Anda di halaman 1dari 114

LAPORAN DISEMINASI AWAL

PROGRAM PROFESI NERS

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh

Kelompok 2

Irba Tartila Amtiyaz 192311101144


Prepty Dwi Arianti 192311101014
Riska Indah Permatasari 192311101124
Zumrotul Farikhah 192311101043
Selvi Widiariastuti 192311101118
M. Nurul Huda 192311101080
Novian Dwi Roessanti 192311101112
Ayu wulandari 192311101127
Ika Naila Zakiyah putri 192311101082

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2020
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Tujuan.................................................................................................................5

1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................................5

1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................5

1.3 Manfaat...............................................................................................................6

1.3.1 Bagi Klien.....................................................................................................6

1.3.2 Bagi Perawat.................................................................................................6

1.3.3 Bagi Ruangan dan Rumah Sakit....................................................................6

BAB 2 PENGKAJIAN................................................................................................7

2.1 Pengumpulan Data............................................................................................7

2.2 Analisa Situasi....................................................................................................7

2.2.1 Ketenagakerjaan (Man/M1)..........................................................................7

2.2.2 Sarana Prasarana (Material/M2).................................................................19

2.2.3 Metode (Method/M3)..................................................................................20

2.2.4 Keuangan (Money/M4)...............................................................................34

2.2.5 Pemasaran Bangsal (Market/M5)................................................................35

BAB 3 ANALISIS SWOT.........................................................................................40

3.1 Analisis SWOT dan Diagram Layang...........................................................40

2
3.2 Matriks SWOT dalam Rencana Strategi.......................................................56

BAB 4 PRIORITAS MASALAH DAN PLAN OF ACTION (POA)....................58

4.1 Daftar Masalah................................................................................................58

4.2 Penampisan Prioritas Masalah.......................................................................59

4.3 Penampisan Prioritas Tindakan.....................................................................61

4.4 Plan of Action (POA).......................................................................................66

SKENARIO TIMBANG TERIMA..........................................................................77

SKENARIO PRE DAN POST CONFERENCE.....................................................82

SKENARIO DISKUSI REFLEK KASUS...............................................................91

SOP DISKUSI REFLEK KASUS............................................................................99

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID 19.....................104

LAMPIRAN.............................................................................................................111

3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan professional
dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen
diantaranya yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian
(Nursalam, 2014). Manajemen keperawatan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta pentingnya pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Kerangka konsep dasar manajemen
dalam keperawatan adalah manajemen partifipatif yang berlandaskan kepada
paradigma keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Hal
tersebut menjadikan fokus keperawatan merupakan respon manusia dalam
menghadapi masalah kesehatan baik aktual maupun potensial. Proses manajemen satu
unit pelayanan kesehatan mencangkup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan,
dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan terintregasi di dalam sebuah
Rumah Sakit.
Rumah Sakit Universitas Jember merupakan rumah sakit pendidikan yang
mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan
secara terpadu dalam bidang Pendidikan Keperawatan, Kedokteran dan/atau
kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara
multiprofesi. Rumah Sakit Universitas Jember merupakan rumah sakit rujukan di
kabupaten Jember yang memberikan pelayanan rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat inap, dan pelayanan penunjang. Hingga saat ini rumah sakit telah
tersedia berbagai pelayanan spesialis seperti spesialis anak, bedah, penyakit dalam,
obgyn, syaraf, mata, jantung dan pembuluh darah, radiologi, orthopedi dan
traumatologi, kulit dan kelamin, THT, anastesi dan lain-lain.

4
Salah satu ruangan yang digunakan sebagai lahan praktik profesi adalah ruang Melati.
Ruang Melati ini memiliki 12 tempat tidur untuk perawatan kasus-kasus penyakit
dalam. Spesifikasi pasien diruang melati adalah pasien dewasa yang mengalami
masalah kesehatan interna.
Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember yang
melakukan Praktik Stase Manajemen Keperawatan khususnya terfokus pada
perencanaan peningkatan kualitas pelayanan di ruang Melati Rumah Sakit Universitas
Jember.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek tentang manajemen keperawatan selama 4 minggu
di ruang Melati Rumah Sakit Universitas Jember, mahasiswa keperawatan profesi
Ners mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan yang ada di Ruang
Melati Rumah Sakit Universitas Jember dan terfokus pada peningkatan pelayanan
perawatan di ruangan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu di ruang
Melati Rumah Sakit Universitas Jember mahasiswa profesi ners keperawatan mampu
mencapai kompetensi pada manajemen keperawatan meliputi:
1. Melakukan pengkajian situasi di Ruang Melati sebagai dasar untuk menyusun
rencana strategi dan operasional dan terfokus pada peningkatan pelayanan
perawatan;.
2. Menganalisa strength, weakness, opportunity, threath (SWOT) dari
pengkajian yang telah dilakukan di Ruang Melati;
3. Menyusun rencana strategi dan operasional di Ruang Melati dari pengkajian
yang telah dilakukan;
4. Menyusun planning, organizing, actuacting (POA) di Ruang Melati;

5
1.3 Manfaat
Mengetahui permasalahan yang terdapat di di ruang Melati Rumah Sakit
Universitas Jember sehingga dapat menyusun rencana dan strategi yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya pelayanan
keperawatan di ruang Melati. Dengan berbagai manfaat khusus diantaranya:

1.3.1 Bagi Klien


Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada klien oleh petugas.

1.3.2 Bagi Perawat


a. Memberikan perawat di ruang Melati Rumah Sakit Universitas Jember
pengalaman mengenai manajemen keperawatan
b. Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat sehingga
meningkatkan kepuasan klien
c. Meningkatkan kesejahteraan perawat dengan manajemen keperawatan yang
baik

1.3.3 Bagi Ruangan dan Rumah Sakit


a. Mendapatkan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada klien
b. Memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen keperawatan agar
kegiatan keperawatan dapat berjalan lebih optimal.

6
BAB 2 PENGKAJIAN
2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada minggu pertama, meliputi Man, Material,
Methode, Money, dan Market. Keperawatan Profesional) yang berfokus pada empat
pilar. Pengkajian saat ini berfokus pada analisis situasi dengan Man, Material,
Methode, Money, Market). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai
prioritas masalah.

2.2 Analisa Situasi


2.2.1 Ketenagakerjaan (Man/M1)
a. Analisis ketenagaan jumlah tenaga kenaga keperawatan dan non keperawatan
Ruang Melati di Rumah Sakit Universitas Jember merupakan ruangan khusus
untuk penyakit dalam. Ruang Melati memiliki 15 orang tenaga keperawatan dan non
keperawatan. Tenaga keperawatan terdiri dari 1 kepala ruangan (Ka Ru), 2 ketua tim
(Ka Tim) 5 perawat pelaksana (PP) tim 1, dan 4 perawat pelaksana (PP) tim 2.
Sedangkan tenaga non keperawatan terdiri dari 2 orang pekarya kesehatan dan 1
orang administrasi.

b. Latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti

Tabel 2.1 Daftar Tenaga Perawat Ruang Melati

No. Nama Status Jabatan Level Pelatihan

Pendidikan
1. Ns. A, S.Kep PNS KaRu S1 1,2
2. Ns. B, S.Kep PNS Katim S1 -
3. Ns. C, S.Kep PNS Katim S1 3,5
4. Ns. D, S.Kep PNS PP S1 2

7
5. Ns. E, S.Kep Non PNS PP S1 -
6. F, Amd.Kep PNS PP D3 -
7. G, Amd.Kep Non PNS PP D3 3,4,5
8. H,Amd.Kep Non PNS PP D3 -
9. I, Amd.Kep Non PNS PP D3 -
10. J, Amd.Kep Non PNS PP D3 -
11. K, Amd.Kep Non PNS PP D3 3
12. L, Amd.Kep Non PNS PP D3 -
Keterangan:

1. BHD
2. Code Red (Kewaspadaan Bencana)
3. Komunikasi efektif
4. Clinical Pathway
5. Pelatihan standart diagnosa keperawatan

Ruang Melati RS Universitas Jember terdapat lima perawat yang telah mengikuti
dan memiliki sertifikat pelatihan. Pelatihan wajib yang pernah diikutipun berbagai
macam diantaranya adalah pelatihan Code Blue (BHD), Code Red (Kewaspadaan
Bencana), dan Komunikasi Efektif yang diadakan setiap tahun serta Clinial Pathway
yang diadakan setiap bulan. Pelatihan merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mengembangkan kompetensi perawat dimana pelatihan tersebut berguna untuk
meningkatkan kompetensi dalam segi knowledge dan skill perawat itu sendiri, dan
pada dasarnya seorang perawat yang berada di sebuah instalasi rawat inap masih
belum terdapat standart yang baku terkait pelatihan yang harus pernah diikuti.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak
pelatihan yang diikuti oleh tenaga keperawatan maka semakin baik pula kompetensi

8
yang dapat dimiliki oleh perawat tersebut, sehingga pelayanan yang diberikan akan
lebih optimal.

RS Universitas Jember juga memberikan kesempatan bagi perawat ruangan yang


berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan (ijin belajar) dengan melalui
prosedur yang sebelumnya telah ditetapkan oleh rumah sakit. Pemberian beasiswa
pada perawat sudah dilakukan bagi perawat yang melanjutkan pendidikan.
Berdasarkan hasil dari kesepakatan Asosiasi Instusi Pendididikan Ners Indonesia
(AIPNI) dengan kementrian RI dalam rapat RTA AIPNI pada 13 Oktober 2016 yaitu
perbandingan perawat profesi dan perawat vokasional dalam satu ruangan yaitu 40%
untuk perawat profesi dan 60% untuk perawat vokasional. Perhitungan tanaga
perawat di Ruang Melati berdasarkan hasil kesepakatan tersebut sebagai berikut:

1. Perawat profesi
Kebutuhan perawat profesi = 40% dari jumlah tenaga Kesehatan
= 40% x 12
= 5 orang
2. Perawat vokasional
Kebutuhan perawat vokasional = 60% dari jumlah tenaga Kesehatan
= 60% x 12
= 7 orang

Berdasarkan jasil pengkajian tenaga keperawatan di Ruang Melati dengan total


tenaga keperawatan berjumlah 12 perawat memiliki pendidikan terakhir S1 Ners
berjumlah 5 orang dan pendidikan terakhir D3 keperawatan berjumlah 7 orang. Hal
tersebut sesuai dengan peraturan AIPNI 2016.

9
c. Struktur organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
RS UNIVERSITAS JEMBER

Kepala Ruangan
A, S.Kep., Ns.

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


B, S.Kep., Ns. C, S.Kep., Ns.

Perawat Pelaksana Tim 1 Perawat Pelaksana Tim 2

D, S.Kep., Ns. E, S.Kep., Ns.

F, Amd., Kep. J, Amd., Kep.

G, Amd., Kep. K, Amd., Kep.

H, Amd., Kep. L, Amd., Kep.

I, Amd., Kep.

Administrasi Pekarya

10
Struktur organisasi di Ruang Melati telah berjalan sesuai dengan tugas masing-
masing dengan menggunakan metode tim, dimana terdapat kepala ruangan dan dua
ketua tim yang dipimpin oleh perawat professional serta setiap ketua tim memiliki
beberapa perawat pelaksana dari perawat professional dan vokasional. Perawat di
ruang Melati telah melakukan tugasnya masing-masing. Kepala ruang bertanggung
jawab terhadap setiap perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Ketua tim
juga telah melakukan tugasnya dengan baik seperti membuat daftar alokasi pasien
kepada perawat pelaksana, membuat jadwal dinas bersama kepala ruang, memimpin
pre conference dan post conference, mengatur pendelegasian dalam timnya,
melakukan observasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien yang
dilakuan oleh perawat pelaksana, serta melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien. Dalam menjalankan tugas asuhan keperawatan dan dalam pendokumentasian
keperawatan ketua tim dibantu oleh perawat pelaksana.

d. Tingkat ketergantungan pasien (2 hari)


Menurut Douglas (2010) tingkat ketergantungan pasien yang dikaji di Ruang
Melati selam 2 hari dengan pengelompokan pasien menjadi tiga yaitu perawatan
mandiri, partial dan total disesuaikan berdasarkan kriteria berikut:
1. Self Care: pasien bisa mandiri/ hampir tidak membutuhkan bantuan perawat
a. Mampu naik-turun tempa tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum
d. Mampu mandi sendiri/mandi Sebagian dengan bantuan
e. Mampu membersihakn mulut
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g. Status psikologi stabil
h. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostic
i. Operasi ringan
2. Partial Care: pasien membutuhkan sebagian bantuan perawat

11
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik-turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi dan berjalan
c. Membutuhkan bantuan untuk makan
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
f. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK
g. Post operasi minor 24 jam
h. Melewati fase akut dari post operasi mayor
i. Fase awal dari penyembuhan
j. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
k. Gangguan emosional ringan
3. Total Care: pasien membutuhkan bantuan perawat penuh dan memelukan
perawat yang lebih lama
a. Membutuhkan bantuan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
ke kereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan Latihan pasif
c. Membutuhkan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau
NG tube (sonde)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia
h. 24 jam post mayor
i. Pasien tidak sadar
j. Keadaan pasien tidak stabil
k. Observasi TTV setiap kurang dai 1 jam
l. Perawatan luka bakar
m. Perawatan kolostomi
n. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)

12
o. Menggunakan WSD
p. Irigasi kandung secara terus menerus
q. Menggunakan alat traksi
r. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang
s. Gangguan emosional berat, bingung DNA disorientasi

Menurut Douglas (1984) standart waktu pelayanan pasien rawat inap


dikategorikan sebagai berikut:

1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari


2. Perawatan intermediet/partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/hari

Tabel 2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien

Hari ke Self Care Partial Care Total Care Total Rata-Rata


1 7 6 2 15 5
2 6 6 3 15 5
3 6 4 5 15 5
Total 19 14 10 45 -
Rata-rata 6 5 3

e. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


1. Menurut Douglas (2010)
Menetapkan bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai ilia standar
pershiftnya yaitu:

Tabel 2.3 kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


menurut Dougalas

Jumla Klasifikasi Pasien


Mandiri Parsial Total
h
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Pasien

13
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

14
Table 2.4 Jumlah tenaga perawata berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

Hari Klasifikasi klien Jmlh Jumlah Total Jumlah kebutuhan perawat


ke Klien perawat
tersedia
Self Part Totl P S M P S M
Care Car Care
e
1 7 6 2 15 2 2 2 6 Self = 7 x 0,17 = 1,19 Self = 7 x 0,14 = 0,98 Self = 7 x 0,07 = 0,49
Part = 6 x 0,27 = 1,62 Part = 6 x 0,15 = 0,9 Part = 6 x 0,10= 0,06
Tot = 2 x 0,36= 0,72 Tot = 2 x 0,30 = 0,60 Tot = 2 x 0,20= 0,40
Jumlah = 3,53 Jumlah = 2,48 Jumlah = 0,95
2 6 6 3 15 2 2 2 6 Self = 6 x0,17 = 1,02 Self = 6 x 0,14 = 0,84 Self = 6 x 0,07 = 0,42
Part = 6 x 0,27 = 1,62 Part = 6 x 0,15 = 0,9 Part = 6 x 0,10= 0,6
Tot = 2 x 0,36= 0,72 Tot = 2 x 0,30 = 0,6 Tot = 2 x 0,20= 0,4
Jumlah = 3,36 Jumlah = 2,34 Jumlah = 1,42
3 6 4 5 15 3 2 2 7 Self = 6 x 0,17 = 1,02 Self = 6 x 0,14 = 0,84 Self = 6 x 0,07 = 0,42
Part = 4 x 0,27 = 1,08 Part = 4 x 0,15 = 0,6 Part = 4 x 0,10= 0,4
Tot = 5 x 0,36= 1,8 Tot = 5 x 0,30 = 1,5 Tot = 5 x 0,20= 11,82
Jumlah = 3,9 Jumlah = 2,9 Jumlah = 2,48
10,79 11 7,728 4,85 5

15
Catatan:

1. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dalam satu hari, yaitu 11 + 8 + 5 = 24 orang
2. Jumlah tenaga lepas dinas per hari dihitung berdasarkan jumlah hari libur dan hari efektif dalam 1 tahun serta
jumlah kebutuhan total perawat dalam 1 hari, yaitu (86 x 12) : 279 = 3,69  4 orang
3. Jumlah perawat cadangan yaitu 20% x jumlah kebutuhan perawat perhari, yaitu: 20% x 24 = 5  5 orang
4. Jumlah total perawat yang dibutuhkan di Ruang Melati adalah 23 + 3 + 5 = 32 orang

16
2. Berdasarkan Gillies
Keterangan:
TP = tenaga perawat
A = jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dihasilkan pasien)
B = Rata-rata klien/hari
TT = jumlah tempat tidur
C = jumlah hari libur

Perhitungan menggunakan jumlah pasien selama 3 hari


A = 6 pasien x 2 jam = 12 jam (perawatan langsung minimal)

= 5 pasien x 3 jam = 15 jam (perawatan langsung sebagian)

= 3 pasien x 6 jam = 18 jam (perawatan langsung total)

= 15 pasien x 1 jam = 15 jam (perawatan tidak langsung)

Total jam = 45 + 15 = 60 jam

Pendidikan kesehatan = 15 pasien x 0,25 = 3,75 jam

Jumlah total waktu perawatan/ hari = 60 jam + 5 / rata-rata jumlah pasien

= 60 jam + 5/ 15

= 4 jam

Jumlah kebutuhan perawat

TP = 4 x 15 x 365
(365 – 86) x 7
TP = 11,21  11 perawat
Untuk cadangan sebesar 20% menjadi 20% x 7 = 2 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan keseluruhan 11 + 2 = 13 orang

3. Berdasarkan Depkes (2002)

17
a. Partial care
= jam perawatan x rata-rata pasien
Jam kerja
= 4 jam x 5 pasien
7 jam
= 2,85 (3 perawat)

b. Minimal care
= jam perawatan x rata-rata pasien
Jam kerja
= 2 jam x 6 pasien
7 jam
= 1,71 (2 perawat)
c. Total care
= jam perawatan x rata-rata pasien
Jam kerja
= 6 jam x 3 pasien
7 jam
= 2,57 (3 perawat)

18
f. Alur masuk pasien
Berdasarkan diagram alur masuk di Ruang Melati di RS Universitas Jember,
didapatkan hasil sebagai berikut:

DIDAMPINGI:
1. KELUARGA PASIEN PENDAFTARA
2. 2. PIHAK
BERWENANG

IGD POLI

PENDAFTARA

RUANGAN LAIN PASIEN MASUK RUANG MELATI

PERAWATAN PASIEN

PASIEN PULANG PAKSA


SEMBUH
MENINGGAL
RUJUK

Pasien datang ke RS Universitas Jember dapat dengan keluarga atau


penanggung jawab pasien. Jika pasien pertama kali datang melalui ruang IGD,
maka pasien akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan berupa
pemeriksaan oleh dokter, pemeriksaan penunjang, perawatan oleh perawat, hingga
pemberian obat. Keluarga pasien atau penanggung jawab kemudian harus
melengkapi registrasi di tempat pendaftaran pasien rawat inap (TPPRI). Setelah
registrasi selesai, maka pasien akan diberikan ruang perawatan sesuai dengan
keadaan dan kemampuan pasien. Perawat IGD akan menghubungi ruang yang
bersangkutan, dan setelah itu perawat ruangan akan menyiapkan ruangan. Setelah
ruangan dinyatakan siap, perawat IGD akan mengantarkan pasien ke ruangan
tersebut, dalam hal ini adalah Ruang Melati. Diruang rawat inap Melati perawat
IGD melakukan timbang terima dengan perawat ruangan untuk melanjutkan
tindakan perawatan yang dibutuhkan klien sesuai dengan indikasi. Pasien
kemudian menjalani perawatan hingga pasien dinyatakan sembuh, meninggal

19
maupun perlu rujukan, jika pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu
rujukan, keluarga harus menyelesaikan pembayaran perawatan di loket terpadu
dan jika pasien dinyatakan meninggal maka pasien akan dikirim ke kamar jenazah
sebelum dibawa pulang.
Alur masuk Ruang Melati jika pasien dari poli spesialis dimulai dari pertama
kali pasien melakukan pendaftaran di poli kemudian pasien melakukan
pemeriksaan sesuai dengan poli spesialis yang akan dituju. Jika pasien disarankan
untuk rawat inap, pasien kemudian melakukan pendaftaran di TPPRI untuk
menjalani rawat inap. Setelah itu petugas ruangan yang dituju menyiapkan
ruangan, kemudian perawat poli spesialis melakukan timbang terima ke perawat
ruangan untuk melanjutkan tindakan keperawatan di ruangan dan pasien
menjalani perawatan hingga pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu
rujukan, jika pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu rujukan,
keluarga harus menyelesaikan pembayaran perawatan di loket terpadu dan jika
pasien dinyatakan meninggal maka pasien akan dikirim ke kamar jenazah sebelum
dibawa pulang.
Alur masuk Ruang Melati jika melalui ruang lain, dimulai dengan pemeriksaan
oleh DPJP ataupun jika terdapat permintaan dari pihak pasien untuk pindah
ruang/kelas. Jika semua prosedur administrasi telah di setujui, perawat ruangan
lain seperti Ruang OK, ruang HD, dan Ruangan lain di RS Universitas Jember
akan melakukan pemesanan kamar di Ruang Melati. Perawat Ruang Melati
kemudian akan menyiapkan kamar dan prosedur perpindahannya akan sama
seperti alur masuk klien dari IGD maupun poli.

g. Analisis masalah pada bagian ketenagaan


Analisi terkait kekuatan dan kelemahan untuk pengembangan Ruang Melati,
yaitu:
1. Hanya Sebagian tenaga perawat di Ruang Melati yang telah memiliki sertifikat
pelatihan wajib, seperti: BHD, Code red (kewaspadaan bencana), komunikasi
efektif, Clinical pathway, dan pelatihan standart diagnose keperawatan

20
2. Pelatihan yang diikuti perawat di Ruang Melati tidak sesuai dengan pelatihan
yang dibutuhkan di Ruang Melati yang khusus penyakit dalam.
3. Perbandingan tenaga kerja profesional dengan vokasional di Ruang Melati
sudah sesuai dengan standar AIPNI.
4. Berdasarkan hasil beberapa perhitungan sesuai dengan teori dapat disimpulkan
bahwa tenaga keperawatan diruang Melati kurang.
5. Perawat Ruang Melati diberikan kebebasan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dengan pemberian
beasiswa.

2.2.2 Sarana Prasarana (Material/M2)


a. Lokasi dan Denah Ruangan
1. Lokasi Rumah Sakit
RS Universitas Jember terletak di Jl. Kalimantan No. 124, Tegalboto
Kabupaten Jember, Jawa Timur. Rumah sakit universitas Jember
memiliki sebuah ruangan yakni ruang Melati yang merupakan ruang
penyakit dalam. Ruang melati memiliki beberapa ruang yakni ruang
kepala ruang, mushola, kamar mandi, ruang perawat, ruang obat, dan
ruang diskusi.
2. Denah Ruangan
Jumlah tempat tidur secara total yakni 15 bed. 2 bed untuk pasien total
care, 6 bed partial care, dan 7 bed minimal care. Ruang Melati tidak
memiliki ruang isolasi sehingga apabila terdapat pasien yang
memerlukan isolasi harus dipertimbangkan terlebih dahulu dan
diprioritaskan sesuai kebijakan rumah sakit.

21
3. Lingkungan Kerja
Fasilitas ruang kerja perawat di ruang Melati yaitu terdapat ruang
penyimpanan obat dimana terdapat lemari khusus untuk obat pasien,
nurse station, ruang perawat atau diskusi yang menjadi satu dengan
ruang kepala, ruang administarsi, ruang sholat dan kamar mandi. Pada
ruang Melati juga sudah memiliki ruang administrasi khusus terdapat
meja administrasi yang terletak didepan ruangan diskusi. Di atas meja
administrasi terdapat komputer dan rekam medis pasien yang bisa saja
diakses oleh pasien atau keluarga pasien dengan mudah, sehingga
mengurangi kerahasiaan dokumen pasien.
Pada ruang tempat penyimpanan obat terdapat loker obat, meja, lemari
untuk penyimpanan barang. Pada ruang tempat penyimpanan obat
terdapat kamar mandi. Obat pasien tersimpan dalam masing-masing
loker sesuai dengan nomor bed pasientanpa mencantumkan identitas
lengkap pasien. Tempat penyimpanan obat di ruang Melati diisi
dengan cairan infuse, obat oral, obat injeksi, sedangkan untuk obat-
obatan yang memerlukan suhu rendah diletakan di kulkas obat. Setiap
loker obat pasien hanya terdapat nomer bed, tidak ada identitas pasien
yang lengkap yang terdiri dari nama, tanggal lahir dan nomor RM,
dengan masalah tersebut perlunya pemberian identitas pada loker obat
seperti nama pasien, tanggal lahir pasien dan nomor rekamedis
harusnya diberi disetiap loker obat pasien untuk meningkatkan standar

22
keselamatan dalam pemberian obat kepada pasien dan menghindari
kesalahan pengambilan obat untuk pasien.
Dalam melakukan setiap tindakan maka harus didukung oleh SOP
yang akurat. Namun di ruang Melati SOP masih sangat minimal dan
kurang up to date. Termasuk mekanisme dokumentasi juga belum
maksimal dan hanya ditulis dengan tangan. Pasien safety juga belum
terlaksana dengan baik.
4. Peralatan dan Fasilitas
Ruang melati memiliki fasilitas pelayanan seperti kursi roda,
tensimeter, stetoskop, oksimeter, timbangan BB, APAR, dan lain
sebagainya, beberpa fasilitas untuk menunjang keadaan tersebut seperti
alat EKG dan syring pump.

Jumlah/ Kondisi
No Nama Barang Ruangan
Baik Rusak
1 Bed pasien 15  -
2 Standart infuse 15  -
3 Lemari dan Meja makan pasien 15  -
4 Televisi 2  -
5 Jam dinding 2  -
6 Kipas angin 1  -
7 Rak piring 2  -
8 Kursi penunggu 15  -
9 Toilet 13  -
10 Korden jendela 13  -
11 Korden 15 - -
12 Wastafel 13  -
13 Rak sepatu 0 - -
14 Keranjang obat 15  -
15 AC 17  -

23
16 Tempat sampah non medis besar 2  -
17 Washlap 2  -
18 Sprei 30 41 3
19 Sarung bantal 30  -
20 Selimut 30  -
21 Kursi roda 2 1 1
22 Brancard 2  -
23 Setrail 15 
24 Penanda Resiko Jatuh Merah 15  -
25 Penanda Resiko Jatuh Kuning 15 
26 Restrain 12 

Sedangkan fasilitas yang diberikan kepada perawat yaitu minimal.

Kondisi

NO Nama Barang Satuan Jumlah Baik Rusak


abai rusak
k
1 Kulkas Buah 1  -
2 Meja tulis kepala unit Buah 1  -
3 Meja tulis perawat Buah 2  -
4 Tempat tindakan Buah 0  -
5 Lemari arsip Buah 1   -
6 Lemari gantung Buah 0 - -
7 Kursi lipat Buah 0 -- -
8 Kursi Buah 20   -
9 Komputer Buah 3   -
10 Kalkulator Buah 2   -
11 Staples Buah 4   -
12 Perforator Buah 2   -
13 White board Buah 1   -

24
14 Spidol white board Buah 6   -
15 Pensil blue red Buah 2   -
16 Penggaris Buah 4   -
17 Lem Buah 4   -
18 Tip ex Buah 4   -
19 Daftar injeksi Buah 15   -
20 Daftar infuse Buah 15   -
21 Form observasi pasien Buah 15   -
22 Form cuti Buah 0 - -
23 Form absensi Buah 0 - -
24 Piring Buah 20   -
25 Kasur tindakan Buah 0 - -
26 Kipas angin Buah 1   -
27 AC Buah 1   -
28 TV Buah 1   -
29 Air Phone Buah 2   -
30 Toilet Buah 2   -
31 Dispenser Buah 2   -
32 Rak Sepatu Buah 1 -

Selain itu terdapat juga official youtube chanel yang digunakan untuk
melakukan promosi fasilitas di ruang Melati.
5. Alur pengadaan barang
Alur pengadaan barang masih sulit di ruang melati dikarenakan birokrasi yang
dianggap menyusahkan. Pengajuan barang tidak memiliki alur yang jelas. Kepala
ruangan tidak difasilitasi untuk mengisi form pengajuan barang yang ditujukan
kepada pihak Perencanaan. Setelah itu ditujukan kepada bagian pengadaan
barang. Dari pengadaan barang diajukan ke bagian keuangan. Setelah barang ada,
bagian pengurus barang mendistribusikan ke ruangan. Hal- hal seperti itu yang

25
seharusnya dilakukan namun di ruang Menati hal itu belum terlaksana dengan
baik.

6. Analisis Masalah pada sarana dan prasarana


1. SOP sangat minimal dan sedikit sekali
2. SOP kurang up to date masih digunakan
3. Dokumentasi keperawatan masih ditulis tangan, manual, dan
belum maksimal
4. Pengadaan alur barang masih sulit birokrasinya
5. Pasien safety belum terlaksana dengan baik.

2.2.3 Metode (M3/Method)


a. Visi, Misi Rumah Sakit
1) Visi : Terwujudnya rumah sakit Universitas Jember yang prima,
profesional, dan modern dalam bidang pelayanan kesehatan.
2) Misi
a. Menyediakan sarana prasarana sesuai dengan perkembangan teknologi.
b. Mengembangkan sumber daya mausia profesional melalui pendidikan,
pelatihan dan penelitian.
c. Mengembangkan sistem dan prosedur pelayanan yang efektif dan
terintegrasi.
d. Menerapkan sistem dan prosedur yang di dukung oleh sistem informasi
manajemen rumah sakit secara komprehensif dan terintegrasi.
e. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan secara terpadu untuk menunjang
pelayanan yang prima.
3) Motto: Atensi, senyum, ramah, informatif.
b. Visi, Misi Ruangan
1) Visi : Menjadi ruang perawatan penyakit dalam yang mampu memberikan
asuhan keperawatan yang holisik, unggul dalam pelayanan dan pendidikan
serta menjadi pilihan utama masyarakat.

26
2) Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan medis dan atau keperawatan yang
bermutu, berorienasi pada kepuasan pelanggan, dengan mengacu pada
standar asuhan keperawatan dan kode Etik keperawatan.
b. Menjadi ruang perawatan yang memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang efektif terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
penyakit dalam.
c. Menjalankan fungsi sebagai ruang perawatan penyakit dalam yang
berbasis pada ilmu dan teknologi kedokeran dan keperawatan yang
modern.
3) Tujuan : Ruang Melati Rumah Sakit Universitas Jember tidak memiliki
tujuan khusus tetapi memiliki tujuan yang termasuk dalam visi misi
ruangan tersendiri.
4) Falsafah Keperawatan: ruang Melati tidak memiliki falsafah keperawatan
5) Motto: Melayani dengan sepenuh hati, Ramah, Ilmiah dan bertanggung
jawab.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan
yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan dari rumah sakit, sedangkan pelayanan
keperawatan di ruangan dipimpin oleh kepala ruang dalam pelaksanaanya
mengacu pada visi dan misi pelayanan keperawatan yang ada pada ruangan.

c. Model Penugasan asuhan Keperawatan


Model penugasan asuhan keperawatan di Ruang Melati Rumah Sakit
Universitas Jember menggunakan metode tim. Metode tim sendiri merupakan
pemberian pelayanan keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat kepada
sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman
serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Di ruang melati terdapat 1 karu dan
2 katim. Namun karena kurangnya jumlah perawat metode tim tidak sesuai
dengan teori. Kadang ketua tim dan karu ikut andil dalam membantu tugas
perawat pelaksana. Jadwal masing-masing katim berada di shift pagi untuk
mendapatkan laporan dari perawat shift malam untuk mengetahui perkembangan

27
pasien dari shift-shift sebelumnya. Untuk pembagian tugasnya tiap katim di bagi
berdasarkan nomer bed (misal, bed 1-8 : katim 1, dan bed 9- 15 : bed katim 2),
sedangkan untuk tugas perawat pelaksana juga di bagi berdasarkan nomer bed
(bed 1-5 = PP 1, bed 6-10 = PP 2, dan bed 11-15 = PP 3) sehingga untuk
pergantian shift, setiap perawat penanggung jawab sore akan melaporkan
perkembangan pasien kelolaannya pada perawat penanggung jawab untuk shift
malam dan perawat yang shift malam akan melaporkan pada katim saat pergantian
shift. Konsep penugasan metode tim menurut Nursalam (2014) sebagai berikut :

1) Konsep metode Tim


a) Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpina
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang
2) Tanggung jawab anggota tim
a) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya
b) Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan
3) Tanggung jawab ketua tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d) Mengembangkan kemampuan anggota
e) Menyelenggarakan konferensi

28
Berdasarkan hasil observasi terkait dengan tanggung jawab kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim yang mengacu pada Nursalam (2014) adalah sebagai
berikut:

Tanggung Jawab Kepala Ruang

Belum
No Keterangan Dilakukan Alasan
dilakukan
Tanggung Jawab Kepala Ruang
1. Perencanaan
A Menunjuk ketua tim yang akan bertugas √
di ruang masing-masing
B Mengikuti serah terima pasien pada shift √
sebelumnya
C Mengidentifikasitingkat ketergantungan √
pasien: gawat, transisi dan persiapan
pulang, bersama ketua tim
D Mengidentifikasi jumlah perawat yang √
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan pasien bersama ketua tim,
mengatur penugasan/penjadwalan
E Merencanakan strategi pelaksanaan √
keperawatan
F Mengikuti visite dokter untuk √
mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
G Mengatur dan mengendalikan asuhan √
keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah, serta memberikan
informasi kepada pasien atau keluarga

29
yang baru masuk
H Membantu mengembangkan niat √
pendidikan dan latihan diri
I Membantu membimbing peserta didik √
keperawatan
J Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit
2. Pengorganisasian
a Merumuskan metode penugasan yang √
digunakan
b Merumuskan tujuan metode penugasan √
c Membuat rincian tugas ketua tim dan √
anggota tim secara jelas
d Membuat rentang kendali, kepala √
ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2–3 perawat
e Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari,
dan lain-lain
f Mengatur dan mengendalikan logistik √
ruangan
g Mengatur dan mengendalikan situasi √
tempat praktik
h Mendelegasikan tugas, saat kepala √
ruang tidak berada di tempat kepada
ketua tim
i Memberi wewenang kepada tata usaha √
untuk mengurus administrasi pasien
j Mengatur penugasan jadwal pos dan √
pakarnya
k Identifikasi masalah dan cara √
penanganannya
3. Pengarahan

30
a Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada ketua tim
b Memberi pujian kepada anggota tim √
yang melaksanakan tugas dengan baik
c Memberi motivasi dalam peningkatan √
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
d Menginformasikan hal-hal yang √
dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasie
e Melibatkan bawahan sejak awal hingga √
akhir kegiatan
f Membimbing bawahan yang √
mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
g Meningkatkan kolaborasi dengan √
anggota tim lain
4. Pengawasan
a Melalui komunikasi: mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien
b Melakukan Supervisi: √
a) pengawasan langsung dilakukan
dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/ mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat
itu juga;
b) pengawasan tidak langsung, yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar

31
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas;
c) mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun
bersama ketua tim;
d) Audit keperawatan.
Tanggungjawab Ketua Tim
a Membuat perencanaan √
b Membuat penugasan, supervisi, dan √
evaluasi
c Mengenal/mengetahui kondisi pasien √
dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
d Mengembangkan kemampuan anggota √
e Menyelenggarakan konferensi √
Tanggungjawab Anggota
a Memberikan asuhan keperawatan pada √
pasien di bawah tanggung jawabnya
b Kerja sama dengan anggota tim dan √
antartim
c Memberikan laporan √

32
d. Timbang terima metode SBAR (apakah sudah diterapkan, bagaiamana
pelaksanaan)
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat
itu (Nursalam, 2014). Pelaksanaan timbang terima di Ruang Melati dapat
dilaksanakan 3 kali dalam sehari, yakni pada :
a) Pagi; 07.30-08.00 WIB
b) Sore; 14.00-14.30 WIB
c) Malam; 21.00-21.30 WIB
Timbang terima pada pagi hari dapat di ikuti oleh kepala ruangan. Cara
timbang terima yang dilakukan dibuka oleh kepala ruangan, timbang terima
dilakukan di ruang diskusi. Timbang terima disampaikan menggunkan metode
SBAR, hanya poin-poin penting tentang pasien yaitu dengan menyebutkan nomer
bed, nama pasien, diagnosa medis, keluhan utama pasien, terapi obat yang
diberikan, terapi yang direncanakan (jika ada), hasil pemeriksaan diagnostik
ataupun lainnya (jika ada), dan tanda tanda vital apabila dalam rentang tidak
normal. Timbang terima dengan metode SBAR secara detail terdapat pada rekam
medis setiap pasien. Setelah timbang terima dilaksanakan, perawat yang sedang
bertugas memvalidasi secara langsung ke semua pasien. Berdasarkan SOP
timbang terima terdapat tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan post timbang
terima (Nursalam, 2014).

d. Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu (Nursalam, 2014). Jadwal supervisi ruang Melati Rumah
Sakit Universitas Jember dilakukan setiap bulan, namun belum terlaksana secara
rutin dan terdokumentasikan serta belum terdapat form khusus untuk supervisi.

33
Supervisi yang dilakukan di ruang melati dilakukan langsung oleh karu dengan
tujuan untuk menilai kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
setiap harinya sesuai SOP, apabila ada kesalahan ataupun kekurangannya,
supervisor langsung menegur di ruang perawat dan tidak di depan pasien ataupun
keluarga.

e. Diskusi Refleksi Kasus


Diskusi Refleksi Kasus adalah suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman tenaga keperawatan yang aktual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan (Supinganto,
Mulianingsih, & Suharmanto, 2015). Tujuan dari diskusi refleksi kasus adalah
mengembangkan profesionalisme perawat, meningkatkan aktualisasi diri,
membangkitkan motivasi belajar, wahana untuk menyelesaikan masalah dengan
mengacu pada standar keperawatan yang telah ditetapkan, dan belajar untuk
menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan, tidak
menyalahkan, serta tidak memojokkan dan meningkatkan kerja sama.

Di ruang Melati Rumah Sakit Universitas Jember diskusi refleksi dilakukan


untuk membahas jenis kasus baru (jarang ditemukan) salah satunya yang marak
seperti saat ini kasus covid 19. Namun pelaksanaan DRK ini masih tidak pernah
dilakukan secara formal dan terjadwal. Diskusi refleksi kasus umumnya telah
dilakukan saat dokter visite atau saat timbang terima pasien sehingga tidak ada
bukti nyata berdasarkan evidance base pada saat pelaksanaan.

f. Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu
pasien dan keluarga dalam meningkatkan atau mempertahankan derajat
kesehatannya. Discharge planning akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit
dengan perawatan yang diberikan setelah klien pulang. Di ruang Melati Rumah
Sakit Universitas Jember memiliki SOP yang relatif terbatas untuk pelaksanaan

34
discharge planning, dan umumnya hanya dilakukan secara lisan yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan pengetahuannya.

g. Sentralisasi obat
Obat-obatan, spuit, cairan infuse dan alat kesehatan habis pakai didapatkan
dari depo farmasi yang sebelumnya telah diresepkan oleh dokter. Di tiap ruangan
terdapat apoteker khusus yang mengecek list kebutuhan obat pada setiap ruangan,
kemudian kekurangan obat akan diantar oleh petugas transporter dari depo
farmasi. Pengadaan obat dapat dilakukan dengan sistem One Dailing Dose
(ODD), dimana setiap pasien mendapatkan obat yang sudah dipisah-pisah untuk
pemakaian sekali pakai. Obat di simpan di ruang obat namun untuk
pelaksanaannya baik itu dalam segi pemisahan/ penempatan obat belum efektif.
Hal ini telah disebutkan pada kasus bahwa patient safety di ruang melati masih
belum berjalan maksimal. Obat seharusnya di letakkan dengan benar sesuai
dengan rak nama / kode bed pasien atau jenis obat dengan tujuan dapat
memberikan obat dengan menerapkan prinsi 6 benar pemberian obat yaitu benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/rute, benar waktu, dan benar
dokumentasi.

h. Dokumentasi keperawatan
Pendokumentasian keperawatan di ruang melati masih belum terstruktur dan
belum menggunakan komputerisasi / masih manual (tulis tangan).
Pendokumentasian secara manual memiliki kekurangan yaitu tenaga yang
dikeluarkan oleh perawat lebih besar, data yang dikerjakan tidak terlalu rapi
sehingga dapat memicu timbulnya kesalahan jika di baca oleh orang lain ,
membutuhkan waktu yang lama, dan memerlukan ruang penyimpanan yang besar.

i. Pelaksanaan standar SAK


SAK merupakan Standar Asuhan Keperawatan yang ditetapkan oleh Depkes
dan dijadikan sebagai pedoman di rumah sakit. Standar Asuhan Keperawatan
adalah pedoman terperinci yang menunjukkan perawatan yang diprediksi dan
diidentifikasi dalam situasi yang spesifik. Standar asuhan keperawatan mengacu
kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa

35
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Di ruang melati sudah
memiliki buku terkait tentang SAK yang berisi tentang proses asuhan
keperawatan.

j. Pelaksanaan standar SOP


SOP (Standard Operating Procedure) pada dasarnya adalah pedoman yang
berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di dalam
organisasi yang merupakan anggota organisasi agar berjalan efektif dan efisien,
konsisten, standar dan sistematis. SOP di ruang melati sangat terbatas, namun
masih SOP yang ada tersebut masih bisa digunakan sehingga dalam perawat
dalam pelaksanaannya masih berpacu pada SOP yang ada.

Tabel Daftar SOP Ruang Melati

N Daftar SOP
o
1. Pemakaian Sarung Tangan
2. Kebersihan Tangan Dengan Handrub berbasih
3. Alkohol
4. Kebersihan Tangan dengan Air mengalir dan sabun Cair
5. Mengukur suhu tubuh
6. Menghitung denyut nadi
7. Mengukur Tekanan darah non invasive
8. Mengukur frekuensi nafas
9. Membersihkan Tempat tidur pasien
10. Pemasangan Infus
11. Pemasangan Indweling Kateter
12. Perawatan indweling kateter
13. Melakukan kumbah lambung
14. Melakukan Suctioning

36
15. Pemasangan NGT
16. Pemberian obat injeksi Intra Cutan kepada pasien
17. Pemberian obat injeksi sub cutan kepada pasien
18. Pemberian obat injeksi intravena (secara langsung) kepada pasien
19. Pemberian obat injeksi intravena (secara tidak langsung) kepada pasien
20. Pemberian obat injeksi intra musculer kepada pasien
21. Tindakan Transfusi darah
22. Penggunaan Nebulizer pada serangan Asma
23. Pemberian Nutrisi melalui oral
24. Pemberian Obat Oral
25. Perawatan post Operatif
26. Perawatan luka bersih
27. Perawatan luka kanker
28. Perawatan Ulkus Dekubitus
29. perawatan Ulkus Diabeticum (gangren)
30. Perawatan luka infeksi
31. Perawatan luka bakar
32. Melakukan angkat jahitan luka
33. Membersihkan mulut/oral hygiene (pasien sadar)
34. Membantu pasien BAB
35. Pemakaian masker
36. Pemakaian Aproun
37. Pemakaian Topi/penutup rambut
38. Penanganan linen kotor infeksius dari unit kerja
39. Edukasi pasien pulang
40. Discharge planning
41. Pasien pulang dengan resume kontrol
42. Pasien pulang paksa
43. Pulang melarikan diri
44. Alur penempatan pasien Rawat Inap di luar jam Dinas

37
45. Penyesuaian komplain pasien/keluarga
46. Menyampaikan keluhan/complain
47. Pengisisan CPPT
48. Pengisian Resume medis pasien
49. Persiapan pasien pulang
50. Menerima Komplain, keluhan dan konflik dari pasien atau keluarga
51. Identifikasi Pasien
52. Perlindungan pasien dengan cacat fisik dan lanjut usia
53. Perlindungan kekerasan fisik pada gangguan mental/kejiwaan yang emosional
54. Pemberian informasi tentang penolakan pengobatan/tidak melanjutkan pengobatan
55. Penjelasan second Opinion
56. Identifikasi identitas pasien saat tindakan
57. Menjaga privasi pasien saat transportasi
58. Menjaga Privasi pasien saat melakukan tindakan
59. Pengikatan fisik/restraine
60. Menjaga Privasi pasien saat pemeriksaan fisik
61. Pelayanan pasien tahap terminal
62. Memberikan privasi antara px laki-laki dan perempuan di Ruang perawatan umum
63. Menjaga privasi pasien saat jam kunjungan
64. Menjaga privasi pasien saat memandikan pasien
65. Menjaga privasi pasien saat membantu pasien BAK dan BAB
66. Komunikasi Efektif dengan pasien dan keluarga
67. Pembuatan sensus harian rawat inap
68. Pelayananan pengaduan masyarakat
69. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan
70. Pelayanan permintaan data rekam medis
71. Keamanan obat yang perlu di waspadai (High alert Medications)
72. Ketepatan pemberian Obat
73. Pengelolaan obat High alert
74. Penyimpanan Injeksi Elektrolit pekat

38
75. Identifikasi Pasien risiko jatuh
76. Pemasangan tanda risiko jatuh pada pasien
77. Assessment risiko jatuh/cidera untuk anak-anak
78. Penggantian/pemasangan kembali gelang identitas
79. Pemasangan gelang identitas pada bayi
80. Identifikasi Px pada kondisi yang tidak dapat berkomunikasi
81. Identifikasi Px sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
82. Identifikasi px sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah
83. Pelepasan gelang Px
84. Pelaporan hasil kritis pemeriksaan Laboratorium
85. Penandaan lokasi operasi
86. Pemberian Anestesi Umum
87. Monitoring Anestesi Durante Operasi
88. Serah terima pasien antar unit dengan SBAR
89. Serah terima pasien antar jaga shift dengan SBAR
90. Menerima Laporan hasil test kritis dan nilai kritis dengan TBAK
91. Pengikatan komunikasi efektif dengan tekhnik SBAR dan TBAK
92. Privasi pasien tahap terminal
93. Identifikasi identitas pasien saat tindakan
94. Pelayanan pasien tahap terminal
95. Penanganan sampah Non infeksius di ruangan
96. Penundaan pelayanan dan pengobatan
97. Mengatasi hambatan bahasa saat kontak pertama dengan pasien
98. Mengatasi hambatan fisik
99. Pemasangan gelang pada pasien orang dewasa
100. Privasi Px terhadap status rekam medis
101. Perpindahan tanggung jawab DPJP

102. Identifikasi TT Px rawat inap

103. Pengelolaan obat dan alat untuk kebutuhan emergency

104. Assessment risiko jatuh/cedera pada orang dewasa (skala morse)

39
105. Kode Red dr. Soebandi

106. Pengisian kelengkapan DRM

107. Pendaftaran pasien rawat inap

108. Mengatasi hambatan bahasa dan dialek

109. Penggunaan singkatan dan simbol rekam medis

110. Permintaan data laporan

111. Pelepasan revisi/permintaan resume medis

112. Menjaga kerahasian drm

113. Mengantar pasien pulang dari RS

114. Pengamanan pasien penurunan kesadaran, lanjut usia,anak-anak dengan resiko terjauh

115. Pengambilan linen kotor infeksius dari unit kerja

116. Penanganan linen kotor non infeksius

117. Rujukan pelayanan penunjang setelah pasien keluar RS

118. Media promosi kesehaan RS

119. Inruksi tindak lanjut bagi pasien rujuk RS lain

120. Melakukan rujuk balik pasien

121. Tata cara pasien keluar dari instalasi rawat inensif

122. Alur pelaporan kegiatan promosi kesehaan RS

40
k. Jenis 10 diagnosa medis terbanyak diruangan dan 10 jenis tindakan tersering
diruangan
Jenis 10 diagnosa medis di ruangan dan 10 jenis tindakan tersering di
ruangan Kasus Penyakit Ruang Melati Pada Bulan Desember Tahun 2019

Jenis 10 Diagnosa Medis Mayoritas di Ruang Melati

Penyakit Total
1. Cerebral infarction due to thrombosis of cerebral arteries 7
2. Intracerebral harmorrhage, unspecified 7
3. Cerebral infarction 6
4. Heart failure, unspecified 5
5. Unstable angina 5
6. Other specified intervertebral disc displacement 5
7. Benign paroxysmal vertigo 5
8. Epilepsy, unspecified 4
9. Essential (primary) hypertension 4
10. Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis, unspecified 4
Sumber: data primer ruang Melati, April 2020.

Tindakan yang sering dilakukan oleh perawat di Ruang Melati

No Tindakan
1. Mengganti cairan infus
2. Menginjeksikan obat
3. Pemasangan dan aff infus
4. Pemasangan dan aff kateter urin
5. Pengukuran tanda-tanda vital
6. Mengambil darah
7. Memandikan pasien
8. Pemeriksaan gula darah

41
9. Pemberian terapi oksigenasi
10. Pemberian terapi nebulizer
Sumber: data primer ruang Melati, April 2020.

l. Program 6 sasaran keselamatan pasien


Keselamatan pasien adalah layanan yang tidak menciderai dan merugikan
pasien ataupun sebagai sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman (Permenkes RI, 2011). Maksud dan tujuan Sasaran Keselamatan Pasien
adalah untuk mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran ini untuk memantau bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan rumah sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus
para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik akan berdampak pada
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien. Sasaran
keselamatan pasien terdiri dari 6 sasaran yaitu sebagai berikut:

1. Sasaran 1: Ketepatan identitas pasien


a) Identifikasi pasien menggunakan dua identitas dan tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
b) Identifikasi pasien sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah
c) Identifikasi pasien sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
d) Identifikasi pasien sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur
e) Pembuatan dan sosialisasi kebijakan atau SOP tentang pelaksanaan
identifikasi pasien
Di Ruang Melati pasien sudah memakai gelang identitas pasien yang
berisikan nama, no RM, dan tanggal lahir, jika pasien laki-laki memakai gelang
berwarna biru dan jika perempuan memakai gelang warna pink. Hasil observasi
terkait dengan gelang identitas mayoritas pasien telah menggunakan gelang sesuai
dengan ketentuan.

2. Sasaran 2: peningkatan komunikasi yang efektif

42
a) Pencatatan secara lengkap perintah lisan (atau melalui telepon) dan hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
b) Pembacaan ulang secara lengkap perintah lisan (atau melalui telepon)
dan hasil pemeriksaan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
dieja bila obat yang diperintahkan termasuk golongan obat
NORUM/LASA. Konfirmasi perintah atau hasil pemeriksaan oleh
pemberi perintah atau pemeriksaan
c) Pembuatan dan sosialisasi kebijakan atau SOP verifikasi terhadap akurasi
komunikasi lisan (atau melalui telepon)
Di ruang Melati peningkatan komunikasi efektif sudah dilakukan dengan
SBAR dan TBAK. Hal ini terlihat dari komunikasi lewat telepon sudah dilakukan
secara SBAR dan TBAK, dan komunikasi antar perawat saat timbang terima dan
pendokumentasian sudah menggunakan SBAR. Perawat menulis di catatan
perkembangan pasien semua tindakan yang sudah dilakukan dan terapi yang
direncanakan yang akan dilakukan kepada pasien kemudian menyampaikan secara
lisan apa yang telah ditulis kepada perawat yang akan melanjutkan shift
selanjutnya.

3. Sasaran 3: peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High-alert)


a) Pembuatan kebijakan atau SOP identifikasi, lokasi, pelabelan, dan
penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai
b) Sosialisasi dan implementasi kebijakan atau SOP
c) Inspeksi di unit pelayanan untuk memastikan tidak adanya elektrolit
konsentrat bila tidak dibutuhkan secara klinis dan panduan agar tidak
terjadi pemberian secara tidak sengaja di area tersebut
d) Pelabelan elektrolit konsentrat secara jelas dan penyimpanan di area yang
dibatasi ketat.
Di Ruang Melati sudah terdapat ruang khusus obat namun pemberian tanda
dan pemisahan untuk tempat khusus obat-obatan yang perlu diwaspadai (high
alert) harus tingkatkan agar tidak menimbulkan kesalahan.

43
Gambar 2.14 Kotak Obat High Allert

4. Sasaran 4: kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi


a) Pembuatan tanda identifikasi yang jelas dan melibatkan pasien dalam
proses penandaan lokasi operasi
b) Penyusunan checklist untuk verifikasi preoperasi tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien, tepat dokumen, dan ketersediaan serta ketepatan
alat
c) Penerapan dan pencatatan prosedur ‘time-out’ sebelum dimulainya
tindakan pembedahan
d) Pembuatan kebijakan atau SOP untuk proses di atas (termasuk prosedur
tindakan medis dan dental)
Untuk pasien yang akan operasi di ruang melati harus diberikan lembar
verifiskasi sebelumnya,sedangkan untuk penandaan lokasi operasi dilakukan di
ruang operasi. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, adapun kebijakan penandaan
lokasi operasi untuk mencegah terjadinya kesalahan pada saat proses operasi.

5. Sasaran 5: pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


a) Adaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang sudah diterima secara
umum (misalnya WHO Patient Safety)
b) Penerapan program hand hygiene secara efektif
c) Pembuatan kebijakan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan Rumah Sakit
Universitas JemberJember telah melakukan sosialisasi hand hygiene dan
five moment.

44
Di ruang Melati didapatkan bahwa pelaksanaan five moment belum
terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat dari peraat yang masih belum
menerapkan enam langkah cuci tangan dan kadang ada peraat yang tidak cuci
tangan sebelum ke pasien.

6. Sasaran 6: pengurangan resiko pasien jatuh


a) Penerapan pengkajian awal pasien risiko jatuh dan pengkajian ulang pada
pasien bila ada perubahan kondisi atau pengobatan
b) Penerapan langkah-langkah pencegahan dan pengamanan bagi pasien
yang dianggap berisiko
c) Monitor dan evaluasi berkala terhadap keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak terkait
d) Pembuatan kebijakan atau SOP pasien jatuh
Di ruang Melati sudah memiliki tanda label segitiga untuk pasien dengan
resiko jatuh, namun dalam pelaksanaannya belum maksimal. Hal ini terlihat dari
ada beberapa side rail pada bed pasien yang tidak berfungsi (rusak), dan ada
beberapa pasien total care yang tidak terdapat label risiko jatuh.

m. Analisis masalah pada bagian metode


1. Supervisi belum dilaksanakan secara terstruktur
2. Terbatasnya SOP tindakan keperawatan / medis
3. Pendokumentasian masih belum terstruktur dan masih manual
4. Pelaksanaan patient safety belum maksimal, baik dari segi pencegahan
jatuh, risiko infeksi, dan prinsif keamanan obat.
5. Diskusi refleksi kasus tidak pernah dilakukan secara formal dan terjadwal.
Hal ini dikarenakan diskusi refleksi kasus telah dilakukan saat dokter
visite atau saat timbang terima pasien sehingga tidak ada bukti nyata
berdasarkan evidance base pada saat pelaksanaan.
6. Penyampaian informasi discharge planning hanya dilakukan lisan.

45
2.2.4 Keuangan (Money/M4)
a. Sistem yang digunakan dalam sumber keuangan

Sistem pengelolaan keuangan yang diterapkan diruang melati (penyakit


dalam) Rumah Sakit Universits Jember merupakan pengelolaan keuangan
yang tersentralisasi pada bidang keuangan rumah sakit. Sumber utama
pendanaan Rumah Sakit berasal dari pendanaan instansi bersangkutan
(Universitas Jember). Di ruang Melati tidak terdapat pengelolaan keuangan
secara langsung. Pemberi layanan kesehatan baik perawat, dokter, ahli gizi,
farmasi, dan pemberi layanan lainnya meng-entry setiap kali memberikan
intervensi pada pasien secara online. Dari data yang di-entry secara online
tersebut bagian keuangan memiliki rincian data yang up-to-date mengenai
setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien. Pasien atau keluarga akan
menyelesaikan pembayaran pada saat akan pulang atau keluar dari rumah
sakit. Petugas administrasi akan memberitahu keluarga mengenai rincian
kelengkapan yang mungkin perlu dilengkapi oleh keluarga, setelah
kelengkapan berkas selesai, keluarga pasien akan menerima rincian biaya
yang perlu dibayarkan di kasir. Pasien dapat pulang setelah proses
pembayaran biaya perawatan selama dirumah sakit selesai.

Sistem keuangan yang tersentral ini membantu mengurangi kemungkinan


adanya tindakan ataupun pelayanan yang tidak dibayar atau berlipat namun
dengan adanya sistem ini keluarga perlu menyelesaikan kelengkapan
administrasi baik diruangan maupun di kasir sehingga proses penyelesaian
administrasi pasien pulang tidak dapat dilakukan dalam sekali waktu.

Selain sumber pendanaan utama dari instansi terkait, rumah sakit ini juga
bekerja sama dengan pihak lain seperti Dinas Sosial, dan pihak pihak asuransi
seperti BPJS atau perusahaan asuransi lainnya. Pasien yang memiliki asuransi
pada pihak pihak yang berkerjasama dengan rumah sakit dapat mengurangi
biaya atau tidak perlu membayar biaya perawatan dengan melengkapi berkas
yang dibutuhkan untuk mengklaim asuransi sesuai dengan prosedur yang ada.

46
Karena ruang Melati tidak memiliki pengelolaan keuangan mandiri,
pengadaan barang dan alat kesehatan juga tidak dapat dilakukan secara
mandiri melainkan terpusat pada bidang keuangan rumah sakit. Ruangan yang
ingin mengadakan barang maka ruangan perlu mengajukan ke bidang
pengadaan alat. Sistem pengadaan alat yang terpusat tersebut mempengaruhi
kesediaan alat diruangan karena pengadaan alat tidak dapat dilakukan secara
langsung sehingga ruangan perlu meminjam dari ruangan lain.

Rumah sakit memiliki alokasi dana yang dapat digunakan untuk


pengembangan sumber daya (SDM) manusia seperti delegasi pegawai
kegiatan seminar ataupun pelatihan. Rumah sakit telah memiliki prosedur
pengajuan pendanaan kegiatan pengembangan sumber daya yaitu; pegawai
yang telah memiliki ijin dari kepala ruangan dapat mengajukan permohonan
pembiayaan kegiatan kepada bidang keuangan. Permohonan tersebut
kemudian akan diproses untuk menentukan persetujuan terhadap pembiayaan
kegiatan tersebut berdasarkan kebutuhan rumah sakit dan alokasi dana yang
tersedia.

b. masalah pada bagian keuangan Analisa


 Pengelolaan keuangan dilakukan secara terpusat dibagian
keuangan rumah sakit sehingga mengurangi kesalahan dalam
menghitung tagihan yang perlu dibayarkan oleh keluarga pasien
ataupun pihak asuransi
 Keluarga pasien perlu menyelesaikan proses administrasi
diruangan dan di kasir sehingga administrasi pasien pulang tidak
dapat dilakukan dalam sekali waktu.
 Rumah sakit bekerjasama dengan pihak pihak asuransi sehingga
klien yang memiliki asuransi dapat menggunakan klaimnya.
 Pengadaan barang diruangan tidak dapat dilakukan secara cepat
karena perlu mengajukan permohonan sehingga mempengaruhi
kersediaan alat ataupun barang di ruangan.

47
 Pengembangan SDM dapat dibiayai oleh rumah sakit namun perlu
memiliki ijin dari ruangan serta mengajukan permohonan kepada
bagian keuangan. Namun tidak semua permohonan tersebut dapat
disetujui karena akan dinilai sesuai dengan alokasi dana dan
kebutuhan rumah sakit.

2.2.5 Pemasaran Bangsal (Market/M5)


a. Jumlah rata-rata pasien / hari ruang melati bulan januari – maret 2020

No Bulan Rata-rata pasien


1 Januari 2020 7 pasien/hari
2 Februari 2020 10 pasien/hari
3 Maret 2020 9 pasien/hari

b. BOR ruangan bulan januari – maret 2020

Kriteria Bulan
Januari Februari Maret
BOR (%) R. 46,67% 66,67% 60,00%
Melati
Standar ideal 75-85% 75-85% 75-85%
BOR

c. Data ruang perawatan

Kriteria Tahun
2017 2018 2019
Jumlah tempat 15 15 15
tidur
BOR % 42,67% 68,43% 58,65%
Standar ideal 75-85% 75-85% 75-85%
BOR
Pergerakan BOR turun naik turun
ALOS (Hari) 4,78 5,71 4,98
Standar ideal 6-9 hari 6-9 hari 6-9 hari
ALOS
TOI (hari) 4,75 2,54 3,55

48
Standar ideal TOI 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari
BTO 38,5 46,25 40,75
Standar ideal 40-50 40-50 40-50
BTO

Tabel 2.21 menunjukkan hasil perhitungan BOR di Ruang melati Rumah Sakit
Universitas Jember pada tahun 2017 yakni 42,76%. Menurut Depkes RI (2005)
rentang standart BOR yaitu 60-85%. Dari data hasil pengkajian, didapatkan
perubahan angka BOR dari tahun 2017 sampai dengan 2019 yang fluktiatif, selain
itu dari hasil tersebut didapatkan nilai BOR dibawah standart ideal pada 3 tahun
terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan tempat tidur diruang melati
kurang efektif. Hal ini juga dapat disebebkan karena ketidaklengkapan fasilitas
rumah sakit terutama ruangan melati yang membuat turunnya minat untuk
melakukan kunjungan atau perawatan ulang di ruang melati. Kelengkapan fasilitas
mungkin dapat menarik minat melakukan kunjungan yang akan menyebabkan
angka BOR tetap sesuai dengan rentang standart menurut Depkes.

Nilai ALOS di Ruang melati Rumah Sakit Universitas Jember pada tiga tahun
terakhir yakni tahun 2017 4 hari, pada tahun 2018 5 hari, dan pada tahun 2019 4
hari. Menurut Depkes RI yaitu nilai ideal 6-9 hari apabila dihitung dalam 3 tahun
terakhir bahwa hari rawat pendek. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ALOS di
ruang melati cukup pendek sehingga berimplikasi pada cost effective dan
kepuasan pasien. Nilai TOI di Ruang melati Rumah Sakit Universitas Jember
pada 3 tahun terakhir yakni tahun 2017 4 hari, tahun 2018 3 hari dan tahun 2019 3
hari. Menurut Depkes RI nilai ideal TOI yakni 1-3 hari. Semakin kecil angka TOI
maka semakin singkat saat tempat tidur menunggu pasien berikutnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2017 angka tempat tidur tidak produktif selama 4
hari.
Nilai BTO di Ruang melati Rumah Sakit Universitas Jember pada 3 tahun terakhir
yakni tahun 2017 38 kali, pada tahun 2018 46 kali, dan pada tahun 2019 40 kali
yang artinya 1 bed ditempati oleh minimal 3-4 kali dalam 3 tahun terakhir ini.
Menurut Depkes RI idealnya satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali

49
sehingga dalam sebulan rata-rata nilai BTO yakni minimal 3 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai BTO pada 3 tahun terakhir Ruang melati Rumah Sakit
Universitas Jember masih sesuai dengan standar BTO.

d. Tingkat kepuasan pasien januari – maret 2020

Tingkat kepuasan pasien telah diukur diruangan melati dengan alat ukur yaitu
pengukuran kepuasan pasien yang dikembangkan oleh pihak mutu pelayanan
rumah sakit yang diadaptasi dari alat ukur tingkat kepuasan yang yang sudah
ada.

Chart Title
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Januari Februari Maret

Puas Tidak Puas

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan pasien dari
bulan Januari hingga bulan maret mengalami peningkatan. Kepuasan pasien
pada bulan Januari adalah 77,8 % pasien mengatakan puas dan 22.3% pasien
mengatakan tidak puas. Kepuasan mengalami peningkatan setiap bulannya
yaitu pada bulan Februari 80,1% pasien mengatakan puas dengan pelayanan
dan pada bulan Maret 88% pasien mengatakan puas dengan pelayanan.

e. Tingkat kepuasan perawat januari – maret 2020

50
Pengukuran kepuasan perawat belum dilakukan di ruangan melati

f. Petunjuk-petunjuk diruangan

Petunjuk-petunjuk diruangan melati cukup lengkap. Penunjuk arah di Ruang


Melati sudah terpasang di masing-masing jalur rumah sakit, sedangkan untuk
jalur evakuasi sudah terpasang pada dinding ruangan serta lantai ruangan,
tetapi untuk penunjuk arah yang jelas menuju ruang melati dari pintu masuk
utama rumah sakit sampai menuju ruang melati sudah terpasang dimasing-
masing jalur rumah sakit.

Setiap kamar perawatan diruang melati memiliki nomor ruangan dan juga
nomer tempat tidur. Pada masing-masing tempat tidur terdapat label
keterangan nama pasien, tanggal lahir serta nama DPJP. Ruangan juga
memberikan petunjuk untuk membedakan pembuangan sampah yang ada di
lingkungan ruangan melati.

g. Analisa masalah bagian pemasaran bangsal

Berdasarkan data yang didapat selama pengkajian di Ruang Melati terkait


marketing didapatkan hasil sebagai berikut:

1. BOR ruangan melati dalam 3 tahun terakhir masih berada dibawah standar
yang ditetapkan Depkes, ruangan mungkin perlu meningkatkan mutu
pelayanan dan kelengkapan fasilitas untuk meningkatkan angka BOR.
2. BOR yang rendah juga berdampak pada TOI. Selama 3 tahun terakhir
terdapat 3-4 tempat tidur yang tidak produktif.
3. Tingkat kepuasan pasien mengalami peningkatan namun masih perlu
ditingkatkan lagi
4. Belum dilakukan pengukuran terhadap tingkat kepuasan perawat serta
staff lainnya yang bekerja di ruang melati.

51
BAB 3 ANALISIS SWOT
3.1 Analisis SWOT
Tabel 3.1 Analisis SWOT M1

ANALISIS MAN Bobot Rating Skor


INTERNAL
Kekuatan (Strength)
1. Perbandingan tenaga kerja S-W=
profesional dengan vokasional 3,15 –
0,65 4 2,6
di Ruang Melati sudah sesuai 2,1
dengan standar AIPNI = 1,05
2. Pengelolaan keuangan
dilakukan secara terpusat
dibagian keuangan rumah
sakit sehingga mengurangi
kesalahan dalam 0,20 2 0,4
menghitung tagihan yang
perlu dibayarkan oleh
keluarga pasien ataupun
pihak asuransi
3. Keluarga pasien perlu
menyelesaikan proses
administrasi diruangan dan
di kasir sehingga 0,15 1 0,15
administrasi pasien pulang
tidak dapat dilakukan dalam
sekali waktu
Total 1 7 3,15
Kelemahan (Weaknes)
1. Pelatihan yang diikuti perawat
di Ruang Melati tidak sesuai
dengan pelatihan yang 0,2 4 0,8
dibutuhkan di Ruang Melati
yang khusus penyakit dalam
2. Berdasarkan hasil beberapa
perhitungan sesuai dengan
teori dapat disimpulkan bahwa 0,09 3 0,27
tenaga keperawatan diruang
Melati kurang
3. SOP sangat minimal dan 0,07 1 0,07

52
sedikit sekali
4. Dokumentasi keperawatan
masih ditulis tangan,
0,07 1 0,07
manual, dan belum
maksimal
5. Pengadaan alur barang
0,06 1 0,06
masih sulit birokrasinya
6. Supervisi belum
dilaksanakan secara 0,07 1 0,07
terstruktur
7. Terbatasnya SOP tindakan
0,06 1 0,06
keperawatan / medis
8. Pendokumentasian masih
belum terstruktur dan masih 0,08 2 0,16
manual
9. Pelaksanaan patient safety
belum maksimal, baik dari
segi pencegahan jatuh, 0,06 1 0,06
risiko infeksi, dan prinsif
keamanan obat
10. Diskusi refleksi kasus
tidak pernah dilakukan
secara formal dan terjadwal.
Hal ini dikarenakan diskusi
refleksi kasus telah
dilakukan saat dokter visite 0,08 2 0,16
atau saat timbang terima
pasien sehingga tidak ada
bukti nyata berdasarkan
evidance base pada saat
pelaksanaan
11. Penyampaian informasi
discharge planning hanya 0,08 2 0,16
dilakukan lisan
12. Pengadaan barang 0,08 2 0,16
diruangan tidak dapat
dilakukan secara cepat
karena perlu mengajukan
permohonan sehingga
mempengaruhi kersediaan
alat ataupun barang di

53
ruangan
Total 1 21 2,1
ANALISIS MAN
Bobot Rating Skor
EKSTERNAL
Peluang (Opportunity)
1. Sebagian tenaga perawat di 0,15 1 0,15 O-T=
Ruang Melati yang telah 2,5–1,8
memiliki sertifikat pelatihan = 0,7
wajib, seperti: BHD, Code red
(kewaspadaan bencana),
komunikasi efektif, Clinical
pathway, dan pelatihan
standart diagnose keperawatan
2. Perawat Ruang Melati 0,2 3 0,6
diberikan kebebasan untuk
melanjutkan jenjang
pendidikan dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dengan
pemberian beasiswa
3. Rumah sakit bekerjasama 0,3 4 1,2
dengan pihak pihak asuransi
sehingga klien yang
memiliki asuransi dapat
menggunakan klaimnya
4. Pengembangan SDM dapat 0,2 2 0,4
dibiayai oleh rumah sakit
namun perlu memiliki ijin
dari ruangan serta
mengajukan permohonan
kepada bagian keuangan
5. Tingkat kepuasan pasien 0,15 1 0,15
mengalami peningkatan
namun masih perlu
ditingkatkan lagi
Total 1 11 2,5
Ancaman (Treath)
1. SOP kurang up to date 0,3 2 0,6
masih digunakan
2. Pasien safety belum 0,1 1 0,1
terlaksana dengan baik
3. BOR ruangan melati dalam 0,25 2 0,5
3 tahun terakhir masih

54
berada dibawah standar
yang ditetapkan Depkes,
ruangan mungkin perlu
meningkatkan mutu
pelayanan dan kelengkapan
fasilitas untuk
meningkatkan angka BOR
4. BOR yang rendah juga 0,25 2 0,5
berdampak pada TOI.
Selama 3 tahun terakhir
terdapat 3-4 tempat tidur
yang tidak produktif
5. Belum dilakukan 0,1 1 0,1
pengukuran terhadap
tingkat kepuasan perawat
serta staff lainnya yang
bekerja di ruang melati
Total 1 8 1,8

55
3.2 diagram Layang
3.2.1 Man, Material, Methode, Money, Marketing

S – W = 3,15 – 2,1 = 1,05


O – T = 2,5 – 1,8 = 0,7

Peluang/Opportunity

Agresif
Stabil
(Kuadran I)
(Kuadran III)
0,7

Kelemahan/Weakness Kekuatan/Strenght

1,05

Bertahan Diverifikasi
(Kuadran IV) (Kuadran II)

Ancaman/Treaths

Berdasarkan diagram layang diatas menunjukkan bahwa ruang Melati RS


Universitas Jember berada pada posisi kuadran I yaitu agresif. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa Ruang Melati RS Universitas Jember berada pada situasi
yang sangat menguntungkan. Rumah sakit ini memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada

56
3.2 Matriks SWOT dalam Rencana Strategi
Internal
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Eksternal
Strategi SO Strategi WO
Peluang 1. Pengelolaan keuangan yang 1. Beasiswa yang diberikan
(Opportunity) terpusat dapat meminimal ke perawat dapat
kan resiko kesalahan meningkatkan
perhitungan tagihan pengetahuan dan kualitas
sehingga kepuasan pasien perawat sehingga pasien
meningkatkan. safety dapat dilakukan
2. Perbandingan jumlah secara maksimal dan SOP
perawat professional dan medis dan keperawatan
vokasi yang sesuai dapat dapat diperbarui serta up
meningkatkan pelayanan to date.
sehingga kepuasan pasien 2. Pengembangan SDM
meningkat yang dibiayai rumah sakit
dapat digunakan perawat
yang belum mengikuti
pelatihan wajib.
Strategi ST Strategi WT
Ancaman 1. Perbandingan jumlah perawat 1. Pelaksanan supervisi yang
professional dan vokasi yang sudah dilakukan dapat
(Threatened)
sesuai akan meningkatkan meminimalkan atau
kualitas pelayanan sehingga meniadakan kejadian
meminimalkan kejadian yang yang tidak diinginkan
tidak diinginkan 2. Adanya pengadaan alur
barang yang terpusat
dapat mempengaruhi
ketersediaan alat atau
barang sehingga dapat

57
berpengaruh terhadap
peningkatan atau
penurunan BOR

58
BAB 4 PRIORITAS MASALAH DAN PLAN OF ACTION (POA)
4.1 Daftar Masalah
No Pernyataan Masalah
1.
Hanya Sebagian tenaga perawat di Ruang Melati yang telah memiliki
sertifikat pelatihan wajib, seperti: BHD, Code red (kewaspadaan bencana),
komunikasi efektif, Clinical pathway, dan pelatihan standart diagnose
keperawatan
2.
Pelatihan yang diikuti perawat di Ruang Melati tidak sesuai dengan
pelatihan yang dibutuhkan di Ruang Melati yang khusus penyakit dalam.
3.
Berdasarkan hasil beberapa perhitungan sesuai dengan teori dapat
disimpulkan bahwa tenaga keperawatan diruang Melati kurang.
4. Pada ruang melati hanya sedikit SOP tindakan medis dan keperawatan
yang sesuai dan masih up to date untuk digunakan
5. Di ruang melati belum tersedia ruang isolasi untuk pasien dengan penyakit
menular
6. Mekanisme dokumentasi juga masih belum terstruktur dan masih
menggunakan dokumentasi manual (tulis tangan)
7. Pelaksanaan patient safety belum maksimal, baik dari segi pencegahan
jatuh, risiko infeksi, dan prinsif keamanan obat.
8. Mekanisme pengajuan pengadaan barang pada ruang melati juga kurang
maksimal karena birokrasi yang dinilai cukup menyusahkan
9. Supervisi dilakukan setiap satu bulan, namun belum terlaksana secara
rutin dan terdokumentasikan
10. Diskusi refleksi kasus tidak pernah dilakukan secara formal dan terjadwal.
Hal ini dikarenakan diskusi refleksi kasus telah dilakukan saat dokter
visite atau saat timbang terima pasien sehingga tidak ada bukti nyata
berdasarkan evidance base pada saat pelaksanaan.
11. Penyampaian informasi discharge planning hanya dilakukan lisan.
12. BOR ruangan melati dalam 3 tahun terakhir masih berada dibawah standar
yang ditetapkan Depkes, ruangan mungkin perlu meningkatkan mutu
pelayanan dan kelengkapan fasilitas untuk meningkatkan angka BOR.

59
13. BOR yang rendah juga berdampak pada TOI. Selama 3 tahun terakhir
terdapat 3-4 tempat tidur yang tidak produktif.
14. Tingkat kepuasan pasien mengalami peningkatan namun masih perlu
ditingkatkan lagi
15. Belum dilakukan pengukuran terhadap tingkat kepuasan perawat serta
staff lainnya yang bekerja di ruang melati.

60
4.2 Penampisan Prioritas Masalah
No Masalah Skor Jumlah Prioritas
M S C V A
1. 3 3 2 2 3 13 11
Hanya Sebagian tenaga perawat di Ruang Melati yang
telah memiliki sertifikat pelatihan wajib, seperti: BHD,
Code red (kewaspadaan bencana), komunikasi efektif,
Clinical pathway, dan pelatihan standart diagnose
keperawatan
2. 4 3 3 2 3 15 7
Pelatihan yang diikuti perawat di Ruang Melati tidak
sesuai dengan pelatihan yang dibutuhkan di Ruang
Melati yang khusus penyakit dalam.
3. 4 4 3 4 3 18 2
Berdasarkan hasil beberapa perhitungan sesuai dengan
teori dapat disimpulkan bahwa tenaga keperawatan
diruang Melati kurang.
4. Pada ruang melati hanya sedikit SOP tindakan medis dan 4 4 2 3 3 16 3

61
keperawatan yang sesuai dan masih up to date untuk
digunakan
5. Di ruang melati belum tersedia ruang isolasi untuk pasien 4 4 2 3 3 16 4
dengan penyakit menular
6. Mekanisme dokumentasi juga masih belum terstruktur 3 2 2 3 2 12 15
dan masih menggunakan dokumentasi manual (tulis
tangan)
7. Pelaksanaan patient safety belum maksimal, baik dari 5 5 3 5 3 21 1
segi pencegahan jatuh, risiko infeksi, dan prinsif
keamanan obat.
8. Mekanisme pengajuan pengadaan barang pada ruang 4 3 2 4 3 16 5
melati juga kurang maksimal karena birokrasi yang
dinilai cukup menyusahkan
9. Supervisi dilakukan setiap satu bulan, namun belum 3 3 2 3 3 14 8
terlaksana secara rutin dan terdokumentasikan
10. Diskusi refleksi kasus tidak pernah dilakukan secara 3 3 2 3 3 14 9
formal dan terjadwal. Hal ini dikarenakan diskusi refleksi
kasus telah dilakukan saat dokter visite atau saat timbang
terima pasien sehingga tidak ada bukti nyata berdasarkan
evidance base pada saat pelaksanaan
11. Penyampaian informasi discharge planning hanya 4 3 2 3 3 15 6

62
dilakukan lisan.
12. BOR ruangan melati dalam 3 tahun terakhir masih 3 3 2 2 3 13 13
berada dibawah standar yang ditetapkan Depkes, ruangan
mungkin perlu meningkatkan mutu pelayanan dan
kelengkapan fasilitas untuk meningkatkan angka BOR.
13. BOR yang rendah juga berdampak pada TOI. Selama 3 3 2 2 2 3 12 14
tahun terakhir terdapat 3-4 tempat tidur yang tidak
produktif.
14. Tingkat kepuasan pasien mengalami peningkatan namun 3 2 2 2 3 12 12
masih perlu ditingkatkan lagi
15. Belum dilakukan pengukuran terhadap tingkat kepuasan 3 2 3 4 2 14 10
perawat serta staff lainnya yang bekerja di ruang melati.

Keterangan :
Magnitude (M) : Berapa banyak orang yang terkena dampak masalah tersebut
Severity (S) : besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality dari masing-masing
Community and political concern (C) : menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran orang dan para
pemangku kebijakan
Vulnerability (V) : menunjukkan sejauh mana masalah tersebut
Affordability (A) : menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut
Adapun skor penilaian yang digunakan
1 : tidak ada
2 : kurang

63
3 : cukup
4 : banyak
5 : sangat banyak

64
4.3 Penampisan Prioritas Tindakan
Masalah 1: Hanya Sebagian tenaga perawat di Ruang Melati yang telah memiliki
sertifikat pelatihan wajib, seperti: BHD, Code red (kewaspadaan bencana),
komunikasi efektif, Clinical pathway, dan pelatihan standart diagnose
keperawatan

Tabel 4.1 Masalah 1

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan tentang rencana 5 5 5 5 625 1
pelaksanaan pelatihan baik rencana
secara pelatihan di dalam rumah
sakit maupun di luar rumah sakit..
baik secara mandiri maupun
dibantu rumah sakit

2. Menyusun waktu pelaksanaan 5 5 5 4 500 2


pelatihan

Masalah 2: Pelatihan yang diikuti perawat di Ruang Melati tidak sesuai dengan
pelatihan yang dibutuhkan di Ruang Melati yang khusus penyakit dalam.

Tabel 4.2 Masalah 2

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan upaya tentang 5 5 5 5 625 1
jadwal pelatihan tentang penyakit
dalam
2. Mendiskusikan untuk mengajukan 4 4 4 4 256 2
dana pelatihan

Masalah 3: Berdasarkan hasil beberapa perhitungan sesuai dengan teori dapat


disimpulkan bahwa tenaga keperawatan diruang Melati kurang.

Tabel 4.3 Masalah 3

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas

65
C A R L jml
1. Mendiskusikan dan merencaanakan 5 5 5 5 625 1
dalam menambah tenaga kerja di
ruang melati
Masalah 4: Pada ruang melati hanya sedikit SOP tindakan medis dan keperawatan
yang sesuai dan masih up to date untuk digunakan

Tabel 4.4 Masalah 4

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan tentang pentingnya 5 5 5 5 625 1
ketersediaan SOP tindakan yang
lebih up to date dengan sumber
referensi akurat

2. Membuat dan mencari SOP terbaru 5 5 5 4 500 2


yang disepakati rumah sakit dan
sesuai standar

Masalah 5: Di ruang melati belum tersedia ruang isolasi untuk pasien dengan
penyakit menular

Tabel 4.5 Masalah 5

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Merencanakan dan membuat lokasi 5 5 5 5 625 1
denah ruang isolasi yang sesuai
standart

Masalah 6: Mekanisme dokumentasi juga masih belum terstruktur dan masih


menggunakan dokumentasi manual (tulis tangan)

Tabel 4.6 Masalah 6

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan tentang keterbaruan 5 5 5 5 625 1

66
dokumentasi menggunakan sistem
informatika terbaru

2. Menyediakan media dalam sistem 4 4 4 4 256 2


informatika untuk
pendokumentasian

Masalah 7: Pelaksanaan patient safety belum maksimal, baik dari segi pencegahan
jatuh, risiko infeksi, dan prinsif keamanan obat.

Tabel 4.7 Masalah 7

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan dan merencaanakan 5 5 5 5 625 1
dalam peningkatkan pelayanan
menggunakan prinsip patient sefty

Masalah 8: Mekanisme pengajuan pengadaan barang pada ruang melati juga


kurang maksimal karena birokrasi yang dinilai cukup menyusahkan

Tabel 4.8 Masalah 8

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan tentang mekanisme 4 4 4 4 256 1
pengajuan pengadaan barang pada
ruang

Masalah 9: Supervisi dilakukan setiap satu bulan, namun belum terlaksana secara
rutin dan terdokumentasikan

Tabel 4.9 Masalah 9

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Melakukan supervisi dan sekaligus 5 5 5 5 625 1
merencanakan jadwal setiap bulan

67
Masalah 10 : Diskusi refleksi kasus tidak pernah dilakukan secara formal dan
terjadwal. Hal ini dikarenakan diskusi refleksi kasus telah dilakukan saat dokter
visite atau saat timbang terima pasien sehingga tidak ada bukti nyata berdasarkan
evidance base pada saat pelaksanaan

Tabel 4.10 Masalah 10

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Membuat daftar jadwal tentang 5 5 5 5 625 1
diskusi refleksi kasus, utamanya
mengenai timbang terima dan saat
dokter visite

Masalah 11: Penyampaian informasi discharge planning hanya dilakukan lisan.

Tabel 4.11 Masalah 11

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mengatur dan mendiskusikan 4 4 4 4 156 1
pelaksanaan discharge planning
secara tertulis

Masalah 12: BOR ruangan melati dalam 3 tahun terakhir masih berada dibawah
standar yang ditetapkan Depkes, ruangan mungkin perlu meningkatkan mutu
pelayanan dan kelengkapan fasilitas untuk meningkatkan angka BOR.

Tabel 4.12 Masalah 12

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan pentingnya 3 3 3 4 108 1
meningkatkan mutu pelayanan dan
kelengkapan fasilitas untuk

68
meningkatkan angka BOR diruang
melati

Masalah 13: BOR yang rendah juga berdampak pada TOI. Selama 3 tahun
terakhir terdapat 3-4 tempat tidur yang tidak produktif.

Tabel 4.13 Masalah 13

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan mengenai tempati 3 3 3 4 108 1
tidur yang tidak produktif selama 3
tahun terakhir
2 Merencanakan tindak lanjut 3 3 3 4 108 2
mengenai tempat tidur yang tidak
produktif

Masalah 14: Tingkat kepuasan pasien mengalami peningkatan namun masih perlu
ditingkatkan lagi

Tabel 4.14 Masalah 14

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Mendiskusikan dan merencanakn 5 5 5 5 625 1
agar pasien tetap puas dengan
pelayanan dan cara meningkatakan
kepuasan dalam pelayanan

Masalah 15: Belum dilakukan pengukuran terhadap tingkat kepuasan perawat


serta staff lainnya yang bekerja di ruang melati.

Tabel 4.15 Masalah 15

No Alternatif pemecahan masalah Skor Prioritas


C A R L jml
1. Merencanakan dalam pemberian 5 5 5 5 625 1
quesioner kepada kerawat dan staff
untuk mengetahui tingkat kepuasan
dalam bekerja

69
Skala prioritas masalah yang dipakai adalah dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
Capability( C ) : Kemampuan ruangan dalam mengatasi masalah
Accessible (A) : Kemudahan masalah untuk diatasi Readliness (R) : Kesiapan
ruangan dalam mengatasi masalah Leverage (L) : Daya pendorong dalam mengatasi
Masalah Adapun skor penilaian yang digunakan adalah :
1 : Tidak Mampu

2 : Kurang Mampu

3 : Cukup Mampu

4 : Mampu

5 Sangat Mampu

70
4.4 Plan of Action (POA)
Planning of Action
Penanggung
No. Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
1. Patient safety 1. Lakukan pengkajian terkait indikator 1. Tidak ada laporan atau Semua 20
belum maksimal patient safety yang belum maksimal kejadian terkait kurang Anggota April –
2. Identifikasi penyebab belum maksimalnya patient safety. kelompok 27
maksimalnya indikator patient safety 2. Seluruh perawat dan pihak April
3. Diskusikan dengan perawat ruang melati terkait memahami dan 2020
dan pihak terkait tentang penanganan melaksanakan patient safety
penyebab belum maksimalnya patient secara maksimal
safety 3. Saat dilakukan supervisi
4. Lakukan langkah-langkah penanganan tentang pasien safety, seluruh
dari hasil diskusi yang telah dilakukan perawat bisa memahami dan
mempraktekkan dengan benar
setiap harinya

2 Berdasarkan 1. Lakukan pengkajian dan perhitungan 1. Jumlah dan kualitas kerja Huda 20
perhitungan jumlah tenaga perawat yang kurang tenaga perawat berdasarkan April –
tenaga perawat perhitungan Gillies, Depkes 27
kurang berdasarkan Gillies, Depkes atau April
atau Douglas sesuai
Douglas 2020
2. Lakukan pengkajian dan perhitungan

71
kualitas tenaga keperawatan
berdasarkan Depkes
3. Ajukan permintaan penambahan tenaga
perawat, perawat magang atau
mahasiswa keperawatan untuk menutupi
kekurangan tenaga perawat
3 Sedikitnya 1. Lakukan pendataan perawat yang sudah 1. Semua perawat ruang melati Susan 28
perawat melati mengikuti pelatihan wajib dan yang mengikuti pelatihan wajib April –
yang telah belum. 12 Mei
mengikuti 2. Sosialisasi kepada perawat ruangan 2020
pelatihan wajib terkait pentingnya mengikuti pelatihan
wajib
3. Berikan beasiswa bagi perawat yang
kurang mampu membiayai pelatihan
secara mandiri maupun kepada perawat
yang berprestasi
4. Adakan pelatihan wajib secara internal
bagi perawat yang belum mengikuti
pelatihan wajib
4. SOP tindakan 1. Lakukan pemilihan SOP tindakan 1. Semua SOP tindakan Riska 28
medis dan medis dan keperawatan yang masih medis dan keperawatan April –
sesuai dan up to date berdasarkan telah sesuai dan up to Zumrotul
keperawatan 12 Mei
yang sesuai dan Kemenkes, WHO atau pun penelitian date. 2020
masih up to date terbaru 2. Semua perawat dan pihak
2. Lakukan penyesuaian atau penyusunan terkait mengetahui dan

72
hanya sedikit kembali SOP tindakan medis dan memahami SOP tindakan
keperawatan yang tidak sesuai atau medis dan keperawatan
belum up to date bersama pihak terkait yang telah disesuaikan
3. Lakukan sosialisasi SOP tindakan atau disusun kembali yang
medis dan keperawatan yang telah telah sesuai dan up to
disesuaikan atau disusun kembali date.
maupun yang lama yang sesuai dan up 3. Semua perawat dan pihak
to date pada pihak terkait. terkait melaksanakan SOP
tindakan medis dan
keperawatan yang telah
sesuai dan up to date
4. Saat dilakukan supervisi
tentang SOP beberapa
tindakan, seluruh perawat
bisa memahami dan
mempraktekkan dengan
benar setiap SOP yang
dilakukan
5. Supervisi 1. Disuksikan bersama perawat dan 1. Terlaksananya supervisi Prepty 14 Mei
keperawatan kepala ruang mengenai supervisi keperawatan unuk – 21
keperawatan di ruang melati dan memperbaiki layanan asuhan Ika Naila
belum rutin Mei
dilakukan 1 kendala belum rutinnya pelaksanaan keperawatan 2020
bulan sekali dan supervisi 2. Proses pelayanan
belum 2. Disuksikan pembuatan format untuk keperawatan yang berjalan
supervisi keperawatan serta dengan baik karena supervisi
didokumentasik
pendokumentasian untuk supervisi sudah dilakukan sesuai SPO
an
keperawatan serta pendokumentasiannya.

73
6. Diskusi refleksi 1. Disuksikan bersama perawat dan kepala 1. Terlaksananya diskusi refleksi Ayu 22 Mei
kasus belum ada ruang mengenai jadwal rutin diskusi kasus keperawatan secara rutin – 30
rerfleksi kasus di ruang melati Tartila
jadwal rutin dan dan terjadwal untuk Mei
tidak formal 2. Disuksikan pembuatan format untuk memperbaiki layanan asuhan 2020
diskusi refleksi kasus sesuai dengan keperawatan
kebutuhan ruangan 2. Adanya format diskusi refleksi
3. Melakukan roleplay atau uji coba terkait
kasus sesuai kebutuhan
pelaksanaan diskusi refleksi kasus
ruangan
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan
diskusi refleksi kasus
7. Tidak adanya 1. Diskusikan urgensi adanya ruang isolasi 1. Adanya ruangan isolasi Selvi 22 Mei
ruang isolasi 2. Kaji pembuatan ruang isolasi sesuai diruang Melati – 30
standart kemenkes Mei
3. Apabila memungkinkan, manfaatkan 2020
ruangan yang ada di ruang melati untuk
pembuatan ruang isolasi
4. Ajukan penambahan ruang isolasi
kepada bagian yang terkait

74
SKENARIO ROLE PLAY TIMBANG TERIMA
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS JEMBER

OLEH:
KELOMPOK 2

Irba Tartila Amtiyaz 192311101144


Prepty Dwi Arianti 192311101014
Riska Indah Permatasari 192311101124
Zumrotul Farikhah 192311101043
Selvi Widiariastuti 192311101118
M. Nurul Huda 192311101080
Novian Dwi Roessanti 192311101112
Ayu wulandari 192311101127
Ika Naila Zakiyah putri 192311101082

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

75
SKENARIO ROLE PLAY MANAJEMEN KEPERAWATAN
TIMBANG TERIMA KELOMPOK 2

a. Strategi Pelaksanaan Timbang Terima Keperawatan


Kepala Ruangan : Prepty Dwi Arianti, S.Kep
Ketua Tim 1 : Novian Dwi Roessanti, S.Kep
Perawat Pelaksana Tim 1 : Ika Naila Zakiyah P, S.Kep. (Shift pagi)
: M. Nurul Huda, S.Kep (Shift pagi)
: Ayu wulandari, S.Kep. (Shift sore)
Ketua Tim 2 : Selvi Widiariastuti, S.Kep (Shift pagi)
Perawat Pelaksana Tim 2 : Zumrotul Farikhah, S.Kep. (shift pagi)
: Riska Indah Permatasari, S.Kep.(shift sore)
: Irba Tartila Amtiyaz, S.Kep. (shift sore)

Hari Senin di rumah sakit Universitas Jember, ruang Melati pagi pukul 13.30
WIB, pada saat operan berlangsung antara karu, katim dan perawat pelaksana

Karu: Assalamu’alaikum, selamat siang rekan-rekan, salam sejahtera untuk


kita semua. hari ini hari senin, tanggal 27 april 2020 sama seperti hari-
hari sebelumnya akan dilakukan kegiatan timbang terima setiap
pergantian shift. Kegiatan timbang terima sore ini akan didahului oleh
operan antara perawat yang berjaga pagi dengan perawat yang shift sore
hari ini. Sebelum kegiatan operan dimulai marilah kita berdoa menurut
kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai....
Berdoa selesai. Silahkan kepada perawat yang shift pagi melaporkan
kondisi pasien. Diawali dari tim 1 terlebih dahulu..
Ners Novian:Terima kasih atas waktu yang telah diberikan, selamat siang rekan-
rekan, saya hari ini akan melaporkan kondisi pasien di tim 1 ini ada 7
bed, dan terdapat 3 bed pasien yang sudah terisi dan 4 bed kosong. pasien
dengan urutan bed :

76
1. no registrasi 260922 Situation : Ny. Dian, 22th, dx: febris ku: px
tampak lemah, mual, muntah, mk: hipertermi, s= 39,6 derajat,
Background : riwayat kesehatan: px demam tinggi sejak 3 hari yg lalu,
kemudian MRS tanggal 20 April 01.00 wib, alergi: -intervensi: kompres
hangat, mengganti pakaian tipis, menganjurkan minum air putih banyak,
advis dokter:paracetamol 3x500 mg, Assessment :ttv: s=39 derajat,
rr=25x per menit, td= 110/70 mmhg, akral hangat, n= 80x/menit, infus:
RL 20tpm, pemeriksaan DL sudah tinggal menunggu hasil.
2. Ny. Wanda, no registrasi 260923 Situation :Ny, Wanda, 46th dx:
bronkitis, ku: px tampak sesak, masih keringat malam dan batuk
berdahak, mk: hipertermi, s= 38 derajat Background :riwayat kesehatan:
px Pasien masih menggunakan oksigen dengan nasal kanul 2 lt/m, px
MRS pada tanggal 21 april 13.00 wib alergi: - intervensi: kompres
hangat, mengganti pakaian tipis, menganjurkan minum air putih banyak,
melatih batuk efektif, advis dokter: px lanjut menggunakan ceftazidine
3x1 gram, metrodinazole 3x500 mg, ambroxol 3x1, dan paracetamol
3x500 mg per oral. Berdasarkan hasil cek DL sebelumnya, nilai
leukositnya masih tinggi, 14.000 uL. Untuk rencana tindakan hari ini ada
rotgen thorax dan cek darah lengkap, terutama untuk mengecek kadar
leukositnya. Assessment :ttv: s=38 derajat, rr= 30x per menit, td= 100/70
mmhg, akral hangat, n= 68x/menit.
3. Ny. Sri, no registrasi 260991 50 tahun, diabetes mellitus, terdapat
ulkus di kaki kanan dan tadi pagi mengalami pendarahan. Pasien masih
mengeluh nyeri. TTV : TD = 140/80 mmHg, nadi = 105x/m, rr=24 x/m
suhu=39 derajat celcius, GDS tadi pagi jam 11.00 : 400 mg/dl, tadi pagi
sudah masuk obat antibiotik cefovloxacin, glibenclamid, dan santagesik,
dan pada pukul 09.00 sudah dilakukan rawat luka. Diagnosa keperawatan
: nyeri akut. Untuk terapi obat lanjut santagesik, antibiotik dan rawat luka
secara rutin setiap hari. Untuk injeksi insulin levemir dilakukan malam
hari sebelum tidur dengan dosis 12 unit.
Mungkin itu cukup untuk dari TIM 1.

77
Karu : Baik terimakasih kepada Katim 1 yang sudah melaporkan. Mungkin dari
perawat yang shift sore ada yang ingin diklarifikasi ?
Ners ayu : untuk pasien atas nama Ny. Dian itu sudah dilakukan pengambilan DL
kapan ? dan terapinya apa ada tambahan atau lanjut ?
Ners Ika : darahnya sudah dikirim ke lab tadi pagi jam 08.00, mungkin siang ini
sudah keluar hasil labnya. Bisa diambil ke laboratorium. Untuk terapinya
lanjut paracetamol 3x500 mg.
Ners Ayu : untuk pasien bed 3 kan mengalami pendarahan, apa sudah dilakukan
cek DL ? untuk kebutuhan dasar pasien seperti mandi dan makan
bagaimana?
Ners Huda : untuk pasien bed 3 belum dilakukan cek DL. Rencananya dilakukan
saat shift sore. Pasien terbaring lemah di tempat tidur, terdapat luka jadi
pasien hanya diseka oleh keluarga di atas tempat tidur. Untuk makannya
pasien dibantu oleh keluarga.
Ners ayu : baik terimakasih. Mungkin cukup itu saja yang ingin saya tanyakan.
Karu : baik. Selanjutnya laporan dari tim 2 dipersilahkan.
Ners Selvi: Terimakasih ners atas kesempatannya, untuk di tim 2 secara
keseluruhan terdapat 8 bed. Ada 2 bed yang terisi dan 6 bed kosong.
Paisen di bed 8 yaitu Ny. Kiki (29 tahun) dengan diagnosa medis
Febris hari ke-5 demam masih naik turun dengan hasil ttv 120/70
mmHg, HR 81 x/menit, RR 20x/menit, suhu 39,4 0C. Hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu Hemoglobin: 8,6 g/dL, Leukosit:
8500 mm3, SGOT: 41, SGPT: 35 Pasien masih mengeluh sakit
kepala, keringat dingin, pusing, serta terlihat lemas. Diagnosa
keperawatan yang diambil adalah hipertermi. Tindakan yang sudah
dilakukan diantaranya Observasi TTV untuk mengetahui keadaan
umum pasien, diberikan kompres hangat untuk membantu
menurunkan suhu tubuh, menganjurkan minum banyak (1500-
2000 cc) untuk mengganti cairan tubuh yang menguap akibat
hipertemi, meganjurkan pemakaian baju berbahan tipis dan
menyerap keringat.

78
Untuk pasien di bed 9 dengan nyonya wati, usia 55 tahun MRS tadi pagi
pukul 07.00, diagnosa medis gagal ginjal, keadaan pasien lemah,
pucat, terdapat odema di kedua kaki, pasien mengatakan sudah
tidak cuci darah selama 1 minggu, pasien mendapatkan terapi
infus NS 500ml, furosemide 2x20 mg, TTV : TD = 150/70 mmHg,
rr=24x/m, suhu=36 derajat celcius, dan nadi = 100x/m.
Rencananya sore ini dilakukan transfusi 2 labu karena Hb
pasien=7,5 g/dL. Diagnosa keperawatan : kelebihan volume cairan
dan keletihan. Keluarga pasien masih di PMI untuk mengambil
darah. Mungkin cukup sekian laporan dari tim2.
Ners riska : untuk terapinya pada pasien Ny. Kiki apa saja mohon maaf bisa
dijelaskan?
Ners Zumrotul : tindakan selanjtnya observasi saja dulu jika pasien tetap demam
terapinya lanjut paracetamol 3x500 mg. Oiya jangan lupa berkonsultasi
kepada dpjp pasien yaitu dokter Echita, karena Hb pasien kurang, jadi
apakah perlu dilakukan transfusi.
Ners Tartila : untuk terapi pasien Nyonya Wati apa saja ? bagaimana balance
cairan dari nona wati?
Ners Zumrotul : untuk nyonya wati terapinya lanjut. Furosemide 2x20 mg.
Balance cairan nyonya wati belum dihitung karena baru MRS tadi pagi,
namun pasien mengatakan terakhir kencing tadi pagi pukul 05.00 dan itu
sangat sedikit. Oiya untuk jadwal hemodialisanya nanti sore pukul 16.00
jadi nanti diantarkan ke ruang hemodialisa.
Karu : mungkin ada yang ingin diklarifikasi kembali di tim 2?
Ners riska dan ners tartila : sudak cukup ners.
Karu : Karena dirasa sudah cukup, sekarang silakan Katim 1 dan Katim 2
menandatangani laporan timbang terima yang sudah dibuat. Terimakasih
kepada kelompok dinas shift pagi yang sudah menjalankan tugasnya
dengan baik. Untuk perawat jaga sore silahkan melanjutkan intervensi
keperawatan yang belum dilaksanakan. Timbang terima saya tutup

79
dengan doa.. sebelum pulang, mari langsung melihat kondisi pasien dan
melakukan operan.

80
PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS JEMBER

OLEH:
Kelompok 2

Irba Tartila Amtiyaz 192311101144


Prepty Dwi Arianti 192311101014
Riska Indah Permatasari 192311101124
Zumrotul Farikhah 192311101043
Selvi Widiariastuti 192311101118
M. Nurul Huda 192311101080
Novian Dwi Roessanti 192311101112
Ayu wulandari 192311101127
Ika Naila Zakiyah putri 192311101082

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020

81
PEMBAGIAN TUGAS
Katim 1 : Zumrotul
Perawat pelaksana tim 1 : Selvi, Novian, Riska, Huda
Katim 2 : Tila
Perawat pelaksana tim 2 : Ayu, Puput, Prepty

PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan           : Setelah operan


Tempat                        : Ruang Melati
Penanggung jawab      : Ketua tim     
Kegiatan                      : Pre conference

Katim 1 : Assalamu alaikum wr. wb. Selamat Pagi. Sebelum


memulai preconference ini marilah kita berdoa terlebih
dahulu sesuai agama kita masing-masing, berdoa
dimulai. Baik, langsung saja kepada setiap Tim untuk
menyampaikan rencana asuhan keperawatan dan kondisi
pasien, dimulai dari Tim 1 dengan jumlah pasien
sebanyak 4 yaitu Tn. A, Tn.B, Tn.C, dan Tn. D langsung
saja kepada perawat Selvi, Novian, Riska, dan Huda
untuk menyampaikan rencana tindakan pada pagi hari
ini.
Selvi : Baik terima kasih, untuk Tn. A bed nomer 1 dengan
diagnosa diabetes melitus tipe 2 hari ini rencana pulang,
sudah di aff infus pada jam 06.00 dan TTV TD 100/80
mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,4 C. Tadi
malam telah di visite oleh dokter dan diizinkan untuk
pulang tinggal menyelesaikan administrasi saja. Cukup

82
sekian kondisi Tn.A, selanjutnya dapat disampaikan oleh
rekan saya, Novian.
Novian : Baik terima kasih, untuk kondisi pasien atas nama Tn.
B bed nomer 2 dengan diagnosa ulkus diabetic foot
masih ada keluhan nyeri di kaki kiri, terpasang infus NS
20 tpm di tangan kanan, TD 110/80 mmHg, N: 86
x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,5 C. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu observasi tanda-tanda vital dan injeksi
analgesic jam 09.00, serta rawat luka jam 10.00. Cukup
penyampaian dari saya, selanjutnya dilanjutkan oleh
rekan saya, Riska.
Riska : Baik terima kasih, untuk kondisi Tn.C bed nomer 3
dengan diagnosa pankreatitis masih ada keluhan nyeri
juga dan mengeluh tidak bisa tidur tadi malam karena
nyerinya, pasien terpasang infus NS 20 tpm, TD 100/70
mmHg, N: 88 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,4 C.
Tindakan yang akan dilakukan yaitu observasi TTV dan
pemberian analgesik jam 09.00. Cukup sekian dari saya.
Selanjutnya akan disampaikan oleh rekan saya, Huda.
Huda : Terima kasih, untuk kondisi Tn.D bed nomer 4 dengan
diagnosa gagal ginjal kronis, pasien mengeluh pusing,
pasien terpasang infus NS 20 tpm, TD 120/80 mmHg, N:
88 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,3 C. Rencana tindakan
yang akan dilakukan yaitu observasi TTV jam 09.00 dan
nanti jam 11.00 diantar ke ruang hemodialisa untuk
dilakukan cuci darah. Cukup sekian laporan dari saya.
Saya kembalikan pada Katim 1.
Katim 1 : Sedikit masukan dari saya, untuk Tn. B dan Tn. C
mungkin bisa ditambahkan relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi nyerinya dan untuk Tn.D benar-benar di
pantau kondisinya dan observasi TTV nya jika tanda-

83
tanda vitalnya ada yang tidak normal segera dilaporkan.
Untuk perawat Selvi, Novian, dan Riska apa ada yang
mau ditanyakan?
Selvi, Novian, Riska : Tidak ada Ners
Katim1. : Baik saya bacakan kembali, Tn. A dengan diagnosa
diabetes melitus tipe 2 hari ini rencana pulang, Telah
divisite oleh dokter tadi malam dan diizinkan pulang,
tinggal menyelesaikan administrasi saja. Untuk pasien
Tn. B dengan diagnosa ulkus diabetic foot masih ada
keluhan nyeri di kaki kiri dan rencana pada jam 09.00
dilakukan pemeriksaan TTV dan pemberian analgesic
serta jam 10.00 akan dilakukan rawat luka. Untuk Tn. C
dengan diagnosa pankreatitis keluhannya masih nyeri
dan tidak bisa tidur, tindakan yang akan dilakukan yaitu
observasi TTV dan pemberian analgesik jam 09.00.
Untuk Tn. D dengan diagnosa medis gagal ginjal kronis,
rencana tindakannya yaitu observasi TTV jam 09.00 dan
jam 11.00 akan dilakukan cuci darah di ruang HD. Baik,
Selanjutnya dianjutkan oleh Tim 2 untuk menyampaikan
rencana asuhan keperawatan dan kondisi klien.
Katim 2 : Terima kasih Ners, untuk jumlah pasien sebanyak 3
yaitu Tn.E, Tn.F, dan Tn. G, langsung saja kepada
perawat Ayu, Puput, dan Prepty untuk
menyampaikan rencana tindakan pada pagi hari ini.
Ayu : Baik terima kasih ners, untuk Tn. E bed nomer 5
dengan Ca Paru masih ada keluhan sesak, pasien
terpasang infus NS 20 tpm, terpasang RBM 8 lpm, TD
120/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 25 x/menit, S: 36,4 C.
Rencana tindakan dilakukan nebulizer pada jam 09.00
serta akan menjalani pemeriksaan foto thorax pada jam
12.00 tinggal menunggu kelengkapan berkas terlebih

84
dahulu. Untuk selanjutnya dapat disampaikan oleh
Puput.
Puput : untuk Tn. F bed nomer 6 dengan diagnosa medis gagal
ginjal kronis sudah tidak ada keluhan, telah dilakukan
cuci darah kemarin, dan sudah boleh pulang serta infus
telah di aff pada pukul 06.00, TTV sebelumnya TD
100/70 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,4 C.
untuk pengurusan administrasi telah dilakukan oleh
keluarga, tinggal menunggu jemputan sekitar jam 09.00.
Baik itu saja yang dapat saya sampaikan. Selanjutnya
saya serahkan pada Prepty.
Prepty : untuk Tn. G bed nomer 7 dengan diagnosa medis Ca
Paru, keluhannya masih sesak, namun sudah tidak
separah kemarin, pasien terpasang infus NS 20 tpm, TD
100/70 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 24 x/menit, S: 36,5 C.
Tindakan yang dilakukan yaitu observasi TTV dan
melanjutkan pemberian Nebulizer jam 09.00. Baik itu
saja yang dapat saya sampaikan. Terima kasih. Saya
kembalikan pada Katim 2.
Katim 2 : Terima kasih untuk Perawat Ayu, Puput dan prepty,
selanjutnya saya bacakan lagi . Tn. D dengan Ca Paru
masih ada keluhan sesak rencana dilakukan nebulizer
pada jam 09.00 serta akan menjalani pemeriksaan foto
thorax pada jam 12.00 tinggal menunggu kelengkapan
berkas terlebih dahulu, untuk Tn. E dengan diagnosa
gagal ginjal kronis sudah tidak ada keluhan, sudah
dilakukan cuci darah kemarin, sudah boleh pulang dan
hanya menunggu jemputan, dan untuk Tn. F dengan
diagnosa Ca Paru keluhan nyerinya masih ada dan
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu observasi
TTV dan pemberian Nebulizer jam 09.00 WIB. Terima

85
kasih kepada tim 1 dan tim 2 yang telah menyampaikan
rencana asuhan keperawatannya. itu saja preconference
untuk pagi hari ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu
agar Allah mempermudah dan memperlancar pekerjaan
kita dan pasien diberi kesembuhan. Berdoa dimulai….
Selesai. Saya akhiri wassalamu alaikum wr.wb.

86
POST CONFERENCE

Katim 1 : Selamat siang, sudah berkumpul semua disini ?


Semua : Sudah
Katim 2 : Baiklah, marilah segera kita mulai. Assalamualaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya akan membacakan susunan acara pada siang hari
ini, yang pertama pembukaan, yang kedua laporan dari kedua tim,
menyampaikan masalah mendiskusikan masalah hari ini, dan
dilanjutkan dengan menyampaikan jadwal kegiatan oleh katim
yang akan dilakukan pada sore hari ini. Penyampaian masalah
pertama, saya persilahkan kepada katim 1.
Katim 1 : Selamat siang semua saya Zumrotul selaku katim 1, melaporkan
bahwa perawat pelaksana di tim 1 hadir semua. Disini ada perawat
Selvi, Novian, Riska, dan Huda. Saya akan melaporkan hasil dari
pelaksanaan asuhan keperawatan tadi pagi. Berdasarkan laporan
dari perawat pelaksana terdapat 4 pasien yaitu Tn. A, Tn. B, Tn.C
dan Tn. D melaporkan bahwa Tn.A tadi pada pukul 12.00 telah
KRS dan menyelesaikan administrasi, untuk Tn. B pada 09.00
sudah dilakukan pemeriksaan TTV dan pemberian analgesik serta
telah dilakukan rawat luka pada jam 10.00. Hasil TTV
menunjukkan TD: 130/80 mmHg, N: 88x/menit, S: 36,4 ºC, RR:
21x/menit. Tn. B sangat kooperatif saat dilakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan rawat luka. Tn. C telah dilakukan pemeriksaan
TTV yaitu TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,5 ºC, S: 20
x/menit dan pemberian analgesik pada jam 09.00 dan keluhan
nyerinya berkurang. Untuk Tn. D telah dilakukan pemeriksaan
TTV TD : 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,4 ºC RR: 21
x/menit, dan keluhan pusing sudah tidak ada dan sekarang pasien
masih ada di ruang HD untuk menjalani cuci darah. Sekian laporan
dari saya, mungkin bapak atau teman-teman ada yang mau
memberi tanggapan atau masukan?

87
Huda : Saya ingin mengkonfirmasi Ners dari pihak perawat ruang HD
akan menelpon perawat ruang melati jika cuci darah Tn. D telah
selesai.
Katim 1 : Baik terima kasih, ada tambahan lagi?.
Perawat Tim 1 : Sudah cukup Ners.
Katim 1 : Baik, jika sudah cukup, saya serahkan pada katim 2.
Katim 2 : Baiklah, terima kasih atas waktu, dari Tim 2 ada 3 pasien. Disini
saya selaku katim akan melaporkan hasil dari pelaksaan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan. Berdasarkan laporan dari
perawat Ayu, Puput, dan Prepty bahwa kondisi pasien Tn. D sudah
dilakukan nebulizer pada pukul 09.00 dan keluhan sesak telah
berkurang serta Tn. D sudah menjalani pemeriksaan foto thorax
pada jam 12.00 dan hasil foto thorax masih belum keluar dan nanti
sore jika selesai akan ditelfon oleh pihak radiologi. Kemudian
untuk Tn. E tadi pada pukul 09.00 telah KRS. Untuk Tn.F telah
dilakukan pemeriksaan TTV TD: 120/70 mmHg, N: 88 x/menit, S:
36 ºC, RR: 20 x/menit dan telah dilakukan pemberian nebulizer
pada pukul 09.00 WIB. Sekian laporan dari saya, mungkin bapak
atau teman-teman ada yang mau memberi tanggapan atau
masukan?
Prepty : Baik saya akan memberi masukan untuk Tn. D dan Tn.F untuk
posisi tempat tidurnya di posisikan semi fowler untuk
meringankan sesaknya.

Katim 2 : Terimakasih Ners Prepty atas masukannya nanti akan saya


tambahkan. Baiklah, penyampaian laporan dari seluruh ketua tim
Sudah dilaksanakan, kira-kira apakah dari teman-teman masih ada
hal yang perlu didiskusikan ?
Semua : Tidak ada Ners.
Katim 1 : Baiklah, semua masalah sudah teratasi. Kerja Tim dan perawat
pelaksana sudah sangat bagus dan lebih ditingkatkan lagi. Tetap
pantau kondisi semua pasien dan berikan pelayanan yang terbaik

88
untuk pasien. Tulis semua tindakan dan dokumentasikan setiap
tindakan secara baik dan benar. Marilah kita berdoa semoga semua
tugas yang sudah kita lakukan di hari ini membawa berkah dan
semoga semua yang sudah selesai dinas pagi ini selamat dalam
perjalanan pulang. Berdoa mulai. Amin. Saya kira acara post
conference pada siang hari ini telah cukup, apabila banyak salah
mohon maaf. Terima kasih Wassalamualikum Wr. Wb.

89
SKENARIO ROLE PLAY DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS JEMBER

OLEH:
KELOMPOK 2

Irba Tartila Amtiyaz 192311101144


Prepty Dwi Arianti 192311101014
Riska Indah Permatasari 192311101124
Zumrotul Farikhah 192311101043
Selvi Widiariastuti 192311101118
M. Nurul Huda 192311101080
Novian Dwi Roessanti 192311101112
Ayu wulandari 192311101127
Ika Naila Zakiyah putri 192311101082

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

90
SKENARIO ROLEPLAY DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

M. Nurul Huda : Kepala Ruangan


Ika Naila Z. : Ketua TIM
Prepty D. A. : Penyaji 1
Zumrotul F. : Penyaji 2
Irba Tartila : Fasilitator
Novian Dwi R. : Perawat 1
Riska Indah P. : Perawat 2 Peserta
Selvi W. : Perawat 3
Ayu Wulandari : Perawat 4

Pasien dengan diagnosa medis typhoid hari ke-5 demam masih naik turun dengan
hasil ttv, TD :110/90 mmHg, HR 70 x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5 0C, hasil
lab uji widal masih positif. Pasien masih mengeluh mual dan muntah serta terlihat
lemas. Berdasarkan keadaan tersebut perawat melaksanakan DRK.

Perawat mengutarakan keadaan pasien dan meminta persetujuan untuk


diadakan DRK kepada ketua TIM

Perawat 1 : Selamat Pagi Bu Ika !

Ketua Tim : Selamat Pagi!

Perawat 1 : Bu, pasien kamar 10 bernama Nn S, pasien sudah 5 hari dirawat


dan demam masih naik turun, pasien juga masih tampak lemas,
hasil lab uji widal masih menunjukkan nilai positif. Pasien belum
menunjukkan adanya peningkatan yang berarti. Jadi saya
bermaksud untuk melakukan DRK terhadap Nn. S. Apakah ibu
setuju?

Ketua Tim : Ya saya setuju. Bagaimana persiapannya dan kapan akan


dilakukan?

Perawat 1 : Saya sudah menyiapkan tim yang bisa melakukan DRK. Sesuai
dengan jadwal yang ada, DRK dilakukan besok tanggal 29 April

91
2020, untuk waktunya masih menunggu kesepakatan dengan TIM
bu.

Ketua Tim : Baiklah silahkan dilanjutkan. Saya tunggu informasi selanjutnya.

Perawat 1 : Baik bu, saya permisi dulu.

DRK dilakukan pada tanggal 29 April 2020 di ruang perawat pukul 14.00
WIB. DRK dihadiri seluruh anggota TIM.

(Di ruang perawat…)

Fasilitator : Selamat siang! Selamat datang di diskusi refleksi kasus yang


sudah rutin kita adakan setiap bulannya. Hari ini kita melakukan
refleksi kasus yang telah kita sepakati sebelumnya yaitu tentang
typhoid. Sebelumnya kita sepakati terlebih dahulu waktu diskusi
kita hari ini. Bagaimana kalau diskusi kita laksanakan selama 60
menit?

Peserta : Setuju..

Fasilitator : Baiklah seperti biasa, diharapkan semua peserta dapat mengikuti


diskusi dengan baik dan mengikuti perjalanan diskusi dengan aktif.
Untuk acara hari ini, materi akan disajikan oleh Penyaji 1 dan
Penyaji 2 selama 15 menit, dilanjutkan diskusi selama 30 menit.
Kepada penyaji dipersilahkan untuk menyampaikan materinya.

Penyaji 1 : Assalamualaikum wr. wb. Pada diskusi kali ini, kita akan
membahas tentang typhoid Nn S. Nn S sudah dirawat selama 5
hari, demam masih naik turun, mual muntah dan tampak lemas.

Typhoid adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri


salmonella typhi. Salmonella menginfeksi targetnya dengan berada
pada aliran darah dan usus.

Diagnosa keperawatan yang diambil adalah hipertermi dan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh. Dari diagnosa tersebut telah

92
dilakukan beberapa intervensi yang yang akan disampaikan oleh
penyaji 2

Penyaji 2 : Baik, terima kasih kepada penyaji 1. Untuk intervensi yang telah
dilakukan kepada Nn. S adalah sebagai berikut :
1. Observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Berikan kompres hangat untuk membantu menurunkan suhu
tubuh
3. Anjurkan minum banyak (1500-2000 cc) untuk mengganti
cairan tubuh yang menguap akibat hipertemi
4. Anjurkan pemakaian baju berbahan tipis dan menyerap
keringat untuk menjaga agar klien merasa nyaman dan
mengurangi penguapan tubuh.
5. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian antipiretik dan
antibiotic untuk mengurangi panas dan infeksi.

Sedangkan intervensi untuk masalah nutrisi yaitu,


1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang manfaat makanan
dan nutrisi untuk meningkatkan motivasi makan.
2. Beri nutrisi dengan diet lunak, tidak mengandung banyak serat,
tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan
hidangkan saat masih hangat untuk meningkatkan asupan
makanan karena mudah ditelan.
3. Berikan makanan yang bervariasi agar pasien tidak merasa
bosan dan nafsu makan meningkat
4. Sajikan makanan dengan sedikit tapi sering untuk menghindari
mual and muntah.
5. Anjurkan menjaga kebersihan mulut untuk menghilangkan rasa
tidak enak pada mulut dan meningkatkan nafsu makan
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian antasida untuk
mengurangi rasa mual dan muntah

93
Penyaji 1 : Dari apa yang telah kita lakukan sesuai intervensi yang ada, tetapi
pasien belum Emenunjukkan adanya peningkatan yang berarti.

Fasilitator : Baik, langsung saja, jika ada yang ingin disampaikan dari teman-
teman, silahkan untuk menyampaikan satu per satu.

Peserta 1 : Bagaimana demamnya pasien tersebut? Apakah demamnya


seluruh tubuh atau bagian atas saja atau bagaimana? Pasien dengan
demam yang tidak kunjung turun kita harus waspada dan hati-hati.
Apalagi pasiennya demamnya mulai dari leher ke atas. Ketika
demam seperti itu, kita harus mengecek suhu di dahi. Jangan hanya
mengecek suhu di aksila saja. Di aksila hasilnya sudah tinggi, bisa
saja di dahi itu lebih tinggi dengan kriteria demam semacam itu.
Masalah yang bisa timbul ketika kita tidak melakukan itu, panas
yang tinggi mulai dari leher ke atas itu bisa menyebabkan
penurunan kesadaran jika kita terlewatkan.

Peserta 2 : Ya, itu benar. Saya juga pernah menemukan pasien seperti itu.
Kemudian ketika pasien demam, sudahkah kita mengompres
dengan benar ? Kompres yang benar adalah menggunakan air
hangat dan dikompres di lipatan-lipatan tubuh. Sebagian besar
keluarga pasien mengompres hanya di dahi saja. Sehingga kita
harus memberikan contoh dan memberitahu kepada keluarga untuk
melakukan kompres dengan benar.

Penyaji : Oh ya, thermometer kita yang diluar hanya thermometer aksila.


Kita ada yang buat di dahi, tapi masih di dalam lemari
penyimpanan alat. Kita bisa gunakan itu untuk memonitor suhu.
Oke, bisa dilanjutkan ke masalah yang lain.

Peserta 3 : Permasalahan yang biasa muncul itu pasien tidak mau makan,
keluarga tidak bisa memaksa pasien dengan baik. Kita meminta
kepada keluarga untuk selalu memberikan makanan sedikit-sedikit.
Pasien yang masih sulit makan, kita harus menanyakan makanan

94
kesukaannya apa. Tetapi keluarga harus tau makanan yang seperti
apa yang baik untuk pasien tipoid.

Peserta 4 : Benar. Nah, diet pasien tipoid adalah diet lunak rendah serat.
Biasanya petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter antara lain:

a. Makanan yang cukup (cairan, kalori, vitamin, protein)


b. Tidak mengandung banyak serat
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Peserta 1 : Ada yang mengatakan juga makanan rendah serat dan rendah sisa.
Maksudnya rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan
sesuai kebutuhan gizi ang sedikit mungkin meninggalkan sisa
sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang
saluran cerna.

Peserta 2 : Untuk makanan-makanan yang dianjurkan itu bagaimana?

Peserta 3 : Untuk makanannya,

a. Sumber karbohidrat : beras di tim, kentang rebus atau tepung-


tepungan di bubur/ di pudding
b. Sumber protein : tahu tempe telur di rebus; daging, ayam,
direbus sampai empuk
c. Sayuran : sayuran yang berserat rendah seperti buncis, bayam,
labu siam, tomat dan wortel. Sayuran bisa ditumis atau direbus.

Peserta 1 : untuk buah-buahan dan minumannya adalah

a. Buah-buahan : buah yang tidak banyak menimbulkan gasdan


tidak dimakan beserta kulit dan bijinya seperti papaya, pisang,
jeruk, alpukat. Buah yang menimbulkan gas itu seperti nangka
dan durian
b. Minuman : teh encer boleh, tapi lebih baik air putih.

95
Peserta 2 : oh ya, kalau masakannya itu tidak boleh pedas-pedas ya?

Penyaji : Ya benar.

Fasilitator : Ada yang ingin disampaikan atau sudah cukup? Waktu masih sisa
5 menit.

Peserta : Cukup.

Fasilitator : alhamdulillah, diskusi hari ini telah berakhir. Dapat saya


simpulkan bahwa pasien dengan tipoid harus dilakukan
pemantauan suhu dengan benar. Diet makanannya adalah diet
lunak dan rendah serat.

Baik, karena diskusi telah selesai, kita beri tepuk tangan untuk kita
semua. Jangan lupa mengisi daftar hadir di lembar yang sudah
disediakan.

Saya akhiri diskusi kali ini, Selamat siang!

96
DIS KUS I REFLEKSI KASUS (DRK)

No. No Halaman
Dokumen Revis
i
S PO

Ditetapkan di J
Tanggal Terbit
ember
PENGERTIAN Kegiatan diskusi untuk merefleksikan pengalaman praktek
suatu kasus tertentu terhadap konsep pengetahuan baru /
praktek baru
TUJ UAN 1. Mengembangkan profesionalisme
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat
3. Meningkatkan motivasi belajar
4. Meningkatkan pemahaman tentang standar asuhan
keperawatan dan teori asuhan keperawatan
5. Memacu perawat untuk bekerja sesuai dengan standar
asuhan keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan praktik berbasis klinis
KEBIJAKAN 1. Undang-undang nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang nomer 44 tahun 2009 tetang rumah sakit
3. Undang-undang nomer 38 tahun 2014 tentang
keperawatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomer 49 tahun 2013
tentang komite keperawatan
5. Peraturan Menteri PAN nomer 25 tahun 2014 tentang
jabatan fungsional perawat dan angka kredit KKNI
ALAT DAN BAHAN 1. Dokumentasi asuhan keperawatan
2. Sinopsis tentang ide/gagasan/informasi terkait kasus
yang dibuat berdasarkan analisis hasil penelitian
3. Standar Asuhan Keperawatan sesuai kasus (jika ada)
4. SPO tindakan terkait kasus (jika ada)
5. Hasil audit keperawatan (jika ada)
6. Tool refleksi

97
Supervisi di Ruang melati RS Unej dilakukan setiap bulan sekali.

Hari / Tanggal : Supervisor :


Yang disupervisi: Ruang :

No Aspek yang di nilai Dilakukan


Ya Tidak
Analisa Pengkajian
1 Mencatta data yang di kaji dengan
pedoman pengkajian
2 data kelolaam (Bio-Psiko- Sosial-
Spiritual)
3 Data dikaji dari pasien masuk
sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma pola dan
fungsi
Analisa Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah yang telah di
rumuskan
2 Diagnosa keperawtaan
mencerminkan PES
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan aktual/
resiko/kolaboratif
Analisa Perencanaan
1 Berdasarkan diagnosa
keperawatan
2 Disusun menurut prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/ subjek ,
perubahan perilaku, kondisi
pasien atau kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,

98
terinci dan jelas atau melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan
menggambarkan keterlibatan
pasien/ keluarga
6 Rencana tindakan mengambarkan
kerjasama dengan tim kesehatan
lain
Analisa Tindakan
1 Tindakan dilaksanakna mengacu
pada rencana perawatan
2 Perawat mengobservas respon
psien terhadap tindakan
keperawatan
3 revisi tindakan berdasarkan hasil
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah di
laksanakan dicatat, diringkas dan
jelas
Evaluasi Tindakan
1 Evaluasi mengacu pada tujuan

2 hasil evaluasi dicatat

Catatan Asuhan Keperawatan

1 Menuis pada format yang baku

2 Pencatatan dilakuka sesuai


dengan tindakan yang
dilaksanakan

99
3 Pencatatan ditulis dengan jelas,
ringkas, istilah yang baku dan
benar

4 Setiap melakukan tindakan/


kegiatan perawat mencantumkan
paraf/ nama jelas dan tanggal jam
dilakukannya tindakan

5 Berkas catatan keperawatan


disimpan sesuai dengan ketentuan

Jumlah

Sub Total

Prosentasi

Keterangan :
1. 76-100 % adalah baik
Keterangan : dipertahankan
2. 56-75% adalah cukup
Keterangan : ditingkatkan
3. <55% adalah kurang
Keterangan: perlu dilakukan pelatihan

100
LAPORAN DISKUSI REFLEKSI KASUS

Nama Ruangan :

Tanggal Pelaksanaan :

Topik Diskusi Kasus :

Masalah yang muncul :

1.
2.

Nama Peserta yang hadir:

No Nama Peserta Tanda Tangan


1
2
3
4
5

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN VIRUS CORONA (COVID-19)

101
OLEH:
KELOMPOK 2

Irba Tartila Amtiyaz 192311101144


Prepty Dwi Arianti 192311101014
Riska Indah Permatasari 192311101124
Zumrotul Farikhah 192311101043
Selvi Widiariastuti 192311101118
M. Nurul Huda 192311101080
Novian Dwi Roessanti 192311101112
Ayu wulandari 192311101127
Ika Naila Zakiyah putri 192311101082

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

102
Pokok Bahasa : Pencegahan Virus Corona (Covid-19)
Sasaran : Seluruh Masyarakat
Masyarakat yang kurang pengetahuan tentang
Target :
pencegahan covid-19
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : 01 Mei 2020
Tempat : RS Universitas Jember

A. LATAR BELAKANG
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19)
adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti
menginfeksi manusia.
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari
setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada
kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan tentang pencegahan covid 19
agar masyarakat bisa mengetahui dan melakukan tindakan penacegahan
dengan tepat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)/ Standart Kompetensi


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui
tentang pencegahan virus corona (covid 19)

103
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)/ Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1. Menjelaskan pengertian Virus Corona (Covid 19)
2. Menjelaskan penyebab Virus Corona (Covid 19)
3. Menjelaskan tanda gejala Virus Corona (Covid 19)
4. Menjelaskan cara penularan Virus Corona (Covid
19)
5. Menjelaskan kelompok paling beresiko
6. Menjelaskan pencegahan Virus Corona (Covid 19)
7. Menjelaskan pengobatan Virus Corona (Covid 19)

D. GARIS BESAR MATERI


Virus Corona (Covid 19) dengan sub pokok bahasan:
1. Pengertian Virus Corona (Covid 19)
2. Penyebab Virus Corona (Covid 19)
3. Tanda gejala Virus Corona (Covid 19)
4. Cara penularan Virus Corona (Covid 19)
5. kelompok paling beresiko terkena Virus Corona (Covid 19)
6. Pencegahan Virus Corona (Covid 19)
7. Pengobatan Virus Corona (Covid 19)

E. METODE
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Membagikan leaflet

F. SETTING TEMPAT
Keterangan:
1. Pemateri

104
2. Peserta

G. MEDIA
1. Leaflet

H. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Prepty
2. Penyaji : Tila
3. Moderator : Riska
4. Demonstrator : Ayu
5. Fasilitator & dokumentator : Huda

I. PROSES KEGIATAN
No Aktivitas Penyuluh Aktivitas Peserta Waktu
1. Memberikan salam, memperkenalkan Membalas salam 5 menit
diri, dan membuka penyuluhan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan Mendengarkan
penyuluhan.
3. Menanyakan apakah ada yang sudah Menjawab dan
mengetahui tentang bronkopneumonia menyampaikan
pada anak. pendapatnya
3. Menjelaskan : Mendengarkan dan 20 menit
a) Pengertian Virus Corona (Covid 19) Bertanya
b) Penyebab Virus Corona (Covid 19)
c) Tanda gejala Virus Corona (Covid
19)
d) Cara penularan Virus Corona (Covid
19)
e) kelompok paling beresiko terkena
Virus Corona (Covid 19)
f) Pencegahan Virus Corona (Covid

105
19)
g) Pengobatan Virus Corona (Covid
19)
4. a) Evaluasi pemahaman pasien Bertanya 5 menit
terhadap materi yang disampaikan.
b) Memberikan leaflet. Menerima leaflet
c) Menutup pertemuan dan Memperhatikan
memberikan salam. dan membalas
salam

J. EVALUASI
1. Evaluasi persiapan
Persiapan tempat, persiapan media dan persiapan peserta.
2. Evaluasi Proses
Saat peserta menerima materi penyuluhan dari penyuluh (observasi).
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
a. Apa Pengertian Virus Corona (Covid 19)?
b. Apa Penyebab Virus Corona (Covid 19)?
c. Apa saja tanda gejala Virus Corona (Covid 19) ?
d. Bagaimana Pencegahan Virus Corona (Covid 19)?
e. Bagaimana Pengobatan Virus Corona (Covid 19) ?

K. LAMPIRAN ( MATERI)
1. Definisi
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu
biasa hingga penyakit pernafasan akut berat. Virus ini ditularkan dari
hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia
sangat terbatas, tetapi untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana
penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang
muncul di Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar
hewan Huanan

106
2. Tanda dan gejala virus
Gejalanya demam >380 C, batuk, sesak napas yang membutuhkan
perawatan di RS. Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut dan
mempunyai penyakit penyerta lainnya, seperti penyakit paru obstruktif
menahun atau penyakit jantung. Infeksi virus corona umumnya muncul
sebagai pneumonia/radang paru-paru. Gagal ginjal dan kematian dapat
terjadi pada beberapa kasus.
3. Pencegahan virus corona
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penularan nCoV.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa berkontribusi untuk mencegah
penularan penyakit ini. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk
mencegah infeksi penyakit ini adalah sering mencuci tangan menggunakan
sabun. Mencuci tangan sampai bersih merupakan salah satu tindakan yang
mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari
tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat
penting. Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan tidak
tertular. Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau dengan lengan (bukan
dengan telapak tangan). Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika
sakit atau saat berada di tempat umum. Buang tisu yang sudah digunakan
ke tempat sampah dan cuci tangan. Lalu hindari kontak dengan hewan
ternak dan hewan liar. Masaklah daging dan telur hingga matang
sepenuhnya. Jika berencana berkunjung ke daerah/negara dimana virus ini
ditemukan seperti Cina, terutama kota Wuhan berhati-hatilah dan jagalah
kesehatan diri. Jika mengalami gejala mirip dengan kasus tersebut setelah
pergi ke negara-negara tersebut tidak perlu panik. Segeralah ke rumah
sakit dan beritahukan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanan
sebelumnya.

L. DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease


(Covid 19).Jakarta: Kemenkes RI.

107
108
LAMPIRAN

Revisi laporan desiminasi awal dari pembimbing

109
110
Pelaksanaan Role play

Presentasi Tugas

111
Leaflet Penyuluhan Pencegahan Covid 19

112
113
114

Anda mungkin juga menyukai