Oleh :
Nama : KOMANG WAHYU JUNYATMIKA
NIM : P07134018101
Kelas : II B
I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat memahami cara menghitung jumlah Trombosit darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah Trombosit darah
probandus.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung Trombosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah Trombosit /mm3 darah probandus secara
langsung.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil jumlah Trombosit darah
probandus.
II. METODE
Metode yang digunakan adalah cara langsung (Rees Ecker) & Tidak langsung
(Hapusan darah tepi)
III. PRINSIP
Darah diencerkan dengan suatu larutan yang mangandung brilliantcresyl blue
yang akan mengenai trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian
Trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar hitung.
b. Spesimen Pemeriksaan :
Darah Kapiler atau Darah Vena dengan antikoagulan (EDTA)
c. Bahan / Reagen
Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut:
a. Rees ecer
Natrium - sitrat ……………………….….3,8 g atau ( 3,8 g )
Brilliant cresyl blue ………………............0,1 g atau ( 30 mg )
Farmaldehid 40% …………………..…….0,2 ml atau ( 2 ml )
Akuades ………………………………….100 ml ( ad 100 ml )
Saringlah sebelum digunakan.
b. Ammonium Oksalat 1% ( 40C )
Simpan dalam lemari es dan saringlah sebelum digunakan
VI. CARA KERJA
A. Cara Langsung
1. Dihisap Cairan Rees Ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1
dan buanglah lagi cairan itu.
2. Dihisap darah sampai garis tanda 0.5 dan cairan Rees Ecker sampai
101. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar
hitung.
4. Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam
cawan petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5. Semua Trombosit dihitung dalam seluruh bidang besar ditengah –
tengah memakai lensa obyektif besar.
6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah Trombosit per µl darah.
B. Cara Tak Langsung
Yaitu jumlah trombosit pada sediaan apus dibandingkan dengan 1000
eritrosit kemudian jumlah mutlaknya dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak
eritrosit. Cara ini lebih mudah dari cara lain.
IX. PEMBAHASAN
Salah satu pemeriksaan laboratorium pada trombosit adalah hitung jumlah
trombosit. Namun trombosit sukar di hitung karena mudah sekali pecah dan sulit
dibedakan dengan kotoran kecil. Untuk menghitung jumlah trombosit secara manual
akan memakan waktu yang cukup lama dan kurang cepat, maka dilakukan
pemeriksaan hitung jumlah trombosit secara automatik yang mana alat ini
menggunakan aliran listrik dengan prinsip impedansi. Walaupun harga mesin
automatik cukup mahal, namun alat ini mampu memeriksa dengan cepat, tepat dan
mudah. Penghitungan jumlah kandungan sel trombosit dalam darah adalah salah satu
topik yang penting dalam menentukan beberapa masalah kesehatan atau penyakit.
Salah satu diagnosa penyakit yang membutuhkan data jumlah sel trombosit adalah
penyakit demam berdarah Dengue atau DBD. Pada penyakit ini akan menurunkan
konsentrasi trombosit darah sampai ke tingkat yang rendah (Sadikin,
2013).(Gandasoebrata, 2010).
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi
darah selama 10 hari. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah
terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan
mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk
sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada
pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).
Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah
trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga
bagus. Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit
adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti
trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah
masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit.(Ratnaningsih, T. dan
Setyawati, 2009)
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu dengan
menggunkakan metode Rees Ecker dipersiapkan bilik hitung improved neubauer.
Bilik hitung harus dalam keadaan bersih dan kering. Diisi kamar hitung dengan
campuran darah dan Rees Ecker, dipipet dengan pipet thoma eritrosit. Sentuhkan
ujung pipet itu pada permukaan kamar hitung dan menyentuh pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya jangan sampai
kelebihan cairan. Pengisian kamar hitung harus diulang bila terjadi hal-hal seperti di
bawah ini:
1. Terlalu banyak cairan yang masuk, sehingga mengisi semua kamar hitung
2. Kamar hitung tidak sepenuhnya terisi
3. Terdapat gelembung udara didalam kamar hitung (Freund,2011)
Batas normal pemeriksaan jumlah trombosit tidak tergantung pada usia
karena ukuran yang dipakai hanya jumlah trombosit pada tubuh manusia yaitu
150.000-440.000/mm3 (Nugraha, 2012).
Pemantapan mutu laboratorium mengacu pada verifikasi dan validasi suatu
laboratorium. Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan
menempati posisi penting dalam menentukan diagnosis. Pentingnya pemeriksaaan
laboratorium diantaranya : skrining, diagnosis, monitoring pengobatan. Laboratorium
harus dapat memberikan data hasil tes yang presisi dan akurat, dimana dalam proses
pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahap penting yakni pra analitik,
analitik, dan pasca analitik (Nugraha, 2015).
Berdasarkan pemeriksaan ini mendapatkan nilai hasil normal dimana nilai ini
di hitung pada kotak leukosit yang terdiri dari 16 kotak pada lapang pandang 40x.
X. SIMPULAN
Pada praktikum hitung jumlah trombosit dengan metode secara langsung (Rees
Ecker) dengan probandus I Dewa Ketut Sukawiryawan, umur 62 thn, jenis kelamin
laki-laki, dengan hasil 98.000 µl. Dapat disimpulkan bahwa nilai trombosit pada
probandus adalah trombositopenia.
DAFTAR PUSTAKA
Freund Mathias. Atlas Hematologi Praktikum Hematologi dengan Mikroskop Edisi 11. Jakarta:
EGC. 2011.
McPhee SJ, Ganong W.F. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis.
Edisi 5, Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi, Salemba Medika. Jakarta
Nugraha, 2015, Panduan pemeriksaan laboratorium hematologi dasar, Trans info media, Jakarta.
Price S.A, Wilson L.M. 2013. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 1, Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Sacher, RA, McPherson, RA. 2012. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11,
EGC. Jakarta