Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eny Widyastuti, S.

Pd
NIM : 2023082022
Prodi/Kelas : PEP/0A
Matkul : Ketamansiswaan

IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA

Ibu Pawiyatan Tamansiswa adalah perguruan yang pertama kali didirikan oleh Ki
Hadjar Dewantara, pada 3 Juli 19IIII di Yogyakarta. Berdirinya Ibu Pawiyatan Tamansiswa
ditandai dengan candra sengkala : Lawan Sastra Ngesti Mulya, artinya adalah :
1. Dengan ilmu dicapai kebahagiaan
2. Lawan : II, Sastra : 5, Ngesti : 8, Mulya : 1, Lawan Sastra Ngesti Mulya : tahun
185II Saka atau 19IIII Masehi.
Secara bahasa Ibu – Induk, Pawiyatan = Perguruan, Ibu Pawiyatan – Induk dari
Perguruan-Perguruan Tamansiswa Ibu Pawiyatan berfungsi:
1. Menjadi sumber dan pusat pengelolaan ajaran Tamansiswa
2. Sebagai wujud percontohan :
a) Pelaksanaan asas, ciri khas, cita-cita pendidikan serta usaha kebudayaan Tamansiswa.
b) Pemberian isi pendidikan kekhususan Tamansiswa
c) Pelaksanaan sistem pendidikan di Tamansiswa
3. Menjadi pusat usaha penelitian tentang segala masalah yang berhubungan dengan cita-
cita pendidikan dan kebudayaan Tamansiswa.
Ibu Pawiyatan Tamansiswa dipimpin oleh Majelis Ibu Pawiyatan (MIP) Tamansiswa.
Mereka terdiri dari :
1. Ketua MIP
2. Wakil Ketua MIP
3. Panitera MIP merangkap Ketua Bidang Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia.
4. Bendahara MIP
5. Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
6. Ketua Bidang Kekeluargaan dan Kemasyarakatan
7. Ketua Bidang Usaha, Pembangunan, Perekonomian dan Koperasi
8. Anggota MIP, yaitu : Ketua Bagian Taman Indria, Ketua Bagian Taman Muda, Ketua
Bagian Taman Dewasa, Ketua Bagian Taman Madya, dan Ketua Bagian Taman Karya
Madya.
9. Dalam melaksanakan pendidikan non formal Ibu Pawiyatan Tamansiswa
menyelenggarakan Taman Kesenian yang dipimpin oleh Ketua Bagian Taman Kesenian
10. Ketua Majelis Ibu Pawiyatan ditunjuk dan ditetapkan dari Majelis Luhur. Wakil Ketua
Majelis Ibu Pawiyatan, Panitera, Bendahara, Ketua-Ketua Bidang dan Anggota Majelis
Ibu Pawiyatan dipilih oleh dan dari Anggota Ibu Pawiyatan dalam Rapat Ibu
Pawiyatan.Untuk melaksanakan fungsinya tiap lima tahun Ibu Pawiyatan
menyelenggarakan rapat Ibu Pawiyatan. Rapat itu bertugas untuk:
a) Memilih Majelis Ibu Pawiyatan sebagai Badan Pimpinan Ibu Pawiyatan.
b) Menyusun garis-garis besar Program Perjuangan untuk lima tahun.
c) Menyusun peraturan khusus bila diperlukan.
Untuk mewujudkan fungsinya Ibu Pawiyatan dapat melakukan beberapa usaha, antara
lain :
1) Menyelenggarakan Pendidikan informal bagi anggotanya
2) Menyelenggarakan Pendidikan formal dari Taman Indria sampai dengan Taman
Madya/Taman Karya.
3) Menyelenggarakan Pendidikan non formal dalam bentuk sarasehan, ceramah-ceramah,
kursus, diskusi dan sanggar pendidikan kebudayaan.
Sebagai Anggota Persatuan Tamansiswa Ibu Pawiyatan memiliki dua keanggotaan
yaitu:
1) Anggota Tetap Ibu Pawiyatan dan Anggota Yang Dipersamakan (AYD)
2) Anggota Tidak Tetap yang disebut Anggota Keluarga Ibu Pawiyatan. Anggota Tidak
Tetap (Anggota Keluarga) terdiri dari : Guru Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan
(DPK), Guru Bantu, dan Pamong-pamong yang diangkat oleh Ibu Pawiyatan Tamansiswa.
3) Anggota tidak tetap (anggota keluarga) dari guru Pegawai Negeri Sipil
IBU PAWIYATAN terdiri dari: (1) Taman Indria, (2) Taman Muda, (3) Taman Dewasa,
(4) Taman Madya, (5) Taman Karya Madya, (6) Taman Guru, (7) Taman Tani (Kursus). Pada
tahun 2020, data Siswa Ibu Pawiyatan ada 283 siswa dengan rincian sebagai berikut:
1. Taman Indria :7
2. Taman Muda : 71
3. Taman Dewasa : 109
4. Taman Madya : 48
5. Taman Karya : 48
SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional) mendirikan Perguruan Tamansiswa
pada tanggal 3 Juli 1922. Tamansiswa sebagai Badan Perjuangan Kebudayaan dan
Pembangunan Masyarakat menggunakan pendidikan dalam arti luas. Pada awalnya
pendidikan yang diselenggarakan Perguruan Tamansiswa adalah Taman Indria (TK),
berikutnya Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Guru (SPG), Taman Karya
(SMK), dan Taman Madya (SMA). Tiga puluh tiga tahun kemudian, tepatnya tanggal 15
November 1955 Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman PraSarjana yang merupakan
lembaga kursus B Satu. Kondisi prafakultas ini oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Pemimpin
Umum diberi nama Taman PraSarjana yang menyelenggarakan tiga bagian (jurusan):
1) Bagian Bahasa (Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia)
2) Bagian Sosial (Ilmu Bumi dan Ilmu Sejarah)
3) Bagian Alam Pasti (Ilmu Alam Pasti)
Beberapa tahun kemudian, yaitu 1959, bentuk lembaga diubah menjadi Taman Sarjana
dengan satu fakultas – peleburan program studi yang telah ada – menjadi Taman Sarjana
Sastra dan Filsafat.
Setelah pengurus yayasan mengadakan rapat beberapa kali maka pada tanggal 28
Desember 1959 dilakukan penandatanganan akte pendirian Yayasan Sarjanawiyata di depan
notaris R. M. Wiranto di Yogyakarta. Di antara para pendiri yayasan tersebut terdapat Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Nyi Hadjar Dewantara. Untuk pertama kalinya yayasan
diketuai oleh Ki Sarino Mangunpranoto. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah
mempersiapkan berdirinya Fakultas Pendidikan/Keguruan yang dimulai pada permulaan
kuliah yaitu bulan Oktober 1960. Sebelum itu diadakan ”Kuliah Umum” tentang pendidikan
dan filsafat di Pendopo Agung Tamansiswa. Pada ulang tahun Tamansiswa ke 41, 3 Juli 1963,
diubah namanya menjadi Taman Sarjana dan Ilmu Pendidikan Jurusan, yaitu:
» Jurusan Ilmu Pendidikan
» Jurusan Ilmu Pasti Alam
» Jurusan Ilmu Sejarah
» Jurusan Ilmu Bumi
» Jurusan Bahasa Indonesia
» Jurusan Bahasa Jawa
» Jurusan Bahasa Inggris
Kemudian 1 Oktober 1964, namanya kembali diubah menjadi Sarjanawiyata
Tamansiswa dengan Rektor Nyi Hajar Dewantara yang mengelola empat Taman Sarjana,
yaitu:
1. Ilmu Pendidikan
2. Sarjana Geografi
3. Hukum dan Ekonomi
4. Sastra dan Kebudayaan (Bahasa Indonesia, Inggris dan Sejarah).
Pada 1980, Sarjanawiyata Tamansiswa mengelola Program Diploma Kependidikan
Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang kemudian diperluas sehingga meliputi
Bahasa Inggris, Matematika, Ketrampilan Jasa, Pendidikan Moral Pancasila. Selanjutnya
pada 1983 berbentuk Universitas dengan mengelola beberapa fakultas lengkap dengan
program studinya:
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Fakultas Ekonomi
3. Fakultas Pertanian
4. Fakultas Psikologi
5. Fakultas Teknik.
Pada tahun 1983 Sarjanawiyata Tamansiswa berubah namanya menjadi
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN- SISWA (UST).
REKTOR UST YOGYAKARTA
UST memiliki sejarah yang Panjang dan telah dipimpin oleh beberapa Rektor. Berikut
ini nama-nama rektor yang pernah memimpin UST Yogyakarta:
1. Ki Hadjar Dewantara (Pemimpin Umum) (1955)
2. Ki Sarino Mangunpranoto (1959)
Ki Sarino menjadi Rektor Sarjana Wiyata Taman Siswa (kini Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa) menggantikan Nyi Hajar Dewantara yang wafat pada
1970.
3. Nyi Hadjar Dewantara (1965)
Pada tahun 1960-an ikut mendirikan Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa dan
menjabat sebagai rektor pada tahun 1965.
4. Prof Iman Sudiyat
Iman Sudiyat juga pernah menjadi Rektor Universitas Sarjana Wiyata, dan Dekan di
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Aceh
6. Prof Imam Barnadib
Pada tahun 1989 Rektor Sarjanawiyata Tamansiswa adalah Ki Prof. Imam Bernadib,
M.A, Ph.D. (1989-1992)
7. Prof Subroto/ Prof. Dr. drh. Subronto Prodjoharjono, M.Sc
Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tahun 1994-1998
8. Prof Dr. Supriyoko, M.Pd.
Prof. Dr. Supriyoko, M.Pd.atau Ki Supriyoko pernah menjabat sebagai rektor
Unoiversitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
8. Prof Johar (2003-2011)
Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa periode 2005-2011
9. Prof Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D. (2011-Sekarang)
Terhitung mulai 1 April 2020 berdasarkan SK Mendikbud RI no.
41768/MPK/KP/2020 Drs. H. PARDIMIN, M.Pd., Ph.D sekaligus Rektor Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa

Anda mungkin juga menyukai