Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Trend Disease Semester Ganjil
Koordinnator Mata Kuliah : Suharjiman S.Kp.,M.Kep.
Oleh:
Kelompok 2
Acep Agung Hidayat 213219020
Carla Kania Norman 213219031
Dewi Anggraeni 213219036
Melani Sukma P 213219015
Muhamad Agung V 213219008
Muhamad Rizal Ginanto 213219025
Olipha Natalaia G 213219044
Rega Nugraha Y 213219043
Segala puji bagi Allah SWT,Pencipta dan Pemelihara alam semesta, shalawat
serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para pengikutnya
yang setia hingga akhir masa.Atas rahmat Allah SWT., akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, yang berjudul “Hipertensi”
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terselesaikannya makalah ini
tidak lepas dari bantuan Achmad Setya R, S.Kp.,MPH selaku dosen. Maka melalui
kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada beliau.
Semoga Allah SWT semua bantuan dan keikhlasan beliau yang telah membantu kami
dalam menyusun tugas makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................................... 4
PENUTUPAN ............................................................................................................................ 23
A. Simpulan .............................................................................................................................. 25
B. Saran ..................................................................................................................................... 26
iii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi keadaan peningkatan tekanan darah yang akan memberikan
gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung
koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan/ left
ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak yang
berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa
kematian yang tinggi. (Bustan, 2008)
Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit
pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini ., 2012). Umumnya penyakit
hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.Penyakit ini
biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan penderitanya (Gunawan,
2012).Hal ini serupa seperti yang dikemukakan oleh Yogiantoro (2006),
hipertensi tidak mempunyai gejala khusus sehingga sering tidak disadari oleh
penderitanya.
Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah
tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600
juta dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008
(WHO, 2013).Hasil riset WHO pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada
peringkat tiga sebagai faktor resiko penyebab kematian dunia. Hipertensi telah
menyebabkan 62% kasus stroke, 49% serangan jantung setiap tahunnya (Corwin,
2007).
Menurut laporan CDC, masalah dan beban hipertensi di Amerika Serikat
digambarkan sebagai berikut :
1. Seorang dari 3 orang dewasa mempunyai hipertensi yang menjadi sumber
penyebab meningkatnya penyakit jantung dan stroke yang merupakan
penyebab pertama dan ketiga kematian.
2. Lebih dari 348.000 meninggal sehubungan dengan HT.
3. Hipertensi memberi konstribusi terbesar terhadap kematian sebanyak
326.000 di tahun 2006.
4. Sekitar.60.%.penderita.diabetes.mempunyai.HT.
1
2
Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas,
2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan
tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi”.
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep teori Hipertensi mengenai:
1. Pengertian Hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
3. Klasifikasi Hipertensi
4. Patofisiologi Hipertensi
5. Manifestasi Klinik Hipertensi
6. Penatalaksanaan
7. Pemeriksaan Penunjang
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan
darah pada saat periode kontraksi dalam siklus jantung dan atau periode relaksasi
dalam siklus jantung yang tidak normal. Dan diukur paling tidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia sehingga
setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesitfik usia. Namun, secara umum
seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi
dari pada 140 mmHg sistosik sedangkan diastoliknya mencapai lebih 90 mmHg
(sehingga ditulis 140/90 mmHg). Menurut WHO (World Health Organization)
dan ISHC (International Society of Hypertension) 1999 yaitu menetapkan
batas hipertensi bila tekanan darah istirahat menetap > 140/90 mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika
tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih
besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan
80 mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih ti
nggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan
tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
4
5
B. Etiologi
Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan
TPR. Oleh karena itu peningkatan salah satu dari ke tiga variabel yang tidak
dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
1. Peningkatan kecepatan denyut jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal/saraf atau hormon pada nodus
SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering
menyertai keadaan Hipertiroidisme. Namun peningkatan kecepatan denyut
jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR,
sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
a. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air oleh
ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan volume
plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik-akhir
sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
b. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon
pada arteriol atau resvonsifitas yang berlebihan dari arteriol terhadap
rangsangan normal. Kedua hal tersebut dapat akan menyebabkan
penyempitan pembuluh pada peningkatan TPR, jantung harus
memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan
tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi
pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan
dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan
tekanan diastolik.
Penyebab hipertensi yang disebutkan di atas dapat terjadi akibat
peningkatan aktifitas susunan saraf simpatis. Bagi banyak orang,
peningkatan rangsangan saraf simpatis atau mungkin responsivitas
berlebihan dari tubuh terhadap rangsangan simpatis normal, dapat
ikut berperan menyebabkan hipertensi. Bagi sebagian, hal ini dapat
terjadi pada stress jangka panjang yang diketahui melibatkan
pengaktivitasan sistem simpatis atau mungkin akibat kelebihan
genetik resepteor nosepinetrin di jantung atao otot polos vaskuler.
6
C. Klasifikasi Hipertensi
Dikenal sebagai pengelompokan hipertensi :
a. Menurut kausanya
a. Hipertensi esensil (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder: hipertensi kausa tertentu.
b. Menurut gangguan tekanan darah
a. Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
b. Hipertensi diastolik; peninggian tekanan diastolik.
c. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
a. Hipertensi ringan.
b. Hipertensi sedang.
c. Hipertensi berat.
Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat
disebut hipertensi. Batasan baku yang diipakai WHO adalah : HT jika
TDS > 160 mm Hg TDD > 95 mm Hg.
>140/90 53
>160/95 24
>170/95 17
D. Patofisiologi
Hipertensi merupakan proses degeneratif sistem sirkulasi yang dimulai
dengan atherosklerosis, yakni gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer
yang berlanjut dengan kakuan pembuluh darah/ arteri. Kekakuan pembuluh darah
disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang
menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran
darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi
dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang berdampak pada
peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi,
Dengan demikian proses patalogis HT ditandai dengan peningkatan
tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik dikompensasi oleh
jantung dalam bentuk HT.
12
E. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
13
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebutensefalopatihipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya dari pemeriksaan urinalisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (K, Na, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol, HDI) dapat
dilakukan pemeriksaan lain seperti Klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam
urat, kolesterol LDL, TSH dan EKG.
Pre-patogenesis Level I :
Primordial Sehat / Meningkatkan
normal. derajat
kesehatan
dengan gizi dan
perilaku hidup
sehat.
Pertahankan
keseimbanagn
Interaksi trias
Promotif epidemiologi
trias
epidemiologi.
.
Turunkan atau
hindari risiko,
Jaga kualitas
hidup optimum
Post – Level III : Komplikasi Jaga kualitas
patogenesis Rehabilitasi Kronik hidup optimum
Meninggal
Tabel 6.4
Perencanaan Pelayanan Kesehatan Masalah Hipertensi
Aspek Perencanaan Model Perencanaan
3 0.75 20 15
1
3 1 20 20
2
3 1,25 20 25
3
4 1,25 20 25
4
4 1,5 20 25
5
4 1,75 20 30
6
5 1,75 20 35
7
5 2 20 40
8
5 2,25 20 45
9
5 2,25 20 45
10
Sumber : Divine
- Sayur-sayuran
- Buah-buahan
- Makanan rendah atau tanpa lemak
- Biji-bijian/kacang-kacangan
18
3. Pengobatan HT
Pengobatan hipertensi yang ideal diharapkan mempunyai sifat-sifat seperti :
a. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman
b. Mampu menurunkan darah secara multifaktoral.
c. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi.
d. Melindungi organ-organ vital.
e. Mendukung pengobatan penyakit penyerta eq. DM.
f. Mengurangi factor risiko PKJ dalam hal memperbaiki LVH (Left Ventrikel
Hyprtophy) dan mencegah pembentukan atheroskleosis.
g. Mengurangi frekuensi dan bertanya serangan angina
h. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut.
i. Efek samping serendah mungkin seperti batuk, sakit kepala, edema, rasa
lelah, mual dan muka efisien.
j. Dapat membuat jantung terhadap risiko infark.
k. Melindungi menganggu gaya dan kualitas hidup penderita misalnya
ngantuk dan batuk.
Secara obat anti hipertensi diharapkan pula:
1) Mempunyai bioavailabilitasyang tinggi dan konsisten sehigga
efektivitasnya da[at diperkirakan (predictable). Jika tekanan darah
diturunkan diharapkan obat-obat anti-hipertensi itu dapat diperkirakan
sejauh mana penurunannya. Penurunan yang berlebihan dan tak dapat
diperkirakan tentu tidak diinginkan.
19
Ketiga hal ini berhubungan dengan masa depan yang baik untuk jantung,
terhindar dari Left Ventricular Hypertrophy (LVH) khusunya dan morbiditas
kardiovaskuler lainnya.
Selain itu, hanya menilai efek samping sering tidak menandai. Karena itu
selama memberikan pengobatan, seorang penderita hendaknya mendapatkan
perhatian dalam hal gangguan seperti :
5. Prognosis Hipetensi
Tanpa pengobatan makan hipertensi akan berakibat Lnjut sesuai dengan target
organ yang diserangnya. Factor-faktor yang mempengaruhi prognosis penderita
hipertensi adalah :
a. Etiologi hipertensi : Hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini
akan lebih baik prognosisnya.
b. Umur : usia muda mempeunyai prognosis yang kurang baik disbanding
dengan usia lebih tua.
c. Jenis kelamin : umunya wanita lebih bias mentolerir lebih baik terhaddp
kenaikan tekanan dibanding dengan pria.
d. Suku/rasa : orang kulit hitam di Amerika mempunyai prognosis lebih jelek
disbanding orang kulit putih.
e. Sifat hipertensi : tekanan darah yang bersifat labil dan progresif kurang
baik prognosisnya.
f. Komplikasi : adanya komplikasi memperberat prognosis.
21
PEMBAHASAN
22
23
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama), dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg.
2. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi).
b. Hipertensisekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak
penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
3. Klasifikasi hipertensi
a. Menurut kausanya
1. Hipertensi esensil (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder: hipertensi kausa tertentu.
b. Menurut gangguan tekanan darah
1. Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
2. Hipertensi diastolik; peninggian tekanan diastolik.
c. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
1. Hipertensi ringan.
2. Hipertensi sedang.
3. Hipertensi berat.
4. Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
25
26
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi
pembaca dan penulis mengenai pengertian dari hipertensi (tekanan darah tinggi).
Penyebab dari darah tinggi, tanda dan gejala yang muncul, pentalaksanaan medis
ataupun penanganan bila sudah di tetapkan bahwa seseorang telah mempunyai
hipertensi, agar penyakit hipertensi yang telah ada dapat terkontrol bila mana pasien
mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, Syahri MS. 2012. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada
Mahasiswa di Lingkup Kesehatan Universitas Hasanuddin. [Skripsi Ilmiah].
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Bustan. (2008). Penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Media Aesculapius
Smeltzer C Suzanne dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Ed-8 Vol-2. Jakarta : EGC.
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 1079-1085
27