Anda di halaman 1dari 117

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan acuan dalam

perundingan negara-negara dunia untuk melanjutkan pembangunan pasca

Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah mencapai tahap akhir di tahun

2015. SDGs ini tidak terpisah dari pencapaian MDGs, SDGs merupakan bentuk

penyempurnaan dari MDGs.Bentuk penyempurnaan tersebut dilakukan melalui

sejumlah pendekatan yang dipandang perlu melibatkan peran aktif warga dunia

bagi terciptanya kepentingan global yang lebih luas SDGs dicanangkan untuk

melanjutkan tujuan utama MDGs yang belum tercapai, yang antara lain

permasalahan kesehatan ibu dan anak, akses terhadap air bersih dan sanitasi,

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan status nutrisi (SDGs, 2015)

Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2025

atau “Indonesia Sehat 2025” disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang

diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah risiko terjadinya

penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya;

sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,

termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman.(Indonesia Sehat 2015)

Berlandaskan pada Dasar Pembangunan Nasional Kesehatan, dan untuk

mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2025, ditetapkan 4 (empat) misi

Pembangunan Kesehatan, yaitu :

1.Menggerakkan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

1
Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap

kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh hasil kerja

sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta kontribusi

positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil kerja

serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan

kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Kesehatan

sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung arti

terlindunginya dan terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

2.Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat termasuk swasta, dan pemerintah. Upaya pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan setiap individu, keluarga, masyarakat, dan

lingkungannya dilakukan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan. Kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap

individu, keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan, memilih, dan

mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sangat menentukan

keberhasilan pembangunan kesehatan. Masyarakat harus mampu melakukan

program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang

kesehatan, dan melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan

kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya pokok atau misi pembangunan

kesehatan adalah mendorong kemandirian mayarakat untuk hidup sehat.

1.Memelihara dan Meningkatkan Upaya Kesehatan yang Bermutu, Merata, dan

2
Terjangkau

Pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya

kesehatan, baik upaya kesehatan primer dan sekunder maupun upaya kesehatan

tersier yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada pencegahan (perventif),

dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap warga Negara Indonesia,

tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan

kesehatan (rehabilitatif). Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan,

diperlukan pula upaya peningkatan lingkungan yang sehat. Upaya kesehatan

tersebut diselenggarakan dengan kemitraan antara pemerintah, dan masyarakat

termasuk swasta.

Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan sosial telah

berkembang, penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan primer akan

diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter

keluarga. Di daerah yang sangat terpencil, masih diperlukan upaya kesehatan

perorangan di Puskesmas.

1.Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan

perlu ditingkatkan dan didayagunakan, yang meliputi sumber daya manusia

kesehatan, pembiayaan kesehatan, serta sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Sumber daya kesehatan meliputi pula pengusaan ilmu pengetahuan dan

teknologi kesehatan/kedokteran, serta data dan informasi yang makin penting

peranannya.

3
Tenaga kesehatan yang bermutu harus tersedia secara mencukupi, terdistribusi

secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna.

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat, swasta, dan

pemerintah harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara

adil, dan termanfaatkan secara berhasil-guna serta berdaya-guna. Jaminan

kesehatan yang diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial

dan prinsip ekuitas, bertujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh

manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan.

Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang aman, bermanfaat dan

bermutu harus tersedia secara merata serta menjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat. Upaya dalam meningkatkan ketersediaan tersebut, dilakukan

dengan upaya peningkatan manajemen, pengembangan dan penggunaan

teknologi di bidang sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan serta

pengawasan pre market dan post market sediaan farmasi, alat kesehatan dan

makanan komprehensif.

Diare penyebab nomor satu kematian balita di dunia, dan UNICEF

melaporkan setiap detik satu anak meninggal karena diare. Hal ini banyak

terjadi di 2 negara-negara berkembang seperti Indonesia karena buruknya

perilaku higiene perorangan dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh

rendahnya tingkat sosial, ekonomi dan pendidikan (WHO, 2012).

Masalah-masalah kesehatan dalam masyarakat Indonesia yang sering

muncul adalah masalah KIA, KB yakni tingginya angka kematian dan kesakitan

ibu dan bayi serta tingginya angka pertumbuhan penduduk. Selain KIA/KB

4
masalah yang juga muncul seperti tingginya angka kesakitan karena penyakit

menular seperti

TBC,ISPA,DHF dan DIARE maupun penyakit tidak menular seperti Gizi Buruk.

Data survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan

per provinsi tahun 2014 (Profil Promosi Kesehatan) menunjukkan masih di bawah

50 % dari institusi kesehatan di provinsi yang sudah baik pelaksanaan PHBS.

Padahal institusi kesehatan seharusnya dapat menjadi contoh penerapan PHBS

bagi masyarakat pengunjung dan institusi non kesehatan. Menurut Profil

Kesehatan Indonesia (2014) peningkatan jumlah institusi kesehatan dari tahun-

tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah institusi kesehatan tersebut diharapkan

pula akan meningkatkan penerapan PHBS di Institusi kesehatan.Bersih dan Sehat

dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat tujuan PHBS

diinstitusi kesehatan

1.Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.

2.Mencegah terjadinya penularan penyakit diinstitusi kesehatan.

3.Menciptakan institusi kesehatan yang sehat.

Menurut PHBS (2013), diare menempati peringkat ke – 2 penyebab

kematian anak anak di bawah lima tahun, lebih dari setengah kejadian diare di

asia dan afrika. Di sumatera utara angka kematian yang diakibatkan oleh

diare pada balita dari keseluruhan kabupaten dan kecamatan pada tahun 2012

berjumlah 200 – 300 per 1000 penduduk, yang di sebabkan oleh Pengetahuan Dan

Perilaku kesehatan limgkungan yang buruk masyarakat Kabupaten Deli Serdang

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 hanya 36 %

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dan perilaku hidup

5
bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian Diare di Desa Marindal Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

Masyarakat harus dibekali denganpengetahuan tentang cara-cara hidup

sehat untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat. Perilaku hidup sehat

merupakan perilaku produktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah resikoterjadinya penyakit, melindungi dari ancaman sakit serta

berpartisifasi. Upaya pembangunan kesehatan yang dirasakan guna tercapainya

kemampuan hidup sehat setiap penduduk guna mewujudkan kesehatan (Perilaku

Hidup Sehat 2014).

Penerapan ilmu kebidanan komunitas dapat dilakukan dengan melakukan

pendekatan pada kelompok kerja di masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah

kesehatan yang ada di wilayah binaan. Dalam upaya meningkatkan kemampuan

bekerja dengan individu, keluarga dan masyarakat.Tatanan pelayanan kesehatan

komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan, kebidanan komunitas, dan

keluarga, dan juga sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga bidan yang

profesional dan mempunyai potensi kebidanan secara mandiri sesuai dengan

kompetensi yang harus dicapai (Susanto, 2012).

Program pendidikan DIII Kebidanan merupakan salah satu sarana untuk

menghasilkan SDM yang berkualitas yang mampu membantu masyarakat untuk

memecahkan masalah yang terjadi melalui pendekatan dan penerapan manajemen

asuhan kebidanan komunitas. Untuk memperoleh hal tersebut mahasisiwi diberi

kesempatan untuk melakukan Praktek Belajar Lapangan (PBL) untuk mendapat

pengalaman di masyarakat dalam rangka penerapan manajemen asuhan

6
Kebidanan Komunitas untuk mengenali masalah-masalah yang ada di masyarakat

khususnya masalah KIA dan KB.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, maka diperlukan upaya – upaya

yang terarah dan terintegrasi dalam kesatuan yang utuh dengan melibatkan secara

langsung dan menggalang kemitraan sektor swasta. Oleh karena itu, Pendidikan

STIKes Santa Elisabeth Medan menyelenggarakan Praktek Belajar Lapangan

(PBL) yang merupakan perwujudan antara ilmu dan ketrampilan yang telah

diperoleh selama duduk dibangku kuliah untuk diterapkan kepada masyarakat

khususnya individu dan keluarga sehingga diharapkan tercapainya tenaga-tenaga

kesehatan yang profesional khususnya yang mampu melaksanakan kerjasama

dengan tim dalam lintas program dan lintas sektoral untuk mencapai Indonesia

sehat 2015 melalui pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Penulis melakukan penerapan manajemen asuhan kebidanan di Desa

Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang .Kemudian penulis

melakukan pengumpulan data kepala keluarga untuk menjadi keluarga binaan

sebagai prioritas dataan berdasarkan hasil scoring dari setiap data kepala keluarga

dimana kepala keluarga yang meperoleh skor tertinggi menjadi keluarga binaan

dan dilanjutkan dengan menentukan prioritas masalah tertinggi di setiap masalah

pada kepala keluarga binaan yang menyangkut masalah KIA/KB dan Lingkungan

untuk dilakukan binaan sehingga masalah dapat diatasi baik secara menyeluruh

atau pun sebagian.

Adapun masalah yang ditemukan penulis pada setiap kepala keluarga

yang menjadi keluarga binaan penulis adalah di antaranya seperti pengolahan

makanan yang kurang tepat, perilaku hidup kepala kekuarga yang tidak baik yaitu

7
merokok, kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit menular,perilaku

masyarakat yang sering menyirih yang dapat merusak mukosa oral, dan

lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat dan tidak di manfaatkan.

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan lingkungan atau KIA/KB dari

kepala keluarga binaan, penulis diharapkan mampu menerapkan manajemen

asuhan kebidanan komunitas 7 langkah Helen Varney yaitu : Pengkajian data,

Interpretasi Data Dasar, Diagnosa Masalah Potensial, Tindakan Segera,

Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada

keluarga di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Medan dan dapat mengaplikasikan dalam Asuhan Kebidanan Komunitas

pada tingkat keluarga terutama sasaran kebidanan.

1.2.1 Tujuan Khusus

1.Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data kepala

keluargadi Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Medan 2016.

2.Agar mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada kepala keluarga

di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Medan

2016.

8
3.Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

pada kepala keluarga di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Medan 2016.

4.Agar mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan

akantindakansegera pada kepala keluarga, terutama keluarga binaan di

Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Medan

2016.

5.Agar mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan komunitas yang

menyeluruh pada kepala binaan di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Medan 2016.

6.Agar mahasiswa mampu melakukan implementasi dari rencana asuhan

komunitas pada kepala keluarga di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Medan 2016.

7.Agar mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi pada kepala keluarga

binaan di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Medan 2016

1.3Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat dan desa setempat

Dengan diadakannya PBL menambah pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai kesehatan sehingga masyarakat dapat menerapkan

pola hidup sehat dan bersih

2.Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai referensi bagi

perpustakaan jurusan kebidanaa STIKes Santa Elisabeth Medan

9
3.Bagi keluarga binaan

Menambah pengetahuan dan wawasan keluarga yang dibina untuk

menerapkan pola hidup kesehatan setiap anggota keluarga

4.Bagi penulis

Sebagai salah satusyarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII

Kebidanaan STIKes Santa Elisabeth Medan dan menambah pengetahuan

dan keterampilan penulis dalam menerapakan ilmu yang didapat selama

perkuliahan

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan ini, penulis melakukan pendekatan yang dilakukan

terhadap kkeluarga masyarakat melalui kunjungan rutin/ home visit dan

menggunakan metode deskripsi dengan cara :

Wawancara :Melakukan Tanya jawab secara langsung kepada keluarga

dengan melakukan/ menggunakan kuesioner ( Djumhur,

1985).

Observasi :Mengadakan pengamatan langsung penulis terhadap

lingkungan sekitar kepada keluarga binaan .

Ceramah :Memberikan penyuluhan kepada keluarga binaan mengenai

lingkungan

Home visit :Melakukan kunjungan ke rumah keluarga dalam

pemberi asuhan( tanya jawab) dan mengukur vital sign

10
1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan laporan ini mencakup 10 keluarga dataan

di Desa Baru Pancur Batu dan penulis mengambil 3 keluarga sebagai

keluarga binaan. Adapun cara pengambilan keluarga binaan berdasarkan hasil

scoring data setiap kepala keluaraga dimana kepala keluarga yang memiliki

skor tertinggi menjadi keluarga binaan, sesuai program yang ada : suatu

masalah KIA/KB dan kesehatan lingkungan di Desa Baru Pancur Batu,

Medan dengan melakukan :

1. Pengkajian data

2.Analisa data ( Interpretasi data dasar )

3.Identifikasi masalah potensial

4.Prioritas masalah ( Tindakan segera )

5.Intervensi

6.Implementasi

7.Evaluasi

11
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Keluarga

Pengertian keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang

menjadi dasar pendefenisiannya. Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta (kula

dan warga) kulawarga yang berarti anggota kelompok kerabat (Wahid dkk,2007)

banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial

masyarakat. Berikut dikemukakan beberapa pengertian keluarga :

a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen

Kesehatan RI, 1999).

b. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung pada hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

suatu rumah tangga, berintegrasi satu sama lain, dan di dalam peranannya

masing-masing menciptakan dan mempertahankan kebudayaan. (Salvicion

Boilon dan Anacelis Maglaya, 1989).

c. Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO,

1969).

d. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,

istri,dan anak, atau suami istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan

anaknya

(UU No. 10 Tahun 1992).

12
2.2 Ciri-Ciri Keluarga

Menurut Carter (1988), ciri-ciri keluarga sebagai berikut :

1. Terorganisasi :saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga.

2. Ada keterbatasan :setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan:setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

Adapun ciri-ciri keluarga yang lain menurut Robert Mac Iver dan Charles

Horton

sebagai berikut :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama atau rumag tangga.

2.3 Struktur Keluarga

1. Patri Lineal

13
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa

generasi hubungan disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak suadara dalam keluarga

disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matri Lokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

5. Keluarga Kawinan

Adalah sepasang suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang akan menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami istri.

2.4 Fungsi Keluarga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat

dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut (Wahit dkk,2007) :

1. Fungsi Biologis

a) Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis

a) Memberikan hak kasih sayang dan rasa nyaman

b) Memberikan perhatian diantara keluarga

14
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a) Membina identitas anak

b) Menentukan nilai-nilai budaya keluarga

c) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang. Misalnya :

d. Pendidikan anak

e. Jaminan di hari tua dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan

keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan

minat yang dimiliki.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

15
2.5 Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah

besar,

yaitu :

1. Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan

terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatan, yang termauk dalam ancaman kesehatan adalah :

a. Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes melitus dan

sebagainya.

b. Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular

seperti TBC, Gonore, Hepatitis dan sebagainya.

c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan

kemampuan dan sumber daya keluarga, seperti anak terlalu banyak

sedangkan penghasilan keluarga kecil.

d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam

diletakkan disembarangan, tangga rumah terlalu curam.

e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota

keluarga.

f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress antara lain :

1. Hubungan keluarga yang kurang harmonis

2. Hubungan orang tua dan anak tegang.

3. Orang tua yang tidak dewasa.

g. Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :

1. Ventilasi dan penerangan rumah yang kurang baik.

16
2. Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi

syarat.

3. Sekolah/tempat pembuangan air limbah yang tidak

memenuhi syaratmber air minum tidak memenuhi syarat.

4. Kebisingan.

5. Polusi udara.

h. Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan

1. Merokok.

2. Minuman keras.

3. Tidak memakai alas kaki.

4. Makan obat tanpa resep.

5. Kebiasaan makan daging mentah.

6. Hygiene personal kurang.

i. Sifat dan kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.

j. Riwayat persalinan sulit.

k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita

memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki

memainkan peran ayah.

l. Imunisasi anak tidak lengkap.

2. Kurang / tidak sehat.

Yang termasuk di dalamnya adalah :

a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa

b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak

sesuai dengan pertumbuhan normal.

17
3. Situasi kritis adalah saat-saat yang sangat menentukan individu atau

keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal daya keluarga,

yang termasuk dalam situasi kritis adalah :

a. Perkawinan.

b. Kehamilan.

c. Persalinan.

d. Masa nifas.

e. Menjadi orang tua.

f. Penambahan anggota keluarga misalnya bayi baru lahir.

g. Abortus.

h. Anak masuk sekolah.

i. Anak remaja.

j. Kehilangan pekerjaan.

k. Kematian anggota keluarga.

l. Pindah rumah

Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan dan keperawatan:

1. Ketidaksanggupan mengenai masalah kesehatan keluarga, disebabkan

karena :

a. Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta.

b. Rasa takut akibat masalah yang diketahui.

c. Sikap dan falsafah hidup.

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindak yang tepat, disebabkan karena :

18
a. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah.

b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.

c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga.

d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.

e. Ketidak cocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga.

f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada.

g. Takut dari akibat tindakan.

h. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau.

j. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan

karena :

a. Tidak mengetahui penyakit, misalnya sifat, penyebab,

penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta

pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang

dibutuhkan.

c. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

d. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,

misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab,

fasilitas fisik untuk perawatan.

e. Sikap negatif terhadap yang sakit

f. Konflik individu dalam keluarga

19
g. Sikap dan pandangan hidup

h. Prilaku yang mementingkan dirinya sendiri

4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga,

disebabkan karena :

a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup diantaranya keuangan,

tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah.

c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

d. Konflik personal dalam keluarga.

e. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.

f. Sikap dan pandangan hidup

g. Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri

sendiri, tidak ada kesempatan, acuh terhadap anggota keluarga

yang mempunyai masalah.

5. Ketidakmampuan menggunakan sumber masyarakat guna memelihara

kesehatan disebabkan karena :

a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.

c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga

kesehatan.

d. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan.

20
e. Rasa takut dari akibat tindakan.

f. Tidak terjangkit dari fasilitas yang diperlukan.

g. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan.

h. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.

i. Sikap dan falsafah hidup.

2.5.1 PRIORITAS MASALAH

Langkah berikutnya setelah menentukan masalah atau kelompok

diagnosa keperawatan adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga (Sulistyo,2012).

Hal-hal yang diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut

1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.

2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam

kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.

3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap

asuhan keperawatan yang akan diberikan.

4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

5. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan keluarga.

6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

21
2.5.2. Diagnosa Kebidanan

Skala Prioritas Masalah Kesehatan keluarga Untuk Dapat dituliskan

dalam Prioritas Kesehatan dan kebidanan Keluarga perlu disusun skala prioritas

sebagai berikut

Tabel 2.1 Penilaian (Scoring ) Diagnose Kebidanan Keluarga

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
Skala : a. Tidak sehat 3
1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Kritis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : a. Mudah 2
2
b.Sebagian 1
c.Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala : a. Tinggi 3
b.Cukup 2
1
c.Mudah 1
4 Menonjolkan masalah
Skala : a. Masalah segera diatasi 2
b. Masalah tidak segera diatasi 1
1
c.Masalah tidak dirasakan 0

Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

𝑠𝑘𝑜𝑟
c. 𝑥𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

d. Jumlahkan skor untuk setiap kriteri

e. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot.

22
2.5.3 KRITERIA PRIORITAS MASALAH

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga

harus didasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut :

1. Sifat masalah dikelompokkan menjadi :

a) Ancaman kesehatan

b) Keadaan sakit atau kurang sehat

c) Situasi kritis

2. Kemungkinan masalah dapat berubah kemungkinan keberhasilan untuk

mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi

keperawatan dan kesehatan.

3. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang

akan timbul.

4. Kemungkinan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan

keperawkatan dan kesehatan.

2.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Prioritas.

1. Dengan melihat kriteria yang pertama sifat masalah : dalam menentukan

sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau

yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau

pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia. Kemudian baru

diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan

selanjutnya kepada situasi kritis dalam keluarga dimana terjadi situasi

yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.

23
2. Untuk kriteria yang kedua yaitu,mungkinan masalah dapat diubah, perawat

perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor yang mempengaruhi

masa-

lah yang dapat diubah adalah :

a. Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk menangani

masalah.

b. Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan,tenaga,sarana dan

prasarana.

c. Sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan,

keterampilan dan waktu.

d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi

kriteria ini, seperti Posyandu, DUKM, Polindes dan sebagainya.

3. Untuk kriteria yang ketiga yaitu potensial masalah dapat dicegah ,yaitu

faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a. Kepelikan/kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya

penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognosa dan

berat masalah.

b. Lamanya masalah, hubungan dengan jangka waktu terjadinya

masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan bertanya

masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk

dicegah.

c. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk

mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan

status kesehatan keluarga.

24
d. Adanya kelompok resiko tingga dalam keluarga atau kelompok

yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

4. Menonjolnya masalah

Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya

masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu

dipehatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu

menilai persepsi tau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam

hal ini, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk

menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi.

25
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada tanggal 5 Desember 2016 penulis tiba didusun II A Desa Baru

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, melakukan pemetaan dan

pendataan. Pada tanggal 14 Desember 2016 melakukan penscoringan terhadap

masalah-masalah yang ditentukan pada setiap keluarga.Skala prioritas dari yang

tertinggi sampai terendah dari 7 kk di Dusun IIA Desa Baru Kecamatan Pancur

Batu Kabupaten Deli Serdang Desember 2016 Adapun hasil penscoringan yang

didapat penulis sbb :

N Nama Kepala Prioritas Masalah Score Tota


o Keluarga l

1. Tn.Sukirman  Resiko kurangnya 323 22


kandungan gizi pada
beras dan sayur pada
keluarga Tn.Sukirman
karena kurangnya
pengetahuan keluarga
mengola beras dan sayur
.
323
 Resiko terjadinya
bendungan ASI pada
Ny.Dahlian karena
kurangnya pengetahuan
Ibu tentang perawatan
payudara
2
33
 Resiko ISPA Pada
keluarga Tn.Sukirman
khusus nya Tn.Sukirman
berhubungan dengan
ketidakmauan kepala
keluarga mengambil
keputusan untuk berhenti
merokok.
 Resiko terjadinya 2
penyakit ISPA pada 34
keluarga Tn.Sukirman

26
karena kurangnya
pengetahuan keluarga
tentang ISPA
 Resiko terjadinya
2
dermatitis karena 33
kurangnya pengetahuan
keluarga tentang
dematitis
2
 Resiko terjangkitnya 33
AIDS karena kurangnya
pengetahuan keluarga
akan bahaya dari AIDS

2 Tn. Muhammad  Resiko terjadinya ISPA 1


183
2
pada Keluarga 33
Tn.Muhammad karena
ketidakmauan
Tn.Muhammad untuk
berhenti merokok.

 Resiko kurangnya 323


kandungan gizi pada
beras dan sayur pada
Keluarga Ny. Susanti
karena ketidakmampuan
keluarga mengola beras
dan sayur.
323
 Resiko Terpaparnya
penyakit karena
kurangnya pengetahuan
pada keluarga tentang 2
33
DHF

 Resiko terjadinya
penyakit dermatitis
karena kurangnya 2
pengetahuan keluarga 33
tentang penyakit kulit

 Resiko terjadinya

27
bendungan ASI karena
kurangnya pengetahuan
Ibu tentang perawatan
payudara

3 Tn. Irwansyah  Resiko ISPA Pada 2


33
1
183
keluarga Tn Irwansyah
khusus nya Tn.Irwansyah
berhubungan dengan
ketidakmauan kepala
keluarga mengambil
keputusan untuk berhenti
merokok
323
 Resiko kurangnya
kandungan gizi pada
beras dan sayur pada
Keluarga Ny. Juvianti
karena kurangnya
pengetahuan keluarga
mengola beras dan sayur.
323
 Resiko Terpaparnya
penyakit karena
kurangnya pengetahuan 2
pada keluarga tentang 33
DHF
 Resiko tertularnya
penyakit menular seperti
AIDS karena kurangnya
2
pengetahuan keluarga 33
tentang AIDS

 Resiko terjadinya
multigrande karena
rendahnya pengetahuan
keluarga tentang
pentingnya penggunaan
KB
4 Tn. Edy  Resiko kurangnya 316 4
133
kandungan gizi pada
beras dan sayur pada
keluarga Tn.Edy karena
kurangnya pengetahuan
keluarga mengola beras
dan sayur .

 Resiko terjadinya

28
bendungan ASI pada 4
33
Ny.wati karena
kurangnya pengetahuan
Ibu tentang perawatan
payudara
2
 Resiko ISPA Pada 33
keluarga Tn.Edy khusus
nya Tn.Edy berhubungan
dengan ketidakmauan
kepala keluarga
mengambil keputusan
untuk berhenti merokok.

 Resiko terjadiya cedera


fisik pada keluarga
2
karena kurangnya 33
kemampuan keluarga
dalam melakukan
pertolongan P3K

5 Ny.R  Resiko kurangnya


2 11
kandungan gizi pada 33
beras dan sayur pada
keluarga Ny. Rosminah
karena kurangnya
pengetahuan keluarga
mengola beras dan sayur
. 2
33
 Resiko terjadinya
berbagai penyakit seperti
ISPA dan diare karena
kurangnya pengetahuan
keluarga dalam
memelihara ternak.
2
33
 Resiko terjadiya cedera
fisik pada keluarga
karena kurangnya
kemampuan keluarga
dalam melakukan
pertolongan P3K

29
6 Tn. Paino  Resiko kurangnya 323
kandungan gizi pada 11
beras dan sayur pada
Keluarga Tn.paino
karena ketidakmampuan
keluarga mengola
berasdan sayur 2
33

 Resiko Terpaparnya gizi


buruk karena kurangnya
pengetahuan pada
keluarga tentang gizi 4
buruk 3
3

 Resiko terjadiya cedera


fisik pada keluarga
karena kurangnya
kemampuan keluarga
dalam melakukan
pertolongan P3K

7 Tn.Abdul Ginting  Resiko kurangnya 323 2


103
kandungan gizi pada
beras dan sayur pada Tn.
Abdul karena
ketidakmampuan
keluarga mengola beras 323
dan sayur

 Resiko terjadinya
multigrande karena
rendahnya pengetahuan
keluarga tentang
pentingnya penggunaan 1
33
KB

 Resiko terjadiya cedera


fisik pada keluarga
karena kurangnya
kemampuan keluarga
dalam melakukan
pertolongan P3K

30
Dari hasil penscoringan, maka didapatkan 3 keluarga binaan yang diambil

dari kategori scoring tertinggi ke yang terendah, yaitu:

1.Keluarga Tn.Muhammad Salim/Ny.Susanti

2.Keluarga Tn.Sukirman/Ny.Dahlian

2.Keluarga Tn.Irwansyah/Ny.Juvianti

31
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN TN. SUKIRMAN DI

DUSUN IIA DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2016

1.Pengumpulan Data

A. Identitas Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Sukirman

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 38 tahun

d. Agama : Islam

e. Suku/kebangsaan : Jawa/ Indonesia

f. Pendidikan :SMP

g. Pekerjaan :Pegawai Swasta

h. Penghasilan Perbulan : Rp. 2.000.000

i. Alamat :Dusun IIA Jl.Karya No.12

k.Data Anggota Keluarga Yang Hidup

N Nam Umur Agam Hubungan Pendidi Pekerja Pengha Usi


o a L P a kan an silan a
Per nik
bulan ah
1. Ny. 30 Islam Istri SMP IRT - 19
Dahl Th thn
ian n
2 Shaf 10 Islam Anak SD - - -
iz thn

3 Siti 4 Islam Anak - - - -


nura thn

32
ini
4 Ray 5 Islam Anak - - -
han bul
an

2.Genogram

Pria Wanita

Ket :

.a. : laki-laki

b. : perempuan

c. : laki- laki sudah meninggal

d. : perempuan sudah meninggal

a.Data Keluarga yang Sakit Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak ada

b.Data Keluarga yang Meninggal Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak Ada

c.Tipe keluarga

33
Tipe keluarga Tn.Sukirman adalah Nukleus family yaitu keluarga yang terdiri

dari suami dan istri yang memiliki 3 orang anak berusia 10 tahun, 1 tahun dan 5

bulan.

d.Pola Kebiasaan Sehari-hari

a.Keluarga makan sehari-hari dengan frekuensi 3x sehari, penyajian makanan

ada nasi, lauk, sayur dan terkadang ada buah. Dalam mengolah makanan

keluarga mencuci beras sebanyak >2x lalu dimasak, sedangkan sayur dirajang

terlebih dahulu lalu dicuci dan dimasak. Dalam menyimpan makanan, keluarga

menyimpan di dalam dilemari tertutup.

b.Pola Istirahat dan tidur

1.Bapak/ Kepala Rumah Tangga

a.Tidur Malam : 7-8 jam sementara

Tidur siang :tidak ada

2.Ibu

Tidur Malam : 7-8 jam sementara

tidur siang kurang lebih 1 jam

3.Anak

Tidur Malam : 7 – 8 Jam Sementara

tidur siang kurang lebih 2 -3 Jam

e.Aktivitas / latihan keluarga

Tidak ada

f.Kebiasaan / perilaku yang merugikan kesehatan

Tidak ada

g.Aspek Lingkungan

34
1.Perumahan

Rumah Tn.Muhammad merupakan rumah orang tua, Berlantai Keramik,

komposisi rumah terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan dapur .

Pencahayaan dan ventilasi sudah baik. Rumah tampak bersih.

2.Sumber Air Minum

Keluarga memperoleh air minum dengan membeli air galon, namun untuk

keperluaan sehari – hari keluarga mempergunakan air dari sumur. Air sumur

bersih, jernih, tidak berasa, tidak berbuih dan tidak berbau

3.Sarana Pembuangan Tinja

Sarana pembuangan tinja keluarga merupakan septitank yang berjarak 10 – 11

m dari rumah.

7.Pembuangan Sampah

Keluarga biasanya mengumpulkan sampah di suatu tempat kemudian dibakar.

Air limbah dibuang atau dialirkan ke selokan dan parit / selokan tampak tidak

tergenang.

8.Pekarangan

Tidak ada.

9.Ternak

Keluarga tidak memiliki ternak

10.Pengkajian Kesehatan Keluarga

a.Pemanfaatan Sarana Kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke praktek bidan

dan jarak sarana kesehatan dengan rumah <1- 2 km.

35
b.Tingkat pengetahuan keluarga mengenai ISPA,dermatitis,Gizi

buruk,Stroke,Hipertensi,DM,dan Anemia sedikit dimengerti keluarga,

namun pencegahan, penyebabnya dan tanda, gejala sudah mengerti.

11.Kesehatan KIA

a.Kesehatan Bayi dan Balita

Keluarga memiliki balita

b.Kesehatan Remaja

Tidak ada

c.Ibu hamil

Keluarga tidak ada yang hamil

d.Ibu nifas

Keluarga tidak memiliki ibu nifas

e.Ibu menyusui

Keluarga tidak memiliki ibu menyusui

f.KB (Keluarga Berencana)

Ibu tidak menggunakan KB

g.Lansia

Keluarga tidak ada yang lansia

h.Data Sosial dan Budaya

i.Keluarga mengatakan belum menjadi anggota JPKM ( Dana Sehat) yaitu

BPJS.

j.Keluarga mengatakan mengikuti kegiatan Fasilitas kesehatan berbasis

masyarakat yaitu posyandu.

k.Kegiatan sosial yang tidak ada di ikuti anggota keluarga dalam

36
masyarakat.

II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Proble


m
1 DS:
- ibu mengatakan mencuci - Kurangnya Resiko
beras pengetahuan berkura
lebih dari 1 kali yaitu 3- 4 keluarga tentang ngnya
kali cara mencuci beras kandug
- ibu mengatakan memotong dan sayur yang an gizi
sayur terlebih dahulu baru baik pada
mencuci beras keluarg
DO: a Tn.S
- tampak saat sedang berhub
memasak, ibu mencuci ungan
beras 3-4 kali dengan
ketidak
mampu
an
keluarg
a
mengol
ah
beras
dan
sayur.
2 DS: - Resiko terjadinya Resiko
- Ibu menyatakan kurang gangguan saluran tertular
mengetahui tentang pernafasan seperti nya
penyakit AIDS dan tidak ISPA karena AIDS
pernah mendengarkan hal kurangya pada
itu pengetahuan keluarg
DO: keluarga Tn.I akan a
- Saat ibu ditanyakan penyakit karena
tentang penyakit AIDS,ibu kurang
mengatakan tidak tahu. nya
pengeta
huan
keluarg
a
3 DS: - Ketidakmampuan Resiko
- Tn. M mengatakan dia kepala keluarga infeksi
merokok dan setiap hari dalam mengambil saluran
menghabiskan 22 batang keputusan untuk pernafa

37
rokok. berhenti merokok san
DO: pada
- Pada saat pengkajian, keluarg
tampak bapak sedang a
merokok. khusus
nya Tn.
M

4 DS: - Kurangnya Resiko


- Keluarga mengatakan pengetahuan terpapa
tidak mengetahui tentang keluarga tentang rnya
penyakit ISPA penyakit ISPA penyak
DO: it ISPA
- Saat ibu ditanyakan ibu
mengatakan tidak tahu
tentang ISPA
5 DS: - Kurangnya Resiko
- Keluarga mengatakan pengetahuan terpapa
tidak mengerti dan tidak keluarga tentang rnya
tahu apa itu dermatitis penyakit ISPA penyak
DO: it
Saat ditanyakan ibu mengatakan dermati
tidak tahu tis
yaitu
seperti
herpes

lll. Diagnosa

Identifikasi diagnosa kebidanan keluarga Tn.Sukirman

NO DIAGNOSA KEBIDANAN
1. Resiko terjadi kekurangan Vitamin pada keluarga Tn.S berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal kurangnya pengetahuan
khususnya pengetahuan pengolahan beras.

2. Resiko terjadi kekurangan gizi pada keluarga Tn.S berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal kurangnya pengetahuan pengolahan
sayur yang baik.

3 Resiko infeksi saluran pernafasan pada keluarga Tn. M khususnya Tn.S


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
untuk berhenti merokok.

38
4 Resiko terpaparnya penyakit ISPA pada keluarga karena kurangnya
pengetahuan keluarga tentang ISPA

5 Resiko terpaparnya penyakit dermatitis karena rendahnya pengetahuan


keluarga tentang penyakit menular dermatitis seperti herpes

I. Prioritas Masalah

1. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pengolahan makanan yang

baik khususnya beras

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
Ancaman kesehatan kesehatan kare na
dapat menyebabkan
berkurangnya
kandugan gizipada
beras pada keluarga
Tn.S
2 Kemungkinan 2/2x2 2 Masalah dengan mdah
masalah dapat dapat diubah dengan
diubah memberikan
(dengan mudah) penyuluhan pada
keluarga Tn.Sukirman
3 Kemungkinan 3/3 x 1 1 Masalah yang terjadi
masalah dapat tinggi untuk diubah
diubah /dicegah
(Tinggi)
4 Menonjolnya 1/2x1 1/2 Keluarga tidak
masalah merasakan adanya
(masalah tidak masalah
dirasakan)
Total Skore 𝟐
3𝟑

2. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit AIDS

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan karena
dapat menyebabkan
kurangnya vitamin
2 Kemungkinan 2/2x1 2 Masalah dengan

39
masalah dapat mudah dapat diubah
diubah dengan memberikan
(dengan mudah) penyuluhan pada
keluarga Tn.S
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Maslah yang terjadi
untuk dicegah tinggi untuk diubah
(tinggi)
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

3.Ketidakmauan kepala keluarga dalam mengambil keputusan untuk

berhenti merokok

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Kurangnya SDM
masalah dapat dalam keluarga
diubah sehingga kurang
(dengan mudah) motivasi
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Kebiasaan sudah
untuk dicegah berlangsng lama dan
(tinggi) sulit untuk dicegah
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

4.Rendahnya pengetahuan keluarga dalam mengenali jenis penyakit seperti

ISPA

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Masalah dengan

40
masalah dapat mudah dapat diubah
diubah ,mahasiswa dapat
(dengan mudah) memberikan penkes
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Kebiasaan sudah
untuk dicegah berlangsng lama dan
(tinggi) sulit untuk dicegah
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak
masalah menyadari adanya
(masalah tidak menyadari masalah
dirasakan)
Totas Skore 2
33

5. Rendahnya pengetahuan keluarga tentang Dermatitis

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Masalah mudah untuk
masalah dapat diatasi karena
diubah mahasiswa dapat
(dengan mudah) memberikan penkes
tentang bahaya
dermatitis
3 Potensial masallah 3/3 x 1 1 Masalah tinggi untuk
untuk dicegah dicegah apabila
(tinggi) keluarga melaksanakan
apa yang disarankan
oleh mahasiswa
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

V.INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi


Resiko berkurangnya Tujuan Umum : a. Lakukan
kandungan gizi pada setelah dilakukan rencana kunjungan

41
keluarga Tn.S kebidanan maksimal selama pada keluarga
berhubungan dengan ±3 kali kunjungan Tn.S
ketidakmampuan diharapkan keluarga sudah b. Beri salam dan
keluarga mengenal mampu mengolah makanan jelaskan tujuan
kurangnya pengetahuan dengan baik kunjungan
pengolahan beras. untuk
Tujuan Khusus : membantu
Selama maksimal ±3 kali memecahkan
kunjungan keluarga mampu: masalah yang
Mengelola makanan dengan ada dalam
baik terkhusus beras. dalam
keluarga
c. Kaji tingkat
penegtahuan
keluaraga/ibu
tentang cara
pengolahan
beras
d. Tanyakan cara
ibu mencuci
beras setiap
hari
e. Jelaskan
kepada ibu
cara
pengolahan
beras yang
baik
f. Evaluasi
kembali
pengetahuan
ibu sesudah
dijelaskan
Resiko tertularnya Tujuan umum: a. Lakukan
AIDS pada keluarga Setelah dilakukan rencana kunjungan
Tn.S berhubungan kebidanan maksimal selama pada keluarga
dengan rendahnya 3 kali kunjungan diharapkan Tn.S
pengetahuan keluarga Tn.S sudah mampu b. Beri salam dan
tentang penyakit AIDS mengerti tentang penyakit jelaskan tujuan
AIDS kunjungan
untuk
membantu
memecahkan
masalah yang
ada dalam
dalam keluarga
c. Kaji tingkat
penegtahuan

42
keluaraga/ibu
tentang
penyakit AIDS
d. Tanyakan
pengertian dan
gejala AIDS
e. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang AIDS
dan lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluarga

Resiko infeksi saluran Tujuan Umum : a. Lakukan


pernafasan pada setelah dilakukan rencana kunjungan
keluarga Tn.Sukirman kebidanan maksimal selama pada keluarga
khususnya Tn. S ±3 kali kunjungan Tn.S
berhubungan dengan diharapkan Tn.Sukirman b. Beri salam dan
ketidakmampuan sudah mampu mengurangi jelaskan tujuan
keluarga mengambil frekuensi merokok. kunjungan
keputusan untuk untuk
berhenti merokok. Tujuan Ksusus : membantu
Selama maksimal ±3 kali memecahkan
kunjungan keluarga mampu masalah yang
: ada dalam
1. Mengerti bahaya dalam keluarga
merokok c. Kaji tingkat
2. Cara berhenti penegtahuan
3. Merokok keluaraga
tentang bahya
merokok
d. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang bahaya
merokok dan
lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluargaLakuk
an kunjungan
pada Tn.M
e. Menjelaskan
bahaya-bahaya
yang dapat
disebabkan

43
Resiko terjadinya Tujuan umum: dari merokok
gangguan saluran Setelah dilakukan rencana Evaluasi
pernafasan seperti ISPA kebidanan maksimal selama kembali
karena kurangya 3 kali kunjungan diharapkan pengetahuan
pengetahuan keluarga Tn.S sudah mampu keluarga
Tn.S akan penyakit mengerti tentang penyakit
ISPA ISPA a. Lakukan
Tujuan khusus: kunjungan
Selama maksimal ±3 kali pada keluarga
kunjungan keluarga mampu Tn.S
1. Mengerti bahaya b. Beri salam dan
ISPA jelaskan tujuan
2. Mampu menerapkan kunjungan
hidup sehat untuk
membantu
memecahkan
masalah yang
ada dalam
dalam keluarga
c. Kaji tingkat
pengetahuan
keluaraga
tentang
penyakit ISPA
d. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang bahaya
ISPA dan
lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluargaLakuk
an kunjungan
pada Tn.S
e. Menjelaskan
bahaya-bahaya
yang dapat
disebabkan
dari ISPA
Evaluasi
kembali
pengetahuan
keluarga

VI.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

44
Kunjungan hari pertama

No Tanggal/Ja NO.Dx Implementasi Evaluasi


m
1 14 Resiko  Mengunjungi S: ibu
Desember kurangnya keluarga Tn.Sukirman mengatak
2016 vitamin pada  Memberi salam dan an kurang
09.00 beras pada menjelaskan tujuan mengerti
Keluarga kunjungan untuk cara
Tn.Sukirman memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam beras
keluarga. yang baik.
 Mengkaji tingkat O: ibu tidak
pengetahuan keluarga dapat
tentang cara menjawab
mengolah beras setiap pertanyaa
hari n tentang
 Menjelaskan kepada pengolaha
keluarga/ibu cara n
mengolah beras yang makanan
baik,yaiu beras cukup yang sehat
dicuci 1x saja supaya A: masalah
vit B dalam beras belum
tidak hilang. teratasi
 Menanyakan kembali P: Lakukan
kepada ibu hal yang kunjungan
belum diketahui ulang
tentang penjelasa berikutny
yang diberikan a
 Membuat kontrak
waktu untuk
kunjungan ulang
 Pamit pulang dan beri
salam
2 Resiko  Mengunjungi S: ibu
terjadinya keluarga Tn.S mengatak
gangguan  Memberi salam dan an kurang
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan mengerti
keluarga kunjunagan untuk cara
Tn.Sukirma memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam sayur
keluarga yang
 Mengkaji tingkat benar.
pengetahuan keluarga O: ibu tidak
tentang cara dapat
mengolah sayur setiap menjawab
hari pertanyaa
n tentang

45
 Menjelaskan kepada pengolaha
keluarga/ibu cara n
mengolah sayur yang makanan
baik,yaiu sayur baik yang sehat
dicuci,dirajang lalu A: masalah
dimasak tidak terlalu belum
matang supaya teratasi
nutrisinya tercukupi. P: Lakukan
 Menanyakan kembali kunjungan
kepada ibu hal yang ulang
belum diketahui berikutnya
tentang penjelasa
yang diberikan
 Membuat kontrak
waktu untuk
kunjungan ulang
 Pamit pulang dan beri
salam
3 Resiko infeksi  Mengunjungi S: Bapak
saluran keluarga Tn.S mengatakan
pernafasan pada  Memberi salam dan belum
keluarga Tn. menjelaskan tujuan mengerti
Sukirman kunjunagan untuk mengenai
khususnya Tn. memecahkan masalah tentang
Sukirman yang ada dalam bahaya
keluarga merokok.
 Mengkaji tingkat O:Bapak
pengetahuan keluarga belum dapat
 Mengkaji tingkat menjawab
pengetahuan keluarga pertanyaan
tentang bahaya yang
merokok dan alasan diajukan
Tn.S untuk merokok seputar
 Membuat kontrak bahaya
waktu untuk Merokok
kunjungan ulang A:Masalah
 Pamit pulang dan beri belum
salam teratasi
P: Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya

4 Resiko  Mengunjungi S: Bapak


tertularnya keluarga Tn.S mengatakan
AIDS pada  Memberi salam dan belum

46
keluarga Tn.S menjelaskan tujuan mengerti
berhubungan kunjunagan untuk mengenai
dengan memecahkan masalah tentang
rendahnya yang ada dalam bahaya
pengetahuan keluarga merokok.
keluarga tentang  Mengkaji tingkat O:Bapak
penyakit AIDS pengetahuan keluarga belum dapat
tentang bahaya AIDS menjawab
 Menanyakan kembali pertanyaan
kepada keluarga yang
tentang hal yang tidak diajukan
diketahui tentang seputar
masalah yang bahaya
berhubungan dengan Merokok
 masalah yang A:Masalah
berhubungan dengan belum
AIDS teratasi
 Membuat kontrak P: Lakukan
waktu untuk kunjungan
kunjungan ulang ulang
 Pamit pulang dan beri berikutnya
salam

5 Resiko  Mengunjungi
terjadinya keluarga Tn.S S: Bapak
gangguan  Memberi salam dan mengatakan
saluran menjelaskan tujuan belum
pernafasan kunjunagan untuk mengerti
seperti ISPA memecahkan masalah mengenai
karena kurangya yang ada dalam tentang
pengetahuan keluarga bahaya ISPA.
keluarga Tn.S  Mengkaji tingkat O:Bapak
akan penyakit pengetahuan keluarga belum dapat
ISPA tentang bahaya ISPA menjawab
 Menanyakan kembali pertanyaan
kepada keluarga yang
tentang hal yang tidak diajukan
diketahui tentang seputar
masalah yang bahaya ISPA
berhubungan dengan A:Masalah
masalah yang belum
berhubungan dengan teratasi
ISPA P: Lakukan
 Membuat kontrak kunjungan
waktu untuk ulanh
kunjungan ulang berikutnya
 Pamit pulang dan beri

47
salam

Kunjungan hari kedua

No Tanggal/Jam NO.Dx Implementasi Evaluasi


1 15 Desember Resiko  Mengunjungi S: ibu
2016 kurangnya keluarga Tn.M mengatak
02.30 vitamin pada  Memberi salam dan an kurang
beras pada menjelaskan tujuan mengerti
Keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Sukirman memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makan
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat ,sehat,da
pengetahuan keluarga n ibu
tentang cara mengatak
mengolah beras an belum
setiap hari mengerti
 Menjelaskan kepada cara
keluarga/ibu cara pengolah
mengolah beras yang an beras
baik,yaiu beras cukup yang
dicuci 1x saja supaya baik.
vit B dalam beras O: ibu tidak
tidak hilang. dapat
 Menanyakan kembali menjawa
kepada ibu hal yang b
belum diketahui pertanyaa
tentang penjelasa n tentang
yang diberikan pengolah
 Membuat kontrak an
waktu untuk makanan
kunjungan ulang yang
sehat
 Pamit pulang dan beri
A: masalah
salam
sebagian
teratasi
P: Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya
2 Resiko  Mengunjungi S: ibu
terjadinya keluarga Tn.S mengatak
gangguan  Memberi salam dan an kurang
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan mengerti
keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Sukirman memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makan

48
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat sehat,dan
pengetahuan keluarga ibu
tentang cara mengatak
mengolah sayur an belum
setiap hari mengerti
 Menjelaskan kepada tentang
keluarga/ibu cara pengolah
mengolah sayur yang an sayur
baik,yaiu sayur baik yang
dicuci,dirajang lalu benar.
dimasak tidak terlalu O: ibu tidak
matang supaya dapat
nutrisinya tercukupi. menjawa
 Menanyakan kembali b
kepada ibu hal yang pertanyaa
belum diketahui n tentang
tentang penjelasa pengolah
yang diberikan an
 Membuat kontrak makanan
waktu untuk yang
kunjungan ulang sehat
 Pamit pulang dan beri A: masalah
salam sebagian
teratasi
P: Lakukan

kunjungan
ulang

berikutnya
3 Resiko infeksi  Mengunjungi S: Bapak /
saluran keluarga Tn.S keluarga
pernafasan  Memberi salam dan menyadari
pada keluarga menjelaskan tujuan adanya
Tn. Sukirman kunjunagan untuk masalah
khususnya memecahkan masalah belum
Tn.Muhammad yang ada dalam mengerti
keluarga. tentang
 Mengkaji tingkat bahaya
pengetahuan keluarga merokok.
tentang bahaya O:bapak/kel
merokok dan alasan uarga
Tn.S untuk merokok. mengatakan
 Menjelaskan kepada tidak mampu
keluarga tentang menjawab
bahaya dan kerugian sebagian
merokok bagi pertanyaan

49
kesehatan Tn.S dan A: Masalah
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. teratasi
 Menanyakan kembali P: Lanjutkan
kepada keluarga kunjungan
tentang hal yang tidak ulang
diketahui tentang Berikutnya
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
merokok.
 Pamit pulang dan beri
Salam

4 Resiko  Mengunjungi S: Bapak /


tertularnya keluarga Tn.S keluarga
AIDS pada  Memberi salam dan menyadari
keluarga Tn.S menjelaskan tujuan adanya
berhubungan kunjunagan untuk masalah
dengan memecahkan masalah belum
rendahnya yang ada dalam mengerti
pengetahuan keluarga. tentang
keluarga  Mengkaji tingkat bahaya
tentang pengetahuan keluarga AIDS.
penyakit AIDS tentang bahaya AIDS O:bapak/kel
 Menjelaskan kepada uarga
keluarga tentang mengatakan
bahaya AIDS bagi tidak mampu
kesehatan Tn.S dan menjawab
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. pertanyaan
A: Masalah
 Menanyakan kembali sebagian
kepada keluarga teratasi
tentang hal yang tidak P: Lanjutkan
diketahui tentang kunjungan
masalah yang ulang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan

50
AIDS.
 Pamit pulang dan beri
Salam

 Mengunjungi
keluarga Tn.S

5 Resiko  Mengunjungi S: Bapak /


terjadinya keluarga Tn.S keluarga
gangguan  Memberi salam dan menyadari
saluran menjelaskan tujuan adanya
pernafasan kunjunagan untuk masalah
seperti ISPA memecahkan masalah belum
karena yang ada dalam mengerti
kurangya keluarga. tentang
pengetahuan  Mengkaji tingkat bahaya
keluarga Tn.M pengetahuan keluarga ISPA.
akan penyakit tentang bahaya ISPA O:bapak/kel
ISPA  Menjelaskan kepada uarga
keluarga tentang mengatakan
bahaya ISPA bagi tidak mampu
kesehatan Tn.M dan menjawab
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. pertanyaan
A: Masalah
 Menanyakan kembali sebagian
kepada keluarga teratasi
tentang hal yang tidak P: Lanjutkan
diketahui tentang kunjungan
masalah yang ulang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
ISPA.
 Pamit pulang dan beri
Salam

Kunjungan Ketiga

No Tanggal/Jam NO.Dx Implementasi Evaluasi


1 17 Desember Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /
2016 kurangnya Tn.S keluarga
10.00 vitamin pada  Memberi salam dan Tn.S sudah
beras pada menjelaskan tujuan mengerti
Keluarga Tn. kunjunagan untuk mengolah

51
Sukirman memecahkan masalah makanan
yang ada dalam dengan baik
keluarga makanan
 Mengkaji tingkat O:keluarga
pengetahuan keluarga mampu
tentang cara mengolah menjawab
beras setiap hari pertanyaan
 Menjelaskan kepada A: Masalah
keluarga/ibu cara sebagian
mengolah beras yang teratasi
baik,yaiu beras cukup P: Lanjutkan
dicuci 1x saja supaya kunjungan
vit B dalam beras tidak
hilang.
 Menanyakan kembali
kepada ibu hal yang
belum diketahui
tentang penjelasa yang
diberikan
 Pamit pulang dan beri
salam

2 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /


terjadinya Tn.S keluarga
gangguan  Memberi salam dan mengerti
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan mengolah
keluarga Tn. kunjunagan untuk makanan
Sukirman memecahkan masalah dengan baik
yang ada dalam makanan
keluarga O:keluarga
 Mengkaji tingkat mampu
pengetahuan keluarga menjawab
tentang cara mengolah pertanyaan
beras setiap hari A: Masalah
 Menjelaskan kepada sebagian
keluarga/ibu cara teratasi
mengolah sayur yang P: Lanjutkan
baik,yaiu sayur baik kunjungan
dicuci,dirajang lalu
dimasak tidak terlalu
matang supaya
nutrisinya tercukupi.
 Menanyakan kembali
kepada ibu hal yang
belum diketahui
tentang penjelasa yang
diberikan

52
 Pamit pulang dan beri
salam
3 Resiko infeksi  Mengunjungi keluarga S: Bapak /
saluran Tn.M keluarga
pernafasan  Memberi salam dan sudah
pada keluarga menjelaskan tujuan mengerti
Tn. Sukirman kunjunagan untuk tentang
khususnya memecahkan masalah bahaya
Sukirman yang ada dalam merokok.
keluarga. O:bapak/kel
 Mengkaji tingkat uarga
pengetahuan keluarga mampu
tentang bahaya menjawab
merokok dan alasan pertanyaan
Tn.S untuk merokok. A: Masalah
 Menjelaskan kepada sebagian
keluarga tentang teratasi
bahaya dan kerugian P: Lanjutkan
merokok bagi kunjungan
kesehatan Tn.S dan
keluarga beserta
lingkungan sekitar.
 Menanyakan kembali
kepada keluarga
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
merokok.
 Pamit pulang dan beri
Salam

4 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /


tertularnya Tn.S keluarga
AIDS pada  Memberi salam dan mengerti
keluarga Tn.S menjelaskan tujuan tentang
berhubungan kunjunagan untuk bahaya
dengan memecahkan masalah AIDS.
rendahnya yang ada dalam O:bapak/kel
pengetahuan keluarga. uarga
keluarga  Mengkaji tingkat dapatmenja
tentang pengetahuan keluarga wab
penyakit AIDS tentang bahaya AIDS pertanyaan
 Menjelaskan kepada yang
keluarga tentang diberikan
A: Masalah

53
bahaya AIDS bagi sebagian
kesehatan Tn.S dan teratasi
keluarga beserta P: Lanjutkan
lingkungan sekitar. kunjungan
ulang
 Menanyakan kembali
kepada keluarga
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
AIDS.
 Pamit pulang dan beri
Salam

5 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /


terjadinya Tn.S keluarga
gangguan  Memberi salam dan sudah
saluran menjelaskan tujuan mengerti
pernafasan kunjunagan untuk tentang
seperti ISPA memecahkan masalah bahaya
karena yang ada dalam ISPA.
kurangya keluarga. O:bapak/kel
pengetahuan  Mengkaji tingkat uarga
keluarga Tn.S pengetahuan keluarga mengatakan
akan penyakit tentang bahaya ISPA tidak mampu
ISPA  Menjelaskan kepada menjawab
keluarga tentang sebagian
bahaya ISPA bagi pertanyaan
kesehatan Tn.S dan A: Masalah
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. teratasi
P: Lanjutkan
 Menanyakan kembali kunjungan
kepada keluarga
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
ISPA.
 Pamit pulang dan beri
Salam

54
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN TN.MUHAMMAD

SALIM DI DUSUN IIA DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016

A. PENGUMPULAN DATA

1.Identitas Keluarga

b. Identitas Kepala Keluarga

c. Nama Kepala Keluarga : Tn.Muhammad Salim

d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Umur : 36 tahun

f. Agama : Islam

g. Suku/kebangsaan : Jawa/ Indonesia

h. Pendidikan : SD

i. Pekerjaan :Wiraswasta

j. Penghasilan per bulan : Rp 1.000.000

k. Alamat :Jl.Karya

2.Data Anggota Keluarga Yang Hidup

No Nam Umur Agam Hubunga Pendidi Pekerj Penghasi Usi


a L P a n kan aan lan a
Per bulan nik
ah
1. Ny.S 32 Islam Istri SD IRT - 26
usan Th thn
ti n

2 Citra 5 Islam Anak - - - -


lesta thn
ri

3 Adit 3 Islam Anak - - - -


ya bul

55
an

3.Genogram

Pria Wanita

Ket : : Laki – Laki

: Perempuan

:Meninggal

a.Data Keluarga yang Sakit Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak ada

b.Data Keluarga yang Meninggal Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak Ada

c.Tipe keluarga

56
Tipe keluarga Tn.Sukirman adalah Nukleus family yaitu keluarga yang terdiri

dari suami dan istri yang memiliki 3 orang anak berusia 10 tahun, 1 tahun dan 5

bulan.

d.Pola Kebiasaan Sehari-hari

a.Keluarga makan sehari-hari dengan frekuensi 3x sehari, penyajian makanan

ada nasi, lauk, sayur dan terkadang ada buah. Dalam mengolah makanan

keluarga mencuci beras sebanyak >2x lalu dimasak, sedangkan sayur dirajang

terlebih dahulu lalu dicuci dan dimasak. Dalam menyimpan makanan, keluarga

menyimpan di dalam dilemari tertutup.

b.Pola Istirahat dan tidur

1.Bapak/ Kepala Rumah Tangga

a.Tidur Malam : 7-8 jam sementara

Tidur siang :tidak ada

2.Ibu

Tidur Malam : 7-8 jam sementara

tidur siang kurang lebih 1 jam

3.Anak

Tidur Malam : 7 – 8 Jam Sementara

tidur siang kurang lebih 2 -3 Jam

e.Aktivitas / latihan keluarga

Tidak ada

f.Kebiasaan / perilaku yang merugikan kesehatan

Tidak ada

g.Aspek Lingkungan

57
1.Perumahan

Rumah Tn.Muhammad merupakan rumah orang tua, Berlantai Keramik,

komposisi rumah terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan dapur .

Pencahayaan dan ventilasi sudah baik. Rumah tampak bersih.

2.Sumber Air Minum

Keluarga memperoleh air minum dengan membeli air galon, namun untuk

keperluaan sehari – hari keluarga mempergunakan air dari sumur. Air sumur

bersih, jernih, tidak berasa, tidak berbuih dan tidak berbau

3.Sarana Pembuangan Tinja

Sarana pembuangan tinja keluarga merupakan septitank yang berjarak 10 – 11

m dari rumah.

7.Pembuangan Sampah

Keluarga biasanya mengumpulkan sampah di suatu tempat kemudian dibakar.

Air limbah dibuang atau dialirkan ke selokan dan parit / selokan tampak tidak

tergenang.

8.Pekarangan

Tidak ada.

9.Ternak

Keluarga tidak memiliki ternak

10.Pengkajian Kesehatan Keluarga

a.Pemanfaatan Sarana Kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke praktek bidan

dan jarak sarana kesehatan dengan rumah <1- 2 km.

58
b.Tingkat pengetahuan keluarga mengenai ISPA,dermatitis,Gizi

buruk,Stroke,Hipertensi,DM,dan Anemia sedikit dimengerti keluarga,

namun pencegahan, penyebabnya dan tanda, gejala sudah mengerti.

11.Kesehatan KIA

a.Kesehatan Bayi dan Balita

Keluarga memiliki balita

b.Kesehatan Remaja

Tidak ada

c.Ibu hamil

Keluarga tidak ada yang hamil

d.Ibu nifas

Keluarga tidak memiliki ibu nifas

e.Ibu menyusui

Keluarga tidak memiliki ibu menyusui

f.KB (Keluarga Berencana)

Ibu tidak menggunakan KB

g.Lansia

Keluarga tidak ada yang lansia

h.Data Sosial dan Budaya

i.Keluarga mengatakan belum menjadi anggota JPKM ( Dana Sehat) yaitu

BPJS.

j.Keluarga mengatakan mengikuti kegiatan Fasilitas kesehatan berbasis

masyarakat yaitu posyandu.

k.Kegiatan sosial yang tidak ada di ikuti anggota keluarga dalam

59
masyarakat.

II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS : Ketidakmampuan Resiko infeksi
- Tn. M mengatakan dia kepala keluarga saluran
merokok dan setiap hari dalam mengambil pernafasan pada
menghabiskan 10 batang keputusan untuk keluarga Tn.M
rokok. berhenti merokok khususnya Tn.
DO : M.
- Pada saat pengkajian,
tampak bapak sedang
merokok.
2 Ds : Kurang Resiko
- Keluarga mengatakan pengetahuan terjadinya ISPA
tidak mengetahui tentang keluarga tentang pada keluarga
penyakit DHF . penyakit DHF. karena
Do : kurangnya
- Saat ditanyakan tentang pengetahuan
DHF keluarga tampak keluarga
bingung dan mengatakan tentang DHF
tidak tahu apa itu
penyakit DHF
3 DS : Ketidakmampuan Resiko terjadi
- ibu mengatakan mencuci Keluarga Mengenali kekuranagn gizi
beras lebih dari 1 kali Masalah. pada keluarga
yaitu 3- 4 kali Tn.M
DO: berhubungan
- tampak saat sedang dengan ketidak
memasak, ibu mencuci mampuan
beras 3-4 kali keluarga
mengenal
masalah dalam
pengolahan
beras
4. DS: Rendahnya Resiko
- Ibu mengtakan tidak tahu pengetahuan ibu terjadinya
cara merawat payudara tentang pentingya bendungan ASI
yang baik dan benar perawatan payudara

DO:
- Dari pengkajian yang
dilakukan ibu tidak
melakukan perawatan

60
payudara
III.DIAGNOSA

Identifikasi diagnosa keluarga Tn. M

No Diagnosa
1 Resiko infeksi saluran pernafasan pada keluarga Tn. M khususnya Tn.
M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan untuk berhenti merokok.
2 Resiko terjadinya ISPA pada keluarga Tn.M tentang kurangnya
pengetahuan ISPA
3 Resiko terjadi kekuranagn gizi pada keluarga Tn.M berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga kurang nya pengetahuan dalam pengolahan
beras.
4 Resiko terjadinya bendungan ASI

IV.PRIORITAS MASALAH

1.Ketidakmauan kepala keluarga dalam mengambil keputusan untuk

berhenti merokok

No Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah 1 2/3 x 1 2/3 Merupakan
ancaman bagi
kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Kurangnya SDM
Masalah Untuk dalam keluarga
diubah sehingga kurang
motivasi
3 Potensi 1 2/3 x 1 2/3 Kebiasaan sudah
Pencegahan berlangsng lama
Masalah dan sulit untuk
dicegah
4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Keluarga tidak
masalah adanya menyadari
masalah
Jumlah 𝟒
3𝟑

2.Rendahnya pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA.

61
No Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah 1 2/3 x 1 2/3 Bayi belum
imunisasi
merupakan resiko
atau ancaman
terjadinya penyakit
yang dapat dicegah
dengan imunisasi
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Kepercayaan
Masalah Untuk keluarga yang
diubah mengatakan bahwa
tidak imunisasi
tidak terjadi apa-
apa pada anak.
3 Potensi 2 3/3x1 1 Kemauan keluarga
Pencegahan untuk
Masalah mendapatkan
informasi
4 Menonjolnya 1 2/2x1 1 Keluarga
masalah menyadari adanya
masalah dan harus
segera ditangani ,
apabila tidak
ditangani akan
menyebabkan
penyakit datang
pada anak
Jumlah 𝟐
3𝟑

3.Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pengolahan makanan yang

baik khususnya beras

No Kriteria Bobot Penghitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah 1 2/3 x 1 2/3 Merupakan
ancaman
kesehatan karena
dapat
menyebabkan
malnutrisi pada
setiap anggota
keluarga dan juga
penyakit
kekurangan
karbohidrat.
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Kesadaran untuk

62
Masalah Untuk mengubah pola
diubah hidup masih
kurang
dikarenakan
kebiasaan sudah
berlangsung lama .
3 Potensi 1 3/3 x 1 1 Masalah yang
Pencegahan terjadi hanya
Masalah sebagian dapat
diubah karena
sudah berlangsung
lama
4 Menonjolnya 1 0/2 x 1 0 Keluarga tidak
masalah merasakan adanya
masalah

Jumlah 𝟐
3𝟑

4.Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan payudara

No Kriteria Bobot Penghitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah 1 2/3 x 1 2/3 Merupakan
ancaman
kesehatan
bendungan ASI
pada payudara ibu
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Mudah untuk
Masalah Untuk diubah karena
diubah mahasiswa dapat
memberikan
penkes
3 Potensi 1 3/3 x 1 1 Masalah mudah
Pencegahan untuk dicegah
Masalah
4 Menonjolnya 1 0/2 x 1 0 Keluarga tidak
masalah merasakan adanya
masalah

Jumlah 𝟐
3𝟑

63
V.INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi


Resiko infeksi saluran Tujuan umum : setelah a. Lakukan kunjungan
pernafasan pada dilakukan rencana pada keluarga Tn.M
keluarga Tn. kebidanan maksimal b. Beri salam dan
Muhammad selama ±3 kali jelaskan tujuan
khususnya Tn. kunjungan diharapkan kunjungan untuk
Muhammad Tn. Muhammad sudah membantu
berhubungan dengan mampu mengurangi memecahkan
ketidakmampuan frekuensi merokok. masalah yang ada
keluarga mengambil Tujuan khusus : setelah dalam keluarga
keputusan untuk ±3 kali kunjungan c. Kaji tingkat
berhenti merokok. keluarga mampu : pengetahuan
a. Mengerti bahaya keluarga tentang
merokok bahaya merokok
b. Cara berhenti merokok d. Jelaskan pada
keluarga Kerugian
merokok bagi
keluarga
e. Tanyakan kembali
pada keluarga hal
yang belum
diketahui/dipahami
tentang bahaya
merokok
f. evaluasi kembali
tingkat pengetahuan
keluarga tentang
bahaya merokok
g. buat kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
h. pamit pulang dan
beri salam
Resiko terpaparnya Tujuan khusus : setelah a. Lakukan kunjungan
penyakit ISPA maksimal ±3 kali pada keluarga Tn.S
kunjungan diharapkan b. Beri salam dan
keluarga sudah mengerti jelaskan tujuan
tentang ISPA kunjungan untuk
Tujuan umum : setelah membantu
±3 kali kunjungan memecahkan
keluarga mampu: masalah yang ada
a. Mengetahui tentang dalam keluarga
bahaya ISPA. c. Kaji tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
ISPA.

64
d. Jelaskan pada
keluarga tentang
bahaya ISPA.
e. Tanyakan kembali
pada keluarga hal
yang belum
diketahui/dipahami
tentang penting nya
ISPA.
f. evaluasi kembali
tingkat pengetahuan
keluarga tentang
ISPA.
g. buat kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang pamit pulang
dan beri salam

Resiko berkurangnya Tujuan umum : setelah a.Lakukan kunjungan pada


kandungan gizi pada dilakukan rencana keluarga Tn.M
keluarga Tn.m kebidanan selama 3kali b. Beri salam dan jelaskan
berhubungan dengan kunjungan diharapkan tujuan kunjungan untuk
ketidak mampuan keluarga sudah mampu membantu memecahkan
keluarga menenal mengolah makanan masalah yang ada dalam
kurangnya dengan baik keluarga
pengetahuan tentang Tujuan khusus : setelah 3 c.Kaji tingkat pengetahuan
pengolahan beras. kali kunjungan keluarga keluarga tentang cara
mampu: pengolahan beras
1. Mengelola d.Jelaskan pada keluarga
makanan tentang cara pengolahan
dengan baik beras yang benar
terkhusus e.Tanyakan kembali pada
beras. keluarga hal yang belum
diketahui/dipahami
tentang cara pengolahan
beras
f.evaluasi kembali tingkat
pengetahuan keluarga
tentang cara pengolahan
beras
g.buat kontrak waktu
untuk kunjungan ulang
h.pamit pulang dan beri
salam

65
Resiko terjadinya Tujuan umum : setelah a.Lakukan kunjungan pada
bendungan ASI dilakukan rencana keluarga Tn.M
karena kurangnya kebidanan selama 3kali b. Beri salam dan jelaskan
pengetahuan ibu kunjungan diharapkan tujuan kunjungan untuk
dalam melakukan Ibu sudah mampu membantu memecahkan
perawatan payudara melakukan perawatan masalah yang ada dalam
payudara dengan baik keluarga
Tujuan khusus : setelah 3 c.Kaji tingkat pengetahuan
kali kunjungan keluarga keluarga tentang cara
mampu: pengolahan beras
Melakukan perawatan d.Jelaskan pada keluarga
payudara tentang cara pengolahan
beras yang benar
e.Tanyakan kembali pada
keluarga hal yang belum
diketahui/dipahami
tentang cara pengolahan
beras
f.evaluasi kembali tingkat
pengetahuan keluarga
tentang cara pengolahan
beras
g.buat kontrak waktu
untuk kunjungan ulang
h.pamit pulang dan beri
salam

VI.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Kunjungan hari pertama

No Tanggal/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi


1 14 Desember Resiko infeksi  Mengunjungi S: Bapak /
2016 saluran rumah Tn.M keluarga
11.00 pernafasan pada  Memberi salam menyadari
keluarga Tn. dan menjelaskan adanya
Muhammad tujuan masalah
khususnya Tn. kunjungan untuk arga
Muhammad melakukan mengatakan
berhubungan pembinaan pada Masih tidak
dengan kel Tn.M mampu
ketidakmampuan terhadap menjawab
keluarga masalah yang sebagian
mengambil terjadi dalam pertanyaan
keputusan untuk keluarga A: Masalah
berhenti  Mengkaji tingkat belum
merokok. pengatahuan kel teratasi

66
Tn.M tentang P:
bahaya merokok Lanjutkan
 Menjelaskan kunjungan
kepada keluarga ulang
tentang bahaya berikutnya
merokok dan
kerugian
merokok dalam
kesehatan yaitu
dapat
menggangu
sistem
pernafasan yang
mengakibatkan
timbulnya
penyakit sistem
pernafasan.
 menanyakan
kembali kepada
keluarga tentang
hal yang belum
dipahami/dimen
gerti tentang
bahaya merokok
 membuat
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam
2 Resiko  Mengunjungi S:Ibu
meningkatnya rumah Tn.M mengatakan
penyakit ISPA  Memberi salam sebagian
berhubungan dan menjelaskan mengenai
dengan tujuan apa itu
ketidakmampuan kunjungan untuk Imunisasi
keluarga melakukan dan jenis
mengenal pembinaan pada jenis
kurangnya kel Tn.M Imunisasi
pengetahuan terhadap O:Ibu
tentang ISPA masalah yang sudah
terjadi dalam masih
keluarga sebagian
 Mengkaji tingkat tahu
pengatahuan kel menjawab
Tn.M tentang pertanyaan
bahaya yang
imunisasi diajukan

67
 Menjelaskan seputar
kepada keluarga Imunisasi
tentang A:Masalah
pengertian dan belum
bahaya teratasi
imunisasi dalam P:
kesehatan yaitu Lanjutkan
dapat kunjungan
menggangu ulang
sistem berikutnya
perkekebalan
tubuh
mengakibatkan
timbulnya
penyakit seperti
kejang.
 menanyakan
kembali kepada
keluarga tentang
hal yang belum
dipahami/dimen
gerti tentang
bahaya
imunisasi.
 membuat
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam
3 Resiko terjadi  Mengunjungi S:Ibu
kekuranagan gizi rumah Tn.M mengatakan
pada keluarga  Memberi salam tidak tahu
Tn.M dan menjelaskan bagaimana
berhubungan tujuan cara
dengan ketidak kunjungan untuk mengolah
mampuan melakukan beras yang
keluarga pembinaan pada baik
menenal kel Tn.M O:Ibu
kurangnya terhadap masih
pengetahuan masalah yang sebagian
tentang terjadi dalam menjawab
pengolahan keluarga pertanyaan
beras.  Mengkaji tingkat yang
pengetahuan kel diajukan
Tn.M dengan seputar
menanyakan pengolahn
langsung cara beras yang

68
keluarga baik.
mencuci beras A:Masalah
setiap hari belum
 Menjelaskan teratasi
kepada keluarga P:
tentang cara Lanjutkan
pengolahan kunjungan
beras yang baik ulang
yaitu mencuci berikutny
beras cukup 1x a
saja,agar
kandungan
nutrisi tidak
hilang
 menanyakan
kembali kepada
ibu tentang hal
yang belum
dimengerti/dipah
ami setelah
diberi penjelasan
 membuat
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam

4 resiko terjadinya  Mengunjungi S:Ibu


bendungan ASI rumah Tn.M mengatakan
karena  Memberi salam sudah
kurangnya dan menjelaskan mengerti
pengetahuan tujuan mengenai
keluarga kunjungan untuk Bagaimana
terutama Ibu melakukan cara
dalam pembinaan pada perawatan
melakukan kel Tn.M payudara
perawatan terhadap yang baik.
payudara masalah yang O:Ibu
terjadi dalam masih
keluarga sebagian
 Mengkaji tingkat menjawab
pengetahuan pertanyaan
keluarga yang

69
terutama diajukan
Ny.Susanti tentang
dengan perawatan
menanyakan payudara
secara langsung yang baik.
bagaimana cara A:Masalah
melakukan belum
perawatan teratasi
payudara P:
 Menjelaskan Lanjutkan
kepada kunjungan
Ny.Susanti cara ulang
perawatan berikutnya
payudara yang
baik
 Pamit pulang
dan beri salam

Kunjungan hari kedua

No Tanggal/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi


1 14 Desember Resiko infeksi  Mengunjungi S: Bapak /
2016 saluran rumah Tn.M keluarga
11.00 pernafasan pada  Memberi salam menyadari
keluarga Tn. dan menjelaskan adanya
Muhammad tujuan masalah
khususnya Tn. kunjungan untuk arga
Muhammad melakukan mengatakan
berhubungan pembinaan pada Masih tidak
dengan kel Tn.M mampu
ketidakmampuan terhadap menjawab
keluarga masalah yang sebagian
mengambil terjadi dalam pertanyaan
keputusan untuk keluarga A: Masalah
berhenti  Mengkaji tingkat belum
merokok. pengatahuan kel teratasi
Tn.M tentang P:
bahaya merokok Lanjutkan
 Menjelaskan kunjungan
kepada keluarga ulang
tentang bahaya berikutnya
merokok dan
kerugian
merokok dalam
kesehatan yaitu
dapat

70
menggangu
sistem
pernafasan yang
mengakibatkan
timbulnya
penyakit sistem
pernafasan.
 menanyakan
kembali kepada
keluarga tentang
hal yang belum
dipahami/dimen
gerti tentang
bahaya merokok
 membuat
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam
2 Resiko  Mengunjungi S:Ibu
meningkatnya rumah Tn.M mengatakan
penyakit ISPA  Memberi salam masih
berhubungan dan menjelaskan sedikit
dengan tujuan mengetahui
ketidakmampuan kunjungan untuk tentang
keluarga melakukan ISPA
mengenal pembinaan pada O:Ibu
kurangnya kel Tn.M sudah
pengetahuan terhadap masih
tentang ISPA masalah yang sebagian
terjadi dalam tahu
keluarga menjawab
 Mengkaji tingkat pertanyaan
pengatahuan kel yang
Tn.M tentang diajukan
bahaya seputar
imunisasi ISPA
 Menjelaskan A:Masalah
kepada keluarga belum
tentang teratasi
pengertian dan P:
bahaya ISPA Lanjutkan
 menanyakan kunjungan
kembali kepada ulang
keluarga tentang berikutnya
hal yang belum
dipahami/dimen

71
gerti tentang
bahaya ISPA.
 membuat
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam
3 Resiko terjadi  Mengunjungi S:Ibu
kekuranagan gizi rumah Tn.M mengatakan
pada keluarga  Memberi salam sudah
Tn.M dan menjelaskan mengerti
berhubungan tujuan mengenai
dengan ketidak kunjungan untuk Bagaimana
mampuan melakukan pengolahan
keluarga pembinaan pada beras yang
menenal kel Tn.M baik.
kurangnya terhadap O:Ibu
pengetahuan masalah yang masih
tentang terjadi dalam sebagian
pengolahan keluarga menjawab
beras.  Mengkaji tingkat pertanyaan
pengetahuan kel yang
Tn.M dengan diajukan
menanyakan seputar
langsung cara pengelolaan
keluarga beras yang
mencuci beras baik.
setiap hari A:Masalah
 Menjelaskan belum
kepada keluarga teratasi
tentang cara P:
pengolahan Lanjutkan
beras yang baik kunjungan
yaitu mencuci ulang
beras cukup 1x berikutny
saja,agar a
kandungan
nutrisi tidak
hilang
 menanyakan
kembali kepada
ibu tentang hal
yang belum
dimengerti/dipah
ami setelah
diberi penjelasan
 membuat

72
kontrak waktu
untuk kunjungan
ulang
 Pamit pulang
dan beri salam

4 resiko terjadinya  Mengunjungi S:Ibu


bendungan ASI rumah Tn.M mengatakan
karena  Memberi salam sudah mulai
kurangnya dan menjelaskan mengerti
pengetahuan tujuan mengenai
keluarga kunjungan untuk Bagaimana
terutama Ibu melakukan cara
dalam pembinaan pada perawatan
melakukan kel Tn.M payudara
perawatan terhadap yang baik.
payudara masalah yang O:Ibu
terjadi dalam masih
keluarga sebagian
 Mengkaji tingkat menjawab
pengetahuan pertanyaan
keluarga yang
terutama diajukan
Ny.Susanti tentang
dengan perawatan
menanyakan payudara
secara langsung yang baik.
bagaimana cara A:Masalah
melakukan belum
perawatan teratasi
payudara P:
 Menjelaskan Lanjutkan
kepada kunjungan
Ny.Susanti cara ulang
perawatan berikutnya
payudara yang
baik
 Pamit pulang
dan beri salam
Kunjungan Ketiga

No Tanggal/Ja No.Dx Implementasi Evaluasi


m

73
1 17 Resiko infeksi  Mengunjungi S: Ibu
Desember saluran rumah Tn.M mengatakan
2016 pernafasan pada  Memberi salam kepala
14.00 keluarga Tn. dan menjelaskan keluarga
Muhammad tujuan kunjungan sudah mulai
berhubungan untuk melakukan mengurangi
dengan pembinaan pada rokoknya
ketidakmampua kel Tn.M dirumah.
n keluarga terhadap masalah O: Pada saat
mengambil yang terjadi kunjungan
keputusan untuk dalam keluarga tampak bapak
berhenti  Mengkaji tingkat sedang
merokok. pengatahuan kel memakan
Tn.M tentang gorengan dan
bahaya merokok tidak
 Menjelaskan merokok dan
kepada keluarga pertanyaan
tentang bahaya dapat dijawab
merokok dan dengan baik.
kerugian A: Masalah
merokok dalam teratasi
kesehatan yaitu P : Lanjutka
dapat kunjungan
menggangu ulang
sistem berikutnya
pernafasan yang dan
mengakibatkan menyerahkan
timbulnya kepada
penyakit sistem petugas
pernafasan. setempat.
 menanyakan
kembali kepada
keluarga tentang
hal yang belum
dipahami/dimen
gerti tentang
bahaya merokok

2 Resiko  Mengunjungi S: keluarga


meningkat rumah Tn.M megatakan
terjadinya ISPA  Memberi salam sudah
berhubungan dan menjelaskan mengethui
dengan tujuan kunjungan apa itu ISPA
ketidakmampua untuk melakukan O: Pada saat
n keluarga pembinaan pada kunjungan
mengenal kel Tn.M dan diberikan
kurangnya terhadap masalah beberapa
pengetahuan yang terjadi pertanyaan

74
tentang ISPA. dalam keluarga keluarga
 Mengkaji tingkat dapat
pengatahuan kel menjawab
Tn.M tentang A: Masalah
bahaya ISPA. sudah teratasi
 Menjelaskan P : Lanjutkan
kepada keluarga kunjungan
tentang ulang
pengertian ISPA berikutnya
dan bahaya
imunisasi dalam
kesehatan yaitu
dapat
menggangu
 sistem kekebalan
tubuh yang
mengakibatkan
timbulnya
penyakit seperti
kejang.
 menanyakan
kembali kepada
keluarga tentang
hal yang belum
dipahami/dimeng
erti tentang
bahaya
imunisasi.

3 Resiko terjadi  Mengunjungi S: Ibu


kekuranagan rumah Tn.M mengatakan
kandungan gizi  Memberi salam sudah mulai
pada keluarga dan menjelaskan mengikuti
Tn.M tujuan kunjungan cara
berhubungan untuk melakukan pengolahan
dengan ketidak pembinaan pada beras yang
mampuan kel Tn.M terhadap baik.
keluarga masalah yang O: Pada saat
mengolah beras terjadi dalam kunjungan
yang baik keluarga tampak ibu
 Mengkaji tingkat sedang
pengetahuan kel mencuci
Tn.M dengan beras 1x dan
menanyakan pertanyaan
langsung cara dapat dijawab
keluarga mencuci dengan baik.
beras setiap hari A: Masalah
 Mengkaji sudah teratasi

75
pengetahuan P : Lanjutkan
keluarga tentang kunjungan
pengolahan beras ulang
yang bai berikutnya

4 resiko terjadinya  Mengunjungi S: Ibu


bendungan ASI rumah Tn.M mengatakan
karena  Memberi salam sudah
kurangnya dan menjelaskan mengetahui
pengetahuan tujuan cara
Ny.Susanti kunjungan untuk perawatan
dalam melakukan payudara
perawatan pembinaan pada dengan baik.
payudara kel Tn.M O: Pada saat
terhadap dilakuan
masalah yang kunjungan
terjadi dalam ibu tampak
keluarga sudah
 Mengkaji tingkat mengerti dan
pengetahuan memprakteka
keluarga n cara
terutama perawatan
Ny.Susanti payudara
dengan A: Masalah
menanyakan sudah teratasi
secara langsung P : Lanjutkan
bagaimana cara kunjungan
melakukan ulang
perawatan berikutnya
payudara
 Menjelaskan
kepada
Ny.Susanti cara
perawatan
payudara yang
baik

76
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN TN.IRWANSYAH

DUSUN IIA DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2016

1. PENGUMPULAN DATA

a. Identitas Keluarga

- Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Irwansyah

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 29 tahun

Agama : Islam

Suku / Bangsa : jawa / Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan per bulan : Rp 2.500.000

Alamat : Jl.Sungai Nangka

2. Data Anggota Keluarga Yang Hidup

N Nam Umur Agam Hubungan Pendidik Pekerj Pengha Usi


o a L P a an aan silan a
Per nik
bulan ah
1. Ny.S 27 Islam Istri SMA IRT Rp.500 26
iti Th .000 thn
n

77
3. Genogram

Pria wanita

Ket :

a. : laki-laki

b. : perempuan

c. : laki- laki sudah meninggal

d. : perempuan sudah meninggal

a.Data Keluarga yang Sakit Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak ada

b.Data Keluarga yang Meninggal Dalam 1 Tahun Terakhir

Tidak Ada

c.Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn.Sukirman adalah Nukleus family yaitu keluarga yang terdiri

dari suami dan istri yang memiliki 3 orang anak berusia 10 tahun, 1 tahun dan 5

bulan.

d.Pola Kebiasaan Sehari-hari

a.Keluarga makan sehari-hari dengan frekuensi 3x sehari, penyajian makanan

ada nasi, lauk, sayur dan terkadang ada buah. Dalam mengolah makanan

keluarga mencuci beras sebanyak >2x lalu dimasak, sedangkan sayur dirajang

78
terlebih dahulu lalu dicuci dan dimasak. Dalam menyimpan makanan, keluarga

menyimpan di dalam dilemari tertutup.

b.Pola Istirahat dan tidur

1.Bapak/ Kepala Rumah Tangga

a.Tidur Malam : 7-8 jam sementara

Tidur siang :tidak ada

2.Ibu

Tidur Malam : 7-8 jam sementara

tidur siang kurang lebih 1 jam

3.Anak

Tidur Malam : 7 – 8 Jam Sementara

tidur siang kurang lebih 2 -3 Jam

e.Aktivitas / latihan keluarga

Tidak ada

f.Kebiasaan / perilaku yang merugikan kesehatan

Tidak ada

g.Aspek Lingkungan

1.Perumahan

Rumah Tn.Muhammad merupakan rumah orang tua, Berlantai Keramik,

komposisi rumah terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan dapur .

Pencahayaan dan ventilasi sudah baik. Rumah tampak bersih.

2.Sumber Air Minum

79
Keluarga memperoleh air minum dengan membeli air galon, namun untuk

keperluaan sehari – hari keluarga mempergunakan air dari sumur. Air sumur

bersih, jernih, tidak berasa, tidak berbuih dan tidak berbau

3.Sarana Pembuangan Tinja

Sarana pembuangan tinja keluarga merupakan septitank yang berjarak 10 – 11

m dari rumah.

7.Pembuangan Sampah

Keluarga biasanya mengumpulkan sampah di suatu tempat kemudian dibakar.

Air limbah dibuang atau dialirkan ke selokan dan parit / selokan tampak tidak

tergenang.

8.Pekarangan

Tidak ada.

9.Ternak

Keluarga tidak memiliki ternak

10.Pengkajian Kesehatan Keluarga

a.Pemanfaatan Sarana Kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke praktek bidan

dan jarak sarana kesehatan dengan rumah <1- 2 km.

b.Tingkat pengetahuan keluarga mengenai ISPA,dermatitis,Gizi

buruk,Stroke,Hipertensi,DM,dan Anemia sedikit dimengerti keluarga,

namun pencegahan, penyebabnya dan tanda, gejala sudah mengerti.

11.Kesehatan KIA

a.Kesehatan Bayi dan Balita

Keluarga memiliki balita

80
b.Kesehatan Remaja

Tidak ada

c.Ibu hamil

Keluarga tidak ada yang hamil

d.Ibu nifas

Keluarga tidak memiliki ibu nifas

e.Ibu menyusui

Keluarga tidak memiliki ibu menyusui

f.KB (Keluarga Berencana)

Ibu tidak menggunakan KB

g.Lansia

Keluarga tidak ada yang lansia

h.Data Sosial dan Budaya

i.Keluarga mengatakan belum menjadi anggota JPKM ( Dana Sehat) yaitu

BPJS.

j.Keluarga mengatakan mengikuti kegiatan Fasilitas kesehatan berbasis

masyarakat yaitu posyandu.

k.Kegiatan sosial yang tidak ada di ikuti anggota keluarga dalam

masyarakat.

II.ANALISA DATA

No Data Etiologi Proble


m
1 DS:
- ibu mengatakan mencuci - Kurangnya Resiko

81
beras pengetahuan berkura
lebih dari 1 kali yaitu 3- 4 keluarga tentang ngnya
kali cara mencuci beras kandug
- ibu mengatakan memotong dan sayur yang an gizi
sayur terlebih dahulu baru baik pada
mencuci beras keluarg
DO: a Tn.I
- tampak saat sedang berhub
memasak, ibu mencuci ungan
beras 3-4 kali dengan
ketidak
mampu
an
keluarg
a
mengol
ah
beras
dan
sayur.
2 DS: Rendahnya pengetahuan Resiko
- Ibu menyatakan kurang keluarga tentang penyakit tertular
mengetahui tentang AIDS. nya
penyakit AIDS dan tidak AIDS
pernah mendengarkan hal pada
itu keluarg
DO: a
- Saat ibu ditanyakan karena
tentang penyakit AIDS,ibu kurang
mengatakan tidak tahu. nya
pengeta
huan
keluarg
a
3 DS: - Ketidakmauan Resiko
- Keluarga mengatakan kepala keluarga infeksi
tidak mengetahui tentang dalam mengambil saluran
penyakit ISPA keputusan untuk pernafa
DO: berhenti merokok san
- Saat ibu ditanyakan ibu pada
mengatakan tidak tahu keluarg
a Tn.
Irwans
yah
khusus
nya
Tn.I
4 DS: - Kurang Resiko

82
- Keluarga mengatakan pengetahuan terpapa
tidak mengerti dan tidak keluarga tentang rnya
tahu apa itu dermatitis penyakit kulit penyak
DO: seperti dermatitis it
- Saat ditanyakan ibu dermati
mengatakan tidak tahu tis

lll. DIAGNOSA

Identifikasi diagnosa kebidanan keluarga Tn.Irwansyah

NO DIAGNOSA KEBIDANAN
1. Resiko terjadi kekurangan Vitamin pada keluarga Tn.I berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal kurangnya pengetahuan
khususnya pengetahuan pengolahan beras.

2. Resiko terjadi kekurangan gizi pada keluarga Tn.I berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal kurangnya pengetahuan pengolahan
sayur yang baik.

3 Resiko infeksi saluran pernafasan pada keluarga Tn. I khususnya Tn.I


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
untuk berhenti merokok.

4. Resiko terpaparnya penyakit ISPA pada keluarga karena kurangnya


pengetahuan keluarga tentang ISPA

5 Resiko terpaparnya penyakit dermatitis karena rendahnya pengetahuan


keluarga tentang penyakit menular dermatitis seperti herpes

83
IV.Prioritas Masalah

1.Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pengolahan makanan yang

baik khususnya beras

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
Ancaman kesehatan kesehatan kare na
dapat menyebabkan
berkurangnya
kandugan gizipada
beras pada keluarga
Tn.I
2 Kemungkinan 2/2x2 2 Masalah dengan mdah
masalah dapat dapat diubah dengan
diubah memberikan
(dengan mudah) penyuluhan pada
keluarga Tn.I
3 Kemungkinan 3/3 x 1 1 Masalah yang terjadi
masalah dapat tinggi untuk diubah
diubah /dicegah
(Tinggi)
4 Menonjolnya 1/2x1 1/2 Keluarga tidak
masalah merasakan adanya
(masalah tidak masalah
dirasakan)
Total Skore 𝟐
3𝟑

4.Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit AIDS

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan karena
dapat menyebabkan
kurangnya kandungan
gizi
2 Kemungkinan 2/2x1 2 Masalah dengan
masalah dapat mudah dapat diubah
diubah dengan memberikan
(dengan mudah) penyuluhan pada
keluarga Tn.i
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Maslah yang terjadi
untuk dicegah tinggi untuk diubah
(tinggi)

84
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

3.Ketidakmampuan kepala keluarga dalam mengambil keputusan untuk

berhenti merokok

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Kurangnya SDM
masalah dapat dalam keluarga
diubah sehingga kurang
(dengan mudah) motivasi
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Kebiasaan sudah
untuk dicegah berlangsng lama dan
(tinggi) sulit untuk dicegah
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

4.Rendahnya pengetahuan keluarga dalam mengenali jenis penyakit seperti

ISPA

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Masalah dengan
masalah dapat mudah dapat diubah
diubah ,mahasiswa dapat
(dengan mudah) memberikan penkes
3 Potensial masaah 3/3 x 1 1 Kebiasaan sudah
untuk dicegah berlangsng lama dan
(tinggi) sulit untuk dicegah
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak

85
masalah menyadari adanya
(masalah tidak menyadari masalah
dirasakan)
Totas Skore 2
33

5. Rendahnya pengetahuan keluarga tentang Dermatitis

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman
(Resiko) bagi kesehatan seperti
gangguan saluran
pernapasan
2 Kemungkinan 1/2x1 2 Masalah mudah untuk
masalah dapat diatasi karena
diubah mahasiswa dapat
(dengan mudah) memberikan penkes
tentang bahaya
dermatitis
3 Potensial masallah 3/3 x 1 1 Masalah tinggi untuk
untuk dicegah dicegah apabila
(tinggi) keluarga melaksanakan
apa yang disarankan
oleh mahasiswa
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga tidak adanya
masalah menyadari masalah
(masalah tidak
dirasakan)
Totas Skore 2
33

86
V.INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi


Resiko berkurangnya Tujuan Umum : g. Lakukan
kandungan gizi pada setelah dilakukan rencana kunjungan
keluarga Tn.I kebidanan maksimal selama pada
berhubungan dengan ±3 kali kunjungan keluarga
ketidakmampuan diharapkan keluarga sudah Tn.I
keluarga mengenal mampu mengolah makanan h. Beri salam
kurangnya pengetahuan dengan baik dan
pengolahan beras. jelaskan
Tujuan Khusus : tujuan
Selama maksimal ±3 kali kunjungan
kunjungan keluarga mampu: untuk
Mengelola makanan dengan membantu
baik terkhusus beras. memecahk
an masalah
yang ada
dalam
dalam
keluarga
i. Kaji
tingkat
penegtahua
n
keluaraga/i
bu tentang
cara
pengolahan
beras
j. Tanyakan
cara ibu
mencuci
beras
setiap hari
k. Jelaskan
kepada ibu
cara
pengolahan
beras yang
baik
l. Evaluasi
kembali
pengetahua
n ibu
sesudah
dijelaskan
Resiko tertularnya Tujuan umum: f. Lakukan

87
AIDS pada keluarga Setelah dilakukan rencana kunjungan
Tn.I berhubungan kebidanan maksimal selama pada keluarga
dengan rendahnya 3 kali kunjungan diharapkan Tn.I
pengetahuan keluarga Tn.S sudah mampu g. Beri salam dan
tentang penyakit AIDS mengerti tentang penyakit jelaskan tujuan
AIDS kunjungan
untuk
membantu
memecahkan
masalah yang
ada dalam
dalam keluarga
h. Kaji tingkat
penegtahuan
keluaraga/ibu
tentang
penyakit AIDS
i. Tanyakan
pengertian dan
gejala AIDS
j. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang AIDS
dan lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluarga

Resiko infeksi saluran Tujuan Umum : f. Lakukan


pernafasan pada setelah dilakukan rencana kunjungan
keluarga Tn.Irwansyah kebidanan maksimal selama pada keluarga
khususnya Tn.I ±3 kali kunjungan Tn.I
berhubungan dengan diharapkan Tn.Irwansyah g. Beri salam dan
ketidakmampuan sudah mampu mengurangi jelaskan tujuan
keluarga mengambil frekuensi merokok. kunjungan
keputusan untuk untuk
berhenti merokok. Tujuan Ksusus : membantu
Selama maksimal ±3 kali memecahkan
kunjungan keluarga mampu masalah yang
: ada dalam
4. Mengerti bahaya dalam keluarga
merokok h. Kaji tingkat
5. Cara berhenti penegtahuan
6. Merokok keluaraga
tentang bahya
merokok
i. Jelaskan

88
kepada
keluarga
tentang bahaya
merokok dan
lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluargaLakuk
an kunjungan
pada Tn.M
j. Menjelaskan
bahaya-bahaya
yang dapat
disebabkan
Resiko terjadinya Tujuan umum: dari merokok
gangguan saluran Setelah dilakukan rencana Evaluasi
pernafasan seperti ISPA kebidanan maksimal selama kembali
karena kurangya 3 kali kunjungan diharapkan pengetahuan
pengetahuan keluarga Tn.S sudah mampu keluarga
Tn.S akan penyakit mengerti tentang penyakit
ISPA ISPA a. Lakukan
Tujuan khusus: kunjungan
Selama maksimal ±3 kali pada keluarga
kunjungan keluarga mampu Tn.S
3. Mengerti bahaya b. Beri salam dan
ISPA jelaskan tujuan
4. Mampu menerapkan kunjungan
hidup sehat untuk
membantu
memecahkan
masalah yang
ada dalam
dalam
keluarga
c. Kaji tingkat
pengetahuan
keluaraga
tentang
penyakit ISPA
d. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang bahaya
ISPA dan
lakukan
evaluasi ulang
kepada
keluargaLakuk

89
an kunjungan
pada Tn.I
e. Menjelaskan
bahaya-bahaya
yang dapat
disebabkan
dari ISPA
f. Evaluasi
kembali
pengetahuan
keluarga

V.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Kunjungan hari pertama

No Tanggal/Ja NO.Dx Implementasi Evaluasi


1 14 Resiko  Mengunjungi keluarga S: ibu
Desember kurangnya Tn.i mengat
2016 vitamin pada  Memberi salam dan akan
09.00 beras pada menjelaskan tujuan kurang
Keluarga kunjunagan untuk menger
Tn.Irwansyah memecahkan masalah ti cara
yang ada dalam mengol
keluarga. ah
 Mengkaji tingkat beras
pengetahuan keluarga yang
tentang cara mengolah baik.
beras setiap hari O: ibu
 Menjelaskan kepada tidak
keluarga/ibu cara dapat
mengolah beras yang menja
baik,yaiu beras cukup wab
dicuci 1x saja supaya vit pertany
B dalam beras tidak aan
hilang. tentang
 Menanyakan kembali pengol
kepada ibu hal yang ahan
belum diketahui tentang makan
penjelasa yang diberikan an
 Membuat kontrak waktu yang
untuk kunjungan ulang sehat
A:
 Pamit pulang dan beri
masala
salam
h
belum

90
teratasi
P:
Lakukan
kunjungan
ulang
berikutny
a
2 Resiko  Mengunjungi keluarga S: ibu
terjadinya Tn.I mengat
gangguan  Memberi salam dan akan
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan kurang
keluarga Tn. kunjunagan untuk menger
Irwansyah memecahkan masalah ti cara
yang ada dalam keluarga mengol
 Mengkaji tingkat ah
pengetahuan keluarga sayur
tentang cara mengolah yang
sayur setiap hari benar.
 Menjelaskan kepada O: ibu
keluarga/ibu cara tidak
mengolah sayur yang dapat
baik,yaiu sayur baik menja
dicuci,dirajang lalu wab
dimasak tidak terlalu pertany
matang supaya aan
nutrisinya tercukupi. tentang
 Menanyakan kembali pengol
kepada ibu hal yang ahan
belum diketahui tentang makan
penjelasa yang diberikan an
 Membuat kontrak waktu yang
untuk kunjungan ulang sehat
A:
 Pamit pulang dan beri
masala
salam
h
belum
teratasi
P:
Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya
3 Resiko infeksi  Mengunjungi keluarga S: Bapak
saluran Tn.I mengat
pernafasan pada  Memberi salam dan akan
Tn. Irwansyah menjelaskan tujuan belum
khususnya Tn.  S: Bapak mengatakan menger
Irwansyah belum mengerti ti

91
 dan alasan Tn.I untuk S: Bapak
merokok. mengataka
 Menjelaskan kepada n belum
keluarga tentang bahaya mengerti
 dan alasan Tn.I untuk mengenai
merokok. tentang
 Menjelaskan kepada bahaya
keluarga tentang bahaya merokok.
 Menanyakan kembali O:Bapak
kepada keluarga tentang belum
hal yang tidak diketahui dapat
tentang masalah yang menjawab
berhubungan dengan pertanyaan
masalah yang yang
berhubungan dengan diajukan
merokok. seputar
 Membuat kontrak waktu bahaya
untuk kunjungan ulang Merokok
A:Masala
 Pamit pulang dan beri
h belum
salam
teratasi
P:
Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya

4 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak


tertularnya Tn.I mengataka
AIDS pada  Memberi salam dan n belum
keluarga Tn.I menjelaskan tujuan mengerti
berhubungan kunjunagan untuk mengenai
dengan memecahkan masalah tentang
rendahnya yang ada dalam keluarga bahaya
pengetahuan  Mengkaji tingkat merokok.
keluarga tentang pengetahuan keluarga O:Bapak
penyakit AIDS tentang bahaya AIDS belum
Menanyakan kembali dapat
kepada keluarga tentang menjawab
hal yang tidak diketahui pertanyaan
tentang masalah yang yang
berhubungan dengan diajukan
seputar
bahaya
Merokok
A:Masala
h belum

92
teratasi
P:
Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya

5 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak


terjadinya Tn.I mengataka
gangguan  Memberi salam dan n belum
saluran menjelaskan tujuan mengerti
pernafasan kunjunagan untuk mengenai
seperti ISPA memecahkan masalah tentang
karena kurangya yang ada dalam keluarga bahaya
pengetahuan  Mengkaji tingkat ISPA.
keluarga Tn.I pengetahuan keluarga O:Bapak
akan penyakit tentang bahaya ISPA belum
ISPA  Menanyakan kembali dapat
kepada keluarga tentang menjawab
hal yang tidak diketahui pertanyaan
tentang masalah yang yang
berhubungan dengan diajukan
masalah yang seputar
berhubungan dengan bahaya
ISPA ISPA
 Membuat kontrak waktu A:Masala
untuk kunjungan ulang h belum
 Pamit pulang dan beri teratasi
salam P:
Lakukan
kunjungan
ulanh
berikutnya

Kunjungan hari kedua

N Tanggal/Jam NO.Dx Implementasi Evaluasi


o
1 15 Desember Resiko  Mengunjungi keluarga S: ibu
2016 kurangnya Tn.I mengatak
02.30 vitamin pada  Memberi salam dan an kurang
beras pada menjelaskan tujuan mengerti
Keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Irwansyah memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makan

93
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat ,sehat,da
pengetahuan keluarga n ibu
tentang cara mengolah mengatak
beras setiap hari an belum
 Menjelaskan kepada mengerti
keluarga/ibu cara cara
mengolah beras yang pengolah
baik,yaiu beras cukup an beras
dicuci 1x saja supaya yang
vit B dalam beras baik.
tidak hilang. O: ibu tidak
 Menanyakan kembali dapat
kepada ibu hal yang menjawa
belum diketahui b
tentang penjelasa yang pertanyaa
diberikan n tentang
 Membuat kontrak pengolah
waktu untuk an
kunjungan ulang makanan
 Pamit pulang dan beri yang
salam sehat
A: masalah
sebagian
teratasi
P: Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya
2 Resiko  Mengunjungi keluarga S: ibu
terjadinya Tn.I mengatak
gangguan  Memberi salam dan an kurang
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan mengerti
keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Irwansyah memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makan
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat sehat,dan
pengetahuan keluarga ibu
tentang cara mengolah mengatak
sayur setiap hari an belum
 Menjelaskan kepada mengerti
keluarga/ibu cara tentang
mengolah sayur yang pengolah
baik,yaiu sayur baik an sayur
dicuci,dirajang lalu yang
dimasak tidak terlalu benar.
matang supaya O: ibu tidak

94
nutrisinya tercukupi. dapat
 Menanyakan kembali menjawa
kepada ibu hal yang b
belum diketahui pertanyaa
tentang penjelasa yang n tentang
diberikan pengolah
 Membuat kontrak an
waktu untuk makanan
kunjungan ulang yang
 Pamit pulang dan beri sehat
salam A: masalah
sebagian
teratasi
P: Lakukan
kunjungan
ulang
berikutnya
3 Resiko infeksi  Mengunjungi keluarga S: Bapak /
saluran Tn.I keluarga
pernafasan pada  Memberi salam dan menyadari
keluarga Tn. menjelaskan tujuan adanya
Sukirman kunjunagan untuk masalah
khususnya Tn. memecahkan masalah belum
Irwansyah yang ada dalam mengerti
keluarga. tentang
 Mengkaji tingkat bahaya
pengetahuan keluarga merokok.
tentang bahaya O:bapak/kel
merokok dan alasan uarga
Tn.I untuk merokok. mengatakan
 Menjelaskan kepada tidak mampu
keluarga tentang menjawab
bahaya dan kerugian sebagian
merokok bagi pertanyaan
kesehatan Tn.I dan A: Masalah
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. teratasi
 Menanyakan kembali P: Lanjutkan
kepada keluarga kunjungan
tentang hal yang tidak ulang
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
merokok.
 Pamit pulang dan beri
Salam

95
4 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /
tertularnya Tn.I keluarga
AIDS pada  Memberi salam dan menyadari
keluarga Tn.I menjelaskan tujuan adanya
berhubungan kunjunagan untuk masalah
dengan memecahkan masalah belum
rendahnya yang ada dalam mengerti
pengetahuan keluarga. tentang
keluarga  Mengkaji tingkat bahaya
tentang pengetahuan keluarga AIDS.
penyakit AIDS tentang bahaya AIDS O:bapak/kel
 Menjelaskan kepada uarga
keluarga tentang mengatakan
bahaya AIDS bagi tidak mampu
kesehatan Tn.I dan menjawab
keluarga beserta sebagian
lingkungan sekitar. pertanyaan
A: Masalah
 Menanyakan kembali sebagian
kepada keluarga teratasi
tentang hal yang tidak P: Lanjutkan
diketahui tentang kunjungan
masalah yang ulang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
AIDS.
 Pamit pulang dan beri
Salam

5 Resiko  Mengunjungi keluarga S: Bapak /


terjadinya Tn.I keluarga
gangguan  Memberi salam dan menyadari
saluran menjelaskan tujuan adanya
pernafasan kunjunagan untuk masalah
seperti ISPA memecahkan masalah belum
karena yang ada dalam mengerti
kurangya keluarga. tentang
pengetahuan  Mengkaji tingkat bahaya
keluarga Tn.I pengetahuan keluarga ISPA.
akan penyakit tentang bahaya ISPA O:bapak/kel
ISPA  Menjelaskan kepada uarga
keluarga tentang mengatakan
bahaya ISPA bagi tidak mampu
kesehatan Tn.I dan menjawab
keluarga beserta sebagian
pertanyaan

96
lingkungan sekitar. A: Masalah
sebagian
 Menanyakan kembali teratasi
kepada keluarga P: Lanjutkan
tentang hal yang tidak kunjungan
diketahui tentang ulang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
ISPA.
 Pamit pulang dan beri
Salam

Kunjungan Ketiga

No Tanggal/Jam NO.Dx Implementasi Evaluasi


1 17 Desember Resiko  Mengunjungi S: ibu
2016 kurangnya keluarga Tn.I mengatak
02.30 vitamin pada  Memberi salam dan an sudah
beras pada menjelaskan tujuan mengerti
Keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Irwansyah memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makan
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat ,sehat,da
pengetahuan keluarga n ibu
tentang cara mengatak
mengolah beras setiap an belum
hari mengerti
 Menjelaskan kepada cara
keluarga/ibu cara pengolah
mengolah beras yang an beras
baik,yaiu beras cukup yang
dicuci 1x saja supaya baik.
vit B dalam beras O: ibu dapat
tidak hilang. menjawa
 Menanyakan kembali b
kepada ibu hal yang pertanyaa
belum diketahui n tentang
tentang penjelasa pengolah
yang diberikan an
 Membuat kontrak makanan
waktu untuk yang
kunjungan ulang sehat
A: masalah
 Pamit pulang dan beri
teratasi
salam
P: tetap

97
lakukan
pengawasan
2 Resiko  Mengunjungi S: ibu
terjadinya keluarga Tn.I mengatak
gangguan  Memberi salam dan an sudah
Nutrisi Pada menjelaskan tujuan mengerti
keluarga Tn. kunjunagan untuk cara
Irwansyah memecahkan masalah mengolah
yang ada dalam makanan
keluarga. yang
 Mengkaji tingkat sehat,dan
pengetahuan keluarga ibu
tentang cara mengatak
mengolah sayur an sudah
setiap hari mengerti
 Menanyakan kembali tentang
kepada ibu hal yang pengolah
belum diketahui an sayur
tentang penjelasa yang
yang diberikan benar.
 Membuat kontrak O: ibu dapat
waktu untuk menjawa
kunjungan ulang b
 Pamit pulang dan beri pertanyaa
salam n tentang
pengolah
an
makanan
yang
sehat
A: masalah
teratasi
P: Lakukan

kunjungan
ulang

berikutnya
3 Resiko infeksi  Mengunjungi S: ibu
saluran keluarga Tn.I mengatakan
pernafasan  Memberi salam dan bapak usdah
pada keluarga menjelaskan tujuan mulai
Tn. Irwansyah kunjunagan untuk mengurangi
khususnya memecahkan masalah kebiasaan
Irwansyah yang ada dalam merokok
keluarga. O:bapak/kel
 Mengkaji tingkat uarga
pengetahuan keluarga mampu

98
tentang bahaya mengatasi
merokok dan alasan masalah
Tn.I untuk merokok. A: Masalah
 Menjelaskan kepada teratasi
keluarga tentang P: Lanjutkan
bahaya dan kerugian kunjungan
merokok bagi ulang
kesehatan Tn.I dan Berikutnya
keluarga beserta
lingkungan sekitar.
 Menanyakan kembali
kepada keluarga
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
merokok.
 Pamit pulang dan beri
Salam

4 Resiko  Mengunjungi S: Bapak /


tertularnya keluarga Tn.I keluarga
penyakit AIDS  Memberi salam dan mengerti
karena menjelaskan tujuan tentang
kurangnya kunjunagan untuk tentang
pengetahuan memecahkan masalah bahaya
keluarga yang ada dalam AIDS dan
tentang keluarga. apa itu
penyakit  Mengkaji tingkat AIDS.
pengetahuan keluarga O:bapak/kel
tentang bahaya AIDS uarga
 Menjelaskan kepada mampu
keluarga tentang menjawab
bahaya AIDS bagi pertanyaan
kesehatan Tn.I dan A: Masalah
keluarga beserta teratasi
lingkungan sekitar. P: Lanjutkan
 Menanyakan kembali kunjungan
kepada keluarga ulang
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan

99
AIDS.

 Pamit pulang dan beri


Salam

5 Resiko  Mengunjungi S: Bapak /


terpaparnya keluarga Tn.I keluarga
penyakit ISPA  Memberi salam dan sudah mulai
pada keluarga menjelaskan tujuan mengerti
Tn.I kunjunagan untuk tentang
berhubungan memecahkan masalah bahaya
dengan yang ada dalam ISPA.
kurangnya keluarga. O:bapak/kel
ppengetahuan  Mengkaji tingkat uarga sudah
keluarga pengetahuan keluarga dapat
tentang ISPA tentang bahaya ISPA menjawab
 Menjelaskan kepada pertanyaan
keluarga tentang A: Masalah
bahaya ISPA bagi teratasi
kesehatan Tn.I dan P: Lanjutkan
keluarga beserta kunjungan
lingkungan sekitar. ulang

 Menanyakan kembali
kepada keluarga
tentang hal yang tidak
diketahui tentang
masalah yang
berhubungan dengan
masalah yang
berhubungan dengan
ISPA.
 Pamit pulang dan beri
Salam

100
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan manajemen asuhan kebidanan komunitas

Dusun II A Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kab.Deli Serdang khususnya pada

keluarga Tn.Muhammad,Tn.Sukirman,Tn.Irwansayah yang dimulai dari tanggal

05–17 Desember 2016. Maka penulis dapat membandingkan kategori pelaksanaan

manajemen asuhan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan 7 langkah

manajemen varney yaitu pengkajian, interpretasi data dasar, antisipasi masalah

potensial, tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi. Penulis akan

mengemukakan masalah yang ditemukan dari seluruh data-data yang diperoleh

saat pelaksanaan belajar lapangan.

KELUARGA BINAAN I (Tn.SUKIRMAN )

4.1 Pengkajian

Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan semua data lalu dilakukan

prioritas masalah untuk mendapatkan keluarga binaan.Pengkajian yaitu

Identitas keluarga, Riwayat kehidupan keluarga, Pola kebiasaan sehari-hari,

Aspek kesehatan lingkungan, Pengkajian pelayanan kesehatan keluarga,

KIA, Remaja, Ibu menyusui, KB, Lansia dan JPKM .

Dalam mengumpulkan data keluarga Tn.Muhammad tersebut petugas

tidak mengalami kesulitan karena keluarga Tn.Muhammad dalam menerima

petugas mau menerima dengan senang hati dan mau memberi jawaban

kepada petugas mengenai data-data yang dikumpulkan petugas, terjadi

101
beberapa kesenjangan antara teori dan praktek karena dalam teori terdapat

format pengkajian sejalan dengan praktek yang dilakukan.

4.2 Identifikasi Data Dasar

Setelah melakukan pengkajian data maka langkah berikutnya adalah

penentuan identifikasi data dasar dengan menegakkan diagnosa masalah dan

kebutuhan. Diagnosa tersebut adalah hal-hal yang terjadi akibat dari

permasalahan keluarga Tn.Muhammad tersebut. Dimana menurut Nasrul

Efendy pada bukunya masalah kebidanan yang timbul pada keperawatan

kebidanan terdapat 5 hal, yaitu :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk

bagaimana persepsi keluarga

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melaksanakan

tindakan yang tepat karena keluarga tidak mampu memecahkan

masalah.

3. Ketidakmampauan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti

pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga terhadap kesehatan keluarga.

4. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang beberapa gejala dan tanda

penyakit menular.

Adapun permasalahan yang ditemukan oleh penulis pada keluarga

Tn.Muhammad tersebut yaitu keluarga belum dapat melaksanakan tugas dengan

baik.

1. Kurangnya pengetahuan pengolahan Beras

Dimana pada saat kunjungan petugas bertanya bagaimana cara pengolahan

bahan makanan yang baik, ibu/keluarga menjawab mencuci beras 3-4 kali.

102
Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana seharusnya mencuci

beras 1 kali saja.

2. Kurangnya pengetahuan pengolahan Sayur yang baik

Dimana pada saat kunjungan petugas bertanya bagaimana cara pengolahan

bahan makanan yang baik, ibu/keluarga menjawabsayur dirajang dulu lalu

dicuci. Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana

seharusnyasayur dicuci dulu lalu dirajang.

3. Perilaku hidup yang tidak sehat yaitu merokok.

Tampak kepala keluarga sedang merokok di ruang tamu pada saat petugas

melakukan kunjungan. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek

dimana berdasarkan teori salah satu penyakit akibat merokok adalah ISPA

dan dalam kenyataannya bahaya merokok sudah terjadi kepada kepala

keluarga.

4.3 Antisipasi Masalah Potensial

Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin terjadi lebih

berat dari masalah yang sudah ada. Permasalahan pada keluarga

Tn.Muhammad tidak sulit untuk diatasi karena dalam mengumpulkan data-

data masyarakat, petugas tidak mengalami kesulitan dan keluarga menjawab

apa yang dipertanyakan dan bahkan bersedia mendengarkan penjelasan dari

petugas sehingga masalah tidak menjadi lebih berat.Tetapi apabila

103
permasalahan tersebut tidak segera diatasi akan berakibat buruk khususnya

bagi keluarga itu sendiri. Dimana masalah potensial yang dapat terjadi pada

keluarga Tn.Muhammad yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan pengolahan Beras

Masalah potensial : kurangnya asupan kandungan gizi.

2. Kurangnya pengetahuan pengolahan Sayur

Masalah potensial : kurangnya asupan gizi.

3.Perilaku hidup tidak sehat ( merokok )

Masalah potensial : resiko terjadinya penyakit ISPA, TB Paru,

4.Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenali penyakit ispa

Maslah potensial: resiko terjadinya penyakit ISPA

5.Kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenali penyakit

dermatitis

4.4 Prioritas Masalah

Prioritas masalah atau tindakan segera adalah tindakan yang sesegera

mungkin dilaksanakan dan dapat dikerjakan. Dari permasalahan yang ada

pada masyarakat petugas memberikan penyuluhan. Penyuluhan tersebut

diterima keluarga Tn.Sukirman dan mereka berjanji/bersedia akan

melaksanakan apa yang telah dijelaskan oleh petugas. Tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek dimana petugas memberikan Penkes

sesuai dengan kebutuhan keluarga dan keluarga juga bersedia.

104
4.5 Intervensi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan karena sudah

direncanakannya asuhan yang menyeluruh terhadap masalah yaitu diagnosa

yang telah diidentifikasi. Petugas memberikan penyuluhan mengenai teknik

pengolahan beras,kurangya pengetahuan tentang pengolahan sayur, penyakit

AIDS,ISPA dan bahaya merokok

4.6 Implementasi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena

telah dilaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah perencanaan. Petugas memberikan penyuluhan

kepada keluarga Tn.Sukirman sampai keluarga benar-benar mengerti akan

maksud dari penyuluhan yang dijelaskan petugas agar masalah yang dialami

masyarakat tersebut tidak menimbulkan masalah yang lebih berat bagi

kesehatan mereka sehingga dapat menciptakan keluarga sehat, dengan

melakukan kunjungan ke rumah keluarga Tn.Muhammad sebanyak tiga kali

kunjungan.

4.7 Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi secara efektif dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan

diagnosa. Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena pada teori hasil

dari evaluasi semua masalah yang ada pada keluarga seharusnya dapat

105
teratasi namun pada kenyataannya hanya satu masalah yang tidak dapat

teratasi, masalah lainnya hanya sebagian teratasi.

KELUARGA BINAAN II (Tn.MUHAMMAD)

4.1 Pengkajian

Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan semua data-data lalu dilakukan

prioritas masalah untuk mendapatkan keluarga binaan.Pengkajian yaitu Identitas

keluarga, Riwayat kehidupan keluarga, Pola kebiasaan sehari-hari, Aspek

kesehatan lingkungan, Pengkajian pelayanan kesehatan keluarga, KIA, Remaja,

Ibu menyusui, KB, Lansia dan JPKM .

Dalam mengumpulkan data keluarga Tn.Sukirman tersebut petugas tidak

mengalami kesulitan karena keluarga Andi dalam menerima petugas mau

menerima dengan senang hati dan mau memberi jawaban kepada petugas dari

data-data yang dikumpulkan petugas, terutama keluarga Tn.Sukirman. Terjadi

beberapa kesenjangan antara teori dan praktek karena dalam teori terdapat

format pengkajian tidak sejalan dengan praktek yang dilakukan.

4.2 Identifikasi Data Dasar

Setelah melakukan pengkajian data maka langkah berikutnya adalah

penentuan diagnosa masalah potensial dan kebutuhan, dimana diagnosa

tersebut adalah hal-hal yang terjadi akibat dari permasalahan keluarga

Tn.Sukirman tersebut. Dimana menurut Nasrul Efendy pada bukunya

106
masalah kebidanan yang timbul pada keperawatan kebidanan terdapat 5 hal,

yaitu :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk

bagaimana persepsi keluarga

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melaksanakan

tindakan yang tepat karena keluarga tidak mampu memecahkan

masalah.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

karena tidak mengetahui keadaan sakitnya serta masalah yang timbul.

4. Ketidakmampauan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti

pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga terhadap kesehatan keluarga.

5. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang beberapa gejala dan tanda

penyakit menular.

Adapun permasalahan yang ditemukan oleh penulis pada keluarga

Tn.Elpiono tersebut yaitu keluarga belum dapat melaksanakan tugas

dengan baik.

1. Perilaku hidup yang tidak sehat yaitu merokok.

Tampak kepala keluarga sedang merokok sambil menonton pada

saat petugas melakukan kunjungan. Tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktek dimana berdasarkan teori salah satu penyakit akibat

merokok adalah ISPA dan dalam kenyataannya bahaya merokok

sudah terjadi kepada kepala keluarga.

2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara

107
Saat petugas melakukan kunjungan dan bertanya apakah ibu pernah

melakukan perawatan payudara ibu mengatakan tidak pernah

melakukannya karena ketidaktahuan ibu.

3.Kurangnya pengetahuan pengolahan Beras

Dimana pada saat kunjungan petugas bertanya bagaimana cara

pengolahan bahan makanan yang baik, ibu/keluarga menjawab

mencuci beras 3-4 kali. Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek

dimana seharusnya mencuci beras 1 kali saja

4.Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA

Dimana pada saat kunjungan dan mahasiswa bertanya pada keluarga

apakah mengetahui tentang ISPA,keluarga mengatakan tidak

mengetahui penyaki tersebut

4.3Antisipasi Masalah Potensial

Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin terjadi lebih

berat dari masalah yang sudah ada. Permasalahan pada keluarga Tn.Sukirman

tidak sulit untuk diatasi karena dalam mengumpulkan data-data keluarga,

petugas tidak mengalami kesulitan dan keluarga menjawab apa yang

dipertanyakan dan bahkan bersedia mendengarkan penjelasan dari petugas

sehingga masalah tidak menjadi lebih berat.Tetapi apabila permasalahan

tersebut tidak segera diatasi akan berakibat buruk khususnya bagi keluarga itu

sendiri. Dimana masalah potensial yang dapat terjadi pada keluarga

Tn.Sukirman yaitu:

- Perilaku hidup tidak sehat ( merokok )

Masalah potensial : resiko terjadinya penyakit ISPA, TB Paru

108
- Kurangnya pengetahuan perawatan payudara

Masalah potensial :terjadinya bendungan ASI

- Kurangnya pengetahuan pengolahan Beras

Masalah potensial : kurangnya asupan Vitamin.

- Kurangnya pengetahuan tentang penyakit ISPA

Masalah potensial :terpaparnya penyakit ISPA pada keluarga

4.4 Prioritas Masalah

Prioritas masalah atau tindakan segera adalah tindakan yang sesegera

mungkin dilaksanakan dan dapat dikerjakan. Dari permasalahan yang ada pada

masyarakat petugas memberikan penyuluhan. Penyuluhan tersebut diterima

keluarga Tn.Sukirman dan mereka berjanji/bersedia akan melaksanakan apa

yang telah dijelaskan oleh petugas. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktek dimana petugas memberikan Penkes sesuai dengan kebutuhan keluarga

dan keluarga juga bersedia.

4.5 Intervensi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan karena sudah direncanakannya

asuhan yang menyeluruh terhadap masalah yaitu diagnosa yang telah

diidentifikasi. Petugas memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok

kurangnya pengetahuan tentang Beras,kurangnya pengetahuan tentang ISPA,dan

perawatan payudara.

4.6 Implementasi

109
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena

telah dilaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah perencanaan. Petugas memberikan penyuluhan

kepada keluarga Tn.Sukirman sampai keluarga benar-benar mengerti akan

maksud dari penyuluhan yang dijelaskan petugas agar masalah yang dialami

masyarakat tersebut tidak menimbulkan masalah yang lebih berat bagi

kesehatan mereka sehingga dapat menciptakan keluarga sehat, dengan

melakukan kunjungan ke rumah keluarga Tn.Sukirman sebanyak tiga kali

kunjungan.

4.7 Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi secara efektif dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan

diagnosa. Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena pada teori hasil

dari evaluasi semua masalah yang ada pada keluarga seharusnya dapat

teratasi namun pada kenyataannya hanya satu masalah yang dapat teratasi,

masalah lainnya hanya sebagian teratasi.

3. Keluarga Binaan III (Tn.Irwansyah)

4.1 Pengkajian

Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan semua data lalu dilakukan

prioritas masalah untuk mendapatkan keluarga binaan.Pengkajian yaitu

Identitas keluarga, Riwayat kehidupan keluarga, Pola kebiasaan sehari-hari,

Aspek kesehatan lingkungan, Pengkajian pelayanan kesehatan keluarga,

KIA, Remaja, Ibu menyusui, KB, Lansia dan JPKM .

110
Dalam mengumpulkan data keluarga Tn.Irwansayah tersebut petugas tidak

mengalami kesulitan karena keluarga Tn.Irwansayah dalam menerima

petugas mau menerima dengan senang hati dan mau memberi jawaban

kepada petugas mengenai data-data yang dikumpulkan petugas, terutama

keluarga Tn. Irwansayah terjadi beberapa kesenjangan antara teori dan

praktek karena dalam teori terdapat format pengkajian sejalan dengan praktek

yang dilakukan

4.2 Identifikasi Data Dasar

Setelah melakukan pengkajian data maka langkah berikutnya adalah

penentuan identifikasi data dasar dengan menegakkan diagnosa masalah dan

kebutuhan. Diagnosa tersebut adalah hal-hal yang terjadi akibat dari

permasalahan keluarga Tn.Irwansyah tersebut. Dimana menurut Nasrul

Efendy pada bukunya masalah kebidanan yang timbul pada keperawatan

kebidanan terdapat 5 hal, yaitu :

1.Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, bagaimana

persepsi

keluarga

2.Ketikdakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melaksanakan

tindakan yang tepat karena keluarga tidak mampu memecahkan masalah.

3.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, karena

tidak

mengetahui keadaan sakitnya serta masalah yang timbul.

4.Ketidakmampauan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti pentingnya

hygiene sanitasi bagi keluarga terhadap kesehatan keluarga.

111
5.Kurangnya pengetahuan keluarga tentang beberapa gejala dan tanda

penyakit

menular.

Adapun permasalahan yang ditemukan oleh penulis pada keluarga

Tn.Irwansyahtersebut yaitu keluarga belum dapat melaksanakan tugas dengan

baik.

1.Perilaku hidup yang tidak sehat yaitu merokok.

Tampak kepala keluarga sedang merokok di ruang tamu pada saat petugas

melakukan kunjungan. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek

dimana berdasarkan teori salah satu penyakit akibat merokok adalah ISPA dan

dalam kenyataannya bahaya merokok sudah terjadi kepada kepala keluarga.

2.Kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA

Saat petugas melakukan kunjungan dan bertanya tentang beberapa penyakit

menular namun keluarga tidak dapat menjelaskan penyakit ISPA .

3.Kurangnya pengetahuan pengolahan Beras

Dimana pada saat kunjungan petugas bertanya bagaimana cara pengolahan

bahan makanan yang baik, ibu/keluarga menjawab mencuci beras 3-4 kali.

Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana seharusnya mencuci beras 1

kali saja

4.3 Antisipasi Masalah Potensial

112
Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin terjadi lebih

berat dari masalah yang sudah ada. Permasalahan pada keluarga

Tn.Irwansayah tidak sulit untuk diatasi karena dalam mengumpulkan data-

data masyarakat, petugas tidak mengalami kesulitan dan keluarga menjawab

apa yang dipertanyakan dan bahkan bersedia mendengarkan penjelasan dari

petugas sehingga masalah tidak menjadi lebih berat.Tetapi apabila

permasalahan tersebut tidak segera diatasi akan berakibat buruk khususnya

bagi keluarga itu sendiri. Dimana masalah potensial yang dapat terjadi pada

keluarga Tn.Irwansayah yaitu:

- Perilaku hidup tidak sehat ( merokok )

Masalah potensial : resiko terjadinya penyakit ISPA, TB Paru

- kurangnya pengetahuan tentang ISPA

Masalah potensial :Resiko terpaparnya penyakit ISPA.

- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengolahan beras dan

sayur yang baik

Masalah potensial :Resiko penurunan status nutrisi pada keluarga

4.4 Prioritas Masalah

Prioritas masalah atau tindakan segera adalah tindakan yang sesegera

mungkin dilaksanakan dan dapat dikerjakan. Dari permasalahan yang ada

pada masyarakat petugas memberikan penyuluhan. Penyuluhan tersebut

diterima keluarga. Tn.Irwansyah dan mereka berjanji/bersedia akan

melaksanakan apa yang telah dijelaskan oleh petugas. Tidak terjadi

113
kesenjangan antara teori dan praktek dimana petugas memberikan Penkes

sesuai dengan kebutuhan keluarga dan keluarga juga bersedia.

4.5 Intervensi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan karena sudah

direncanakannya asuhan yang menyeluruh terhadap masalah yaitu diagnosa

yang telah diidentifikasi. Petugas memberikan penyuluhan mengenai bahaya

merokok,kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sayur dan beras yang

baik,dan Kurangnya pengetahuan tentang penyakit ISPA.

4.6 Implementasi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek

karena telah dilaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah perencanaan. Petugas memberikan penyuluhan

kepada keluarga Tn. Irwansyah sampai keluarga benar-benar mengerti akan

maksud dari penyuluhan yang dijelaskan petugas agar masalah yang dialami

masyarakat tersebut tidak menimbulkan masalah yang lebih berat bagi

kesehatan mereka sehingga dapat menciptakan keluarga sehat, dengan

melakukan kunjungan ke rumah keluarga Tn.Irwansyah sebanyak tiga kali

kunjungan.

4.7 Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi secara efektif dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan

diagnosa. Terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena pada teori hasil

dari evaluasi semua masalah yang ada pada keluarga seharusnya dapat

114
teratasi namun pada kenyataannya hanya satu masalah yang dapat teratasi,

masalah lainnya hanya sebagian teratasi

115
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan praktek belajar lapangan selama 2 minggu di

dusun II A Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli serdang pada

tanggal 05 Desember 2016 – 17 Desember 2016 maka penulis dapat

mengambil kesimpulan tentang data kesehatan penduduk yang diambil

berdasarkan survey dan observasi selama dilapangan dan dari keadaan

tersebut penulis mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan dapat

memperbaiki keadaan tersebut.

1. Keluarga Tn.Muhammad memiliki masalah

Keluarga Tn.Muhammad Salim memiliki 5 masalah antara lain yaitu:

Pengolahan Beras yang tidak sehat, Kebiasaan anggota keluarga dalam

merokok, Kurangnya Pengolahan Sayur yang tidak baik,kurangnya

pengetahuan keluarga dalam mengetahui penyakit menular.Dan selama 3

hari telah dibina dari 4 masalah yang dihadapi keluarga dapat ditangani

dengan baik. keluarga sudah mengerti dan akan berusaha untuk

mengatasinya.

2. Pada keluarga Tn. Sukirman

Keluarga Tn.Sukirman memiliki 4 masalah kesehatan antara lain masalah

dalam kebiasaan merokok, kurangnya pengetahuan Ibu terhadap

perawatan payudara ,Pengolahan beras yang tidak baik dan kurangnya

pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA.Dan dari 4 masalah yang

116
didapat pada keluarga Tn.Sukirman dapat ditangani dengan baik.

keluarga sudah mengerti dan akan berusaha untuk mengatasinya.

3. Pada keluarga Tn. Irwansyah

Setelah dikaji keluarga Tn.Irwansyah memiliki 4 masalah kesehatan

yaitu: Kebiasaan anggota keluarga dalam merokok Kurangnya

pengetahuan tentang pengolahan beras yang baik dan benar,dan

kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA.Setelah 3 hari

medapatkan binaan dari 4 Masalah yang didapati pada keluarga

Tn.Irwansyah dapat ditangani dengan baik.keluarga sudah mengerti dan

akan berusaha untuk mengatasinya.

5.1.2 SARAN

1.2.1 Bagi keluarga binaan

Diharapkan kepada keluarga binaan hendaknya lebih mempu mengenali

masalah yang dihadapi dan mempu menyelesaikan masalahnya khususnya

Pengolahan bahan makanan dengan baik serta Kebiasaan anggota keluarga

yang merokok agar terciptanya kehidupan keluarga yang lebih baik.

1.2.2 Bagi penulis agar terciptanya kehidupan keluarga yang lebih baik

Diharapkan kepada mahasiswa yang melaksanakan Praktek Belajar

Lapangan dapat lebih mengeti dalam kebidanan komunitas dan mampu

mempersiapkan diri secara lebih matang dalam pemberian penyuluhan atau

pendidikan kesehatan dan dengan wawasan yang lebih luas kepada

masyarakat sehingga mampu melaksanakan belajar lapangan dengan baik

dan benar.

117

Anda mungkin juga menyukai