Zahrotul Mahmudati
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
PENDAHULUAN
Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata
psyche Yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan (Hamilton). Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, arti dari psikologi mengalami
kemajuan dan memiliki berbagai macam arti. Salah satunya, psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang (Wertheimer, 1972).
Setiap makhluk hidup di dunia ini mempunyai kemampuan untuk berfikir,
berkembang, bertambah umur, memiliki emosi seperti ketakutan dan marah,
kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, dan mengambil suatu langkah
penting yang dapat membuat sel-sel tubuh memanas. Seperti yang di
kemukakan oleh Plato (Hutchins,1952) bahwa Kita ini terbentuk dari hasrat,
emosi, dan pengetahuan. Hasrat datang dari pinggul, emosi datang dari aliran
dan tekanan darah didalam hati, dan pengetahuan datang dari kepala. Kemudian
untuk memperkuat pernyataannya itu, Plato juga menambahkan bahwa Apakah
darah merupakan elemen yang mana kita pikir, ataukah udara, ataukah api?
Atau mungkin otaklah yang mungkin merupakan sumber kekuatan utama dalam
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengingat, dan muncullah pendapat dari
itu semua. Dengan pernyataan Plato ini, dapat diketahui bahwa sumber dari
segala tingkah laku berasal dari otak. Apa yang di dengar, di cium, dan di lihat,
semuanya terekam dalam kepala.
Dalam psikologi kerja terdapat dua hal yang mudah untuk diingat, yaitu
menyesuaikan orang dengan pekerjaannya dan menyesuaikan pekerjaan
dengan orangnya. Kedua hal tersebut hanya merupakan sebagian dari psikologi
kerja. Cherrington (1989:27 mengemukakan pendapatnya mengenai psikologi
kerja, yaitu Perilaku organisasi yang merupakan perkembangan dari psikologi,
sosiologi, dan antropologi. Dimana setiap disiplin ilmu itu menyumbangkan
idenya untuk organisasi dan kemudia bergabung menjadi perilaku organisasi.
Selain itu juga, ada tiga disiplin ilmu yang mempunyai pengaruh kecil dalam
perkembangan perilaku organisasi yang ekonomi, poltik, dan sejarah. Dari
pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa psikologi kerja merupakan
pengembangan dari psikologi, sosiologi, dan antropologi. Selain itu juga, didalam
psikologi kerja juga terdapat ekonomi, politik, dan sejarah yang bergabung dan
membentuk perilaku suatu organisasi.
1. Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita
pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan
menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Bakat (aptitude) adalah
kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masihperlu dikembangka n
atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuandan keterampilan
khusus, bukan merupa kan manipulasi lingkungan sesudah anakdilahirkan.
Misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan
lainlain.Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama
dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilantersebut.
2. Minat
John Holland, ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberikan
pengertiansebagai aktivitas atau tugas tugas yang membangkitkan perasaan
ingin tahu,perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat
menjadiindikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan
termotivasiu ntuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Minat
bersifategosentris karena perbedaa n minat pada setiap anak tergantung pada
kebutuhandan apa yang dirasa menguntungkan bafi anak. Psikolog Verauli,
M.Psi mengatakan minat dan bakat memiliki perbedaan. Menurutnya,
bakatbersifat majemuk, dapat mencakup bakat musik, berpikir logis matematis,
interpersonal, intrapersonal, dan sebagainya. Sedangkan minat
adalahkecenderungan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu atau
bisadisamakan dengan kesenangan, yang sifatnya bisa berubah ubah dan
dapatdipengaruhi oleh lingkungan. Minat bisa merupakan dorongan dari naluri
namunbisa pula dorongan dari pemikiran yang disertai perasaan. Minat yang
hanyamuncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah berubah sesuai
denganperubahan perasaannya.
3. Kepribadian
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan
dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002).
Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter
dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk
kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan
(Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat
diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
4. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan
pergerakan. Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang
menggerakkan seseorang kearah beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989) dan
sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran, dengan
kesiapan sebagai bukti dari motivasi (Redman, 1993). Menurut Kort (1987),
motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil
eksternal saja. Hal yang tersirat dari motivasi adalah gerakan untuk memenuhi
suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. Setiap pimpinan perlu
memahami proses-proses psikologikal apabila berkeinginan untuk membina
karyawan secara berhasil dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran
keorganisasian. Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri
individu berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara te rtentu untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan
sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak,
berusaha untuk mencapai tujuan organisasional (Silalahi, 2002).
5. Intelegensia
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari
proses berpikir rasional itu Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada
individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang
disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera
diketahui lewat tes inteligensi.
6. Edukasi
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta
atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri
(self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan
Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang
ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,
keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati,
2008).
5. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan
adanya kaitanoutput dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja
untuk menghasilkan produk. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan
melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap pegawai selama
sebulan. Seorang pegawai dapat dikatakan produktiv apabila ia mampu
menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan
pegawai lain dalam waktu yang sama ( J. Ravianto, 1986 ).
6. Stres Kerja
Menurut Anwar (1993:93) Stres kerja adalah suatu perasaan yang
menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi
pekerjaannya. Yoder dan Staudohar (1982 : 308) mendefinisikan Stres Kerja
adalah Job stress refers to a physical or psychological deviation from the
normal human state that is caused by stimuli in the work environment. yang
kurang lebih memiliki arti suatu tekanan akibat bekerja juga akan
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana
tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut
berada. Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),
mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang
merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau
situasi kerja yang tertentu. Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang
/ karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu
kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi
lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya (Handoko 1997:200)
Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk
tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di
lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya
terancam. Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah
suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan
individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari
setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang
menetapkan permintaan psikologis dan
atau fisik berlebihan kepada seseorang. Beehr dan Franz (dalam
Retnaningtyas, 2005 : 8), mendefinisikan stres kerjasebagai suatu proses
yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atautegang karena
pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja tertentu.
Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu
tahap pertama, reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya
beberapa gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan
diri. Tahap kedua, reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan
pada masa tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stress ini terus
berlanjut terus dan mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka
berlanjut ke tahap ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi
telah kolaps (layu).
Menurut Anoraga ( 2001) dalam Oktaria (2009), gejala stres adalah sebagai
berikut:
2. Kelelahan/keletihan kerja
Menurut Mangkunegara (2005:108) bahwa keletihan kerja terdiri atas dua
macam yaitu keletihan psikis dan keletihan fisiologis. Penyebab keletihan psikis
adalah kebosanan kerja akibat kerja yang monoton, sedangkan keletihan
fisiologis dapat menyebabkan meningkatnya absensi, turn over, dan kecelakaan
kerja. Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada setiap individu, yang lelah tidak sanggup lagi untuk
melakukan aktivitasnya. Kelelahan yang terjadi pada setiap orang diakibatkan
oleh dua hal, yaitu kelelahan fisik dan kelelahan mental. Kelelahan fisik
berkenaan dengan jasmani seseorang, seperti badan pegal-pegal, otot tegang
dan lain-lain. Sedangkan kelelahan mental berkenaan dengan perasaan
seseorang seperti kurang semangat, kurang motivasi yang berakibat kemalasan
dalam bekerja. Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi kelelahan kerja.
Pemilihan cara mengatasi kelelahan yang tepat dapat mempercepat proses
pemulihan kelelahan kerja baik kelelahan fisik maupun kelelahan mental.
Pemulihan fatigue atau perasaan lelah ini dapat di atasi dengan istirahat. Periode
istirahat ini dibutuhkan bagi pekerjaan yang mengerahkan tenaga atau pikirannya
dan harus dilakukan apabila terjadi kelelahan. Semakin besar rasa lelah, maka
waktu yang dibutuhkan pada waktu istirahat untuk pemulihan akan menjadi
semakin lama. Selain itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan
menentukan tingkat kebutuhan akan periode istirahat yang dilakukan.
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :
2. Temperature
Menurut Newstrom (1996:469-478), bekerja pada suhu yang panas
atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi
yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik
yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya
akan menurun.
3. Noise
Menurut newstrom (1996:469-478) bising dapat didefinisikan
sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi
yang menjengkelkan suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh
siapapun, lebih-lebih dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena
konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya
konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul
kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.
4. Motion
Menurut Newstrom (1996:469-478) kondisi gerakan secara umum
adalah getaran. Getaran-getaran dapat menyebabkan pengaruh yang
buruk bagi kinerja, terutama untuk aktivitas yang melibatkan penggunaan
mata dan gerakan tangan secara terus-menerus.
5. Pollution
Menurut Newstrom (1996:469-478) pencemaran ini dapat
disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di tempat kerja
dan keaneksragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di
tempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas.
Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor
dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi
tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat
ventilasi yang memadai.
6. AestheticFactors
Menurut newstrom (1996:469-478) faktor keindahan ini meliputi:
musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang
menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksankan
pekerjaanya.
1. Feeling of privac
Menurut Newstrom (1996:478), privasi dari pekerja dapat dirasakan dari
desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja,
adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk
mengawasi interaksi antar karyawan.
2. Sense of status and impotance
Menurut Newstrom (1996: 478), para karywan tingkat bawah senang
dengan desain ruang yang terbuka karena memberi kesempatan kepada
karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer
merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka karena banyak
gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas.
1. Shift
Menurut Newstrom (1996:481) dalam satu hari sistem kerja shift dapat
dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan
berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak
menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan
kinerja yang jelek.
2. Compressed work weeks
Menurut Newstrom (1996:481), maksudnya adalah mengurangi jumlah
hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari.
Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari
karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja
karena masa liburnya lebih lama dan juga dapat mengurangi tingkat absensi
dari karyawan.
3. Flextime
Menurut Newstrom (1996:481) adalah suatu jadwal kerja dimana karywan
dapat memutuskan kapan mulai bkerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya
selama karywan dapat memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh
badan usaha. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang
diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan. Kondisi kerja dipandang mempunyai peranan yang cukup
penting terhadap kenyamanan, ketenangan, dan keamanan kerja.
Terciptanya kondisi kerja yang nyaman akan membantu para karyawan
untuk bekerja dengan lebih giat sehingga produktivitas dan kepuasan kerja
bisa lebih meningkat. Kondisi kerja yang baik merupakan kondisi kerja yang
bebas dari gangguan fisik seperti kebisingan, kurangnya penerangan,
maupun polusi seta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun
temporary seperti privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupunpengaturan
jam kerja.
KESIMPULAN
SUMBER PUSTAKA
http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/7.pelatihan-dan-pengembangan.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9035/3/BAB%202%20-08404241017.pdf
http://arsip.uii.ac.id/files/2012/08/05.2-bab-297.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7518/3/BAB%202-09409131010.pdf
parhusip.files.wordpress.com/2008/10/psikologi-kerja.pps
thesis.binus.ac.id/asli/bab2/2010-2-00330-jp%20bab%202.pdf