Anda di halaman 1dari 53

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI

NO. 1464 /MENKES/PER/X/2010


TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

DIREKTORAT BINA PELAYANAN


KEPERAWATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2010
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010

TENTANG

IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5)


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan perlu
mengatur Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;

b. bahwa dalam rangka menyelaraskan kewenangan bidan dengan tugas


pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
merata, perlu merevisi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan;

C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalarn huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Kesehatan
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambaran Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

6. Peraturan Pernerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pernerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nornor 1575/Menkes/Per/ XI/2005,


tentang Organisasi dan --Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/ VI/2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1575/Mehkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/


III/2007 tentang Standar Profesi Bidan;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/


VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang


Registrasi Tenaga Kesehatan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN DAN


PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangan -undangan.
2. Fasilitas pelayan an kesehatan adalah tempat yang digunakan
u n t u k menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan ba ik promotif,
preventif, kuratif m au p u n r e h a b i l i t a t i f , ya n g d i l a k u k a n o l e h P e r n e r i n t a h ,
p e m e r i n t a h d a e r a h dan/atau masyarakat.
3. Surat Tanda Regist rasi, selanjutn ya disi ngkat STIR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada t enaga kesehatan yang diregist ras i
setel ah memiliki sertifikat kompetensi.
4. Surat Izin Kerj a Bi dan, sel anjutn ya disingkat S IKB adalah bukti t ertuli s
yang di b er i k an ke p ad a Bi d an ya n g s u da h m em enu hi p e rs ya r a t an unt uk
be ke rj a di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis
yang di berikan kepada Bi dan yang sudah m emenuhi persyaratan untuk
menjal ankan praktik bidan mandiri.
6. S t andar ad al ah pe dom an ya n g ha rus di per gunak an seb agai pet unj uk
dal am m e nj al an ka n p ro f esi ya n g m el i put i st an d ar p el a ya na n, st an d ar
pr of es i , d an standar operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
BAB II
PERIZINAN
Pasal 2
(1)Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan,
(2)Bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III
(D III Kebidanan.

Pasal 3
(1). Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
(2). Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
(3). SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu)
tempat.

Pasal 4
(1). Untuk memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bidan harus
mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
melampirkan:
a. fotocopy STIR yang masih berlaku dan dilegalisasi;
b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat
praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk:
dan
f. rekomendasi dari organisasi profesi.

(2). Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
sesuai dongan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3). Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis Tenaga
Kesehatan Provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan, maka Surat
Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR.
(4). Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Formulir I terlampir.
(5). Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlarnpir
(6). Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir.

Pasal 5

(1). SIKB/SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.


(2). Dalarn hal SIKBI SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan.

(3). Permohonan SIKB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kepada pemohon dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.

Pasal 6

Bidan hanya dapat menjalankan praktek dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat
kerja dan 1 (satu) tempat praktik.

Pasal 7

(1). SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika habis
masa berlakunya.

(2). Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :
a. fotokopi SIKB/SIPB yang lama;
b. fotokopi STR;
c. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e; dan
f. rekomendasi dari organisasi profesi.

Pasal 8

SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku karena:


a. tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB.
b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang.
c. dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin.

BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang


meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu
b. pelayanan kesehatan anak; dan
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 10

(1). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara
dua kehamilan.

(2). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan konseling pada masa pra hamil;
b. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
c. pelayanan persalinan normal;
d. pelayanan ibu nifas normal;
e. pelayanan ibu menyusui; dan
f. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3). Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang
untuk:
a. episiotomi;
b. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian tablet Fe pada ibu hamil;
e. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
f. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu ekslusif;
g. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;
h. penyuluhan dan konseling;
i. bimbingan pada kelompok ibu hamil;
j. pemberian surat keterangan kematian; dan
k. pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Pasal 11

(1). Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada
bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
(2). Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang untuk:
a. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa
neonatal (0 - 28 hari), den perawatan tali pusat;
b. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
c. penanganan kegawat-daruratan. dilanjutkan dengan perujukan;
d. pemberian imunisasi rutin sesuai program pernerintah;
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
f. pemberian konseling dan penyuluhan;
g. pemberian surat keterangan kelahiran; dan
h. pemberian surat keterangan kematian.

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga


berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, berwenang untuk:
a. memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana; dan
b. memberikan alat kontrasepsi. oral dan kondom.

Pasal 13

(1). Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan
yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan
meliputi:
a. pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;
b. asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan di bawah supervisi dokter;
c. penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan;
d. melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah;
f. melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;
g. melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya;
h. pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan
i. pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.

(2). Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi
dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan
penyuluhan. terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainhya, serta
pencegahan penyalahgunaan Narkotika. Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
hanya dapt dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.

Pasal 14

(1). Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9.
(2). Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.

(3). Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.

Pasal 15

(1). Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktik mandiri


tertentu untuk melaksanakan program Pemerintah.

(2). Bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah berhak
atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota.

Pasal 16

(1). Pada daerah yang belum memiliki dokter, Pemerintah dan pemerintah daerah harus
menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.

(2). Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan.

(3). Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan


pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.

Pasal 17

(1). Bidan dalam menjalankan praktik mandiri, harus memenuhi persyaratan meliputi:
a. memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan
kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita
dan prasekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat;
b. menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan; dan
c. memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2). Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.

Pasal 18

(1). Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk:


a. menghormati hak pasien;
b. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan;
c. merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat
waktu;
d. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
e. menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
f. melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara sistematis;
g. mematuhi standar; dan
h. melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk
pelaporan kelahiran dan kematian.

(2). Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan


profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

(3). Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pemerintah dalarn
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pasal 19

Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan mempunyai hak:


a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik/kerja sepanjang sesuai
dengan standar;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar; dan
d. menerima imbalan jasa profesi.

BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 20

(1). Dalarn melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan pelayanan yang diberikan.

(2). Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah tempat
praktik.

(3). Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21

(1). Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan


pernbinaan dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia, Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi
pendidikan yang bersangkutan.

(2). Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan, keselarnatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

(3). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus melaksanakan pembinaan dan


pengawasan penyelengaraan praktik bidan.
(4). Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota harus membuat pemetaan tenaga bidan praktik mandiri dan bidan di desa
serta menetapkan dokter puskesmas terdekat untuk pelaksanaan tugas supervisi terhadap
bidan di wilayah tersebut.

Pasal 22

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang
berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan ternbusan kepada organisasi profesi.

Pasal 23

(1). Dalarn rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 21, Menteri,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan
tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini.

(2). Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun; atau
d. pencabutan SIKB/SIPB selamanya.

Pasal 24

(1). Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi


pencabutan surat izin/STR kepada kepala dinas kesehatan provinsi/Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap Bidan yang melakukan praktik tanpa memiliki
SIPB atau kerja tanpa memiliki SIKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan
ayat (2).

(2). Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin fasilitas pelayanan kesehatan sementara/tetap
kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan yang mempekerjakan bidan yang tidak
mempunyai SIKB.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 25

(1) Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai dengan
masa berlakunya berakhir.
(2) Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat Izin
Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya, berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 26

Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka
registrasi bidan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.

Pasal 27

Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelurn ditetapkan
Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya
1 (satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.

Pasal 28

Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan
praktik mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya
5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku:


a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SKIVII/2002 tentang Registrasi dan
Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dan praktik bidan; dan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan


penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Oktober 2010
,

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Oktober 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 501


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor :1464/MENKES/PER/X/2010
Tanggal : 4 Oktober 2010

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

A. TEMPAT PRAKTIK

1. Tempat untuk praktik bidan mandiri terpisah dart ruangan keluarga terdiri dari :
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Pemeriksaan
c. Ruang Persalinan
d. Ruang Rawat !nap
e. WC/Kamar mandi
f. Ruang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

2. Papan Nama
Bidan yang praktik mandiri dan telah mempunyai SIPS wajib memasang papan nama
praktik bidan yang memuat : nama, alamat tempat praktik, Nomor SIPB dan waktu
praktik. Ukuran 40 cm x 60 cm dengan warna dasar putih dan tulisan hitam.

B. PERALATAN

DAFTAR PERALATAN PRAKTIK BIDAN

N Jenis Alat Jumlah


o.
A. P E R A L A T A N T I D A K S T E R I L

1 Tensimeter 1

2 Stetoskop b inoculer 1
3 Stetoskop monoculer 1
1
4 T im b ang a n d e w as a
5 Timbang an bay i 1
6 Penguk ur p anjang bay i 1
7 Termometer 2

o. Jenis Alat Jumlah


8 Oksigen deng an regulator 1
9 Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu+bayi) 1/1
10 Pengis ap le ndir 2
11 Lampu/sorot 1
12 Penghitung nadi (jam dengan jarum detik) 1
13 Sterilisator 1
14 Bak instrumen dengan tutup 2
15 P alu R e fle k s 1
16 Alat pemeriksa Hb (Sahli) 1
17 Set pemeriksaan urine (protein + reduksi) 1
18 Pita penguk ur 1
19 Sarung tangan karet untuk mencuci alat 2 p as ang
20 Apron 2 p as ang
21 Masker 1 dus
22 P e ng am an m a ta 2
23 Sarung kaki plastik Se s uai k e b utu ha n
24 Semprit disposable Se s uai k e b utu ha n
25 Tempat kotoran/sampah 3
26 Tempat kain kotor Sesuai keb utuhan
27 Tempat plasenta Se s uai k e b utu ha n
28 Pot Se s uai k e b utu ha n
29 Piala G injal/bengkok besar dan k ecil 2/2
30 Sikat, sabun ditempatnya 2
31 Kertas lakm us 1 set
32 Semprit gliserin 1
33 Gunting verb and 1
34 Gelas uk ur 500 ml 1
35 Spatula lidah logam 1
36 Perengkap an p akaian b ayi Sesuai keb utuhan
37 Perlengkapan pakaian Ibu Sesuai keb utuhan

B. PERALATAN STERIL (DTT)

1 Klem Pean 2

2 1/2 Klem Kocher 2


3 Korentang 2
4 Gunting tali pusat 2
5 Gunting benang 2
6 Gunting episiotomi 2
7 Kateter karet/metal 2/2
8 Pinset anatomi pe ndek d an panjang 1/1

9 Tenakulum/kocher tang 2/2

10 Pinset bedah 2
11 Sp e k ulum c o c o r b e be k d an Sim s 1/11
12 Mangkok me tal kecil 2
13 Pengikat tali pusat Sesuai keb utuhan
14 Pengis ap le ndir 1
15 Tampon tang 2
16 Tampon v ag ina Sesuai keb utuhan
17 P e m e g ang jar um 2
18 Jarum kulit dan otot Sesuai keb utuhan
19 Sar ung tangan Sesuai keb utuhan
20 Benang sutera + catgut Sesuai keb utuhan
21 Doek steril (kain steril) 6

C. BAHAN HABIS PAKAI Sesuai keb utuhan

1 Kapas

2 K ain K as a
3 Plester
4 Handuk
5 Pembalut wanita

D. PERALATAN PENCEGAHAN INFEKSI

1 Wadah anti tembus untuk pembuangan


tabung
suntik dan jarum 1
2 Tempat untuk sampah terkontaminasi
b a s a h d a n kering dalam tempat terpisah
3 Ember Untuk menyiapkan larutan klorin 1
4 Ember plastik tertutup untuk
dekontaminasi
peralatan 2
5 Ember plastik dan sikat untuk membersihkan
dan
mencuci per alatan 2
6 DTT set untuk merebus dan atau menguk us 1
7 Tempat. penyimpanan peralatan bersih
y a n g rapat.
tertutup 2

E. FORMULIR YANG DISEDIAKAN Sesuai keb utuhan

1 Formulir Informed Consent

2 Formufir ANC
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

N Jenis Alat Jumlah


o.
3 Formulir Partograf

4 Formulir persalinan/nifas dan KB


5 Buku register : ibu, bayi, anak, KB
6 Formulir Lapor an
7 Formulir rujukan
8 Formulir surat kelahiran
9 Formulir surat kematian
1 Formulir surat keterangan cuti bersalin
0
1 Formulir permintaan darah
1
1 Buk u K I A
2
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Perihal : Permohonan Surat Izin Kerja Bidan/Surat Izin Praktk Bidan (SIKB/SIPB)

Kepada Yth,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota …

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama Lengkap :…
Alamat :…
Tempat, tanggal lahir : …
Jenis kelamin :…
Tahun Lulusan :…

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin


dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan
Surat.lzin Kerja Bidan/Surat Izin Praktik Bidan (SIKB/SIPB).

Sebagai bahan pertimbangan terlampir:


a. fotokopi SIB/STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;
b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4 X 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
e. rekomendasi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk;
dan
f. rekomendasi dari organisasi profesi.

Demikian atas perhatian Bapak/lbu kami ucapkan terima kasih.

………..
Pemohon,
….
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KOP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA…

SURAT IZIN KERJA BIDAN (SIKB)


Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini, Pernerintah Daerah Kabupaten/Kota …


memberikan izin kerja kepada:

Nama :…
Tempat/tanggal lahir Alamat : …
Nomor SIB/STR :…

Untuk bekerja sebagai bidan di ... (tempat dan alamat lengkap tasilitas pelayanan
kesehatan)

Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) ini berlaku sampai dengan tanggal ……………………..
(sesuai pemberlakuan SIB/STR)

Pas Foto Dikeluarkan di …


4x6 Pada tanggal …
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota …

(……………………..)

Tembusan :

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;


2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …;
3. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) daerah …; dan
4. Pertinggal.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KOP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

SURAT IZIN KERJA BIDAN (SIKB)


Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini, Pernerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan izin
kerja kepada:

Nama :…
Tempat/tanggal lahir Alamat :…
Nomor SIB/STR :…

Untuk bekerja sebagai bidan di ... (tempat dan alamat lengkap tempat praktek)

Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) ini berlaku sampai dengan tanggal
(sesuai pemberlakuan SIB/STR)

Pas Foto Dikeluarkan di …


4x6 Pada tanggal …
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota …

(……………………..)

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …;
3. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) daerah …; dan
4. Pertinggal.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NO. 938 /Menkes/SK/VIII/2007
TENTANG
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERWATAN


DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
DEPARTEMEN KESEHATAN
TAHUN 2007

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 938/Menkes/SK/VIII/2007

TENTANG

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),
dibutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, khususnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan;

b. bahwa untuk menjamin pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya standar
asuhan kebidanan sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan:
c. bahwa sesuai dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b perlu ditetapkan Standar
Asuhan Kebidanan dengan Kuputusan Menteri Kesehatan RI.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraTahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

2. Undang-Undang. Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431):

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996
Nomor 49. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952):

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan dan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4090);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/XI/2001 tentang Regristrasi dan Praktik Bidan;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara I Nomor. 93/Kep/M.PAN/SK/II/2001 tentang


Jabatan Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya;

9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Struktur Organisasi


dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 836/Menkes/SK/Vl/2005 tentang Pedoman Pengembangan


Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR ASUHAN
KEBIDANAN

Kedua : Standar Asuhan Kebidanan sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan


ini

Ketiga : Standar Asuhan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua


digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan di
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.

Keempat : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penyelenggaraan Standar Asuhan


Kebidanan dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan melibatkan Organisasi Profesi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan seperlunya
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/2007
Tanggal : 13 Agustus 2001

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan visi Departemen Kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam hidup
sehat, mempunyai misi membuat rakyat sehat, salah satu strateginya antara lain: meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Adapun sasaran pembangunan kesehatan jangka menengah tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah : Umur harapan
hidup (UHH) meningkat dari 66,2 menjadi 70,6 tahun Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1000
Kelahiran Hidup (KH) menjadi 26 per 1.000 KH: Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307 per 100.000 KH
menjadi 226 per 100.000 KH: Malnutrisi pada balita menurun dari 25,8% menjad 20%.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam
penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna
berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya.

Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya standar sebagai acuan bagi bidan dalam
memberikan asuhan kepada klien disetiap, tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu adanya standar asuhan kebidanan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
B. Tujuan

1. Adanya Standar sebagai Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung
jawab bidan.
2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien

C. Ruang Lingkup

1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil


2. Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin
3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dan masa antara
4. Asuhan pada bayi
5. Asuhan pada anak balita sehat
6. Asuhan pada masa reproduksi

BAB II

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Pengertian Standar Asuhan Kebidanan


Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan.

STANDAR I : Pengkajian

A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.

B. Kriteria Pengkajian:
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obsletri, riwayat kesehatan dan latar
belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat;

B. Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah


1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
STANDAR III : Perencanaan

A. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan
asuhan secara komprehensif.
2. Melibatkan klien /pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan
bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta fasifitas yang ada.

STANDAR IV : Implementasi

A. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif Dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.

B. Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasifitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

STANDAR V : Evaluasi

A. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

B. Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan /keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

B. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan


1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam medis/ KMS/ Status
pasien/ buku KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjeklif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objeklif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti
tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/
follow up dan rujukan.

BAB III

PENUTUP

Standar Asuhan Kebidanan ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan landasan untuk melaksanakan tindakan/kegiatan
dalam lingkup tanggung jawab bidan, dalam mernberikan asuhan kebidanan di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat dicapai asuhan kebidanan yang berkualitas dan terstandar. Selain hal tersebut standar ini dapat
digunakan sebagai parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan dan merupakan
perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien

Agar bidan-bidan di faslitas kesehatan dapat mencapai hal tersebut maka perlu adanya persamaaan persepsi dalam
penerapannya. Untuk mencapai hal tersebut perlu dukungan kebijakan dalam menyebarluaskan dari standar ini.
Perubahan standar asuhan kebidanan

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB II

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Pengertian Standar Asuhan Kebidanan


Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan.

STANDAR I : Pengkajian

A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.

B. Kriteria Pengkajian:
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obsletri,
riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat;

B. Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah


1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

STANDAR III, IV, V: Penatalaksanaan


Penatalaksanaan mengandung perencanaan, implementasi, dan evaluasi

A. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan, melaksanakan rencana
asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan,
serta melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan
asuhan secara komprehensif.
2. Melibatkan klien /pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan
bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta fasifitas yang ada.
Kriteria Implementasi

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural


2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasifitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan /keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

C. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

D. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan


1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam medis/ KMS/ Status
pasien/ buku KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjeklif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objeklif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti
tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi
evaluasi/ follow up dan rujukan.
CONTOH PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
Kasus Persalinan Fisiologis
Nama Rumah Sakit NOMOR RM : 23 07 26

NAMA : Ny. S

UMUR : 26 tahun

JENIS KELAMIN : Perempuan


PENGKAJIAN ASUHAN Tanggal masuk dirawat : 6 Maret 2014
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN Tanggal Pengkajian : 6 Maret 2014
Dokter yang merawat : Cara masuk :
BIDAN / Perawat primer IRJ Unit Emergensi

Dokter Pribadi Langsung kamar bersalin


A DATA SUBYEKTIF
1 KELUHAN UTAMA : mules-mules sejak 6 jam yll, lendir darah +, gerak janin +
2 Riwayat Menstruasi
Umur menarrche : 14 th, lamanya haid 4 hari, jumlah darah haid 3 x ganti pembalut
Haid terakhir : 11 – 10 – 04, perkiraan partus 18 – 7 – 05
Dismenorroe : spoting menorragia, metrorhagia pre menstruasi syndrome
3 Riwayat perkawinan : ya kawin 1 kali
Kawin 1 umur 20 th, dengan suami 1 25 th, ke II – th

4 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


G2 P1 Ao HIDUP I
A
Tg
na
l. Te U Kea
Penol k
Ta mpa mu Jenis daan
N ong Pen K
hu t r Persal Ana
O Persal yulit el
n Part Ha inan k
inan /
Par us mil Sek
B
tus
B
1 20 RB ate spont bidan - 30 seha
00 rm an 00 t
gr
2 Ini

5 Riwayat Hamil ini :


Hamil muda mual muntah perdarahan lain-lain : TT I
Hamil tua pusing sakit kepala perdarahan lain-lain : TT II
6 Riwayat penyakit yang lalu/Opeasi
- Pernah dirawat ……………………………, Kapan ……………………… Dimana ...…………………………
- Pernah dioperasi ……………………….…., Kapan ……………………… Dimana ...…………………………
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
Kanker penyakit hati Hipertensi DM penyakit ginjal penyakit
jiwa

Kelainan bawaan hamil kembar TBC Epilepsi Alergi


8 Riwayat Gynekologi
Infetilitas infeksi virus PMS Cervisitis cronis Endometriosis Myoma

Plip servix Kanker Kandungan Operasi Kandungan Perkosaan


9 Riwayat Keluarga Berencana
Metode KB yang pernah dipakai : Suntik Depo 3 bulan Lama : 2 tahun
Komplikasi dari KB perdarahan P I D / Radang Panggul
10 Pola Makan / Minum / Eliminasi / Istirahat / Psikososial
Pola Makan : 3 kali/hari ;
Pola Minum : cc/hari ; Alkohol Obat-obatan/jamu Kopi
Pola Eliminasi : BAK : cc/hari ; warna : ; BAK terakhir jam ……….
BAB : kali/hari ; karakteristik : ; BAB terakhir jam …….…
Pola Istirahat : Tidur : jam/hari ; Tidur terakhir jam ………
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
……………………………………………………………….
Sosial support dari : Suami Orang tua ; Mertua ; Keluarga lain
B DATA OBYEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum ; baik, kesadaran : CM Berat badan Tinggi badan : 58 kg/158 cm
Tekanan darah : 120/80 mm Hg, nadi 84 x/mnt, Suhu: 36,5 °C, Pernafasan : 16 x/mnt
2 Pemeriksaan Fisik
Mafia : Pandangan kabur Adanya pemandangan dua

Sklerai / cleric Conjungtiva Pucat

Dada dan Axylla Mamae symetris / asimetris Areola Hiperpigmentasi

Puting susu menonjol Tumor Kolostrum (+)

Ekstremitas Tungkai symetris / asimetris Edena +/- Reflek + / -

Sistem Kardio Dyspneu Orthopneu Thacypneu Wheezing


Batuk

Sputum Batuk darah Nyeri dada Keringat malam


3 Pemeriksaan khusus dan nifas
a. Obstetric
Abdomen
Inpseksi Membesar dengan arah memanjang melebar pelebaran vena Linea alba

Linea Nigra Striae livide Striae albican luka bekas operasi lain-lain

Palpasi TFU : 30 cm ; Let Punggung : Puka/puki; Presentasi : Kep/bo U


Nyeri tekan Obsbom test Cekungan pada perut
Taksiran berat janin 2950 gram ………………………………………………..
Aus kultasi : DJJ 148 x / mnt teratur tidak teratur
Bagian terendah ………………../s
His / kontraksi 3 x 10' 45" mnt teratur tidak teratur
b. Gynekologi
Ano Genital
Inspeksi : Pengaturan per Vulva Darah Lendir Air Ketuban
Inspekulo : Vagina ……………………….. portio …………………………………………………..
Vaginal toucher : portio tipis lunak 8 cm, ketuban (+) kep H.II.III
Kesan panggul ………………………………………………………………………………………...
Imbang feto pelvic : baik
c. Nifas :
Fut ……………………………….. Contraksi ut : ……………………. Lochea …………………….
Luka Jalan Lahir ………………………………………………………………………………………....
4 Pemeriksaan Penunjang
Darah Hb 11 gr% Ht ………………………… Urine Protein (-)
CTG : janin reaktif USG ………………………………
5 DIAGNOSA KEBIDANAN DAN MASALAH
G1 P1 H 39-40 mg + impartu kara 1 aktif
Janin tuggal hidup pres kep dalam Rahim
6 PENATALAKSANAAN

 Menginformasikan proses dan kemajuan persalinan

 Mengobservasi TTV, his, DJJ setiap 1/2 jam (pada lembar patograf)

 Mengajarkan teknis relaksasi

 Menganjurkan mengosongkan kandung kencing

 Memberikan support fisik dan mental dan informasi proses dan kemajuan persalinan

Jakarta, 14 Juli 2005


Bidan,

(Bd. Arifah)

CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Ny. S NO. RM : 23 07 26 PAV :


UMUR : 26 th TANGGAL : 14 Juli 2005 KELAS :
TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA & PARAF
JAM (SOAP)
Jam 12.00 S : Mules sering ibu ingin meneran
O : His kuat 4 x 10'55", BJJ 158 x/mnt
Anus/vulva membuka, perineum menonjol, lendir
darah bertambah banyak PD: pembukaan lengkap
ketuban menonjol kepala Hd. III U
A : Partus kala II Arifah
P :
1. Menganjurkan keluarga/suami untuk mendampingi
klien suami mendampinginya
2. Melakukan pemecahan ketuban, warna jernih
3. Memimpin persalinan, bayi lahir spontan jam 12.2.
jenis perempuan segera menangis -> mengeklem
dan memotong tali pusat (dan menghangatkan)
4. Melakukan IMD, bayi menyusu

Jam 12.25 S : Ibu merasa lelah, perut terasa mules


O : TD 110/80 mmHg, N 88 x/mnt, Kontraksi uterus
baik, tampak tali pusat di vagina darah mengalir
A : Partus kala III
P :
1. Memberikan oxytocin 10 UI intramusculer
2. Melakukan peregangan tali pusat terkendali Arifah
placenta lahir spontan lengkap jam 12.30
3. Melakukan masase uterus
Jam 12.45 S : Ibu merasa lelah tetapi senang
O : TD 110/70 mmHg, N 80x/mnt, kontraksi uterus
baik, TFU ; 2 jr dibawah pusat, perineum
utuh, perdarahan dalam batas normal
A : Partus kala IV Arifah
P :
1. Mengobservasi TTV, Sh 36,6 oC, N 84 x/mnt, TD
120/80 mmHg, kontraksi uterus, perdarahan, TFU :
2 jr bpusat
2. Memberikan nutrisi yang cukup

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAY! BARU LAHIR (FISIOLOGIS)

I. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. X Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SI Pendidikan :SI
Pekerjaan : Karyawati Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat :

II. SUBYEKTIF
Pada tanggal 14 Juli 2005 ]am: 12.00 wib Oleh: Nurziah, Am.Keb
1. Riwayat Kehamilan :
P 2 A 0, Usia keharnilan aterm, Anak hidup 2.

III. OBJEKTIF
1. Bayi lahir tanggal 14 Juli 2005, jam: 10.00 wib ditolong oleh bidan
2. Keadaan umum: baik
3. Kulit : warna merah muda
4. THT: tidak ada kelainan
5. Mulut: bersih
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
7. Dada: Simetris
8. Paru: tidak ada ronkhi
9. Jantung: normal, tidak ada mur-mur
10. Abdomen: Supel, tidak kembung
11. Genitalia: bersih, tidak ada kelainan
12. Anus: normal, lubang +
13. Ekstremitas : lengkap
14. Refleks : Moro+
15. Pengeluaran air kemih : +
16. Pengeluaran mekonium : +

IV. ANALISA: NCB SMK

V. PENATALAKSANAAN
1. Mengobservasi tanda tanda vital dan tangisan bayi, dan bayi menangis kuat
2. menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat
3. Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi mau menghisap, bayi dibungkus dengan kain
flanel.
4. Mengidtntifikasi bayi, bayi laki-laki, BB 3 100, P13 50 Cm, anus ada
5. Memberikan vitamin K 1 sebanyak 1 mg / oral selama 3 hari
6. Merawat mata
7. Pemberian peneng bayi
Puskesmas / RS / RB : ………………… No. RM
Nama pasien :
CATATAN PERKEMBANGAN Nama Bidan :
Tanggal & Catatan Perkembangan Nama & Paraf
Jam (SOAP)
14/07/2005 Jam
: 16.00 S : -
Nerziah
O : KU baik, Menangis kuat, gerak aktif, kulit
merah, suhu 37, 3 derajat Celcius, P : 40
x/mnt, sesak -, sianosis -,
reflek isap baik,
abdomen tidak kembung, tali pusat basah,
perdarahan -, tanda-tanda infeksi -,
bak +, bab

A : NCB SMK umur 1 Jam

P : 1. Mengobservasi tanda tanda vital dan


tangisan bayi tiap 4 jam
2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi, dengan
memakai baju dan dibungkus dengan kain flanel. serta
didekatkan dengan ibunya
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI, setiap
kali bayi membutuhkan.
4. Merawat tali pusat, tiap pagi, sore dan bila diperlukan.
5. Memberikan vitamin K I sebanyak 1 mg / oral selama 3
hari

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAY! BARU LAHIR (PATOLOGIS)

I. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. X Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SI Pendidikan :SI
Pekerjaan : Karyawati Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat :

II. SUBYEKTIF
Pada tanggal 14 Juli 2005 Jam 15.00 wib Oleh Ida Ayu, SSiT
a. Riwayat Kehamilan:
P 2 A 0, Usia kehamilan aterm, Abortus:-, Anak hidup: 2
Penyakit ibu selama kehamilan : PEB
Komplikasi kehamilan: Pre Eklampsia
III. OBJEKTIF
 Bayi lahir tanggal : 14 Juli 2005, jam: 15.00 wib ditolong oleh bidan
 Keadaan umum : lemah
 Kulit : pucat
 THT :
 Mulut : bersih
 Leher: tidak ada benjolan / pembesaran kelenjar thyroid
 Dada Simetris
 Pam ronkhi +
 Jantung : normal, tidak ada mur--mur
 Abdomen: Supel, tidak kembung
 Genitalia : bersih, tidak ada kelainan
 Anus : normal, lubang +
 Ekstremitas lengkap
 Refleks hisap : kurang baik
 Pengeluaran air kemih : -
 Pengeluaran mekoniurn: +
 Pemeriksaan laboratorium : Hb, Lekosit Trombosit, CMS – DX

IV. ANALISA: NCB SMK. BBLR, Asfiksia sedang


V. PENATAIIAKSANAAN
1. Mengobservasi tanda tanda vital dan tangisan bayi, dan aktifitas tiap 15 menit
2. Menjaga suhu tubuh bayi dan menghangatkan bayi agar jangan sampai hipotermi dengan menempatkan bayi di
incubator.
3. Memberikan O2 1 liter/menit
4. Bonding attachment secepatnya / kontak dini dengan ibu
5. Mengobservasi pernafasan bayi
6. Memberi vitamin K i sebanyak 0, 1 mg IM selama 3 hari
7. Merawat mata
8. Pemberian peneng bayi
9. Kolaborasi dengan dengan dokter perinasia untuk pemberian therapy

Puskesmas I RS I RB No. RM
:……………… Nama pasien :
CATATAN PERKEMBANGAN Nama Bidan :
Tanggal Catatan Perkembangan Nama & Paraf
& (SOAP)
Jam
14/07/200
5
Jam :
17.00 S : - Ida Ayu
O : KU lemah, Menangis kurang kuat, gerakan kurang
aktif, kulit merah, suhu 37, 5 derajat Celcius,
P : 40 x/mnt, sesak -, sianosis -, reflek isap kurang,
abdomen tidak kembung, tali pusat basah,
perdarahan -, tanda-tanda infeksi -, bak -F,
bab

A : NCB SMK, BBLR, Asifiksia umur 1 Jam

P : 1. Mengobservasi tanda tanda vital dan


tangisan bayi, dan aktifitas tiap 15
menit Suhu 37,5 derajat Celcius, P: 40
x/mnt, menangis sedang
2. Menjaga suhu tubuh bayi/ mengahatkan bayi agar
bayi jangan sampai hipotermi, dengan memonitor suhu
incibator tiap &jam
3. Memberi 02 3 literimenit dengan mengobservasi aliran 02
dan humidifier apakah tetap jalan sesuai dengan SOP
4. Bonding attachment secepatnya / kontak dini dengan ibu
5. Mengobservasi pernafasan bayi, 40 x/menit
DAFTAR TILIK
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati

Asuhan yang
CATATAN
ASPEK YANG DINILAI diamati
YA TDK TB
1 2 3 4 8

STANDAR I: PENGKAJIAN

1. Data akurat
2. Data yang dikaji tepat
3. Data yang dikaji lengkap
4. Pengelompokan data meliputi:
- Data subjektif: biodata, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan, riwayat social budaya
- Data objektif: pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

STANDAR II: PERUMUSAN DIAGNOSA


DAN ATAU MASALAH KEBIDANAN
1. Diagnosa sesuai dengan nomeklatur
kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan manajemen asuhan
kebidanan

STANDAR III: PERENCANAAN


1. Rencana tindakan disusun berdasarka prioritas
ancaman kondisi klien
2. Tindakan antisipasi sesuai kebutuhan
3. Tindakan segera sesuai kebutuhan
4. Tindakan rutin secara komprehensif
5. Melibatkan klien/keluarga
6. Mempertimbangkan kondisi psikologi, social
budaya klien/keluarga
7. Memilih tindakan yang aman didukung evidence
based
8. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang
berlaku, sumberdaya dan fasilitas yang ada

STANDAR IV: IMPLENTASI


1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk,
biopsiko, social, spiritual dan .
cultural
2. Melibatkan klien dalam setiap tindakan
3. Memperhatikan privacy klien
4. Memperhatikan prinsip pencegahan
infeksi
5. Bertanggung jawab penuh terhadap
perkembangan kondisi klien, dan
kesinambungan asuhan kebidanan
6. Menggunakan sumber daya, sarana dan
fasilitas yang ada
7. Melakukan tindakan sesuai standar
8. Mencatat semua tindakan yang telah
dilakukan

STANDAR V: EVALUASI
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikontunikasikan pada klien/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

STANDAR VI: PENCATATAN ASUHAN


KEBIDANAN
1. Dilakukan segera setelah melakukan asuhan
2. catatan dibuat pada formulir yang tersedia
(RekamMedis/ KMS/ Status Pasien
3. Ditulis dalam bentuk SOAP
4. Hasil anamnesa ditulis pada S (data
Subjektif)
5. Hasil pemeriksaan ditulis pada Objektif (0)
6. Diagnosa dan masalah ditulis pada A (Hasil
Analisa)
7. Seluruh penatalaksanaan yang sudah
dilakukan ditulis pada P (tindakan antisipasi,
tindakan segera, dan tindakan komprehensif.
penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up

……………......,
Komentar Ringkasan 2007
…………………………………………… Evaluator / Penilai
……………………………………………

(…………………..)

INSTRUMEN YANG HARUS DIISI OLEH BIDAN PELAKSANA DAN


KEPALA RUANGAN/SUPER'VISOR/KOODINATOR SEBELUM TIM PUSAT
TIBA DI PROPINSI PENERAPAN STANDAR DAN PEDOMAN ASUHAN
KEBIDANAN SECARA KOMPREHENSIF DI RS

I. Bidan Pelaksana :
1. Format/Daftar Tilik Kajian Mandiri Contoh Penerapan Standar Asuhan Kebidanan pada lbu Hamil, lbu Bersalin,
Bayi Baru Lahir, lbu Nifas, dan KB
2. Format/Daftar Tilik Proses Bimbingan Teknis Penerapan Standar Asuhan Kebidanan bagi Bidan Pelaksana
3. Format/Instrumen Assessment Pencegahan Infeksi-Klinik KIA dan KB, dan Pencegahan Infeksi
II. Bidan Kepala Ruangan/Supervisor
1. Daftar Tilik Penerapan Standar Asuhan Kebidanan
2. Daftar Tilik Kajian Mandiri Contoh Penerapan Standar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin Bayi Baru
Lahir, Ibu Nifas dan KB
3. Daftar Tilik Proses Bimbingan Teknis Penerapan Standar asuhan Kebidanan bagi Bidan Pembimbing
4. Instrumen Assessment Pencegahan Infeksi Klinik KIA dan KB, dan Pencegahan Infeksi

DAFTAR TILIK
PROSES BIMBINGAN TEKNIS
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
BAGI BIDAN PELAKSANA

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Lain-lain:……, bila ada kegiatan tambahan yang lain dituliskan pada lain-lain ini.

KEGIATAN
1 2
YA TIDA KETERANGAN
K
1. Pada saat Saudara melaksanakan asuhan apakah
menggunakan standar asuhan kebidanan?

2. SOP yang ada di ruangan Saudara :


- SOP standar asuhan pada ibu hamil
- SOP standar asuhan pada ibu bersalin
- SOP standar asuhan pada ibu nifas
- SOP standar asuhan pada bayi baru lahir
- SOP standar asuhan pada kedaruratan
- SOP pencegahan infeksi
- SOP manajemen laktasi
- Lain- lain …………………………………

3. Apakah selama melaksanakan asuhan kebidanan,


Saudara mendapatkan bimbimgan?

4. Bila ya, bimbingan diberikan oleh :


- Kepala Ruangan
- CI
- Ketua Tim/Shift
- Bidan Senior
- Lain-lain ………………………………….

5. Kapan Saudara mendapatkan bimbingan tersebut di


atas
- Setiap jaga atau dinas
- 1 x Seminggu
- 1 x sebulan
- 1 x 3 bulan
- 1 x 6 hulan
- Lain-lain ..………………………………..

6. Bentuk bimbingan yang Saudara dapatkan:


- Bimbingan langsung/coaching
- Diskusi refleksi kasus
- Observasi dokumen/catatan asuhan
- Rapat rutin
- Peer Review
- Lain-lain ………………………………….
7. Bagaimana perasaan Saudara setelah diberikan
bimbingan :
- Merasa senang
- Pernah dipermalukan
- Lebih percaya diri
- Motivasi bekerja menjadi meningkat
- Kinerja menjadi meningkat
- Lain- lain ………………………………….

8. Apakah Saudara pernah mendapatkan


penghargaan atas kinerja Saudara dalam
melaksanakan asuhan kebidanan?
Jelaskan ………………………………………..

9. Apakah Saudara pernah mendapatkan


teguran/hukuman atas kinerja Saudara dalam
melaksanakan asuhan kebidanan?
Jelaskan ………………………………………..

10. Apakah Saudara pernah diberikan


Kesempatan untuk pelatihan/seminar/lokakarya
Untuk peningkatan kinerja asuhan kebidanan?

11. Apakah dalam bekerja, Saudara memiliki


uraian tugas yang jelas?

12. Apakah Saudara mendapatkan kesempatan


pindah ruangan yang berbeda (rotasi di ruang
kebidanan)?

13. Pemahkah Saudara mendapatkan


evaluasi/feedback?

.......................................... , 2007
Bidan Ruangan .........

(................................)

DAFTAR TILIK KAJIAN MANDIRI


CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL (ANC)

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati

KEGIATAN ASUHAN YANG DIKAJI CATATAN


1 2 3
Y TIDA TIDAK
A K BERLAK
U (TB)
I. Pengkajian
Meminta kesediaan klien untuk diperiksa.

A. Anamnesa
1. Identitas ibu

2. Riwayat kehamilan sekarang


a. Hari pertama haid terakhir
b. Gerakan janin pertama kali dirasakan
c. Tanda bahaya dan penyulit kehamilan
d. Keluhan umum lainnya
e. Obat/jamu yang pernah dan sedang
dikonsumsi
f. Keluhan buang air kecil
g. Keluhan buang air besar
h. Kekhawatiran khusus

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang


lain
a. Jumlah kehamilan
b. Jumlah kelahiran / anak hidup
c. Jumlah keguguran
d. Jumlah kelahiran premature
e. Riwayat Kehamilan (gemelli, plasenta
previa, dll)
f. Riwayat persalinan (spontan, section
caesar, forsep, vakum)
g. Berat bayi yang dilahirkan
h. Kondisi bayi
i. Komplikasi kehamilan, Persalinan dan
nifas (perdarahan, tekanan darah tinggi,
panas)
j. Tempat persalinan terdahulu
k. Penolong persalinan terdahulu

4. Riwayat kesehatan / penyakit yang pemah


diderita :
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Kardiovaskular
d. TBC
e. Diabetes
f. Malaria
g. Infeksi Menular Seksual (Siphilis, GO,
HIV/AIDS, dll)
h. Lain-lain …..
5. Riwayat sosial ekonomi
a. Status perkawinan
b. Respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan
c. Penggunaan alat kontrasepsi KB
d. Dukungan keluarga
e. Pengambil keputusan dalam keluarga
f. Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan
makan
g. Kebiasaan hidup sehat
h. Beban kerja sehari
i. Tempat dan penolong persalinan yang
diinginkan
j. Penghasilan keluarga

B. Pemeriksaan
 Bidan menjelaskan alasan dan semua
prosedur yang akan dilakukan.
 Membantu mengatur posisi ibu sesuai
dengan jenis pemeriksaan

1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Keadaan emosional
4. Tinggi Badan
5. Berat badan
6. Suhu Badan
7. Tekanan darah
8. Denyut nadi
9. Pernafasan
10. Mata
11. Rahang gusi. gigi
12. Leher
13. Payudara dan puting susu
14. Abdomen dan uterus
a. Keutuhan (bekas luka?)
b. Palpasi bagian-bagian janin
c. Ukur tinggi fundus uteri
d. Auskultasi denyut jantung janin
15. Ekstremitas atas dan bawah
a. Adakah edema
b. Adakah varises
c. Reflek
16. Ano-Genitalia
17. Pemeriksaan laboratorium (sesuai dengan
indikasi)
a. Urine
b. Darah

II. Perumusan Diagnosa dan atau masalah


Menetapkan diagnosa dan atau masalah

III. Perencanaan
A. Promosi persalinan normal dan Persiapan
kelahiran / kegawat daruratan (Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
B. Mengatasi masalah sesuai dengan kondisi
dan
kebutuhan klien
C. Kolaborasi dan rujukan bila diperlukan sesuai
dengan kebutuhan

IV. Pelaksanaan

A. Promosi persalinan normal dan persiapan


kelahiran/ kegawat daruratan:

1. Memberikan immunisasi TT
2. Memberikan suplemen zat gizi, tablet besi,
asam folat, vitamin (sesuai dengan
kebutuhan)
3. Menjelaskan cara mengkonsumsi obat serta
kemungkinan efek samping
4. Mendiskusikan persiapan kelahiran kegawat
daruratan (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi / P4K):
a. Penolong persalinan
b. Tempat persalinan
c. Perlengkapan yang diperlukan ibu dan
bayi
d. Keuangan
e. Donor darah
f. Transportasi
g. Pendamping ibu

5. Pendidikan kesehatan (ME) dan Konseling:


 Menghitung usia kehamilan dan
taksiran persalinan bersama ibu.
 Mengatasi ketidak-nyamanan yang
mungkin timbul
 Memenuhi kebutuhan dan mengatasi
masalah ibu
a. Nutrisi
b. Olah raga ringan
c. Istirahat
d. Kebersihan diri dan lingkungan
e. Persiapan Pemberian Asi
f. Pengenalan tanda bahaya
kehamilan dan cara mencari
pertolongan
g. Kontrasepsi pasca bersalin
h. Hubungan seksual
i. Kegiatan sehari-hari/pekerjaan
j. Immunisasi.
k. Penggunaan Obat
l. Pakaian

B. Mengatasi masalah sesuai dengan kondisi dan


kebutuhan klien
C. Melakukan kolaborasi dan rujukan bila
diperlukan sesuai dengan kebutuhan

V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap selesai
tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunil
kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan berikutnya disepakati
bersama klien

VI. Pencatatan Asuhan kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pengkajian
diagnosa dan atau masalah dan kegiatan asuhan
sesuai dengan standar yang berlaku (SOAP)
dalam status klien

b. Mencatat hasil pelayanan dalam rekam


medis/buku KIA/KMS/kartu pasien

Komentar/ Ringkasan .………………...……….,2007


…………………………………………………………………… Evaluator / Penilai

(………………………..)

DAFTAR TILIK KAJIAN MANDIRI


CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA KLIEN IBU BERSALIN (INC)

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati

KEGIATAN ASUHAN YANG DIKAH CATATAN


1 2 3
Y TID TIDAK
A AK BERLAK
U (TB)
I. Pengkajian :
Meminta kesediaan klien untuk diperiksa :

a. Meninjau ulang kartu ANC


b. Bila tidak ada Melakukan anamnesa riwayat
kehamilan dan kesehatan
c. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai
kebutuhan (data terfokus)
d. Melakukan pemeriksaan palpasi dan
auskultasi janin
e. Melakukan penilaian kemajuan persalinan
f. Mengkaji kemampuan persalinan
g. Melakukan pemeriksaan laboratorium jika
diperlukan

II. Merumuskan Diagnosa dan/masalah


kebidanan
Menetapkan diagnosa/masalah kebidanan

III. Perencanaan
Pemantaun dan pemberian asuhan kala I, II, III
dan IV dengan prinsip sayang ibu dan bayi serta
Pencegahan Infeksi (PI)

IV. Pelaksanaan

Asuhan kebidanan pada Kala I:


1. Menilai kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf
2. Menyarankan kepada ibu untuk didampingi
oleh orang yang dekat dengan ibu.
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan
rencana asuhan selanjutnya kepada ibu dan
keluarganya
4. Membimbing ibu untuk relaksasi
5. Mempersilahkan ibu untuk memilih posisi
yang aman sesuai dengan keinginan.
6. Menjaga privasi ibu
7. Menjaga kebersihan ibu
8. Mengatasi rasa ketidak-nyamanan
9. Memberikan makan dan minum
10. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong
11. Memberikan dukungan pada ibu
Kala II
12. Bidan memastikan bahwa ibu berada dalam
kala II
13. Siap menolong kelahiran bayi
a. Mendekatkan alat dan
perlengkapan pertolongan persalinan
b. Mencuci tangan dan
menggunakan sarung tangan
c. Menggunakan perlengkapan
perlindungan untuk mencegah infeksi
nosokomial, masker, celemek plastik
sepatu boot, kacamata
d. Ibu dalam posisi yang sesuai
keinginan ibu untuk melahirkan bayi

14. Melakukan bimbingan meneran


15. Memeriksa keadaan ibu dan denyut jantung
janin setiap 5 menit
16. Melakukan amniotomi dan atau episiotomi,
atas indikasi
17. Melonggarkan atau melepaskan bila ada tali
pusat yang melilit pada leher atau badan
bayi
18. Menolong melahirkan bayi sesuai dengan
mekanisme persalinan
19. Memberitahu jenis kelamin dan keadaan
bayi
20. Menilai tanda-tanda kehidupan bayi (usaha
bernafas, warna kulit, denyut jantung)
21. Klem dan jepit tali pusat di dua tempat
22. Memotong dan mengikat tali pusat
23. Mengeringkan bayi
24. Memberikan rangsangan taktil jika
diperlukan
25. Melaksanakan inisiasi dini pemberian ASI

Kala III
26. Mengecek kemungkinan adanya janin kedua
27. Manajemen aktif kala III:
 Mengecek kontraksi uterus
 Melihat tanda-tanda, pelepasan
plasenta
 Memberi suntikan oksitosin 10
unit intra muskuler sebelum I menit
 Melakukan peregangan tali pusat
terkendali
 Bila dalam 15 menit plasenta
belum lahir, berikan lagi 10 unit
oksitosin intra muskuler.
 Melahirkan placenta secara
Brandt Andrew
 Melakukan massage uterus

Kala IV
28. Melakukan pengecekan kelengkapan
plasenta dan selaputnya
29. Mengevaluasi tinggi fundus uteri
30. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan
perineum dari perdarahan aktif
31. Bila tetjadi robekan dilakukan penjahitan
luka
32. Cuci Tangan
33. Mengikat tali pusat
34. Memantau kontraksi uterus dan pengeluaran
darah.
35. Mengajari ibu cara massage uterus

36. Mengukur jumlah darah yang keluar /


memperkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan
37. Memantau keadaan umum dan tanda vital
38. Mengupayakan agar kandung kemih tetap
kosong
39. Membersihkan badan ibu dan
merapihkannya
40. Melakukan dekontaminasi alat bekas pakai
41. Melakukan cuci tangan
42. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan
keluarganya.

V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Kala I : monitoring kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin
4. Kala II: monitoring kelahiran bayi
5. Kala III : monitoring pengeluaran placentae
6. Kala IV: monitoring perdarahan dan involusi
uterus

VI. Pencatatan asuhan kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pengkajian diagnosa
dan/atau masalah, kebutuhan dan kegiatan
asuhan sesuai dengan standar yang berlaku
(SOAP) dalam status klien

b. Mencatat hasil pelayanan dalam buku


KIA/Rekam Medis/KMS/Kartu pasien

……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………….. Evaluator / Penilai
…………………………………………..

(.………………………)
DAFTAR TILIK KAJIAN MANDIRI
CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati

KEGIATAN ASUHAN YANG DIKAJI CATATAN


1 2 3
YA TIDAK TIDAK
BERLAKU (TB)
I. Pengkajian
1. Identifikasi jenis kelamin bayi
2. Menilai pernapasan/tangisan bayi
3. Menilai APGAR
4. Melakukan penilaian / pemeriksaan secara
sistematis mulai dari ujung rambut sampai
dengan ujung kaki
5. Mengukur panjang badan dan lingkar
kepala
6. Menimbang berat badan

II. Merumuskan diagnosa dan/atau masalah

III. Perencanaan:
 Pencegahan hipotermi/Jaga kehangatan
bayi
 Pemenuhan kebutuhan bayi barn lahir
 Pencegahan Infeksi (PI)

IV. Pelaksanaan :

1. Mengenakan sarung tangan DTT


2. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
a. Segera mengeringkan dan
menghangatkan bayi
b. Bila bayi bemafas spontan, letakkan
bayi di atas dada ibu untuk inisiasi
dini pemberian ASI (jika kondisi
memungkinkan)
c. Bila bayi belum bemafas spontan,
segera bersihkan jalan nafas.
d. Bila ada gangguan nafas, segera
lakukan resusitasi
e. Memandikan bayi setelah 6 jam
3. Memasang identitas bayi dengan
menggunakan gelang atau tanda lain.
4. Memberikan salep atau obat tetes mata
pada bayi.
5. Memberikan vitamin K I.
6. Memberikan vaksin Hepatitis B
7. Menunjukkan bayi kepada anggota
keluarganya.
8. Mengamati eliminasi urine dan mekoneum
9. Memantau kondisi bayi
10. Merawat tali pusat dan membiarkan tali
pusat terbuka dan tidak membubuhi
apapun.
11. Mempersiapkan bayi pulang;
 Memuat dan memberikan surat
keterangan lahir, yang menerangkan
tentang :
a.Nama bayi
b.Nama Orang Tua
c.Alamat
d.Tanggal, hari dan jam kelahiran
e.Berat lahir
f.Panjang lahir
g.Jenis Kelamin
h.Jenis persalinan nama dan tanda
tangan penolong
 Membuat dan memberikan surat
pengantar /kartu untuk pengawasan
tumbuh kembang/Buku KIA
12. Melaksanakan pendidikan kesehatan
kepada orang tua bayi
V. Evaluasi

1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan


2. Vasil evaluasi segera dicatat dan di
komunikasikan kepada klien/keluarga
3. Follow up 1 menit pertama 5 menit
pertama setiap 30 menit dalam 2 jam
pertama 1 minggu pertama dan 1 bulan
pertama

VI. Pencatatan asuhan kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pengkajian diagnosa
dan atau masalah dan kegiatan asuhan
sesuai dengan standar yang berlaku
(SOAP) dalam status klien
b. Mencatat hasil pelayanan dalam buku
KIA/Rekam medis/KMS/Kartu pasien

DAFTAR TILIK KAJIAN MANDIRI


CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang dianmati

KEGIATAN ASUHAN YANG CATATAN


DIKAJI
1 2 3
Y T TIDAK
A I BERLAKU
D (TB)
A
K
I. Pengkajian :
 Meminta kesediaan klien untuk diperiksa :
 Bidan menjelaskan alasan dan semua
prosedur yang akan dilakukan

A. Melakukan Anamnesa
1. Identitas ibu

2. Riwayat Obstetri
 Penolong persalinan
 Jenis persalinan
 Masalah-masalah selama persalinan
 Masalah-masalah nifas yang lalu
 Riwayat menyusui

3. Riwayat Kesehatan:
 Penyakit yang pernah dialami

4. Keadaan sosial - ekonomi


 Respon klien dan dukungan keluarga
dalam membantu klien di rumah
 Kebiasaan minum minuman keras,
merokok dan menggunakan obat
 Kepercayaan dan adat istiadat

5. Keluhan utama:
 Keluhan-keluhan saat ini

6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


 Pola makan dan minum
 Pola buang air besar dan buang air
kecil
 Pola Istirahat
 Aktivitas sexual

B. Melakukan pemeriksaan
 Membantu mengatur posisi ibu
sesuai dengan kebutuhan
 Dengan sopan, meminta ibu
untuk melonggarkan pakaian dan
menutup bagian tubuh yang tidak
diperiksa
1. Pemeriksaan umum ;
a. Keadaan Umum (KU)
b. Tanda-tanda vital

2. Pemeriksaan payudara
a. Pembengkakan
b. Pengeluaran ASI

3. Pemeriksaan perut
a. Fundus uteri
b. Kontraksi uterus
c. Kandung kencing

4. Pemeriksaan vulva perineum


a. Pengeluaran lokhea
b. Luka perineum

II. MERUMUSKAN DIAGNOSA DAN ATAU


MASALAH
Menetapkan diagnosa dam atau masalah

III. PERENCANAAN

- Memberikan asuhan nifas


- Mengatasi masalah sesuai kondisi dan
kebutuhan klien
- Pendidikan kesehatan (KIE) dan
Konseling
- Follow up (kunjungan nifas berikutnya)

IV. PELAKSANAAN (dilakukan sesuai dengan


kebutuhan ibu)

A. Mernberikan asuhan nifas


1. Pemberian Vit A
2. Perawatan payudara
3. Senarn nifas

B. Mengatasi masalah sesuai kondisi dan


kebutuhan klien

C. Pendidikan kesehatan (KIE)


1. Menjaga kebersihan diri
2. Istirahat bagi ibu nifas
3. Nutrisi
4. Aktifitas
5. Menyusui secara eksklusif
6. Cara menyusui
7. Perawatan payudara (jika ada
indikasi)
8. Hubungan suami isteri
9. Konseling mengenai tanda-tanda
bahaya ibu nifas dan bayi baru lahir
10. Konseling keluarga berencana (KB)
11. Rencana kunjungan nifas berikutnya
V. Evaluasi

1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan


2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan berikutnya yang sudah
disepakati bersama klien

VI. Pencatatan asuhan kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pengkajian
diagnose dan atau masalah, dan kegiatan
asuhan sesuai dengan standar yang berlaku
(SOAP) dalam status klien .

b. Mencatat hasil pelayanan dalam buku KIA

……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………………. Evaluator / Penilai
……………………………………………….

(.………………………)
DAFTAR TILIK KAMAN MANDIRI
CONTOH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA PELAYANAN KB

Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati

KEGIATAN ASUHAN YANG CATATAN


DIKAJI
1 2 3
Y T TIDAK
A I BERLAKU
D (TB)
I. Pengkajian : A
Menjelaskan bahwa ada beberapa pertanyaan K
yang akan diajukan untuk melihat apakah
alat kontrasepsi yang dipilih sesuai bagi klien
tsb

A. Melakukan Anamnesa
1. Riwayat kesehatan ibu ;
2. Riwayat reproduksi
3. Riwayat sosial – ekonomi

B. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu;

- Bidan menjelaskan alasan dan semua


prosedur yang akan dilakukan

- Membantu mengatur posisi ibu sesuai


dengan kebutuhan

- Memeriksa apakah klien memiliki


kondisi kesehatan yang dapat menjadi
masalah untuk metoda kontrasepsi
yang akan digunakan

II. Merumuskan Diagnosa dan atau masalah


kebidanan

III. Perencanaan
 Pendidikan kesehatan (KIE) dan Konseling
 Memberikan/ memasang alat kontrasepsi
sesuai kondisi dan pilihan klien

IV. Pelaksanaan (dilakukan sesuai dengan


kebutuhan ibu) :

A. KIE dan Konseling


1. Memberikan penjelasan tentang
kondisi yang berisiko pada pilihannya
(pil/ suntikan/ AKDR/ implant) sesuai
kebutuhan

2. Bila kondisinya sehat, tanyakan


tentang menyusui, kebiasaan merokok
dan ada/ tidaknya perdarahan
pervaginam.

3. Bila ditemukan salah satu kondisi


risiko,
menjelaskan bahwa kontrasepsi
tersebut tidak sesuai Kemudian
membantu klien untuk memilih
metode lainnya.
4. Dengan alat bantu visual/ alat peraga,
secara singkat menjelaskan
karakteristik penting dari metode pil/
suntik /AKDR /implant dengan
menekankan pada hal-hal berikut:
Jenis, efektifitas cara kerja, cara
minum/ cara penggunaan, efek
samping dan komplikasi.
5. Bila klien memilih kontrasepsi AKDR,
merneriksa kondisi kesehatan/ risiko
untuk dilaksanakan pemasangan
6. Menjelaskan bahwa kesuburan akan
segera pulih setelah dilepas. AKDR
dapat dilepas sewaktu-waktu atas
permintaan klien.
B. Melaksanakan Pemasangan AKDR
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan steril DTT
untuk pemeriksaan
3. Menata peralatan dan Alat kontrasepsi
pada nampan steril/ DTT
4. Melakukan pemeriksaan dengan
spekulum
5. Mengambil spesimen serviks dan
vagina bila ada indikasi
6. Mengeluarkan spekulum dan
meletakan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
7. Melakukan pemeriksaan bimanual
8. Melepas sarung tangan, setelah
direndam dalam lar. Klorin 0.5% dan
meletakannya pada wadah anti bocor
9. Mencuci tangan.
10. Memasukkan lengan Copper T 380°
(yang masih dalam keadaan steril ke
dalam tabungnya dengan
menggunakan teknik "tanpa sentuh")
11. Memakai sarung tangan steril/ DTT
pada kedua tangan
12. Memasang spekulurn
13. Membersihkan serviks dan vagina
dengan mengusapkan larutan
antiseptik 2 kali
14. Menjepit serviks dengan tenakulum
secara lembut
15. Memasukkan sonde uterus dengan
tehnik "tanpa sentuh"
16. Mengatur batas kedalaman sesuai
dengan ukuran uterus dengan AKDR
masih dalam kemasan sterilnya,
kemudian buka seluruh kemasannya,
17. Pastikan lengan (AKDR) telah terlipat
dan pembatas kedalaman terletak
sejajar dengan kartu alasnya
18. Lepaskan tabung inserter yang terisi
tanpa menyentuh apapun yang tidak
steril
19. Masukan Cooper T 380A dengan
menggunakan teknik"tarik/
withdrawal"
20. Memotong benang AKDR hingga 3-4
cm panjangnya
21. Menarik tabung inserter
22. Perlahan melepaskan tenakulum serta
speculum dan meletakannya ke
dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi

C. Bila klien memilih kontrasepsi implant,


melakukan pemasangan implant:
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan pada klien
2. Meminta klien mencuci dan membilas
lengannya
3. Membantu klien berbaring diatas meja
periksa
4. Mengatur posisi lengan yang sudah
bersih, dan meletakan kain kering
dibawah lengannya
5. Menentukan tempat insersi
6. Dengan menggunakan pola, menandai
posisi pemasangan kapsul. (kalau
menggunakan pola Norplant untuk
pemakaian Jadena atau Indoplant,
harus menambahkan 2 mm pada
panjang 2 lobang yang sudah ada pada
pola Norplant)
7. Memastikan peralatan steril /DTT
telah tersedia
8. Membuka pembungkus peralatan steril
atau DTT tanpa menyentuhnya
9. Menaruh kapsul dalam mangkuk steril
atau DTT
10. Mencuci tangan
11. Memakai sarung tangan steril/DTT
untuk pemeriksaan
12. Mengatur peralatan dan bahan pada
tempat steril /DTT
13. Mengusapkan larutan antiseptik
dengan gerakan berputar pada tempat
insersi, kemudian mendiamkannya
hingga kering
14. memberitahu klien bahwa akan
menyuntikan anestesi lokal
15. Memberikan anestesi lokal (1% tanpa
epinephrine) tepat dibawah kulit pada
lokasi pemasangan
16. menarik jarum dan menempatkan alat
suntik pada tempat yang aman untuk
mencegah luka tusuk
17. Menekan -nekan kulit dengan kasa
steril untuk membantu menyebarkan
anestesi
18. Memeriksa efek anestesi sebelum
melakukan pemasangan
19. Membuat sayatan dangkal sedalam
2mm dengan pisau bedah tepat sampai
dibawah kulit (dapat langsung
menusukkan trokar subdermal)
20. Sambil mengangkat kulit, mendorong
trokar kedalam sampai tanda batas (1)
dekat pangkal trokar
21. Menarik pendorong (plunger) keluar
dan memasukan kapsul ke dalam
trokar
22. Memasang kembali pendorong dan
mendorong hingga terasa ada
hambatan
23. Menahan pendorong dengan satu
tangan dan menggeser trokar keluar
dari insisi hingga menyentuh pegangan
pendorong
24. Menarik trokar dan pendorong
bersamaan hingga pada pembatas (2)
dekat ujung trokar (tidak sampai trokar
keluar dari kulit)
25. menjauhkan ujung trokar dari kapsul
dan menahan kapsul agar tidak berada
pada jalur trokar
26. Mengarahkan trokar sekitar 15" dan
memasukkan trokar dengan
pendorongnya sampai dengan teknik
yang sama
27. Meraba semua kapsul untuk
memastikan bahwa kapsul diinsersi
dalam bentuk kipas
28. Meraba tempat insisi untuk
memastikan bahwa kapsul berada pada
jarak 5mm dari tempat insisi
29. Mengeluarkan trokar hanya setelah
menginsersi kapsul terakhir
30. Menekan tempat insisi dengan kasa
untuk menghentikan perdarahan
31. Mengangkat doek berlubang yang
telah digunakan
32. Mengusapkan alcohol pada lengan
klien
33. Merapatkan tepi sayatan dan menutup
dengan Band aid atau perban steril
34. Membalut dengan perban untuk
menekan tempat insisi

D. Paska pemberian/pemasangan alat


kontrasepsi

1. Menganjurkan klien untuk segera


datang jika ada keluhan / tanda-tanda
komplikasi
2. Membahas kunjungan ulang
3. Meyakinkan klien apabila metode
yang dipakai tidak sesuai, dapat
dihentikan setiap saat
4. Mengucapkan salam perpisahan
dengan sopan
5. Meletakan semua peralatan kedalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
6. Mendekontaminasi jarum dan alat
suntik dengan membilas 3 kali dengan
larutan klorin 0,5%
7. Membuang jarum dan alat suntik ke
dalam wadah tidak tembus tanpa
melepas, menutup, atau mematahkan
jarum tersebut
8. Membuang sampah ke dalam tempat
anti bocor
9. Melepaskan sarung tangan setelah
direndam dalam larutan klorin dan
meletakannya pada tempat anti bocor
10. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir

V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan ulang

VI. Pencatatan asuhan kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan
diagnosa/masalah dan kegiatan asuhan
sesuai dengan standar yang berlaku (SOAP)
dalam status klien

b. Mencatat hasil pelayanan dalam buku


pelayanan KB/Rekam Medis/Buku
KIA/Kartu Pasien

……………..…………, 2007
Kornentar Ringkasan
………………………………………….. Evaluator / Penilai
…………………………………………..

(.………………………)

Anda mungkin juga menyukai