Anda di halaman 1dari 8

Kasus 4

Tipe lesi : Pacth

Bentuk lesi : Rhomboid/ oval

Ukuran lesi : >1 cm (2 cm)

Lokasi lesi : bagian tengah dorsum lidah

Warna lesi : Putih sampai kemerahan

Tepi lesi : Berbatas jelas

Anamnesa pasien :

 Apakah bercak merah tersebut sakit?


Alasan: karena MRG ini asimptomatik
 Sudah berapa lama bercak merah timbul?
Alasan: untuk melihat progres perkembangan MRG dan biasanya MRG bersifat akut. Jika
kronis bisa mengarah kepada hiperplastik candidiasis
 Apakah bercak merah tersebut bertambah besar?
Alasan: untuk mendiagnosis apakah dia persisten ukurannya atau bertambah besar, karena
MRG biasannya karakteristiknya persisten
 Apakah terdapat lesi lain dibagian mukosa mulut lain, terutama adanya lesi merah dibagian
palatum dan sudut bibir, kapan, lesi mana terlebih dulu muncul ?
Alasan: karena RMG biasanya disertai oleh lesi candidiasis lain di bagian mukosa mulut, bisa
jadi pada bagian palatum akibat kontak dengan lesi RMG membentu “Kissing Lesion”.

 Apakah bercak merah tersebut menyebar atau di satu tempat?

Alasan: untuk mengetahui apakah lesi berbatas jelas atau tidak


 Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol, sejak kapan?
Alasan: salah satu faktor presdisposisi RMG
 Apakah pasien memakai gigi tiruan?
Alasan: Perhatikan kebersihan mulut pasien, dan periksa keadaan gigi tiruan yang kasar dan
berpori karena dapat mempermudah perlekatan candida. Selain itu gigi tiruan merupakan
factor predisposisi kandidiasis mulut pada orang tua)

 Apakah anda mempunyai riwayat penyakit? Seperti asma? Jika ia apakah anda menggunakan
inhaler steroid?

Alasan: karena saat menggunakan obat steroid akan mengakibatkan terjadinya imunosupresi

 Apakah anda sering meletakkan lidah di langit langit mulut atau mengemut?

Alasan: karena saat lidah diletakkan di palatum mole, lidah menjebak saliva pada palatum
sehigga bisa terbentuknya

 apakah pernah mengkonsumsi obat obatan tertentu?

Alasan: karena mengkonsumsi obat obatan tertentu seperti penicilin, NSAID, dan
Sulfonumides dapat mengindikasikan penyakit drug-induced lichenoid reaction

 Apakah bercak merah tersebut timbul pada lidah saja atau ada juga pada bagian yang lain?

Alasan: karean RMG hanya timbul pada tengah dorsum lidah. Dan druginduced lichenoid-
reaction bisa timbul pada daerah lengan.
Pemeriksaan penunjang :
 Diagnosis dapat diambil berdasarkan gambaran klinis
 Dilakukan dengan metode scrap menunjukkan hasil positif hifa jamur pada pemeriksaan
mikroskopis sekitar 85%
 Metode smear sitologi yang diobati dengan potasium hidroksida (NaOH), KOH, Gram, atau
pewarna asam-Schiff (PAS) secara berkala akan mengungkapkan organisme awal dengan
pseudohyphae bercabang.
 Biopsi dianjurkan apabila untuk membedakan dengan jenis lesi yang lain, apalagi pada lesi
RMG bentuk nodul dan lobul. Selain itu juga, apabila metode smear menunjukkan hasil
negatif.

Diangnosis kerja : Median Rhomboid Glositis/ Atrofi Papilla Sentral

Diagnosis banding (DD) :

• Semua lesi yang ada merahnya dapat dijadikan DD


• Geografik toungue :
Biasanya berada di dorsum dan lateral lidah, terlihat seperti patch merah atrofi yang dikelilingi
oleh lesi putih dan hyperkeratosis jaringan. Adanya rasa iritasi terutama ketika mengonsumsi
makanan pedas.
• Atrofik Glositis

- Tipe lesi pacth terjadi atrofi papilla dorsal lidah


- lesi muncul akibat kekurangan vit B
- Adanya eritema dan fisur pada lidah, rasa seperti terbakar dan sensitif akan sakit
- Tanda klinis pada pasien sifilis
• Pernicious Anemia

- Jarang terjadi, namun banyak terjadi pada orang tua di Eropa bagian utara
- Penyakitnya megaloblastic anemia, dikarenakan penyerapan cobalamin (Vit B12) yang
buruk
- Sensasi terbakar pada lidah, mukosa bukal, dan pada mukosa bukal yang lain
- Tipe lesi focal patch adanya eritema dan atrofi pada lidah umumnya
- Lidah dapat terlibat 50- 60 %
• Eritroplakia

- Patch merah pada mukosa membran


- Faktor predisposisi pada parokok tembakau, pengguna alcohol berat dan kekurangan
nutrisi.
- Lokasi umum : lantai dasar mulut, lidah, palatum lunak, retromolar mukosa.
- Area focal putih menunjukkan keratosis, lesi fleksibel jika dipalpasi, kecuali bersifat
invasive dan indurasi jaringan dapat terjadi.
• Drug induced lichenoid reaction

- Penicillin, gold, NSAID, and sulfonamides merupakan contoh obat yang berhubungan
dengan perkembangan DILRs.
- Lesi unilateral berbentuk ulser disertai adanya eritematous
- Dan juga bentuk lesi putih reticular atau papul
- Penampakan klinis hampir sama dengan kutaneus lichen planus
Eritematous Candidiasis :

- Dikenal sebagai atrofi akut candidiasis, disebabkan karena antibiotic spektrum luas,
- Adanya rasa terbakar dikarenakan kehilangan papilla filiform dorsal lidah, palatum, lesi
merah, dan lesi berbentuk macula.

• Lichen planus : plaque- like, homogen

- Etiologi belum diketahui, namun dikaitkan reaksi imunologis yang abnormal menyerupai
reaksi hipersensitivitas. Selain itu diduga karena stress.
- Lesi ini bersifat bilateral, bentuk reticular, ulser, erosive, plak, popular, atrofik
(eritematous), erosive bersifat sakit, dan menetap.
- Pasien merasa tidak nyaman, rasa terbakar dan sensitive. Dalam bentuk plak mirip dengan
leukoplakia.
• Eritema Migrans/ Geografik toungue

- Biasanya berada di 2/3 dorsum dan lateral lidah,


- Terlihat seperti patch merah multiple, adanya zona eritema karena atrofi dari papilla
filiformis dan dikelilingi oleh lesi putih kekuningan dan hyperkeratosis jaringan.
- Asimptomatik, walau pun adanya rasa iritasi terutama ketika mengonsumsi makanan
pedas.
- Lokasi lain yang terlibat : mukosa bukal, mukosa labial, palatum, dan jarang pada dasar
mulut.
• Discoid lupus erythematosus (DLE) :
- Tidak ada gejala, dikarenakan kelainan autoimun, terjadi pada usia pertengahan, terutama
pada wanita, hanya muncul pada kulit, wajah dan kulit kepala, bukal mukosa, gingiva dan
lesi pada vermillion bibir sering ditemui.
- Lesi bentuk ulser atau eritematous, warna putih, keratotic striae menyebar ke perifer. Hasil
pemeriksaan serologi tidak ditemukan antibodi.
- Gambaran histopatologi menunjukkan kehilangan sel basal, limfosit berada pada interface
atau perivascular keratosis.

Penatalaksanaan pasien :
 Menghilangkan faktor resiko yaitu seperti mengurangi faktor predisposisi (merokok, alcohol,
pemakaaian gigi tiruan, inhalasi steroid pada pasien asma)
 Terapi antifungal tidak selalu efektif menyembuhkan lesi, namun pemakaian secara berkala
diikuti dengan penilaian ulang (evaluasi) klinis pada pasien dapat membantu.
 Pemakaian antifungal bentuk tablet hisap paling efektif untuk RMG ini, karena kontak adekuat
dengan lesi serta waktu yang dibutuhkan cukup baik dengan syarat obat tablet tersebut tidak
kunyah namun dihisap sampai habis.
 Lesi nodular dan lobula tidak dapat di sembuhkan hanya dengan antifungal
 Obat anti jamur :
- Topical
1. Nistatin
Nystatin Topikal : 4-5x/hari selama 10-14 hari
Cream, pastille, oral suspention : 3-4x/hari selama 7 hari
2. Klotrimazole
Cream : 2-3x/hari selama 3-4 minggu
Solution : 5 mL, 3-4x/hari selama 2 minggu
- Sistemik :
1. Fuconazole
Capsul : 50-100 mg/hari selama 2-3 minggu
2. Ketoconazole
Tablet 200-400 mg 1-2x/hari selama 2 minggu

Anda mungkin juga menyukai