Permenkes 1464 TH 2010
Permenkes 1464 TH 2010
TENTANG
MEMUTUSKAN:
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangan -undangan.
2. Fasilitas pelayan an kesehatan adalah tempat yang digunakan
u n t u k menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan ba ik promotif,
preventif, kuratif m au p u n r e h a b i l i t a t i f , ya n g d i l a k u k a n o l e h P e r n e r i n t a h ,
p e m e r i n t a h d a e r a h dan/atau masyarakat.
3. Surat Tanda Regist rasi, selanjutn ya disi ngkat STIR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada t enaga kesehatan yang diregist ras i
setel ah memiliki sertifikat kompetensi.
4. Surat Izin Kerj a Bi dan, sel anjutn ya disingkat S IKB adalah bukti t ertuli s
yang di b er i k an ke p ad a Bi d an ya n g s u da h m em enu hi p e rs ya r a t an unt uk
be ke rj a di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis
yang di berikan kepada Bi dan yang sudah m emenuhi persyaratan untuk
menjal ankan praktik bidan mandiri.
6. S t andar ad al ah pe dom an ya n g ha rus di per gunak an seb agai pet unj uk
dal am m e nj al an ka n p ro f esi ya n g m el i put i st an d ar p el a ya na n, st an d ar
pr of es i , d an standar operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
BAB II
PERIZINAN
Pasal 2
(1)Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan,
(2)Bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III
(D III Kebidanan.
Pasal 3
(1). Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
(2). Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
(3). SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu)
tempat.
Pasal 4
(1). Untuk memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bidan harus
mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
melampirkan:
a. fotocopy STIR yang masih berlaku dan dilegalisasi;
b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat
praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk:
dan
f. rekomendasi dari organisasi profesi.
(2). Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
sesuai dongan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3). Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis Tenaga
Kesehatan Provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan, maka Surat
Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR.
(4). Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Formulir I terlampir.
(5). Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlarnpir
(6). Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir.
Pasal 5
(3). Permohonan SIKB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kepada pemohon dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan praktek dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat
kerja dan 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 7
(1). SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika habis
masa berlakunya.
(2). Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :
a. fotokopi SIKB/SIPB yang lama;
b. fotokopi STR;
c. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e; dan
f. rekomendasi dari organisasi profesi.
Pasal 8
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 9
Pasal 10
(1). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara
dua kehamilan.
(2). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan konseling pada masa pra hamil;
b. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
c. pelayanan persalinan normal;
d. pelayanan ibu nifas normal;
e. pelayanan ibu menyusui; dan
f. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3). Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang
untuk:
a. episiotomi;
b. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian tablet Fe pada ibu hamil;
e. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
f. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu ekslusif;
g. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;
h. penyuluhan dan konseling;
i. bimbingan pada kelompok ibu hamil;
j. pemberian surat keterangan kematian; dan
k. pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Pasal 11
(1). Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada
bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
(2). Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang untuk:
a. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa
neonatal (0 - 28 hari), den perawatan tali pusat;
b. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
c. penanganan kegawat-daruratan. dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian imunisasi rutin sesuai program pernerintah;
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
f. pemberian konseling dan penyuluhan;
g. pemberian surat keterangan kelahiran; dan
h. pemberian surat keterangan kematian.
Pasal 12
Pasal 13
(1). Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan
yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan
meliputi:
a. pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;
b. asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan di bawah supervisi dokter;
c. penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan;
d. melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah;
f. melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;
g. melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya;
h. pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan
i. pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.
(2). Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi
dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan
penyuluhan. terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainhya, serta
pencegahan penyalahgunaan Narkotika. Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
hanya dapt dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.
Pasal 14
(1). Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9.
(2). Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.
(3). Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.
Pasal 15
(2). Bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah berhak
atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota.
Pasal 16
(1). Pada daerah yang belum memiliki dokter, Pemerintah dan pemerintah daerah harus
menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.
(2). Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan.
Pasal 17
(1). Bidan dalam menjalankan praktik mandiri, harus memenuhi persyaratan meliputi:
a. memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan
kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita
dan prasekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat;
b. menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan; dan
c. memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2). Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Pasal 18
(3). Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pemerintah dalarn
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 19
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 20
(1). Dalarn melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan pelayanan yang diberikan.
(2). Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah tempat
praktik.
(3). Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
(2). Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan, keselarnatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Pasal 22
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang
berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan ternbusan kepada organisasi profesi.
Pasal 23
(1). Dalarn rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 21, Menteri,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan
tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini.
(2). Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun; atau
d. pencabutan SIKB/SIPB selamanya.
Pasal 24
(2). Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin fasilitas pelayanan kesehatan sementara/tetap
kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan yang mempekerjakan bidan yang tidak
mempunyai SIKB.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
(1) Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai dengan
masa berlakunya berakhir.
(2) Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat Izin
Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya, berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 26
Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka
registrasi bidan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
Pasal 27
Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelurn ditetapkan
Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya
1 (satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.
Pasal 28
Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan
praktik mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya
5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pasal 30
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Oktober 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
PATRIALIS AKBAR
Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor :1464/MENKES/PER/X/2010
Tanggal : 4 Oktober 2010
A. TEMPAT PRAKTIK
1. Tempat untuk praktik bidan mandiri terpisah dart ruangan keluarga terdiri dari :
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Pemeriksaan
c. Ruang Persalinan
d. Ruang Rawat !nap
e. WC/Kamar mandi
f. Ruang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Papan Nama
Bidan yang praktik mandiri dan telah mempunyai SIPS wajib memasang papan nama
praktik bidan yang memuat : nama, alamat tempat praktik, Nomor SIPB dan waktu
praktik. Ukuran 40 cm x 60 cm dengan warna dasar putih dan tulisan hitam.
B. PERALATAN
1 Tensimeter 1
2 Stetoskop b inoculer 1
3 Stetoskop monoculer 1
1
4 T im b ang a n d e w as a
5 Timbang an bay i 1
6 Penguk ur p anjang bay i 1
7 Termometer 2
1 Klem Pean 2
10 Pinset bedah 2
11 Sp e k ulum c o c o r b e be k d an Sim s 1/11
12 Mangkok me tal kecil 2
13 Pengikat tali pusat Sesuai keb utuhan
14 Pengis ap le ndir 1
15 Tampon tang 2
16 Tampon v ag ina Sesuai keb utuhan
17 P e m e g ang jar um 2
18 Jarum kulit dan otot Sesuai keb utuhan
19 Sar ung tangan Sesuai keb utuhan
20 Benang sutera + catgut Sesuai keb utuhan
21 Doek steril (kain steril) 6
1 Kapas
2 K ain K as a
3 Plester
4 Handuk
5 Pembalut wanita
2 Formufir ANC
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Perihal : Permohonan Surat Izin Kerja Bidan/Surat Izin Praktk Bidan (SIKB/SIPB)
Kepada Yth,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota …
Dengan hormat,
………..
Pemohon,
….
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Nama :…
Tempat/tanggal lahir Alamat : …
Nomor SIB/STR :…
Untuk bekerja sebagai bidan di ... (tempat dan alamat lengkap tasilitas pelayanan
kesehatan)
Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) ini berlaku sampai dengan tanggal ……………………..
(sesuai pemberlakuan SIB/STR)
(……………………..)
Tembusan :
Yang bertanda tangan di bawah ini, Pernerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan izin
kerja kepada:
Nama :…
Tempat/tanggal lahir Alamat :…
Nomor SIB/STR :…
Untuk bekerja sebagai bidan di ... (tempat dan alamat lengkap tempat praktek)
Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) ini berlaku sampai dengan tanggal
(sesuai pemberlakuan SIB/STR)
(……………………..)
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …;
3. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) daerah …; dan
4. Pertinggal.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NO. 938 /Menkes/SK/VIII/2007
TENTANG
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),
dibutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, khususnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan;
b. bahwa untuk menjamin pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya standar
asuhan kebidanan sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan:
c. bahwa sesuai dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b perlu ditetapkan Standar
Asuhan Kebidanan dengan Kuputusan Menteri Kesehatan RI.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraTahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang. Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431):
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996
Nomor 49. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952):
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan dan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4090);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/XI/2001 tentang Regristrasi dan Praktik Bidan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR ASUHAN
KEBIDANAN
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan seperlunya
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/2007
Tanggal : 13 Agustus 2001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan visi Departemen Kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam hidup
sehat, mempunyai misi membuat rakyat sehat, salah satu strateginya antara lain: meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Adapun sasaran pembangunan kesehatan jangka menengah tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah : Umur harapan
hidup (UHH) meningkat dari 66,2 menjadi 70,6 tahun Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1000
Kelahiran Hidup (KH) menjadi 26 per 1.000 KH: Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307 per 100.000 KH
menjadi 226 per 100.000 KH: Malnutrisi pada balita menurun dari 25,8% menjad 20%.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam
penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna
berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya standar sebagai acuan bagi bidan dalam
memberikan asuhan kepada klien disetiap, tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu adanya standar asuhan kebidanan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
B. Tujuan
1. Adanya Standar sebagai Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung
jawab bidan.
2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
C. Ruang Lingkup
BAB II
STANDAR I : Pengkajian
A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
B. Kriteria Pengkajian:
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obsletri, riwayat kesehatan dan latar
belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang
A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat;
A. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan
asuhan secara komprehensif.
2. Melibatkan klien /pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan
bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta fasifitas yang ada.
STANDAR IV : Implementasi
A. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif Dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
B. Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasifitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
STANDAR V : Evaluasi
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
B. Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan /keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB III
PENUTUP
Standar Asuhan Kebidanan ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan landasan untuk melaksanakan tindakan/kegiatan
dalam lingkup tanggung jawab bidan, dalam mernberikan asuhan kebidanan di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat dicapai asuhan kebidanan yang berkualitas dan terstandar. Selain hal tersebut standar ini dapat
digunakan sebagai parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan dan merupakan
perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
Agar bidan-bidan di faslitas kesehatan dapat mencapai hal tersebut maka perlu adanya persamaaan persepsi dalam
penerapannya. Untuk mencapai hal tersebut perlu dukungan kebijakan dalam menyebarluaskan dari standar ini.
Perubahan standar asuhan kebidanan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB II
STANDAR I : Pengkajian
A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
B. Kriteria Pengkajian:
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obsletri,
riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang
A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat;
A. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan, melaksanakan rencana
asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan,
serta melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan
asuhan secara komprehensif.
2. Melibatkan klien /pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan
bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta fasifitas yang ada.
Kriteria Implementasi
Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan /keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
C. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
NAMA : Ny. S
UMUR : 26 tahun
Linea Nigra Striae livide Striae albican luka bekas operasi lain-lain
Mengobservasi TTV, his, DJJ setiap 1/2 jam (pada lembar patograf)
Memberikan support fisik dan mental dan informasi proses dan kemajuan persalinan
(Bd. Arifah)
CATATAN PERKEMBANGAN
I. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. X Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SI Pendidikan :SI
Pekerjaan : Karyawati Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat :
II. SUBYEKTIF
Pada tanggal 14 Juli 2005 ]am: 12.00 wib Oleh: Nurziah, Am.Keb
1. Riwayat Kehamilan :
P 2 A 0, Usia keharnilan aterm, Anak hidup 2.
III. OBJEKTIF
1. Bayi lahir tanggal 14 Juli 2005, jam: 10.00 wib ditolong oleh bidan
2. Keadaan umum: baik
3. Kulit : warna merah muda
4. THT: tidak ada kelainan
5. Mulut: bersih
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
7. Dada: Simetris
8. Paru: tidak ada ronkhi
9. Jantung: normal, tidak ada mur-mur
10. Abdomen: Supel, tidak kembung
11. Genitalia: bersih, tidak ada kelainan
12. Anus: normal, lubang +
13. Ekstremitas : lengkap
14. Refleks : Moro+
15. Pengeluaran air kemih : +
16. Pengeluaran mekonium : +
V. PENATALAKSANAAN
1. Mengobservasi tanda tanda vital dan tangisan bayi, dan bayi menangis kuat
2. menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat
3. Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi mau menghisap, bayi dibungkus dengan kain
flanel.
4. Mengidtntifikasi bayi, bayi laki-laki, BB 3 100, P13 50 Cm, anus ada
5. Memberikan vitamin K 1 sebanyak 1 mg / oral selama 3 hari
6. Merawat mata
7. Pemberian peneng bayi
Puskesmas / RS / RB : ………………… No. RM
Nama pasien :
CATATAN PERKEMBANGAN Nama Bidan :
Tanggal & Catatan Perkembangan Nama & Paraf
Jam (SOAP)
14/07/2005 Jam
: 16.00 S : -
Nerziah
O : KU baik, Menangis kuat, gerak aktif, kulit
merah, suhu 37, 3 derajat Celcius, P : 40
x/mnt, sesak -, sianosis -,
reflek isap baik,
abdomen tidak kembung, tali pusat basah,
perdarahan -, tanda-tanda infeksi -,
bak +, bab
I. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. X Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SI Pendidikan :SI
Pekerjaan : Karyawati Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat :
II. SUBYEKTIF
Pada tanggal 14 Juli 2005 Jam 15.00 wib Oleh Ida Ayu, SSiT
a. Riwayat Kehamilan:
P 2 A 0, Usia kehamilan aterm, Abortus:-, Anak hidup: 2
Penyakit ibu selama kehamilan : PEB
Komplikasi kehamilan: Pre Eklampsia
III. OBJEKTIF
Bayi lahir tanggal : 14 Juli 2005, jam: 15.00 wib ditolong oleh bidan
Keadaan umum : lemah
Kulit : pucat
THT :
Mulut : bersih
Leher: tidak ada benjolan / pembesaran kelenjar thyroid
Dada Simetris
Pam ronkhi +
Jantung : normal, tidak ada mur--mur
Abdomen: Supel, tidak kembung
Genitalia : bersih, tidak ada kelainan
Anus : normal, lubang +
Ekstremitas lengkap
Refleks hisap : kurang baik
Pengeluaran air kemih : -
Pengeluaran mekoniurn: +
Pemeriksaan laboratorium : Hb, Lekosit Trombosit, CMS – DX
Puskesmas I RS I RB No. RM
:……………… Nama pasien :
CATATAN PERKEMBANGAN Nama Bidan :
Tanggal Catatan Perkembangan Nama & Paraf
& (SOAP)
Jam
14/07/200
5
Jam :
17.00 S : - Ida Ayu
O : KU lemah, Menangis kurang kuat, gerakan kurang
aktif, kulit merah, suhu 37, 5 derajat Celcius,
P : 40 x/mnt, sesak -, sianosis -, reflek isap kurang,
abdomen tidak kembung, tali pusat basah,
perdarahan -, tanda-tanda infeksi -, bak -F,
bab
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
Asuhan yang
CATATAN
ASPEK YANG DINILAI diamati
YA TDK TB
1 2 3 4 8
STANDAR I: PENGKAJIAN
1. Data akurat
2. Data yang dikaji tepat
3. Data yang dikaji lengkap
4. Pengelompokan data meliputi:
- Data subjektif: biodata, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan, riwayat social budaya
- Data objektif: pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
STANDAR V: EVALUASI
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikontunikasikan pada klien/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
……………......,
Komentar Ringkasan 2007
…………………………………………… Evaluator / Penilai
……………………………………………
(…………………..)
I. Bidan Pelaksana :
1. Format/Daftar Tilik Kajian Mandiri Contoh Penerapan Standar Asuhan Kebidanan pada lbu Hamil, lbu Bersalin,
Bayi Baru Lahir, lbu Nifas, dan KB
2. Format/Daftar Tilik Proses Bimbingan Teknis Penerapan Standar Asuhan Kebidanan bagi Bidan Pelaksana
3. Format/Instrumen Assessment Pencegahan Infeksi-Klinik KIA dan KB, dan Pencegahan Infeksi
II. Bidan Kepala Ruangan/Supervisor
1. Daftar Tilik Penerapan Standar Asuhan Kebidanan
2. Daftar Tilik Kajian Mandiri Contoh Penerapan Standar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin Bayi Baru
Lahir, Ibu Nifas dan KB
3. Daftar Tilik Proses Bimbingan Teknis Penerapan Standar asuhan Kebidanan bagi Bidan Pembimbing
4. Instrumen Assessment Pencegahan Infeksi Klinik KIA dan KB, dan Pencegahan Infeksi
DAFTAR TILIK
PROSES BIMBINGAN TEKNIS
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
BAGI BIDAN PELAKSANA
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Lain-lain:……, bila ada kegiatan tambahan yang lain dituliskan pada lain-lain ini.
KEGIATAN
1 2
YA TIDA KETERANGAN
K
1. Pada saat Saudara melaksanakan asuhan apakah
menggunakan standar asuhan kebidanan?
.......................................... , 2007
Bidan Ruangan .........
(................................)
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
A. Anamnesa
1. Identitas ibu
B. Pemeriksaan
Bidan menjelaskan alasan dan semua
prosedur yang akan dilakukan.
Membantu mengatur posisi ibu sesuai
dengan jenis pemeriksaan
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Keadaan emosional
4. Tinggi Badan
5. Berat badan
6. Suhu Badan
7. Tekanan darah
8. Denyut nadi
9. Pernafasan
10. Mata
11. Rahang gusi. gigi
12. Leher
13. Payudara dan puting susu
14. Abdomen dan uterus
a. Keutuhan (bekas luka?)
b. Palpasi bagian-bagian janin
c. Ukur tinggi fundus uteri
d. Auskultasi denyut jantung janin
15. Ekstremitas atas dan bawah
a. Adakah edema
b. Adakah varises
c. Reflek
16. Ano-Genitalia
17. Pemeriksaan laboratorium (sesuai dengan
indikasi)
a. Urine
b. Darah
III. Perencanaan
A. Promosi persalinan normal dan Persiapan
kelahiran / kegawat daruratan (Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
B. Mengatasi masalah sesuai dengan kondisi
dan
kebutuhan klien
C. Kolaborasi dan rujukan bila diperlukan sesuai
dengan kebutuhan
IV. Pelaksanaan
1. Memberikan immunisasi TT
2. Memberikan suplemen zat gizi, tablet besi,
asam folat, vitamin (sesuai dengan
kebutuhan)
3. Menjelaskan cara mengkonsumsi obat serta
kemungkinan efek samping
4. Mendiskusikan persiapan kelahiran kegawat
daruratan (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi / P4K):
a. Penolong persalinan
b. Tempat persalinan
c. Perlengkapan yang diperlukan ibu dan
bayi
d. Keuangan
e. Donor darah
f. Transportasi
g. Pendamping ibu
V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap selesai
tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunil
kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan berikutnya disepakati
bersama klien
(………………………..)
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
III. Perencanaan
Pemantaun dan pemberian asuhan kala I, II, III
dan IV dengan prinsip sayang ibu dan bayi serta
Pencegahan Infeksi (PI)
IV. Pelaksanaan
Kala III
26. Mengecek kemungkinan adanya janin kedua
27. Manajemen aktif kala III:
Mengecek kontraksi uterus
Melihat tanda-tanda, pelepasan
plasenta
Memberi suntikan oksitosin 10
unit intra muskuler sebelum I menit
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali
Bila dalam 15 menit plasenta
belum lahir, berikan lagi 10 unit
oksitosin intra muskuler.
Melahirkan placenta secara
Brandt Andrew
Melakukan massage uterus
Kala IV
28. Melakukan pengecekan kelengkapan
plasenta dan selaputnya
29. Mengevaluasi tinggi fundus uteri
30. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan
perineum dari perdarahan aktif
31. Bila tetjadi robekan dilakukan penjahitan
luka
32. Cuci Tangan
33. Mengikat tali pusat
34. Memantau kontraksi uterus dan pengeluaran
darah.
35. Mengajari ibu cara massage uterus
V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Kala I : monitoring kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin
4. Kala II: monitoring kelahiran bayi
5. Kala III : monitoring pengeluaran placentae
6. Kala IV: monitoring perdarahan dan involusi
uterus
……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………….. Evaluator / Penilai
…………………………………………..
(.………………………)
DAFTAR TILIK KAJIAN MANDIRI
CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
III. Perencanaan:
Pencegahan hipotermi/Jaga kehangatan
bayi
Pemenuhan kebutuhan bayi barn lahir
Pencegahan Infeksi (PI)
IV. Pelaksanaan :
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang dianmati
A. Melakukan Anamnesa
1. Identitas ibu
2. Riwayat Obstetri
Penolong persalinan
Jenis persalinan
Masalah-masalah selama persalinan
Masalah-masalah nifas yang lalu
Riwayat menyusui
3. Riwayat Kesehatan:
Penyakit yang pernah dialami
5. Keluhan utama:
Keluhan-keluhan saat ini
B. Melakukan pemeriksaan
Membantu mengatur posisi ibu
sesuai dengan kebutuhan
Dengan sopan, meminta ibu
untuk melonggarkan pakaian dan
menutup bagian tubuh yang tidak
diperiksa
1. Pemeriksaan umum ;
a. Keadaan Umum (KU)
b. Tanda-tanda vital
2. Pemeriksaan payudara
a. Pembengkakan
b. Pengeluaran ASI
3. Pemeriksaan perut
a. Fundus uteri
b. Kontraksi uterus
c. Kandung kencing
III. PERENCANAAN
……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………………. Evaluator / Penilai
……………………………………………….
(.………………………)
DAFTAR TILIK KAMAN MANDIRI
CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA PELAYANAN KB
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
A. Melakukan Anamnesa
1. Riwayat kesehatan ibu ;
2. Riwayat reproduksi
3. Riwayat sosial – ekonomi
III. Perencanaan
Pendidikan kesehatan (KIE) dan Konseling
Memberikan/ memasang alat kontrasepsi
sesuai kondisi dan pilihan klien
V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan ulang
……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………….. Evaluator / Penilai
…………………………………………..
(.………………………)