Nama : Rahma
Nim : 14220140038
Kelas : B1
2015/2016
1. BAYI BARU LAHIR NORMAL
Pengertian
Menurut M.Sholeh Kosim (2007). Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan
tidak ada kelainan kongential yang berat.
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d muncul berlebihan, posisi tidak tepat
b) Risiko infeksi b.d. kurangnya pertahanan imunologis, faktor lingkungan,
penyakit ibu.
c) Hipotermi b.d berada di lingkungan yang dingin/sejuk, pakaian yang tidak
memadai, evaporasi kulit di lingkungan yang dingin.
d) Risiko trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
e) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) b.d. imaturitas,
kurang pengetahuan orang tua.
f) Perubahan oroses keluarga b.d krisis maturasi, kelahiran cukup bulan,
perubahan dalam unit keluarga
g) PK Hipoglikemi
a) bersihkan jalan nafas tidak efektif sampai dengan obstruksi jalan nafas
banyaknya mukus.
b) resiko infeksi
c) resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko paparan
dingin/sejuk: perubahan suhu infra uteri ke extra uteri.
Perencanaan Keperawatan
Kriteria hasil:
Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
Intake dan output makanan seimbang.
Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
Timbang BB setiap hari.
Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10
menit.
Lakukan pemberian makanan tambahan.
Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
Suhu tubuh normal 36-370 C.
Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan
pucat.
Rencana tindakan:
Pertahankan suhu lingkungan.
Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga
air bayi tidak kedinginan.
Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor,
pucat, kulit dingin).
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
Bebas dari tanda-tanda infeksi.
TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
Pertahankan teknik septic dan aseptic.
Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari.
Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit.
Ukur TTV setiap 4 jam.
Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
Pendapat Yang Menghambat Kontak Dini Kulit Dengan Kulit Bayi Baru Lahir
1. Bayi kedinginan.
2. Ibu lelah setelah melahirkan.
3. Kurang tersedia tenaga kesehatan.
4. Ibu harus dijahit.
5. Bayi perlu diberi Vitamin K dan tetes mata segera.
6. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang dan diukur.
7. Bayi kurang ‘alert’.
8. Kolostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik, bahkan bahaya untuk bayi.
9. Suhu kamar bersalin, kamar operasi harus dingin dan biasanya AC sentral.
10. Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya kesempatan inisiasi
menyusu dini pada bayi lahir dengan Operasi Caesar.(16)
Berbagai Hal Yang Berkaitan Dengan Penyebab ASI Berkurang dan Cara Untuk
Meningkatkan Jumlah ASI
1. Penyebab ASI berkurang, antara lain rasa khawatir, stress, rasa nyeri dan rasa
keraguan pada ibu yang berlebih.
2. ASI berkurang bida disebabkan juga karena :
a. Bayi tidak langsung disusui.
b. Asi tidak diperah.
c. Jika payudara tetap penuh, maka terbentuk PIF (Prolacting Inhibiting
Fakor), yang merupakan zat yang menghentikan pembentukan ASI.
Cara menigkatkan jumlah ASI, antara lain :
a. Ibu dianjurkan untuk berfikir dengan penuh kasih sayang terhadap bayi.
b. Suara bayi.
c. Kehadiran bayi.
d. Rasa percaya diri
DAFTAR PUSTAKA