Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ILMU

PENGATAHUAN DAN
ANTARIKSA
(MENGENAL ALAT DAN
BAHAN DI BMKG)

DISUSUN

O
L
E
H

MUH.RIF’A KADIR(H0417305)

FAKULTAS MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
ANGKATAN 2017
TAHUN AJARAN 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................2


BAB I..........................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................3
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................3
I.2 Tujuan Kegiatan .................................................................................................4
1.3 Manfaat Kegiatan .............................................................................................4
1.4 Waktu Dan Tempat Kunjungan .........................................................................4
BAB II.........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) ...................................5
II. 2 Tugas dan fungsi BMKG ....................................................................................6
BAB III........................................................................................................................7
HASIL OBSERVASI STUDI LAPANGAN DI BMKG MAJENE ...............................................7
III.1.Waktu dan Tempat ..........................................................................................7
III.2Alat ..................................................................................................................7
BAB III...................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................. 18
III.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
III.2 Saran .................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya dapat

memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang berlimpah, wilayah

yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat ditumbuhi berbagai jenis

tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain dalam pembangunan fisik kota.

Pertanian merupakan salah satu bidang pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh

keadaan iklim. Kebudayaan-kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat

kemampuannya dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam

sekitar mereka (Kurnia, 2010).

Pertanian merupakan budaya yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai

respon terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena

semakin menipisnya sumber pangan dialam bebas akibat laju pertambahan manusia.

Pengelolahan hamparan tanaman (pertanaman) memadukkan faktor-faktor produksi

bahan organic secara sinergi dengan tujuan meningkatkan produksi bahan organik secara

optimal baik kuantitatif maupun kualitatif, atau bertujuan untuk meningkatkan

penampilan tanaman menurut selera konsumen (tanaman ornament dan tanaman bunga).

Pengelolahan pertanaman meliputi kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan

radiasi matahari, komponen iklim makro dan mikro lainnya, hara tanaman dan air tanah

oleh tanaman (Nurmala, dkk. 2012).

Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara lain

curah hujan, suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang dirasakan

semakin bergeser dari kondisi alami. Perubahan tersebut seharusnya dijadikan sebagai

bentuk keprihatinan dan kewaspadaan bagi setiap manusia yang mendiami bumi ini,

namun, sebaliknya kebanyakan orang kurang memandang iklim sebagai sumberdaya

melainkan sebagai faktor penghambat. Faktor antara lain kurangnya aspresiasi atau
pemahaman iklim sebagai sumberdaya melainkan sebagai sumberdaya, masih terbatasnya

kemampuan mengaplikasikan unsur iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, serta munculnya kejadian-kejadian iklim di luar kemampuan

mengaplikasikan unsure iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, serta munculnya kejadian-kejadian iklim diluar kemampuan

manusia (Sabaruddin, 2014).

Banyaknya alat-alat yang digunakan dalam mengetahui iklim pada suatu tempat,

mengharuskan kita untuk mengeanal dan memahami alat-alat tersebut. Oleh karena itu,

dilakukanlah praktikum pengenalan alat-alat pengukur unsur iklim.

I.2 Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui pengertian BMKG


2. Mengetahui tugas dan Fungsi BMKG
3. Mengetahui nama- nama , fungsi dan prinsip kerja alat yang terdapat pada
Balai yang di gunakan oleh BMKG

1.3 Manfaat Kegiatan

Dapat mengetahui pengertian dan fungsi BMKG serta mengetahui nama- nama ,
fungsi dan prinsip kerja alat yang terdapat pada Balai yang di gunakan oleh
BMKG

1.4 Waktu Dan Tempat Kunjungan

Adapun peserta kunjungan adalah seluruh mahasiswa jurusan pendidikan fisika


kelas A dan B angkatan 2017 semester II fakultas MIPA dan universitas Sulawesi barat.
Kuliah atau kunjungan ke badan Meteorologi Klimotologi dan Geofisika
(BMKG) ini dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2018 dengan pengamatan langsung
dilokasi BMKG yang bertempat di majene, yang meliputi tempat dan sistem pengolahan
data yang dihasilkan dan alat alat yang dipakai. Disamping itu juga disertai dengan
penjelasan dan Tanya jawab dengan pemandu dari Badan Meteorologi Klimotologi dan
Geofisika itu sendiri, yang meliputi
 Alat- alat yang didalam dan Meteorologi Klimotologi dan
Geofisika
(BMKG)
 Mengetahui cara kerja dari masing – masing alat yang ada di
BMKG
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)

Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang ilmu

yang membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang terjadi

diatmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu cabang ilmu

pengetahuan dari atomosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik, dan menyangkut

status kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan permukaan bumi. Nilai

total dari perubah fisik atmosfer yang berlangsung dalam keadaan sesaat yang terjadi

pada tempat terntentu. Nilai tersebut diperoleh melaui pengukuran pada stasium

pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca. Meteorologi lebih menekankan proses

terjadinya cuaca misalnya mengapa sampai terjadi suhu ekstrim, hujan lebat, kelembaban

rendah, penguapan tinggi, sedangkan klimatologi penekannya lebih menekan kepada

penyebaran hasil dari proses tersebut misalnya penyebaran suhu udara, kelembaban

udara, curah hujan, frekuensi terjadinya banjir, kekeringan, El Nino, baik skala harian,

bulanan maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).

Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim baik

skala global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan pertanian. Dalam

mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca- iklim dan

meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan

rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur

cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola

tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu

yang panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari

skala planiter sampai pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara
bersambung. Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses pembentukan iklim

(Sabaruddin, 2014).

II. 2 Tugas dan fungsi BMKG

BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang


Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
 Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
 Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan
pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
 Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
 Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
 Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan
pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena
factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
 Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
 Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
 Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan BMKG;
 Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab BMKG;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
 Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
meteorologi.
BAB III

HASIL OBSERVASI STUDI LAPANGAN DI BMKG MAJENE

III.1.Waktu dan Tempat

Hari,tanggal : Rabu, 21 Maret 2018


Pukul : 08.30 -11.00 WITA
Tempat : BMKG Majene
III.2Alat

Pada saat melakukan kunjungan di BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan


Geofsisika) di BMKG majene , Ada beberapa Kegiatan yang di lakukan di antaranya
Survey Alat :

1. Lysimeter
Lysimeter adalah berupa wadah besar didalam tanah dengan ada tanaman yang
tumbuh diatasnya yang mana dapat dihitung air yang masuk dan keluar dari
dalam.
 Fungsi Lysimeter Adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
evapotranspirasi aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah
disekitarnya.

 Cara kerja Lysimeter


Tiap pagi sekitar jam 07.00 atau 08.00 misalnya air yang dituangkan
sebanyak 10 liter maka kita harus menunggu sampai 24 jam, kemudian
ambil air yang berada dibagian bawah, dan lakukan pengukuran berapa
liter jumlah air yang meluap (sisa air)

2. Sangkar metorologi
Adalah sangkar yang dipasang dalam taman yang berbentuk seperti rumah.
Dalam sangkar meteorology terdapat alat- alat seperti thermometer bola kering
dan basah, thermometer maksimum dan thermometer minimum.
 Fungsi sangkar Meteorologi dapat melindungi alat dari radiasi matahari
langsung (panas), hujan dan debu sehingga data yang diperoleh lebih
akurat .
3. Psychrometer
Nah didalam sangkar meteorology terdapat alat yang disebut Psychrometer
Dimana pada psychrometer terdapat thermometer bola kering, termometer bola
basah thermometer maksimum dan thermometer minimum

 Adapun fungsi dari bagian – bagian alat thermometer adalah


 Thermometer bola kering digunakan untuk mengukur suhu
udara di daerah tersebut
 Thermometer bala basah digunakan untuk titik tersebut, dan
mengukur suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan air.
 Thermometer maksimum digunakan untuk mengetahui suhu
maksimum selama satu hari ditempat tertentu.
 Thermometer minimum untuk mengukur suhu terendah dalam
satu hari pada tempat tertentu.

 Cara kerja thermometer minimum dan maksimum


 manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik
(alkohol mengembang), maka benda penunjuk tadi akan
menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan.
 Cara kerja thermometer bola kering dan basa
 Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer
air raksa yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer
bola basah. Thermometer bola basah adalah thermometer yang
bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang
terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu.
Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan
basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara
dan suhu titik embun

4. Panci penguapan (Open Pan Evaporimete)


Adalah pengukuran uap air secara langsung dan sebuah alat yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang terjadi selama
24 jam
 Fungsinya adalah merekam penguapan yang terjadi dengan cara
membaca angka atau jumlah penguapan air

 Cara kerja
 Menggunakan perubahan tinggi air dalam panci
 Air yang didalam panci mengibaratkan jumlah penguapan udara
yang terjadi dalam area. Panic yang terbuka dilakukan satu kali
sehari pada pukul 07.00 wita
 Jika panci terbuka ini memiliki luas permukaan yang sangat luas
maka makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi.

5. CAMPBELL STOKES
 Berfungsi sebagai Pencatat lama penyinaran matahari.

 Cara kerja Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan


jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola
gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias
yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak
pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat
tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar
matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat
mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan
mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar
yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus,
maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan
menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang
terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

6. SOLARIGRAPH

 Fungsi : Alat pengukur/pencatat secara automatis Intensitas Radiasi


Matahari.

 Cara kerja
 Awal operasi dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat saat
matahari belum belum besinar)
 Buka cover/penutup alat
 Lepaskan drumclock dari shafnya
 Pasang kertas pias, sissi pias tepat terhimpit di penjepit
drumclock
 Hidupkan system drumclock
 Pasang drumclock kembali pada tempatnya
 Putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari
awal pengukuran
 Tutup kembali cover/penutup
 Setelah matahari terbenam selama 1,5jam,pias harus diambil

7. Anamometer
Kecepatan atau kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen
dengan tiga atau empat logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga
mereka menangkap angin dan berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan
perangkat listrik revolusi dari cangkir dan menghitung kecepatan angin. The
anemometer kata berasal dari kata Yunani untuk angin, “anemos.”
 Fungsi : Untuk mengukur kecepatan angin

 Cara kerja :
Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan
angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat.

8. Penakar hujan otmatis (hellman )


 Fungsi : Pencatat Instensitas Curahhujan / tingkat kelebatannya

 Cara kerja
 Jika terjadi hujan air masuk ke corong
 Air mengalir ke tabung pelampung melalui selang dan
mengangkat pelampung
 Pena yang terhubung ke pelampung merekam data ke kertas pias
 Kertas pias berputar seirama dengan gerakan clock drum
 Jika jumlah curah hujan yang tertampung mencapai 10 mm
maka air tsb tumpah melalui pipa hevel dan mereset pena
keposisi nol
 Demikian proses ini terjadi berulang

9. Penakar hujan observasi


 Fungsinya adalah mengukur curah hujan
 Cara kerja Cara Pengamatan :
 Buka gembok pada kran penakar hujan obs, letakkan
 gelas penakar di bawah corong/kran, kemudian buka kran
pelan-pelan. Tunggu sampai air di bak penampung habis.
 Baca jumlah air hujan yang tertampung di gelas ukur dan catat
hasilnya.
 Jika diperkirakan jumlah curah hujan melebihi 25 mm,
sebelum airnya mencapai skala 25 mm tutup krannya,
 kemudian lakukan pembacaan dan catat hasilnya.
 Kemudian buang airnya dan lanjutkan pengukuran terhadap air
yang masih tersisa di bak penakar hujan obs.
 Setelah selesai jumlahkan semua hasil pengukuran yang sudah
dilakukan.
 Pada waktu melakukan pembacaan letakkan gelas ukurpada
bidang yang rata/datar untuk menghindari kesalahann
pembacaan akibat kesalahan paralak.

10. Panel tata surya
Adalah alat yang terdiri dari sel surya yag mengubah cahaya menjadienergi listrik.
 Fungsinya adalah melakukan penghematan karena tidak memerlukan
bahan bakar

 Cara kerja
 Panel surya menghasilkan listrik dengan menggunakan solusi
photovoltaic
 Listrik yang dihasilkan digunakan secara langsung
 menggunakan inverter
 Gunakan baterei jika jika membutuhkan sistem panel surya bertahan
sampai 24 jam

11. Automatic rain gauge (ARG)


Adalah alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan secara otomatis.
 Fungsinya adalah dapat menampilkan jumlah data hujan setiap menit,
dan atau setiap hari.
 Dapat mendonwload data yang berada di memori logger sesuai kapasitas
memori yang disediakan

 Cara kerja
 Buka pintu bagian instrument (penakar hujan ) dan
renggangkan pena dari pias lalu angkat slinder jam
perlahan-lahan vertkal keatas
 Pada silinder terdapat tuas pemutar mekanis, putar
secukupnya 2 kali tapi jangan terlalu keras, pasang pias pada
slinder jam lalu jepit dengan penjepit yang melekat pada
slinder
 Letakkan slinder pada pada tempatnya lalu cocokan dengan
waktu setempat
 Isi pena dengan tinta cukup tiga perempat bagian saja.
 Penggunaan pias dilakukan setiap hari dengan mengganti
pias baru

12. Automatic rain sampler

Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel
air hujan Wet dan Dry.

 Fungsinya adalah mengambil sample air hujan

 Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan


trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat
penampungan air yang digerakkan oleh motor listrik, selama hujan
penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti maka
penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di
tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup rapat.
Kemudian sampel air hujan tersebut dikirim ke Laboratorium Kualitas
Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa.
13. High volume sampler
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi particulate matter
segala ukuran
 Fungsinya untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter).
 Prinsip kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir
melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi.
Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur
konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan
sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling
sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.

14. Thermografi
Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph.
 Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara
secara otomatis.
Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di
bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu ( bagian atas kertas ) dan
pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor,
maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat
peka terhadap suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu
meningkat dan menyusut jika suhu rendah
 Cara Kerja :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

15. Thedolite

 Fungsinya adalah untuk mengukur kecepatan angin udara atas atau


Areologi
 Cara kerja :
Memerlukan peralatan seperti balon, gas H2, untuk mengisi balon
tersebut, computer pengolah data dan pollotting card. Adapun cara
kerjanyayaitu melepaskan balon kemudian, kecepatan naiknya balon
akan diukur dan dilepas dan setiap menit naik 5 feet balon yang
maksimumnya dan elevesi da n terus begitu.

16. Nama Alat : Hook Gauge dan Still Well


 Fungsi : Alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci Still
Well : Tempat diletakkannya hook gauge
 Cara kerja :
 Alat ini berupa batang berskala dan sebuah sekrup ulir yang berada pada
batang tersebut yang digunakan untuk mengatur letak letak ujung jarum
pada permukaan air di dalam panci. Sekrup ulir ini berfungsi sebagai
mikrometer dengan
50 bagian skala. Satu putaran penuh mikrometer menunjukkan
perubahan ujung jarum setinggi 1 mm. Cara pengukuran Putar sekrup
pengatur pada hook gauge pelan-pelan sampai ujung jarum tepat berada
pada permukaan air. Angkat hook gauge dan catat sekala yang
ditunjukkan pada sekrup mikrometer. Still Well : Bejana ini membuat air
dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci,
sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah di lakukan

17. Cup counter anemometer


 Fungsi : Pengukur Kecepatan Angin Rata-rata harian
 cara kerja : Prinsip kerja seperti gerakan Spedometer sepeda motor
dalam satuan km/jam Kecepatan angin rata-rata harian selisih
pembacaan angka dibagi 24 jam.

18. radar
radar adalah singkatan dari radio defection and ranging adalah salah satu sistem
pengindraan jauh aktif.
 Fungsinya adalah menggambarkan potensi intensitas curah hujan atau
mengukur curah hujan.
 cara kerja dengan mentransmisi gelombang elektrimagnetik ke antenna,
setelah mengenai target gelombang tersebut antenna akan dipantulkan
kembali dan diterima sebagi echo dan selanjutnya akan diproses
sehingga menghasilkan gambar atau citra pada layar monitor
BAB III

PENUTUP

III.1.Kesimpulan

Terdapat banyak alat dalam mengukur unsur cuaca /iklim yakni compbell stokes,
termometer dan termograf, hygrometer, anemometer, evaporimeter, ombrometer dan lain-
lainnya.
Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda sesuai
dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya. Pemasangan alat ukur
umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka. Cara kerja tiap alat ukur akan
menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila penggunaannya dilakukan dengan baik
dan benar tanpa kesalahan.
Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja
masing-masing alat ukut tersebut. Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi hari dan
berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.

III.2. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan dalam praktikum ini antaraadalah:
1. Agar praktikan untuk bisa lebih aktif dalam pelaksanaan praktek
ini serta menanyakan hal – hal yang tidak diketahui.
2. Untuk peralatan agar lebih dilengkapi sehingga praktikum dapat
berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai