Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK TENTANG

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK SERTA KONSEP


KESEHATAN PADA KELOMPOK KHUSUS : GERONTIK

Oleh :
HEYNGGAR RINNO J
18.125
TK. IIIC

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2020
1. KONSEP KESEHATAN PADA KELOMPOK KHUSUS :
GERONTIK

A. Pengertian

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, menua
bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar dan dalam tubuh.
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari usia 60 tahun sampai akhir
kehidupan. Masa tua merupkan masa hidup manusia yang terakhir dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, social
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi (tahap penurunan).

Lansia menurut UU No. 13 tahun 1998 ayat 2 disebutkan bahwa lansia


adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas serta dibagi
kepada 2 kategori yaitu :

a. Lansia Potensial (Ayat 3) yaitu lanjut usia yang masih mampu


melakukan pekerjaan dan/atau jasa.
b. Lansia Tidak Potensial yaitu lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Berdasarkan UU No. 36taun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan


kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat
dan produktif secara sosial maupun ekonomis.
Upaya promotif dan preventif merupakan faktor penting yang harus
dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan pada lansia sertaa harus ada
koordinasi yang efektif antara lintas program terkait dilingkungan
Kemenkes dan Organisasi Profesi.
Dasar hukum pembinaan kesehatan pada lansia :
a) UU No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia
b) PP No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lansia
c) Keppres No. 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lansia
d) Keppres No. 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi
Nasional Lanjut Usia
B. UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
1. Hasil Pembangunan
 Mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila
dan UUD 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang
makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat sehingga
jumlah lansia makin bertambah.
 Lansia adalah seseoarang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas
2. Asas Peningkatan Kesejahteraan
 Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kekeluargaan,
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan
 Lansia tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kehhiatan
pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan,
keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta
terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraannya.
3. Tujuan
Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya
kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya
dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan YME.
4. Penghormatan dan Penghargaan
 Pelayanan Keagamaan dan Mental Spiritual
 Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Kesempatan Kerja
 Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
 Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana
umum
 Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
 Perlindungan sosial
 Bantuan sosial
5. Kewajiban lansia
 Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
 Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya kepada
generasi penerus
 Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada
generasi penerus
C. PP No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lansia
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual adalah pembangunan sarana
ibadah dengan penyediaan aksesbilitas bagi lansia
2. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya
penyembuhan (kuratif) yang diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik
3. Pelayanan untuk prasarana umum yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus
4. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum yaitu dalam pelayanan
administrasi pemerintahan
5. Memperoleh KTP seumur hidup
6. Memperoleh yankes pada sarana kesehatan milik pemerintah
7. Pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan,
akomodasi, pembayaran pajak
8. Pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus,
penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan
para lansia
9. Penyediaan aksesbilitas lansia pada bangunan umum, jalan umum,
pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum
D. Keppres No. 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional
Lansia
Komisi lanjut usia
1. Keanggotaan komisi lansia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat
yang berjumlah paling banyak 25 orang
2. Unsur pemerintah adalah pejabat yang mewakili dan bertanggungjawabdi
bidang kesejahteraan rakyat, kesehatan, sosial, kependudukan dan KB,
ketenagakerjaan, Diknas, agama, permukiman dan prasarana wilayah,
pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan pariwisata, perhubungan,
pemerintah dalam negeri.
3. Unsur masyarakat adalah merupakan wakil dari organisasi masyarakat
yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial lansia, perguruan tinggi, dan
dunia usaha.
4. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk komisi
provinsi/kabupaten/kota lansia
5. Pembentukan komisi daerah lansia ditetapkan oleh Gubernur pada tingkat
provinsi, dan oleh Bupati/Walikota pada tingkat kabupaten/kota
2. TREND DAN ISSUE KEPERAWTAN GERONTIK
Pada tahun 2014, jumlah penduduk lansia di Indonesia menjadi 18.781 juta
jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa.
Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia menurut UU No. 13 Th.
1998 Pasal 1 Ayat 1 : kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani,
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakatdengan
menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai denan pancassila.
A. Trend dan issue pelayanan keperawatan pada lansia
1. Pengontrolan biaya pada pelayanan kesehatan
 Diupayakan sesingkat mungkindi Yankes karena pergeseran
pelayanan dari RS ke rumah (home care)
 Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi dan
transcultural
 Pemanfaatan caregiver atau pemberdayaan klien untuk
bertanggungg jawab terhadap perawatan dirinya
2. Perkembangan teknologi dan informasi
 Data based Yankes komprehensif
 Penggunaan computer-based untuk pencatatan klien
 Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24 jam
 Melalui internet dapat dilakukan Dikkes pada klien atau membuat
perjanjian
3. Peningkatan penggunaan terapi alternatif (terapi modalitas dan terapi
komplementer)
 Dalam melaksanakan Dikkes, perawat sebaiknya mengintegrasikan
terapi alternatif kedalam metode praktik Dikkes tersebut
 Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu
memberikan pelayanan atau informasi yang bermanfaat aga pelayanan
menjadi lebih baik
4. Perubahan demografi
 Pengembangan model Yankepmenjadi holistic model, yang
memandang manusia secara menyeluruh
 Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri
 Perawat harus kompeten dalam praktik “home care”
 Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural (berbasis
budaya) sehingga efektif dalam memberikan pelayanan tipe self care
 Perawat melakukan promkes dan pencegahan penyakit dan
ketidakmampuan pada penduduk yang sudah lansia
 Perawat mampu menangani kasus kronis dan ketidakmampuan
pada lansia
 Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini dan
manajemen kesehatan secara tepat
 Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner
dalm memberikan Yankes
 Mampu mengembangkan peran advokasi
5. Community based nursing care
 Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan Yankes pada
lansia
 Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan
komunikasi interdisiplin dengan tim dank lien
 Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai
dengan kode etik keperawatan

Anda mungkin juga menyukai