Anda di halaman 1dari 10

156

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR :

TENTANG

IZIN KERJA ANALIS KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5)


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang izin
kerja Analis Kesehatan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431)

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)

4. Undang_undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor Nomor 153. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3637)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,

Draft Surat ijin Kerja


157

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737)

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/


XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/
VI/2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor PER/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan
Angka Kreditnya

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/Menkes/SK/


III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


1796/Menkes/Per/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN


KERJA ANALIS KESEHATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Analis Kesehatan adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Analis
Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Sarana Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis

Draft Surat ijin Kerja


158

penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat


berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
4. Surat Izin Kerja Analis Kesehatan yang selanjutnya disingkat SIKAK adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada Analis Kesehatan yang sudah memenuhi
persyaratan untuk menjalankan pekerjaan Analis Kesehatan.
5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan
standar operasional prosedur.
7. Standar profesi adalah pedoman yang dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik yang dibuat oleh organisasi profesi dan
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
8. Organisasi Profesi adalah Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Indonesia (PATELKI).

BAB II
PERIZINAN

Pasal 2

(1) Analis Kesehatan yang menjalankan pekerjaan di bidang pelayanan


laboratorium kesehatan wajib memiliki SIKAK
(2) Pelayanan laboratorium kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta
(3) Analis Kesehatan yang menjalankan pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (D III) Analis Kesehatan.

Pasal 3

(1) SIKAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(2) SIKAK berlaku selama STR masih berlaku

Pasal 4

(1) Analis Kesehatan wajib mengajukan SIKAK selambat-lambatnya dalam


waktu 1 (satu) bulan setelah diterima bekerja.
(2) Untuk memperoleh SIKAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Analis
Kesehatan harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan melampirkan :

Draft Surat ijin Kerja


159

a. surat keterangan bekerja dari instansi tempat kerja;


b. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisir;
c. fotocopi ijazah pendidikan D III Analis Kesehatan yang dilegalisir;
d. surat keterangan sehat fisik dan tidak buta warna dari dokter yang
memiliki Surat Izin Praktek;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
f. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(3) Surat permohonan memperoleh SIKAK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sebagimana tercantum dalam Formulir I terlampir.
(4) SIKAK sebagimana dimaksud pada ayat (2) hanya diberikan untuk 1 (satu)
sarana pelayanan laboratorium kesehatan.
(5) SIKAK sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagaimana tercantum
dalam Formulir II terlampir.
(6) Analis Kesehatan dapat mengajukan SIKAK paling banyak 2 (dua) tempat
untuk bekerja.

Pasal 5

SIKAK dinyatakan tidak berlaku karena:


a. tempat bekerja tidak sesuai lagi dengan SIKAK.
b. masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang.
c. dicabut atas perintah pengadilan.
d. dicabut atas rekomendasi Organisasi Profesi.
e. Yang bersangkutan meninggal dunia.

BAB III
KEWENANGAN

Pasal 6

(1) Analis Kesehatan dalam menjalankan pekerjaan dalam pelayanan


laboratorium kesehatan harus sesuai dengan standar profesinya.
(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Membuat perencanaan/merancang proses di laboratorium yang meliputi:
1) Alur kerja proses pemeriksaan di laboratorium
2) Alur keselamatan kerja di laboratorium
3) Menyusun prosedur baku di laboratorium
4) Menyusun prosedur cara ukur keberhasilan proses
5) Menyusun program pemantapan mutu internal
6) Menyusun program pemantapan mutu eksternal
7) Merancang upaya keselamatan kerja di laboratorium
b. Melaksanakan proses teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu:
1) Mengambil spesimen

Draft Surat ijin Kerja


160

2) Menilai kualitas spesimen


3) Menangani spesimen (labeling, penyimpanan, pengiriman)
4) Mempersiapkan bahan/reagensia
5) Memilih reagen dan metoda analisa
6) Mempersiapkan alat
7) Memilih/menentukan alat
8) Memelihara alat
9) Mengkalibrasi alat
10) Menguji kelaikan alat
11) Mengerjakan prosedur analisa bidang :
a) Hematologi
b) Kimia Klinik
c) Serologi-Imunologi
d) Mikrobiologi
e) Parasitologi
f) Virologi
g) Toksikologi
h) Patologi Anatomi
i) Biologi Molekuler
j) Kimia Kesehatan
12) Mengerjakan prosedur dalam pemantapan mutu
13) Membuat laporan administrasi laboratorium
c. Memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
1) Mendeteksi secara dini keadaan spesimen yang berubah
2) Mendeteksi secara dini perubahan kondisi alat/reagen/kondisi
analisa
3) Mendeteksi secara dini bila muncul penyimpangan dalam proses
teknis operasional
4) Menilai validitas rangkaian analisa atau hasilnya
5) Menilai normal tidaknya hasil analisa untuk dikonsulkan kepada yang
berwenang
6) Menilai layak tidaknya hasil proses pemantapan mutu internal
7) Menilai layak tidaknya hasil proses pemantapan mutu eksternal
8) Mendeteksi secara dini terganggunya keamanan lingkungan kerja
d. Melaksanakan pengambilan keputusan :
1) Perlunya koreksi terhadap proses/alat/spesimen/reagensia
2) Perlunya koreksi terhadap proses pemantapan mutu internal
3) Perlunya koreksi terhadap proses pemantapan mutu eksternal
e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif
dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium
f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium

Draft Surat ijin Kerja


161

g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik


kelaboratoriuman

Pasal 7

(1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien,


Analis Kesehatan dapat melakukan pelayanan laboratorium kesehatan
diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(2) Dalam melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan kompetensi, tingkat
kedaruratan dan kemungkinan untuk dirujuk.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 8

(1) Dalam melaksanakan pekerjaannya, Analis Kesehatan berkewajiban untuk:


a. Menghormati hak pasien;
b. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. Memberikan informasi tentang pelayanan pemeriksaan laboratorium;
d. Melakukan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta
menjaga kesehatan lingkungan;
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
kesehatan;
f. Mematuhi standar.
(2) Analis Kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium kesehatan, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 9

Dalam melaksanakan pekerjaannya, Analis Kesehatan mempunyai hak :


(1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pekerjaannya
sepanjang sesuai standar profesi dan standar pelayanan;
(2) Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keluarganya;
(3) Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya;
(4) Menerima imbalan jasa profesi; dan
(5) Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya.

Draft Surat ijin Kerja


162

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 10

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan


pengawasan dengan mengikutsertakan organisasi profesi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan
melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Pasal 11

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan tindakan
administratif kepada Analis Kesehatan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan izin kerja dalam peraturan ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui :
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pencabutan SIKAK

Pasal 12

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat mengambil tindakan administratif


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) terlebih dahulu memintakan
pertimbangan tertulis pada organisasi profesi.

BAB VI
SANKSI

Pasal 13

Analis Kesehatan yang dengan sengaja melakukan pelayanan pemeriksaan


laboratorium kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
kenakan sanki sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Draft Surat ijin Kerja


163

Pasal 14

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang mempekerjakan Analis Kesehatan


yang tidak mempunyai SIKAK dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15

(1) Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan ini, Analis Kesehatan


yang saat ini telah bekerja pada sarana pelayanan kesehatan wajib
memiliki SIKAK.
(2) SIKAK sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diperoleh secara perorangan
atau kolektif dengan mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini


dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

Menteri,

Draft Surat ijin Kerja


164

Formulir I

Perihal : Permohonan Surat Izin Kerja Analis Kesehatan (SIKAK)

Kepada Yth.
Pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ...............

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama lengkap : ....................................................
Alamat : ....................................................
Tempat, tanggal lahir : ....................................................
Jenis kelamin : ....................................................
Tahun lulusan : ....................................................

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Kerja


Analis Kesehatan.

Sebagai bahan pertimbangan terlampir :


a. surat keterangan bekerja dari instansi tempat kerja;
b. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisir;
c. fotocopi ijazah pendidikan D III Analis Kesehatan yang dilegalisir;
d. surat keterangan sehat fisik dan tidak buta warna dari dokter yang memiliki
Surat Izin Praktek;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
f. rekomendasi dari Organisasi Profesi.

Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

................................................

Pemohon,

( ............................................ )

Draft Surat ijin Kerja


165

Formulir II

KOP SURAT

KOP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ............

SURAT IZIN KERJA ANALIS KESEHATAN (SIKAK)


Nomor :

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pejabat Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota............. memberikan izin kerja kepada :

Nama : .....................................................................
Tempat, tanggal lahir : .....................................................................
Alamat : .....................................................................

Untuk bekerja sebagai Analis Kesehatan di ...................... (sebut nama sarana


pelayanan kesehatannnya, alamat lengkap, kabupaten/kota)

Surat izin kerja ini berlaku sampai dengan tanggal ................................

Dikeluarkan di .......................
Pada tanggal .........................
Pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ........

(............................................)

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ................
2. Ketua Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
(PATELKI) Cabang ..............; dan
3. Pertinggal

Draft Surat ijin Kerja

Anda mungkin juga menyukai