Anda di halaman 1dari 21

STEP 1

- APGAR SCORE: Appearance Pulse Grinace Activity Respiration. Merupakan penilain terhadap
adaptasi neonatus meliputi penilaian dneyut jantung, usdaha bernapas, tonus otot, refleks
thd rangsangan dan warna kulit
- Score ballard dan dubowitz: score ballard adalah score untuk menilai gestasi bayi meliputi
neuromuskular dan fisik dimana neuromoskular meliputi postur, square window, arm coil,
sudut poplitea, sceard sign, heel to ear manuver. Fisik mnellipui kulit, lanugo, permukaan
plantarm, payudara, mata atauu telinga dan genitalia
- Dubpowits = menggabungkan penilaian dari score balladr. Neuromoskular + fisik digabung
dan menggunakan grafik regresi linier
- Kurva lubschenko dan nelhause: kurva untuk menentukan pengukuran pertumbuhan bayi
meliputi BB, PB, ukuran kepala
- Hyaline membrane disease: nama lain dari sindrom gawat nafas. Disebabkan oleh
keterlambatan maturitas paru sehingga terjadi defisiensi pada surfaktan.
STEP 2

1. Mengapa bayi tidak langsung menangis spontan saat lahir?


2. Megapa bayi mendapatkan asupan ASI melalui NGT?
3. Apa interpretasi dari keadaan bayi saat lahir?
4. Apa yang menyebabkan adaptasi intrauterine dan ekstrauterine memburuk?
5. Bagaimana cara pemeriksaan APGAR score dan interpretaisnya?
6. Bagaimana cara penilaian score ballard dan dubowitz?
7. Bagaimana penilaian dari kurva nelhause dan lubschenko
8. Bagaimana alur diagnosis dari kasus tersebut?
9. Bagaimana hubungan px foto thorak dengan hasil hyaline membran disease grade 2?
10. Bagaimana diagnosis banding dari kasus tersebut?
11. Bagaimana patofisiologi dari kasus tersebut?
12. Apa saja indikasi dilakukan resusitasi?
13. Bagaimana penatalakasanaan dari kasus tersebut?

STEP 3

1. Mengapa bayi tidak langsung menangis spontan saat lahir?


Menangis merupakan adapatsi dari sist pernafasan, yang dilakukan bayi baru lahir.
Bayi tidak mennagis  proses adaptasi sist pernafasan yang terganggu. Bisa dikatan dengan
asfiksia neonatorum = kegawatan bayi karena kegagalan bernafas secara spontan dan
terbatuk.
- Fakor dari ibu: nutrisi, oksigen. Ibu terkena hipotensi  asupan berkurang
Hipotensi bisa karena perdaearah.
Hipertensi pada Eklampsia
- Faktor plasenta: mengalami solusio placenta  placenta kebuka  asupan berkurang
Perdarahan placenta
- Faktor fetus: bayi lahir dengan tali pusar melilit leher, tali pusar menumbung
- Faktor neonatus.

BBL kita cek


- Bunyi jantung: N 180x/menit, oerlahan menurunu 140 – 120x/menit (umur bayi 30menit)
- RR: cepat pada mnei2 pertama 80x/menit disertai nafas cuping hidup dan tangisan selama
10-15menit
- Bayi pertama terbangun akan mudah terangsang, kadang disertai keluarnya lendir dari
mulut
3 masa terlewati refleks telan dan hisap mulai teratur

Secara fisiologis dari intra ke ekstra


- Adanya tek mekanik ketika bayi lahir pervaginam
- Penrunan 02 dan kenaikan CO2 yang rangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus
- Rangsangan dingin didaerah muka

2. Megapa bayi mendapatkan asupan ASI melalui NGT?


BBL tidak menangis  ada gg pada paru paru  menghisap kurang kuat  digunakan NGT.
NGT digunakan tiap 2 jam sekali.

3. Apa interpretasi dari keadaan bayi saat lahir?


BB 4500gr  N: 3,2kg. bayi mengalami kelebihan BB  indikasi SC
Placenta lhir menual, kotiledon lengkap, tidak ada tanda infark mauun hematom  tidak
terjadi perdarahan
GDS 32mg/dL  N: 30-45mg/dL

4. Apa yang menyebabkan adaptasi intrauterine ke ekstrauterine memburuk?


intra Ekstra
Sist pernafan Lewat placenta Dari paru2 dan kapiler
gizi Tergantung ibu Tergantung asupan makanan
Pengeluaran hasil Ke sist peredaran ibu Paru paru, kulit, pencernaan
metabolisme
stimulus Kinestetik atau vibrasi Macem-macem
Lingkungan fisik cairan Udara
Suhu luar tetap Berubah – ubah
Jantung dan sirkulasi darah v.umbilicalis Paru2 berkembang  tek
paru paru menurun  tek
jantung kiri lebih besar dr pd
jantung kanan  foramen
ovale menutup
Bayi didapatkan HMD grade 2  adanya gangguan adaptasi pada sist pernafasan 
kurangnya surfaktan  adaptasi memburuk

5. Bagaimana cara pemeriksaan APGAR score dan interpretaisnya?


kriteria 0 1 2
appereance Berwarna biru atau Tubuh warna merah, Tubuh dan
kepucatan ekstremitas biru ekstremitas merah
pulse Tidak teratur <100x/menit >100x/menit
grimace Tidak ada respon thp Respon sedikit Menangis, bersin,
stimulasi batuk
activi Lemah arau tidak Sedikit gerkna Gerak aktif
ada
respiration Tidak ada Lema. Tidak teratur Teratur, emnangis
Px pulse bisa dilkaukan dg jari maupun stetoskop yang diletakan pada apek jantung selama 1
menit
Px grimace dilakuakn dg selang suction yang dimasukan ke jalan napas
INTERPRETASI
7-10 = kondisi baik atau normal, tidak perlu resusitasi
4-6 = asfiksia sedang, butuhh resusitasi dan pembersihan jalan napas dan O2 sampai dapat
bernapas dengan baik
0-3 = asfiksia berat, butuh resusitasi dan O2 secara terkendali

Di skenario, 6-7-8
5 menit pertama: asfiksia sedang, butuh resusitasi
5 menit ke dua dan tiga: kondisi baik
6. Bagaimana cara penilaian score ballard dan dubowitz?
Ballard dan dubowitz untuk tentukan umur kehamilan melaui neurmuskular dan fisik
kriteria 0 1 2 3 4 5
kulit Merah spt Merah Permukaan Daerah Retak lebih Seperti
agar, muda mengelups pucat, dalam, tidiak kulit
transpara licin atau dengan retak2, ada vena mengkerut
n haluls atau tanpa vena jarang
tampak ruam,s
PD vena edikit vena
Lanugo - banyak menipis menghilang Umum tidak
ada
Lipatan - Tanda Hanya 2/3 lipatan Lipatan
plantar merah lipaytan anterioir diseluruh
sangat anterioro yang telapak
sedikit yang mlntang
melintang
payudar Hampir Aerola Aerola Aerola Aerola
a tuidak datar dan seperti titik lebih jelas, penuh,
tampak tidak ada tonjolan 1- tonjolan 3- tonjolan 5-
tonjolan 2mm 4mm 10mm
Daun Datar, dan Bentuk Bentuk Tulang Sedikit
telinga ettap lebih sempurna, rawan melemhkung,
terlipat baik, emmmbalik tebal, lunak dan
lunak dan skeetika telinga lambat
mudah kaku membalik
membalik (harusnya no
1)
Kelamin Skrotum Testis Testis Testis
pria kosong, turun, dan dibawah, bergantung,
tidak ada sedikit rugae rugae dalam
rugae rugae bagus
Kelamin Klitoris Labia Labia Klioris dan
wanita dan labia mayor dan mayor labia minior
minor minor besar dan dituutpi oleh
meninjol memnonjol minor kecil labia mayor
Pemeriksaan kematangan neuromuskular meliputi:
- Sikap
- Sudut pergelangan tangan
- Membalik lengan
- Sudut poplitea
- Tanda slempang
- Heel to ear

INTERPRETASI
nilai minggu
5 26 mgg
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44

7. Bagaimana penilaian dari kurva nelhause dan lubschenko?


Kurva lubschenko = kurva yag menunjukan hubungan UK dengan BB. Atas nomer dalam
persentil 10-90
- Kecil masa kehamilan (KMK)  bayi lahir < persentil 10
- Sesuai masa kehamilan (SMK)  antara 10-90
- Besar masa kehamilan (BMK) >90

kurva nelhause = untuk ukur lingkar kepala bayi


8. Bagaimana alur diagnosis dari kasus tersebut?
- Anamnesis
Apakah ibu punya FR seperti DMG, riwayat persalinan dengan tindakna (SC, forceps), riwayat
stillbirth
- PF pada bayi
BBL dinilai APGAR score <7  asfiksia
UK (preterm, aterm atau posterm)
BB (BBLR atau makrosomia cenderung terjadi asfiksia)
- Pemeriksaan penunjang
Gula darah

9. Bagaimana hubungan px foto thorak dengan hasil hyaline membran disease grade 2?
HMD
derajat Berat atau ringan Gambaran radiologi thorak
1 ringan Terdapat ebrcak retikulo
granlar dan sedikit
bronkogram udara
2 Ringan - sedang Bercak retinugranular
homogen pada kedua
lapangan paru dna
gakkmabran air bronkogram
yang terlihat lebih jelas dan
meluas sampai ke perifer,
dan menutupi bayangan
jantung
3 Sedang - berat Kumpulan alveoli yang kolaps
samai kedua lapangan paru
terlihat lebih opak, bayanag
jantunhg hampir tidak
terlihat, bronkogram udara
lebih luas
4 berat Seluruh thork sangat opak
atau disebut white lung
sehingga jantung tidak dapat
dilihat

10. Bagaimana diagnosis banding dari kasus tersebut?


- Asfiksia neonatorum : keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas spontan setelah
lahir. Keadaan ini disertai hipoksia, apneu, asidosis metabolik.
- HMD: ganggaun pada produksi surfaktan  alveoli kolaps. Biasanya pada bayi premature,
BBLR.
Ibu punya riwayat DMG  tembus sawar placenta  pankreas fetus bekerja keluarkan
insulin  hiperinsulinemia  glikogen disimpan dalam hepar  dipecah jadi lemak  kadar
lemak meningkat  Lahir dengan makrosmia
Terjadi hiperglikemi  kortisol menurun  pematangan paru menurun  saat lahir bisa
terjadi asfiksia
11. Bagaimana patofisiologi dari kasus tersebut?
Ibu punya riwayat DMG  tembus sawar placenta  pankreas fetus bekerja keluarkan
insulin  hiperinsulinemia  glikogen disimpan dlama hepar  dipecah ajdi lemah 
kadar lemak memningkat  Lahir dengan makrosmia
Terjadi hiperglikemi  kortisol menurun  pematangan paru menurun  saat lahir bisa
terjadi asfiksia
PATOFISIOLOGI HMD DAN ASFIKSI

12. Apa saja indikasi dilakukan resusitasi?


1. Adanya sumbatan jalan napas : darah / lendir/ mekonium
2. Kondisi depresi pernapasam dan kardiovaskuler
3. Syok hipovolemik
4. Kerusakan neurologi

Tujuan

- Memberikan lingkungan yang baik dan mengusahakan sal napas tetap bebas dan
merangsang timbulnya pernapasan agar O2 dan CO2 berjalan lancar.
- Memberikan bantuan pernapasan yang aktif pada bayi yang menunjukan susaha pernapasan
lemah
- Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
- Menjaga agar sirkuasi darah tetap baik.

13. Bagaimana penatalakasanaan dari kasus tersebut?


BBL: dinilai apakah cukup bulan? Air ketuban jernih? Bernapas atau menangis? Tonus otot
baik?
Jika tidak  berikan kehanagtn, bersihkan jalan napas, keringkan, rangsang, reposisi
Lalu evaluasi pernapasan, warna kulit

14. Pertumbuhan dan perkembangan neonatus


15. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan nutrisi pada neonatus
STEP 7:

1. Mengapa bayi tidak langsung menangis spontan saat lahir?


• Setelah lahir,anak mulai bernapas dalam waktu beberapa menit dan memiliki irama
pernapasan yang normal kurang dari 1 menit
• Pernafasan tiba-tiba diakibatkan oleh: (1) asfiksia ringan pada proses kelahiran
• Impuls oleh sensoris yang timbul karena pendinginan kulit yang tiba-tiba.
• Bayi tidak bernapas  hipoksik (kurang O2) dan hiperkapnik (lebih CO2)  stimulus
tambahan pusat pernapasan  timbul pernapasan
• Bayi yang terlambat bernafas dan tidak bernafas sama sekali kemungkinan karena:
(1)perdarahan intracranial atau kontusio otak yang menyebabkan sindrom gegar
otak disertai pusat pernapasan yang sangat tertekan.
(2) hipoksia fetus yang lama selama persalinan dapat menyebabkan depresi pusat
pernapasan yang serius
• Hipoksia sering terjadi selama persalinan akibat:
(1) kompresi tali pusat
(2) pemisahan plasenta premature
(3) anestesi yang berlebihan pada ibu yang menekan oksigenasi bahkan pada
darahnya sendiri
• Pada orang dewasa kegagalan bernapas hanya 4 menit saja sering menyebabkan kematian,
tetapi neonates sering bertahan selama 10 menit akibat gagal bernapas setelah lahir.
Kerusakan otak yang permanen dan serius terjadi bila pernapasan terlambat lebih dari 8
sampai 10 menit. Ternyata lesi nyata yang banyak berkembang terdapat di thalamus, dalam
kolikulus inferior dan area batang otak lainnya sehingga banyak mempengeruhi fungsi
motorik tubuh secara permanen.
Sumber : (buku ajar IKA jilid 3)

kekurangan O2 misalnya pada :


• partus lama ( CPD, servik kaku dan atonia/innversia uteri )
• ruptura uteri yang memberat ; kontraksi uterus yang terus menerus
mengganggu sirkulasi darah keplasenta
• tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada placenta
• prolapsus ; tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul
• pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
• perdarahannya banyak mis : plasenta previa dan solusio plasenta
• kalau placenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas ( serotinus ) disfungsi
uri
Sumber : Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC

Faktor asfiksia:
• Factor ibu
– Penyakit
• Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis & psikologis, nefritis akut,
DM.
– Usia
• Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia ibu di bawah 20 th &
pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.
– Keadaan social ekonomi
• Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal
ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik & pengawasan antenatal
yang kurang.
• Factor janin
– Hidramnion , kehamilan ganda umumnya akan menakibatkan lahir bayi BBLR.
SUMBER : buku ajar IKA jilid 3

2. Megapa bayi mendapatkan asupan ASI melalui NGT?


BBL tidak menangis  ada gg pada paru paru  menghisap kurang kuat  digunakan NGT.
NGT digunakan tiap 2 jam sekali.

3. Apa interpretasi dari keadaan bayi saat lahir?


BB 4500gr  N: 3,2kg. bayi mengalami kelebihan BB  indikasi SC
Placenta lhir menual, kotiledon lengkap, tidak ada tanda infark mauun hematom  tidak
terjadi perdarahan
GDS 32mg/dL  N: 30-45mg/dL

4. Apa yang menyebabkan adaptasi intrauterine ke ekstrauterine memburuk?

Intrauterine Ekstrauterine
Lingkungan fisik Cairan Udara
Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah – ubah
Gizi Tergantung pada zat – zat gizi Tergantung pada tersedianya
yang terdapat dalam darah bahan makanan dan
ibu kemampuan saluran cerna
Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin Berasal dari paru – paru ke
melalui plasenta pembuluh paru – paru
Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui paru –
metabolism peredaran darah ibu paru, kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan
Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau Bermacam – macam stimuli
vibrasi
(Tumbuh Kembang Anak, Soetjiningsih)
5. Bagaimana cara pemeriksaan APGAR score dan interpretaisnya?

Penilaian APGAR
0 1 2
Appearance (warna kulit) Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerah – merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
( frekuensi nadi )
Grimace ( reaksi Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk/bersin
rangsangan) ( grimace)
Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif
sedikit fleksi
Respiration (pernafasan) Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik/menangis

• Penilaian skor APGAR dilakukan pada:

– Menit ke-1 setelah kelahiran, yaitu untuk menilai kemampuan adaptasi bayi
terhadap perubahan lingkungan dari intrauterine ke ekstrauterine atau untuk
menilai keadaan fisiologis bayi baru lahir.

– Menit ke-5, untuk menilai keberhasilan tindakan resusitasi yang dilakukan serta
sebagai penentu prognosis.

– Menit ke-10.Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa


mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis. Penilaian dapat
dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi

Pembagian asfiksia neonatorum :

1. Vigorous baby
Skor APGAR 7 – 10 .dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa

2. Mild moderate asphyxia (asfiksia sedang)


skor APGAR 4 – 6.Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung > 100 / menit ,
tonus otot kurang baik atau baik , sianosis , refleks iritabilitas tdk ada

3. Asfiksia berat
Skor APGAR 0 – 3.Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung <100/menit ,
tonus otot buruk , sianosis berat dan kadang2 pucat , reflex iritabilitas tidak ada

- Asfiksia berat dengan henti jantung


Dimaksudkan dengan henti jantung ialah keadaan :
 Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir
lengkap
 Bunyi jantung bayi menghilang postpartum
(Buku Ilmu Kesehatan Anak, jilid 3, Staf pengajar FK UI hal 1076 )
6. Bagaimana cara penilaian score ballard dan dubowitz?
7. Bagaimana penilaian dari kurva nelhause dan lubschenko?
8. Bagaimana alur diagnosis dari kasus tersebut?
9.
Bagaimana hubungan px foto thorak dengan hasil hyaline membran disease grade 2?
HMD
Derajat Berat/Ringan Gambaran Radiologi
Thoraks

I Ringan Kadang normal / gambaran


granuler, homogen, tidak
ada air bronchograms

II Ringan- Seperti gambaran diatas plus


Sedang gambaran air bronchograms

III Sedang-Berat Seperti gambaran diatas plus


batas jantung kabur

IV Berat “white lung” / paru putih


menyeluruh
10. Bagaimana diagnosis banding dari kasus tersebut?

11. Bagaimana patofisiologi dari kasus tersebut?


PATOFISIOLOGI HMD DAN ASFIKSI
12. Apa saja indikasi dilakukan resusitasi?
5. Adanya sumbatan jalan napas : darah / lendir/ mekonium
6. Kondisi depresi pernapasam dan kardiovaskuler
7. Syok hipovolemik
8. Kerusakan neurologi

Tujuan

- Memberikan lingkungan yang baik dan mengusahakan sal napas tetap bebas dan
merangsang timbulnya pernapasan agar O2 dan CO2 berjalan lancar.
- Memberikan bantuan pernapasan yang aktif pada bayi yang menunjukan susaha pernapasan
lemah
- Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
- Menjaga agar sirkuasi darah tetap baik.

13. Bagaimana penatalakasanaan dari kasus tersebut?


BBL: dinilai apakah cukup bulan? Air ketuban jernih? Bernapas atau menangis? Tonus otot
baik?
Jika tidak  berikan kehanagtn, bersihkan jalan napas, keringkan, rangsang, reposisi
Lalu evaluasi pernapasan, warna kulit

14. Pertumbuhan dan perkembangan neonatus


15. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan nutrisi pada neonatus

Anda mungkin juga menyukai