Anda di halaman 1dari 2

http://sbsinews.

com/mega-skandal-pertamina-yang-tidak-tersentuh-hukum/

MEGA SKANDAL PERTAMINA YANG TIDAK TERSENTUH HUKUM

Penulis Sabinus -20/11/2019

SBSINews – Anda semua tahu Petral, Pertamina Energy Trading Ltd? Hasil audit forensik
terhadap Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) menyebutkan terjadi anomali dalam
pengadaan minyak pada 2012-2014.

Berdasarkan temuan lembaga auditor Kordha Mentha, jaringan mafia minyak dan gas
(migas) menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun
selama tiga tahun. Bayangin sekian ribu karyawan Pertamina tidak berkutik dengan para
mafia rakus itu. Tidak ada karyawan yang demo karena itu. Semua bisa saja kecipratan
transaksi haram itu. Itu hanya tiga tahun. Gimana sebelumnya. Akan lebih besar lagi,
sangat besar.

Apakah itu saja? Tidak. Masih banyak lagi. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Itu skandal yang sangat canggih. Ini skandal kerjasama memproduksi BBM antara
Pertamina dan TPPI. Dimana TPPI produksi, yang bahan bakunya berasal dari BPMigas
dan hasilnya dijual kepada Pertamina. TPPI tidak pernah bayar bahan baku itu
kepemerintah ( BPmigas) tapi dibayar ke Pertamina dengan harga mark up. Selama 10
tahun Pertamina dirugikan sebesar Rp. 22 triliun. Pelaku utama kabur keluar negeri.
Selama 10 tahun itu direksi dan karyawan Pertamina ngapain aja?

Bahkan uang pensiun pegawai yang dikelola oleh Dapen Pertamina pun tidak luput dari
bancakan. Caranya sangat smart. Dapen Pertamina menggunakan dana pensiun untuk
membeli saham yang tidak likuid dan sulit diperdagangkan. Total kerugian dalam kasus
ini ditaksir senilai Rp1,4 triliun. Anehnya selama 2 tahun transaksi ini terjadi tanpa
diketahui.
Investasi bodong itu terjadi karena para petinggi Dapen Pertamina mengabaikan adanya
kajian, mengabaikan Prosedur Transaksi Pembelian dan Penjualan Saham. Begitu banyak
orang pintar di Pertamina, tapi karena mental korup dapat dengan mudah dibegoin oleh
Edward Seky Soeryadjaya.

Bahkan dana CSR pun dibancakin. Pertamina Foundation mendapat dana CSR dari
Pertamina untuk program penanaman 100 juta pohon. Tetapi dari relawan sampai
pohonnya diselewengkan. Lebih banyak fiktifnya. Jumlah Rp. 126 miliar yang
diselewengkan itu tanpa keterlibatan para petinggi dan karyawan Pertamina tidak akan
terjadi. Hebatnya pelaku utamanya Nina Nurlina, sebelum kasus ini terkuak adalah Capim
KPK. Orangnya dikenal auditor tangguh dan sangat agamais.

Sebetulnya masih banyak lagi skandal di dalam Pertamina seperti dugaan korupsi pada
pengadaan 3 megaproyek kapal tanker PT Pertamina, pelepasan asset yang merugikan
negara, dan lainnya seperti akuisisi blok migas di luar negeri. Yang jelas patut
dipertanyakan adalah mengapa perintah Jokowi agar PT Pertamina (Persero) membangun
kilang baru, tapi sampai sekarang tidak dikerjakan? Tidak perlu orang cerdas untuk tahu
bahwa direksi Pertamina ikut bermain di balik tidak terealisasinya pembangunan kilang-
kilang minyak Pertamina. Mengapa? untuk menjamin keuntungan bisnis bagi pengusaha
rente.

Jadi SDM Pertamina dari tingkat atas sampai bawah sudah terlalu nyaman hidup dalam
budaya rente dan korup. Itu sebabnya mereka menolak Ahok jadi Dirut. Yang jelas kalau
nanti mereka demo tolak Ahok, itu yang jadi bandar adalah cukong mafia migas dibelakang
mereka.(Nawacita/ Jacob Ereste)

Sumber : Erizeli Jely Bandaro (Pecinta Kebijaksanaan)

Anda mungkin juga menyukai