DESKRIPSI PROSES
16
impurities yang terikut dalam CPO. Strainer terbuat dari bahan stainless steel dengan
ukuran 4 mm. CPO kemudian dialirkan melalui sistem pengembalian panas (heat
recovery system) yang berupa plate heat exchanger dengan heat transfer dari
RBDPO dan target temperatur 110-115oC. Jika dalam keadaan start up umpan
dilewatkan melalui plate heat exchanger dengan pemanasan menggunakan steam
yang didapat dari power house. Dari plate heat exchanger CPO dialirkan menuju
dryer, bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam CPO.
2. Degumming
Pada tahap ini CPO diolah untuk menghilangkan zat-zat getah/gum, warna,
logam-logam misalnya Fe, Cu, yang terdapat didalamnya. Proses ini membutuhkan
bahan penolong seperti asam fosfat. Gum-gum harus diikat dari CPO agar getir yang
tidak disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan. CPO yang
akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan mengalirkan CPO ke
plate heat exchanger. Pada kondisi awal/start up pemanas yang digunakan adalah
steam, sedangkan untuk tahap lanjut pemanas yang digunakan adalah RBDPO yang
berasal deodorizer. Tujuan pemanasan ini adalah agar temperatur CPO dari tangki
timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam dryer tank sehingga mempermudah
proses penguapan kandungan air pada CPO dan proses homogenisasi antara minyak
dan asam fosfat. Suhu CPO yang masuk 110 – 115ºC. Penambahan asam fosfat ke
dalam CPO dilakukan dengan tujuan untuk mengikat getah/gum yang terdapat pada
CPO dengan dosis 0,04 – 0,06 %. Mixer yang digunakan yaitu dynamic mixer dan
static mixer.
3. Bleaching
Bleaching merupakan proses penghilangan impurities yang tidak diinginkan
seperti pigmen warna, logam, dan sebagainya. Proses ini menggunakan bahan yang
dinamakan dengan bleaching earth, sejenis adsorben yang dapat menyerap zat-zat
impurities tadi. Dosis bleaching earth yang digunakan yaitu sekitar 0,6-2 %. Umpan
dari dynamic mixer dimasukkan kedalam tangki bleacher dengan kondisi suhu 110-
115ºC. Campuran minyak di dalam tangki dihomogenkan dengan sparging steam
dengan tekanan berkisar antara 0,5-2 bar. Setelah keluar dari tangki bleacher minyak
dimasukkan ke dalam buffer tank yaitu tangki penampung sementara, kemudian
dimasukkan kedalam Niagara Filter. Niagara Filter berfungsi untuk memisahkan
17
minyak dengan BE yang tercampur pada tangki bleacher sebelumnya. Slurry minyak
dengan BE akan melewati lembaran-lembaran filter di Niagara Filter. Partikel-
partikel BE akan terjebak pada filter leaf Niagara Filter sehingga membentuk
coating. Setelah itu di kompres dengan steam agar kumpulan partikel ini mengering.
Minyak yang dihasilkan sudah berupa DBPO (Degummed Bleached Palm Oil) yang
akan dialirkan ke dalam buffer tank menuju ke slop oil tank.
Tahap proses filtrasi pada Niagara Filter adalah sebagai berikut:
a. Filling, slurry dipompakan kedalam tangki Niagara Filter.
b. Recirculation, proses penjernihan dengan pelapisan pada lembaran Niagara Filter
dengan sirkulasi sampai minyak yang dihasilkan jernih dari partikel bleaching
earth.
c. Filtration, proses penyaringan minyak dari partikel-partikel bleaching earth.
d. Emptying, pengosongan Niagara Filter.
e. Steam blowing, pengeringan spent earth dan menekan minyak yang masih
terdapat di spent earth.
f. Decompression, penurunan tekanan di dalam Niagara Filter.
g. Cake discharge, pelepasan spent earth melalui valve.
DBPO dari filtrate receiver vessel dialirkan ke catridge filter ini dilakukan agar
minyak semakin murni dari BE.
4. Deodorizing
DBPO yang telah difiltrasi selanjutnya akan difeeding ke Falling Film
Exchanger untuk menaikkan suhu DBPO dari 110 oC menjadi 230 oC dengan
terlebih dulu difiltrasi menggunakan Catridge filter untuk memastikan minyak dalam
keadaan bersih. Suhu DBPO berkisar 110-115oC kemudian dialirkan ke falling film
exchanger dan disilangkan dengan minyak RBDPO yang bersuhu 262-267oC.
Falling film exchanger merupakan vessel yang didesain berbentuk Shell and Tube.
Dimana minyak DBPO yang akan dipanaskan dialirkan kedalam tube dan minyak
RBDPO yang akan didinginkan dialirkan dalam Shell, sehingga terjadi perpindahan
panas antara minyak DBPO dan RBDPO.
DBPO yang suhunya sudah meningkat kembali ditingkatkan lagi suhunya
dengan menggunakan final heater. Final heating merupakan tahap pemanasan akhir
sebelum minyak DBPO diumpankan ke Deodorizer. Minyak DBPO yang telah
18
disilang di falling film heat exchanger ditransfer ke final heater. Minyak DBPO
selanjutnya dipanaskan dengan menggunakan High Pressure Boiler (HPB)
bertekanan 55-70 bar. Hingga suhu minyak mencapai 262-267oC. Media
perpindahan panas yang digunakan adalah coil. Minyak DBPO dengan suhu sekitar
262-267oC dialirkan ke unit deodorizing. Tahapan Proses pada Deodorizing adalah
sebagai berikut:
a. Proses ini adalah proses penghilangan asam lemak bebas (FFA) dan zat-zat yang
berbau yang terkandung dalam minyak DBPO dengan jalan penguapan
komponen-komponen volatilnya dan juga pemecahan senyawa karoten secara
termal dengan pemanasan 262oC.
b. Minyak yang telah dipanaskan di final oil heater diumpankan ke Presripper.
Minyak DBPO dipecah menjadi titik-titik minyak melalui celah-celah mesh
Prestripper dengan tujuan untuk memudahkan dalam penghilangan bau (keton),
Peroxide Value (PV), pemucatan warna DBPO dan menurunkan kadar Free Fatty
Acid (FFA). Pemisahan Minyak dengan FFA didasarkan titik didih yaitu dimana
titik didih FFA sekitar 1500C dan minyak sekitar 3000C sehingga dalam kondisi
19
coloumn. Ketika pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam dari high
pressure boiler (HPB), digunakan PFAD dari PFAD receiver tank yang sudah
didinginkan dengan cara disemprotkan/dispray kedalam pack coloumn dengan tujuan
agar uap FFA yang sudah terbentuk terkondensasi dan mencair membentuk PFAD.
20