Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh.[1] Remaja putri mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena

anemia dari pada remaja putra. Alasan pertama karena setiap bulan pada

remaja putri mengalami haid. Seorang wanita yang mengalami haid yang

banyak selama lebih dari lima hari dikhawatirkan akan kehilangan besi,

sehingga membutuhkan besi pengganti lebih banyak dari wanita yang

haidnya hanya tiga hari atau sedikit. Alasan kedua adalah karena remaja putri

seringkali menjaga penampilan, keinginan untuk tetap langsing atau kurus

sehingga berdiet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan

kebutuhan zat gizi tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang

penting seperti besi. [1]

Anemian umumnya terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) di

dalam tubuh menjadi rendah, sehingga dapat menyebabkan masalah

kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) yang

membawa oksigen ke jaringan tubuh. Berbagai komplikasi terjadi termasuk

kelelahan dan stress pada organ tubuh, yang disebabkan oleh anemia itu

sendiri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin pada

remaja perempuan, yaitu kehilangan darah akibat menstruasi, kurangnya zat

1
2

besi dalam makanan yang dikonsumsi, penyakit kronis, pola hidup remaja

perempuan, ketidakseimbangan antara asupan gizi serta aktivitas yang

dilakukan. kurangnya hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh

dan sel-sel saraf tidak bekerja secara optimal, sehingga menyebabkan

penurunan percepatan impuls saraf serta mengacaukan sistem reseptor

dopamine.[10]

Penderita anemia mudah terserang penyakit infeksi sehingga dapat

menghambat kualitas sumber daya manusia10. Anemia menyebabkan

pertumbuhan tidak optimal dan menurunkan prestasi belajar karena rasa cepat

lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Akibat jangka

panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja putri sebagai calon ibu yang

nantinya hamil, maka remaja putri tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi

bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang dapat menyebabkan

komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian maternal, angka

prematuritas, BBLR dan angka kematian perinatal.[4]

Angka kejadian anemia pada remaja putri di negara-negara berkembang

menurut WHO sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering

menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid, atau

terlambat makan.[2] Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi

anemia di Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan

22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan

kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan
3

sebesar 18,4 % pada kelompok umur 15-24 tahun. Dan berdasarkan jenis

kelamin, penderita anemia pada perempuan 23,9% dan laki-laki 18,4%.

Data dinas kesehatan Kabupaten Demak menunjukan bahwa prevalensi

anemia tahun 2018 pada WUS usia 15 tahun ke atas sebesar 22,7 %,

sedangkan pada ibu hamil 37,1 %. Remaja putri yang menderita anemia

ketika menjadi ibu hamil beresiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah

(BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi menjadi salah satu penyebab utama

anemia, diantaranya karena asupan makanan sumber zat besi yang kurang.

Remaja putri pada pubertas sangat beresiko mengalami anemia gizi besi. Hal

ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstrusasi. Selain itu

diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri

sangat dibutuhkan tubuh untuk mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan.[3]

Salah satu usaha pemerintah dalam menanggulangi anemia pada wanita

usia subur dan wanita hamil adalah dengan program pemberian tablet Fe.

Tiap tablet Fe mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat atau

setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.[5] Begitu pula

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Dermak yang telah melakukan beberapa

program pemberatasan anemia, salah satunya adalah pemberian tablet Fe ke

sekolah-sekolah menengah. Pemberian tablet Fe dievaluasi setiap 6 bulan.

Evaluasi semester pertama tahun 2019 menunjukan bahwa angka kejadian

anemia pada remaja masih di atas 20%. Hal ini menunjukkan bahwa program

pemberian tablet Fe yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya optimal.


4

Masalah gizi khususnya anemia dapat di atasi bila remaja putri

meningkatkan kebutuhan asupan zat besi dalam makanan sehari-hari. Dokter

spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti

Witjaksono mengatakan bahwa efektifitas penyerapan Fe bersamaan dengan

Vitamin C alami dari buah-buahan lebih baik dibandingkan penyerapan Fe

bersamaan dengan tablet Vitamin C dosis tinggi. Vitamin C yang terdapat

dari buah-buahan seperti Jambu biji yang kandungan Vitamin C nya sebesar

95/100 gr dibandingkan dengan buah lainnya.[6]

Berdasarkan pada penelitian Yusnaini dapat diketahui bahwa tanaman

jambu biji sarat akan kandungan vitamin C. Kandungan nutrisi dalam 100

gram buah jambu biji yaitu energi 49 kal, protein 0,9 gram, lemak 0,3 gram,

kalsium 14 mg, fosfor 28 mg, zat besi 1,1 mg, vitamin A25 SI, vitamin B1

0,02 mg, vitamin C 87 mg dan air 86 gram. Jambu biji yang dalam bahasa

latin disebut Psidium Guajava, dalam bahasa inggris disebut Guava.

Kandungan vitamin C dalam jambu biji lebih tinggi dari jeruk, dalam 100

gram jambu biji mengandung 87 mg vitamin C.[7]

Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh ketersedian vitamin C.

Peranan vitamin C dalam proses penyerapan zat besi yaitu membantu

mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga

mudah diabsorpsi, proses reduksi tersebut akan semakin besar bila pH di

dalam lambung semakin asam. Vitamin C dapat menambah keasaman

sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30%.[8] Kandungan

vitamin C yang tinggi dapat diperoleh melalui buah jambu biji atau psidium
5

guajava dalam bahasa latin. Kandungan vitamin C dalam buah jambu biji

lebih tinggi dibandingkan dengan buah lainnya. Kandungan vitamin C dalam

100 gram buah jambu biji adalah 87 mg. selain mengandung vitamin C buah

jambu biji juga mengandung zat gizi lainnya seperti vitamin A, dan vitamin

B2 yang juga membantu dalam penyerapan zat besi.[9]

Berdasarkan data studi pendahuluan yang penulis lakukan si MTS

Nahdlatusysyubban Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak. Dari 2

kelasyang penulis datangi, berdasarkan data dan wawancara dari dari guru

kelas diketahui bahwa terdapat sampel 36 siswa yang mengalami anemia.

Melalui wawancara yang penulis lakukan, para siswi tersebut mendapat tablet

Fe 2 minggu sekali dan kerap meminumnya secara rutin. Sebagian besar

siswa yakni sebanyak 30 siswi mengatakan meminum tablet Fe dengan air

putih. Ada 4 siswi yang meminum tablet Fe dengan teh manis dan 2 siswi

laiinya meminum tablet Fe dengan jus jambu biji.

Berdasarkan uraian fenomena-fenomena tersebut membuat peneliti

tertarik untuk dapat meneliti lebih lanjut tentang bagaimanakah efektifitas

mengkonsumsi tablet Fe dengan jus jambu biji dibanding dengan air putih

pada siswi terhadap perubahan hemoglobin di MTS Nahdlatusysyubban

Kabupaten Demak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “ bagaimanakah efektifitas mengkonsumsi tablet Fe


6

dengan jus jambu biji dibanding dengan air putih pada siswi terhadap

perubahan Hemoglobin di MTS Nahdlatusysyubban Kabupaten Demak?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis efektifitas mengkonsumsi tablet Fe dengan jus jambu biji

dibanding dengan air putih pada siswi terhadap perubahan Hemoglobin di

MTS Nahdlatusysyubban Kabupaten Demak.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan hemoglobin pada responden pada kelompok

intervensi sebelum mengkonsumsi tablet Fe dengan jus jambu.

b. Mendeskripsikan hemoglobin pada responden pada kelompok kontrol

sebelum mengkonsumsi tablet Fe dengan air putih.

c. Mendeskripsikan hemoglobin pada responden pada kelompok

intervensi setelah mengkonsumsi tablet Fe dengan jus jambu.

d. Mendeskripsikan hemoglobin pada responden pada kelompok kontrol

setelah mengkonsumsi tablet Fe dengan air putih

e. Menganalisis perbedaan hemoglobin pada responden pada kelompok

intervensi dan kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian


7

pada anemia pada responden di MTS Nahdlatusysyubban.

2. Bagi MTS Nahdlatusysyubban

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswi

MTS Nahdlatusysyubban untuk rutin meminum tablet Fe dan

mengkonsumsinya dengan jus jambu biji.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

khususnya dalam upaya penanganan anemia dengan mengkonsumsi tablet

Fe dengan jus jambu biji.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai pendukung teori dan bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya tentang pentingnya upaya penanganan anemia pada remaja

dengan rutin mengkonsumsi tablet Fe.


8

E. Originalitas Penelitian

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian


Penelitian Penelitian

1. Nurul Qamariah Efektivitas Jenis Hasil penelitian Penelitian yang peneliti


Rista [2018] Pemberian penelitian menunjukkan bahwa lakukan memiliki 2 grup
Tablet Zat Besi quasy ada efek pemberian subyek penelitian, sedang
(Fe), Vitamin C experiment suplementasi pada padap penelitan tersebut 3
Dan Jus Buah design dengan ketiga kelompok subyek penelitian.
Jambu Biji desain terhadap perubahan
Terhadap penelitian Hb pada remaja putri,
Perubahan menggunakan namun kelompok
Hemoglobin pretest-posttest tablet Fe+jus jambu
(Hb) Remaja with control biji memiliki
Putri Di group perubahan Hb yang
Universitas lebih tinggi dan lebih
Muhammadiyah cepat meningkatkan
Mataram kadar Hb
dibandingkan
kelompok lain.

2. Yusnaini [2014] Pengaruh Penelitian ini Ada pengaruh Penelitian yang peneliti
konsumsi jambu bersifat konsumsi jambu biji lakukan memiliki metoda
biji (psidium deskriptif (psidium guajava) yang berbeda, yakni
penelitian quasy experiment
guajava) analitik yang terhadap perubahan
design dengan desain
terhadap dilakukan kadar hemoglobin penelitian case-control,
perubahan kadar secara cross pada ibu hamil
hemoglobin pada sectional. anemia yang
ibu hamil anemia mendapat
yang mendapat suplementasi tablet
suplementasi Fe.
tablet Fe

3. Hastuti Marlina Pemberian quasi Hasil penelitian Penelitian yang peneliti


[2015] Tablet Fe Dan eksperiment menunjukkan bahwa lakukan memiliki metoda
Jus Jambu Biji design with tidak adanya penelitian quasy experiment
design dengan desain
Pada Remaja pretest-posttest perbedaan yang
penelitian case control
Putri Yang signifikan rata-rata
Anemia kadar Hb pada
Defisiensi Besi kelompok kontrol
0,10 dengan p value
9

0,811>0,05 dan
kelompok perlakuan
0,34 dengan p value
0,317>0,05,
walaupun ada
peningkatan tetapi
tidak signifikan.

Anda mungkin juga menyukai