PERILAKU
www.humanikaconsulting.com
1. PENGUKURAN FISIK
Pengukuran Psikologis
Adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap hasil pengukuran aspek
psikologis dan hasilnya bersifat kuantitatif. Agar hasil penilaian yang dilakukan
bermakna maka harus dibandingkan dengan standar yang ada.
Misalnya:
Hasil pengukuran IQ seseorang diperoleh skor 140. Setelah dilakukan
penilaian menggunakan standar yang ada menurut Harriman dalam
Walgito, (1995), maka orang tersebut dinyatakan sebagai orang yang sangat
superior
Pengukuran psikologis bersifat kompleks, dan sangat
tergantung pada aspek yang di ukur.
Pengukuran psikologis adalah suatu proses kuantifikasi
atau suatu atribut psikologis , hasilnya berupa bilangan
(angka/skore)
Atribut psikologis yang dimaksud adalah aspek-aspek
psikologis yang dapat di
ukur, misalnya :
kecemasan, depresi, intelegensi, kreativitas, harga diri
dan lainlain
Dengan demikian pengukuran dalam psikologi dilakukan untuk mengetahui
Seberapa banyak (dalam arti kuantitatf) suatu aspek psikologis terdapat dalam
diri seseorang. Hal ini dilakukan menggunakan alat ukur psikologis seperti
skala kecemasan, alat test IQ dll
Agar hasil pengukuran mempunyai makna, maka perlu
dilakukan suatu penilaian.
Pengertian penilaian meliputi :
Merupakan suatu aktifitas yang dilakukan terhadap
sesuatu yang bersifat kualitatif.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita harus
mengadakan pengukuran terlebih dahulu. Misalnya
untuk menentukan mana pensil yang lebih panjang dari
dua buah pensil yang ada,
3. PERBEDAAN PENGUKURAN
DAN PENILAIAN
1. Validitas semu, yaitu validitas yang tidak menunjukkan apa yang sebenarnya
yangdiukur
2. Validitas logis, terdiri dari :
a. Validitas isi (content validity)
Yaitu validitas yang mengukut tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau
isi pelajaran, digunakan untuk tes hasil belajar yaitu
untuk mengukur sampai dimana
seseorang menguasai suatu kemampuan khusus
setelah memperoleh pelajaran,
bertujuan menganalisa dan memahami proses-proses
psikologis yang yang
mempengaruhi terwujudnya prestasi.
b. Validitas konstruksi (construct validity )
Yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana alat tes
mengungkap suatu traits atau
konstrak teoritik yang hendak diukur. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila butir-butir soal dalam tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional
khusus
c. Validitas prediksi (predictive validity)
Suatu tes dikatakan memiliki validias prediktif apabila mempunyai kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Misal
seleksi mahasiswa baru, klasifikasi dan penempatan karyawan
Validitas ini disebut juga validitas kurikuler,
karena materi yang diajarka tertera dala krikulum.
Validitas isi menggambarkan sejauh
mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak
diukur (comprehensive dan relevan/ tidak keluar dari
batasan tujuan ukur
d. Validitas empiris
Suatu tes dikatakan memiliki validitas empiris apabila
hasilnya sesuai dengan pengalaman
e. Validitas faktor
Suatu tes mempunyai validitas faktor apabila berkorelasi
dengan suat faktor yang
dianggap sama dengan suatu kelompok tes, artinya
bahwa butir-butir soal faktor
dikatakan valid apabila menunjukkan kesejajaran skor
dengan skor total.
7. RELIABILITAS