FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah memasuki hampir semua aspek kehidupan baik dalam ekonomi, pendidikan terutama dalam bidang bisnis. Terdapat berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing Systems, Transaction Processing Systems (TPS), Decision Support System (DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan Accounting Information System (AIS) (Turban et al., 2011). Perusahaan membutuhkan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat dan terkini agar tetap bertahan dalam menghadapi segala tantangan di era globalisasi dan persaingan dalam bisnis. Penggunaan komputer sebagai suatu perangkat yang sangat dibutuhkan untuk proses penyajian pengolahan data, agar data yang diolah dapat memberikan suatu informasi yang diperlukan oleh pimpinan atau perusahaan untuk pengambilan keputusan. Di situasi bisnis di era globalisasi kemampuan perusahaan dalam keunggulan kompetitif akan timbul membuat persaingan dan lebih terbuka bagi setiap perusahaan dalam bisnis yang sama oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan kreatifitas dan lebih berinovasi untuk mampu bertahan serta mendapatkan keunggulan kompetitif (Mulyadi, 2007). Perusahaan berlomba- lomba untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produknya untuk memenangkan persaingan (Kuncoro, 2005). Persaingan di era globalisasi sebagai perusahaan waralaba yang bergerak dibidang farmasi juga dirasakan oleh PT K-24 Indonesia. Berbagai jenis barang seperti obat, susu, vitamin, dan melayani pembelian obat berdasarkan resep dokter tersedia di setiap gerai Apotek K-24. Berusaha meningkatkan kualitas serta kreatifitas merupakan hal yang penting bagi PT K-24 Indonesia agar mampu memberi kepuasan kepada konsumen serta mampu memenangkan persaingan. Apotek K-24 konsisten beroperasi selama 24 jam kecuali terdapat larangan pada daerah-daerah tertentu untuk membuka bisnis selama 1 hari, seperti di Bali pada Hari Besar Agama Hindu. Selain itu, demi meningkatkan kepuasan konsumen Apotek K-24 menyediakan konsultasi kesehatan secara gratis di setiap gerainya. Penggunaan teknologi informasi kemudian digunakan menghasilkan hubungan B2C (Business to Customer) dan B2B (Business to Business). Salah satu transaksi yang dilakukan dalam proses bisnis ialah pada tahap Transaction Processing Systems (TPS) mulai dari pembelian, penjualan, persediaan dan informasi lainnya. Menurut Sofjan Assauri (2008) pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan barang dan kelancaran arus bahan ke dalam perusahaan. Membahas tentang sistem pembelian tidak terlepas dari sistem persediaan barang, Persediaan barang dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan persediaan barang yang menyajikan informasi seperti tingkat minimal dan maksimal persediaan barang. Keakuratan catatan mengenai persediaan barang ini penting dalam sistem persediaan barang, sehingga Apotek K-24 dapat memenuhi permintaan pelanggan. Dalam proses bisnis Apotek K-24 masih menggunakan 2 proses yaitu sistem manual dan sistem terkomputerisasi, hal ini dapat mengakibatkan ketidaksesuaian dalam pencatatan persediaan barang, kesalahan dalam memasukkan jumlah barang. Pada sistem informasi pembelian dan persediaan barang masih terdapat risiko yang dapat menggangu proses bisnis Apotek K-24, adapun risiko tersebut merupakan kesalahan atau keamanan sistem informasi yang disebabkan oleh manusia ataupun dengan sistem tersebut. Oleh karena itu dengan adanya masalah yang timbul, perlu dilakukannya analisis dan evaluasi sistem pada taham Transaction Processing Systems (TPS), dimana analisis dan evaluasi ini dilakukan untuk memastikan penerapan sistem informasi sudah sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan perusahaan, sehingga dapat menunjang kinerja pembelian dan persediaan barang dalam beroperasi serta saling terintegrasi. Oleh sebab itu, paper ini akan membahas mengenai “Analisis Proses Bisnis pada tingkat operasional di PT K-24 Indonesia“. B. Motivasi Pada tingkat operasional organisasi menggunakan transaction processing systems (TPS) untuk mengumpulkan data dan diolah yang kemudian diteruskan (output) ke manajer untuk pengambilan keputusan. TPS dirancang untuk memproses jenis input data spesifik dari transaksi yang sedang berlangsung yang diperlukan untuk mendukung manajemen operasi. TPS dapat berupa manual, seperti ketika data diketikkan ke dalam formulir di layar, atau diotomatisasi dengan menggunakan pemindai atau sensor untuk menangkap barcode atau data lainnya (Turban et al., 2011). Sistem Informasi pada tingkat transaction processing systems (TPS) merupakan bagian yang paling penting sisi operasi perusahaan waralaba karena fokus utama kelangsungan proses bisnis ada pada data transaksi. Dalam menghimpun, menyimpan, dan memproses data transaksi serta kadangkala mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari transaksi, perusahaan membutuhkan sistem informasi. PT K-24 Indonesia mengembangkan sendiri sistem informasi yang digunakan untuk pengoperasian proses bisnisnya pada setiap gerai Apotek K-24 dalam bentuk aplikasi yang dinamakan Ok-Soft. Aplikasi OK-Soft yang dikembangkan oleh PT K-24 Indonesia sudah mencakup subsistem proses transaksi seperti pembayaran upah / gaji karyawan, menghasilkan faktur, mencatat pembelian untuk konsumen, mengelola barang supaya selalu tersedia, pemesanan melalui e-commerce, mengelola file konsumen & menyerahkan tagihan ke konsumen, mengkoordinasi pembelian barang kepada supplier, menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang (retur) dari konsumen, mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok / supplier, mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan satu laporan. Selain proses transaksi di masing-masing gerai perusahaan, dalam melakukan kontrol aktivitas operasional dari setiap gerai perusahaan di seluruh Indonesia menggunakan aplikasi OK-Soft. Menggunakan aplikasi tersebut dalam melakukan kontrol internal perusahaan mengenai SOP memudahkan perusahaan memastikan di setiap gerai sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, Aplikasi OK-Soft di PT K-24 Indonesia juga memiliki koneksi kepada e- commerce yang dikembangkan perusahaan sendiri yaitu K24klik sebagai sarana jual beli online untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian obat dimanapun berada yang diharapkan untuk menambah nilai bagi perusahaan.
Gambar 1. Aplikasi OK-Soft PT K24 Indonesia
Paparan diatas didapatkan dari wawancara terhadap manajer dan apoteker salah satu gerai Apotek K-24 Indonesia yang merupakan manajer operasional pada setiap gerai perusahaan. Sistem Informasi pada tingkatan transaction processing system merupakan suatu alat yang terintegrasi untuk mengaitkan beberapa proses agar terasa lebih mudah, efisien, dan efektif. Hal tersebut mampu diimplementasikan namun pada pengelolaan proses bisnis dilapangan kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakannya sangat dibutuhkan. Hal tersebut menjadi cukup menarik untuk diangkat menjadi sebuah topik. Secara fungsinya, transaction processing system tersebut mampu membantu meningkatkan kinerja perusahaan secara keuangan lebih efektif dan efisien dibagian operasional. C. Profil Perusahaan PT K-24 Indonesia (Apotek K-24) merupakan jaringan apotek waralaba nasional bergerak dibidang farmasi yang berdiri tahun 2002. Apotek K-24 berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan obat-obatan yang komplit dengan harga yang wajar, sehingga gerai apotek buka 24 jam non-stop setiap hari. Apotek K-24 berdedikasi untuk melayani masyarakat dengan manajemen yang modern dan kebijakan harga yang tetap sama setiap waktu hari biasa maupun hari libur (Apotek-k24.com). Selama perkembangannya Apotek K-24 telah memiliki lebih dari 450 gerai yang tersebar di 115 kota/kabupaten dan 24 provinsi di Indonesia (apotek- k24.com). Pengembangan Apotek K-24 di seluruh Indonesia dilakukan secara franchise atau waralaba maupun dengan membuka gerai sendiri (company owned) (apotek-k24.com). Puluhan penghargaan telah diraih oleh Apotek K-24, salah satunya sebagai apotek asli Indonesia yang pertama kali diwaralabakan hingga mendapatkan penghargaan sebagai apotek waralaba terbaik di Indonesia. Salah satu penghargaan yang diperoleh ialah penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) pada tahun 2005 sebagai “apotek jaringan pertama di Indonesia yang buka nonstop 24 jam” alias tidak pernah tutup pertama kali dibuka.. Apotek K-24 selalu berusaha untuk mencetak prestasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia. D. Implementasi Sistem Teknologi Informasi Proses bisnis adalah serangkaian langkah dimana organisasi mengoordinasi dan mengatur tugas untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam istilah yang paling sederhana, suatu proses terdiri dari kegiatan yang mengubah input menjadi output dengan melakukan pekerjaan. Terdapat berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Transaction Processing Systems (TPS), Decision Support System (DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS). Berikut merupakan flowchart alur sistem informasi yang terdapat pada PT K-24 Indonesia. Gambar 2. Flowchart sistem informasi di gerai K-24 Indonesia Transaction Processing Systems (TPS) merupakan proses yang sangat penting untuk suksesnya organisasi. Fungsinya untuk memproses data-data transaksi dari proses bisnis yang terdapat dalam operasional perusahaan. Transaction Processing Systems (TPS) mengumpulkan data secara berkelanjutan dan real time agar data dapat segera dihasilkan sebagai data input untuk database perusahaan. Transaction Processing System (TPS) merupakan sistem yang penting untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan. Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Pada dunia usaha proses-proses yang mengacu pada transaksi pertukaran barang atau uang atau jasa disebut dengan Transaction Processing System (TPS). Beberapa jenis subsistem yang ada pada Transaction processing systems (TPS) ialah : a) Payroll : pembayaran upah / gaji karyawan b) Batas waktu penggunaan lincense Aplikasi OK-Soft c) Order Entry / order processing : mencatat pembelian untuk konsumen
Gambar 3. Data history pembelian oleh konsumen
d) Invoicing : menghasilkan faktur e) Inventory : mengelola barang supaya selalu tersedia f) Shipping : menyerahkan barang dari perusahaan sampai diterima oleh konsumen g) Accounts receivable : mengelola file konsumen & menyerahkan tagihan ke konsumen (biasanya perusahaan yang sudah bekerjasama) h) Purchasing : mengkoordinasi pembelian barang kepada supplier i) Receiving : menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang (retur) dari konsumen j) Account Payable : mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok / supplier Gambar 4. Faktur pembayaran hutang kepada pemasok/supplier k) General Ledger : mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan satu laporan
Gambar 5. Laporan pareto di Gerai K-24
Gambar 6. Laporan transaksi harian (real time)
Gambar 7. Laporan profil persediaan
Gambar 8. Laporan mutasi persediaan
Gambar 9. Laporan Keuangan
E. Analisis Implementasi Sistem Teknologi Informasi Penjualan berupa obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang harus disertai dengan resep dokter maupun alat kesehatan. Pengemasan dan pemberian e-tiket aturan pakai obat pada obat yang dibeli dengan resep juga harus diutamakan karena untuk menghindari pemakaian obat yang tidak tepat oleh pasien. Pemberian konsultasi tidak hanya pada pasien yang membeli obat dengan resep saja namun juga pasien yang membeli obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas terbatas) dan alat kesehatan, karena pelayanan konsultasi menjadi hal yang sangat diutamakan di Apotek K-24. Layanan after sales juga dilaksanakan terkait jika ada obat maupun alat kesehatan yang dibeli dalam kondisi tidak memuaskan. Dalam sistem teknologi yang dikembangkan oleh PT K-24 Indonesia hanya berisi terkait transaksi keuangan, sehingga belum mencakup terkait dengan pelayanan- pelayanan lebih lanjut terkait dengan pasien sebagai konsumen. Dalam proses bisnis pada tingkatan operasional menggunakan aplikasi OK-Soft ini dapat memudahkan dan membatu karyawan Apotek K-24 dalam proses penginputan/pendataan obat, pendataan karayawan, stok obat, bahkan transaksi yang secara manual akan menjadi otomatis dengan adanya aplikasi ini. aplikasi OK-Soft juga dapat membuat laporan-laporan data mengeni persedian dan mutasi obat. 1. Proses input data obat Dalam penginputan data obat manualnya admin menulis/mencatat data obat apa saja yang masuk dan stok obat apa saja yang sudah habis. Dengan menggunakan aplikasi sistem informasi farmasi ini admin hanya menginputkan data obat seperti nama obat, jenis obat, golongan obat, jumlah stok, dll. Kemudian simpan, lalu data yang tersimpan akan muncul pada tabel input obat atau data obat. Jika ada kesalahan dalam penginputan amin juga bisa merubah bahkan menghapus data obat tersebut. Dan jumlah stok pun akan berkurang otomatis ketika obat tersebut ada yang beli. 2. Proses transaksi Transaksi ini hanya bisa di akses oleh kasir, kasir cukup memilih obat yang tampil pada table obat, lalu menginputkan tanggal transaksi dan banyak obat yang dibeli. Pada sistem teknologi informasi di Apotek K-24 masing-masing karyawan mempunyai rule masing-masing dalam mengakses aplikasi OK-Soft. Rekomendasi pemesanan obat dilakukan secara otomatis oleh aplikasi. Rekomendasi ini hanya dapat dilihat oleh manajer untuk membuat keputusan pemesanan obat kepada distributor terkait. Rekomendasi ini dilakukan berdasarkan jumlah stok yang kurang. Selain itu, pada aplikasi OK-Soft dalam pengelolaan persediaan metode FIFO (First In First Out), metode yang digunakan untuk pengeluaran obat kepada pembeli. Proses FIFO dilakukan dengan mengeluarkan obat yang tanggal kadaluarsanya sudah dekat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya obat yang kadaluarsa. Data analisis pada penelitian ini diambil secara kualitatif. Oleh sebab itu, saya sebagai penyusun paper ini mengambil data melalui wawancara penilaian efektivitas Information Technology saat ini. Alat dan tata cara pengambilan data analisis yang digunakan adalah: a) Wawancara semi-struktur dengan pertanyaan terbuka kepada Apoteker/Manajer gerai K-24 b) Wawancara melalui telepon kepada beberapa staf IT yang bersedia dimintai infonya. c) Mengukur tingkat kecenderungan yang paling mampu digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan. Beberapa hal yang telah dibahas diatas adalah salah satu cara atau alat yang mampu mengukur faktor keberhasilan dan kekurangannya sebagai berikut: 1. Faktor-faktor Keberhasilan Keunggulan yang membedakan PT K-24 Indonesia dengan perusahaan apotek lainnya yaitu memiliki brand yang sudah dikenal, konsisten beroperasi 24 jam dengan menetapkan harga bersaing pagi siang sore malam dan hari libur. PT K-24 Indonesia mampu mendanai dirinya sendiri untuk apotek kepemilikan sendiri dan kini PT K-24 Indonesia memiliki lebih dari 350 gerai apotek yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia baik kepemilikan sendiri ataupun gerai waralaba. Strategi unit bisnis yang sudah dilakukan perusahaan sudah memenuhi 2 aspek, yaitu misi dan keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil penelitian Biehl (2007), keberhasilan implementasi SI/TI secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Top management support, sejauh mana dukungan dari manajemen level atas terhadap implementasi SI/TI ini. b. Business process management, bagaimana manajemen menjalankan proses bisnis untuk mendukung keberhasilan implementasi SI/TI. c. Communication, bagaimana komunikasi yang dijalankan agar implementasi SI/TI berjalan sesuai keinginan. d. Understanding of goal, sejauh mana seluruh karyawan dan manajemen (semua pihak dalam organisasi) mengerti akan tujuan dari implementasi SI/TI tersebut. e. Management expectation, bagaimana harapan yang diinginkan oleh manejemen terkait dengan implementasi SI/TI ini. f. Training, bagaimana pelatihan-pelatihan yang diadakan terkait dengan adanya implementasi SI/TI ini. g. Data accuracy, sejauh mana tingkat keakuratan data yang digunakan dalam implementasi SI/TI. h. User attitude, bagaimana sikap atau karakteristik dari pengguna sistem dari implementasi SI/TI. i. Staff capability, bagaimana tingkat pengalaman atau kemampuan dari admin (karyawan) yang menangani implementasi SI/TI ini. j. Sufficient financial resourcess, bagaimana sumber daya keuangan yang digunakan untuk mendukung implementasi SI/TI ini. Merangkum dari faktor-faktor keberhasilan implementasi SI/TI, Transaction Process System (TPS) khususnya di Apotek K-24 memiliki faktor keberhasilannya tersendiri yaitu : a. Sistem informasi terus diupdate sesuai dengan perkembangan kebutuhan dari perkembangan zaman. b. Uji coba dan evaluasi system setiap periode c. Usaha meningkatkan kualitas sumberdaya, seperti rolling user processing pada setiap gerai Apotek K-24 2. Faktor Penghambat Kekurang aplikasi OK-Soft ketika salah satu cabang mengirimkan data transaksi dengan jumlah yang sangat besar itu akan membuat server dan pelayanan jaringan tidak bekerja dengan baik karena jaringan di Indonesia rata-rata masih terbilang cukup rendah untuk memenuhi kecepatan transfer pada suatu data yang besar. Selain itu, kelemahan ketersediaan SDM dibidang farmasi yang paham menggunakan teknologi informasi juga menjadi salah satu kendala bagi perusahaan dikarenakan PT K-24 Indonesia ingin melakukan ekspansi namun sulit untuk mendapatkan SDM yang berkualitas. Peraturan yang berbeda-beda mengharuskan PT K-24 Indonesia harus beradaptasi dengan setiap daerah yang dituju. Terdapat kemungkinan SOP tidak berjalan dengan baik ketika PT K-24 Indonesia memiliki kesulitan untuk mengontrol seluruh franchise yang tersebar diseluruh Indonesia. Melihat perjalanan proses operasionalnya, Apotek K-24 pun memiliki kelemahan yang mampu menurunkan kepercayaan customer dan mengurangi performa kerja, yaitu: a. Belum terdapat sistem backup untuk transaksi pembelian ketika terjadi pemadaman listrik sehingga memiliki resiko kehilangan nota/bukti pembayaran apabila dicatat secara manual dan terjadi ketika banyak pengunjung/pasien. b. Ketersediaan SDM dibidang farmasi yang paham menggunakan teknologi informasi juga menjadi salah satu kedala bagi perusahaan dikarenakan sulit untuk mendapatkan SDM yang berkualitas ketika PT K-24 Indonesia ingin melakukan ekspansi. c. Barang-barang farmasi dan non-farmasi terdapat nama yang berbeda-beda sehingga untuk mengintegrasikan keseluruhan barang-barang persediaan disetiap gerai perusahaan memerlukan standar tersendiri dalam menentukan barang-barang persediaan yang akan diinput dalam Aplikasi OK-Soft. Apabila terdapat barang terbaru yang dikeluarkan oleh supplier, masing- masing gerai tidak bisa langsung melakukan input data pada Aplikasi OK- Soft karena harus membuat ticket input data kepada bagian IT perusahaan untuk melakukan input data barang-barang farmasi dan non farmasi yang tersedia di Aplikasi OK-Soft. d. Aplikasi OK-Soft belum mencakup pelayanan khusus seperti konsultasi kepada pasien-pasien rawat jalan atau yang membutuhkan perhatian lebih lanjut. 3. Tantangan Salah satu tantangan sekaligus hambatan bagi perusahaan ialah karena adanya peraturan dari pemerintah yang sangat ketat di bidang farmasi. Peraturan daerah yang berbeda-beda mengenai apotek membuat Apotek K-24 harus menyesuaikan kondisi perusahaan dengan peraturan yang ada. Selain itu, tantangan dengan kehadiran BPJS mengurangi pangsa pasar yang dimiliki oleh Apotek K-24 karena pasien BPJS langsung dirujuk ke apotek rujukan BPJS. Oleh karena itu PT K-24 Indonesia harus melakukan kerjasama dan bernegosiasi dengan pemerintah agar menjadi salah satu apotek rujukan BPJS. Selain itu juga terdapat regulasi pemerintah dalam bidang farmasi yang kuat ialah pemerintah sudah menetapkan harga net eceran (HET) tertinggi kepada setiap perusahaan pendistribusian obat. Hal ini disebabkan oleh Bila dilihat dari daya beli masyarakat obat-obatan merupakan salah satu barang yang tidak memiliki produk substitusi maka dari itu pembelian obat-obatan oleh masyarakat tetap stabil. Hal ini yang dapat menjadi tantangan PT K-24 Indonesia sebagai salah satu bidang usaha yang tahan kritis. Di saat internet, telepon seluler (ponsel) dan teknologi digital lainnya menyebar dengan cepat terutama di negara-negara berkembang. Teknologi baru, analisis data, dan media sosial berdampak sangat besar terhadap cara orang berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerja. Saat ini, dunia kerja berisi orang- orang dari generasi yang berbeda. Tenaga kerja yang tersedia akan semakin beragam dan jam kerja akan semakin panjang. Jenjang karir tradisional akan segera menjadi masa lalu. Hal tersebut yang menjadi tantangan dari Apotek –K24 untuk tetap mengembangkan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan. Selain itu, agar pekerja tidak tersingkir dengan adanya perkembangan teknologi yang saat pesat, pekerja membutuhkan peningkatan kemampuan yang harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan industri di era ekonomi digital. Era otomatisasi menghilangkan pekerjaan di beberapa sektor, meskipun digitalisasi memunculkan pekerjaan baru, tantangan dan peluang baru. Melihat paparan diatas, dapat disimpulkan beberapa tantangan bagi PT K-24 Indonesia ialah: a. Pengembangan Sistem yang lebih matang b. Keterampilan dari kinerja pekerja c. Meningkatkan efisiensi waktu dan kerja Keterampilan pekerja harus selalu diasah dan dikembangkan. Dalam menjawab tantangan era ekonomi digital “training dan retraining” harus menjadi dua kata kunci bagi pemerintah, serikat pekerja maupun perusahaan. 4. Peluang Strategi diferensiasi merupakan strategi bersaing yang tepat dan dapat digunakan oleh PT-K24 Indonesia dengan memiliki apotek yang beroperasi 24 jam. Perusahaan PT K-24 Indonesia terus melakukan ekspansi untuk memperluas pangsa pasar serta memperkuat posisi persaingan perusahaan. Semakin banyak gerai Apotek K-24 yang beroperasi 24 jam merupakan kekuatan tersendiri yang dimiliki oleh perusahaan untuk menarik hati pelanggan. Setiap tahun rata-rata pengguna internet di Indonesia bertambah. Melihat beberapa persaingan yang ada dalam industri farmasi di Indonesia, telah ada beberapa jenis industri farmasi yang telah mencoba jenis bisnis ini namun gagal ditengah. Hal tersebut menjadi kesempatan besar bagi PT K-24 Indonesia untuk terus berkembang karena telah banyak customer baik B2B maupun B2C di dalamnya yang mempercayakan bisnis atau jual-beli obat-obat farmasi ataupun keperluan medis kepada PT K-24 Indonesia. Pasar online dapat menjadi suatu pilihan bagi PT K-24 Indonesia juga melakukan diferensiasi. Perusahaan yang mengembangkan dan memiliki aplikasi e-commerce sebagai wadah penjualan dan pemasaran secara online dapat memperkuat posisi persaingannya sekaligus menjadi pembeda dengan apotek- apotek lainnya. Media internet sekarang sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang mulai bergeser menggunakan untuk aktivitas belanja online, sehingga membuat Apotek K-24 menciptakan dan mengembangkan saran belanja online aplikasi berbasis e-commerce yaitu K24klik. E-commerce yang diciptakan oleh PT K-24 Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kepuasan konsumen serta sekaligus mengingkatkan produktifitas perusahaan. Menjadi apotek rujukan BPJS merupakan salah satu kerjasama yang menarik antara PT K-24 Indonesia dengan pemerintah agar yang nantinya dapat lebih memperkuat posisi PT K-24 dibanding para pesaingnya. F. Kesimpulan Di era serba digital ini, semua hal ingin dilakukan secara instan, efektif dan efisien. Melihat peluang tersebut, PT K-24 Indonesia telah cukup baik merespon untuk keberlanjutan dalam bisnis farmasi ini. Namun, untuk terus menunjang kinerja yang selalu diharapkan oleh seluruh customer dan supplier nya, PT- K24 Indonesia harus terus melakukan training dan retraining untuk menjaga kualitas pelayanan dari karyawan di masing-masing gerai perusahaan, sehingga tidak hanya dalam melakukan transaksi keuangan yang memuaskan tetapi pada bidang pelayanan juga dapat memuaskan customer. Proses bisnis sangat pentng untuk terus dievaluasi mengingat tujuannya untuk memberikan pelayanan yang baik dengan cara kerja yang efektif dan efisien, sehingga meringankan dan mempercepat pekerjaan. Daftar Pustaka
Apotek K-24 Indonesia. (2019). [Online] Available at www.apotek-k24.com
Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Biehl, Markus (2007). Success factors for implementing global information systems. Communications of the ACM. Volume 50 Issue 1, January 2007 Pages 52-58 Efrain Turban, Dorothy Leidner, Ephraim McLean, James Wetherbe (2018). Information Technology for Management: Transforming Organizations in the Digital Economy, 11th Edition. India : Wiley India Pvt Ltd Kerzner, Harold. (2001). Project Management: A System to Planning, Scheduling and Controlling, 7th edition. New York : John Wiley & Sons. Kuncoro. (2005). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?. Jakarta : Erlangga. Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Salemba Empat Purwoko. (2014). Jaringan Apotek K-24 Perkarakan Apotek Bermerek Mirip Di Batam. Diakses 1 Desember 2019. https://batam.tribunnews.com/2014/12/11/jaringan-apotek-k-24-perkarakan- apotek-bermerek-mirip-di-batam Rosandya. Rindi. 2018. Menggali Peluang di Era Ekonomi Digital. Diakses 1 Desember 2019. http://www.neraca.co.id/article/98040/menggali-peluang-di- era-ekonomi-digital Sukamdi, D. P. (2015). Analisis Distribusi Apotek Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, Vol. 5, No. 1. pp 54- 60.