OLEH:
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
iii
DAFTAR ISI
Contents
iv
5
LAPORAN PENDAHULUAN
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini menurut Carpenito tahun 2000 adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya (Potter & Perry, 2006).
Menurut Mubarak 2008 jenis mobilisasi sebagai berikut:
1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi
sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk
dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara
bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi
dua jenis, yaitu:
6
a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan
tulang.
b. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut
disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena
cedera tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.
3. Rentang Gerak dalam mobilisasi
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya
berbaring pasien menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan
7
Energi dibutuhkan untuk banyak hal salahsatunya adalah mobilisasi. Sehingga setiap individu memiliki cadangan energi yang
berbeda-beda
4. Usia
Usia berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi. Pada lansia, kemampuan aktifitas dan mobilisasi
menurun sejalan dengan penuaan.
2. Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual, sensori, dan sosiokultural. Perubahan
emosional yang paling umum adalah depresi, perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan
gangguan koping.
3. Keterbatasan rentan pergerakan sendi
4. Pergerakan tidak terkoordinasi
5. Penurunan waktu reaksi (lambat)
(Mubarak, 2007)
F. Penatalaksanaan Medis
1. Salicylates dan nonsteroid yang berfungsi sebagai anti inflamasi untuk mengatasi peradangan, anti piretik untuk
menormalkan suhu tubuh, dan fungsi analgesik untuk pereda nyeri;
2. Aspirin digunakan untuk mengatasi rasa sakit (analgesik), mengatasi demam (antipiretik) dan mengatasi peradangan
(antiinflamasi);
3. Suntikan intraarticular streroid pada ras nyeri yang hebat;
4. Analgestic (Tylenol, Darvon);
5. Menggunakan alat bantu yang dapat mengurangi bobot pada persendian (tongkat, kursi roda, kruk);
6. Istirahat;
7. Latihan;
8. Melindungi persendian
(Potter & Perry, 2005)
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan Sekarang, meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam
mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama
terjadinya gangguan mobilitas. (Asmadi, 2008).
b. Pengkajian Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas,
misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit kardiovaskular, riwayat penyakit sistem
12
muskuloskeletal, riwayat penyakit sistem pernapasan, riwayat pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik, depresan
sistem saraf pusat, laksania, dan lain-lain.
c. Kemampuan Fungsi Motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan kanan dan kiri,kaki kanan dan kiri untuk menilai
ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
d. Kemampuan Mobilitas, dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri,
bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
e. Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan & peralatan
Tingkat4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
f. Kemampuan Rentang Gerak, pengkajian rentang gerak (range of motion – ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,
siku, lengan, panggul, dan kaki.
Pergelangan Tangan: Fleksi, tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah 80-90º; Ekstensi : luruskan
pergelangan tangan dari posisi fleksi 80-90º; Hipereskstensi : tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh
mungkin 70-90º; Abduksi : tekuk
pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas 0-20º. Abduksi : tekuk pergelangan
tangan ke arah kelingking, telapak tagang menghadap ke atas 30-50º
Tangan dan Jari. Fleksi : buat kepalan tangan 90º. Ekstensi: Luruskan jari 90º. Hiperekstensi : tekuk jari-jari
tangan ke belakang sejauh mungkin 30º. Abduksi : kembangkan jari tangan 20º. Abduksi : rapatkan jari-jari
tangan dari posisi abduksi 20º
h. Perubahan Intoleransi Aktivitas, berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain : suara napas,
analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
Pengkajian intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seprti nadi dan tekanan darah, gangguan
sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
i. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral
atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan : Skala Persentase Kekuatan Normal Karakteristik
0 0 Paralisis sempurna
1. 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
2. 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan.
3. 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi.
4. 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal.
14
5. 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahana penuh.
j. Perubahan Psikologis, disebabkan karena adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain (Asmadi, 2008).
Agen farmasetik
Ansietas
Depresi
Fisik tidak bugar
Gangguan fungsi kognitif
Ganggaun meetabolisme
Gangguan muskuluskeletal
Gangguan neuromuskular
Gangguan sensoriperseptual
Gaya hidup kurang gerak
IMT diatas 75 persen sesuai usia
Intoleransi aktivitas
Kaku sendi
Keengganan memulai pergerakan
1. Perencanaan
16
210204 Panjangnya episode nyeri 1 5 2: cukup - Dorong pasien untuk memonitor nyeri
210221 Menggosok area yg terkena berat dan menangani nyerinya dengan tepat
1 5 - Ajarkan penggunaan teknik non
dampak 3: sedang
210217 Mengerang dan menangis 1 5 4: ringan farmakologi
210123 Absen dari kerja/sekolah 1 5 seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, clan antisipasi dari
ketidaknyamanan akjbat prosedur
Nyeri: Respon psikologi tambahan (1306)
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
Kontrol nyeri (1605)
mempengaruhi respon pasien terhadap
Tingkat nyeri (2102)
ketidaknyamanan
- Pertimbangkan keinginan pasien untuk
berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi,
kecenderungan, dukungan dari orang
20
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal, Nurul Chayati. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundalmental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori &
Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.
Jakarta: EGC.
Johnson, J. R., Rivard, R. L., Griffin, K. H., Kolste, A. K., Joswiak, D., Kinney,
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2016.03.006
Pearce, E. C. (2008). Anatomi dan Fisiologi untu para medis. Jakarta: Gramedia.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Edisi