Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang berjarak kuang lebih 40 KM dari
arah selatan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan yaitu Makassar. Sesuai dengan Implementasi Otonomi Daerah
yang berjalan sejak Tahun 2001 membawa konsekueensi pembiayaan dan penyelenggaraan pelayanan umum
dan pembangunan telah didelegasikan kepada pemerintah daerah. Pendelegasian tugas dan fungsi ini
dimaksudkan agar kebutuhan masyarakat dapat lebih tepat dialokasikan, jika sejak awal pelaksanaan
pembangunan yaitu tahapan perumusan kebijakan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan
aspirasi masyarakat termasuk dalam pembangunan sector penyehatan lingkungan utamanya sanitasi guna
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan sebagai dasar menuju kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Untuk menjaga konsistensi pembangunan di bidang sanitasi maka daya dukung pembiayaan oleh perintah
pusat hingga pemerintah kabupaten dalam mendorong terwujudnya capaian MDGs, sangat mempengaruhi suatu
kabupaten dalam menyusun kegiatan perencanaan kesanitasiannya. Kabupaten Takalar sendiri sejak 5 tahun
terakhir berdasarkan data keuangan untuk belanja sanitasi secara keseluruhan memiliki perkembangan dan
pertumbuhan rata-rata 14 %. Perkembangan pengnggaran sanitasi meliputi bidang air limbah, persampahan,
drainase lingkungan, dan Prohisan bisa dikatakan masih jauh. Untuk setiap tahunnya besaran biaya komponen
sanitasi tidak stabil dalam pertumbuhannya. Namun di tahun 2013, peningkatan penganggaran sanitasi telah
mengalami peningkatan hingga 300 % dari tahun 2013. Hal Ini sangat menggembirakan karena regulator dan
eksekutor telah dinaungi dan memahami betapa pentingnya pembangunan sanitasi di kabupaten Takalar dengan
adanya pengelola di tingkat kabupaten yaitu Pokja Sanitasi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 – 2012
1
dan Permukiman
Pinjaman Hibah
3 Untuk Sanitasi - - - - -
Bantuan
Keuangan
_Provinsi Untuk
4 Sanitasi - - - - -
Belanja APBD
Murni Untuk
5 Sanitasi 367.500.000 - 461.700.000 (756.170.000) 9.741.625.680 19%
Total Belanja 221.752.476.806
6 Langsung 185.900.490.038 156.927.946.652 214.371.762.395 235.621.464.201 1%
% APBD Murni Terhadap
Belanja Langsung 0% 0% 0% 0% 4% 1%
Sumber : APBD tahun 2008 – 2012, diolah
Kolaborasi kekuatan antara pemerintah pusat dan pemeritah kabupaten Takalar tentang porsi pembiayaan
sanitasi baik itu yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus hingga Anggara Pendapatan Daerah merupakan
dukungan kuat dalam melanjutka pembangunan sanitasi di kabupaten Takalar. Rendahnya pendapatan daerah dari
retribusi sanitasi sangat melemahkan laju pertumbuhan bidang sanitasi di kabupaten Takalar. Berdasarkan data
yang terekam dari Dinas Pendapatan Daerah bahwa pemasukan sanitasi terbesar bersumber dari bidang
persampahan yang sejak 2009 memasukkan Retribusi pendapatan daerah hingga 0,08 % . Untuk mengetahui profil
retribusi persampahan kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
3 Retribusi Drainase - - - - -
3.a Realisasi retribusi - - - - - -
3.b Potensi retribusi - - - - - -
Total Realisasi Retribusi Sanitasi
4 (1a+2a+3a) 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 45.000.000
Total Potensi Retribusi Sanitasi
5 (1b+2b+3b) - - - - -
Proporsi Total Realisasi –
6 Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
Sumber Data: Rincian Perangkat Satuan Daerah 2009-2013 diolah
1
3.2 Promosi Higiene dan Sanitasi
Salah satu poin dalam pembangunan sanitasi dikabupaten Takalar yang perlu mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan dan pola hidup masyarakat adalah faktor perilaku, pelayanan,
kesehatan dan genetik, lingkungan. Hal ini juga turut menentukan baik buruknya status derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten Takalar.
Program Penyehatan Lingkungan dilaksanakan secara terpadu baik dengan lintas program maupun
lintas sektor, dengan melakukan intervensi terhadap faktor resiko lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Selain itu juga melalui pemberdayaan melalui partisipasi masyarakat terhadap pengawasan
lingkungan.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan dan prilaku hidup sehat
dan produktip. Data
Salah satu konsekuaensi dari komitmen bersama melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman maka pemerintah kabupaten diharapkan secara partisipatif mampu menyusun suatu buku putih
sanitasi kabupaten Takalar yang didalamnya terdapat profil sanitasi yang diambil dari data existing kondisi
rawan sanitasi dan data primer dari salah satu study primer EHRA dan melakukan kajian terhadap data
sekunder yang telah ada. Berdasarkan data EHRA yang didapat bahwa indikator penilaiaan Perialku Hygine
dan Sanitasi Kabupaten Takalar menitik beratkan pada perilaku 5 Pilar STBM. Adapun ke lima pilar tersebut
antara lain::
1
3.2.1 Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan capaian hasil kegiatan dapat dinilai bahwa upaya yang telah dilakukan melalui tiga pogram
pokok yakni peningkatan pelayanan kesehatan dan pengembangan desa sehat serta Program Jaminan Kesehatan
Daerah berdampak pada Derajat Kesehatan Masyarakat yakni ; Infant Mortality Rate (Kematian Bayi), Maternal
Mortality Rate (Kematian Ibu) dan Child Mortality Rate (Kematian Balita). Namun yang paling besar pengaruhnya
terhadap ketiga Indikator tersebut adalah Program Desa Sehat. Program Desa Sehat memuat sepuluh Program
Pokok Pelayanan Kesehatan diantaranya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan Penyakit, Pemberantasan
Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan beberapa program lainnnya yang diimplementasikan sebagai kegiatan
operasional puskesmas se Kabupaten Takalar.
Hal yang mempengaruhi dari kebijakan serta aturan yang mampu dilaksanakan dan di implementasikan
secara langsung melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat ini harus melibatkan masyarakat sebagai subjek dari perilaku
tersebut. Berikut ganbaran Perilaku Hidup bersih Sehat untuk masyarakat kabupaten Takalar dalam study EHRA di
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman.
Aktivitas keseharian kita me betapa kotornya tangan kita setelah bekerja. Seringkali
tanpa disadari bahwa sebelum makan kadang masyarakat lupa untuk mencuci tangannya,
kebiasaan inlah yang mengakibatkan orang sering terkena penyakit. Penyakit yang bisa
ditimbulkan dengan melupakan kebiasaan ini antara lain diare, kolera, disentri, tifus,
cacingan, penyakit k u l i t , Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)
1
Untuk aktivitas keseharian masyarakat kabupaten Takalar, penggunaan sabun bagi masyarakat
belum begitu menyentuh. Sekitar 4,4 % saja yang memakai sabun di 5 waktu penting. 95,6 belum
menggunakan sabun di waktu tersebut.
Gambar 3.4
Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting Kabupaten Takalar Dalam EHRA 2013
Keseharian masyarakat di Kabupaten Takalar untuk tempat mencuci tangan pakai sabun terbaca
setelah dilakukan survey data adalah:
(iii) Di jamban :3 %
1
(i) Sebelum ke toilet :1,3 %
(ii) Setelah menceboki bayi/anak : 17 %
Sisanya sebesar 69,5 % telah Buang Air Besar pada tempat terfokus. Data kajian EHRA juga
menunjukkan, bahwa kepemilikan jamban bagi rumah tangga penduduk di kabupaten Takalar sudah
lumayan tinggi yaitu yang menggunakan jamban pribadi 74,1 % dan yang menggunakan MCK/WC Umum
sebanyak 7,9 %. Untuk tingkat kepemilikan jamban di kabupaten Takalar mencapai 73,9 % %. Hal yang
memprihatinkan dimana menurut survey EHRA Perilaku BAB ke sungai sebesar 8,4 %, yang masih
ditemukan prilaku BAB ke kebun/pekarangan sebesar 5,9 %, ke selokan/parit/got sebesar 0,1 %, k e lubang
galian sebesar 1,4 %, yang memakai WC helikopter sebesar 0,1 % . Dengan melihat masih ada Perilaku
BAB yang buruk ini, di dapat dari hasil pengamatan di lapangan terjadi pada masyarakat perdesaan
terutama masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dan masyarakat peladang. Kenapa mereka masih BAB
di kebun atau membuat lubang galian karena setengah hari aktifitas mereka berada di daerah perkebunan
yang mana perkebunan tersebut tidak memiliki sarana jamban. Alasan masyarakat sangat jauh bagi
mereka untuk pulang dan BAB saat mereka ada di kebun mereka.
Kategori Usia Yang BAB di Ruang Terbuka
1
Data yang dihasilkan oleh study EHRA untuk cakupan layanan jamban di kabupaten Takalar
menyebabkan kita akan berpikir sampai sebatas mana usia yang BAB sembarang tempat. Korelasi hasil
survey menyebutkan bahwa anak laki-laki umur 5- 12 tahun yang paling sering melakukan perilaku Buang
Air besar Sembarang Tempat sebesar 1,9 %. Untuk anak perempuan yang berusia 5-12 tahun 1,3 %,
Remaja laki-laki sebesar 0,4 %, remaja perempuan 0,8 % dan Laki-laki dewasa sebesar 2,3 % untuk
perempuan dewasa sebesar 2,8 %. Laki-laki di usia tua didapat data 0,8 %, perempuan tua 1,1 %. Usia
lainnya 0,3%.
Realitas tersebut menjelaskan mengenai masih adanya perilaku BAB sembarang tempat. Kategori tidak
memilih usia untuk melakukan kebiasaan ini. Hal yang bisa di petik adalah bagaimana cara
mengkampanyekan PHBS kepada masyarakat khususnya mulai dari usia remaja hingga usia lanjut untuk
tidak BAB sembarang tempat. Pemicuan dengan menimbulkan rasa jijik akan dapat mengurangi jumlah
orang untuk BAB sembarang tempat. Untukl anak usia 5-12 tahun pendidikan yang bisa menyentuh
langsung adalah dengan mengadvokasi sekolah untuk promosi kesehatan di sekolah dan tidak lupa bahwa
kebiasaan ini harus ditunjang dengan fasilitas yang cukup untuk jamban dan air bersih sebagai penunjang
keberfungsian jamban yang telah dibangun.
Kepemilikan Jamban
Untuk memenuhi kebutuhan akan buang air besar maka bagaimanakah jamban yang bersyarat
dan baik. Dari hasil EHRA berikut jenis jamban masyarakat di kabupaten Takalar dimana untuk jamban
kloset leher angsa sebesar 73,9 %, kloset duduk siram leher angsa sebesar 25,8 %, tidak punya jamban
sebesar 0,4 %. Hasil inilah menjadi patokan dasar untuk pemenuhan jamban bagi yang tidak mempunyai
kloset di kabupaten Takalari.
Hasil Ehra menunjukkan bahwa tempat pembuangan Tinja Untuk Kabupaten Takalar di Tangki Septik
sebanyak 14,6 %, untuk pipa sewer sebesar 0,1 %, Sistim Cubluk/ Lobang Tanah 53,6 %, , ke sungai atau
danau atau pantai sebesar 0,3 %, tidak tahu sebesar 31 %.
Bagaimanakah sistim pengelolaan lumpur tinja di kabupaten Takalar. Hasil Ehra menilai bahwa
periode pengosongan tangki septic adalah sebagai berikut:
1
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani
akan layanan penyedotan limbah tinja, maka sangat diperlukan partisipasi dan program dari pemerintah
dalam mengoptimalkan tingkat pelayanan penyedotan tinja di kabupaten sinjai.
Untuk pelaku pelaksanaan penyedotan limbah tinja di kabupaten Takalar berdasarkan EHRA pelayanan
dilakukan kepada masyarakat sebesar 25 % sedangkan tidak tahu sebanyak 75 %. Pengetahuan dan
informasi tentang lanjutan rantai kegiatan pembuangan lumpur tinja masyarakat 100 % masyarakat di
kabupaten Takalar tidak mengetahui.
Peran masyarakat sebagai kontrol pembangunan dewasa ini mengkikat peran dalam
pembangunan Jangka Menengah yang berbasis capasity building. Harapan terbesarnya adalah bahwa
pemerintah dalam hal ini hanya bersifat sebagai fasilitator tetapi masyarakatlah yang berperan dalam
pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat. Tidak sepenuhnya masyarakat memberikan tanggung jawab
penuh kepada pemerintah untuk penanganan masalah pembuangan limbah tinja. Kebiasaan yang tidak
baik harus diperangi dengan mempercepat proses sosilisasi, proses peningkatan kapasitas, proses
melekukan pembangunan sendiri dan memelihara fasilitas yang telah dibangun sehingga hterpeliharanya
sarana akan lebih terjangkau untuk akses pelayanannya dan pemeliharannya.
Gambar 3.5
Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS Kabupaten Takalar Dalam EHRA 2013
1
Ibu-ibu memegang peranan penting dalam pengelolaan sanitkasi, karena setiap hari ibu beserta
anaklah yang tinggal di rumah dimana memerlukan sosilalisasi dan pemahaman yang kuat bagi
pengelolaan tinja rumah tangga. Hasil EHRA menyebutkan sisa pembuangan tinja balita dibuang ke WC
atau ke kamar mandi sebesar 27,6 %, pembuangan ke tempat sampah sebesar 2,1%, ke
kebun/pekarangan/jalan sebesar 8,8 %, ke sungai/selokan/got sebesar 4,6 %, ke tempat lainnya 1 %
sedangkan yang tidak tahu membuang kemana sebesar 55,9 % . Mengingat masih banyaknya tempat
buang kotoran balita ke tempat sampah, kebun dan pekarangan ke sungai/selokan/got, maka sangat besar
kemungkinan banyaknya penyakit yang timbul karena pembungan kotorn tidak di daerah tertutup sehingga
banyaknya lalat, tikus dan masih banyak penyebar penyakit lainnya dapat menjangkau sumber tersebut.
Untuk data penyakit diare kabupaten Takalar berdasarkan EHRA dapt dikategorikan dalam periode
sebagai berikut:
Kabupaten Sinjai memiliki banyak sumber air permukaan dan sumber air dalam tanah karena kondisi
geografis kabupaten Takalar beraneka ragam. Mulai dari pegunungan hingga daratan. Pengelolaan Air bersih
di kabupaten Takalar dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Takalar. Daerah pelayanan
PDAM Kabupaten Kabupaten Takalar terdapat di 9 Kecamatan . Jumlah penduduk yang terlayani dengan
jumlah pelanggan sebanyak 43285 jiwa dengan 8857 Sambungan Rumah. Dari hasil survey EHRA di
Kabupaten Takalar tahun 2013 ini sumber air yang tercemar sebesar 25,9 % sedangkan yang terlindungi
sebesar 74,1 %. Penggunaan air untuk kebiasaan sehari-hari minum, masak,mencuci piring, mencuci pakaian,
dan menggosok gigi pemakaian air bersih bersumber dari air sumur gali yang terlindungi. Kelangkaan sumber
air di Kabupaten Takalar sebesar 4,1 % yang mengalami kelangkaan , sedangkan ketersediaan sumber air
sebanyak 95,9 %. Akses terhadap air bersih berdasarkan EHRA untuk dipakai makan dan minum sumber air
yang dipakai adalah sumur pompa tangan atau sumur bor. Persentase yang biasanya memakai sumur pompa
1
tangan sebanyak 40,9 % sedangkan untuk PDAM responden mejawab hanya 26 % yang memakai air ledeng.
Dan untuk minum sebesar 23 %.
Gambar 3.6
Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Kabupaten Takalar Dalam
EHRA 2013
Kondisi sampah rumah tangga di kabupaten Takalar saat ini ada beraneka ragam kondisinya, ada
yang berserakan, banyak menumpuk, kerawanan untuk menjadi sarang penyebar penyakit , menyumbat
saluran drainase dan untuk melihat kondisi riil dari sampah rumah tangga menurut EHRA . Hasil Survey
EHRA Kabupaten Takalar mengemukakan bahwa sebanyak 48,9 % sampah rumah tangga masih
berserakan. Banyaknya lalat diantara sampah yang berserakan masih sekitar 20,8 %. Tikuspun tidak luput
dari kumpulan sampah ditingkat masyarakat terdapat 31,3 % dalam kondisi diatas. Nyamuk di kerumunan
smpah di kabupaten Takalar sebesar 31,3 %, nyamuk di tengah sampah sebesar 45,1 %, kucing dan anjing
sebesar 3,9 %. Bau busuk sampah dari total volune sampah sekitar 7,5 %. Yang menyumbat drainase
sekitar 1,4 %.
` Pengelolaan sampah masyarakat di kabupaten Takalar ada yang diolah dan ada yang tidak diolah.
Yang tidak mengolah sampah rumah tangga untuk kabupaten Takalar sebesar 93,5 % dan yang mengolah
sebesar 6,5 %.
1
Gambar 3.7
Grafik Pengolahan Sampah Setempat Kabupaten Takalar Dalam EHRA 2013
Barometer pengelolaan air limbah di tingkat masyarakat berupa Sistim Pengelolaan Air Limbah rumah
tangga. Jumlah data SPAL di kabupaten Takalar sebanyak 22935 sedangkan yang tidak memiliki SPAL sebanyak
9483. SPAL yang memnuhi syarat sebanyak 7633 buah sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 16295
buah. Total SPAL di Kabupaten Takalar berjumlah 31418 buah. Berdasarkan survey EHRA kabupaten Takalar tingkat
keamanan tangki septik masyarakat yang dapat menimbulkan pencemaran sebesar 90,1 % sisanya 0,9 berada pada
ambang tidak aman. Pencemaran karena isi tangki septik sebanyak 75 % tidak aman sedangkan 25 % dari total tangki
septik aman. Besarnya tingkat pencemaran ini diakibatkan oleh metode pembuatan Tangki Septik sehingga
mencemari lingkungan sekitar. Besaran tingkat pencemaran karena SPAL dikabupaten Takalar sebesar 64,3 %
sedangkan dalam kondisi aman 35,7 %.
1
Gambar 3.8
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk kalangan sekolah sangat diperlukan mengingat masa depan bangsa
adalah ditangan generasi muda. Jika diusia dini mereka telah mengenal hal tersebut maka untuk kedepannya tidak
akan perlu susah lagi dalam mengembangkan Konsep Sanitasi dalam kehidupan berperilakberperilaku hidupsih dan
sehat. Dalam Program PPSP faktor yang menjadi landasan PHBS sekolah di kabupaten Takala meliputi :
Pola pendidikan akan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah menjadi penting untuk
dilakukan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat. Sosialisasi di level sekolah ini diharapkan
menjadi ujung tombak dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah sanitasi. Selain
promosi kesehatan di masyarakat, pendidikan awal di sekolah bisa menjadi sumber informasi kepada
masyarakat melalui murid sekolah akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
1
Untuk kabupaten Takalar sendiri pendidikan PHBS di sekolah telah masuk kedalam kurikulum
sekolah dimana dari total jumlah sekolah yang ada di kabupaten Takalar sudah 50 % yang melakukan praktek
cuci tangan pakai sabun. Ada beberapa kegiatan yang menjadi landasan tumbunya kecintaan perilaku hidup
bersih dan sehat meliputi:
Kampanye PHBS sekolah
Pelatihan Dokter Kecil ( Mata Kurikulum Sekolah)
Praktek Sikat Gigi
Dan Bersih Lingkungan Sehat
Pembuatan kartu kontrol sehat ( yang dibacakan setiap hari senin)
Kampanye dan advokasipun tidak luput dari pembinaan PHBS sekolah baik ditingkat guru maupun SKPD
yang menaungi kegiatan ini. Berikut dokumentasi kegiatan PHBS .
1
1. Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun
2. Menggalakkan Jumat Bersih dan Sehat dengan membentuk kelompok bersih sehat dan hari bersih lingkungan setiap Jumat
1
3. Kartu Kontrol Sehat serta Advokasi berupa Promosi Kesehatan
1
Secara kekuatan Internal pemda kabupaten Takalar telah menanamkan dan mengaktifkan Perilaku Hidup bersih
sehat di tingkat anak-anak sekolah dasar yang menjadi pondasi dan dasar pengembangan PHBS di kedepan.
Penganggaran sarana untuk CTPS dengan sharing loan semakin gencar digiatkan. Beberapa sekolah telah terbangun
sarana CTPS dan saran sanitasi sekolah. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1
Tidak mengherankan bila target pemerintah kabupaten Takalar dalam mensukseskan Sanitasi Sekolah
serta PHBS sekolah ingin dicapai pada capaian 100 % sekolah terlayani CTPS dan Deklarasi ODF Kabupaten
Takalar di Tahun 2014 namun semuanya itu harus ditunjang dengan komitmen dari kebijakan dan pembiayaan serta
membutuhkan perhatian yang lebih serius dari berbagai komponen, mengingat untuk tingkat kabupaten Kabupaten
Takalar masih memiliki keterbatasan untuk mengejar target tersebut.
1
Tabel 3.4
Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan)
L P L P S K T S K T S K T P P Y T Y T L P L P L P
L L
SDN 3 42 3 5 √ - - - - - - - - 1 - 1 - √ -- -- √ - √ - √ √ - √ - - -
No. 26 4
Soreang
SDN No 1 77 3 7 - - - √ - - √ - - - 1 - 1 √ - - - √ - -- √ - - - - √ -
57 0
Mangad 4
u
SDI 8 10 0 8 - - - - - - - √ - 1 - 2 √ - - √ √ √ √ -
Pattopa 4 0
kang
SDN 4 47 - - - - - - - - - - 1 1 1 1 √ - √ V V V V -
3
156 0 -
Makam
mu
SDN 1 12 2 1 - - - √ - - - - 1 2 2 1 √ - √ √ √ √ -
167 0 3 6
Malewa 6
ng
SDN 1 14 1 1 - - - - - - √ - - - 1 - √ - - √ √ √ √ -
Balang 3 4 4
7
SDN. 82 6 77 1 5 - - - √ - - - - - 3 - √ - - √ √ √ √ -
Baramm 9 1
amase
SDN No 1 87 1 5 - - - - - √ - - - 1 - 2 √ - - √ √ √ V √ √ √ -
86 Aeng 2
Towa 8
SDN. 5 1 96 0 9 - - - - - - √ - - - 1 1 1 √ - - √ √ - - √ - - - - √ -
Ballo 0
4
SDN 10 3 48 3 6 - - - - - - √ - - - - - √ - - √ - - - - - - √ -
Pappa 4
SDN, 7 85 2 8 - - - - - - √ - - - - 1 √ - - √ √ - - √ - - - - √ -
No 146 4
salaka
SDN No 6 70 7 1 √ - - - - - - - - - - - - - - - √ - - √ - - - √ - -
36
4
Tonasa 2 0
Parappa
SDN. 4 52 4 1 √ - - - - - - 1 1 1 1 √ - - √ √ - √ -- - - - √ -
No 29 6 2 - -
Banyua
ntara
SDN.70 1 12 1 7 - - - √ - - - - - - 1 1 3 √ - - √ √ - √ - - - √ -
Boddia 3 9
6
SDI. 5 71 5 7 - - - √ - - - - - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ -
193 8
Pa’jang
enggan
g
SD 4 41 4 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
No.224 7
inpres
Manyom
pa
Keterangan:
L = laki-laki; P = perempuan
Y = ya; T = tidak
5
Air Hujan : Saluran Pembuangan Air Kotor, Drainase lingkungan, halaman, dll
Dari Kamar Mandi : Saluran Pembuangan Air Limbah, halaman, sungai, dll
Talang : Saluran Pembuangan Air Limbah, Drainase Lingkungan, Halaman, Sungai, dll
6
Tabel 3.5
Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi) Kabupaten Takaar
Rencana
Apakah pengetahuan ttg Higiene perbaikan
Cara Pengelolaan Sampah
dan Sanitasi diberikan sanitasi sekolah
Apakah ada dana
utk air bersih / Kapan
Kondisi
sanitasi / pend. Tangki
Nama Sekolah Higiene
higiene Septik
Ya, saat Sekolah
Ya, saat Dikosongkan
pertemu
mata
an / Tidak Dikumpul Dipisahk Dibuat
pelajaran
penyulu pernah kan an kompos
PenJas di
han
kelas
tertentu Ya Tidak
SDN No 57 Mangadu √ √ - - - √ - - - -- --
SDI Pattopakang √ √ - - - √ - - - - -
SDN Balang √ √ - - - √ -- - - -- --
7
SDN. 82 Barammamase √ √ - - - √ - - - - -
SDN. 5 Ballo √ √ - - - √ -- - - - -
SDN 10 Pappa √ √ - - - √ - - - - -
SDN. No 29 Banyuantara √ √ - - - √
SDN.70 Boddia √ √ - - - √ -
8
3.2 Pengelolaan Air Limbah
Secara umum sarana pengelolaan air limbah domestik di KabupatenTakalar masih memiliki
permasalahan.dimana belum adanya sistim pengolahan air limbah yang memadai . Walaupun
berdasarkan data Pusat Statistik Kabupaten Takalar tahun 2013, total jumlah penduduk sebesar
277.431 jumlah KK berjumlah 69258 KK , terdapat 42414 unit jamban/WC pribadi dengan persentase
kepemilikan jamban mencapai 54 % . Hal ini memperlihatkan masih perlunya kampanye penyadaran
kepada masyarakat akan arti pentingnya sarana sanitasi yang sesuai standar kesehatan.
Oleh karena itu, selain pemicuan kepada masyarakat agar mau membangun jamban
pribadi mereka seperti CLTS atau pun pembangunan fasilitas public atau MCK Komunal masih
sangat dibutuhkan utamanya pada masyarakat yang tinggal didaerah pulau dan pesisir pantai.
Instalasi pengolahan limbah serta pembangunan sarana pendukung sanitasi lainnya, penyadaran
dalam bentuk kegiatan-kegiatan advokasi serta promosi kesehatan melaui media merupakan salah
satu solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Takalar belum
mempunyai sistim pengolahan limbah domestik pada pusat-pusat pelayanan masyarakat. Berkaitan
dengan hal tersebut diatas secara kelembagaan dan keuangan masih harus mengalami
pembenahan ataupun perubahan agar bisa berbenah diri dan bersiap untuk pengolahan limbah
yang bersifat terpusat . Sistim pengolahan Instalasi Lumpur Tinja atau biasa dikenal dengan IPLT
mau ataupun tidak harus segera dibangun. Pengolahan air limbah (IPAL) tanpa tawar menawar
harus juga segera diusulkan, dengan catatan segera membuat Master Plane air limbah untuk
kabupaten Takalar sebagai penuntun dari arah pembangunan pengolahan air limbah Kabupaten .
Regulasi maupun koordinasi ditingkat kelembagaan SKPD yang bernaung dibawah pokja
AMPL Kabupaten dan Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar merupakan kekuatan intertnal yang sangat
mendukung pembangunan serta pengolahan air limbah domestik dalam mencapai target yang
dinginkan dapat direalisasikan. Perda AMPL serta Rencana Strategi AMPL dan Dokumen Buku Putih
Sanitasi adalah kekuatan yang besar dan bersifat madani dikarenakan muncul oleh dan untuk
kabupaten takalar sendiri. Belum banyaknya desa yang ODF merupakan salah satu tantangan pokja
untuk lebih giat bekerja dalam memperbaiki infrestruktur serta pola hidup sehat akan sanitasi dapat
berjalan dengan baik.
9
3.2.1 Kelembagaan
Kegiatan pengelolaan dan pengendalian limbah cair baik yang ditimbulkan oleh kegiatan
industri maupun kegiatan rumah tangga di Kabupaten Takalar merupakan tanggung jawab dari
Pemerintah Kabupaten Takalar yang dikelola oleh Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan,
Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Takalar. Mekanisme kerja dalam
penanganan Limbah Cair mencakup kegiatan Pembangunan, Pengelolaan, Pengawasan dan
Bimbingan Teknis, sesuai dengan Tupoksi masing-masing.
Dilihat tupoksi SKPD yang ada di Kabupaten Takalar, SKPD yang menangani air limbah
dalam hal pengawasan dan bimbingan teknis adalah Kantor Lingkungan Hidup, yaitu berada dalam
seksi pemantauan lingkungan.
Sedangkan SKPD yang menangani air limbah dalam hal perencanaan dan pembangunan
sarana pengelolaan limbah adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Takalar yaitu berada dalam
Bidang Pengembangan Sumber Daya Air,. Diluar Dinas PU, pembangunan sarana pengelolaan air
limbah tidak dibangun secara spesifik tapi merupakan sarana pendukung dari sarana utama yang
mereka bangun. Untuk kegiatan advokasi dalam hal kampanye penyadaran masyarakat untuk limbah
rumah tangga, SPAL terdapat pada Dinas Kesehatan kabupaten Takalar. Pemberdayaan
Masyarakat tidak lepas dari kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Takalar.
Diluar SKPD tersebut umumnya penanganan masih bersifat internal. Perangkat peraturan
daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah belum ada, sehingga kelembagaan yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki legalitas yang kuat.
Ditingkat masyarakat dan swasta belum ada upaya yang terfokus terhadap sistem
pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan penyehatan lingkungan. Dengan
kedudukan kelembagaan yang masih lemah baik ditingkat masyarakat, swasta maka upaya
pencapaian target pengelolaan air limbah belum ada langkah-langkah nyata, sehingga berpengaruh
pada belum tersedianya perangkat peraturan terkait pengelolaan air limbah di tingkat daerah. Berikut
struktur organisasi yang menangani pengelolaan limbah di kabupaten Takalar.
10
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KAB. TAKALAR
KEPALA
11
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 48 Tahun 2008
TENTANG
Pasal 6
(1) Seksi Manajemen dan Pengendalian Dampak Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas menyusun rencana, menelaah, meneliti dan melaksanakan kegiatan
pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan serta melakukan koordinasi sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagiamana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Manajemen
dan Pengendalian Dampak Lingkungan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 skala kabupaten;
c. Melaksanakan penelitian berkas izin pengumpulan limbah B3 pada skala kabupaten
kecuali minyak pelumas/oli bekas;
d. Mengawasi pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala
kabupaten;
e. Mengawasi pelaksanaan sistem tanggap darurat skala kabupaten;
f. Mengawasi penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3 kabupaten;
g. Melaksanakan penelitian berkas izin lokasi pengolahan limbah B3;
h. Melaksanakan penelitian berkas izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri
atau usaha suatu kegiatan;
i. Melaksanakan penilaian amdal bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup di kabupaten, sesuai dengan standar,
norma, dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah;
j. Menerbitkan rekomendasi UKL dan UPL;
k. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal
dalam wilayah kabupaten;
l. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam wilayah kabupaten;
12
m. Menelaah pengelolaan kualitas air skala kabupaten;
n. Menetapkan kelas air pada sumber air skala kabupaten;
o. Melaksanakan pemantauan kualitas air pada sumber air skala kabupaten;
p. Melaksanakan pengendalian pencemaran air pada sumber air skala kabupaten;
q. Melaksanakan pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam izin
pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
r. Melakukan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan
penanggulangan pencemaran air skala kabupaten pada keadaan darurat dan/atau
keadaan yang tidak terduga lainnya;
s. Mengatur pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala kabupaten;
t. Menyelenggarakan perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
u. Menyelenggarakan perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada
tana;
v. Melakukan pemantauan kualitas udara ambien, emisi sumber bergerak dan tidak
bergerak skala kabupaten;
w. Melaksanakan pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama
secara berkala;
x. Melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala
kabupaten;
y. Melaksanakan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak
dan tidak bergerak skala kabupaten;
z. Melaksanakan pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan;
å. Melaksanakan pengaturan terhadap pencegahan pencemaran dan perusakan wilayah
pesisir dan laut skala kabupaten;
ä. Melaksanakan pengaturan terhadap pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
wilayah pesisir dan laut skala kabupaten;
ö. Menetapkan lokasi untuk pengelolaan konservasi laut;
aa. Melaksanakan pengawasan penaatan instrumen pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan skala kabupaten;
bb. Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan laut skala
kabupaten;
cc. Melaksanakan pengaturan pelaksanaan terhadap monitoring kualitas lingkungan pesisir
dan laut skala kabupaten;
dd. Melaksanakan penegakan hukum terhadap peraturan pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan pesisir laut yang dikeluarkan oleh daerah kabupaten atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah;
ee. Menerbitkan penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala
kabupaten yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;
ff. Melaksanakan penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kabupaten;
gg. Melaksanakan pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang
berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala kabupaten;
hh. Melaksanakan pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kabupaten;
ii. Menetapkan kriteria kabupaten baku kerusakan lahan dan/atau tanah kabupaten untuk
kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku
kerusakan tanah nasional;
jj. Menetapkan kondisi lahan dan/atau tanah;
13
kk. Melaksanakan pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat
kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak skala kabupaten;
ll. Melaksanakan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa
skala kabupaten;
mm. Melaksanakan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat
bencana skala kabupaten;
nn. Menetapkan kawasan yang beresiko rawan bencana skala kabupaten;
oo. Menetapkan kawasan yang beresiko menimbulkan bencana lingkungan skala
kabupaten;
pp. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi
personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada skala kabupaten;
qq. Menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah di bidang penerapan instrumen
ekonomi untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan kabupaten;
rr. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang bersangkutan;
ss. Menerapkan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan;
tt. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan,
ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola
produksi dan konsumsi yang berkelanjutan pada skala kabupaten;
uu. Menyelenggarakan diklat di bidang lingkungan hidup sesuai permasalahan lingkungan
hidup skala kabupaten;
vv. Menyelenggarakan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala
kabupaten;
ww. Melaksanakan penegakan hukum lingkungan skala kabupaten;
xx. Melaksanakan pemantauan penaatan atas perjanjian internasional di bidang
pengendalian dampak lingkungan skala kabupaten;
yy. Melaksanakan pemantauan pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol skala
kabupaten;
zz. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak
perubahan iklim skala kabupaten;
åå. Menyiapkan bahanperumusan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan
skala kabupaten;
ää. Melaksanakan pemantauan dampak deposisi asam skala kabupaten;
öö. Menyiapkan bahan penyediaan fasilitas laboratorium lingkungan sesuai dengan
kebutuhan daerah;
aaa. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
bbb. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
14
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TAKALAR
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM
DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA BIDANG KEINDAHAN BIDANG TATARUANG BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG SUMBER DAYA
DAN PERTAMANAN
AIR
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERSAMPAHAN SEKSI IRIGASI SEKSI PENGATURAN SEKSI PERUMAHAN
JALAN DAN JEMBATAN DAN PEMBINAAN TATA
RUANG
SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI DRAINASE SEKSI DANAU SUNGAI SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERMUKIMAN
JALAN DAN JEMBATAN RAWA DAN PANTAI
SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI PERTAMANAN SEKSI AIR MINUM DAN SEKSI PENGAWASAN
JASA KONSTRUKSI AIR LIMBAH DAN PENGENDALIAN
UPT
15
PERATURAN KABUPATEN TAKALAR
NOMOR : 40 Tahun 2008
TENTANG
Pasal 16
(1) Bidang Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas
menyusun rencana, membina, monitoring, evaluasi dan mengoordinasikan pelaksanaan
kebijakan di bidang Sumber Daya Air.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Sumber Daya
Air menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan tugasnya;
c. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan Sumber Daya Air skala Kabupaten;
d. Menetapkan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perizinan, irigási,
danau, sungai, rawa, dan pantai, air minum dan limbah;
e. Mengoordinasikan dan memfasilitasi penyelenggaraan bidang Irigasi, Danau, sungai, rawa,
dan pantai, air minum dan limbah;
f. Melaksanakan pembinaan, supervisi, dan monitoring penyelenggaraan bidang Irigasi,
danau, sungai, rawa, dan pantai, air minum dan limbah;
g. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan;
h. Menysusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
16
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KAB. TAKALAR
KEPALA
KESEKRETARIATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
17
Pasal 14
(1) Bidang Sosial Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melakukan
dan mengoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan Kesejahteraan rakyat,
pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan kelembagaan masyarakat.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Sosial
Budaya mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Menyiapkan bahan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang pembangunan
kesejahteraan rakyat, pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan
pengembangan kelembagaan masyarakat ;
c. Melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan kesejahteraan rakyat dan
pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan
masyarakat;
d. Mengoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan Kesejahteraan rakyat dan
pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan
masyarakat;
e. Melakukan inventarisasi permasalahan di bidang sosial yang meliputi kesejahteraan rakyat
dan pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan
kelembagaan masyarakat;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Program Tahunan di bidang sosial yang meliputi
kesejahteraan rakyat dan pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan
pengembangan kelembagaan masyarakat;
g. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh Atasan;
h. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
18
Pasal 17
(1) Bidang Fisik dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai
tugas melaksanakan dan mengoordinasikan perencanaan pembangunan di bidang sarana,
prasarana daerah, tata ruang, Lingkungan hidup dan permukiman.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Fisik dan
Prasarana Daerah mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Menyiapkan bahan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang sarana,
prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang dan lingkungan hidup serta prasarana dan
sarana perhubungan;
c. Melakukan penyusunan rencana dan program pengoordinasian rencana pembangunan di
bidang prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana
perhubungan;
d. Melakukan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang
prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan;
e. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan di bidang
prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan
dalam rangka pelaksanaan rencana kerja pemerintah daerah yang diusulkan kepada
pemerintah propinsi atau ke pemerintah pusat untuk dimasukkan ke dalam rencana
pemerintah daerah;
f. Melaksanakantugas kedinasan yang diberikan oleh Atasan;
g. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
19
Pasal 18
(1) Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
yang mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa
program-program pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan
prasarana daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang SDA,
Sarana dan Prasarana Daerah mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah;
b. Menyusun program pembangunan di bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan,
sarana dan prasarana daerah;
c. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan
perencanaan pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan
prasarana daerah;
d. Melaksanakan monitoring Pelaksanaan program pembangunan bidang sumber daya alam,
kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah;
e. Melakukan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan
langkah-langkah pemecahannya;
f. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program bidang sumber daya alam, kelautan dan
perikanan, sarana dan prasarana daerah;
g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan di bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana
daerah;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
20
Pasal 19
(1) Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang yang mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan
menganalisa program-program pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Tata
Ruang, Lingkungan dan Permukiman mempunyai fungsi:
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Perumahan;
b. Menyusun program pembangunan di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
c. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan
perencanaan pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
d. Melaksanakan monitoring pelaksanaan program pembangunan bidang tata ruang,
lingkungan dan perumahan;
e. Melakukakan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan
langkah-langkah pemecahannya;
f. Penyusun bahan evaluasi pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai sasaran
yang telah ditentukan;
g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan perencanaan
pembangunan di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
h. Menetapkan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan skala
kabupaten;
i. Menetpakan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah
dan kawasan skala kabupaten;
j. Menetapkan petunjuk, pedoman dan stnadar pelaksanaan pengelolaan kawasan dan
lingkungan perkotaan skala kabupaten;
k. Melaksanakan petunjuk keserasian pengembangan perkotaan dan kawasan perdesaan
skala kabupaten;
l. Menetapkan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah
dan kawasan skala kabupaten;
m. Melaksanakan pedoman dan standar pelayanan perkotaan skala kabupaten;
n. Menetapkan petunjuk, standar dan standar pelaksanaan pengembangan pembangunan
perwilayahan skala kabupaten;
21
o. Melaksanakan pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, pesisir dan pulau-pulau kecil
skala kabupaten;
p. Melaksanakan pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan andalan skala
kabupaten;
22
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KAB. TAKALAR
JABATAN SEKRETARIAT
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM
KEPEGAWAIAN
BIDANG PELAYANAN BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT BIDANG BINA KESEHATAN BIDANG BINA FARMASI , ALAT
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN MASYARAKAT KESEHATAN DAN PENGAWASAN
KESEHATAN DASAR
OBAT DAN MAKANAN
SEKSI PELAYANAN SEKSI IMUNISASI DAN SEKSI PEMBIAYAAN KESEHATAN SEKSI PENGAWASAN
MASYARAKAT
KHUSUS DAN RUJUKAN KESEHATAN MATRA OBAT DAN MAKANAN
UPT
23
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 2008
TENTANG
BAB IV
BIDANG BINA PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Ketiga
Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Pasal 35
Nomenklatur Jabatan Fungsional Umum pada Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
terdiri dari :
a. Pengelola Sanitasi Penyehatan Lingkungan Umum;
b. Pengelola Data Pengawasan Air;
c. Pengelola Data Sanitasi Penyehatan Lingkungan Permukiman.
Pasal 36
(1) Pengelola Sanitasi Penyehatan Lingkungan umum sebagaimana dimaksud Pasal 35 huruf a
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis usaha peningkatan fasilitas sarana
kesehatan lingkungan masyarakat pada tempat-tempat umum dan membuat pelaporan;
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, adalah :
a. mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan;
b. mempersiapkan formulir laporan pendataan dan inventarisasi, laporan bulanan/triwulan
untuk petugas sanitasi puskesmas;
c. mengumpulkan dan merekapitulasi/mentabulasi laporan dari puskesmas serta membuat
laporan umpan balik ke puskesmas;
d. melaksanakan pengawasan langsung terhadap pengelola sarana tempat-tempat umum
tentang usaha-usaha peningkatan fasilitas kesehatan lingkungan tempat-tempat umum
bersama sanitarian puskesmas;
e. membuat laporan triwulan ke Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan;
24
f. melaksanakan kegiatan teknis lapangan untuk memantau dan menanggulangi gangguan
kesehatan pada masyarakat yang kemungkinan ditimbulkan oleh pencemaran di tempat-
tempat umum.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
h. Melaksanakan tugas kedinasanlain sesuai bidang tugasnya.
Pasal 37
(1) Pengelola Data Pengawasan Air sebagaimana dimaksud Pasal 35 huruf b mempunyai tugas
mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemanfaatan pemeliharaan kualitas, pengawasan
dan pengendalian terhadap sarana iir bersih;
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, adalah :
a. mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan;
b. mempersiapkan formulir laporan pendataan dan inventarisasi sumber/jenis sarana air;
c. membuat format laporan pengawasan kualitas air;
d. mengumpulkan dan merekapitulasi serta mengevaluasi laporan dari puskesmas serta
membuat laporan umpan balik ke puskesmas;
e. membimbing petugas puskesmas dalam pengawasan dan peningkatan kualitas air;
f. membimbing petugas puskesmas dalam pembuatan sarana air bersih;
g. membuat laporan triwulan ke Dinas Kesehatan Propinsi;
h. membimbing petugas puskesmas dalam pengambilan sampel air;
i. melakukan peninjauan sanitasi lingkungan tempat pengolahan air minum;
j. melakukan pemeriksaan sampel air;
k. membuat berita acara pemeriksaan;
l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
m. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
Pasal 38
(1) Pengelola Data Sanitasi Penyehatan Lingkungan Permukiman sebagaimana dimaksud Pasal
35 huruf c mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis usaha peningkatan kebersihan
lingkungan, memantau dan menanggulangi gangguan kesehatan pada masyarakat yang
mungkin diakibatkan oleh kondisi sanitasi lingkungan permukiman, kualitas udara, kebisingan,
pestisida dan industri serta membuat pelaporan secara berkala;
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, adalah :
25
a. mempelajari tugas dan petunjuk yang diberikan atasan;
b. mempersiapkan formulir laporan pendataan dan inventarisasi, laporan bulanan/triwulan
untuk petugas sanitasi puskesmas;
c. memberikan pengarahan kepada sanitarian puskesmas tentang pelaksanaan kegiatan,
pendataan dan inventarisasi;
d. mengumpulkan dan merekapitulasi/tabulasi laporan dari puskesmas serta membuat
laporan umpan balik ke puskesmas;
e. membuat laporan hasil pendataan dan inventarisasi jumlah dan jenis sarana perumahan,
jamban keluarga, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS), Tempat Penjualan dan Penggunaan Pestisida (TP3);
f. melakukan peninjauan lokasi tempat penjualan/pengolahan;
g. membuat berita acara hasil pemeriksaan;
h. membuat laporan triwulan ke dinas kesehatan Propinsi;
i. melaksanakan kegiatan teknis lapangan untuk memantau dan menanggulangi gangguan
kesehatan pada masyarakat yang kemungkinan ditimbulakan oleh pencemaran debu,
udara, kebisingan, pestisida, industri dan limbah padat, cair dan gas;
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
k. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
26
Tabel 3.6:
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target √
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian √
target
PENGADAAN SARANA
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) √
PENGELOLAAN
27
FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah
domestic
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran √
drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah √
domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah √
domestik skala kab/kota
28
FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan √
atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik √
29
Tabel 3.7
Ketersediaan Pelaksanaan
Keteranga
Peraturan
Ada (Sebutkan) Efektif Tidak Efektif n
Tidak Ada Belum Efektif Dilaksanakan
Dilaksanakan Dilaksanakan
30
Kewajiban dan sanksi bagi kantor √
untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestik
di tempat usaha
Kewajiban penyedotan air limbah √
domestik untuk masyarakat,
industri rumah tangga, dan kantor
pemilik tangki septic
Retribusi penyedotan air limbah √
domestic
Tatacara perizinan untuk kegiatan √
pembuangan air limbah domestik
bagi kegiatan permukiman, usaha
rumah tangga, dan perkantoran
31
3.2.1 Sistim dan Cakupan Pelayanan Air Limbah
Sistem dan cakupan layanan air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan
sistem pengolahan air buangan rumah tangga. Sistem pengolahan air limbah domestik yang
digunakan di Kabupaten Takalar masih berupa sistem pengolahan secara individu di masing-
masing rumah atau sering disebut on-site system. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang
mempergunakan cubluk atau tangki septik yang secara konstruksi tidak memenuhi persyaratan baik
secara desain maupun dari segi kesehatan menurut standar yang ditentukan.
Akses sanitasi yang berupa jamban yang dimiliki oleh masyarakat miskin di Kabupaten
Takalar pada umumnya kurang layak dan tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk
masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai masih memanfaatkan air sungai untuk
keperluan mandi cuci kakus (MCK). Kondisi pengolahan air limbah ini merupakan dasar perencanaan
dari sistim yang akan dipakai dan target pencapaian yang akan menentukan keputusan strategi
sanitasi kabupaten Takalar.
Penanganan pembuangan air limbah domestik belum mendapat dukungan yang signifikan
dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga menduduki prioritas yang rendah dalam
perencanaan dan pembangunan infrastrukrtur. Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana pembuangan air limbah domestik yang telah dibangun oleh
Pemerintah daerah maupun masyarakat masih belum memadai, dan peran serta masyarakat dan
swasta terhadap program ini ternyata masih kurang dan belum termobilisasikan dengan baik.
Pembuangan limbah domestik yang berupa limbah cair di Kabupaten Takalar, saat ini
menggunakan beberapa cara :
32
2. Dibuang langsung ke sungai
Ada sebagian masyarakat yang masih membuang limbah cair baik yang dihasilkan manusia
maupun rumah tangga langsung ke badan air (sungai), dimana sungai tersebut juga
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi dan mencuci.
3. Saluran Terbuka
Sebagian besar masyarakat membuang air limbahnya ke saluran terbuka atau drainase yang
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
4. Saluran Tertutup
Untuk saluran tertutup hanya sebagian kecil yang memakai sistim ini.
5. Lubang galian
Lubang galian masih diminati untuk pembuangan air limbah
Untuk melihat dan mengenal lebih jauh berikut diagram sistim pengolahan air limbah di kabupaten
Takalar.
33
Gambar 3.9
Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Kabupaten Takalar Dalam EHRA Kabupaten Takalar 2013
Gambar 3.10:
Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Kabupaten Takalar Dalam EHRA
2013
34
Peta 3.1:
35
Peta 3.2:
Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Takalar
36
Tabel 3.8
Pengumpulan dan
Pembuangan/ Daur
Input User Interface Penampungan/Pengolahan Pengaliran Pengolahan Akhir Kode/Nama Aliran
Ulang
Awal
Grey Water Rumah Saluran Drainase Pipa - Sungai Aliran Limbah AL1
Black Water Toilet/MCK Septik Tank Perpipaan - Sungai Aliran Limbah AL2
37
Tabel 3.9:
Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
A B C D E
Pembuangan akhir/Daur ulang Sungai dan Saluran terdekat Sungai yang terdekat Dinas PU Kabupaten Takalar
38
Tabel 3.10:
Jumlah
Ada
Pemakai Sumber Air Persedia
Lokasi Jml Jml kmr Fas. Cuci biaya Tempat buangan air
an
MCK Toilet/WC mandi Tangan pemakai kotor
MCK Sabun Kapan tangki
an MCK
septik
No
PDAM SPT SGL dikosongkan
Tangki
RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Cubluk
Septik
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
39
40
3.2.3 Kesadaran Masyarakat
Penanganan sub sektor limbah domestik terkhusus jamban keluarga menjadi urusan masing-masing
keluarga. Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai kewajiban penanganan limbah domestik yang benar
yaitu mengkondisikan pengelolaan air limbah domestik yang aman sebelum dibuang ke lingkungan
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah walau dampaknya belum
terlalu besar. Permasalahan pengelolaan air limbah domestik seharusnya dijalankan oleh berbagai pihak
terkait terutama untuk lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi. Untuk daerah permukiman dengan
tingkat kepadatan yang cukup tinggi, sistem komunal merupakan solusi yang paling tepat.
a. Masyarakat yang belum memiliki kesadaran atau kepedulian dalam pengelolaan air limbah. Kelompok ini
masih menjadi mayoritas di kabupaten Takalar, terdiri atas kelompok masyarakat miskin, pendidikan
rendah dan sebagian kecil ada pada kelompok masyarakat menengah.
b. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap pengelolaan limbah, namun belum
memiliki kepedulian penuh terhadap pengelolaan air limbah. Kelompok ini umumnya berada pada
komunitas masyarakat kelas menengah, berpendidikan, namun belum memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap pengelolaan air limbah atau PHBS pada umumnya.
c. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran serta kepedulian tinggi terhadap pengelolaan air
limbah. Mayoritas kelompok ini ada pada tatanan masyarakat kelas menengah ke atas, dan termasuk
kelompok minoritas.
Adapun peran serta masyarakat Kabupaten Takalar dalam pengelolaan limbah domestik saat ini antara lain :
41
Tabel 3.11:
1. Galesong Utara - - - - - - - - - - - - - -
2. Galesesong - - - - - - - - - - - - - -
Selatan
3. Galesong - - - - - - - - - - - - - -
4. Mangarabomban - - - - - - - - - - - - - -
g
5. Mappasunggu - - - - - - - - - - - - - -
6. Sanrobone - - - - - - - - - - - - - -
7. Polombangkeng - - - - - - - - - - - - - -
Selatan
8. Polombangkeng - - - - - - - - - - - - - -
Utara
d. Pattallassang - - - - - - - - - - - - - -
42
Data Tidak ada
Keterangan:
K = kadang-kadang
43
Tabel 3.12:
Air Limbah Domestik: Onsite Individual MCK Biasa KSM (Kelompok 2011 √ √
Swadaya
Masyarakat)
2012 √ √
2013 √ √
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
44
3.2.4 Pemetaan Media
Belum adanya kegiatan komunikasi media maupun kerjasama meldia akan pengelolaan air limbah di
kabupaten Takalar
Tabel 3.13
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
Tabel 3.14
2. - - - - - -
45
3.2.5 Partisipatif Dunia usaha
Partisipatif dunia usaha belum tergerak untuk bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Takalar dalam bidang pengelolaan air limbah.
Tabel 3.15:
A b C D
Komponen : Air Limbah
-
1 -- - -
-
2 - - -
-
3 - - -
46
3.2.6 Pendanaan Dan Pembiayaan
Sejauh ini belum adanya keterlibatan pihak swasta dalam mendukung masyarakat dan
pemerintah kabupaten Takalar dalam pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Takalar seperti yang dikemukakan diatas, masing-masing individu masih melakukan pemgolahan air limbah secara
domestik atau rumah tangga. Bagi masyarakat yang mampu secara keuangan, mereka membuat membuat septic
tank (system on-site) di rumah tangga masing-masing. Sementara itu partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan air
limbah domestic lebih banyak dilakukan oleh developer yang membangun kawasan perumahan bagi masyarakat
khususnya yang akan bertempat tinggal di ibukota kabupaten .
Peningkatan area pembangunan perumahan di kabupaten Takalar dilengkapi dengan septic tank untuk
masing-masing rumah. Sementara itu air limbah rumah tangga yang lain (dapur dan kamar mandi) disalurkan ke
saluran drainase jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai saluran air limbah rumah tangga. Selanjutnya air
limbah perumahan disalurkan ke badan air yang berupa sungai tanpa pengolahan air limbah terlebih dahulu.
47
Tabel 3.16
1.a Pendanaan Investasi air limbah 1.335.924.000 874.130.000 1.043.630.000 629.500.000 3.883.664.000 970.916.000 25 %
48
Tabel 3.17
49
3.2.7 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis
Tabel 3.18
2. Kelembgaan :
Rapat koordinasi berkala antar SKPD yang menangani air limbah
a. Belum optimalnya koordinasi
Kelembagaan yang menanganmi air
limbah. Intervensi kebijakan lebih ditingkatkan
b. Keberpihakan kebijakan masih kurang
a. Masih kurangnya sarana dan prasarana Mengadakan mobil truk lumpur tinja
pengelolaan limbah domestik baik onsite
maupun off site
b. Belum maksimumnya SPM air limbah Terbentuknya SPM air limbah kabupaten Takalar
50
3.3 Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Takalar, cakupan layanannya masih terbatas pada daerah Kota
Takalar tepatnya kecamatan Pattallassang. Saat ini layanannya belum seluruhnya atau hanya insidentil pada
beberapa kecamatan sesuai dengan kebutuhan pengangkutannya dan pembuangannya ke TPA. Hal ini
dikarenakan terbatasnya tenaga, armada pengelola persampahan, dan pembiayaan yang tersedia. Lokasi rutin
yang dilakukan dalam kota antara lain :
Pasar Sentral dan Pasar Pattallassang( Kecamatan Pattallassang). Pasar Palleko ( Kecamatan
Polombangkeng Utara) pasar lengkese ( Kec. Mangarabombang)
Wilayah yang dilayani meliputi BTN Bajeng Pepabri, BTN Bontomate’ne, BTN Germit,
Perumahan Graha Ananda, Perumahan Bombong Indah, Perumahan Balindah, Perumahan
Istana Permai, Perumahan Pemda, Perumnas Bajeng
3.3.2 Kelembagaan
Dalam penanganan persampahan berada dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Keindahan
dan Pertamanan Kabupaten Takalar. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Takalar No 11 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Takalar dan Peraturan Bupati nomor 40 tahun 2008
tentang Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural maka bidang pertamanan dipimpin oleh seorang kepala bidang dan 3
orang kepala seksi masing-masing seksi persampahan , drainase dan pertamanan. Selain itu kantor Lingkungan
Hidup juga terlibat dalam pengelolalaan persampahan dikabupaten Takalar. Sedangkan dalam pengorganisasian
perencanaan dan pengelolaan sarana dan prasarana persampahan di koordinir oleh bidang fisik dan prasarana
badan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Takalar. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat dalam
bagan struktur berikut ini.
51
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KAB. TAKALAR
KEPALA
52
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 48 Tahun 2008
TENTANG
PADA KANTOR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENANAMAN MODAL DAERAH KABUPATEN
TAKALAR
Pasal 6
(3) Seksi Manajemen dan Pengendalian Dampak Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas menyusun rencana, menelaah, meneliti dan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pengendalian dampak lingkungan serta melakukan koordinasi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagiamana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Manajemen dan
Pengendalian Dampak Lingkungan menyelenggarakan fungsi :
ccc. Menyusun rencana kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
ddd. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 skala kabupaten;
eee. Melaksanakan penelitian berkas izin pengumpulan limbah B3 pada skala kabupaten kecuali minyak
pelumas/oli bekas;
fff. Mengawasi pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala kabupaten;
ggg. Mengawasi pelaksanaan sistem tanggap darurat skala kabupaten;
hhh. Mengawasi penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3 kabupaten;
iii. Melaksanakan penelitian berkas izin lokasi pengolahan limbah B3;
jjj. Melaksanakan penelitian berkas izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha suatu
kegiatan;
kkk. Melaksanakan penilaian amdal bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan hidup di kabupaten, sesuai dengan standar, norma, dan prosedur yang
ditetapkan oleh pemerintah;
53
lll. Menerbitkan rekomendasi UKL dan UPL;
mmm. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam wilayah kabupaten;
nnn. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
amdal dalam wilayah kabupaten;
ooo. Menelaah pengelolaan kualitas air skala kabupaten;
ppp. Menetapkan kelas air pada sumber air skala kabupaten;
qqq. Melaksanakan pemantauan kualitas air pada sumber air skala kabupaten;
rrr. Melaksanakan pengendalian pencemaran air pada sumber air skala kabupaten;
sss. Melaksanakan pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam izin pembuangan
air limbah ke air atau sumber air;
ttt. Melakukan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan
pencemaran air skala kabupaten pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga
lainnya;
uuu. Mengatur pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala kabupaten;
vvv. Menyelenggarakan perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
www. Menyelenggarakan perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tana;
xxx. Melakukan pemantauan kualitas udara ambien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak skala
kabupaten;
yyy. Melaksanakan pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara berkala;
zzz. Melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala kabupaten;
ååå. Melaksanakan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak skala
kabupaten;
äää. Melaksanakan pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan;
ööö. Melaksanakan pengaturan terhadap pencegahan pencemaran dan perusakan wilayah pesisir dan
laut skala kabupaten;
aaaa. Melaksanakan pengaturan terhadap pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan wilayah pesisir
dan laut skala kabupaten;
bbbb. Menetapkan lokasi untuk pengelolaan konservasi laut;
cccc. Melaksanakan pengawasan penaatan instrumen pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
skala kabupaten;
dddd. Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan laut skala kabupaten;
54
eeee. Melaksanakan pengaturan pelaksanaan terhadap monitoring kualitas lingkungan pesisir dan laut
skala kabupaten;
ffff. Melaksanakan penegakan hukum terhadap peraturan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
pesisir laut yang dikeluarkan oleh daerah kabupaten atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh
pemerintah;
gggg. Menerbitkan penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala kabupaten yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;
hhhh. Melaksanakan penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kabupaten;
iiii. Melaksanakan pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup
yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat
berdampak skala kabupaten;
jjjj. Melaksanakan pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan
dengan kebakaran hutan dan/atau lahan skala kabupaten;
kkkk. Menetapkan kriteria kabupaten baku kerusakan lahan dan/atau tanah kabupaten untuk kegiatan
pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional;
llll. Menetapkan kondisi lahan dan/atau tanah;
mmmm. Melaksanakan pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan
yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak skala kabupaten;
nnnn. Melaksanakan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa skala
kabupaten;
oooo. Melaksanakan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana skala
kabupaten;
pppp. Menetapkan kawasan yang beresiko rawan bencana skala kabupaten;
qqqq. Menetapkan kawasan yang beresiko menimbulkan bencana lingkungan skala kabupaten;
rrrr. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang
pengelolaan lingkungan hidup pada skala kabupaten;
ssss. Menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah di bidang penerapan instrumen ekonomi untuk
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan kabupaten;
tttt. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang bersangkutan;
uuuu. Menerapkan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan;
vvvv. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel,
produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi
yang berkelanjutan pada skala kabupaten;
55
wwww. Menyelenggarakan diklat di bidang lingkungan hidup sesuai permasalahan lingkungan hidup
skala kabupaten;
xxxx. Menyelenggarakan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala kabupaten;
yyyy. Melaksanakan penegakan hukum lingkungan skala kabupaten;
zzzz. Melaksanakan pemantauan penaatan atas perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak
lingkungan skala kabupaten;
åååå. Melaksanakan pemantauan pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol skala kabupaten;
ääää. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim skala
kabupaten;
öööö. Menyiapkan bahanperumusan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan skala
kabupaten;
aaaaa. Melaksanakan pemantauan dampak deposisi asam skala kabupaten;
bbbbb. Menyiapkan bahan penyediaan fasilitas laboratorium lingkungan sesuai dengan kebutuhan
daerah;
ccccc. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
ddddd. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
56
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TAKALAR
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM
DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA BIDANG KEINDAHAN BIDANG TATARUANG BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG SUMBER DAYA
DAN PERTAMANAN
AIR
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERSAMPAHAN SEKSI IRIGASI SEKSI PENGATURAN SEKSI PERUMAHAN
JALAN DAN JEMBATAN DAN PEMBINAAN TATA
RUANG
SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI DRAINASE SEKSI DANAU SUNGAI SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERMUKIMAN
JALAN DAN JEMBATAN RAWA DAN PANTAI
SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI PERTAMANAN SEKSI AIR MINUM DAN SEKSI PENGAWASAN
JASA KONSTRUKSI AIR LIMBAH DAN PENGENDALIAN
UPT
57
Pasal 13
Seksi Persampahan
(1) Seksi Persampahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas melakukan pembinaan,
koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan persampahan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Persampahan,
menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah kebijakan pengembangan PS persampahan di
kabupaten mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi;
c. Menyiapkan bahan penetapan lembaga tingkat kabupaten dalam pengelolaan persampahan di wilayah
kabupaten;
d. Penyiapan bahan penetapan peraturan daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah dan
provinsi;
e. Mengelola aktivitas persampahan skala kabupaten;
f. Meningkatkan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan PS persampahan kabupaten;
g. Memberikan bantuan teknis penangan persampahan kepada kecamatan, pemerintah desa, serta
kelompok masyarakat di kabupaten;
h. Menyelenggarakan pembiayaan pembangunan PS persampahan di kabupaten;
58
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KAB. TAKALAR
KEPALA
KESEKRETARIATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
59
Pasal 14
(3) Bidang Sosial Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melakukan dan
mengoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan Kesejahteraan rakyat, pengembangan kualitas SDM,
pemerintahan, hukum dan kelembagaan masyarakat.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Sosial Budaya mempunyai
fungsi :
i. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
j. Menyiapkan bahan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang pembangunan kesejahteraan rakyat,
pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan masyarakat ;
k. Melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan kesejahteraan rakyat dan pengembangan kualitas
SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan masyarakat;
l. Mengoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan Kesejahteraan rakyat dan pengembangan
kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan masyarakat;
m. Melakukan inventarisasi permasalahan di bidang sosial yang meliputi kesejahteraan rakyat dan
pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan masyarakat;
n. Melaksanakan koordinasi penyusunan Program Tahunan di bidang sosial yang meliputi kesejahteraan
rakyat dan pengembangan kualitas SDM, pemerintahan, hukum dan pengembangan kelembagaan
masyarakat;
o. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh Atasan;
p. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 15
60
Sub Bidang Kesejahteraan Sosial
(1) Sub Bidang Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas
menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program pembangunan bidang
kesehatan, pendidikan, pemuda dan olah raga, pelayanan sosial, agama, seni dan budaya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Sosial
mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat;
b. Menyusun program pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, pemuda dan olah raga, pelayanan
sosial, agama, seni dan budaya;
c. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, pemuda dan olah raga, pelayanan sosial, agama, seni dan
budaya;
d. Melakukan monitoring pelaksanaan program pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, pemuda dan
olah raga, pelayanan sosial, agama, seni dan budaya;
e. Melakukan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya kesehatan, pendidikan, pemuda dan olah raga, pelayanan sosial, agama, seni dan
budaya;
f. Melakukan evaluasi pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai sasaran yang telah ditentukan;
g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan
di bidang kesehatan, pendidikan, pemuda dan olah raga, pelayanan sosial, agama, seni dan budaya;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
61
Pasal 16
Sub Bidang Pemerintahan dan Hukum
(1) Sub Bidang Pemerintahan dan Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas
menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program pembangunan bidang
pemerintahan umum, pemerintahan desa dan kelurahan, hukum dan perundang-undangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Pemerintahan dan
Hukum mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Pemerintahan dan Hukum;
b. Menyusun program pembangunan di bidang pemerintahan umum, pemerintahan desa dan kelurahan,
hukum dan perundang-undangan;
c. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang pemerintahan umum, pemerintahan desa dan kelurahan, hukum dan perundang-
undangan;
d. Melakukan monitoring pelaksanaan program pembangunan bidang pemerintahan umum, pemerintahan
desa dan kelurahan, hukum dan perundang-undangan;
e. Melakukan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya pemerintahan umum, pemerintahan desa dan kelurahan, hukum dan perundang-
undangan;
f. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai sasaran yang telah
ditentukan;
g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan
di bidang pemerintahan umum, pemerintahan desa dan kelurahan, hukum dan perundang-undangan;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 17
(3) Bidang Fisik dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas
melaksanakan dan mengoordinasikan perencanaan pembangunan di bidang sarana, prasarana daerah, tata
ruang, Lingkungan hidup dan permukiman.
62
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Fisik dan Prasarana
Daerah mempunyai fungsi :
h. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
i. Menyiapkan bahan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang sarana, prasarana lingkungan,
permukiman, tata ruang dan lingkungan hidup serta prasarana dan sarana perhubungan;
j. Melakukan penyusunan rencana dan program pengoordinasian rencana pembangunan di bidang
prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan;
k. Melakukan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang prasarana
lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan;
l. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan di bidang prasarana lingkungan,
permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan dalam rangka pelaksanaan rencana
kerja pemerintah daerah yang diusulkan kepada pemerintah propinsi atau ke pemerintah pusat untuk
dimasukkan ke dalam rencana pemerintah daerah;
m. Melaksanakantugas kedinasan yang diberikan oleh Atasan;
n. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 18
(3) Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai
tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program pembangunan
bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang SDA, Sarana dan
Prasarana Daerah mempunyai fungsi :
j. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah;
k. Menyusun program pembangunan di bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan
prasarana daerah;
l. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah;
m. Melaksanakan monitoring Pelaksanaan program pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan
perikanan, sarana dan prasarana daerah;
n. Melakukan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya;
63
o. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana
dan prasarana daerah;
p. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan rencana pembangunan di
bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah;
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
r. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 19
(3) Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang
mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program
pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Tata Ruang,
Lingkungan dan Permukiman mempunyai fungsi:
q. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Perumahan;
r. Menyusun program pembangunan di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
s. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
t. Melaksanakan monitoring pelaksanaan program pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan
perumahan;
u. Melakukakan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya;
v. Penyusun bahan evaluasi pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai sasaran yang telah
ditentukan;
w. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan
di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
x. Menetapkan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan skala kabupaten;
y. Menetpakan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah dan kawasan
skala kabupaten;
z. Menetapkan petunjuk, pedoman dan stnadar pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan
perkotaan skala kabupaten;
aa. Melaksanakan petunjuk keserasian pengembangan perkotaan dan kawasan perdesaan skala kabupaten;
64
ä. Menetapkan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah dan kawasan
skala kabupaten;
ö. Melaksanakan pedoman dan standar pelayanan perkotaan skala kabupaten;
aa. Menetapkan petunjuk, standar dan standar pelaksanaan pengembangan pembangunan perwilayahan
skala kabupaten;
bb. Melaksanakan pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, pesisir dan pulau-pulau kecil skala
kabupaten;
cc. Melaksanakan pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan andalan skala kabupaten;
65
Tabel 3.19:
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
PENGADAAN SARANA -
66
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PENGELOLAAN
Mengelola TPA -
67
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
68
Tabel 3.20: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Takalar
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan
Tidak Efektif Belum Efektif Tidak
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksa
PERSAMPAHAN
ke TPA
Volume sampah di Kota Takalar setiap harinya memproduksi 80 m3 dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 28.500 jiwa atau hampir seluruh kelurahan di kecamatan Pattallassang. Volume sampah terbesar ada di
titik yaitu di daerah Pasar sentral, RSUD H Padjonga Dg Ngalle, Pasar Pattallassang dan Hoteldan resort
Sampulungan di Tamalate Kecamatan Galesong Utara.
Pemerintah kabupaten Takalar bersama dengan NGO lokal seperti Lembaga Abdi Masyarakat (LAM) dan
Lembaga Pemerhati Masyarakat Takalar terus mendorong program pengolahan persampahan 3 R ( Reduse,
Reuse, Recycle). Upaya melalui kerjasama NGO lokal ini berupa :
Lokasi yang direncanakan ada didaerah Pasar Sentral Takalar, Pasar Pallekko dan Pasar
Bulukunyi. Rumah kompos ini dikelola bersama dengan menggunakan tenaga dari LAM dan
melalui pendampingan dari Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Takalar.
Kegiatan ini merupakan kerjasama LPMI dengan perintah kabupaten Takalar. Kegiatan ini
merupakan sosialisasi dan ajakan untukmelakukan PHBS serta pemilahan sampah di tingkat
rumah tangga. Lokasi kegiatan ini terletak di kelurahan Bajeng Kecamatan Pattallassang dan
melalui persetujuan masyarakat setempat yang difasilitasi oleh Dinas PU Kabupaten Takalar
bidang Keindahan dan Pertamanan.
Koordinasi Lintas sektoral juga telah dilakukan oleh Dinas PU dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Takalar melalui kerjasama sharing program. Ditahun 2013 ini beberapa kegiatan telah dianggarkan antara lain
pengadaan 2 unit mobil sampah, pengadaan 2 unit motor sampah yang bersumber dari Dana Aloklasi khusus
(DAK) sehingga total armada persampahan di tahun 2013 ini mencapai 7 unit mobil sampah,. Di Dinas PU sendiri
juga mengalokasikan 5 unit motor sampah, 5 kunit kontainer sampah, rehabilitasi kendaraan 2 unit, dan i unit sky
lift .
Kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Takalar dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
25
Tabel 3.20 a
1 Kantor 1 Unit
2 Workshop 1 Ruang
4 Loader - 1 Unit
26
Secara internel kekuatan Sumber Daya Manusia sangat dibutuhkan dalam mengelola kegiatan
pengelolaam persampahan di kabupaten Takalar. Komposisi personil bidang pertamanan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Takalar dapat dilihat pada Tabel; berikut.
Tabel 3.20 b
Untuk mengetahui efektivitas Persampahan dan kinerja pengelolaan persampahan telah direncanakan
dan didata oleh Dinas PU Kabupaten Takalar dimana produksi sampah sangat menentukan jumlah armada dan
personil yang akan terserap dalam kegiatan pengelolaan persampahan di kabupaten Takalar. Jumlah produksi
sampah kota Takalar:
27
Tabel 3.20 c
NO URAIAN VOLUME
Tabel 3,20 d
28
Palantikang
RSUD 4,8m3
Pasar 5,5m3
Pattallassang
29
Gambar 3.11
Gambar 3.12
Grafik Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Kabupaten Takalar 2013
30
Peta 3.3
31
Peta 3.4
32
DumpTruck 4 Unit
33
Tabel 3.21
Daur
(Semi) Kode/
User Ulang/Pemb
Pengumpulan Penampungan Pengolahan uangan
Input Interfac Pengangkutan Nama Aliran
Setempat Sementara (TPS) Akhir Akhir
e
Terpusat
Permuki Tempat Motor Sampah,
Sampah Open Aliran
man,,per TPS,Kontainer Penampungan Amroll, Truk TPA Balang
Anorganik Damping Sampah P1
kantoran Sementara (TPS) Sampah
Perumah Bak
Motor Sampah,
Sampah an,Pasar, Sampah,kantong TPS , Kontainer,Bak Open Aliran Limbah
Amroll, Truk TPA Balang
Organik Pertokoa plastik, sampah Damping P2
Sampah
n komposting
Teknologi yang
Kelompok Fungsi Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
digunakan
A B C D E
Bidang Keindahan
Sampah Organik dan dan Pertamanan
User Interface Bak Sampah
Anorganik Dinas PU Kab.
Takalar
Bidang Keindahan
Tempat
Sampah Organik dan dan Pertamanan
Penampungan Awal Penampungan
Anorganik Dinas PU Kab.
Sementara
Takalar
Bidang Keindahan
Sampah Organik dan dan Pertamanan
Penampungan Akhir Open Dumping
Anorganik Dinas PU Kab.
Takalar
34
3..3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Kesadaran Masyarakat akan pengelolaan persampahan masih kurang selain tingkat pengetahuan serta
pemahaman yang kurang akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari sampah sosialisasi masih perlu
ditingkatkan melalui kerjasama pemeritah dengan kelompok masyarakat.
35
Tabel 3.23:
36
Tabel 3.24
RT RW
L P L P L P L P
37
Tabel 3.25
1 - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - -
Data(tidakada)
38
3.3.4 Pemetaan Media
Untuk media Informasi dalam pengelolaan persampahan baru sebatas informasi melalui Siaran Radio.
Pemerintah Kabupaten bekerjasama dengan Radio Lokal menyiarkan kampanye pola hidup bersih sehat dengan
menjaga kebersihan lingkungan dari sampah.
Tabel 3.26
Tabel 3.27
39
3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha
Belum adanya partisipasi dunia usaha untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Takalar.
Tabel 3.28
Komponen : Persampahan
1. - - - -
2. - - - -
Data tidak ada
40
Tabel 3.29
3 Drainase (3a+3b) - - - - - -
41
Tabel 3.30
2 Retribusi Sampah - - - - - -
3 Retribusi Drainase - - - - - -
42
3.3.7 Permasalahan mendesak dan Isu strategis
Tabel 3.31
Kelembagaan:
1.Ketersediaan Sarana dan Prasarana Persampahan masih minim Masih kuranyanya pelayanan persampahan
Partisipasi masyarakat masih kurang Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti kebersihan lingkungan
43
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kabupaten (perencanaan infrastruktur
khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsure dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat dalam rangka menuju kehidupan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana
drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air
permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain : mengeringkan daerah becek dan genangan
air sehingga tidak ada akumulasi air tanah, menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal,
mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada, dan untuk mengendalikan air hujan yang
berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
a. Sistem drainase utama, sistem drainase yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat
kota.
b. Sistem drainase lokal, sistem drainase yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.
c. Sistem drainase terpisah, sistem drainase terpisah yang mempunyai jaringan saluran pembuangan
terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.
d. Sistem drainase gabungan, sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama,
baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.
Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :
a. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi maupun rehabilitasi
saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman,
maupun hujan local. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
- Jaringan primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai
- Jaringan sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer
(dibangun dengan beton/plesteran semen).
- Jaringan tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran
sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
b. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota
c. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya scenario
pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sector unggulan yang berpedoman pada Rancangan
Umum Tata Ruang Kota. Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :
- Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis
- Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak social yang berat
- Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana
- Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada
- Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya
- Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Standarisasi sistem penyediaan drainase untuk penempatan perumahan di pinggiran saluran primer atau
sungai yang mengacu pada Provincial Water Reclement (PWR) tentang “Pemakaian bebas dari perairan umum”
(waterrocilijn), yang berbunyi “dilarang menempatkan sebuah bangunan apapun, atau memperbaharaui seluruhnya
atau sebagian dalam jarak diukur dari kaki tangkis sepanjang perairan umum atau bilamana tidak ada tangkis, dari
pinggir atas dari tamping (talud) perairan umum kurang dari : 20 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 2
dari verordening ini, 5 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 2 dari verordening ini, demikian juga untuk
saluran pengaliran dan pembuangan dengan kemampuan (kapasistet) 4 meter kubik/detik atau lebih, 3 meter
untuk saluran-saluran pengairan, pengambilan dan pembuangan kemampuan normal 1 s/d 4 meter kubik/detik, 2
meter untuk saluran-saluran pengairan pengambilan dan pembuangan kemampuan normal kurang dari 1 meter
kubik/detik.”
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya genangan air di suatu lokasi antara lain :
- Dimensi saluran yang tdak sesuai
- Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di suatu daerah aliran
sistem drainase
- Elevasi saluran tidak memadai
- Lokasi merupakan daerah cekungan
- Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi permukiman. Ketika
berfungsi sebagai tempat retensi (parkir alir) dan belum dihuni adanya genangan tidak menjadi masalah. Problem
timbul ketika daerah tersebut dihuni.
- Tanggul kurang tinggi
- Kapasitas tampungan kurang besar
- Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga aliran balik
- Adanya penyempitan saluran
- Tersumbat saluran oleh endapan.
Kabupaten Takalar beriklim tropis dengan dua musi, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
biasa terjadi antara bulan oktober sampai bulan maret. Rata-rata curah hujan bulanan pada musim hujan berkisar
antara 122,7 mm hingga 653,6 mm dengan curah tertinggi rata-rata harian adalah 27,9 c (oktober) dan terendah
26,5 c (januari – februari).
Tingginya curah hujan pada Kab. Takalar setiap tahunnya sering mengakibatkan terjadinya banjir. Hampir
setiap tahun beberapa wilayah di Kabupaten Takalar pada musim hujan terjadi banjir dan tergenang air. Kondisi
banjir yang paling ekstrim terjadi di Kecamatan Pattalassang, ini dikarenakan kondisi topografi kec. Pattalassang
cenderung rendah dan cekung dibanding dengan kecamatan-kecamatan lain yang topografinya dataran tinggi dan
cenderung berbukit. Diperparah lagi dengan kurangnya saluran drainase jika dibandingkan dengan besarnya curah
hujan yang turun setiap tahunnya, ditambah lagi dengan kondisi saluran drainase yang ada sekarang 40 %
diantaranya dalam kondisi rusak. Daerah-daerah yang sering terjadi banjir dan genangan air yaitu :
- Jl. Jenderal Sudirman
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di depan Masjid Agung
Kab. Takalar. Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 15 cm dari permukaan
jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5-10 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Ince Husain Dg. Parani
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat disebelah barat SLTP
Neg.2 Takalar hingga ke perempatan jalan Sultan Hasanuddin. Tinggi rata-rata banjir pada waktu
hujan berkisar antara 20-35 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan
air berkisar antara 15-25 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Sultan Hasanuddin
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dengan genangan air, terdapat BTN, Balinda tinggi
rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 20-60 cm dari permukaan jalan dan pada waktu
hujan redah genangan air berkisar antara 5 – 30 cm dari permukaan jalan.
- Jl. H. M. Manjarungi
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di sebelah selatan rumah
jabatan Wakil Bupati Takalar sampai pertigaan Jalan Pramuka I. tinggi rata-rata banjir pada
waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan redah
genangan air berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan.
- Kompleks Pasar Sentral
Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan, dan
pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Pramuka I
Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan, dan
pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 3 – 5 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Pramuka II
Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan, dan
pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5 – 7 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Khaeruddin Dg. Ngampa
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di depan BTN Bombong
Indah. Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan,
dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5-10 cm dari permukaan jalan.
3.4.1 Kelembagaan
Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Takalar saat ini sesuai dengan Peraturan
Bupati No. 40 tahun 2008 maka drainase lingkungan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah
bidang keindahan dan pertamanan untuk pengelolaannya berada pada seksi drainase. Barometer
perencanaan serta monitoring fisik dan prasarana drainase di kelola oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah bidang fisik dan presarana. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada struktur
dan tupoksi
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TAKALAR
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM
DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA BIDANG KEINDAHAN BIDANG TATARUANG BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG SUMBER DAYA
DAN PERTAMANAN
AIR
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERSAMPAHAN SEKSI IRIGASI SEKSI PENGATURAN SEKSI PERUMAHAN
JALAN DAN JEMBATAN DAN PEMBINAAN TATA
RUANG
SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI DRAINASE SEKSI DANAU SUNGAI SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PERMUKIMAN
JALAN DAN JEMBATAN RAWA DAN PANTAI
SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI PERTAMANAN SEKSI AIR MINUM DAN SEKSI PENGAWASAN
JASA KONSTRUKSI AIR LIMBAH DAN PENGENDALIAN
UPT
49
Pasal 12
(1) Bidang Keindahan dan Pertamanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas menyusun
rencana, membina, monitoring, evaluasi dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang Keindahan
dan Pertamanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Keindahan dan
Pertamanan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan tugasnya;
b. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan Keindahan dan Pertamanan skala Kabupaten;
c. Menyiapkan bahan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang persampahan,
drainase, dan pertamanan;
d. Mengoordinasikan dan memfasilitasi pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana
persampahan, drainase, dan pertamanan;
e. Melaksanakan pembinaan, supervisi, dan monitoring penyelenggaraan kegiatan persampahan, drainase,
dan pertamanan;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
g. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 14
Seksi Drainase
(2) Seksi Drainase dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas melakukan pembinaan,
koordinasi, monitoring dan evasulasi pelaksanaan kegiatan drainase.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Drainase
menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi kabupaten berdasarkan kebijakan
nasional dan provinsi;
c. Menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah NSPK drainase dan pematusan genangan di wilayah
kabupaten berdasarkan SPM yang disusun pemerintah pusat dan provinsi;
d. Meningkatkan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggara drainase dan pematusan genangan di
wilayah kabupaten;
e. Menyelesaikan masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan penanggulangan banjir
di wilayah kabupaten serta koordinasi dengan daerah sekitarnya;
f. Menelenggarakan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase di wilayah kabupaten;
g. Menyusun konsep rencana induk pengmebngan (RIP) PS drainase skala kabupaten;
h. Melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan sistem drainase dan pengendali banjir di wilayah
kabupaten;
i. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan drainase dan pengendalian banjir di
kabupaten;
j. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK drainase;
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
l. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KAB. TAKALAR
KEPALA
KESEKRETARIATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
52
Pasal 17
(5) Bidang Fisik dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas
melaksanakan dan mengoordinasikan perencanaan pembangunan di bidang sarana, prasarana daerah, tata
ruang, Lingkungan hidup dan permukiman.
(6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Fisik dan Prasarana
Daerah mempunyai fungsi :
o. Menyusun rencana dan program kerja sesuai dengan bidang tugasnya;
p. Menyiapkan bahan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di bidang sarana, prasarana lingkungan,
permukiman, tata ruang dan lingkungan hidup serta prasarana dan sarana perhubungan;
q. Melakukan penyusunan rencana dan program pengoordinasian rencana pembangunan di bidang
prasarana lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan;
r. Melakukan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang prasarana
lingkungan, permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan;
s. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan di bidang prasarana lingkungan,
permukiman, tata ruang, serta prasarana dan sarana perhubungan dalam rangka pelaksanaan rencana
kerja pemerintah daerah yang diusulkan kepada pemerintah propinsi atau ke pemerintah pusat untuk
dimasukkan ke dalam rencana pemerintah daerah;
t. Melaksanakantugas kedinasan yang diberikan oleh Atasan;
u. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 18
(5) Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai
tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program pembangunan
bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah.
(6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang SDA, Sarana dan
Prasarana Daerah mempunyai fungsi :
s. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang SDA, Sarana dan Prasarana Daerah;
t. Menyusun program pembangunan di bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan
prasarana daerah;
u. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah;
v. Melaksanakan monitoring Pelaksanaan program pembangunan bidang sumber daya alam, kelautan dan
perikanan, sarana dan prasarana daerah;
w. Melakukan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya;
x. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana
dan prasarana daerah;
y. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan rencana pembangunan di
bidang sumber daya alam, kelautan dan perikanan, sarana dan prasarana daerah;
z. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;
aa. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
Pasal 19
(5) Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang
mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program
pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan.
(6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Tata Ruang,
Lingkungan dan Permukiman mempunyai fungsi:
gg. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan dan Perumahan;
hh. Menyusun program pembangunan di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
ii. Mengolah dan menganalisis program-program pembangunan untuk penyusunan perencanaan
pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
jj. Melaksanakan monitoring pelaksanaan program pembangunan bidang tata ruang, lingkungan dan
perumahan;
kk. Melakukakan inventarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dan merumuskan langkah-langkah
pemecahannya;
ll. Penyusun bahan evaluasi pelaksanaan program agar hasil yang dicapai sesuai sasaran yang telah
ditentukan;
mm. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan
di bidang tata ruang, lingkungan dan perumahan;
nn. Menetapkan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan skala kabupaten;
oo. Menetpakan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah dan kawasan
skala kabupaten;
pp. Menetapkan petunjuk, pedoman dan stnadar pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan
perkotaan skala kabupaten;
qq. Melaksanakan petunjuk keserasian pengembangan perkotaan dan kawasan perdesaan skala kabupaten;
oo. Menetapkan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan pengembangan wilayah dan kawasan
skala kabupaten;
pp. Melaksanakan pedoman dan standar pelayanan perkotaan skala kabupaten;
qq. Menetapkan petunjuk, standar dan standar pelaksanaan pengembangan pembangunan perwilayahan
skala kabupaten;
rr. Melaksanakan pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, pesisir dan pulau-pulau kecil skala
kabupaten;
ss. Melaksanakan pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan andalan skala kabupaten;
Tabel 3.32
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Kabupaten Takalar
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target √
PENGADAAN SARANA
PENGELOLAAN √
56
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan √
skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan √
drainase lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan √
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
57
Tabel 3.33
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Keterangan
Efektif Tidak Efektif
Ada (Sebutkan) Tidak Ada Belum Efektif Dilaksanakan
Dilaksanakan Dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN
58
3.1.1 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Secara umum fungsi drainase lingkungan adalah merupakan tempat penyaluran air limbah rumah
htangga dan sisa air buangan lainnya. Berdasarkan EHRA kabupaten Takalar, pengelolaan air limbah
masyarakat yang dipunyai adalah sekitar 41,7 % masyarakat memiliki Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL),
yang tidak punya sebesar 58,3 %. Secara struktur drainase lingkungan yang terbangun berupa pasangan batu
namun karena pemeliharaan yang kurang sehingga banyak terjadi pendangkalan dalam badan drainase,
sehingga saat hujan drainase tidak mampu untuk menampung air buangan dan air limbah rumah tangga.
Banjir yang terjadi di kabupaten Takalar merupakan banjir rutin bahkan hingga masuk kedalam
rumah masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil EHRA bahwa untuk banjir rutin sebanyak 72,8 % masyarakat
mengalami banjir rutin pada waktu musim hujan. Sedangkan 27,2 % tidak mengalami banjir rutin. Genangan
banjir masuk sampai kedalam rumah masyarakat. Sebanyak 51,3 % rumah masyarakat mengalami genangan
hingga kedalam rumah. Sedangkan 48,7 % masyarakat hanya di sekitar halaman rumah ataupun jalan. Tinggi
genangan yang terjadi rata-rata setinggi tumit orang dewasa baik laki maupun perempuan. Lama genangan
berkisar 24 jam bahkan lebih.
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Daerah kabupaten Takalar, panjang drainase secara
keseluruhan hingga tahun 2011 tercatat sepanjang 7856 m yang telah terbangun. Belum adanya data yang
baik mengenai kondisi saluran drainase sehingga sangat sulit untuk melakukan optimalisasi layanan
pengelolaan drainase. Dinas Pekerjaan Umum sangat membutuhkan Master Plane drainase .
- Kecamatan Mangarabombang desa Lakatong , Tope Jawa dan Mangadu. Genangan diakibatkan oleh
pasang surut laut.
- Kecamatan Pattallassang desa Palantikang dan Pappa. Genangan berasal dari sungai pappa
60
Peta 3.5:
Peta jaringan drainase lingkungan Kabupaten Takalar
61
Peta 3.5a
Peta jaringan drainase Primer Kabupaten Takalar
62
Peta 3.5b
Peta jaringan drainase Sekunder Kabupaten Takalar
63
Peta 3.5 c
Sistim Jaringan Drainase Tersier Kabupaten Takalar
64
Peta 3.6
Peta Wilayah Genangan
65
Tabel 3.34
Pengumpulan &
(Semi) Pengolahan Akhir Pembuangan Akhir/ Daur
Input User Interface Penampungan/ Pengolahan Pengangkutan/ Pengaliran Kode/Nama Aliran
Terpusat Ulang
Awal
Grey Water Dapur Rumah Tangga Got Saluran Sekunder Saluran Primer Sungai Aliran Limbah D1
Grey Water Kamar Mandi ------- Perpipaan Saluran Primer Sungai Aliran Limbah D2
Air Hujan Talang Got Saluran Sekunder Saluran Primer Sungai Aliran Limbah D3
Tabel 3.35
Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
A b c D
E
User Interface Dinas Pekerjaan Umum Daerah
Grey Water Pengaliran Saluran Terbuka 7586 m Dinas Pekerjaan Umum Daerah
66
3.4.2 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Kegiatan pembersihan drainase lingkungan oleh masyarakat kabupaten Takalar , dilakukan oleh
masyarakat dan di kelola oleh pemerintah kabupaten Takalar melalui Dinas Pekerjaan Umum Daerah
Kabupaten Takalar. Daerah drainase yang rutin di bersihkan oleh masyarakat adalah di kelurahan
Kalabbirang, Pattallassang, Bajeng, Sombalabella, dan Palantikang. Peran aktif masyarakat dalam
membersihkan drainase lingkungannya mayoritas dikerjakan oleh kaum laki-laki.
Berdasarkan study EHRA dari hasil pengamatan bahwa sekitar 30 % wilayah tudak mempunyai
saluran. Sekitar 28,1 % saluran bersih, 23,5 % tidak bersih tapi masih mengali , saluran tersumbat akibat
sampah sebesar 23,1 %, dan 3,9 % merupakan saluran banyak sampah tapi kering tidak ada genangan.
Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pemeliharaan drainase dapat dihat pada tabel berikut
67
Tabel 3.36
Kelurahan/Desa Masyarakat
Rutin Tidak Rutin
Pemerintah (RT /RW)
RT RW Lancar Mampet Kelurahan Swasta Ada Tidak Ada
Kota
L P L P L P
Kel. Sabintang √ √
Kel. Maradekaya √ √
Kel. Kalabbirang √ √ √
Kel. Pattallassang √ √ √
Kel. Pappa √ √
Kel.Bajeng √ √ √
Kel. Sombalabella √ √ √ √ √
Kel.Palantikang √ √ √ √
68
Tabel 3.37
- - - - -- - - - - - -
- - - - - - -- - - -- ----
- - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
69
3.4.3 Pemetaan Media
Untuk kajian media sebagai sarana informasi dalam pemeliharaan drainase yang berkelanjutan sebagai
pendukung terlaksananya pemeliharaan drainase yang baik belum maksimal dilakukan di kabupaten Takalar. Hal
ini membutuhkan advokasi bagi pihak eksekutif dan legislatif dalam m,enganmggarkan kegiatan media informasi
terkait pemeliharaan dan pembangunan drainase lingkungan di kabupaten Takalar.
Tabel 3.38
No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
1 - - - - - - -
2 - - - -- - - -
Tabel 3.39
Pendanaan
No Jenis Media Khalayak Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
1. - - - - - -
2. - - - - - -
71
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha
Belum adanya partisipasi dunia usaha yang berkeinginan bahkan tertarik dalam pengelolaan drainase
lingkungan di kabupaten Takalar.
72
Tabel 3.40
A B C D
- - - - -
- - - - -
73
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Secara umum pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten Takalar belum
menunjukkan hasil yang maksimum. Penggaran di tingkat eksekutif dan legislatif belum memberikan harapan baik
dalam pembangunan infrestruktur kabupaten maupun sosialisasi dan belum adanya kerjasama dengan pihak lain
dalam mengelola bidang drainase . Ini terbukti untuk pembangunan drainase masih sangat tertinggal.
74
Tabel 3.41
1 Drainase (3a+3b)
Tabel 3.42
1 Retribusi Drainase
75
3.4.7 Permasalahan dan Issue yang mendesak
Begitu kompleksnya hambatan dalam pengelolaan drainase sehingga untuk pertumbuhan pembangunan
drainase lingkungan sangat membutuhkan perhatian khusus dalam meningkatkan pengelolaan drainase
lingkungan kabupaten Takalar. Namun yang terutama dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah
permasalahan dalam bidang teknis dan operasional, peningkatan pengelolaan media informasi serta peningkatan
peran serta masyarakat dan peningkatan pembiayaan baik dari nilai investasi serta kerjasama dunia usaha perlu
ditingkatkan demi pengelolaan yang baik di masa yang akan datang. Secara keseluruhan permasalahan drainase
dapat dilihat pada tabel berikut.
76
Tabel 3.43
Belum adanya Master Plane Drainase dan DED Drainase Pembuatan Master Plane Drainase dan DED Drainase
Peran masyarakat:
Kurangnya partisipatif masyarakat dalam memelihara drainase lingkungan yang telah Sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan drainase sehingga tidak banjir atau
terbangun tergenang
77
3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi
Pembangunan sanitasi di suatu daerah tidak lepas kaitannya oleh daya dukung untuk sarana air
bersihnya, karena antara sanitasi dan air bersih kaitannya begitu erat.
Pengelolaan air bersih di kabupaten Takalar di kelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
takalar. Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Takalar , wilayah layanan air minum yang sudah dikelola hingga
saat ini berada pada:
a. Kecamatan Pattallassang:
1. Kelurahan Pattallassang
2. Kelurahan Palantikang
3. Kelurahan Kallabirang
4. Kelurahan Bajeng
5. Kelurahan Pappa
6. Sombala Bella
2. Kelurahan Palleko
3. Kelurahan Malewang
4. Desa Pa’rapunganta
5. Desa Massamaturu
6. Kelurahan Manongkoki
7. Kelurahan Sabintang
1. Kelurahan Canrego
78
2. Kelurahan Pa’bundukang
3. Kelurahan Bontokadatto
d. Kecamatan Galesong
1. Desa Boddia
3. Desa Bontoloe
1. Desa Mangindara
3. Desa Popo
4. Desa Bontokanang
5. Desa Bentang
6. Desa Kadatong
2. Desa Bontolebang
3. Desa Sampulungan
5. Desa Tamasaju
6. Desa Bontosunggu
7. Desa Pakkabba
79
g. Kecamatan Mangarabombang
1. Desa Topejawa
2. Desa Banggae
3. Desa Ciokoang
4. Kelurahan Mangadu
5. Desa Lengkese
6. Desa Lakatong
h. Kecamatan Mappakasunggu
1. Kelurahan Takalar
2. Desa Patani
3. Desa Taipa
4. Desa Pa’batangan
I Kecamatan Sanrobone
1. Desa Sanrobone
2. Desa Banyuara\
4. Desa Tonasa
5. Desa Lagaruda
6. Desa Pabbatangan
80
Peta 3.7
Peta cakupan layanan air bersih (Peta jaringan PDAM Kabupaten Takalar)
81
Gambar 3.11
82
Tabel 3.44
1 Pengelola PDAM
- Kecamatan Pelanggan
- Kecamatan Pelanggan
83
3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Tabel 3.45
- - - - -
- - - - -
Nama Fasilitas
Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas (m3/hari)
Kesehatan
- - - -
- - - -
84