Allele, nilai dari gen.

9 Kromosom, gabun gan gen- gen yang m embentuk nilai tertentu.

9 Individu, m eny atakan satu nilai atau kead aan yang meny atakan salah satu

solusi yang mun gkin dar i p ermasalahan yang dian gkat


27

9 Populasi, merup akan sekump ulan individu y ang akan dip roses bersama

dalam satu siklus proses evolusi.

9 Generasi, meny atakan satu-satuan siklus p roses evolusi.

9 Nilai Fitness, menyatakan seberapa baik nilai dari suatu ind ividu atau

solusi yang didapatkan

Pada Gambar 2.1 akan d iberik an ilustrasi p eny elesaian masalah d en gan

algoritma gen etika.

Gambar 2.1 Ilustrasi Representasi Penyelesaian Permasalahan


dalam Algoritma Genetika
28

2.5.3 Hal - Hal Penting Dalam Algoritma Genetika

Hal-hal y ang harus dilakuk an untuk menggunakan algoritma genetika ad alah :

9 M endefinisikan indiv idu di mana individu menyatakan salah satu solusi

(p eny elesaian) y ang mun gkin dari p ermasalah an y ang dian gkat.

9 M endefinisikan nilai fitness, y ang m erup akan ukuran baik tidaknya

sebuah individu atau baik tidaknya solusi y ang didapatkan.

9 M enentukan proses p embangk itan p opulasi awal. Hal ini b iasanya

dilakukan dengan men ggun akan p emban gkitan acak sep erti random –

walk

9 M enentukan seleksi yang akan digunak an

M enurut Sivanand am dan Deep a (2007, p 30), seleksi merupakan

langkah p ertama dalam menyeleksi individu untuk proses rep roduksi.

9 M enentukan proses perkawinan silang (cross – over) d an mutasi gen

y ang akan digun akan

2.5.4 Siklus Algoritma Genetika

Siklus Algoritma Genetika pertama kali diperkenalkan o leh David Goldberg.

Gambar 2.2 merup akan siklus algoritma gen etika oleh Dav id Goldber g.

Gambar 2.2 Siklus Algoritma Genetika oleh David Goldberg


29

2.5.5 Komponen – Komponen Utama Algoritma Genetika

Beberap a komp onen penting dalam algoritma genetika ad alah :

a. Teknik Encoding atau Pengkodean

Teknik encoding merup akan bagaiman a carany a m en gkodekan gen d ari

kromosom di mana gen adalah bagian dari kromosom. Satu gen biasany a akan

mewakili satu variabel. Gen dan Chen g (2001, p2) menjelaskan bahwa

bagaimana m en gkodekan suatu solusi dari sebu ah masalah ke d alam suatu

kromosom adalah kunci dari penggunaan algoritma genetika.

Gen dap at direp resentasikan dalam bentuk bit, p ohon, array , bilangan

real, d aftar aturan, elemen p ermutasi, elemen p rogram atau representasi lainnya

y ang dap at diimp lementasikan untuk op erator genetika.

b. Pembangkitan Populasi Awal

M embangkitkan pop ulasi awal adalah proses memban gkitkan sejum lah

individu secara acak atau melalui prosedur tertentu. Ukuran untuk p opulasi

tergantung p ada masalah y ang ak an diselesaikan dan jenis op erator genetika

y ang akan diimp lementasikan. Setelah ukuran p opulasi ditentukan, kemudian

dilakukan pembangk itan pop ulasi awal. Teknik pembangkitan populasi awal ini

dapat dilakukan den gan b erbagai cara sep erti random gener ator, p endekatan

tertentu, ataupun permutasi gen.

c. Perhitungan Nilai Fitness

Perhitungan nilai fitness merupakan proses evaluasi y ang dilakukan

setelah inisialisasi d ilakukan. Nilai fitness merupakan alat ukur y ang digunakan

untuk menunjukkan kualitas kromosom dalam suatu p opulasi.

Rumus nilai f itness untuk setiap kromosom adalah sebagai berikut :


30

di mana n adalah jum lah k andungan zat gizi y ang akan d ip erhitungkan

ditambah satu.

Pada penulisan skrip si ini, penulis akan memperhitungkan 3 zat gizi

y aitu protein, lemak dan karbohidr at. Jadi rumus nilai fitness akan menjadi :

Jika dijab arkan akan men jadi :

di mana :

f1 adalah fitness kalori, b1 adalah bobot kalori ;

f2 adalah fitness protein, b2 adalah bobot p rotein ;

f3 adalah fitness lemak, b3 adalah bobot lemak ;

f4 adalah fitness karbohidrat, b4 adalah bobot karbohidrat .

Nilai bobot kalor i, p rotein, lemak d an karbohidrat sudah ditetapkan oleh

p enulis dan bersifat tetap. Nilai bobot berkisar dari satu hingga tiga d en gan

nilai tiga adalah bobot tertinggi. Nilai bobot kalori dan p rotein adalah tiga

sedangkan nilai bobot lemak dan karboh idrat adalah satu.

Nilai fitness kalori (f1) d ap at dihitung den gan rumus :

Sedan gk an untuk p erhitungan fitness p rotein (f2) dap at diformulasikan sebagai

berikut :
31

Selanjutnya untuk menghitung n ilai fitness lemak (f3) digunakan rumus :

Yang terakh ir adalah n ilai fitness karbohidrat (f4) , dap at dirumuskan sebagai

berikut :

d. Seleksi

Seleksi dilakukan untuk mend apatkan calon induk y ang baik. “Induk

y ang baik akan menghasilkan keturunan y ang baik”. Semak in tinggi nilai

fitness suatu individu semakin besar kemun gkinannya untuk terp ilih.

Sri (2003, p 229 – 232) menuliskan bahwa beber apa metode dalam

p roses seleksi adalah rank-based fitness a ssignm ent, roulette wheel selection

dan tournam ent selection. Metode seleksi sangat bervariatif, namun y ang

p aling serin g digunakan adalah metode mesin roulette dan turnamen. Metode

mesin roulette merup akan metode y ang p aling sederhana, serin g dikenal

dengan nama stocha stic sampling with repla cem ent. Sedan gkan p ada metode

seleksi dengan turnamen, ditetapkan suatu nilai tour untuk individu-individu

y ang dip ilih secara random dari suatu p op ulasi. Untuk rank-based fitn ess

assignment (biasa disebut juga rank-based selection) merup akan seleksi y ang

mengamb il langsung dari nilai f itness y ang paling baik.

e. Pindah Silan g ( Crossover)

Pindah silan g adalah op erator dari algoritma genetika y ang melibatkan

dua induk untuk membentuk kromosom baru. Op erasi ini tidak selalu dilakukan
32

p ada semua individu y ang ada. Individu dip ilih secara acak untuk crossing

dengan p eluang crossing (Pc).

Prinsip dari p indah silan g adalah melakukan operasi p ada gen-gen y ang

bersesuaian dar i dua induk untuk mengh asilkan individu b aru.

Crossover dengan rekomb inasi bern ilai biner dap at dikelomp okkan

menjadi crossover satu titik, crossover bany ak titik, dan crossover seragam.

Pada crossover satu titik, p osisi crossover k (k=1,2,…,N-1) dengan N adalah

p anjang kro mosom diseleksi secara random. Variab el – variabel ditukar antar

kromosom p ada titik tersebut untuk menghasilkan anak.

Contoh crossover satu titik dap at dilihat p ada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Ilustrasi Crossover S atu Titik

Sedan gk an p ada crossover bany ak titik , m p osisi penyilangan ki (k=1,2,...,

N-1 ; i=1,2,...,m) dengan N p anjang kromosom diseleksi secara rando m dan

tidak dip erbolehkan ada p osisi y ang sama, serta diurutkan naik. Variabel –

variabel ditukar antar kromosom p ada titik tersebut untuk menghasilkan anak.

Pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 m erup akan contoh crossover bany ak titik

sebanyak n.
33

Gambar 2.4 Ilustrasi Crossover 2 Titik

Gambar 2.5 Ilustrasi Crossover Banyak Titik

f. M utasi

Operator berikutnya pada algoritma genetika adalah mutasi gen. Mutasi

gen merupakan op erator y ang menukar nilai gen den gan nila inv ersinya,

misalnya gen bernilai 0 men jadi 1. Setiap individu mengalam i mutasi gen

dengan p robabilitas mutasi yang ditentukan. Probabilitas mutasi atau p eluang

mutasi didefinisikan sebagai p ersentasi dari jumlah total gen pada p opulasi

y ang men galami gen. M utasi dilakukan dengan memberikan nilai inversi atau

menggeser nilai gen pada gen y ang terp ilih untuk dimutasikan.

Untuk lebih jelasny a, diagram alir p roses mutasi dapat dilihat pada Gambar 2.6.
34

Gambar 2.6 Diagram Alir Proses Mutasi

2.5.6 Keunggulan Algoritma Genetika

Menurut Sivanandam dan Deepa (2007, p34-35), keunggulan dari algoritma

gen etika melip uti :

a) Paralelisme

b) Liability

c) Ruang solusi y ang leb ih luas

d) Fungsi fitness y ang komp leks

e) Mudah ditemukannya optimum global

f) Masalahny a memp uny ai multi fungsi objektif

g) Hanya menggunak an fun gsi evaluasi

h) Dap at dimodifikasi den gan mudah untuk permasalahan y ang berbeda

i) Menangani fun gsi noise secara b aik

j) Menangani ruang p encar ian y ang luas dan sulit dipahami d engan mudah
35

k) Baik untuk masalah multi modal den gan men gembalikan solusi yang

sesuai

l) San gat baik untuk evaluasi fun gsi tujuan yang sulit

m) Tidak dibutuhkan p engetahuan atau informasi khusus

n) Terhindar dari jebakan op timum lokal

o) Kinerja san gat baik untuk masalah op timalisasi untuk skala besar

p) Dap at digunakan p ada variasi masalah op timalisasi y ang lu as

2.6 Rekayasa Piranti Lunak

Pada bukuny a y ang berjudu l ”Sistem Informasi Geo gr afis Konsep – konsep

Dasar”, Prahasta (2005, p223), menuliskan bahwa rekay asa piranti lunak adalah

sekump ula aktifitas-aktifitas y ang berkaitan erat dengan p erancangan dan

imp lementasi produk-produk dan prosedur-p rosedur y ang dimaksudkan untuk

merasionalkan produksi p erangkat lunak ber ikut pengawasanny a.

Untuk model y ang digunak an dalam rekayasa p iranti lunak ini adalah model

waterfall. Menurut Casteley n (2009, p61), model waterfall meny arankan or ganisasi

yang sekuensial / berurutan dalam p emban gun an sebuah kegiatan. Waterfall model

biasa ju ga disebut dengan linea r sequen tial model. Untuk lebih jelasny a gambaran

tahapan model wa terfall dapat dilihat dari Gamb ar 2.7.


36

(Sumber : http://lecturer.ukdw.ac. id/othie/softwareprocess.p df)

Gambar 2.7 Model Waterfall

Berikut adalah p enjelasan dari masing – masin g fase p ada model waterfall :

1. Requirements analysis and defin ition y aitu mengump ulkan kebutuhan secara

len gkap kemudian kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan y an g harus

dip enuhi oleh program y ang akan dibangun. Fase ini harus dik erjak an secara

len gkap untuk bisa mengh asilkan desain y ang len gkap.

2. System and softwa re design y aitu mengerjakan desain setelah kebutuhan selesai

dikump ulkan secara lengkap.

3. Implem entation and unit testing yaitu desain p rogram diterjemahkan ke dalam

kode-kode den gan menggun akan bah asa p emro graman y ang sudah d itentukan.

Program y ang dibangun langsung diuji baik secara unit.

4. Integration and system testing y aitu p eny atuan unit-unit p rogram kemudian diuji

secara keseluruhan (system testing).


37

5. Operation and maintenance y aitu men gop erasikan p rogram di lingkun gannya dan

melakuk an pemelihar aan, sep erti p eny esuaian atau p erubahan karena adap tasi

dengan situasi sebenarnya.

2.7 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komp uter (IMK) merup akan komunik asi dua arah antara

penggun a (user) den gan sistem komputer y ang saling mendukun g untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Santoso (2009, p5) mendefinisikan interaksi manusia komp uter

sebagai sebuah d isip lin ilmu y ang memp elajari p erancangan, imp lementasi, dan

evaluasi sistem komp utasi interaktif dan berbagai asp ek terkait.

Pada prinsip ny a tujuan dari IMK adalah mengh asilkan sebuah sistem y ang

dap at diop erasikan secara mudah oleh user. M enurut Shneiderm an (2005, p 74-75)

terdap at delap an aturan dalam mer ancan g sistem interaksi manusia dan komp uter

yang baik, antara lain :

1. Bertahan untuk konsisten.

2. M emp erbolehkan user untuk memak ai shortcut.

3. M emberikan ump an balik y ang informatif.

4. Pengorganisasian y ang baik sehingga user men getahui kapan wal dan akhir

dari suatu action.

5. Pengguna mamp u mengetahui d an memperbaiki kesalahan dengan mudah.

6. Dapat dilakukan pembalikan action.

7. User mamp u aktif dalam men gambil lan gkah selan jutnya bukan hanya

merespon pesan yang muncul.

8. M engurangi beban in gatan jan gka p endek b agi p emakai sehin gga

p erancangannya harus sederhana.

Anda mungkin juga menyukai