Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

HITUNG TROMBOSIT (PLATELET / PLT)

Oleh :
Nama : KOMANG WAHYU JUNYATMIKA
NIM : P07134018101
Kelas : II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2019/2020
HITUNG TROMBOSIT (PLATELET / PLT)

I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat memahami cara menghitung jumlah Trombosit darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah Trombosit darah
probandus.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung Trombosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah Trombosit /mm3 darah probandus secara
langsung.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil jumlah Trombosit darah
probandus.

II. METODE
Metode yang digunakan adalah cara langsung (Rees Ecker) & Tidak langsung
(Hapusan darah tepi)

III. PRINSIP
Darah diencerkan dengan suatu larutan yang mangandung brilliantcresyl blue
yang akan mengenai trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian
Trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar hitung.

IV. DASAR TEORI


Darah merupakan suatu cairan yang sangat lengkap, karena penting bagi
manusia yang fungsinya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, sebagai mediator
respons imun terhadap adanya suatu infeksi dan berperan dalam koagulasi (McPhee
dan ganong, 2011).
Darah memiliki beberapa unsur yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Sel-sel ini mempunyai umur yang terbatas,
sehingga pembentukannya harus optimal secara konstan untuk mempertahankan
jumlah agar tetap normal dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh (Price dan
Wilson, 2013).

Trombosit merupakan suatu partikel kecil yang berdiameter 2-4 mikrometer,


dimana terdapat dalam sirkulasi plasma darah. Trombosit dibentuk oleh fragmentasi
sumsum tulang yaitu megakariosit. (Muttaqin A, 2009).

Trombosit mempunyai peranan penting untuk hemostasis dan koagulasi,


memiliki siklus hidup 10 hari. Jumlah darah pada keadaan normal 150.000 –
400.000/mm3 (Price dan Wilson, 2013). Jumlah trombosit dapat diketahui dengan
cara tes hitung jumlah trombosit. Tes ini penting untuk mengetahui apakah jumlah
trombosit normal atau tidak pada pasien yang mengalami gangguan hemostasis
dengan gangguan perdarahan (Sacher RA, McPherson RA, 2012).

Pemeriksaan hitung jumlah trombosit yang biasa dipakai ada 2 metode


diantaranya metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung terbagi
menjadi 2 yaitu cara yaitu pipet thoma dan cara tabung. Metode langsung cara tabung
mempunyai prinsip pemeriksaan yang sama dengan pipet thoma, yang berbeda
adalah pengencerannya dilakukan di dalam tabung dan perbandingan antara darah
dan pengencer menggunakan mikropipet. Sel-sel darah yang telah diencerkan
dihitung di dalam kamar hitung pada volume tertentu (Gandasoebrata,2010).

Pemeriksaan hematologi biasanya menggunakan darah kapiler atau darah


vena, pengambilan darah kapiler pada orang dewasa yaitu di ujung jari. Sedangkan
darah vena pada orang dewasa pada dasarnya semua vena superficial namun yang
sering dipakai mediana cubiti, karena mempunyai fiksasi yang lebih sehingga
memudahkan pada saat sampling (Gandasoebrata, 2010).

Pemeriksaan trombosit termasuk salah satu pemeriksaan hematologi yang


banyak diminta di laboratorium klinik. Disebabkan oleh makin meningkatnya
kebutuhan akan data tersebut dalam upaya membantu menegakkan diagnosis.
Meningkatnya permintaan pemeriksaan hitung trombosit, maka pemeriksaan hitung
sel cara manual tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Walaupun demikian,
hitung trombosit secara manual masih dipertahankan. Disebabkan hitung trombosit
secara manual masih merupakan metode rujukan. Keuntungan lain ialah hitung
secara manual adalah dapat dilakukan di laboratorium yang tidak ada aliran listrik
dan juga karena harga sebuah alat hitung otomatis cukup mahal (Gandasoebrata,
2010).

V. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Pipet thoma eritrosit atau clinipet 20 ml dengan pipet volumetric 2 ml
 Tabung ukuran 75 x 10 cm
 Kamar hitung Improved Neubaeuer dan kaca penutup
 Pipet Pasteur
 Cawan petri + kertas saring (kapas) basah
 Mikroskop Binokuler

b. Spesimen Pemeriksaan :
 Darah Kapiler atau Darah Vena dengan antikoagulan (EDTA)

c. Bahan / Reagen
Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut:
a. Rees ecer
Natrium - sitrat ……………………….….3,8 g atau ( 3,8 g )
Brilliant cresyl blue ………………............0,1 g atau ( 30 mg )
Farmaldehid 40% …………………..…….0,2 ml atau ( 2 ml )
Akuades ………………………………….100 ml ( ad 100 ml )
Saringlah sebelum digunakan.
b. Ammonium Oksalat 1% ( 40C )
Simpan dalam lemari es dan saringlah sebelum digunakan
VI. CARA KERJA
A. Cara Langsung
1. Dihisap Cairan Rees Ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1
dan buanglah lagi cairan itu.
2. Dihisap darah sampai garis tanda 0.5 dan cairan Rees Ecker sampai
101. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar
hitung.
4. Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam
cawan petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5. Semua Trombosit dihitung dalam seluruh bidang besar ditengah –
tengah memakai lensa obyektif besar.
6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah Trombosit per µl darah.
B. Cara Tak Langsung
Yaitu jumlah trombosit pada sediaan apus dibandingkan dengan 1000
eritrosit kemudian jumlah mutlaknya dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak
eritrosit. Cara ini lebih mudah dari cara lain.

VII. NILAI RUJUKAN


150 – 440.000 / µl atau 150 – 440 x 103 / µl

VIII. HASIL PENGAMATAN


a. Nama Probandus : I Dewa Ketut Sukawiryawan
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
b. Hasil Pengamatan
𝑁×𝑃
 Manual = 𝑉𝑜𝑙
219 × 200
= 0,1
10
= 49 × 200 × 1
= 49 × 2.000
= 98.000 µl
 Hasil RS = 11.000 µl

IX. PEMBAHASAN
Salah satu pemeriksaan laboratorium pada trombosit adalah hitung jumlah
trombosit. Namun trombosit sukar di hitung karena mudah sekali pecah dan sulit
dibedakan dengan kotoran kecil. Untuk menghitung jumlah trombosit secara manual
akan memakan waktu yang cukup lama dan kurang cepat, maka dilakukan
pemeriksaan hitung jumlah trombosit secara automatik yang mana alat ini
menggunakan aliran listrik dengan prinsip impedansi. Walaupun harga mesin
automatik cukup mahal, namun alat ini mampu memeriksa dengan cepat, tepat dan
mudah. Penghitungan jumlah kandungan sel trombosit dalam darah adalah salah satu
topik yang penting dalam menentukan beberapa masalah kesehatan atau penyakit.
Salah satu diagnosa penyakit yang membutuhkan data jumlah sel trombosit adalah
penyakit demam berdarah Dengue atau DBD. Pada penyakit ini akan menurunkan
konsentrasi trombosit darah sampai ke tingkat yang rendah (Sadikin,
2013).(Gandasoebrata, 2010).
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi
darah selama 10 hari. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah
terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan
mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk
sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada
pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).
Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah
trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga
bagus. Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit
adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti
trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah
masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit.(Ratnaningsih, T. dan
Setyawati, 2009)
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu dengan
menggunkakan metode Rees Ecker dipersiapkan bilik hitung improved neubauer.
Bilik hitung harus dalam keadaan bersih dan kering. Diisi kamar hitung dengan
campuran darah dan Rees Ecker, dipipet dengan pipet thoma eritrosit. Sentuhkan
ujung pipet itu pada permukaan kamar hitung dan menyentuh pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya jangan sampai
kelebihan cairan. Pengisian kamar hitung harus diulang bila terjadi hal-hal seperti di
bawah ini:
1. Terlalu banyak cairan yang masuk, sehingga mengisi semua kamar hitung
2. Kamar hitung tidak sepenuhnya terisi
3. Terdapat gelembung udara didalam kamar hitung (Freund,2011)
Batas normal pemeriksaan jumlah trombosit tidak tergantung pada usia
karena ukuran yang dipakai hanya jumlah trombosit pada tubuh manusia yaitu
150.000-440.000/mm3 (Nugraha, 2012).
Pemantapan mutu laboratorium mengacu pada verifikasi dan validasi suatu
laboratorium. Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan
menempati posisi penting dalam menentukan diagnosis. Pentingnya pemeriksaaan
laboratorium diantaranya : skrining, diagnosis, monitoring pengobatan. Laboratorium
harus dapat memberikan data hasil tes yang presisi dan akurat, dimana dalam proses
pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahap penting yakni pra analitik,
analitik, dan pasca analitik (Nugraha, 2015).
Berdasarkan pemeriksaan ini mendapatkan nilai hasil normal dimana nilai ini
di hitung pada kotak leukosit yang terdiri dari 16 kotak pada lapang pandang 40x.

X. SIMPULAN
Pada praktikum hitung jumlah trombosit dengan metode secara langsung (Rees
Ecker) dengan probandus I Dewa Ketut Sukawiryawan, umur 62 thn, jenis kelamin
laki-laki, dengan hasil 98.000 µl. Dapat disimpulkan bahwa nilai trombosit pada
probandus adalah trombositopenia.

DAFTAR PUSTAKA
Freund Mathias. Atlas Hematologi Praktikum Hematologi dengan Mikroskop Edisi 11. Jakarta:
EGC. 2011.

Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

McPhee SJ, Ganong W.F. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis.
Edisi 5, Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi, Salemba Medika. Jakarta

Nugraha, 2015, Panduan pemeriksaan laboratorium hematologi dasar, Trans info media, Jakarta.

Price S.A, Wilson L.M. 2013. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 1, Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2009, Perbandingan Antara hitung Trombosit Metode

Sacher, RA, McPherson, RA. 2012. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11,
EGC. Jakarta

Sadikin, H.M., 2013. Kimia Darah. Widya Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai