Anda di halaman 1dari 6

Tragedi Asam Urat Para Tokoh Besar dalam

Sejarah
Ilustrasi asam urat. Getty Images/iStockphoto

Oleh: Arif Abdurahman - 12 Juli 2017


Dibaca Normal 2 menit
Nyerinya bukan main jika diserang asam urat. Bukan hanya laki-laki saja, perempuan
pun bisa dihajar asam urat.
tirto.id - "Apa yang telah kulakukan sehingga kena penderitaan kejam ini?" tulisnya
dengan getir. Gout menjawab, "Banyak hal, kau telah makan dan minum terlalu bebas,
dan terlalu memanjakan kakimu dengan keluh kesah."

Dialog rekaan itu ditulis Benjamin Franklin pada 1780 yang menggambarkan
percakapan dirinya yang berusia 74 dengan “Madam Gout”. Franklin, orang satu-
satunya yang menandatangani ketiga dokumen pendirian Amerika Serikat-- Deklarasi
Kemerdekaan 1776, Traktat Paris pada 1783, dan Konstitusi pada 1787 -- adalah
penderita gout parah. Dia sampai harus diangkut dengan kursi sedan ke Konvensi
Konstitusional di Philadelphia seperti seorang pesakitan.
Seperti biasa, dia mengatasi perasaannya terhadap suatu subjek lewat tulisan yang
kemudian dipublikasikan. Dimulai dengan mengakui dosanya sebagai peminum berat,
ia kemudian berkata pada Abbé Morellet bahwa "[...] Padahal Tuhan dengan jelas
menciptakan kita untuk jadi peminum karena dia telah menciptakan sendi lengan yang
panjangnya pas untuk mengangkat gelas ke mulut."

Franklin tidak merana sendiri. Menilik sejarah manusia, banyak tokoh penting yang
menderita penyakit ini, termasuk Alexander Agung, Charlemagne, Raja Henry VIII, John
Locke, dan seorang anggota keluarga Florentine Medici yang bahkan dijuluki "Piero The
Gouty". Daftarnya bisa diperpanjang lagi, begitu banyak tokoh jenius telah merasakan
out, dari Galileo dan Leonardo da Vinci sampai Karl Marx, Thomas Jefferson, Mark
Twain, Joseph Conrad, dan Henry James.

Gout arthritis, atau kita lebih mengenalnya sebagai penyakit asam urat, adalah salah
satu penyakit paling purba yang diakui sebagai entitas klinis. Pertama kali diidentifikasi
oleh bangsa Mesir pada 2640 SM.

Hippocrates pada abad ke-5 SM menyebutnya sebagai "penyakit tak terbantahkan".


Beberapa persepsi klinis Hippocrates yang berkaitan dengan asam urat yang
terdokumentasikan dalam kalimat-kalimat yang ditulisnya, masih faktual sampai
sekarang. Hippocrates mencatat kaitan antara penyakit dan gaya hidup yang tidak
sehat, mengacu pada podagra sebagai artritis orang kaya -- berlawanan dengan
rematik yang disebutnya artritis orang miskin.

Secara historis, asam urat dianggap penyakitnya laki-laki. Fakta bahwa wanita juga
dapat terkena asam urat pertama kali dikenali pada masa Nero (54-68 M) oleh Seneca,
yang mengamati, "[...] di zaman ini, wanita menyaingi pria dalam segala bentuk
kebirahan ... haruskah kita terkejut melihat begitu banyak perempuan yang menderita
gout?"

Di era modern, walaupun gout tetap jadi penyakit utama bagi pria di usia paruh baya,
namun juga makin sering terjadi pada wanita, terutama setelah menginjak menopause.
95% penderita gout ditemukan pada pria, sedangkan gout sering menyerang wanita
pada pasca menopause usia 50-60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia
pubertas dan atau usia di atas 30 tahun.

Namun pada masa-masa silam, serangan gout malah dipandang sebagai semacam
berkah. Gout disebut profilaksis, yakni bisa melawan penyakit lain yang lebih serius.
Menurut politikus cum penulis Inggris abad ke-18 Horace Walpole, asam urat itu "[...]
mencegah penyakit lain dan memperpanjang umur ... haruskah aku menyembuhkan
penyakit asam urat itu, tidakkah aku bakal mengalami demam, kelumpuhan, atau
apekusip?"

Gout sendiri adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang bikin nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah. H. Ralph Schumacher, profesor kedokteran di
University of Pennsylvania dan pemimpin redaksi Journal of Clinical Rheumatology,
menjelaskan bahwa kristal urat terkumpul di jari kaki karena kaki cenderung lebih dingin
dari bagian tubuh lainnya, dan jari-jari kaki khususnya mengalami banyak keausan,
yang memungkinkan kristal terbentuk.

Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), salah satu pelopor mikroskop, adalah orang
pertama yang mendeskripsikan penampakan kristal pada penderita gout, walaupun
untuk komposisi kimianya belum diketahui pada waktu itu.

Untuk beberapa alasan evolusioner, manusia, burung, reptil dan golongan kera besar
kekurangan enzim hati yang disebut uricase. Yang memecah dan mengatur asam urat,
produk limbah normal dari purin yang ditemukan pada banyak makanan, seperti kerang
dan daging-dagingan. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol
meningkatkan produksi urat. Sejumlah obat-obatan dapat menghambat ekskresi asam
urat oleh ginjal.

Nyerinya bukan main jika dihajar gout. Ahli pengobatan Aretaeus dari Cappadocia
menangkap esensi serangan gout ini sejak dua ribu tahun yang lalu: "Rasa sakit
mencengkam jempol kaki, lalu bagian tumit tempat kita biasa pakai untuk beristirahat;
Selanjutnya menuju lengkungan kaki ... sendi pergelangan kaki membengkak
belakangan ... tidak ada rasa sakit lain yang lebih parah daripada ini, bukan ikatan besi,
atau tali, bukan luka belati, atau api yang membakar."

Irfan Teguh Pribadi (34), penulis asal Bandung, merasakan benar betapa merana
dibuatnya. Madam Gout mendatanginya tanpa disangka-sangka pada suatu pagi,
membikin kaki kirinya nyeri dan tak bisa dilangkahkan. Urat-urat di kakinya kelihatan
tegang. Karena belum punya diagnosis resmi, dia mereka-reka bahwa itu akibat salah
posisi tidur. Dia dibawa untuk diurut secara tradisional di Jatihandap, di utara Bandung.
Namun tak ada hasil. Sebagai mahasiswa keperawatan, saya menerka kalau itu
penyakit asam urat dan menyuruhnya untuk banyak minum.

"Agak mendingan," sebutnya keesokan hari.

Memang, cara alami untuk mencegah serangan gout, menurut The American College of
Rheumatology, adalah dengan terlebih dulu menghindari dehidrasi. Minum air adalah
obat paling sederhana, aman dan efektif. Minum enam atau lebih cangkir kopi per hari
juga menurunkan risiko serangan asam urat pada pria di atas 40 orang. Suplemen
vitamin C, susu dan produk susu lainnya juga menawarkan perlindungan. Obat anti-
inflamasi non-steroid, seperti indometasin dan ibuprofen, adalah pengobatan lini
pertama yang biasa dipakai untuk serangan gout.

Tragedi hidup adalah, sebut Franklin, bahwa kita menjadi tua terlalu cepat dan menjadi
bijak terlampau lambat. Tua terlalu cepat hanyalah persepsi, tapi terlambat menjadi
bijak dalam mencegah penyakit dampaknya bisa sangat empiris dan fisikal.

Jadi, seperti bunyi pepatah lama, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Baca juga artikel terkait ASAM URAT atau tulisan menarik lainnya Arif Abdurahman
(tirto.id - Kesehatan)

Reporter: Arif Abdurahman


Penulis: Arif Abdurahman
Editor: Zen RS

Subscribe Now
Asam urat adalah penyakit yang sudah terdeteksi dan
tercatat dalam banyak dokumen sejak berabad-abad
silam.

Anda mungkin juga menyukai