Anda di halaman 1dari 28

RUMAH BESAR ITU BERNAMA

IKATAN ALUMNI SMANDEL

sebuah kumpulan catatan lepas


Pengantar
Buku kecil ini merupakan catatan-catatan lepas terkait perjalanan panjang
yang mesti dilewati untuk menuju sebuah tempat yang disebut sebagai rumah
bersama oleh seluruh alumni SMAN 8 Jakarta.

Catatan dalam buku ini dikumpulkan dari sana-sini. Mulai dari sekumpulan ed-
itorial lepas berjudul Wikipedia, pesan via whatsapp, sampai cerita berbareng
serpihan ampas kopi yang mau lepas dari bibir sang penutur.

Rumah bersama itulah yang kini kita kenal sebagai Ikatan Alumni SMAN 8
Jakarta. Simpelnya disebut sebagai IA. Kadang disebut juga IAS. Suka-suka saja,
karena kita semua sepakat maknanya mengarah kemana.

Jangan sekali-sekali menganggap bahwa buku kecil ini adalah rujukan akurat
tentang sejarah SMAN 8 Jakarta. Juga bisa dibilang haram untuk menganggap
kumpulan catatan lepas ini sebagai kitab primbon untuk acuan menentukan
tanggal keramat setiap kejadian di lintasan masa lalu demi menentukan kejad-
ian di masa depan.

Jangan.

Masih terlalu banyak kekurangan untuk mencapai tahap itu. Tetap nikmati saja
sebagai sebuah catatan lepas untuk bantu merangkai mosaik-mosaik yang
tercecer hingga bisa menjadi sebuah bangunan kisah yang utuh.

Semoga.

Jakarta, 21 Oktober 2019


SEJARAH SINGKAT
SMAN 8 JAKARTA

M enelusuri riwayat tentang berdirinya SMAN


8 Jakarta bukan sebuah pekerjaan mudah,
tapi juga tidak terlalu susah. Mungkin
hanya kurang akurat saja.

Masalahnya memang ada di kesahihan cerita itu


sendiri. Sementara kita anggap benar saja dulu,
mengingat beberapa sumber memang menunjukkan gejala tulisan salin-tem-
pel.

Baiklah. Kita mulai saja dulu. Mungkin hanya butuh sebatang rokok untuk
menuntaskannya. Toh, sembilan puluh sembilan persen adalah hasil salin-tem-
pel dari tulisan yang pernah ada sebelumnya.

Mari kita mencontek sejenak catatan Wikipedia tentang proses pendewasaan


SMAN 8 Jakarta yang selama puluhan tahun berhasil menempatkan diri di po-
sisi teratas dalam daftar sekolah unggulan paling diminati di Jakarta. Catatan
yang belum diperbarui lagi tentunya.

SMA Negeri 8 Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 1 Agustus 1958 di
Taman Slamet Rijadi Jakarta dengan nama SMA Negeri VIII/ABC yang menjadi
jabang bayi dari SMAN 8 Jakarta sekarang berdasarkan Sp. Menteri PDK tang-
gal 21 Agustus 1958 No. 26/SK/B.111.

Muridnya pun belum banyak. Masih ada beberapa orang yang sampai saat ini
masih bisa menjadi saksi hidup peristiwa tersebut. Kita kenal. Dari mereka, kita
bisa dapat tambahan informasi gedung atau bangunan apa yang digunakan
pada saat itu; misalnya bahwa letaknya adalah di salah satu pojokan jalan
antara Manggarai menuju Jatinegara. Tepatnya di Taman Slamet Rijadi Jakarta.
Nama itu sudah tidak ada di peta Jakarta sekarang. Mungkin hal ini bisa menja-
di materi kuis nantinya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan alias Kemendikud yang kita kenal
sekarang dulu memang disingkat PDK. Sama saja, Pendidikan dan Kebudayaan.
Lalu kenapa namanya SMA Negeri VIII / ABC?

ABC itu bukan nama merek kecap atau sirup. Kurikulum pendidikan di Indone-
sia sejak tahun 1950 membagi peminatan belajar menjadi 3 (tiga) jurusan, yaitu
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Ilmu Pengeta-
huan Bahasa. Sempat ada jurusan Fisika dan Biologi, tapi kemudian 3 jurusan
itu yang dipertahankan.

Untuk memudahkan, Jurusan Ilmu Bahasa disebut A; lalu untuk jurusan IPA
disebut B; kemudian untuk jurusan IPS disebut C yang kadang juga disebut
jurusan sosial. Pada satu periode kemudian, jurusan IPA biasa disebut paspal
alias ilmu pasti dan pengetahuan alam.

Waktu bergerak cepat diiringi penggantian-penggantian keputusan. Selang


4 (empat) bulan kemudian, di bulan Januari tahun 1959, SMAN VIII/ABC
itu berganti nama menjadi SMAN 8 Jakarta dan berpindah tempat dengan
menumpang di SMP Negeri III Jakarta yang beralamat di Jl. Manggarai Utara
IV/6, Manggarai Utara, Jakarta Selatan.

Karena menumpang di SMPN 3, maka siswa SMAN 8 Jakarta mendapat jatah


waktu sekolah siang, atau tepatnya sore. Oleh karena itulah para alumni lulusan
tahun-tahun antara itu menyebut diri mereka sebagai alumni smandel sore.

Waktu terus berjalan, SMAN 8 Jakarta pun terus berkembang. Dua belas tahun
kemudian, tepatnya tanggal 30 Maret 1971, gubernur legendaris, Ali Sadikin,
yang berkuasa di Jakarta pada masa itu memindahkan dan meresmikan per-
pindahan SMA Negeri 8 Jakarta ke Taman Bukitduri, kecamatan Tebet, Jakarta
Selatan; yang biasa disingkat Takitri.

SMAN 8 Jakarta terus bertahan hingga hari ini dengan seabrek nilai historis. Da-
lam rentang waktu yang sangat panjang, SMAN 8 Jakarta juga menjadi langga-
nan banjir. Citra ini begitu kuat melekat seiring siklus banjir besar lima tahunan
di kota Jakarta. Citra itu sempat memudar ketika Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama melakukan upaya normalisasi aliran sungai.
Setelah proses tersebut, tidak banyak peristiwa berarti yang bisa dicatat. Sejak
pindah, SMAN 8 Jakarta harus melalui masa yang panjang dan kerja keras
menapak mencari jati diri.

Anggaplah hal itu berakhir di tahun 1984. Namun, sebagian dari mereka yang
berada di era 80-an masih bisa bercerita tentang kisah seorang kepala sekolah
yang namanya masih dikenang hingga saat ini: Hilma Dahnir. Masa-masa itu
adalah masa-masa gejolak demo mahasiswa. Cuma siswa SMAN 8 Jakarta yang
berani menunjukkan sikap seperti halnya kakak-kakak mereka.

Lalu terbentang selarik kisah heroik tentang seorang kepala sekolah, wanita
pula, Hilma Dahnir, yang berani menghadang truk tentara untuk meminta
agar siswa-siswa SMAN 8 Jakarta yang hendak ditahan karena berniat demo
itu diturunkan. Tahan. Cerita lengkapnya, sila ditanyakan kepada para alumni
angkatan 80-an yang pernah mengalami hal tersebut.

Di era berikutnya, antara tahun 1984 sampai dengan tahun 1989, SMAN 8
Jakarta sudah bisa mencanangkan diri sebagai lembaga pendidikan yang taat
aturan, bebas dari perkelahian atau tawuran antar pelajar. SMAN 8 Jakarta
memilih untuk menjadikan sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar.

Kemudian rentang tahun 1989 sampai tahun 1994 bisa dikatakan bahwa
seluruh sivitas akademika mampu bekerjasama untuk menciptakan suasana
kerja-sama yang harmonis antar semua warga sekolah guna meraih prestasi di
bidang akademik dan non akademik.

Kerjasama tersebut memberikan hasil yang manis bagi SMU Negeri 8 Jakarta;
di masa terjadi peraturan pergantian nama dari Sekolah Menengah Atas men-
jadi Sekolah Menengah Umum. Selama tiga tahun berturut-turut, mulai dari
tahun 1994 sampai dengan tahun 1996, SMAN 8 Jakarta atau SMUN 8 Jakarta
ditetapkan dan ditunjuk oleh Kanwil Depdikbud DKI Jakarta sebagai “Sekolah
Unggulan dan Plus” tingkat Provinsi.

Prestasi itu juga diikuti dengan prestasi lainnya. Sejak tahun 1994 sampai tahun
2000, SMAN 8 Jakarta selalu berhasil menempatkan diri pada peringkat atau
papan atas tingkat provinsi maupun nasional dalam Evaluasi Belajar Tahap
Akhir Nasional (EBTANAS) dan Ujian Masuk Pergruan Tinggi Negeri (UMPTN),
sekaligus mengembangkan bentuk pelayanan dengan membuka “Program
Akselerasi” atau “Percepatan Belajar” 2 tahun dari program 3 tahun.

Pada tahun 2002 sampai tahun 2003, nama SMAN 8 Jakarta semakin berkilau
dengan menjadi piloting Kurikulum 2004. Berbarengan dengan itu, di tahun
2004 pun dimulai Rintisan Kelas Internasional dan menjadi Pusat Sumber Bela-
jar Astronomi dan Fisika.

Kisah gemilang terus berlanjut. Di tahun 2005 sampai tahun 2006, peringkat
UAN terbaik SMA Negeri se-Jakarta diraih oleh SMAN 8 Jakarta. Setahun kemu-
dian, pada tahun 2007, kelas internasional resmi menjadi pusat dan tempat
penggunaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Demikian serangkaian kisah tentang SMAN 8 Jakarta. Terlalu banyak catatan


prestasi gemilang yang mebuat sekolah ini terus bertahan menjadi sekolah
unggulan dan sekolah terbaik di provinsi DKI Jakarta. Konon pernah disebut
sebagai sekolah terbaik se-Indonesia; mungkin juga se-Asia Tenggara.

Di tahun 2019, muncul keputusan tentang zonasi sekolah yang bertujuan me-
meratakan kualitas pendidikan di wilayah provinsi DKI Jakarta.

Dengan demikian, pola persaingan dan seleksi nilai ketat yang dianggap men-
jadi saringan awal untuk mempertahankan kualitas SMAN 8 Jakarta relatif tidak
bisa lagi dilakukan.
SMAN 8 Jakarta tinggal mempertahankan sistem pendidikan yang sudah ada
agar tetap bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas. Rasanya, perjalanan
dan latihan panjang yang sudah dilalui selama enam dasawarsa tidak akan
membuat kualitas itu menurun.

Dengan demikian, sekolah yang beralamat di jalan Taman Bukit Duri, RT 2/RW
12, Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12840 ini tetap bisa mempertahankan kualitasnya, meski tidak perlu
lagi berharap disebut sekolah unggulan.
SMAN 8 JAKARTA
DAN KELAS JAUHNYA - FILIAL

A walnya adalah pertanyaan tentang SMA 8 Filial alias kelas jauh yang ter-
lontar di salah satu grup aplikasi Whatsapp beranggotakan alumni SMAN
8 Jakarta. Biasanya kalau ada sebuah pertanyaan yang menarik, maka
anggota grup Whatsapp akan berlomba-lomba lebih dulu menjawab untuk
memberi kesan bahwa dirinya tahu.

Didorong kebiasaan untuk segera mencari referensi tentang banyak hal,


langsung saja menyapa Paman Google dan Kak Wiki untuk mencari tahu dan
mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Hal pertama yang dicari adalah pen-
gertian kata filial itu sendiri.

Karena filial adalah kata serapan, maka hal pertama yang dilakukan adalah
mencari etimologinya, asal usul katanya. Tidak ada sumber dalam jaringan
(online) yang bisa memberikan jawaban memuaskan. Katakanlah, tidak ada
jawaban.
Ciloko. Karena situasinya adalah ingin mencari jawaban secara cepat di belan-
tara jaringan maya, tidak mungkin untuk melakukannya dengan cara bertanya
kesana kemari dulu.

Colek Kamus Bahasa Inggris online. Ternyata arti kata filial adalah berbakti. Apa
kaitannya dengan makna “kelas jauh” yang selama ini melekat dengan kata
filial? Rasanya jawaban itu tak menyambung.

Colek KBBI daring alias Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan. Dapat-
lah pengertian yang relatif lebih punya relasi makna, yaitu:
filial/fi-li-al/ n 1. bagian perusahaan yang berkedudukan tersendiri (terutama
tentang perusahaan perbankan dan pertokoan); anak perusahaan; 2 cabang
(perusahaan, sekolah, dan sebagainya).

Lalu kenapa maknanya terus bergeser menjadi “kelas jauh”? Mungkin karena
ada pilihan penjelasan “sekolah” jadi dikaitkan dengan “kelas”. Kepingan puzzle
mulai tersusun.

Filial adalah kata lain dari kelas jauh, yaitu kelas yang dibuka di luar sekolah
induk dan diperuntukkan bagi siswa-siswi yang tidak tertampung di sekolah
tersebut, baik karena keterbatasan kursi (ruang kelas) atau jarak tempat tinggal
siswa-siswi yang jauh.

Pada awalnya banyak sekolah di Jakarta yang merupakan pengembangan dari


filial. Karena memang dibutuhkan masyarakat, pemerintah daerah DKI Jakarta
membuat filial-filial menjadi sekolah mandiri dan lepas dari sekolah induk.

Sekolah Filial juga ditujukan bagi anak-anak usia sekolah (7-18/19 tahun) pada
kategori anak-anak PLK (Pendidikan Layanan Khusus) seperti dalam UU Sisdi-
knas Pasal 32 Ayat 2.

Sekolah Filial ini juga tersirat pada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO-
NESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGA-
RAAN PENDIDIKAN pada Bab VII: PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS
DAN PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS
Pasal 140 (1) Pendidikan layanan khusus dapat diselenggarakan pada jalur pen-
didikan formal, nonformal, dan informal. (2) Pendidikan layanan khusus pada
jalur pendidikan formal diselenggarakan dengan cara menyesuaikan waktu,
tempat, sarana dan prasarana pembelajaran, pendidik, tenaga kependidikan,
dan/atau sumber daya pembelajaran lainnya dengan kondisi kesulitan peserta
didik.

Pasal 141 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan


masing-masing menyelenggarakan pendidikan layanan khusus.

Karena poros pertanyaan tadi adalah SMAN 8 Jakarta, lebih mudah mendapa-
tkan rangkaian sejarahnya. Contek saja keterangan yang diberikan Kak Wiki-
pedia. Toh, laman ini juga akan dikoreksi oleh banyak orang kalau ada yang
melakukan kesalahan masukan di dalamnya. Tapi, kalau mencontek begitu saja
bakal terasa garing dan kering. Meskipun tidak jadi jaminan juga akan menjadi
renyah kalau ditulis ulang, tetap saja dicoba.

Kembali ke usikan awal. Mencoba mengulik dari Kak Wiki, didapatlah keteran-
gan yang lumayan bikin alis agak menaik. Ternyata dalam perkembangannya,
mungkin karena banyak diminati, SMAN 8 Jakarta tidak lagi mampu menam-
pung calon siswa yang mendaftar. Singkat cerita, kemudian SMAN 8 Jakarta
dipercaya untuk mengelola kelas jauh. Berikut adalah kelas-kelas jauh yang
kemudian berkembang menjadi SMA Negeri dengan kualitas yang juga sangat
bisa dibanggakan.

SMAN 14 JAKARTA

Tidak disebutkan kapan mulainya, dibentuklah kelas jauh alias SMAN 8 Fil-
ial yang menumpang di SD Kramat Jati, Jakarta Timur. Kelas jauh ini segera
berkembang dengan pesat dan pada tanggal pada tanggal 2 September 1964
telah menjadi SMAN 14 Jakarta.

Pada tahun 1969, SMAN 14 Jakarta pindah ke Cililitan. Kerennya kemudian


adalah SMAN 14 ini juga kemudian dipercaya mengelola kelas jauhnya sendiri
---yang kemudian berkembang menjadi SMAN 39 Jakarta, SMAN 42 Jakarta,
SMAN 53 Jakarta dan SMAN 62 Jakarta. Kelas jauh yang kemudian mengelola
kelas jauh lagi menjadi sekolah-sekolah jauh.

SMAN 37 JAKARTA

Sekolah yang lokasinya di samping rel kereta api ini dalam banyak hal diang-
gap sangat dekat dengan SMAN 8 Jakarta. Perjalanan terbentuknya pun cukup
panjang.

Diawali dari kebingungan akibat kebijakan rayonisasi penerimaan murid baru


tahun 1975, ternyata SMAN 8 Jakarta tidak boleh menerima lulusan dari SMPN
73 yang beralamat di jalan Tebet Timur.

Pengurus BP3 SMPN 73 Jakarta segera berembug dengan Camat Tebet, Lurah
Tebet Timur, Lurah Kebon Baru serta PGRI Anak Cabang Tebet dan Kepala
SMAN 8 Jakarta. Hasil rembugan itu kemudian dikonsultasikan oleh Kepsek
SMAN 8 Jakrta ke Kanwil Depdikbud (Departemen Pendidikan dan Kebu-
dayaan) sehingga disetujui membuka Kelas Jauh alias Filial di Kebon Baru.

Tanggal 22 Desember 1974 dibentuk Panitia Persiapan dan Pembukaan SMAN


8 Filial Jakarta di Kebon Baru, Tebet dengan alamat sekretariat di jalan Tebet
Timur I no. 1, Jakarta Selatan. Panitia ini kemudian menghadap Gubernur DKI
Jaya (masih DKI Jaya sebutannya pada masa itu) untuk minta izin penggunaan
gedung SD yang sudah ada di lokasi tersebut agar bisa digunakan untuk SMAN
8 Filial Jakarta.
Izin pun diperoleh dengan surat bernomor 40/7/1975 tertanggal 1 Januari
1975. Gerak cepat dilakukan. Dua minggu kemudian, tepatnya tanggal 15 Jan-
uari 1975 resmi dibuka SMAN 8 Filial Jakarta di Kebon Baru, Tebet.

Waktu bergulir tanpa terasa seperti angin bersemilir. Berdasarkan Surat Kepu-
tusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 6298/0/1978 tertanggal 13
September 1978, resmilah SMAN 8 Filial berubah menjadi SMAN 37 Jakarta.

SMAN 37 Jakarta pun berkembang pesat sehingga bisa memiliki gedung sendi-
ri di Jalan H RT 06/07 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Kode Pos 12830 di atas tanah seluas 3.416 M2 bersertifikat Hak Pakai Nomor
P.295/84 tertanggal 4 September 1984

SMAN 55 JAKARTA

Mungkin SMAN 8 Jakarta bisa dimasukkan dalam rekor sekolah menengah atas
dengan peminat terbanyak sepanjang sejarahnya. Kembali pada tahun 1980
dibuka lagi cabang atau kelas jauh atau filial dengan menempati gedung SDN
17 Tebet Timur Dalam, Jakarta Selatan.

SMAN 8 Filial Jakarta yang ini pertama kali dipimpin oleh seorang guru senior
dari SMAN 8 Jakarta Bukitduri (pusat), yaitu Bapak Udit Muljana yang sekarang
sudah pensiun dan tinggal di Ciamis.

Menurut info dari Antonius, alumni Smandel 83, seragam mereka awalnya ada-
lah cokelat muda. Berbeda dengan SMAN 8 Jakarta (pusat) di Bukitduri yang
kemejanya berwarna kuning dan celana warna krem. Ada catatan lain menge-
nai perbedaan warna seragam sepanjang sejarah SMAN 8 Jakarta.
Pada tanggal 27 Maret 1982, SMAN 8 ¬Filial ini diubah namanya menjadi SMAN
55 Jakarta sehingga tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal kelahiran
SMAN 55 Jakarta.

Pada tahun ajaran baru 1991, karena SMAN 55 sudah mendapatkan gedung
sendiri di daerah Mampang Prapatan, maka SMAN 55 diperintahkan untuk
pindah akan tetapi karena siswa/siswi waktu itu keberatan untuk pindah maka
mereka diserahkan pada pimpinan yang lain yang kemudian berdiri menjadi
SMA Negeri 79.
Gedung baru yang ada ternyata belum lengkap fasilitasnya sehingga kegiatan
belajar mengajar dialihkan ke Jln. KH. Ismail (saat ini gedung SMPN 238). Di ge-
dung ini pun fasilitas belum lengkap sehingga akhirnya pindah lagi ke gedung
yang ditempati sampai saat ini di jalan Minyak Raya, Pancoran, Jakarta Selatan.

SMAN 58 JAKARTA

TIdak banyak catatan mengenai SMAN 58 Jakarta yang berlokasi di Kelurahan


Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur ini dalam keterkaitan sejarahnya se-
bagai kelas jauh atau SMAN 8 Filial; kecuali bahwa didirikan tahun 1979. Belum
diperoleh catatan kapan perubahan status dari SMAN 8 Filial Jakarta menjadi
SMAN 58 Jakarta.

SMAN 79 JAKARTA

Pada bulan Juli 1983, SMAN 8 (Bukitduri) Jakarta kembali membuka sekolah
kelas jauh yang dinamakan SMAN 8 Filial beralamat JL. Tebet Timur Dalam II/G
Jakarta selatan.

Masih harus ditelusuri lagi keterkaitan antara SMAN 8 Filial Jakarta yang
kemudian berubah menjadi SMAN 55 Jakarta ini dengan SMAN 8 Filial Jakarta
yang kelak menjadi SMAN 79 Jakarta ini; karena tercatat keduanya beralamat di
lokasi yang relatif sama.

Diperoleh catatan dari Kak Wiki bahwa sebagian siswa SMAN 8 Filial Jakarta
(yang berubah menjadi SMAN 55 Jakarta) menolak untuk pindah ke lokasi baru
pada tahun ajaran 1991; sehingga mereka diserahkan kepada pimpinan yang
lain yang kemudian menjadi SMAN 79 Jakarta.

Bagi siswa SMAN 8 Jakarta yang di Bukitduri, siswa SMAN 8 Filial yang ini sudah
seperti saudara sekandung yang terpisah rumah dan pengasuh. Angkatan
pertama ini pula yang memperoleh ijazah dari SMAN 8 Jakarta Bukitduri; dan
sampai sekarang masih berinteraksi dalam banyak kegiatan di lingkup Ikatan
Alumni SMAN 8 Jakarta.

Pada bulan Juli 1985, SMAN 8 Filial ini mendapat pengakuan dan perubahan
status menjadi SMAN 79 Jakarta. Dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan
Juli 1987, mereka resmi pindah ke gedung baru SMAN 79 Jakarta yang be-
ralamat di Jalan Menteng Pulo Ujung, Menteng Atas, Jakarta Selatan.
SMAN 8 Filial yang ini menghasilkan 3 (tiga) angkatan lulusan, yaitu angkatan
1983, 1984 dan 1985 dengan ijazah SMAN 8 Jakarta.
Sebagai catatan, kalau ada informasi lain, sangat bisa dikoreksi.
REUNI AKBAR SMAN 8 JAKARTA DAN
IKATAN ALUMNI SMAN 8 JAKARTA

B Baru saja kita melewati semasa gempita penyelenggaraan Musyawarah


Besar III – 2019 Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta yang disertai dengan pemi-
lihan calon Ketua Ikatan Alumni Smandel Jakarta periode ketiga.

Heboh nian. Asli.

Ternyata posisi Ketua Ikatan Alumni Smandel Jakarta sudah menjadi sedemiki-
an menariknya; sampai-sampai mereka yang memiliki posisi puncak di karirnya
ikut tertarik mendapatkan posisi tersebut.

Berbagai bentuk kampanye dan promosi pun dilakukan dengan berbagai


teknik dan cara. Biasalah, kalau sedang kampanye, semuanya akan bicara hal-
hal yang baik dan selalu menjanjikan yang terbaik.

Beberapa orang bilang penyelenggaraan Mubes III – 2019 Ikatan Alumni SMAN
8 Jakarta kali ini luar biasa euforia-nya dibanding dengan dua musyawarah
besar terdahulu. Di lain sisi, banyak juga yang bilang kalau fenomena gebyar
mubes kali ini didongkrak oleh keberhasilan penyelenggaraan Reuni Akbar 60
Tahun SMAN 8 Jakarta yang diselenggarakan tanggal 21 Oktober 2018 dengan
peserta yang mencapai lebih dari empat ribu orang. Atau, lebih dikenal dengan
singkatan dari temanya: sehati dalam eksistensi: SASTI. Benarkah itu?

Mau dibilang salah, ternyata benar.

Dibilang benar, mesti dilihat lagi hal-hal lainnya.

Ternyata setelah dirunut lagi, dikilas balik lagi sejarahnya, memang terbukti
bahwa kegiatan berjudul reuni itulah yang membawa kita sampai pada titik ini.
Kalau tidak ada yang namanya reuni, mungkin kita hanya akan mengenal atau
mengingat beberapa teman semasa SMA dulu. Bolehlah kalau dibilang yang
dikenal bukan cuma angkatannya saja, mungkin satu dua angkatan di atas dan
di bawah kita.

Adanya organisasi-organisasi terusan dari kegiatan yang pernah ada semasa


sekolah dulu pun juga tidak atau belum menghasilkan ikatan yang sedemikian
besarnya hingga saat ini.

Mari tengok sejenak. Ah, tidak sejenak juga ternyata. Karena lumayan banyak
dan panjang ceritanya. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari konsistensi bebera-
pa sosok alumni yang sangat patut kita acungi jempol atas niat dan kerja keras
mereka hingga kita bisa sampai di titik ini.

Sebut saja, misalnya, nama-nama seperti almarhum G. Danardono, angkatan


1980. Lalu nama Mbak Toety Emmidiarty, angkatan 1962 disusul oleh Raditya
Padmawangsa, angkatan 1985 dan Nung, angkatan 1987; yang sampai saat ini
masih tetap aktif berkiprah di kumpulan kegiatan para alumni SMAN 8 Jakarta
dari angkatan 1961 sampai angkatan 2018 yang masih kinyis-kinyis.

Reuni. Itu kata kunci pembuka.

1.
Reuni 30 Tahun SMAN 8 Jakarta dan Yayasan Alumni Smandel

Katakanlah, hikayat yang sah juga disebut sebagai sejarah ini merupakan hasil
usil beberapa orang saja awalnya.

Adalah almarhum Hesti Notorahardjo ’61 (paman dari Raditya Padmawangsa


’85) yang rajin mengumpulkan alamat dan nomor telpon teman-temannya
semasa SMA, dibantu oleh Toety Emmidiarty ’62 yang membantunya men-
catatkan.
Di sekitar tahun 1981, almarhum Hesti Noto bersama Toety ’62 dan almarhum
Muzaini Ismail ’61 rajin keliling mengusik teman-teman lainnya untuk meng-
gelar Reuni HUT SMAN 8 Jakarta ke-25 pada bulan September tahun 1983 di
halaman SMAN 8 Jakarta.
Sukses.

Kesuksesan reuni awal itu berlanjut dengan Reuni HUT SMAN 8 Jakarta ke-30
yang dilaksanakan di Aula Departemen Pertanian Pasar Minggu, Jakarta Sela-
tan pada tanggal 14 Agustus 1988.

Dalam acara tersebut, Raditya Padmawangsa meneruskan pekerjaan sang


paman dengan menjadi ketua; dibantu Sarwani ‘85 sebagai wakil, serta Komala
Dewi ’85 sebagai Bendahara. Sementara Feizarina ’86 dan Nung ‘87 menjadi
sekretaris.

Tindak lanjut setelah reuni tersebut kemudian adalah beberapa alumni meng-
gagas terbentuknya sebuah Ikatan Alumni yang bisa menyatukan seluruh
alumni SMAN 8 Jakarta. Maka, dibuatlah Akta Yayasan Alumni Smandel dengan
notaris yang beralamat di belakang Pasar Santa, Kebayoran Baru.

Dalam Yayasan Alumni Smandel itu, almarhum Muzaini ’61 menduduki posisi
sebagai Ketua Yayasan, dengan Raditya ’85 sebagai wakil. Sementara Toety
Emmidiarty ’62 dan Komala Dewi ’85 menjadi Bendahara; lalu Feizarina ’86 dan
Nung ’87 menjadi Sekretaris.

Yayasan ini bisa dikatakan sebagai cikal bakal terbentuknya Ikatan Alumni
SMAN 8 Jakarta yang baru terbentuk beberapa tahun kemudian.

2.
Reuni 35 Tahun SMAN 8 Jakarta

Nikmatnya dua reuni terdahulu, berlanjut dengan Reuni HUT SMAN 8 Jakarta
ke-35. Kali ini tempat yang dipilih adalah Gedung Antam di Tanjung Barat,
Jakarta Selatan. Dalam reuni ke-35 ini, agaknya Raditya ‘85 sudah menyadari
pentingnya regenerasi dalam sebuah organisasi. Karena itulah dipilih Puguh
Imanto ’91 sebagai ketua panitia.

Raditya sendiri mengawal dengan menjadi wakil di kepanitiaan tersebut. Pu-


guh juga dibantu oleh dua orang teman seangkatannya, yaitu Indi ‘91 sebagai
bendahara dan Riyanti Nugraheni ’91 sebagai sekretaris.

3.
Festival 8 dan Reuni Akbar 50 Tahun SMAN 8 Jakarta

Dari ketiga reuni tersebut kemudian terjadi semacam missing link alias garis
putus. Belasan tahun kemudian, seiring pertemuan-pertemuan dan interaksi
yang terjadi antar angkatan setelahnya, bergulir kisah tentang almarhum G.
Danardono ’80, mantan anggota Puapala yang tertular dan kemudian menular-
kan semangat tinggi untuk mengumpulkan kembali para alumni Smandel.

Almarhum Danar ’80 bersama Ian Ramelan ‘80, Endang Mariani ’84 dan beber-
apa nama lagi, tentunya termasuk Raditya ‘85, semakin sering berkumpul dan
merancang rangkaian kegiatan untuk melaksanakan Reuni Akbar 50 Tahun
SMAN 8 Jakarta yang kemudian disebut Reuni Emas; sementara rangkaian aca-
ra yang disusun para patriot alumni Smandel ini sendiri bertajuk Festival 8.

Garis takdir berkata lain.

Dalam puncak semangatnya, ternyata Allah lebih menyayangi almarhum G. Da-


nardono ‘80 dan memanggilnya pulang. Menurut para sahabatnya, menjelang
kepergiannya, almarhum masih sempat menitipkan pesan untuk meneruskan
giat bakti alumni Smandel yang sudah dijalankannya.

Kemudian disepakati bahwa Toety Emmidiarty ‘62 yang mengambil alih tang-
gung jawab almarhum sebagai Ketua Panitia. Dengan pengalaman di reuni
sebelumnya, Raditya ’85 kembali menjadi wakil. Bendahara dipegang “Pipi”
Sawitri ‘86. Dhyta Devanti ’83 mengambil peran sebagai bendahara, sementara
Rini Mulyawati ‘84, ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana acara puncak; Reuni Emas
50 Tahun SMAN 8 Jakarta.

Karena kebetulan pada saat yang bersamaan, Didot ‘83 sedang bekerja ber-
sama di kantornya, maka Rini ’84 pun serta merta menariknya menjadi wakil
ketua panitia pelaksana.
Rangkaian acara Festival 8 berlangsung
sukses dan meriah. Banyak sekali kemudian
alumni lintas angkatan yang berkumpul
dan bersama bahu membahu meneruskan
semangat almarhum G. Danardono ‘80.

Salah satu jejak tinggalan acara Festival 8


adalah penerbitan Buku 50 Tahun SMAN
8 Jakarta yang dikomandani oleh Endang
Mariani ’84 bersama dengan Chormen ’81,
Akmal ’86, Bayu ’84, Vini ’86, Reri ’92, Bowie
’87 dan lainnya yang tergabung dalam
Timbuktu.

Tim ini dibantu oleh seorang Senior Creative Director agensi periklanan yang
bukan alumni Smandel, bernama Christian R. Roos. Dia jugalah yang mencip-
takan logo Ikatan Alumni Smandel Jakarta yang kita kenal sampai saat ini.

Acara puncak Reuni Akbar


50 Tahun SMAN 8 Jakarta
yang disebut Reuni Emas
50 Tahun Smandel pun
berlangsung sangat meri-
ah di Balai Sudirman, jalan
Saharjo, Jakarta Selatan,
pada tanggal 29 Novem-
ber 2008 dengan tema
“Menggapai Kenangan,
Merajut Ikatan”.

Acara ini bisa dibilang jadi gebrakan besar yang berhasil mengumpulkan
alumni lintas angkatan untuk saling mengenal dan menjadi akrab dalam satu
ikatan; sekaligus menjadi lingkar awal siklus reuni akbar lima tahunan. Reuni
ini pulalah yang kemudian memotivasi terbentuknya Ikatan Alumni Smandel
beberapa waktu sesudahnya sebagai wadah kegiatan seluruh alumni Smandel.
Segera setelah itu, Ikatan Alumni Smandel pun menjadi salah satu ikatan alum-
ni SMA yang cukup populer di Jakarta.

4.
Ikatan Alumni Smandel dan Musyawarah Besar I – 2009 Ikatan Alumni
Smandel Jakarta

Langkah konkret berikut adalah pembentukan Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta


Sementara yang diketuai oleh Syafrizal Arifin, SH MH alias Ichan ’77.

Pemilihan Ketua Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta Sementara dilakukan secara


singkat di rumah Toety Emmidiarty ’62 dengan kandidatnya Ichan ’77, Ian
Ramelan ’80 dan Rephy ’87.

Segera setelah terpilih, Ichan ’77 langsung membentuk Tim AdHoc yang terdiri
dari angkatan 1962 sampai 1990.

Tim AdHoc terdiri dari Tonny ’79 sebagai ketua; dibantu oleh Sumantri ’62,
Toety Emmidiarty ’62, Syafran ’79, Adam Sudhiarto ’80, Adhe Fajar ’83 Tebet,
Endang Mariani ’84, dr. Fifi Mutia ’90 dan dr. Bonti ’90 plus Taufik Basari SH ’95.

Segera dilakukan penyusunan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga


Ikatan Alumni Smandel Jakarta (AD/ART IAS Jakarta) serta mempersiapkan
penyelenggaraan Musyawarah Besar I Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta.

Salah satu hasilnya adalah keputusan


awal tentang masa jabatan Ketua
Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta ada-
lah selama 5 (lima) tahun; yang bisa
diperpanjang untuk 1 (satu) periode
berikutnya.

Tim AdHoc segera membentuk


kepanitiaan Musyawarah Besar I – 2009
Ikatan Alumni Smandel Jakarta yang
diselenggarakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2009 di Puri Sahid, Hotel Sahid
Jaya Jakarta Pusat, berlangsung mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB.

Adapun Panitia Pengarah (Steering Committee) diketuai Toety Emmidiarty


’62 dengan anggotanya adalah Ichan ’77, Sugihardjo alias Jojo ’80, Hasahatan
Manulang alias Athan ’81, Eko Ratrianto ’81, Abdul Aziz ’82, Sulistya Pribadi ’82,
dan Raditya Padmawangsa ’85.

Panitia Penyelenggara (Organizing Committee) diketuai oleh Ichan ’77 dengan


dibantu oleh Adam ’80, Dhyta ’83 dan Rini Prihandayani ’88 sebagai sekretaris.
Bendahara diurus Adhe Fajar ’83 Tebet, Roy Matondang ’86 dan Ella S.A. ’87.

Biaya kegiatan untuk Mubes pertama ini sekitar Rp 46,7 juta yang berasal dari
donasi. Bertindak sebagai Ketua Sidang adalah Ichan ’77, sementara sekretaris
adalah Raditya ’85 dan anggotanya Ella S.A. ’87.

Mubes pertama ini menempatkan Abdul Aziz ’82 sebagai Ketua IA Smandel
periode 2009 -2014 dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:

Ketua : Abdul Aziz ‘82


Wakil Ketua 1 : Erry Sulistio ’88
Wakil Ketua 2 : Raditya Padmawangsa ‘85
Sekretaris Jenderal : Adam Sudhiarto ’80
Wakil Sekjen : Dhyta Devanti ’83’ dan Reri Wulandari ’92.
Bendahara : Roy Matondang ’86
Wakil Bendahara : Ella S.A. 87 dan Krisnawaty Sitorus ’88.

Susunan Majelis Pertimbangan Alumni terdiri dari:


Ketua : Garuda Sugardo
Anggota : Prof. T.Z. Jacoeb ’67
Anggota : Dr. Siti Nurbaya ’74
Anggota : Toety Emmidiarty ’62
Anggota : Djoko Ramadhan ’74
Anggota : Ichan ‘77
Anggota : Rayhan Iskandar ’84
Anggota : Kepala SMAN 8 Jakarta (ex-officio)
Anggota : Ketua Komite SMAN 8 Jakarta (ex-officio)
Selain struktur kepengurusan, Mubes pertama ini juga menghasilkan pene-
tapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Alumni Smandel
Jakarta; serta diputuskan bahwa masa jabatan Ketua Ikatan Alumni SMAN 8
Jakarta adalah selama 5 (lima) tahun; yang bisa diperpanjang untuk 1 (satu)
periode berikutnya

5.
Reuni HUT Smandel ke-55

Setelah terbentuk kelembagaan Ikatan Alumni Smandel Jakarta, digelar pula


beberapa acara fenomenal yang melibatkan seluruh alumni dari seluruh ang-
katan pada masa itu. Kemudian, sesuai kesepakatan tertulis di AD/ART; kembali
diselenggarakan Reuni HUT Smandel ke-55 yang diadakan tanggal 16 Novem-
ber 2013 di Gedung SMESCO, jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Dalam acara ini, Dhyta ’83 ditunjuk sebagai ketua panitia, sementara Radit ’85
lagi-lagi menjadi wakil ketua. Vini ’86 menjadi bendahara, sekretaris ditangani
Nina Adriani ’83. Untuk pelak-
sanaan acara, ditunjuk Didot
’83 sebagai ketua pelaksana.

Reuni HUT Smandel ke-55


mengambil tema “Kenangan
Tak Tergantikan” --- diambil
dari salah satu lagu grup
Kahitna yang memang pada
saat itu menjadi bintang
tamu.

6.
Musyawarah Besar II – 2014 IA Smandel Jakarta

Pada tahun 2014, masa kepengurusan Aziz ’82 pun berakhir. Karena itu segera
diselenggarakan Musyawarah Besar II – 2014 IA Smandel Jakarta pada hari Sab-
tu, 15 November 2014 di Auditorium Gedung Jasindo, Pancoran, Jakarta
Selatan yang berlangsung dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
Toety Emmidiarty ’62 kembali menjadi Ketua Tim Pengarah (Steering Commit-
tee) dengan dibantu oleh Hendrisman ’73, Sugihardjo ’80, Ian Ramelan ’80,
Abdul Aziz ’82, Sulistya Pribadi ’82 dan Taufik Basari ’95.

Radit ’85 menjadi ketua Tim Penyelenggara (Organizing Committee) dibantu


oleh Jati Sampurno ’82. Biaya penyelenggaraan relatif murah sekali, hanya Rp.
10 juta.

Dari 4 orang kandidat: Sri Nugroho ’82, Roy Matondang ’86, Kris Candra ’89
dan Rephy ’87 yang kemudian mengundurkan diri karena tidak sesuai dengan
persyaratan, maka Roy Matondang ’86 terpilih sebagai ketua dan langsung
membentuk struktur kepengurusan sebagai berikut:

Ketua : Roy Matondang ‘86


Wakil Ketua 1 : Didot Mpu Diantoro ’83
Wakil Ketua 2 : dr. Fifi Mutia ’90
Sekretaris Jenderal : Fanda Hartono ’84
Wakil Sekjen : Dino Tribrata ’91 dan Taufik Basari ’95
Bendaahra : Eddy Rittar ’86 dan Ratna Wulan ’96.

Susunan Majelis Pertimbangan Alumni terdiri dari:


Ketua : Abdul Aziz ’82
Anggota : Toety Emmidiarty ’62
Anggota : Prof. T.Z. Jacoeb ’67
Anggota : Hendrisman ’73
Anggota : Dr. Firdaus Djaelani ’72
Anggota : Marsda Dedy N. Komara ’79
Anggota : Ian Ramelan ’80
Anggota : Mayjen TNI Herindra ’83
Anggota : Ari Batubara ’91
Anggota : Kepala SMAN 8 Jakarta (ex-officio)
Anggota : Ketua Komite SMAN 8 Jakarta (ex-officio)
7.
Reuni Akbar HUT Smandel ke-60 - SASTI

Melanjutkan tradisi reuni


akbar per lima tahunan,
maka pada tanggal 21
Oktober 2018 digelar acara
Reuni Akbar HUT SMAN 8
Jakarta ke-60 dengan tema
“Sehati dalam Eksistensi”.

Panitia acara yang bertugas


menyusun serta men-
jalankan rangkaian acara
sejak awal hingga acara
puncak adalah Didot ’83
sebagai Ketua Panitia; didukung oleh Raditya ’85 dan Dewi Elina ’94 sebagai
Wakil Ketua.

Eddy Rittar ’86 dan Wulan ’96 memegang posisi sebagai bendahara sesuai
peran mereka juga di kepengurusan Ikatan Alumni Smandel Jakarta. Ayumeta
Chandra ’90 dan Zachra ’99 mengambil fungsi sekretaris.
Nama-nama lain yang merupakan very important people sekaligus tiang utama
keberhasilan pelaksanaan acara ini antara lain adalah Ines Indrati ’85, Reri ’92,
termasuk Keke ’01 (sang MC dadakan namun handal) Ade Aryani ’03 dan Max-
sie Sarjuanda ’06 plus beberapa nama lainnya lagi.

Rangkaian acara yang bertajuk SASTI sebagai kependekan tema “Sehati dalam
Eksistensi” ini berlangsung simultan dari acara “Langkah Awal”, Talk Show di Ra-
dio Brava FM 103.8, kompetisi basket, bowling, pentas musik di Hard Rock Café.

Tidak kalah penting adalah acara 8Mazing Race yang sepenuhnya dikelola
oleh generasi millenials alumni Smandel. Diketuai oleh Maxsie, didukung oleh
Dinda, Astrid, dr. Jaka, Tiko, Guntoro, Radityo dan lain-lainnya.
SASTI meninggalkan warisan (legacy) dari kepengurusan IA Smandel di era
Roy Matondang ’86 berupa lagu Rajawali Emas ciptaan Didot ‘83 dan Doddy
Katamsi ’87 yang ditujukan untuk siswa SMAN 8 Jakarta serta lagu Eksistensi
Smandel hasil kolaborasi antara Didot ‘83 dan Nugie ’90.

Selain itu, dalam SASTI ini lahir maskot Taki dan Kitri; kreasi sang pemenang
lomba, alumni Smandel bernama Suharso. Legalitas organisasi Ikatan Alumni
Smandel Jakarta pun sudah disahkan dengan Akte Nomor 04, tanggal 10 Okto-
ber 2018, Notaris Zulkifli Harahap, SH.

8.
Musyawarah Besar III Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta, 2019

Musyawarah Besar III Ikatan Alum-


ni SMAN 8 Jakarta tahun 2019
atau disingkat Mubes III IAS 2019
diselenggarakan karena periode
kepengurusan Ikatan Alumni
Smandel Jakarta 2014 – 2019
sudah berakhir.

Mubes III IAS 2019 ini melalui se-


buah proses sosialisasi yang kreatif
dan menarik. Diawali dengan aca-
ra jalan-jalan ke Situgunung yang diprakarsai dan didukung oleh ibu Dr. Situ
Nurbaya ’74 yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI. Tahap sosialisasi yang keren berikutnya adalah penyeleng-
garaan acara “Duduk Bareng Calon Ketua IA Smandel Jakarta” yang diselengga-
rakan di hotel Crown Plaza, jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Keren.

Steering Committee diketuai Marsda (Purn.) Deddy Nita Komara ’79 berdasar
surat keputusan pembentukan panitia yang ditandatangani Aziz ’82 (Ketua
Majelis Peritmbangan Alumni) dan Roy Matondang ’86 sebagai Ketua Ikatan
Alumni Smandel.
Anggota Steering Committee terdiri dari Dian Rosdiana sebagai sekretaris.
Ichan ’77 dan Tony ’79 bertugas sebagai Tim Perumus. Nama lainnya adalah Ian
Ramelan ’80, Ari Batubara ’91, Suradi ’82, dan juga Toety Emmidiarty ’62.

Panitia Pelaksana alias Organizing Committee diketuai oleh Denny Yerianto


’87. Didukung oleh angkatan 90-an seperti Dewi Elina alias Indil ’94, Ayumeta
Chandra ’90, Reri Wulandari ’92, Indra P.K. ’92 dan Zahra ’99. Dari generasi 2000-
an tercatat nama Shirley Oroh alias Keke ’01, Shakti Eko W ’03, Maxsie Sarjuanda
’06, Radityo ’07 serta Haqiqi.

Mubes III IAS 2019 dilaksanakan di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Pusat
tanggal 13 Oktober 2019. Peserta langsung memenuhi kuorum ketika dihitung
ada 38 dari 58 angkatan yang hadir; termasuk utusan angkatan 83 Tebet.
Masing-masing angkatan mengutus maksimal 8 orang yang memiliki 8 hak
suara.

Pemilihan Calon Ketua Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta dalam Mubes III IAS 2019
ini diikuti oleh 5 (lima) calon yang resmi mendaftar dan lolos proses seleksi.
Mereka adalah dr. Fifi Mutia ’90, wakil ketua 2 yang mengundurkan diri dari
kepengurusan untuk mengikuti pemilihan, kemudian dr. Triza Arif ’88 dan Ady
Makhdy alias Keong ’85, kadang menyebut dirinya angkatan 84,5.

Tercatat juga Satrio Wicaksono ’90, eks direktur PT. AP1 Logistik yang kemudi-
an membuka usaha sejenis sendiri. Terakhir adalah Sigit Winarto ’87, direktur
utama PT. Istaka Karya.

Posisi terakhir di nomor 5 tidak berarti Sigit menjadi yang terbelakang da-
lam pengumpulan suara. Justru dialah yang kemudian terpilih berdasarkan
hasil pemungutan suara untuk menjadi Ketua Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta
periode 2019 – 2023. Masa kepengurusan memang telah diputuskan diubah
menjadi 4 (empat) tahun dari sebelumnya selama 5 (lima) tahun.

Mubes III IAS 2019 ini juga menghasilkan beberapa poin penyempurnaan An-
ggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, selain perubahan susunan Majelis
Pertimbangan Alumni yang baru.
KOMUNITAS DI LINGKUNGAN
ALUMNI SMAN 8 JAKARTA

P ernah ke Kebun Raya Bogor?

Kecil kemungkinan tidak pernah sama sekali.

Masalahnya bukan soal pernah ke tempat itu, melainkan bayangkan bahwa


Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta alias IA Smandel ini sebagai Kebun Raya Bogor.

Tempat yang begitu luas, asri, sejuk, nyaman. Di dalamnya kita bisa banyak
temui hal-hal menarik. Beragam tanaman tumbuh dengan subur dan tampak
indah.

Begitu juga IA Smandel. Sebagai sebuah komunitas besar alumni SMAN 8


Jakarta, IA Smandel juga memiliki beragam komunitas yang tidak pernah terpi-
sahkan dari rumah besar bersamanya.

Barangkali kecuali EXPA yang merupakan singkatan dari Ex-Puapala, maka


bisa dibilang semua komunitas yang ada di lingkungan Keluarga Besar Alumni
Smandel membawa nama Smandel sebagai identitasnya.

Komunitas-komunitas itu terus tumbuh dan berkembang sedemikian rupa


dengan mengandalkan satu ikatan identitas yang sama: alumni Smandel.

Sedikit menguak jendela waktu, menengok catatan masa lalu.

Adalah kegiatan olahraga di kalangan alumni Smandel yang bisa dianalogikan


seperti pohon yang menebar buahnya kesana kemari, dan kemudian tumbuh
dalam berbagai bentuk.

Tarik garis lurus ke belakang. Katakanlah di sekitar tahun 2009 dan seterusn-
ya. Setelah Reuni Emas 50 Tahun SMAN 8 Jakarta sukses digelar dengan tema
“meraih kenangan, merajut ikatan”, para alumni pun jadi rajin bertemu dan
bahkan berkenalan dengan alumni berbeda angkatan. Dari pertemuan-per-
temuan itulah muncul beberapa keinginan yang ternyata sama frekuensinya
dengan keinginan yang lain.
Suatu ketika, pernah seorang Rini Mulyawati ’84 mengirim bbm (masa itu bbm
yang populer) tentang tantangan tanding basket dari alumni SMAN 4 Jakarta.
Tanpa pikir panjang, segera tangan yang pegang gawai berjudul Blackberry itu
mengetik 5 huruf: lawan.

Melalui bbm dan berlanjut di Yahoogroups


(masa itu memang Yahoogroups yang populer
juga), diedarkan dan beredar ajakan untuk
berlatih untuk bertanding basket.

Ajakan bersambut. Kaus seragam dibuat, mes-


ki dengan kualitas sederhana. Tempat latihan
dibooking. Latihan berjalan dengan ditonton oleh alumni Smandel lainnya
yang memang pada saat itu secara kolektif rindu kegiatan bareng.

Terbentuklah komunitas bernama Alumni Smandel Basket Team, disingkat


ASBT. Kemudian berubah menjadi Baslan alias Basket Delapan, lalu berganti
nama lagi menjadi lebih menarik: Bandels alias Basket Alumni Smandel.

Belum lama latihan basket berjalan, sebuah keisengan


pikiran muncul lagi: main bowling. Tidak butuh waktu
lama untuk mengumpulkan sekian banyak orang guna
mencari kesenangan bersama dalam bermain bowling.
Fun bowling istilahnya. Terbentuklah ASBC alias Alumni
Smandel Bowling Club.

Olahraga bersama memang menyenangkan. Maka


tidak heran kemudian ada yang bermain bulutangkis
bersama. Lalu ASTC (Alumni Smandel Tennis Club) pun
berdiri. Demikian juga dengan komunitas golf.

Meski muncul belakangan, ternyata alumni Smandel


penggemar olahraga lariyang relatif
merupakan olahraga paling fleksibel, pun membentuk
Smandel Runners. Paling banyak kegiatannya.

Penggemar olahraga bersepeda pun membentuk komuni-


tas Sadel alias Sepeda Smandel. Ada lagi, Beavers, komu-
nitas penggemar olahraga softball dan baseball yang lebih
dulu eksis dan diikuti generasi millennial.
Komunitas non-olahraga yang ada di lingkungan
Alumni Smandel adalah Komunitas Fotografi
Smandel yang anggotanya selalu hadir di setiap
acara. Selain itu ada lagi komunitas Wisata Kuliner.
dan Komunitas Pengajian (alumni) Smandel.

Smandel Business Network tidak berhenti sebagai


komunitas, tetapi dilembagakan juga.

Lalu apa sebenarnya manfaat yang diperoleh dari


kegiatan-kegiatan bersama tersebut, selain bahwa
masing-masing individu jadi memperoleh pemua-
san kebutuhan sosial yang terkait dengan kenan-
gan masa lalu itu?

Jaringan sosial. Ya, jaringan sosial yang terbentuk


dari kegiatan-kegiatan reuni tersebut adalah manfaat lain yang kemudian
berkembang luas lagi menjadi jaringan usaha atau bisnis yang saling men-
dukung dengan satu basis kepercayaan alias Trust yang modal awalnya terben-
tuk karena keyakinan bahwa sesama alumni Smandel akan saling mendukung
dan kecil kemungkinan untuk saling mengkhianati.

Jelas muncul pula kebanggaan ketika ada beberapa tokoh berskala nasional
yang ternyata alumni Smandel juga. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa eksis-
tensi kita di masyarakat luas sebagai alumni Smandel terbukti.

Di lain sisi, Ikatan Alumni Smandel juga butuh kaderisasi, butuh regenerasi, bu-
tuh pemikiran-pemikiran segar yang penuh semangat untuk menjaga kontinu-
itas eksistensinya. Relatif dalam perjalanan menuju kematangan eksistensinya,
memang kaderisasi dan regenerasi yang dibutuhkan oleh IA Smandel agar-
tetap berjaya sebagai ikatan alumni yang diakui eksistensinya oleh masyarakat
luas.

Bravo Smandel.

Anda mungkin juga menyukai