Anda di halaman 1dari 39

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MIS Perdamean Sigambal
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Perdamean Sigambal atau

yang lebih dikenal dengan MIS Perdameanmerupakan lembaga

pendidikan berbasis Islami yang dipimpin oleh ibu Nurana Hasibuan,

S.Pd, merupakan salah satu sekolah yang berdiri di tengah lingkungan

masyarakat Perdamean lebih tepatnya berada di Jl. M Said Gg

Pendidikan tepat di lingkungan Sigambal Kecamatan Rantau Selatan

Kabupaten Labuhanbatu dengan status Terakreditasi B.

MIS Perdamean Sigambal berdiri kokoh tidak jauh dari kota

Rantauprapat sehingga masih dapat dijangkau oleh masyarakat disekitar

Labuhanbatu. Letaknya di pemukiman warga dan bangunannya masih

terlihat dari Jalan raya. MIS Perdamean Sigambalsama seperti sekolah

atau madrasah pada umumnya yang mana pendiriannya melalui tahapan

serta proses yang panjang.

Pada dasarnya MIS Pardamean Sigambal adalah sekolahyang

didirikan oleh salah satu tokoh masyarakat di lingkungan Perdamean

Sigambal, seorang yang memiliki perhatian yang besar terhadap

pendidikan dilingkungannya dia adalah Bapak Abdul Wahab.Beliau

mendirikan MIS Perdamean sekitar tahun 1987.Pada mulanya beliau

mengajak anak-anak disekitar lingkungan Perdamean untuk belajar

51
52

tanpa dikenakan biaya pendidikan karena tujuan awal pendirian awal

sekolah tersebut adalah memperbaiki pendidikan di lingkungan

Perdamean dan memberikan kesempatan belajar kepada anak yang

berada dalam lingkungan keluarga tidak mampu.Hal tersebut tentunya

sudah didasari izin dari orangtua siswa.

Dengan bermodalkan pengetahuan, tekat yang beliau miliki serta

kepedulian terhadap pendidikan khususnya di lingkungan Perdamean

Sigambal, Bapak Abdul Wahab membuka sekolah di rumahnya sendiri

karena beliau belum memiliki biaya yang cukup untuk mendirikan

bangunan sekolah selayaknya. Pada saat berlangsungnya proses belajar

mengajarsiswa hanya duduk di lantai tanpa ada kursi dan meja, proses

belajar mengajar di laksanakan pada sore hari karena tenaga pendidik

yang bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu mereka harus

bekerja di pagi hari dan hanya memiliki waktu luang di sore hari.

Proses belajar seperti itu berlangsung sekitar 6 (enam) bulan,

dengan tenaga pengajar Bapak Abdul Wahab, dan Muhammad Nur

Dasopang, serta Juriah Hasibuan yang bersedia membagikan ilmu yang

mereka miliki dengan ikhlas. Dengan keadaan serta kondisi tempat

yang seadanya tidak memutuskan semangat tenaga pendidik, siswa

serta para orangtua untuk terus melanjutkan proses belajar mengajar

semestinya. Seterusnya sekolah tersebut terus perkembang dan banyak

dari orangtua yang memilih menyekolahkan anaknya, mengingat

jumlah siswa yang semakin bertambah bapakAbdul Wahab bersama


53

dengan masyarakat mengadakan musyawarah untuk membangun MIS

Pardamean, dan musyawarah tersebut direspon baik oleh masyarakat

dan memperoleh hasil yang diinginkan maka berdirilah Madrasah

Ibtidaiyah Swasta Perdamean Sigambal.

Dengan berjalannya waktu siswa/i bertambah, dan masyarakat

daerah menyetujui untuk mendirikan bangunan sekolah yang layak

sebagaimana bangunan sekolah semestinya.Setelah diputuskan maka

masyarakat membagi kerja dalam proses pembangunan gedung sekolah

yang mana pembangunan MIS Pardamean dipimpin oleh Bapak Kepala

Desa Sigambal H. Hamzah AS. Hasil musyawarah disepakati untuk

membangun 1 (satu) lokal dengan cara swadaya masyarakat, akhirnya

berdirilah 1 (satu) ruang kelas.Seiring berjalannya waktu siswa semakin

bertambah hingga dibangunlah kembali ruang kelas dan pembangunan

tersebut berlangsung setiap tahunnya dan sampai pada tahun 1993 MIS

Perdamean berhasil menamatkan siswa angkatan pertama.

Melihat perkembangan MIS Perdamean hingga mampu

menamatkan alumni angkatan pertama, hal tersebut menarik perhatian

masyarakat dan masyarakat banyak memilih MIS Perdamean sebagai

sekolah untuk melanjutkan pendidikan. Hingga pada saat ini tahun 2021

MIS Perdamean sudah memiliki 7 (tujuh) lokal ruangan untuk belajar,

satu buah ruang guru, satu ruangan kantor dan juga kantin sekolah.

Jumlah siswa juga sudah meningkat hingga mencapai 132 siswa dengan

11 tenaga pendidik beserta operator dan juga kepala sekolah.


54

Perkembangan tersebut menjadikan MIS Perdamean menjadi

sekolah pilihan utama masyarakat lingkungan perdamean.MIS

Perdamean juga semakin dikenal dan sudah sangat populer di

masyarakat Labuhanbatu terutama masyarakat di lingkungan

Perdamean Sigambal. Hal tersebut menumbuhkan kebanggan tersendiri

bagi masyarakat terutama para tokoh yang ikut berjuang untuk

membangun MIS Perdamean mulai dari awal hingga sekarang. walau

beberapa tokoh sudah meninggal dunia, akan menjadi ladang pahala

serta amal jariyah untuk mereka yang ikhlas berjuang demi

perkembangan pendidikan.

2. Visi dan Misi MIS Perdamean Sigambal

a. Visi

“Terwujudnya Generasi yang terampil dan sehat, ceria dan mandiri”

b. Misi

- Melatih Kemampuan Sosial Anak

- Berani dan mampu berkreasi

- Membiasakan anak melakukan kegiatan sendiri

- Menamkan dasar-dasar keimanan pada anak

- Melatih baca tulis Al-Quran, Serta menanamkan gemar ibadah

3. Keadaan Guru dan Siswa-Siswi MIS Perdamean Sigambal

Keadaan guru dan siswa MIS Perdamean dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
55

Tabel 4.1
Keadaan Guru Mis Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/2021

Tempat Tanggal Pendidi Mulai


N Lahir kan Mengaj
Nama Jabatan
o Terakhi ar
r
Nurana Merbau/10-10-1977 S-I 2008
1 Kepala MI
Hasibuan,S.Pd
Perdamean/20-04- D-II Wakil Kepala
2 Dariati, A.MA 2018
1974 PGMI MI
Kamaluddin Rantauprat/19-07-
3 S-I AK 2013 Guru Kelas MI
Ritonga 1975
Sigabu Jae/19-02-
4 Febriana Ritonga S-I 2008 Guru Kelas MI
1981
Saipe Hanum Gunung Tua/29-01-
5 S-I 2014 Guru Kelas MI
Harahap 1979
Sungai Dua/22-01-
6 Yuslinawati Lubis S-I 2003 Guru Kelas MI
1982
Rantauprat/23-12-
7 Nisro Khairani S-I 2005 Guru Kelas MI
1975
Kebun Kelapa/21-
8 Halmiah, S.Pd.I S-I 2005 Guru Kelas MI
09-1963
Dedi Agusdin Rantauprapat/ 08-09-
9 SMA 2020 Guru Kelas MI
Hulu 1996

Friska Andika Bozihona/19-08-


10 S-I 2020 Guru Kelas MI
Pasaribu, S.Sos 1995
Rantauprapat/23-03- Operator/
11 Ida Fitriani S-I 2015
1993 Bendahara
Sumber : Laporan MIS Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran
2020/20211.
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa guru laki-laki sebanyak

2 orang, guru perempuan sebanyak 9 orang, hal ini menunjukkan bahwa

MIS Perdamean Sigambaldidominasi oleh guru perempuan. Selanjutnya

bila ditinjau dari segi kualifikasi pendidikan diperoleh data guru yang

berkualifikasipendidikan sarjana (S1) 9 orang (81,11%), guru yang

berkualifikasi pendidikan Diploma 2 sebanyak 1 orang (9.09%), guru

1
Dokumen Laporan Emis MIS Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/2021
56

yang berkualifikasi pendidikan SLTA sebanyak 1 orang (9.09%), dari

data tersebut menunjukkan bahwa MIS Perdamean Sigambal

sebahagian besar gurunya telah memenuhi persyaratan undang-undang.

Lebih lanjut penulis melihat linieritas guru dengan tugasnya di

madrasah ibtidaiyah belum terlihat adanya guru yang mempunyai

kualifikasi pendidikan S1 yang linier.

Tabel 4.1
Keadaan siswa MIS Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/2021
No. Kelas Jumlah Jlh Ket.
LK PR
1 I 9 7 16
2 II 5 11 16
3 III 8 12 20
4 IV 12 11 23
5 V 12 18 30
6 VI 12 14 26
Total 131

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat jumlah keseluruhan Siswa-

SiswiMIS Perdamean Sigambal Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten

Labuhanbatu, pada tahun ajaran 2020/2021 berjumlah 131 Siswa, yang

mana jumlah keseluruhan siswa kelas V(lima) sebanyak 30 siswa

masing-masing kelas berjumlah 15 siswa,pada kelas A 15 siswa dan di

kelas B 15 siswa.

4. Identitas Madrasah

Tabel 4.3
Profil MIS Perdamean Sigambal
57

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


YAYASAN PENDIDIKAN PERDAMEAN
MADRASAH IBTIDAIYAH PERDAMEAN
JLN. PENDIDIKAN NO.007 KELURAHAN PERDAMEAN
KECAMATAN RANTAU SELATAN – KABUPATEN LABUHANBATU
PROVINSI SUMATERA UTARA
NPSN: 60703582NSM : 111212100004 Email : misperdamean0@gmail.com Kode Pos :
21426
NAMA SEKOLAH MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA

MIS PERDAMEAN SIGAMBAL

NAMA KEPALA MADRASAH NURANA HASIBUAN, S.Pd.

TAHUN BERDIRI 1918

NOMOR IZIN PENDIDIKAN AHU-0005867.AH.01.04.TAHUN 2015

ALAMAT Jln.Pendidikan Perdamean Sigambal

TELEPON / FAX 0813-9727-3630

KECAMATAN Rantau Selatan

KABUPATEN Labuhanbatu

5. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah susunan personal dalam suatu organisasi

yang bergabung melalui struktur, dengan adanya struktur organisasi

tersebut akan memudahkan pimpinan mengadakan pengawasan,

kordinasikan, karena itu dibutuhkan struktur dimana setiap bagian pada

struktur itu mempunyai pungsi, sehingga sekolah terorganisasi dengan

baik, adapun untuk memperjelas struktur organisasi sebagai berikut:

PELINDUNG
Kepala Desa
58

KETUA YAYASAN

Fakhru Qodim

KEPALA SEKOLAH

Nurana Hasibuan S.Pd

PENGAWAS

GURU SEKRETARIS

Latifa Handari Hrp S.Pd Dariati A.MdP


Ernilawati Ritonga S.Pd
OPERATOR
Ikmawati S.Pd
Taufik Rit S.S Nina Kartini S.AP

Masdalila Sir S.Pd


TATA USAHA
Dahliana S.T.S.Pd
Juli Sembiring S.Pd
YuliRambe S.Pd
Yusril Nst S.Pd Friska Andika Psb S.Sos

Satia Muda Rit S.Pd


Yuslinawati Lubis S.Pd
Halimiah S.Pd.I
Dedi Agusdin Hulu

KOMITE SEKOLAH

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MIS Perdamean Sigambal

6. Persiapan Penelitian
59

Sebelum penelitian ini dilakukanterlebih dahulu peneliti

melakukan persiapan yang terkait dengan administrasi penelitian yaitu

masalah perizinan pengambilan data penelitian dengan memberikan

surat pengantar dari pihak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-

Bukhary (STITA) Labuhanbatu ke Madrasah Ibtidaiyah Swasta

Perdamean Sigambal. Langkah yang dilakukan peneliti yaitu

berkordinasi dengan pihak sekolah kepada ibu Nurana Hasibuan selaku

kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Perdamean Sigambal

meminta kesediaan untuk pengambilan data penelitian . Setelah ada

persetujuan dari pihak sekolah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Perdamean

Sigambal peneliti mengurus surat pengantar penelitian dari kampus

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Bukhary (STITA) Labuhanbatu.

Setelah melakukan persiapan administrasi peneliti juga

melakukan persiapan alat ukur penelitian yang berupa lembar observasi

berbentuk rubrik penilaian yang didalamnya terdapat 10soal yang akan

diamati oleh peneliti dibantu oleh guru pada Madrasah Ibtidaiyah

Swasta Perdamean Sigambal.

7. Deskripsi Hasil Instrumen Penelitian

a. Validitas Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, Peneliti terlebih dahulu

melakukan validasi instrumen penelitian, validasi ini digunakan

untuk mendapatkan instrumen penelitian yang berkriteria

valid.Instrumen yang divalidasi adalah tes yang berbentuk essay.


60

Peneliti melakukan validasi tesessay sebanyak 10 soal di Madrasah

Ibtidaiyah Swasta Harisma yang terletak di Pulo Padang Kecamatan

Rantau Utara Labuhanbatu, validasi tes essaydilakukan di kelas 5

(lima) sebanyak 30 siswa dengan hasil validasi menggunakan

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) V:23 dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1.Sediakan file hasil yang di peroleh dari siswa dalam bentuk dokumen

excel.

2. Buka aplikasi SPSS.

3. Setelah terbuka aplikasi SPSS klik variabel view di bagian kiri

bawah, kemudian isi variabel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9,

S10,dan TOTAL, dengan kolom bagian decimal diubah menjadi 0,

kemudian measure diubah dengan scale.

4. Setelah itu klik data view dibagian kanan bawah, kemudian copy kan

dataskor yang ada di excel ke tampilan data view SPSS.

5. Setelah itu klik menu Anliyze pada menu bar → pilih correlate →

lalu klik Bivariate Correlations.

6. Kemudian akan muncul kotak dialog dari bivariate.

7.Setelah itu pindahkan variabel S1, S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10,dan

TOTAL ke kotak variables kemudian beri centang pada pearson,two

tailed, dan signitificant correlations.

8. Klik Ok maka akan muncul hasil validitas di file SPSS V:23 output.

Tabel 4.4
Hasil UjiValidasi Tes Essay
61

No Soal rhitung rtabel Keterangan


1 0,646 0,361 Valid
**

2 0,714** 0,361 Valid


3 0,628 0,361 Valid
**

4. 0,426 0,361 Valid


*

5 0,700** 0,361 Valid


6 0,619 0,361 Valid
**

7 0,463** 0,361 Valid


8 0,714 0,361 Valid
**

9 0,713** 0,361 Valid


10 0,597 0,361 Valid
**

Dari tabel 4.1 di atas dapat diperoleh bahwa butir soal essay

nomor 1 sampai 10 valid, karena rhitung dari masing-masing butir

soal lebih besar dari pada rtabel. Butir soal nomor 1 memperoleh

hasil 0,646 ,butir soal nomor 2 memperoleh hasil 0,714, butir soal

nomor 3 memperoleh hasil 0,628, butir soal nomor 4 memperoleh

hasil 0,426, butir soal nomor 5 memperoleh hasil 0,700, butir soal

nomor6 memperoleh hasil 0,619, butir soal nomor 7 memperoleh

hasil 0,463, butir soal nomor 8 memperoleh hasil 0,714, butir soal

nomor 8 memperoleh hasil 0,713, butir soal nomor 9 memperoleh

hasil 0,597,dan butir soal nomor 10 memperoleh hasil 0,597.

Kemudian rtabel diperoleh 0,361 yang didapat dari tabel ditribusi

product momentdengan taraf signifikan 5% dengan N (jumlah

siswa) 30.

b. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dari hasil perhitungan Statistical Product and Service Solutions

(SPSS) V:22 diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut:


62

1. Sediakan file hasil yang di peroleh dari siswa dalam bentuk

dokumen excel.

2. Buka aplikasi SPSS.

3. Setelah terbuka aplikasi SPSS klik variabel view dibagian kiri

bawah, kemudian isi variabel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9,

S10,dengan kolom bagian decimal diubah menjadi 0, kemudian

measure diubah dengan scale.

4. Setelah itu klik data view dibagian kanan bawah, kemudian copy kan

data yang ada di excel ke tampilan data view SPSS.

5. setelah itu klik Anliyze pada menu bar → pilih scale→ lalu

klikreliability analysis.

6. Kemudian akan muncul kotak dialog dari reliability aliysis.

7. Setelah itupindahkan variabel S1, S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10 ke

kotak items kemudian klik menu statistic pada bagian sudut kanan

atas maka akan muncul kotak dialog kemudian klik scaleitem

deleted,klikcontinue.

8. Klik Ok maka akan muncul hasil SPSS versi 23 output.

Tabel 4.5
Hasil Uji Realibilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,821 10

Dari tabel 4.2 di atas dapat diperoleh nilai Cronbach’Alpha

sebesar 0,821 dimana dapat dinyatakan bahwa kesepuluh soal essay


63

tersebut reabel. Karena kriteria realibilitas instrumen dapat dinyatakan

reabel ketika nilai Cronbach’Alpha> 0,60.

c. Uji Tahap Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada suantu tingkat kemampuan atau bisa dikatakan untuk

mengetahui sebuah soal itu tergolong mudah atau sukar. Adapun

langkah-langkah uji tahap kesukaran dengan menggunakan SPSS

V:23 sebagai berikut:

1. Sediakan file hasil yang di peroleh dari siswa dalam bentuk dokumen

excel.

2. Buka aplikasi SPSS.

3. Setelah terbuka aplikasi SPSS klik variabel view di bagian kiri bawah,

kemudian isi variabel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10,dengan

kolom bagian decimal diubah menjadi 0, kemudian measure diubah

dengan scale.

4. Setelah itu klik data view dibagian kanan bawah, kemudian copykan

data yang ada di excel ke tampilan data view SPSS.

5. Setelah itu klik Anliyze pada menu bar → pilih descriptive statistic→

lalu klikfrequencies.

6. Kemudian akan muncul kotak dialog dari frequencies.

7. Setelah itu pindahkan variabel S1,

S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10,TOTAL ke kotak items kemudian klik


64

menu statistic pada bagian sudut kanan atas maka akan muncul kotak

dialog kemudian klikmean,klik continue.

8. Klik Ok maka akan muncul hasil SPSSV: 23 otput.

Tabel 4.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal
No Nilai Tingkat
Keterangan
soal Kesukaran Soal
1. 7,53 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
2. 7,33 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
3. 7,60 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
4. 6,87 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
5. 7,13 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
6. 7,00 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
7. 7,80 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
8. 7,33 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
9. 7,60 Tingkat Kesukaran Soal Mudah
10. 7,27 Tingkat Kesukaran Soal Mudah

Dari tabel 4.3di atas diperoleh tingkat kesukaran soal nomor 1

sampai dengan soal nomor 10 mempunyai tingkat kesukaran soal yang

mudah. Tingkat kesukaran soal di dalam hasil perhitungan SPSS

V:23 dapat dilihat dibagian hasil mean.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal dapat

membedakan antara siswa yang mana kurang atau belum menguasai

materi yang ditanyakan, yang berdasarkan indeks daya pembeda,

dapat diketahui apakah butir soal itu baik , perluh direvisi, atau

tidak. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin

mampu soal yang bersangkutan daya pembeda dengan

menggunakan SPSS V:23 sebagai berikut:


65

1. Sediakan file hasil yang di peroleh dari siswa dalam bentuk

dokumen excel.

2. Buka aplikasi SPSS.

3. Setelah terbuka aplikasi SPSS klik variabel view di bagian kiri

bawah, kemudian isi variabel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9,

S10,dan TOTAL, dengan kolom bagian decimal diubah menjadi 0,

kemudian measure diubah dengan scale.

4. Setelah itu klik data view dibagian kanan bawah, kemudian copykan

data yang ada di excel ke tampilan data view SPSS.

5. Setelah itu klikAnaliyze pada menu bar → pilih correlate → lalu

klik Bivariate.

6. Kemudian akan muncul kotak dialog dari bivariate.

7. Setelah itu pindahkan variabel S1, S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10,dan

TOTAL ke kotak variables kemudian beri centang pada pearson,two

tailed, dan flag signitificant correlations.

8. Klik Ok maka akan muncul hasil validitas di file SPSS 23 output.

Tabel 4.7
Hasil UjiDaya Pembeda Soal

No Nilai Daya Pembeda Soal Keterangan


Soal
1 0,646** Soal Baik
2 0,714** Soal Baik
3 0,628** Soal Baik
4. 0,426* Soal Baik
5 0,700** Soal Baik
6 0,619** Soal Baik
7 0,463** Soal Baik
8 0,714** Soal Baik
9 0,713** Soal Baik
66

10 0,597** Soal Baik

Dari tabel 4.4 diatas diperoleh tingkat daya pembeda soal nomor

1 sampai dengan soal nomor 10 mempunyai tingkat daya pembeda

soal baik, karena nilai yang didapat dari hasil SPPS V:23 berada pada

nilai 0,40 – 1,00 dimana mempunyai keterangan baik.

8. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Maret

hingga 2 Mei 2021 pada siswa/siswi kelas VMIS Perdamean Sigambal

yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas A dan

kelas B . Siswa kelas A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas B

sebagai kelas kontrol dengan materi bangun ruang pada pelajaran

Matematika. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan

peneliti pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebagai

berikut:

a. Deskripsi Pembelajaran di Kelas Kontrol Menggunakan Metode

Konvensional

Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol diikuti oleh seluruh

siswa/ siswi kelas 5B yaitu sebanyak 15 siswa.Kegiatan

pembelajaran di kelas kontrol. Pertemuan pada Bulan Maret,

Peneliti membukapelajaran dengan basmalah dan doa

bersama,kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan

tujuan mengajar. Kemudian peneliti menyampaikan materi yang

dipelajari yaitu bangun ruang.Sebelum peneliti menjelaskan materi


67

bangun ruang (memahami volume bangun ruang, memahami cara

menentukan volume kubus dan balok)Penelititerlebih dahulu

melakukanpretest (tes awal) untuk mengetahui awal kemampuan

siswa.

Kelas diberi perlakuan model pembelajaran konvensional

(ceramah, soal dan tanya jawab) yakni siswa diberi penjelasan oleh

peneliti mengenai bangun ruang. Kemudian peneliti memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun dalam proses

pembelajaran siswa tidak ada yang bertanya ketika peneliti

memberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah peneliiti memberi

penjelasan tentang bangun ruang, siswa diberikan kesempatan

untuk mencatat penjelasan-penjelasan pada materi bangun ruang,

kemudian peneliti memberikan soal yang akan dikerjakan secara

individu untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap

materi yang sudah diajarkan, kemudian soal dibahas secara

bersama-sama. Setelah itu siswa diberikan tugas untuk dikerjkan di

rumah.

Pada sesi penutup pembelajaran peneliti bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari

pada hari ini. Dan dilanjutkan memberikan tugas kepada siswa

tentang bangun ruang yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya.Pertemuan bulan AprilKegiatan pembelajaran di kelas

kontrol diikuti oleh seluruh siswa/siswi kelas 5 B yaitu sebanyak


68

15 siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol,Peneliti

membuka pelajaran dengan basmalah dan doa

bersama,mengabsen,kemudian peneliti peneliti memberikan

motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh dalam

belajar,setelah itu menanyakan kembali kepada siswa tentang

bangun ruang yang dipelajari pada pertemuan yang lalu.

Setelah itu peneliti memberitahukan kepada siswa materi

yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu tentang bangun

ruang (menganalisis jaring-jaring kubus,menganalisis jaring-jaring

balok). Sebelum peneliti menjelaskan materi bangun ruang

(memahami volume bangun ruang, memahami cara menentukan

volume kubus dan balok)Peneliti terlebih dahulu melakukan

pretest (tes awal) untuk mengetahui awal kemampuan siswa.

Kelas diberi perlakuan model pembelajaran konvensional

(ceramah, soal dan tanya jawab) yakni siswa diberi penjelasan oleh

peneliti mengenai bangun ruang (menganalisis jaring-jaring

kubus,menganalisis jaring-jaring balok) Kemudian peneliti

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun dalam

proses pembelajaran siswa tidak ada yang bertanya ketika peneliti

memberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah peneliiti memberi

penjelasan tentang bangun ruang (menganalisis jaring-jaring

kubus,menganalisis jaring-jaring balok), siswa diberikan

kesempatan untuk mencatat, kemudian peneliti memberikan soal


69

yang akan dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh

mana daya serap siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

Pada sesi penutup pembelajaran peneliti bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari

pada hari ini, dilanjutkan memberikan tugas dirumah. Kemudian

peneliti menutup pembelajaran dengan salam.

b. Deskripsi Pembelajaran di Kelas Ekprimen Menggunakan

Strategi Problem Based Learning

Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen diikuti oleh

seluruh siswa kelas 5 A yaitu sebanyak 15 siswa.Pembelajaran

diselenggarakan oleh guru (peneliti) dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning.Kegiatan belajar mengajar

di kelas menggunakan kelima langkah atau tahapan pembelajaran

Problem Based Learning.Kegiatan pembelajaran di kelas

eksprimen ini terdiri dari tiga bagian yaitu, pembuka, isi, dan

penutup.

Pertemuan pertama dilakukan bulan maret di kelas

eksperimen digunakan untuk mengajarkan materi bangun ruang.

Seperti biasa dibuka dengan doa bersama, mengabsen murid.

Selanjutnya siswa diminta untuk mengamati gambar dan guru

(peneliti) memberikan tanya jawab mengenai gambar tersebut. Hal

ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa yng sudah diketahui oleh

siswa dan memotivasisiswa dalam belajar.


70

Pendekatan Problem Based Learning merupakan

pembelajaran yang mengharapkan siswa lebih aktif dan guru

menjadi fasilator dalam proses pembelajaran tersebut. Oleh karena

itu siswa akan dibentuk beberapa kelompok untuk berdiskusi.

Siswa dibagi 3 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5

siswa. Kemudian peneliti memberikan soal berbeda pada kelompok

dan akan dikerjakan berkelompok,kemudian siswa

membentukkelompok siswa untuk berkumpul dengan dengan yang

menjadi bagian kelompok lain.

Untuk memahami materi dan memecahkan masalah bangun

ruang peneliti mengawali dengan membangkitkan memori

pengalaman belajar siswa yang ditemui di masyarakat. Dengan

terbangunnya pengetahuan yang sudah ada dimiliki oleh siswa

maka siswa akan lebih mudah mengikuti proses mengajar.

Kemudiansiswa melaksankan diskusi,kerjasama dan saling

membantu dengan teman lain, membangun dan menemukan

jawaban dari soal yang diberikan sehingga banyak ragam jawaban

siswa.

Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa diminta untuk

mengerjakan soal.Siswa mengerjakan soal secara individu. Pada

sesi penutup peneliti membuat kesimpulan dan memberikan PR

kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.
71

Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen diikuti oleh

seluruh siswa kelas 5 A yaitu sebanyak 15 siswa.Pembelajaran

diselenggarakan oleh guru (peneliti) dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning.Kegiatan belajar mengajar

di kelas menggunakan kelima langkah atau tahapan pembelajaran

Problem Based Learning.Kegiatan pembelajaran di kelas

eksprimen ini terdiri dari tiga bagian yaitu, pembuka, isi, dan

penutup.

Pertemuan pertama dilakukan bulan April di kelas

eksperimen digunakan untuk mengajarkan materi bangun ruang.

Seperti biasa dibuka dengan doa bersama, mengabsen murid.

Selanjutnya siswa diminta untuk mengamati gambar dan guru

(peneliti) memberikan tanya jawab mengenai gambar tersebut. Hal

ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa yang sudah diketahui oleh

siswa dan memotivasi siswa dalam belajar. Kemudian peneliti

menjelaskanmaksud dan tujuan mengajar pada pertemuan

ini,kemudian peneliti menyampaikan materi materi yang dipelajari

yaitu bangun ruang. Peneliti menjelaskan kembali pendekatan

kepada siswa agar lebih paham.

Pendekatan Problem Based Learning merupakan

pembelajaran yang mengharapkan siswa lebih aktif dan guru

menjadi fasilator dalam proses pembeljaran tersebut. Oleh karena

itu siswa akan dibentuk beberapa kelompok untuk berdiskusi.


72

Siswa dibagi 3 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5

siswa. Kemudian peneliti memberikan soal berbeda pada kelompok

dan akan dikerjakan berkelompok,kemudian siswa

membentukkelompok siswa untuk berkumpul dengan yang menjadi

bagian kelompok lain.

Untuk memahami materi dan memecahkan masalah bangun

ruang peneliti mengawali dengan membangkitkan memori

pengalaman belajar siswa yang ditemui di masyarakat. Dengan

terbangunnya pengetahuan yang sudah ada dimiliki oleh siswa

maka siswa akan lebih mudah mengikuti proses mengajar.

Kemudian siswa melaksankan diskusi,kerjasama dan saling

membantu dengan teman lain, membangun dan menemukan

jawaban dari soal yang diberikan sehingga banyak ragam jawaban

siswa.

Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa diminta untuk

mengerjakan soal.Siswa mengerjakan soal secara individu. Pada

sesi penutup peneliti membuat kesimpulan dan memberikan PR

kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

9. Uji Normalitas

1. Uji NormalitasPre-Test kontrol

Uji Normalitas Pre Testbertujuan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi normal atau


73

tidak.Selain itu juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan

jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya.

Uji normalitas pre-testpadakelas kontrol dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Pretest Kontrol
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

PRETESTKONTROL ,197 15 ,123 ,914 15 ,156

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.8 Di atas menunjukkan data berdistribusi

normal dimana pada tabel Signifikan (Sig) 0,123 lebih besar dari

pada 0,05.Untuk uji normalitas pre-test kontrol dapat juga dilihat

dari gambar histogram di bawah ini:

Gambar 4.2 Histogram Normalitas Pre Test Kelas Kontrol


74

2. Uji Normalitas Post Tes Kelas Kontrol

Uji Normalitas Post Testbertujuan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi normal atau

tidak.Selain itu juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan

jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya.

Uji normalitas pos-testpadakelas kontrol dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

POSTTESTKONTROL ,154 15 ,200* ,951 15 ,534

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan data berdistribusi

normal di mana pada tabel signifikan (sig) 0,200 lebih besar dari 0.05

sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu:

1. Jika nilai signifikan (Sig) lebih besar dari 0,05 maka data

berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikan (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka data

berdistribusi tidak normal.

Untuk uji normalitas post-test kontrol dapat juga dilihat dari

histogram di bawah ini :


75

Gambar 4.3 Histogram Normalitas Post-Test Kelas Kontrol

3. Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen

Uji Normalitas pre-test kelas Eksperimen bertujuan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh data penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Selain itu juga digunakan sebagai

acuan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data selanjutnya. Uji normalitas pre-test pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

PRETESTEKSPRIMEN ,182 15 ,193 ,946 15 ,467

Berdasarkan tabel 4. 10 Menunjukkan hasil uji normalitas

pre-test pada kelas eksperimen adalah normal dilihat dari nilai


76

signifikan (sig) adalah 0,193 adalah lebih besar dari 0,05. Uji

normalitas pre-test eksperimen dapat dilihat pada hitogram

dibawah ini:

Gambar 4.4 Histogram Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen

4. Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen

Uji normalitas post test kelas eksperimen bertujuan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi

normal atau tidak. Selain itu juga digunakan sebagai acuan untuk

menentukan jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data

selanjutnya. Uji normalitas post test pada kelas eksperimen dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:


77

Tabel4. 11
Hasil Uji Normalitas PosttestKelas Eksperimen

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

POSTTESTEKSPRIMEN
,151 15 ,200* ,959 15 ,668

Berdasarkan tabel 4.11 Menunjukkan hasil uji normalitas

post-test pada kelas eksperimen adalah normal dilihat dari nilai

signifikan (sig) adalah 0,200 adalah lebih besar dari 0,05. Uji

normalitas post-test eksperimen dapat dilihat pada histogram

dibawah ini:

Gambar 4.4 Histogram Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen


78

10. Uji homogenitas

Uji Homogenitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui dua

atau lebih kelompok data sample berasal dari populasi yang memiliki

varian sama atau homogen. Dasar pengambilan keputusan pada uji

homogenitas yaitu: Jika nilai signifikansi(Sig) lebih dari 0,05 maka

distribusi data adalah homogen dan sebaliknya jika nilai signifikan(Sig)

kurang dari 0,05 maka data tidak homogen. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan uji homogenitas dengan SPSS versi 23.

Tabel
4.12 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Keterampilan Berhitung Matematika

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,251 1 28 ,620

Berdasarkan tabel 4.12 diatas nilai signifikan(Sig) adalah 0.620

lebih besar dari 0,05 maka data ini adalah homogen.

11. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis yang digunakan pada penenlitian ini adalah uji t,

dimana uji t didapat dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Untuk

mengetahui hasil thitung maka dilakukan perhitungan menggunakan SPSS

versi 23, maka didapat hasil berikut:


79

Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 76,768 6,154 12,475 ,000

X ,208 ,078 ,593 2,658 ,020

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesisis

menggunakan SPSS Versi 23 diperoleh nilai thitung = 2,658 sedangkan ttabel=

1,701(dilihat dari tabel t dengan df = (n1 + n2) -2 dan taraf signifikan 5%)

sehingga Haditerima dan Ho ditolak atau ada pengaruh yang signifikan Strategi

Problem Based Learning terhadap keterampilan berhitung siswa kelas V MIS

Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/21

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui adakah peningkatan berhitung matematika siswa kelas VMIS

Perdamean Sigambal dan apakah ada pengaruh terhadap keterampilan

berhitung siswa kelas V MIS (lima) MIS Perdamean Sigambal pada pokok

bahasan bangun ruang.

Pada pelaksaan pembelajaran penyebab rendahnya keterampilan

berhitung dikarenakan guru belum dapat menggunakan metode ataupun

strategi belajar yang tepat, sehingga siswa cenderung positif dalam

belajar. Sehingga dalam penggunaan strategi Problem Based Learning


80

mampu meningkatkan keterampilan berhitung siswa kelas V Mis

Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/2021 pada pokok bahasan

bangun ruang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan kemudian

divaliditaskan agar soal untuk penelitian tersebut sah digunakan untuk

mengetahui keterampilan berhitung siswa melalui penggunaan strategi

Problem Based Learning,dimana strategi Problem Based Learning

digunakan pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol digunakan

pembelajaran konvensional. Pada awalnya diberikan pre test untuk melihat

kemampuan berhitung siswa, selanjutnya pada kelas eksperimen diberi

perlakuan atau penggunaan strategi Problem Based Learning, setelah itu

diberikan post test pada kelas eksperimen.

Dari hasil penelitian diperoleh dari kelas kontrol dan diperoleh nilai

rata-rata 84,27 dengan standar deviasi 3,535. Sedangkan kelas eksperimen

diperoleh nilai rata-rata 92,93. dengan standar deviasi 4,334Bila dilihat

dari hasil nilai pre-tes dan post tes kelas kontrol dan kelas eksperimen

menggunakan Strategi Problem Based Learningcukup berpengaruh

terhadap peningkatan keterampilan berhitung siswa.

Setelah dilakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh strategi

Problem Based Learning terhadap keterampilan berhitung siswa yaitu

digunakan uji t. Uji t satu pihak dimana H a di terima dan Ho ditolak jika

thitung ≥ ttabel dan Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung≤ ttabel. Harga
81

thitungdiperoleh 2,658 dan data ttabel diketahui 1,701.Maka kriteria pengujian

data diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 2,658 ≥ 1,701.Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa adapengaruh Strategi Problem Based Learning

terhadap keterampilan berhitung siswa-siswiMIS Perdamean Sigambal

Tahun Pelajaran 2020/2021.


82

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Darihasil penelitian dan pembahasan skripsi sesuai dengan apa

yangtelah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

Darihasil penelitian dan pembahasan skripsi sesuai dengan apa

yangtelah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Keterampilan berhitung siswa dalam pembelajaran matematika di MIS

Perdamean Sigambal, dengan menggunakan pendekatan Strategi Problem

Based Learning di kelas kontrol masih rendah sedangkan di kelas

eksperimen telah melampaui nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

2. Adanya pengaruhStrategi Problem Based Learningdalam meningkatkan

keterampilan berhitung siswa kelas V MIS Perdamean Sigambal yang

dibuktikan juga melalui hasil analisis diperoleh Uji t satu pihak dimana Ha

diterima dan Ho ditolak Ini berarti antara kelas menggunakan Strategi

Problem Based Learning (eksperimen) dan kontrol yang menggunakan

metode konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi) terdapat perbedaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Strategi

Problem Based Learning terhadap keterampilan berhitung siswa-siswi

MIS Perdamean Sigambal Tahun Pelajaran 2020/2021.

82
83

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran

yang ditujukan ke berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi sekolah dan Guru

Sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan penuh terhadap

guru untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran salah satunya

adalah Problem Based Learning yang diterapkan saat pembelajaran

Matematika di kelas. Sekolah juga diharapkan dapat menyediakan sarana

dan prasarana yang diperlukan guru . Tujuannya adalah agar siswa lebih

semangat dan berperan aktif termotivasi dalam proses pembelajaran

sehingga dapat meningkatan keterampilan berhitung siswa. Guru juga

harus mampu mengalokasikan waktu dengan sebaik-baiknya ketika

menggunakan Problem Based Learning dalam pembelajaran sehingga

seluruh pembelajaran dapat diterapkan sesuai aturan.

2. Bagi Siswa

Bagi peserta didik diharapkan dapat menerapkan strategi Problem

Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berhitung, sehingga

keterampilan berhitung siswa dapat lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya


84

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan tentang

pengetahuan dan cara mengajar yang dipergunakan untuk

mempersiapkan peneliti dalam proses belajar mengajar matematikapada

masa sekarang dan mendatang.

a. Deskripsi pembelajaran di kelas control mengugunakan metode

konvensional

Kegiatan pembelajaran di kelas control diikuti oleh seluruh

siswa kelas B2 yaitu sebanyak 20 siswa. Kegiatan pembelajaran di

kelas control. Pertemuan pada bulanMaret peneliti membuka

pempelajaran dengan basmalah dan doa Bersama, kemudian

memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan mengajar.

Kemudian peneliti menyampaikan materi yang di pelajari yaitu

bentuk-bentuk geometri. Sebelum peneliti menjelaskan materi

bantuk-bentuk geometri (segita, persegi Panjang, dan persegi)

peneliti terlebih dahulu melakaukan pretes (tes awal) untuk

mengetahui awal kemampuan siswa.


85

Kelas diberi perlakuan model pembelajaran konvensional

(ceramah, soal dan tanya jawab) yakni siswa diberi penjelasan oleh

peneliti mengenal bentuk-bentuk geometri. Kemudian peneliti

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun dalam

proses pembelajaran siswa tidak ada yang bertanya Ketika peneliti

memberikan kesempatan untuk bertanya. Namun dalam proses

pembelajaran siswa tidak ada yang bertanya. Pada sesi penutup

pembelajaran peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada hari ini.

Berikutnya pertemuan bulan Maret kegiatan pembelajaran di

kelas control diikuti oleh seluruh siswa B2 yaitu sebanyak 20

siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol, peneliti membuka

pelajaran dengan basmalah dan doa Bersama, mengabsen,

kemudiaan peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar

bersungguh-sungguh dalam belajar, setelah itu menanyakan

Kembali kepada siswa tengang bentuk-bentuk geometri yang

dipelajari pada pertemuan yang lalu. Setelah itu peneliti

memberitahukan kepad siswa materi yang akan dipelajari pada

pertemuan ini yaitu tentang membuat gambarorang dari kertas

origami yang berbentuk potongan-potongan geometri. Peneliti

terlebih dahulu melakukan pretest ( tes awal) untuk mengetahui

awal kemampuan siswa.


86

Kelas diberi perlakuan model pembelajaran konvensional

(ceramah, soal dan tanya jawab) yakni siswa diberi penjelasan oleh

peneliti mengenai membuat gambar orang dari potongan-potongan

bentuk geometri. Kemudian peneliti memberikan kesempantan

kepada siswa untuk bertanya, namun dalam proses siswa tidak ada

yang bertanya. Pada sesi penutupan pembelajaran peneliti

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi

yang di perlajari pada hari ini, kemudian peneliti menutup

pembelajaran dengan salam.

b. Deskripsi Pembelajaran di kelas Ekprimen Menggunakan

strategi problem Based learning

Kegiatan pembelajaran di kelas ekperimen diikut oleh seluruh

siswa kelas B1 yaitu sebanyak 15 siswa. Pembelajaran

diselenggarakan oleh guru (peneliti) dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based learning. Kegiatan belajar mengajar

di kelas menggunakan kelima Langkah atau tahapan pembelajaran

problem Based Learning.kegaitan pembelajaran di kelas eksprimen

ini terdiri dari tiga bagian yaitu pembuka, isi, dan penutup.

Pertemuan pertama dilakukan bulanAprildikelas eksprerimen

digunakan untuk mengajar materi bentuk-bentuk geometri seperti

biasa dibuka dengan doa bersama, mengabsen murid. Pendekatan

problem Based Learning merupakan pembelajaran yang

mengharapkan siswa lebih aktif dan guru menjadi fasilator dalam


87

proses pembelajaran tersebut. Untuk memahami materi dan

memecahkan masalah bentuk-bentuk geometri peneliti mengawali

dengan membangkitkan memori pengalaman belajar siswa yang

ditemui di ruang kelas. Dengan terbangunnya pengetahuian siswa

makam siswa akan lebih mudah mengikuti proses mengajar. Pada

sesi penutupan penelitia membuat kesimpulan materi yang

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan pembelajaran di kelas eksprimen diikuti oleh

seluruh siswa kelas B1 yaitu sebanyak 20 siswa.Pembelajaran

diselenggarakan oleh guru (peneliti) dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning.Kegiatan belajar mengajar

dikelas menggunakan kelima langkah atau tahapan pembelajaran

Problem Based Learning.Kegiatan pembelajaran di kelas

eksprimen ini terdiri dari tiga bagian yaitu, pembuka, isi, dan

penutup.

Pertemuan pertama dilakukan pada bulan Mei di kelas

eksprimen digunakan untuk mengajarkan materi bentuk-bentuk

goemetri. Seperti biasa dibuka dengan doa bersama, mengabsen

murid. Kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

mengajar pada pertemuan ini.Kemudian peneliti menyampaikan

materi-materi yang dipelajari yaitu bentuk-bentuk geometri.Peneliti

menjelaskan kembali pendekatan kepada siswa agar lebih paham.


88

Pendekatan Problem Based Learning merupakan

pembelajaran yang mengharapkan siswa lebih aktif dan guru

menjadi fasilator dalam proses pembelajaran tersebut. Untuk

memahami materi dan memecahkan masalah bentuk-bentuk

geometri peneliti mengawali dengan memori pengalaman belajar

siswa yang ditemui di ruang kelas. Dengan terbangunnya

pengetahuan yang sudah ada dimiliki oleh siswa maka siswa akan

mudah mengikuti proses mengajar. Pada sesi penutup peneliti

membuat kesimpulan kepada siswa terkiat matrei yang dipelajari

pada pertemuan berikutnya.


89

Anda mungkin juga menyukai