Anda di halaman 1dari 21

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.

Sejarah singkat berdirinya MA NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Dusun Suntalangu sebagai tempat berdirinya Madrasah Aliyah terletak dipinggiran kelurahan Kelayu Jorong dan pinggiran arah Tenggara wilayah kecamatan Selong Sebelum Tahun 1989/1990 anak sekolah belajar di Madrasah Ibtidaiyah NW Desa Jorong Kelurahan Kelayu yang berjarak 4 km, anakanak yang telah tamat biasanya melanjutkan sekolahnya ke MTs NW Kelayu yang berjarak 7 km. mengingat jarak yang cukup jauh itu, maka tamatan MI NW Desa Jorong yang berasal dari Suntalangu dan sekitarnya sangat terbatas yang mampu melanjutkan sekolahnya ke MTs NW Kelayu yaitu berkisar antara 10 s/d 25% setiap tahunnya. Demikian juga tamatan MTs jarang yang mempu melanjutkan ke Madrasah Aliyah karena jarak tempuh yang cukup jauh yang biasanya biaya transportasi jauh lebih besar dari uang SPP setiap bulannya. Melihat kenyataan itu ditambah pula dengan adanya MTs NW di Penede Gandor dan Ketangga yang berjarak 1,5 Km dari Suntalangu, maka Katua Pengurus Daerah NW Lombok Timur mengundang Pengurus

34

MTs NW Penede Gandor dan Pengurus MTs NW Ketangga untuk membicarakan kemungkinan Pendirian Madrasah Aliyah guna menampung tamatan MTs NW Penede Gandor dan MTs NW Ketangga serta tamatan MTs NW Kelayu yang berasal dari Suntalangu dan sekitarnya. Akhirnya disepakati untuk mendirikan MA NW di Suntalangu yang terletak di tengahtengah antara Penedegandor dan Ketangga. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pengurus Perguruan NW Aik Ampat disuntalangu mengundak Toma, Toya diwilayah Aik Ampat (Dsn. Suntalangu, Dsn. Kurang, Dsn Tinggang, Dsn Kubur Belo, Dsn Gawah beru, dan Dsn Lendang Belo) untuk membicarakannya dan hasilnya bahwa masyarakat wilayah Aik Ampat sangat mendukung pendirian Madrasah Aliyah NW Aik Ampat di Suntalangu. Akhirnya pada tahun Pelajaran 1994/1995 berdirilah dengan resmi Madrasah Aliyah di Suntalangu dengan nama Madrasah Aliyah NW Aik Ampat dengan Izin Operasional No : WX/I.b/107/1995 tanggal 4 April 1995, yang muridnya berasal dari wilayah Aik Ampat dan sebagian Tamatan SLTPN 6 Labuhan Haji. Kemudian untuk menambah sumber murid, maka pada tahun 1996/1997 didirikan disuntalangu MTs NW Aik Ampat dengan Izin Operasional No : WX/I.b/91/1996 tanggal 13 Februari 1996. Mengingat adanya 3 lembaga pendidikan formal di Suntalangu yaitu MI, MTs dan MA NW Aik Ampat maka pengurus Perguruan NW Aik Ampat meningkatkan

35

kwalitas ke 3 lembaga tersebut, lalu pada tahun 1996 mendirikan Pondok Pesantren dengan nama Pondok Pesantren Darrahman NW Aik Ampat dengan alamat Dasan Suntalangu kelurahan Kelayu Jorong Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur yang SK Pendiriannya di terbitkan oleh Pengurus Daerah NW Lombok Timur dengan Nomor SK

71/PD.3/KPL/1996 tanggal 7 Juni 1996 M (20 Muharram 1417 H). Dengan dirikannya Yayasan Pondok Pesantren Darurrahman NW Aik Ampat seolah menjadi angin segar bagi masyarakat sekitarnya, hal ini terbukti dengan angkat putus sekolah yang melonjak turun, bahkan tidak ada yang tidak melanjutkan sekolahnya. Sejak lima tahun terakhir tidak ada tamatan Madrasah Tsanawiyah atau SMP Negeri yang berasal dari Aik Ampat yang tidak melanjutkan sekolahnya ke Jenjang SMA/MA. Yayasan Pondok Pesantren Darurrahman NW Aik Ampat lahir dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan lembaga Pendidikan lanjutan atas yang utamanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Karena salah satu tujuan Madrasah ini adalah untuk membantu masyarakat kurang / tidak mampu agar bisa tetap sekolah, sehingga kebanyakan siswanya adalah dari golongan kurang mampu. Sejak berdirinya Madrasah ini, hamper dikatan tidak pernah menarik uang SPP/BP3. Meskipun ada, namun tidak terlalu ditekankan. Hamper 90% siswa tidak bayar / dibebaskan dari SPP/BP3. Sehingga pada tahun pelajaran 2004/2005, dengan tegas menyatakan seluruh siswa dari pembayaran SPP/BP3.

36

2. Tujuan di dirikannya MA NW Aik Ampat Yayasan Pondok Pesantren Darurrahman MA NW Aik Ampat lahir dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan lanjutan atas yang utamanya di peruntukkan bagi masyarakat kurang mampu . karena salah satu tujuan madrasah ini adalah untuk membantu masyarakat kurang/tidak mampu agar bisa tetap sekolah, sehingga kebanyakan siswanya adalah dari golongan kurang mampu. Sejak berdirinya madrasah ini, hamper dikatakan tidak pernah menarik uang SPP/BP3, meskipun ada, tapi tidak terlalu ditekankan. Hamper Sembilan puluh persen siswanya tidak bayar/dibebaskan dari SPP/BP3. Madrasah ini bisa tetap eksis meski tidak ada uang SPP/BP3 karena didukung tenaga-tenaga yang dipenuhi jiwa perjuangan yang rela berkorban meski tidak mendapat materi. Dengan komitmen yang teguh, para pendidik tetap bertahan dengan tekad dan keinginan untuk terus berjuang mengembangkan madrasah tersebut. Meski begitu profesionalisme sebagai tenaga pendidik tetap tercermin dan selalu diupayakan.

3. Dampak Bagi Masyarakat Berdirinya MA NW Aik Ampat berdampak positif bagi masyarakat terutama masyarakat sekitarnya. Hal ini terbukti degnan angka putus sekolah yang melonjak turun, bahkan tidak ada yang tidak melanjutkan

37

sekolahnya. Sejak lima tahun terakhir tidak ada tamatan madrasah Tsanwiyah ataupun SMP Negeri yang berasal dari Aik Ampat yang tidak melanjutkan sekolahnya kejenjang SMA/MA. 4. Respon Masyarakat Yayasan Pondok Pesantren Darurrahman NW Aik Ampat yang berkedudukan di suntalangu kecamatan Selong Lombok Timur, mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar dusun tersebut. Apalagi yayasan Pondok Pesantren Darurahman NW Aik Ampat merupakan satu-satunya sekolah lanjutan atas disekitarnya. Jarak madrasah dengan

sekolah/madrasah sederajat terdekat pada waktu itu lebih dari empat kilometer, sehingga tidak terlalu berlebihan jika dikatakan madrasah tersebut merupakan tumpuan harapan masyarakat diwilayah sekitarnya, utamanya bagi masyarakat kurang mampu. Angka putus sekolah didusun tersebut sebelum adanya Yayasan Pondok Pesantren Darurrahman NW tergolong cukup tinggi. Hal tersebut karena kebanyakan masyarakat tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya kejenjang yang lebih tinggi karna factor biaya. Jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (setingkat

SMA/MA dan MTs/SLTP), maka harus di pondokkan atau harus kos dengan biaya yang relative tinggi. Kalau tidak mampu maka anak-anak mereka harus berjalan kaki setiap hari sejauh lebih dari empat kilometer, karena itulah jarak sekolah menengah atas (SMA/MA dan MTs/SLTP)

38

terdekat dari Aik Ampat. Sehingga kebanyakan masyarakat kurang mampu lebih memilih untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka. Maka dengan didirikannya yayasan Pondok Pesantren Darurrahman NW Aik Ampat seolah menjadi angin segar bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini terbukti dengan angka putus sekolah yang melonjak turun.

5. Keadaan Guru, Sarana Prasarana, dan Keadaan Siswa a. Guru Guru merupakan pilar utama bagi kesuksesan proses belajar, guru juga merupakan variable kunci mutu dari suatu keluaran, sehingga guru dituntut untuk memiliki komptensi atau keahlian yang bermutu, komptensi guru dapat ditempuh melalui pelatihan-pelatihan, studi banding,

peningkatan jenjang dan metode lainnya. Dari berbagai metode atau cara pengembangan tersebut, sekolah swasta seringkali tertinggal dalam proses peningkatan kualitas guru sehingga jarang sekali di lakukan pelatihan-pelatihan yang diterima guru. Dengan alasan keterbatasan dana seringkali sekolah swasta juga merekrut para guru yang kurang berkompten atau berpendidikan rendah untuk

mengajar disekolah yang mereka kelola. Adapun mengenai data keadaan guru dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut :

39

40

Tabel. 4.1. Data Keadaan Guru MA NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Tahun 2011/2012 Pend. Terkahir S . 1 S . 1 S . 1 M D Q H S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S

No

Nama Guru

L/P L

Jabatan Kepala Sekolah

1 M. Zainuddin, S.Ag., S.Pd . 2 Dra. Ruhiah . 3 Siti Rozani, S.Pd .

Wk. Kurikulum

Guru

4 Khairul Azmi, QH .

Wk. Humas

5 Muh. Sukron, S.Pd.I . 6 Sri Ahdiani Syaomi, S.Pd . 7 Muh. Zulkifli, S.Pd . 8 Nurlaila Hayati, S.Pd . 9 Moh. Busairi, S,Pd

Guru

Guru

Guru

P L

Guru Guru

41

. 1 1 0 Susilawati, S.Pd . 1 1 Dewi Evamirya, S.Pd . 1 2 Husnul Izzah, S.Pd . 1 3 Nurasmiami, S.Pd . 1 4 Lailan Fitriani, S.Pd . 1 5 Suhaidi . 1 6 Drs. H. Abdul Qadir Rahman . 1 7 Ahyar Rosyidi, S.Pd . 1 8 Ahmad Zaki Fathoni, S.Hi.M.Si . 1 9 Muazzatun Adawiyah, M.Si . 2 Hamdani, S.Pd 0 . S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S . 1 S .

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

P L

Guru Guru

42

1 2 1 Hendra Sukmawati, S.Pd . 2 2 Zuhratul Aini, S.Pd.I . 2 3 Hj. Sri Wahyuni . 2 4 Dewi Ratna Suryani, S.Ag . S . 1 S . 1 S L T A S . 1

Guru

Staf TU

Bendahara

Pustakawan

Sumber : Data Keadaan Guru dan Personalisasi MA Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong (dikutip tanggal 26 Januari 2012)

b. Sarana dan Prasarana Sebagaimana arti pentingnya keberadaan para guru, sarana dan prasarana juga memiliki peran penting sebagai penunjang dalam proses pembelajaran disekolah. Adapun mengenai sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2. Keadaan Sarana dan Prasarana MA NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Tahun 2011/2012 NO RUANG 1 Ruang Belajar / Kelas JUMLAH 4 Lokal

43

2 Ruang Kepada Sekolah . 3 Ruang Tata Usaha . 4 Ruang Guru . 5 Ruang Perpustakaan . 6 Mushalla . 7 Aula . 8 Kamar Mandi . 9 Laboratorium Komputer . 1 0 Ruang BK/BP . 1 1 Ruang Penjaga . 1 2 Ruang Poskestren . 1 3 Ruang Osis 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 7 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah

. Sumber : Data Keadaan Guru dan Personalisasi MA Aik Ampat Kelurahan

44

Kelayu Jorong (dikutip tanggal 26 Januari 2012) Dari data keadaan sarana dan prasarana tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan sarana dan prasarana yang berada di Madrasah Aliyah (MA) NW Aik Ampat kelurahan Kelayu Jorong sudah memenuhi syarat sebagai tempat belajar. c. Siswa Menganai jumlah siswa Madrasah Alliyah NW Aik Ampat pada tahun 2011/2012 yang terdiri dari 3 Kelas sebanyak 107 siswa, yaitu Kelas X sebanyak 43, Kelas IX sebanyak 25 dan kelas XII, sebanyak 29. Yang keseluruhannya berjumlah tiga kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel. 4.3. Keadaan Siswa Madrasah Aliyah (MA) NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Tahun 2011/2012 Kelas X XI XII Program IPS IPS L 23 12 11 P 20 23 18 43 25 29 Jumlah

Jumlah 46 61 107 Sumber : Data keadaan siswa Madrasah Aliyah (dikutip tanggal 26 Januari 2012) Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah siswa. Kuantitas siswa disuatu sekolah sering menjadi indicator diminati

45

atau tidaknya sekolah tersebut, sehingga seringkali sekolah-sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat harus menyaring karena keterbatasan ruang belajar, namun sebaliknya bagi sekolah yang kurang layak atau tidak diminati oleh masyarakat seringkali sedikit yang mendapatkan diri pada sekolah tersebut. Sehubungan dengan perkembangan atau minat masyarakat terhadap sekolah dapat dilihat dari keadaan input, output, dan drop out sebagai mana table berikut : Tebel 4.4 Keadaan Input, Output, dan Drop Out MA NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong dari Tahun Ajaran 1994/1995-2010/2011. NO 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 . 8 . 9 . 1 0 . Tahun Ajaran 1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003 2003/2004 Input 15 Orang 19 Orang 10 Orang 15 Orang 9 Orang 28 Orang 12 Orang 18 Orang 20 Orang 9 Orang Output 12 Orang 13 Orang 10 Orang 11 Orang 9 Orang 19 Orang 9 Orang 18 Orang Drop Out 4 Orang 6 Orang 3 Orang 1 Orang 11 Orang 5 Orang 11 Orang 6 Orang 7 Orang

46

1 2004/2005 22 Orang 20 Orang 3 Orang 1 . 1 2005/2006 25 Orang 7 Orang 2 Orang 2 . 1 2006/2007 20 Orang 19 Orang 5 Orang 3 . 1 2007/2008 22 Orang 23 Orang 7 Orang 4 . 1 2008/2009 18 Orang 21 Orang 5 Orang 5 . 1 2009/2010 37 Orang 20 Orang 4 Orang 6 . 1 2010/2011 40 Orang 18 Orang 3 Orang 7 . Sumber : Data keadaan siswa Madrasah Aliyah (dikutip tanggal 26 Januari 2012) 6. Struktur Organisasi dan Guru Adapun mengenai Struktur Organisasi Madrasah Aliyah (MA) NW Aik Ampat kelurahan Kelayu Jorong yang diperoleh dan data keadaan guru dan karyawan dapat dilihat pada tebel berikut :

47

nisasi Madrasah Aliyah (MA) NW Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong (dikutip tanggal 26 Januari 2012

Tabel. 4.3. Dengan memperhatikan keadaan dan struktur organisasi dan guru MA Aik Ampat kelurahan Kelayu Jorong, cukup memadai dan mendukung bagi jalannya proses belajar mengajar, karena masing-masing dipegang oleh guru professional pada bidangnya masing-masing, sehingga memperoleh pencapaian tujuan pembelajaran. Demikian halnya dengan administrasi didukung oleh tenaga yang ahli dalam bidangnya, hal ini juga memperlancar urusan dalam kegiatan proses belajar mengajar. B. Pembahasan Hasil Penelitian Selanjutnya peneliti akan membahas berdasarkan hasil yang diperoleh dilapangan yaitu pengembangan bahan ajar pada mata pelajaran sejarah di MA NW Aik Ampat Suntalangu Kelurahan Kelayu Jorong Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur, kemudian akan di bandingkan dengan pendapatan para ahli. 1. Konsep Pengembangan Bahan Ajar

48

Untuk

memahami

definisi

pengembangan

adalah

proses

menerjemahkan spesifikasi produk kedalam bentuk fisik, sedangkan menurut gatot menyatakan bahwa pengembangan dapat dimaknai sebagai tindakan menyediakan sesuatu dari tidak tersedia menjadi tersedia, atau melakukan perbaikan-perbaikan dari sesuatu yang terjadi menjadi lebih sesuai, lehih tepat guna, dan lebih berdaya guna. Hasil simpulan diatas sesuai dengan pendapat Banathy tentang pengembangan bahan ajar adalah suatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan mengvaluasi isi dan strategi pembelajaran yang arahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Jadi, pengembangan bahan ajar ini merupakan wujud pengembangan strategi pembelajaran yang sesuai dengan prinsipprinsip tertentu yang di adaptasi dari teori-teori pembelajaran. Selanjutnya syahid menjelaskan bahwa pengembangan bahan ajar ini bukan hanya didasarkan atas kepentingan pengembang, melainkan merupakan alternative pemecahan masalah pembelajaran. Siswa bukan hanya berinteraksi dengan guru, melainkan juga dapat berinteraksi dengan sumber belajar yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengembangan bahan ajar memiliki tujuan terencana, yaitu : (1) mempersiapkan kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasi supaya dapat berlangsung secara optimal, (2) meningkatkan motivasi pengajar untuk mengelola kegiatan belajar mengajar, dan (3) mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dengan mengisi bahan bahan yang baru, ditampilkan

49

dengan cara baru dan dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang baru pula. Sedangkan menurut Mbulu (2004:6) menyatakan ada empat tujuan pengembangan bahan ajar, diantaranya : (1) diperolehnya bahan ajar yang sesuai dengan tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan

pembelajaran, (2) tersusunya bahan ajar sesuai isi mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing, (3) terintesiskan dan terurutnya topik-topik mata pelajaran secara sistematis dan logis, dan (4) terbukanya peluang pengembangan bahan ajar secara kontinu mengacu ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, pengembangan bahan ajar harus

didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu agar tujuan tersebut dapat diwujudkan. 2. Jenis Bahan Ajar yang dikembangkan oleh Guru Mata Pelajaran Sejarah MA NW Aik Ampat Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang telah digunakan guru mata pelajaran Sejarah di MA NW Aik Ampat antara lain buku, LKS, Modul. Dalam mengembangkan bahan ajar, guru

mengidentifikasi dan mempertimbangkan potensi peserta didik dan relevansinya, serta tidak melenceng dari struktur. Guru juga

mempertimbangkan potensi peserta didik, perkembangan dunia, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, cara guru memilih dan mengadaptasikan bahan ajar yang ada sesuai dengan kurikulum, standar komptensi dan komptensi dasar, dan yang melatar belakangi guru untuk mengembangkan bahan ajar terutama yang berhubungan dengan pembuatan

50

bahan ajar baru adalah inovasi dan kesesuaian dengan tingkat kesulitan dan kemudahan siswa, termasuk kesesuaian dengan materi. Sumber bahan ajar yang digunakan guru sebagai refrensi dalam pengembangan bahan ajar adalah buku pegangan LKS, lingkungan dan lain-lain. Melihat kenyataan tersebut diatas maka peran guru sebagai pendidik perlu mendapatkan perhatian khusus dalam menyikapi phenomena tersebut. Salah satunya mengembangkan model bahan ajar yang tepat dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah.

51

BAB V PENUTUP Beradasarkan pada persoalan yang coba dipaparkan dalam rumusan masalah, kajian pustaka, dan pembahasan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : A. Bertitik tolak dari permasalahan yang dibahas dalam peneliti ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bahan ajar penting untuk dikembangkan karena agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, serta sesuai dengan kurikulum dan karakter siswa. Pengembangan bahan ajar juga harus mempertimbangkan potensi peserta didik dan tuntutan. Dlam pembuatan bahan ajar baru masalah yang dihadapi guru adalah sulitnya menuangkan ide serta kurangnya referensi, masalah pengembangan bahan ajar lainnya sarana dan prasarana. Untuk mengatasi kurangnya waktu guru dalam mengembangkan bahan ajar, guru member tugas kepada siswa untuk mencari informasi dan pengetahuan baru di internet. Guru hendaknya lebih dapat mengembangkan bahan ajar dengan cara mengikuti lebih banyak seminar pendidikan maupun pelatihan pengembangan bahan ajar, guru harus aktif dalam mencari sumber bahan ajar agar menambah pengetahuan dan pengembangan materi bagi siswa. B. Saran Sehubungan dengan hasil studi ini, peneliti memberikan saran dalam upaya

52

meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam hal pengembangan model bahan ajar pada mata pelajaran sejarah. 1. Bagi Guru Guru diharapkan mampu bertindak cepat, tanggap, serta terampil dalam mengembangkan bahan ajar walaupun fasilitas pendukungnya tidak memadai. Guru diharapkan terus melakukan perbaikan-perbaikan kemampuan diri terutama dalam mengembangkan model bahan ajar untuk proses pembelajaran. 2. Bagi Sekolah Sekolah diharapkan lebih memperhatikan lagi tentang pentingnya pengembangan model bahan ajar khususnya pada mata pelajaran sejarah. Sekolah diharapkan merespon setiap masukan-masukan yang diberikan oleh guru dalam hal pengembangan bahan ajar. 3. Bagi Jurusan Lembaga ini diharapkan lebih sering memberikan semacam pelatihan-pelatihan tentang pengembangan bahan ajar kepada guru-guru dalam rangka meningkatkan kualitasnya. Lembaga, khususnya jurusan pendidikan ilmu sosial,

53

program

studi

pendidikan

sejarah

diharapkan

lebih

meningkatkan lagi komptensi mahasiswanya agar setelah mengajar nanti ia mampu menerapkan ilmu yang

didapatkannya secara maksimal.

54

Anda mungkin juga menyukai