SAP Tanda Bahaya Nifas
SAP Tanda Bahaya Nifas
Oleh:
Kelompok 3
Oleh:
Azmy Avi Alizain NIM 192311101035
Dhanang Budi Raharjo NIM 192311101056
Martina Fitria NIM 192311101134
Ria Hariyono Putri NIM 192311101101
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi
secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama
masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian
ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah
penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya
perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
Pada negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan
masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Diperkirakan bahwa
60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi
dalam selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo, 2006). Tingginya
kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit diatasi.
AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan
obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstretri
masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di
Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi
yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi
226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan penurunan
angka kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian ibu post
partum di Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan pervaginam.
Semua itu dapat terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui tanda bahaya
selama masa nifas. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang masalah informasi yang diperoleh ibu nifas kurang.
B. Karakteristik Peserta Didik
Pasien Ruang Teratai karena gaya hidup dan perilaku serta kurangnya
pengetahuan mengenai tanda bahaya pada saat ibu nifas.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
tentang “Tanda Bahaya Pada Masa Nifas” diharapkan kelompok sasaran dapat
meningkatkan motivasinya untuk melakukan tindakan preventif.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan
pasien mampu:
a. Menjelaskan pengertian tanda dan bahaya pada masa nifas
b. Menjelaskan jenis – jenis tanda dan bahaya pada masa nifas
c. Menjelaskan pencegahan dan penatalaksanaan tanda dan bahaya ibu nifas
IV. Materi (Terlampir)
a. Pengertian tanda dan bahaya masa nifas
b. Jenis – jenis tanda dan bahaya masa nifas
c. Pencegahan dan penatalaksanaan tanda dan bahaya ibu nifas
V. Metode
Ceramah
Diskusi
VI. Media
Leaflet
VII.Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Memberikan salam Menjawab
1 menit Perkenalan salam
Menjelaskan TIU dan TIK Mendengarkan
Menyebutkan materi yang
dan
akan diberikan
Menggali pengetahuan memperhatikan
awal peserta
2. Inti Menjelaskan pengertian Menjawab
6 menit
tanda dan bahaya pada pertanyaan
masa nifas penyuuhan
Menjelaskan jenis – jenis Mendengarkan
tanda dan bahaya pada dan
masa nifas memperhatikan
Menjelaskan pencegahan Bertanya pada
dan penatalaksanaan tanda penyuluh bila
dan bahaya ibu nifas masih ada yang
belum jelas
3 Penutup Evaluasi Menjawab
3 menit Tanya jawab pertanyaan
Menyimpulkan Memperhatikan
Mengucapkan salam Menjawab
penutup salam
VIII. Evaluasi
Setelah melakukan pendidikan kesehatan, pasien dapat menjawab pertanyaan
dan melakukan berikut:
a) Apa itu Ibu nifas?
b) Apa pengertian tanda dan bahaya pada ibu nifas
c) Apa saja jenis – jenis tanda dan bahaya pada masa nifas
d) Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan tanda dan bahaya ibu nifas
APN. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :
JNPK-KR
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Jilid III. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
X.LAMPIRAN
Lampiran 1. Materi
Lampiran 2. Leaflet
Tanda tanda bahaya masa nifas merupakan suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes, 2011).
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24
jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
1). Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2). Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi
setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama
adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008), pendarahan post partum merupakan penyebab penting
kematian maternal khususnya di Negara berkembang.
1. Grandemultipara
4. Penanganan
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa
nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu
menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta).
a. Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari
pasca persalinan.
c. Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 pasca persalinan.
b. Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan
segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian.
Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam
Muchtar, 2008).
- Pendarahan
b. Penanganan
1) Demam
3) Suhu meningkat
b. Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
kesehatan.
Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan
karena tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan
kalori sehingga ibu kelihatan pucat.
1) Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
3) Lemas
b. Penanganan
Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.
b. Penanganan
1) Istirahat baring
3) Perbanyak minum
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan
melakukan masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga duktusnya
tidak tersumbat.
Untuk menghindari putting susu terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat
menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu
sering tertarik.
1. Bendungan ASI
- Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas
dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
- Penanganan
2. Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu setelah
melahirkan. Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar melalui luka pada
putting susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
b. Penanganan
- Sanggah payudara
- Kompres dingin
3. Abses payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan terjadi
karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat
bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).
c. Pasang Infus RL
h. Perbanyak istirahat
Lampiran 2. Leaflet
Lampiran 3. Berita Acara
BERITA ACARA
Pada hari ini, Kamis tanggal 7 November 2019 di Ruang Teratai RSUD dr.
Haryoto Lumajang jam WIB telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan
Kesehatan mengenai Mengenal Tanda dan Bahaya pada Ibu Nifas oleh Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh .... orang (daftar hadir terlampir)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
DAFTAR HADIR
Kegiatan pendidikan kesehatan Mengenal Tanda dan Bahaya pada Ibu Nifas oleh
Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini Kamis,
tanggal November 2019 jam WIB. Bertempat di Ruang Teratai RSUD dr.
Haryoto Lumajang.
Mengetahui,