Anda di halaman 1dari 18

Sistem Teknologi Informasi

Paper Assignment

Analisis Bisnis Proses Pada Tingkat Operasional di PT K24 Indonesia

Disusun oleh:
Ragil Hapsoro Mufti 18/432456/PEK/23722

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah memasuki hampir semua aspek
kehidupan baik dalam ekonomi, pendidikan terutama dalam bidang bisnis.
Terdapat berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi
informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing Systems,
Transaction Processing Systems (TPS), Decision Support System (DSS),
Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS),
Expert System (ES) dan Accounting Information System (AIS) (Turban et al.,
2011).
Perusahaan membutuhkan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi yang akurat, tepat dan terkini agar tetap bertahan dalam
menghadapi segala tantangan di era globalisasi dan persaingan dalam bisnis.
Penggunaan komputer sebagai suatu perangkat yang sangat dibutuhkan untuk
proses penyajian pengolahan data, agar data yang diolah dapat memberikan suatu
informasi yang diperlukan oleh pimpinan atau perusahaan untuk pengambilan
keputusan. Di situasi bisnis di era globalisasi kemampuan perusahaan dalam
keunggulan kompetitif akan timbul membuat persaingan dan lebih terbuka bagi
setiap perusahaan dalam bisnis yang sama oleh karena itu perusahaan dituntut
untuk meningkatkan kreatifitas dan lebih berinovasi untuk mampu bertahan serta
mendapatkan keunggulan kompetitif (Mulyadi, 2007). Perusahaan berlomba-
lomba untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produknya untuk
memenangkan persaingan (Kuncoro, 2005).
Persaingan di era globalisasi sebagai perusahaan waralaba yang bergerak
dibidang farmasi juga dirasakan oleh PT K-24 Indonesia. Berbagai jenis barang
seperti obat, susu, vitamin, dan melayani pembelian obat berdasarkan resep dokter
tersedia di setiap gerai Apotek K-24. Berusaha meningkatkan kualitas serta
kreatifitas merupakan hal yang penting bagi PT K-24 Indonesia agar mampu
memberi kepuasan kepada konsumen serta mampu memenangkan persaingan.
Apotek K-24 konsisten beroperasi selama 24 jam kecuali terdapat larangan pada
daerah-daerah tertentu untuk membuka bisnis selama 1 hari, seperti di Bali pada
Hari Besar Agama Hindu. Selain itu, demi meningkatkan kepuasan konsumen
Apotek K-24 menyediakan konsultasi kesehatan secara gratis di setiap gerainya.
Penggunaan teknologi informasi kemudian digunakan menghasilkan
hubungan B2C (Business to Customer) dan B2B (Business to Business). Salah
satu transaksi yang dilakukan dalam proses bisnis ialah pada tahap Transaction
Processing Systems (TPS) mulai dari pembelian, penjualan, persediaan dan
informasi lainnya. Menurut Sofjan Assauri (2008) pembelian merupakan salah
satu fungsi yang penting untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan
yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan
harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini,
karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan barang dan
kelancaran arus bahan ke dalam perusahaan. Membahas tentang sistem pembelian
tidak terlepas dari sistem persediaan barang, Persediaan barang dapat dicapai
melalui catatan-catatan dan laporan persediaan barang yang menyajikan informasi
seperti tingkat minimal dan maksimal persediaan barang. Keakuratan catatan
mengenai persediaan barang ini penting dalam sistem persediaan barang, sehingga
Apotek K-24 dapat memenuhi permintaan pelanggan.
Dalam proses bisnis Apotek K-24 masih menggunakan 2 proses yaitu sistem
manual dan sistem terkomputerisasi, hal ini dapat mengakibatkan ketidaksesuaian
dalam pencatatan persediaan barang, kesalahan dalam memasukkan jumlah
barang. Pada sistem informasi pembelian dan persediaan barang masih terdapat
risiko yang dapat menggangu proses bisnis Apotek K-24, adapun risiko tersebut
merupakan kesalahan atau keamanan sistem informasi yang disebabkan oleh
manusia ataupun dengan sistem tersebut. Oleh karena itu dengan adanya masalah
yang timbul, perlu dilakukannya analisis dan evaluasi sistem pada taham
Transaction Processing Systems (TPS), dimana analisis dan evaluasi ini
dilakukan untuk memastikan penerapan sistem informasi sudah sesuai dengan
prosedur dan standar yang ditetapkan perusahaan, sehingga dapat menunjang
kinerja pembelian dan persediaan barang dalam beroperasi serta saling
terintegrasi. Oleh sebab itu, paper ini akan membahas mengenai “Analisis Proses
Bisnis pada tingkat operasional di PT K-24 Indonesia“.
B. Motivasi
Pada tingkat operasional organisasi menggunakan transaction processing systems
(TPS) untuk mengumpulkan data dan diolah yang kemudian diteruskan (output)
ke manajer untuk pengambilan keputusan. TPS dirancang untuk memproses jenis
input data spesifik dari transaksi yang sedang berlangsung yang diperlukan untuk
mendukung manajemen operasi. TPS dapat berupa manual, seperti ketika data
diketikkan ke dalam formulir di layar, atau diotomatisasi dengan menggunakan
pemindai atau sensor untuk menangkap barcode atau data lainnya (Turban et al.,
2011).
Sistem Informasi pada tingkat transaction processing systems (TPS)
merupakan bagian yang paling penting sisi operasi perusahaan waralaba karena
fokus utama kelangsungan proses bisnis ada pada data transaksi. Dalam
menghimpun, menyimpan, dan memproses data transaksi serta kadangkala
mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari transaksi, perusahaan
membutuhkan sistem informasi. PT K-24 Indonesia mengembangkan sendiri
sistem informasi yang digunakan untuk pengoperasian proses bisnisnya pada
setiap gerai Apotek K-24 dalam bentuk aplikasi yang dinamakan Ok-Soft.
Aplikasi OK-Soft yang dikembangkan oleh PT K-24 Indonesia sudah mencakup
subsistem proses transaksi seperti pembayaran upah / gaji karyawan,
menghasilkan faktur, mencatat pembelian untuk konsumen, mengelola barang
supaya selalu tersedia, pemesanan melalui e-commerce, mengelola file konsumen
& menyerahkan tagihan ke konsumen, mengkoordinasi pembelian barang kepada
supplier, menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang (retur)
dari konsumen, mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok / supplier,
mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan satu laporan.
Selain proses transaksi di masing-masing gerai perusahaan, dalam
melakukan kontrol aktivitas operasional dari setiap gerai perusahaan di seluruh
Indonesia menggunakan aplikasi OK-Soft. Menggunakan aplikasi tersebut dalam
melakukan kontrol internal perusahaan mengenai SOP memudahkan perusahaan
memastikan di setiap gerai sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain
itu, Aplikasi OK-Soft di PT K-24 Indonesia juga memiliki koneksi kepada e-
commerce yang dikembangkan perusahaan sendiri yaitu K24klik sebagai sarana
jual beli online untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian obat
dimanapun berada yang diharapkan untuk menambah nilai bagi perusahaan.

Gambar 1. Aplikasi OK-Soft PT K24 Indonesia


Paparan diatas didapatkan dari wawancara terhadap manajer dan apoteker
salah satu gerai Apotek K-24 Indonesia yang merupakan manajer operasional
pada setiap gerai perusahaan. Sistem Informasi pada tingkatan transaction
processing system merupakan suatu alat yang terintegrasi untuk mengaitkan
beberapa proses agar terasa lebih mudah, efisien, dan efektif. Hal tersebut mampu
diimplementasikan namun pada pengelolaan proses bisnis dilapangan kemampuan
sumber daya manusia dalam menggunakannya sangat dibutuhkan. Hal tersebut
menjadi cukup menarik untuk diangkat menjadi sebuah topik. Secara fungsinya,
transaction processing system tersebut mampu membantu meningkatkan kinerja
perusahaan secara keuangan lebih efektif dan efisien dibagian operasional.
C. Profil Perusahaan
PT K-24 Indonesia (Apotek K-24) merupakan jaringan apotek waralaba nasional
bergerak dibidang farmasi yang berdiri tahun 2002. Apotek K-24 berkomitmen
untuk menyediakan kebutuhan obat-obatan yang komplit dengan harga yang
wajar, sehingga gerai apotek buka 24 jam non-stop setiap hari. Apotek K-24
berdedikasi untuk melayani masyarakat dengan manajemen yang modern dan
kebijakan harga yang tetap sama setiap waktu hari biasa maupun hari libur
(Apotek-k24.com).
Selama perkembangannya Apotek K-24 telah memiliki lebih dari 450
gerai yang tersebar di 115 kota/kabupaten dan 24 provinsi di Indonesia (apotek-
k24.com). Pengembangan Apotek K-24 di seluruh Indonesia dilakukan secara
franchise atau waralaba maupun dengan membuka gerai sendiri (company owned)
(apotek-k24.com). Puluhan penghargaan telah diraih oleh Apotek K-24, salah
satunya sebagai apotek asli Indonesia yang pertama kali diwaralabakan hingga
mendapatkan penghargaan sebagai apotek waralaba terbaik di Indonesia. Salah
satu penghargaan yang diperoleh ialah penghargaan dari MURI (Museum Rekor
Indonesia) pada tahun 2005 sebagai “apotek jaringan pertama di Indonesia yang
buka nonstop 24 jam” alias tidak pernah tutup pertama kali dibuka.. Apotek K-24
selalu berusaha untuk mencetak prestasi dalam memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat Indonesia.
D. Implementasi Sistem Teknologi Informasi
Proses bisnis adalah serangkaian langkah dimana organisasi mengoordinasi dan
mengatur tugas untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam istilah yang paling
sederhana, suatu proses terdiri dari kegiatan yang mengubah input menjadi output
dengan melakukan pekerjaan. Terdapat berbagai macam sistem informasi dengan
menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Transaction
Processing Systems (TPS), Decision Support System (DSS), Management
Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS). Berikut
merupakan flowchart alur sistem informasi yang terdapat pada PT K-24
Indonesia.
Gambar 2. Flowchart sistem informasi di gerai K-24 Indonesia
Transaction Processing Systems (TPS) merupakan proses yang sangat
penting untuk suksesnya organisasi. Fungsinya untuk memproses data-data
transaksi dari proses bisnis yang terdapat dalam operasional perusahaan.
Transaction Processing Systems (TPS) mengumpulkan data secara berkelanjutan
dan real time agar data dapat segera dihasilkan sebagai data input untuk database
perusahaan. Transaction Processing System (TPS) merupakan sistem yang
penting untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di
perusahaan yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan.
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual
untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data
elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems
mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan,
pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun
eksternal. Pada dunia usaha proses-proses yang mengacu pada transaksi
pertukaran barang atau uang atau jasa disebut dengan Transaction Processing
System (TPS). Beberapa jenis subsistem yang ada pada Transaction processing
systems (TPS) ialah :
a) Payroll : pembayaran upah / gaji karyawan
b) Batas waktu penggunaan lincense Aplikasi OK-Soft
c) Order Entry / order processing : mencatat pembelian untuk konsumen

Gambar 3. Data history pembelian oleh konsumen


d) Invoicing : menghasilkan faktur
e) Inventory : mengelola barang supaya selalu tersedia
f) Shipping : menyerahkan barang dari perusahaan sampai diterima oleh
konsumen
g) Accounts receivable : mengelola file konsumen & menyerahkan tagihan ke
konsumen (biasanya perusahaan yang sudah bekerjasama)
h) Purchasing : mengkoordinasi pembelian barang kepada supplier
i) Receiving : menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang
(retur) dari konsumen
j) Account Payable : mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok /
supplier
Gambar 4. Faktur pembayaran hutang kepada pemasok/supplier
k) General Ledger : mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan
satu laporan

Gambar 5. Laporan pareto di Gerai K-24

Gambar 6. Laporan transaksi harian (real time)


Gambar 7. Laporan profil persediaan

Gambar 8. Laporan mutasi persediaan

Gambar 9. Laporan Keuangan


E. Analisis Implementasi Sistem Teknologi Informasi
Penjualan berupa obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang harus disertai
dengan resep dokter maupun alat kesehatan. Pengemasan dan pemberian e-tiket
aturan pakai obat pada obat yang dibeli dengan resep juga harus diutamakan
karena untuk menghindari pemakaian obat yang tidak tepat oleh pasien.
Pemberian konsultasi tidak hanya pada pasien yang membeli obat dengan resep
saja namun juga pasien yang membeli obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas
terbatas) dan alat kesehatan, karena pelayanan konsultasi menjadi hal yang sangat
diutamakan di Apotek K-24. Layanan after sales juga dilaksanakan terkait jika
ada obat maupun alat kesehatan yang dibeli dalam kondisi tidak memuaskan.
Dalam sistem teknologi yang dikembangkan oleh PT K-24 Indonesia hanya berisi
terkait transaksi keuangan, sehingga belum mencakup terkait dengan pelayanan-
pelayanan lebih lanjut terkait dengan pasien sebagai konsumen. Dalam proses
bisnis pada tingkatan operasional menggunakan aplikasi OK-Soft ini dapat
memudahkan dan membatu karyawan Apotek K-24 dalam proses
penginputan/pendataan obat, pendataan karayawan, stok obat, bahkan transaksi
yang secara manual akan menjadi otomatis dengan adanya aplikasi ini. aplikasi
OK-Soft juga dapat membuat laporan-laporan data mengeni persedian dan mutasi
obat.
1. Proses input data obat
Dalam penginputan data obat manualnya admin menulis/mencatat data obat apa
saja yang masuk dan stok obat apa saja yang sudah habis. Dengan menggunakan
aplikasi sistem informasi farmasi ini admin hanya menginputkan data obat seperti
nama obat, jenis obat, golongan obat, jumlah stok, dll. Kemudian simpan, lalu
data yang tersimpan akan muncul pada tabel input obat atau data obat. Jika ada
kesalahan dalam penginputan amin juga bisa merubah bahkan menghapus data
obat tersebut. Dan jumlah stok pun akan berkurang otomatis ketika obat tersebut
ada yang beli.
2. Proses transaksi
Transaksi ini hanya bisa di akses oleh kasir, kasir cukup memilih obat yang tampil
pada table obat, lalu menginputkan tanggal transaksi dan banyak obat yang dibeli.
Pada sistem teknologi informasi di Apotek K-24 masing-masing karyawan
mempunyai rule masing-masing dalam mengakses aplikasi OK-Soft.
Rekomendasi pemesanan obat dilakukan secara otomatis oleh aplikasi.
Rekomendasi ini hanya dapat dilihat oleh manajer untuk membuat keputusan
pemesanan obat kepada distributor terkait. Rekomendasi ini dilakukan
berdasarkan jumlah stok yang kurang. Selain itu, pada aplikasi OK-Soft dalam
pengelolaan persediaan metode FIFO (First In First Out), metode yang digunakan
untuk pengeluaran obat kepada pembeli. Proses FIFO dilakukan dengan
mengeluarkan obat yang tanggal kadaluarsanya sudah dekat. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir adanya obat yang kadaluarsa.
Data analisis pada penelitian ini diambil secara kualitatif. Oleh sebab itu,
saya sebagai penyusun paper ini mengambil data melalui wawancara penilaian
efektivitas Information Technology saat ini. Alat dan tata cara pengambilan data
analisis yang digunakan adalah:
a) Wawancara semi-struktur dengan pertanyaan terbuka kepada
Apoteker/Manajer gerai K-24
b) Wawancara melalui telepon kepada beberapa staf IT yang bersedia dimintai
infonya.
c) Mengukur tingkat kecenderungan yang paling mampu digunakan sebagai
dasar pengambilan kesimpulan.
Beberapa hal yang telah dibahas diatas adalah salah satu cara atau alat yang
mampu mengukur faktor keberhasilan dan kekurangannya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Keberhasilan
Keunggulan yang membedakan PT K-24 Indonesia dengan perusahaan apotek
lainnya yaitu memiliki brand yang sudah dikenal, konsisten beroperasi 24 jam
dengan menetapkan harga bersaing pagi siang sore malam dan hari libur. PT K-24
Indonesia mampu mendanai dirinya sendiri untuk apotek kepemilikan sendiri dan
kini PT K-24 Indonesia memiliki lebih dari 350 gerai apotek yang tersebar hampir
di seluruh wilayah Indonesia baik kepemilikan sendiri ataupun gerai waralaba.
Strategi unit bisnis yang sudah dilakukan perusahaan sudah memenuhi 2 aspek,
yaitu misi dan keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil penelitian Biehl (2007),
keberhasilan implementasi SI/TI secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
a. Top management support, sejauh mana dukungan dari manajemen level atas
terhadap implementasi SI/TI ini.
b. Business process management, bagaimana manajemen menjalankan proses
bisnis untuk mendukung keberhasilan implementasi SI/TI.
c. Communication, bagaimana komunikasi yang dijalankan agar implementasi
SI/TI berjalan sesuai keinginan.
d. Understanding of goal, sejauh mana seluruh karyawan dan manajemen
(semua pihak dalam organisasi) mengerti akan tujuan dari implementasi
SI/TI tersebut.
e. Management expectation, bagaimana harapan yang diinginkan oleh
manejemen terkait dengan implementasi SI/TI ini.
f. Training, bagaimana pelatihan-pelatihan yang diadakan terkait dengan
adanya implementasi SI/TI ini.
g. Data accuracy, sejauh mana tingkat keakuratan data yang digunakan dalam
implementasi SI/TI.
h. User attitude, bagaimana sikap atau karakteristik dari pengguna sistem dari
implementasi SI/TI.
i. Staff capability, bagaimana tingkat pengalaman atau kemampuan dari admin
(karyawan) yang menangani implementasi SI/TI ini.
j. Sufficient financial resourcess, bagaimana sumber daya keuangan yang
digunakan untuk mendukung implementasi SI/TI ini.
Merangkum dari faktor-faktor keberhasilan implementasi SI/TI, Transaction
Process System (TPS) khususnya di Apotek K-24 memiliki faktor
keberhasilannya tersendiri yaitu :
a. Sistem informasi terus diupdate sesuai dengan perkembangan kebutuhan
dari perkembangan zaman.
b. Uji coba dan evaluasi system setiap periode
c. Usaha meningkatkan kualitas sumberdaya, seperti rolling user processing
pada setiap gerai Apotek K-24
2. Faktor Penghambat
Kekurang aplikasi OK-Soft ketika salah satu cabang mengirimkan data transaksi
dengan jumlah yang sangat besar itu akan membuat server dan pelayanan jaringan
tidak bekerja dengan baik karena jaringan di Indonesia rata-rata masih terbilang
cukup rendah untuk memenuhi kecepatan transfer pada suatu data yang besar.
Selain itu, kelemahan ketersediaan SDM dibidang farmasi yang paham
menggunakan teknologi informasi juga menjadi salah satu kendala bagi
perusahaan dikarenakan PT K-24 Indonesia ingin melakukan ekspansi namun
sulit untuk mendapatkan SDM yang berkualitas. Peraturan yang berbeda-beda
mengharuskan PT K-24 Indonesia harus beradaptasi dengan setiap daerah yang
dituju.
Terdapat kemungkinan SOP tidak berjalan dengan baik ketika PT K-24
Indonesia memiliki kesulitan untuk mengontrol seluruh franchise yang tersebar
diseluruh Indonesia. Melihat perjalanan proses operasionalnya, Apotek K-24 pun
memiliki kelemahan yang mampu menurunkan kepercayaan customer dan
mengurangi performa kerja, yaitu:
a. Belum terdapat sistem backup untuk transaksi pembelian ketika terjadi
pemadaman listrik sehingga memiliki resiko kehilangan nota/bukti
pembayaran apabila dicatat secara manual dan terjadi ketika banyak
pengunjung/pasien.
b. Ketersediaan SDM dibidang farmasi yang paham menggunakan teknologi
informasi juga menjadi salah satu kedala bagi perusahaan dikarenakan sulit
untuk mendapatkan SDM yang berkualitas ketika PT K-24 Indonesia ingin
melakukan ekspansi.
c. Barang-barang farmasi dan non-farmasi terdapat nama yang berbeda-beda
sehingga untuk mengintegrasikan keseluruhan barang-barang persediaan
disetiap gerai perusahaan memerlukan standar tersendiri dalam menentukan
barang-barang persediaan yang akan diinput dalam Aplikasi OK-Soft.
Apabila terdapat barang terbaru yang dikeluarkan oleh supplier, masing-
masing gerai tidak bisa langsung melakukan input data pada Aplikasi OK-
Soft karena harus membuat ticket input data kepada bagian IT perusahaan
untuk melakukan input data barang-barang farmasi dan non farmasi yang
tersedia di Aplikasi OK-Soft.
d. Aplikasi OK-Soft belum mencakup pelayanan khusus seperti konsultasi
kepada pasien-pasien rawat jalan atau yang membutuhkan perhatian lebih
lanjut.
3. Tantangan
Salah satu tantangan sekaligus hambatan bagi perusahaan ialah karena adanya
peraturan dari pemerintah yang sangat ketat di bidang farmasi. Peraturan daerah
yang berbeda-beda mengenai apotek membuat Apotek K-24 harus menyesuaikan
kondisi perusahaan dengan peraturan yang ada. Selain itu, tantangan dengan
kehadiran BPJS mengurangi pangsa pasar yang dimiliki oleh Apotek K-24 karena
pasien BPJS langsung dirujuk ke apotek rujukan BPJS. Oleh karena itu PT K-24
Indonesia harus melakukan kerjasama dan bernegosiasi dengan pemerintah agar
menjadi salah satu apotek rujukan BPJS. Selain itu juga terdapat regulasi
pemerintah dalam bidang farmasi yang kuat ialah pemerintah sudah menetapkan
harga net eceran (HET) tertinggi kepada setiap perusahaan pendistribusian obat.
Hal ini disebabkan oleh Bila dilihat dari daya beli masyarakat obat-obatan
merupakan salah satu barang yang tidak memiliki produk substitusi maka dari itu
pembelian obat-obatan oleh masyarakat tetap stabil. Hal ini yang dapat menjadi
tantangan PT K-24 Indonesia sebagai salah satu bidang usaha yang tahan kritis.
Di saat internet, telepon seluler (ponsel) dan teknologi digital lainnya
menyebar dengan cepat terutama di negara-negara berkembang. Teknologi baru,
analisis data, dan media sosial berdampak sangat besar terhadap cara orang
berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerja. Saat ini, dunia kerja berisi orang-
orang dari generasi yang berbeda. Tenaga kerja yang tersedia akan semakin
beragam dan jam kerja akan semakin panjang. Jenjang karir tradisional akan
segera menjadi masa lalu. Hal tersebut yang menjadi tantangan dari Apotek –K24
untuk tetap mengembangkan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan.
Selain itu, agar pekerja tidak tersingkir dengan adanya perkembangan
teknologi yang saat pesat, pekerja membutuhkan peningkatan kemampuan yang
harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan industri di era ekonomi digital. Era
otomatisasi menghilangkan pekerjaan di beberapa sektor, meskipun digitalisasi
memunculkan pekerjaan baru, tantangan dan peluang baru.
Melihat paparan diatas, dapat disimpulkan beberapa tantangan bagi PT K-24
Indonesia ialah:
a. Pengembangan Sistem yang lebih matang
b. Keterampilan dari kinerja pekerja
c. Meningkatkan efisiensi waktu dan kerja
Keterampilan pekerja harus selalu diasah dan dikembangkan. Dalam
menjawab tantangan era ekonomi digital “training dan retraining” harus menjadi
dua kata kunci bagi pemerintah, serikat pekerja maupun perusahaan.
4. Peluang
Strategi diferensiasi merupakan strategi bersaing yang tepat dan dapat
digunakan oleh PT-K24 Indonesia dengan memiliki apotek yang beroperasi 24
jam. Perusahaan PT K-24 Indonesia terus melakukan ekspansi untuk memperluas
pangsa pasar serta memperkuat posisi persaingan perusahaan. Semakin banyak
gerai Apotek K-24 yang beroperasi 24 jam merupakan kekuatan tersendiri yang
dimiliki oleh perusahaan untuk menarik hati pelanggan. Setiap tahun rata-rata
pengguna internet di Indonesia bertambah. Melihat beberapa persaingan yang ada
dalam industri farmasi di Indonesia, telah ada beberapa jenis industri farmasi yang
telah mencoba jenis bisnis ini namun gagal ditengah. Hal tersebut menjadi
kesempatan besar bagi PT K-24 Indonesia untuk terus berkembang karena telah
banyak customer baik B2B maupun B2C di dalamnya yang mempercayakan
bisnis atau jual-beli obat-obat farmasi ataupun keperluan medis kepada PT K-24
Indonesia.
Pasar online dapat menjadi suatu pilihan bagi PT K-24 Indonesia juga
melakukan diferensiasi. Perusahaan yang mengembangkan dan memiliki aplikasi
e-commerce sebagai wadah penjualan dan pemasaran secara online dapat
memperkuat posisi persaingannya sekaligus menjadi pembeda dengan apotek-
apotek lainnya. Media internet sekarang sudah menjadi kebutuhan masyarakat
yang mulai bergeser menggunakan untuk aktivitas belanja online, sehingga
membuat Apotek K-24 menciptakan dan mengembangkan saran belanja online
aplikasi berbasis e-commerce yaitu K24klik. E-commerce yang diciptakan oleh
PT K-24 Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kepuasan konsumen serta
sekaligus mengingkatkan produktifitas perusahaan. Menjadi apotek rujukan BPJS
merupakan salah satu kerjasama yang menarik antara PT K-24 Indonesia dengan
pemerintah agar yang nantinya dapat lebih memperkuat posisi PT K-24 dibanding
para pesaingnya.
F. Kesimpulan
Di era serba digital ini, semua hal ingin dilakukan secara instan, efektif dan
efisien. Melihat peluang tersebut, PT K-24 Indonesia telah cukup baik merespon
untuk keberlanjutan dalam bisnis farmasi ini. Namun, untuk terus menunjang
kinerja yang selalu diharapkan oleh seluruh customer dan supplier nya, PT- K24
Indonesia harus terus melakukan training dan retraining untuk menjaga kualitas
pelayanan dari karyawan di masing-masing gerai perusahaan, sehingga tidak
hanya dalam melakukan transaksi keuangan yang memuaskan tetapi pada bidang
pelayanan juga dapat memuaskan customer. Proses bisnis sangat pentng untuk
terus dievaluasi mengingat tujuannya untuk memberikan pelayanan yang baik
dengan cara kerja yang efektif dan efisien, sehingga meringankan dan
mempercepat pekerjaan.
Daftar Pustaka

Apotek K-24 Indonesia. (2019). [Online] Available at www.apotek-k24.com


Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Biehl, Markus (2007). Success factors for implementing global information
systems. Communications of the ACM. Volume 50 Issue 1, January 2007
Pages 52-58
Efrain Turban, Dorothy Leidner, Ephraim McLean, James Wetherbe (2018).
Information Technology for Management: Transforming Organizations in the
Digital Economy, 11th Edition. India : Wiley India Pvt Ltd
Kerzner, Harold. (2001). Project Management: A System to Planning, Scheduling
and Controlling, 7th edition. New York : John Wiley & Sons.
Kuncoro. (2005). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?. Jakarta :
Erlangga.
Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta:
Salemba Empat
Purwoko. (2014). Jaringan Apotek K-24 Perkarakan Apotek Bermerek Mirip Di
Batam. Diakses 1 Desember 2019.
https://batam.tribunnews.com/2014/12/11/jaringan-apotek-k-24-perkarakan-
apotek-bermerek-mirip-di-batam
Rosandya. Rindi. 2018. Menggali Peluang di Era Ekonomi Digital. Diakses 1
Desember 2019. http://www.neraca.co.id/article/98040/menggali-peluang-di-
era-ekonomi-digital
Sukamdi, D. P. (2015). Analisis Distribusi Apotek Dengan Sistem Informasi
Geografis. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, Vol. 5, No. 1. pp 54-
60.

Anda mungkin juga menyukai