Abstrak
Tujuan penelitian dan pengembangan: 1) mengembangkan produk modul berbasis inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru, 2) menguji kelayakan modul
berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru,
dan 3) mengukur efektifitas modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
berupa modul siswa dan modul guru. Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan model prosedur
Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi,
2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk, 4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5)
tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas, 7) tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji
lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket,
lembar observasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Kemampuan belajar kritis dianalisis dengan menggunakan uji anakova dengan desain Pretest-Posttest
Non Equivalent Control Group Design. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) produk modul siswa
berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan indikator
berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan dan soal evaluasi sedangkan produk modul
guru berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan
indikator berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan, soal evaluasi, dan modul guru
dilengkapi rencana pelaksanaan pembelajaran/ skenario pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian, pada setiap tahap
pembelajaran dilengkapi petunjuk guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan dilengkapi dengan kunci
jawaban. 2) kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul siswa menurut penilaian dari ahli
pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,82%, ahli materi berkualifikasi “sangat
baik” dengan presentase skor 94,04%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,37%, ahli
pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 98,14%, sedangkan
kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul guru menurut penilaian dari ahli pengembangan modul
ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 83,92%, ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan
presentase skor 90,47%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 81,25%, ahli pengembangan
perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 97,45%, penilaian dari praktisi
pendidikan satu berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 91,59% dan praktisi pendidikan dua
berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 88,83% serta penilaian dari siswa berkualifikasi “baik” dengan
persentase skor 87,44%. 3) Modul berbasis inkuiri terbimbing efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
karena berdasarkan hasil uji anakova menunjukkan adanya perbedaan hasil postes antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada materi ajar jamur sebesar 39,2%.
75
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
76
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
orang yang tak pernah berhenti belajar. Melalui memperbaiki pengertian dan pola pikir, serta
berpikir kritis, siswa diajak beperan secara aktif membantu siswa untuk mengembangkan
dan efektif untuk membangun pengetahuan atau kemampuan berpikir kritis (Howard &
struktur kognitifnya sendiri dan menerapkannya Miskowski, 2005). Model pembelajaran
dalam memecahkan masalah yang dihadapi di berpengaruh dalam membangun dan
masyarakat. Hal senada diungkapkan pula oleh meningkatkan berpikir kritis siswa. Model
Bloom (dalam Filsaime, 2008) siswa yang pembelajaran inovatif dapat diterapkan untuk
terlibat dalam pembelajaran berpikir kritis menunjang pengembangan berpikir kritis siswa.
mampu memperbaiki kemampuan berpikirnya Berkaitan dengan model pembelajaran inovatif,
dimulai dari tingkatan paling sederhana sampai Sa’ud (2008) menjelaskan bahwa model inkuiri
yang paling kompleks. termasuk salah satu inovasi pembelajaran
Hasil observasi dan wawancara dengan kontekstual yang mengedepankan proses
guru Biologi di SMA N 1 Cepogo menunjukkan pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan
sebagian besar siswa kesulitan dalam penemuan melalui proses berpikir secara
memahami; menghubungkan dan menganalisis sistematis. Hamalik (2003) juga menjelaskan
konsep dengan masalah (pemecahan masalah), bahwa penggunaan model inkuiri dalam
siswa kurang cermat dalam menganalisis pembelajaran biologi erat kaitannya dengan
masalah, kesulitan dalam mengerjakan soal berpikir kritis karena terdapat serangkaian
yang membutuhkan berpikir tingkat tinggi (C4- kegiatan pengumpulan data untuk menguji
C6), ditunjukkan pada hasil ulangan siswa suatu hipotesis. Pembelajaran inkuiri adalah
masih ada yang belum tuntas, dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang
kelompok kerja beberapa siswa kurang menekankan pada proses berpikir secara kritis
memberikan kontribusi dalam menyelesaikan dan analitis untuk mencari dan menemukan
tugas kelompok, kesulitan dalam sendiri jawaban dari suatu masalah yang
mengkomunikasikan atau menyampaikan dipertanyakan (Sanjaya, 2011).
pendapat dan argumen dalam diskusi Pembelajaran inkuiri beragam jenisnya
kelompok/ kelas. Berdasarkan hasil pretes dan mencakup spectrum yang luas: inkuiri
kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai terstruktur, inkuiri terbimbing, inkuiri
rata-rata kelas X1 (Ekaperimen) yaitu aspek gabungan, dan inkuiri terbuka (Sadeh & Zion,
interpretasi sebesar 37%, aspek analisis sebesar 2011; Rooney, 2009). Inkuiri terbimbing
54%, aspek evaluasi sebesar 38,2%, aspek memiliki karakteristik yaitu siswa
kesimpulan sebesar 59,2 %, aspek penjelasan melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebesar 67,2%, aspek pengaturan diri sebesar berdasarkan petunjuk-petunjuk berupa
16%. , kelas X6 (Kontrol) yaitu aspek pertanyaan yang membimbing, sedangkan guru
interpretasi sebesar 34%, aspek analisis sebesar berperan sebagai fasilitator (Sumiati, 2008;
49%, aspek evaluasi sebesar 37,1%, aspek Baron, 2010). Pertanyaan yang dihadirkan
kesimpulan sebesar 57,5%, aspek penjelasan berupa permasalahan di lingkungan sekitar,
sebesar 63,2%, aspek pengaturan diri sebesar sehingga memotivasi rasa keingintahuan siswa
12%. Hasil pretes menunjukkan kemampuan dalam menggali informasi tentang
berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 permasalahan lingkungan sekitar. Pembelajaran
Cepogo belum optimal. inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran
Kemampuan berpikir kritis yang yang membangun kecakapan berpikir siswa,
rendah tidak terlepas dari peran guru dalam sehingga inkuiri terbimbing sejalan dengan
proses pembelajaran. Guru perlu mengubah teori belajar konstrukstivisme. Pembelajaran
pembelajaran yang semula berpusat pada guru konstruktif memberi kesempatan kepada siswa
beralih ke pembelajaran yang melibatkan siswa berpikir tentang pengalamannya dengan
dan menantang siswa menggunakan metode menganalisis, menggunakan pengetahuannya
ilmiah dalam memecahkan permasalahan untuk memecahkan permasalahan, mengenal,
sehingga dapat meningkatkan keikutsertaan dan mengumpulkan ide-ide dilanjutkan dengan
menimbulkan rasa keingintahuan dalam belajar, menggali ide-ide, mengemukakan penjelasan,
77
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
dan solusi, serta mengambil tindakan atau 30%; 5) aspek evaluasi sebesar 25%; dan 6)
keputusan (Kim, 2005; Demirci, 2009). aspek regulasi diri sebesar 16.66%. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis buku ajar yang menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan model kemampuan berpikir kritis di SMA Negeri 1
pembelajaran inkuiri tebimbing dapat Cepogo menunjukkan kurang mengembangkan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kelemahan-
keterampilan proses (Fanny, 2013). Penelitian kelemahan tersebut yang memungkinkan
lain menunjukkan bahwa pembelajaran dengan adanya upaya inovasi buku teks dalam bentuk
menggunakan model pembelajaran Inkuiri modul sebagai alternatif perbaikan. Modul yang
terbimbing dapat meningkatkan kemampuan dikembangkan perlu diintegrasikan dengan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa karena model pembelajaran inkuiri terbimbing agar
dengan penggunaan srtategi pembelajaran dapat memberdayakan kemampuan berpikir
inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa kritis siswa.
(Nanang, 2010). Modul merupakan suatu paket belajar
Inkuiri terbimbing merupakan suatu mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman
rangkaian pembelajaran yang melibatkan belajar yang direncanakan dan dirancang secara
kemampuan siswa dalam mencari dan sistematis untuk membantu peserta didik
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, mencapai tujuan belajar. Melalui penggunaan
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan modul, siswa dapat mempelajari terlebih dahulu
sendiri penemuannya dengan bantuan materi yang akan dibahas di kelas dengan
pertanyaan panduan (Wenning, 2005). Sarana membaca modul yang disediakan dan
belajar merupakan faktor eksternal yang melakukan diskusi dengan teman mengenai
penting dalam mengembangkan kemampuan materi yang dibahas di bawah bimbingan guru.
berpikir siswa, karena siswa terbiasa Tujuan utama modul adalah untuk
berinteraksi secara langsung dengan sarana meningkatkan efisiensi dan efektivitas
belajar dalam proses pembelajaran. pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana
Sarana belajar berperan penting dalam fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan
mengasah kemampuan berpikir siswa, karena secara optimal. Kelebihan dari modul Berfokus
pemanfaatan sarana belajar yang teapat dalam pada kemampuan individual peserta didik,
pembelajaran memberikan kemudahan siswa karena pada hakekatnya mereka memiliki
dalam menyerap materi yang disampaikan oleh kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih
guru. Sarana yang digunakan di SMA Negeri 1 bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya
Cepogo adalah bahan ajar cetak. (Mulyasa, 2006). Penggunaan modul yang
Hasil observasi dan wawancara dengan disusun berbasis Inkuiri Terbimbing diharapkan
guru Biologi di SMA Negeri 1 Cepogo juga dapat meningkatkan kualitas proses
menunjukkan bahwa sumber belajar yang pembelajaran yang pada akhirnya bermuara
digunakan siswa selama ini hanya buku teks pada peningkatan kemampuan berpikir kritis.
sebagai buku pegangan siswa dan LKS. Buku Penyajian modul berbasis Inkuiri Terbimbing
yang digunakan dalam pembelajaran hanya yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berisi materi dan latihan soal serta tidak ada berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam
kegiatan yang mengindikasikan kemampuan proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar
berpikir kritis. Buku ajar cetak umum dengan sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
dilengkapi aspek tujuan, materi, kegiatan, dan memecahkan masalah.
soal evaluasi. Hasil analisis buku di SMA Karakteristik modul ajar yang
Negeri 1 Cepogo pada satu Kompetensi Dasar dikembangkan untuk melatihkan kemampuan
(KD) yang menggunakakan indikator berpikir berpikir kritis dilakukan dengan memadukan
kritis menunjukkan nilai rata-rata aspek:1) komponen-komponen modul ajar melalui
aspek interpretasi sebesar 32.25%; 2) aspek pembelajaran inkuiri terbimbing, sehingga
analisis sebesar 23.43%; 3) aspek penjelasan menghasilkan format modul berbasis inkuiri
sebesar 27.5%; 4) aspek kesimpulan sebesar terbimbing. Modul berbasis inkuiri terbimbing
78
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
79
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
produk modul berbasis inkuiri terbimbing. Data hasil pretest dan posttest berpikir
Subyek uji lapangan operasional adalah kelas kritis dihitung menggunakan uji normalisasi uji
X(1) dan Kelas X(6) SMA Negeri 1 Cepogo. Kolmogorof-smirnov test dan uji lanjut uji
Levene’s menggunakan SPSS 20 for Windows.
Jenis data Teknik analisis yang digunakan adalah Uji
Data analisis kebutuhaan diperoleh dari Anacova. Kriteria pengujian apabila taraf
hasil tes, observasi, pemberian angket dan signifikansi lebih kecil 0.05.
wawancara terhadap siswa dan guru tentang
pembelajaran di kelas dan bahan ajar. Data hasil
uji lapangan awal dari hasil validasi ahli, Hasil dan Pembahasan
penilaian praktisi pendidikan, dan penilaian
Hasil penelitian
siswa terhadap modul yang diperoleh melalui
Hasil penelitian yang diperoleh pada
angket kelayakan modul. Data hasil uji
tahap pertama adalah hasil dari tahap penelitian
lapangan utama berupa data kualitatif yang
dan pengumpulan informasi.
diperoleh melalui angket kelayakan modul oleh
siswa, sedangkan data kuantitatif diperoleh
Penelitian dan Pengumpulan Informasi
melalui tes berpikir kritis. Data hasil uji
Studi pustaka yang dilakukan meliputi
lapangan operasional diperoleh melalui angket
modul ajar, pembelajaran inkuiri terbimbing,
kelayakan modul oleh siswa.
Modul berbasis inkuiri terbimbing, berpikir
Instrumen Pengumpulan Data kritis, dan hasil pretes kemampuan berpikir
Instrumen pengumpulan data berupa kritis siswa. Hasil observasi lapangan yang
lembar validasi untuk mengetahui kelayakan ditemukan di SMA Negeri 1 Cepogo dianalisis
modul dari validator pada uji lapangan awal,, melalui analisis kebutuhan yang diperoleh dari
angket kelayakan modul untuk mengetahui analisis bahan ajar cetak yang menggunakan
kelayakan modul menurut praktisi pendidikan indikator berpikir kritis, nilai ulangan harian,
dan pengguna modul (siswa) pada uji lapangan hasil UN tahun 2012/2013 dan analisis Delapan
utama. Tes untuk mengetahui efektivitas modul Komponen Standar Nasional Pendidikan
berbasis inkuiri terbimbing sebelum dan (SNP).
sesudah siswa memperoleh pembelajaran
menggunakan modul berbasis inkuiri Perencanaan
terbimbing pada tahap uji lapangan operasional. Tahap perencanaan digunakan sebagai
dasar penyiapan rancangan awal penyusunan
modul Berbasis inkuiri terbimbing untuk
Teknik Analisis Data meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
Data yang diperoleh dalam penelitian menyiapkan prosedur penelitian untuk uji
ini adalah data analisis deskriptif kualitatif kelayakan produk. Kegiatan yang dilakukan
digunakan untuk analisis data hasil validasi pada tahap perencanaan, sebagai berikut: 1)
ahli, penilaian praktisi pendidikan (guru) dan malakukan analisis kuirikulum. 2) menyusun
pengguna modul (siswa) dari uji lapangan awal, matriks. 3) menentukan format modul berbasis
utama, dan operasional yang berupa masukan, inkuiri terbimbing. 4) menentukan format
tanggapan, saran, dan kritik terhadap modul perangkat pembelajaran yang akan digunakan.
berbasis inkuiri terbimbing. Analisis deskriptif 5) menentukan prosedur pengembangan modul
kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan ajar.
data yang dalam bentuk persentase. Teknik
persentase digunakan untuk menyajikan data Pengembangan Rancangan Produk Awal
frekuensi atas tanggapan subjek penelitian Tahap pengembangan rancangan awal
terhadap produk pengembangan berbasis produk yang dikembangkan menghasilkan
inkuiri terbimbing. modul yang terdiri dari bagian awal, isi dan
penutup. Pada bagian awal modul terdiri dari
halaman sampul, lembar identitas modul ajar,
80
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar Tabel 2. Hasil Penilaian Modul oleh Validator pada
tabel, latar belakang, kompetensi inti, Modul Guru
Persentase Kualifi
kompetensi dasar, deskripsi sintaks inkuiri Validator ahli
Skor Rata2 kasi
Kategori
terbimbing dan petunjuk penggunaan modul validator ahli Baik Tidak perlu
ajar Bagian inti terdiri dari halaman judul sub pengembangan 83,92% direvisi
modul
pokok bahasan, halaman kompetensi dasar validator ahli 90,47% Sangat Tidak perlu
(KD) dan tujuan, dan halaman aktivitas lembar materi baik direvisi
kerja siswa berdasarkan tahapan sintaks inkuiri validator ahli 81,25% Baik Tidak perlu
terbimbing, halaman materi sub pokok bahasan, tatabahasa/keterba direvisi
caan
rangkuman materi, dan soal latihan. Bagian validator ahli 97,45% Baik Tidak perlu
penutup terdiri dari halaman kunci jawaban, perangkat direvisi
glosarium dan daftar pustaka. pembelajaran
Rata-rata 88.27% Baik Tidak perlu
Uji Coba Permulaan direvisi
Uji lapangan awal produk modul berbasis Hasil uji lapangan awal dari hasil validasi
inkuiri terbimbing dilakukan terhadap validator ahli pengembangan pada modul siswa diperoleh
ahli pengembangan modul, validator ahli persentase kelayakan sebesar 84,82% dan
materi, validator ahli bahasa/keterbacaan, modul guru sebesar 83,92% dengan kategori
validator ahli perangkat pembelajaran. baik, hasil validasi ahli materi pada modul
Validasi ahli pengembangan modul siswa diperoleh persentase kelayakan sebesar
bertujuan untuk mendapatkan data berupa 94,04% dan modul guru sebesar 90,47% dengan
penilaian, kritik, dan saran terhadap kategori sangat baik, hasil validasi ahli
penyusunan, sajian modul dan pengembangan tatabahasa/keterbacaan diperoleh hasil pada
modul. Validasi ahli materi bertujuan untuk modul siswa sebesar 84,37% dan pada modul
mendapatkan data berupa penilaian, pendapat guru sebesar 81,25% dengan kategori baik,
dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian hasil validasi ahli perangkat pembelajaran
materi dalam modul yang dikembangkan. diperoleh hasil pada modul siswa sebesar
Validasi ahli perangkat pembelajaran bertujuan 98,14% dan pada modul guru sebesar 97,45%
untuk mendapatkan data berupa penilaian, dengan kategori sangat baik.
pendapat, dan saran terhadap instrumen
pembelajaran yaitu RPP dan instrumen Uji Lapangan Terbatas
penilaian. Validasi ahli tatabahasa/keterbacaan Ujicoba produk pada skala kecil
bertujuan untuk mendapatkan data berupa menggunakan 2 orang praktisi pendidikan dan
penilaian, pendapat dan saran terhadap 15 pengguna modul (siswa). Tujuan validasi
keterbacaan isi modul yang akan praktisi pendidikan adalah untuk mendapatkan
dikembangkan. Hasil uji lapangan awal data kualitatif yang berupa pendapat, kritik dan
disajikan pada tabel 1 dan tabel 2. saran tentang kategori pengembangan modul,
Tabel 1. Hasil Penilaian Modul oleh Validator pada materi pembelajaran, dan keterbacaan modul.
Modul Siswa Kategori penilaian dalam uji coba awal meliputi
Persentase Kualifik
Validator ahli Kategori bahasa/keterbacaan modul, penyajian modul,
Skor rata2 asi
validator ahli Baik Tidak perlu dan kategori isi modul. Uji coba kelompok kecil
pengembangan 84,82% direvisi
modul,
siswa bertujuan untuk mendapatkan masukan
Validator ahli 94,04% Sangat Tidak perlu dan saran dari subyek penelitian yang
materi baik direvisi berjumlah 15 siswa. Hasil uji lapangan utama
validator ahli 84,37% Baik Tidak perlu dapat disajiakan pada tabel 3 dan tabel 4.
tatabahasa/keterba direvisi
caan
validator ahli 98,14% Sangat Tidak perlu
perangkat baik direvisi
pembelajaran
Rata-rata 90.34% Sangat Tidak perlu
baik direvisi
81
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
82
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
signifikasi lebih besar 0.05. Uji homogenitas terbimbing dalam meningkatkan kemampuan
semua kelas perlakuan menunjukkan pretes dan berpikir kritis adalah sebesar 0.392 atau 39,2 %
postes homogen, karena taraf signifikasi lebih (Widhiarso, 2011).
besar 0.05.
Uji selanjutnya dilakukan Uji verifikasi Pembahasan
yang dilakukan adalah uji korelasi dan uji
interaksi (Hartono, 2011; Widhiarso, 2011). Pengembangan modul berbasis inkuiri
disimpulkan bahwa Uji verifikasi adalah: a) Uji terbimbing untuk meningkatkan
korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi kemampuan berpikir kritis pada materi
antara nilai pretes dan postes karena taraf jamur Siswa kelas X SMA Negeri 1 Cepogo.
signifikasi lebih kecil 0.05, yang berarti pretes Modul berbasis inkuiri terbimbing pada
adalah kovariat untuk postes; b) Uji interaksi materi ajar Jamur dikembangkan berdasarkan
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi tahapan sintaks inkuiri terbimbing yang
antara nilai pretes dengan variabel kelas,karena menggunkanan indikator berpikir kritis.
taraf signifikasi lebih besar 0.05. Tahapan sintaks pembelajaran inkuiri
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan terbimbing 1) Pengenalan area investigasi
nilai postes terhadap kelas eksperimen, dengan kepada siswa: observasi. 2) Menemukan dan
kelas control dilakukan uji Anacova mencari permasalahan: merumuskan
Tabel 6. Uji Anacova permasalahan. 3) Mengidentifikasi
Variab F Taraf Part Ke Kesimpulan permasalahan yang diteliti: mendesain
el Signifi ial put percobaan, mendesain hipotesis dan melakukan
kansi eta usa
squ n percobaan. 4) Menentukan strategi untuk
ared menyelesaikan masalah berdasarkan fakta yang
Kelas 30.32 0.000 0.39 H0 Ada ditemukan: mengumpulkan data, menganalisis
Eksperi (Sig < dito perbedaan
men 0.05) lak nilai postes data, membuat kesimpulan dan mengemukakan
dan antara kelas hasil percobaan ( Joice & Weil, 2000; Martin, et
Kontrol eksperimen
dan kontrol
al, 2005; Gengarelly & Abrams, 2008).
hasil uji Anacova menunjukkan terdapat Indikator berpikir kritis yang digunakan: 1)
perbedaan postes antara kelas eksperimen Interpretation, 2) Analysis, 3) Inferensi, 4)
dengan kelas kontrol, karena taraf signifikasi Evaluation, 5) Explanation, dan 6) Self-
lebih kecil 0.05. Kesimpulannya bahwa regulation (Fascione, 2011).
terdapat perbedaan nilai postes antara kelas Modul berbasis inkuiri terbimbing
yang menggunakan modul berbasis inkuiri melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
terbimbing dengan buku sekolah. melalui kegiatan mengeksplorasi permasalahan
Tabel 7. Parameter Estimasi Kelas Eksperimen sekitar sehingga diperoleh pemahaman
dengan Kelas Kontrol konseptual yang lebih baik (Trevathan &
Myers, 2013). Modul berbasis inkuiri
Nilai Kelas Hasil Partial
etasquared terbimbing berpotensi untuk mengembangkan
Rata-rata postes Kelas 78,96 - kemampuan berpikir konstruktivis dan analisis
eksperimen
karena siswa memerlukan kemampuan berpikir
Kelas 72,12 -
control tinggi dalam memahami permasalahan yang
Estimasi Kelas 0,00 0.392 terjadi melalui identifikasi perbedaan,
eksperimen menganalisis, mengingat dan menggunakan
Kelas 5,62
control informasi yang tersedia sehingga diperoleh
Berdasarkan Tabel 7. menunjukkan bahwa alternatif solusi yang tepat (Amer, 2005;
kelas yang menggunakan modul sekolah Barron, 2010; Gazi, 2009). Modul berbasis
mendapatkan nilai postes yang lebih rendah inkuiri terbimbing berisikan kegiatan yang
yaitu sebesar 5,62 dibandingkan kelas yang menuntun siswa untuk menganalisis secara
menggunakan modul berbasisinkuiri logis, mengemukakan pendapat, mendiskusikan
terbimbing. Efektivitas modul berbasis inkuiri data, mempresentasikan data, memecahkan
permasalahan berdasarkan fakta-fakta yang
83
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
ditemukan sehingga diperoleh pemahaman keyakinan dan sudut pandang yang baru
konseptual (Rusche & Jason, 2011; Noiwong & sehingga berpotensi memiliki hasil belajar yang
Phinyocheep). baik (Lunenburg, 2011). Siswa yang terbiasa
Modul yang dikembangkan melakukan pelatihan berpikir kritis lebih
berdasarkan aspek kemampuan berpikir kritis mengetahui tentang cara berpikir secara terarah,
mendorong siswa memiliki: 1) kemampuan terencana dan logis sesuai dengan fakta yang
interpretasi yang berperan dalam mengamati telah diketahui sehingga berdampak pada
sifat, menafsirkan data dan mengekspresikan perolehan hasil belajar yang lebih maksimal
makna dari berbagai pengalaman, 2) (Amri dan Ahmadi, 2010; Haseli dan Rezaii,
kemampuan analisis yang berperan dalam 2013). Berdasarkan, beberapa pendapat ahli,
mengidentifikasi hubungan antarkonsep untuk disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
mengekspresikan keyakinan, penilaian atau kemampuan berpikir kritis baik lebih
alasan, 3) kemampuan evaluasi yang berperan berpotensi dalam mencapai hasil belajar yang
dalam menilai kredibilitas pernyataan dan maksimal.
representasi dari orang lain serta menilai
kekuatan logis dari pernyataan, deskripsi atau Kelayakan Modul Biologi Berbasis Inkuiri
pertanyaan, 4) kemampuan menyimpulkan Terbimbing untuk Meningkatkan
yang berperan dalam menarik kesimpulan atau Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Kelas
hipotesis berdasarkan fakta, penilaian, X SMA Negeri 1 Cepogo.
keyakinan, prinsip-prinsip, konsep-konsep atau Kelayakan modul berbasis inkuiri
representasi 5) kemampuan menjelaskan yang terbimbing pada materi Jamur diuji melalui
berperan dalam mendeskripsikan fenomena, tahap: a) uji coba produk awal: validasi ahli
hubungan kausal atau proses dan argumen materi, ahli tata bahasa, ahli pengembangan
penguat menggunakan data empiris sebagai modul, dan ahli perangkat pembelajaran
dasar penjelasan 6) kemampuan pengaturan diri biologi; b) uji lapangan terbatas: praktisi
berperan dalam mengarahkan diri untuk pendidikan dan uji kelompok kecil. Secara lebih
membantu siswa dalam mengelola pikiran, rinci disajikan sebagai berikut.
perilakuan dan emosi supaya berhasil Uji kelayakan modul berbasis inkuiri
mengarahkan pengalaman belajar untuk terbimbing pada uji lapangan awal diperoleh
mencapai tujuan (Chick dan Watson, 2001; hasil validasi ahli materi modul sebesar 94,04%
Ricketts dan Rudd, 2004; Wu dan Hsieh, 2006; yang menunjukan kualifikasi sangat baik
Zumbrunn et.al, 2011; Zimmerman, 2002). dengan rincian yaitu aspek kelengkapan materi
Aspek berpikir kritis yang terlatihkan sebesar 100%, keakuratan materi sebesar 100%,
dari penggunaan modul, berpotensi dalam kegiatan yang mendukung pembelajaran
mendukung pemberdayaan berpikir karena sebesar 83.33%, kemutakhiran materi sebesar
keenam aspek merupakan keterampilan 75%, materi dapat meningkatkan kemampuan
kognitif yang mampu mengakomodasi berpikir kritis sebesar 100%, materi mengikuti
perkembangan kognitif siswa (Fascione, 2013; sistematika keilmuan sebesar 100%, materi
Yuldirim dan Ozkahraman, 2011). mengembangkan keterampilan dan kemapuan
Keterampilan kognitif yang terberdayakan berpikir sebesar 100%. Validasi materi
melalui kegiatan berpikir kritis dalam modul, dilakukan oleh Nurmiyati, S. Pd, M. Si.
membantu siswa untuk mendapatkan Berdasarkan hasil validasi ahli materi modul
peningkatan hasil belajar, terutama hasil belajar didapatkan tidak perlu direvisi.
kognitif karena siswa yang telah terlatih sebagai Hasil validasi pengembangan modul
pemikir kritis mampu bekerja pada semua level pada uji lapangan awal diperoleh hasil sebesar
berpikir termasuk level berpikir tinggi pada 84,82% yang menunjukan kualifikasi baik
dimensi proses kognitif menurut Anderson dan dengan rincian yaitu aspek organisasi penyajian
Krathwohl (Mandernach et.al, 2009; Thomas, umum sebesar 75%, penyajian
2011). Siswa yang memiliki kemampuan mempertimbang-kan kebermaknaan dan
berpikir kritis baik akan memiliki pemahaman, kebermanfaatan sebesar 75%, Melibatkan siswa
84
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
secara aktif sebesar 75%, tampilan umum hasil 89.28%, aspek materi pembelajaran
sebesar 93,75%, variasi dalam cara diperoleh hasil 89.71%, dan aspek keterbacaan
penyampaian informasi sebesar 75.00%, diperoleh hasil 87.5%. Praktisi modul 1 yaitu
anatomi buku pelajaran sebesar 100%, Bapak Syamsudin, S.Pd., dari SMAN 1
memperhatikan kode etik dan hak cipta sebesar Cepogo, sedangkan praktisi modul 2 yaitu Ibu
100%. Validasi dilakukan oleh Dr. M. Lilis Kusumawati, M. Pd dari SMAN 2
Masykuri, M. Si. Karanganyar. Berdasarkan hasil validasi
Validasi ahli tata bahasa atau keterbacaan praktisi modul masih terdapat saran perbaikan
modul diperoleh hasil sebesar 84,37% untuk modul berbasis inkuiri terbimbing yaitu
berkategori baik dengan rincian yaitu aspek pada kategori materi.
kejelasan petunjuk penggunaan modul sebesar Uji pengguna modul pada uji lapangan
100%, ketepatan istilah sebesar 75%, awal dilakukan terhadap 15 siswa kelas X di
kemudahan memahami alur materi melalui SMAN 1 Cepogo. Hasil validasi pengguna
penggunaan bahasa sebesar 75%, kesantunan modul kelompok kecil diperoleh rata-rata
penggunaan bahasa sebesar 75%, ketepatan sebesar 87,44%. Revisi masih diperlukan pada
dialog/teks wacana dengan materi sebesar 75%, kategori isi, kebahasaan, dan penyajian seperti
kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir contoh-contoh tentang gambar jamur kurang
siswa sebesar 75%, kemampuan mendorong jelas.
rasa ingin tahu sebesar 100%, penggunaan EYD Revisi produk utama dilakukan untuk
sebesar 100%. Validasi memperbaiki produk awal modul berbasis
kebahasaan/keterbacaan dilakukan oleh Dr. inkuiri terbimbing berdasarkan saran yang
Muhammad Rohmadi, M.Hum. Berdasarkan diperoleh dari uji validasi ahli materi, ahli
hasil validasi ahli tata bahasa/keterbacaan penyajian modul, ahli keterbacaan, ahli
masih diperlukan revisi pada kategori bahasa perangkat pembelajaran, praktisi pendidikan,
indonesia yang baik dan benar. dan pendapat siswa. Modul yang telah direvisi
Validasi ahli perangkat pembelajaran kemudian digunakan untuk uji lapangan utama
diperoleh hasil sebesar 98,14% berkategori guna mengetahui efektivitas dan kelayakan
sangat baik dengan rincian yaitu aspek modul berbasis inkuiri terbimbing.
perumusan indikator sebesar 100%, pemilihan
dan pengorganisasian materi ajar sebesar 100%, Efektifitas Modul Berbasis Inkuiri
pemilihan sumber belajar dan media ajar Terbimbing untuk Meningkatkan
sebesar 100%, pendekatan dan metode Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X
pembelajaran sebesar 100%, penilaian hasil SMA Negeri 1 Cepogo.
belajar sebesar 83,3%, materi soal sebesar
100%, penyajian soal sebesar 100%, penskoran Hasil uji Anacova menunjukkan
sebesar 100%, aspek berpikir kritis sebesar bahwa terdapat perbedaan nilai postes antara
100%. Validasi ahli perangkat pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan modul
dilakukan oleh Prof. Dr. Maridi, M.Pd. berbasis inkuiri terbimbing dengan kelas
Berdasarkan hasil validasi ahli perangkat. kontrol karena taraf signifikasi sebesar 0.000
Uji lapangan utama dilakukan validasi lebih kecil 0.05. Berdasarkan hasil uji Anacova
praktisi modul 1 diperoleh hasil rata-rata disimpulkan bahwa modul berbasis inkuiri
sebesar 91,59% yang berkategori sangat baik terbimbing efektif untuk melatihkan
dengan rincian yaitu aspek pengembangan kemampuan berpikir kritis pada materi jamur.
modul diperoleh hasil 91.96%, aspek materi Modul berbasis inkuiri terbimbing efektif
pembelajaran diperoleh hasil 95.33%, dan melatihkan kemampuan berpikir kritis sebesar
aspek pembelajaran keterbacaan diperoleh hasil 0.392 atau 39,2% (Widhiarso, 2011).
87.5%. Hasil validasi praktisi modul 2 Tabel Parameter Estimasi
diperoleh hasil rata-rata sebesar 88.83 % yang menunjukkan kelas yang tidak menggunakan
menunjukkan kualifikasi baik dengan rincian modul berbasis inkuiri terbimbing memperoleh
yaitu aspek pengembangan modul diperoleh nilai postes lebih rendah sebesar 5.62
dibandingkan kelas yang menggunakan modul
85
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
berbasis inkuiri terbimbing. Berdasarkan tabel Ricketts dan Rudd, 2004; Wu dan Hsieh, 2006;
parameter estimasi disimpulkan bahwa modul Zumbrunn et.al, 2011; Zimmerman, 2002).
berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk Aspek berpikir kritis yang terlatihkan
melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa dari penggunaan modul, berpotensi dalam
kelas X SMA Negeri 1 Cepogo pada materi ajar mendukung pemberdayaan berpikir karena
Jamur sebesar 39,2%. Hasil yang didapat sesuai keenam aspek merupakan keterampilan
dengan teori yang menyebutkan bahwa kognitif yang mampu mengakomodasi
kemampuan berpikir kritis yang terintegrasi perkembangan kognitif siswa (Fascione, 2013;
dalam pembelajaran termasuk dalam modul, Yuldirim dan Ozkahraman, 2011).
memungkinkan siswa untuk mencapai nilai Keterampilan kognitif yang terberdayakan
yang lebih baik (Savich, 2009). Pelatihan- melalui kegiatan berpikir kritis dalam modul,
pelatihan berpikir kritis yang terangkum dalam membantu siswa untuk mendapatkan
literatur baik modul atau buku, berpotensi untuk peningkatan hasil belajar, terutama hasil belajar
melatih kemampuan berpikir kritis siswa kognitif karena siswa yang telah terlatih sebagai
sehingga tidak hanya mendorong siswa untuk pemikir kritis mampu bekerja pada semua level
mendapatkan fakta dan pengetahuan dari teks berpikir termasuk level berpikir tinggi pada
saja tetapi juga mendukung siswa untuk dimensi proses kognitif menurut Anderson dan
mendapatkan gagasan, pemahaman dan sudut Krathwohl (Mandernach et.al, 2009; Thomas,
pandang yang baru sehingga mampu 2011). Siswa yang memiliki kemampuan
meningkatkan hasil belajar siswa (Haseli dan berpikir kritis baik akan memiliki pemahaman,
Rezaii, 2013; Khatib dan Alizadeh, 2012; keyakinan dan sudut pandang yang baru
Lunenburg, 2011). sehingga berpotensi memiliki hasil belajar yang
Modul yang sengaja dikembangkan baik (Lunenburg, 2011). Siswa yang terbiasa
berdasarkan aspek kemampuan berpikir kritis melakukan pelatihan berpikir kritis lebih
mendorong siswa memiliki: 1) kemampuan mengetahui tentang cara berpikir secara terarah,
interpretasi yang berperan dalam mengamati terencana dan logis sesuai dengan fakta yang
sifat, menafsirkan data dan mengekspresikan telah diketahui sehingga berdampak pada
makna dari berbagai pengalaman, 2) perolehan hasil belajar yang lebih maksimal
kemampuan analisis yang berperan dalam (Amri dan Ahmadi, 2010; Haseli dan Rezaii,
mengidentifikasi hubungan antarkonsep untuk 2013). Berdasarkan, beberapa pendapat ahli,
mengekspresikan keyakinan, penilaian atau disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
alasan, 3) kemampuan evaluasi yang berperan kemampuan berpikir kritis baik lebih
dalam menilai kredibilitas pernyataan dan berpotensi dalam mencapai hasil belajar yang
representasi dari orang lain serta menilai maksimal.
kekuatan logis dari pernyataan, deskripsi atau
pertanyaan, 4) kemampuan menyimpulkan
yang berperan dalam menarik kesimpulan atau Kesimpulan dan Saran
hipotesis berdasarkan fakta, penilaian,
Kesimpulan
keyakinan, prinsip-prinsip, konsep-konsep atau
Kesimpulan yang diperoleh dari
representasi 5) kemampuan menjelaskan yang
penelitian dan pengembangan modul berbasis
berperan dalam mendeskripsikan fenomena,
inkuiri terbimbing pada materi jamur meliputi:
hubungan kausal atau proses dan argumen
1) Produk modul berbasis inkuiri terbimbing
penguat menggunakan data empiris sebagai
pada materi jamur dikembangkan sesuai
dasar penjelasan 6) kemampuan pengaturan diri
prosedur pengembangan Borg dan Gall yang
berperan dalam mengarahkan diri untuk
dimodifikasi menjadi sembilan tahapan, dengan
membantu siswa dalam mengelola pikiran,
menggunakan sintaks inkuiri terbimbing dan
perilakuan dan emosi supaya berhasil
indikator berpikir kritis. 2) Kelayakan modul
mengarahkan pengalaman belajar untuk
berbasis inkuiri terbimbing pada materi jamur
mencapai tujuan (Chick dan Watson, 2001;
yang diuji melalui uji validasi ahli, uji
kelompok kecil pengguna lapangan (praktisi
86
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
pendidikan dan siswa) dan uji efektivitas sudah Media Animasi dan Modul Ilustratif.
sesuai dengan tujuan yang dikembangkan dan Makalah disampaikan dalam Seminar
secara keseluruhan memberikan kategori baik Nasional VIII Pendidikan Biologi UNS
pada produk pengembangan. 3) Modul berbasis “Biologi, Sains, Lingkungan, dan
Pembelajarannya Menuju Pembangunan
kemampuan inkuiri terbimbing efektif dalam
Karakter” pada tanggal 16 Juli 2011.
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa, karena menunjukkan adanya perbedaan Cheong, C. M dan Cheung, W.S. 2008. Online
hasil posttest antara kelas kontrol yang discussion and Critical Thinking Skills: A
menggunakan buku biologi sekolah dan kelas Casestudy in a Singapore Secondary School.
perlakuan yang menggunakan modul berbasis Australasian Journal of Educational
inkuiri terbimbing pada materi jamur. Teachnologi. 24(5): 556-573.
Efektifitas modul berbasis inkuiri terbimbing
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis Chick, H. dan Watson, J. 2001. Data Representation
adalah sebesar 0.392 atau sebesar 39,2%. and Interpretation by Primary School
Students Working in Group. Mathematics
Education Research Journal. 13(2): 91-111.
Saran
Saran yang diberikan terkait penelitian dan Dasna dan Sutrisno. 2007. Pembelajaran Berbasis
pengembangan modul berbasis inkuiri Masalah. (Online): http:// educorner Mitra
terbimbing pada materi jamur meliputi: 1) ned:id/artikel-umum, diakses pada 18
Modul berbasis inkuiri terbimbing memerlukan Agustus 2014.
perbaikan dan pengembangan sampai tercipta Demirci, C. 2009. Constructivist Learning Approach
modul berbasis inkuiri terbimbing yang lebih In Science Teaching . Journal Of Education.
baik. 2) Modul berbasis inkuiri terbimbing 37: 24-35. Eskisehir osmangazi university
memerlukan penyebaran secara luas Facione, P. 2011. Critical Thinking: What It Is and
Why It Counts. (Online),
(disseminate) untuk menyempurnakan tahapan
(http://www.insightassessment.com), diakses
penelitian sesuai sesuai prosedur tanggal 18 Agustus 2014.
pengembangan Borg & Gall. 3) Penelitian ini Fascione, P. A. 2013. Critical Thinking: What It Is
masih terbatas pada uji lapangan yang hanya and Why It Counts. California: California
melibatkan satu sekolah sehingga perlu Academic Press.
dilakukan penelitian lanjutan dan diseminasi Fanny Aprilia. 2013. Efektifitas Strategi
dengan menggunakan sampel yang lebih luas. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Pemanfaatan modul berbasis inkuiri terbimbing Kemampuan Berpikir Kritis dan
dapat disosialisasikan di sekolah-sekolah lain Keterampilan Proses Sains di SMA Negeri 1
dan pada berbagai jenjang pendidikan Jember. Tesis PPS UNEJ: (tidak diterbitkan).
Filsaime, Dennis K. 2008. Menguak Rahasia
Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi
Daftar Pustaka Pustaka.
Gasong, D. 2006. Model Pembelajaran
Amer, A. 2005. Analitical Thinking. Cairo. Cairo Konstruktivistik Sebagai Alternatif
University. Mengatasi Masalah Pembelajaran.
Amri, S & Ahmadi, I.K. 2010. Proses Pembelajaran http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/.
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta : Gazi, Z, A. 2009. Implementing Constructivist
PT Prestasi Pustakarya. Approach Into Online Course Designs in
Baron, L. 2010. Using Scaffolding and Guided- Distance Education Institude at Eastern
Inquiry to Improve Learning in a Post- Mediterranean University. The Turkish
Graduate Forensic Science Laboratory Online Jurnal of Educational Technology.
Class. London. King’s College London. Eastern Mediterranean University.
Borg, W. R, & Gall, M. D. 1983. Educational Gengarelly, L. M, & Abrams, E. D. 2008. Closing
Research an Introduction ( Revision Edition). the Gap: Inqiry in Research and the
USA: Von Hoffman Press. Secondary Science Classroom. Journal of Sci
Ceisar, AA. 2011. Pembelajaran Biologi Educ Technol. 18:74-84. USA: University of
Menggunakan Inkuiri Terbimbing Melalui New Hampshire.
87
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
Hamalik.(2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Ricketts, J. C dan Rudd, R. 2004. Critical Thinking
PT. Bumi Aksara Skills of FFA Leaders. Journal of southern
Hartono. 2011. Analisis Data Statistika dan Agricultural Education Research. 54(1): 7-
Penelitian dengan SPSS 16. Yogyakarta: 20.
Pustaka Belajar. Rooney, C. 2009. How am I Using Inquiry-Based
Haseli, Z. dan Rezaii, F. 2013. The Effect of Learning to Improve My Practice and to
Teaching Critical Thinking on Educational Encourage Higher Order Thinking Among
Achievement and Test Anxiety among Junior My Students of Mathematics?. Educational
High School Student in Saveh. European Journal of Living Theories. 5 (2): 99-127.
Online Journal of Natural anad Social Irland: Dublin City University.
Sciences. 2(2): 168-175. Rusche, S. N, & Jason, K. 2011. “You Have to
Joyce, B, & Weill, M,. 2011. Model of Teaching Absorb Yourself in it”: Using Inquiry and
(edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Reflection to Promote Student Learning and
Pelajar. Self-knowledge. American Sociological
Khatib, M. dan Alizadeh, I. 2012. Critical Thinking Association. 39 (4). DOI:
Skills trough Literary and Non-Literary Text 10.1177/0092055X11418685: SAGE.
in English Classes. International Journal of Sadeh, I, & Zion, M. 2011. Which Type of Inquiry
Linguistics. 4(4): 563-580. Project Do High School iology Student
Kim, J. S. 2005. The Effect Of Constructivist Prefer: Open or Guide?. Res Educ. 42 (831-
Teaching Approach On Student Academic 848). Springer. Israel: Bar-11an University.
Achievement, Self Concept And Learning Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Strategies. Asian Pacific Education Review, 6 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
(12). Korea:Chungnam National University. Savich, C. 2009. Improving Critical Thinking Skills
Lai, E. R. 2011. Critical Thinking: A Literature in History. An On-line Journal for Teacher
Review Research Report. Online. Research. 11(2):1-12.
http://images.pearsonassessments.com/imag Snyder, L. G. dan Snyder, M. J. 2008. Teaching
es/tmrs/CriticalThinkingReviewFINAL.pdf Critical Thinking and Problem Solving
diakses tanggal 21 Agustus 2014. Skills. The Delta Pi Epsilon Journal. L(2):
Lunenburg, F.C. 2011. Critical Thinking and 90:99.
Constructivism Techniques for Improving Susilo, H. 2011. Blended Learning untuk
Student Achievement. National Forum Menyiapkan Siswa Hidup di Abad 21.
Teacher Education Journal. 21(3): 1-9. Makalah disampaikan pada Seminar
Moeloek, F.A. dkk. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Pengembangan Pembelajaran
Nasional Abad XXI. Jakarta : Badan Standar Berbasis Blended Learning di Universitas
Nasional Pendidikan Indonesia. Negeri Malang
Mandernach, B. J., Forrest, K. D Babutzke, J.L., Thomas, T. 2011. Developing First Year Student’s
Manker, L.R. 2009. The Role of Instructor Critical Thinking Skills. Asian Social
Interactivity in Promoting Critical Thinking Science. 7(4): 26-35.
in Online and Face-to-Face Classroom. Widhiarso, W. 2011. Aplikasi Analisis Kovarian
MERLOT Journal of Online Learning and dalam Penelitian Eksperimen. Yogyakarta:
Teaching. 5(1): 49-62. Universitas Gajah Mada.
Martin, R., et al. 2005. Teaching Science for All Wu, H. K. dan Hsieh, C. E. 2006. Developing Sixth
Children:an Inquiry Approach (with “Video Graders’ Inquiry Skills to Construct
Explorations” Video Workshop CD-ROM). Explanations in Inquiry Based Learning
USA: Alyyn and Bacon 75 Arlington St Sulte Environtmens. International Journal
300 Boston. Education: 1-42.
Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004. Yuldiri, B. dan Ozkahraman, S. 2011. Critical
Bandung : Rosda Karya Thinking in Nursing Process and Education.
Nanang Maria. 2010. Penerapan Bahan Ajar IPA International Journal of Humanities and
Terpadu dengan Strategi Pembelajaran Social Science. 1(13): 257-262.
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Zimmerman, B.J. 2002. Becoming a Self-Regulated
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Learner: An Overview. Theory into Practice.
Belajar Siswa Kelas VII SMPN 1 Singosari. 41(2): 64-70.
Skripsi, Fakultas MIPA, PPS UM. (tidak Zumbrunn, S., Tadlock, J. dan Roberts, E.D. 2011.
diterbitkan). Encouraging Self-Regulated Learning in The
88
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
89
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 1, 2017 (hal 75-90)
http://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
90