Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil (PNS), selain Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK), merupakan bagian dari profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN), sesuai dengan Undang-Undang ASN no. 5 tahun 2014. Di dalam
Undang-Undang tersebut disebutkan juga ASN memiliki 3 fungsi dan peran
utama, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

Namun, fenomena yang terjadi saat ini sebagian besar ASN masih belum
menjalankan fungsi dan perannya tersebut dengan maksimal. Citra buruk
negatif ASN itu seolah mengakar kuat dan menjadi turun menurun. Akibatnya,
sistem pemerintahan pun terganggu. Masyarakat banyak yang mengeluhkan
berbelitnya birokrasi, buruknya pelayanan publik, ditambah lagi dengan korupsi
yang sudah membudaya.

Oleh karena itu, untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, khususnya


ASN, maka dipandang perlu untuk melakukan peningkatan kinerja ASN. Usaha
perbaikan tersebut diawali dengan melakukan reformasi terhadap diklat
prajabatan bagi Calon ASN. Diklat prajabatan pola baru sekarang ini telah
memadukan antara tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi
merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, serta anti korupsi. Sedangkan, tahap aktualisasi
merupakan tahap perwujudan dari nilai-nilai dasar tersebut di tempat tugas/
tempat magang.

1 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
Seorang ASN sebagai pelaksana kebijakan dituntut memiliki kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap calon ASN haruslah
mengikuti Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS.

Pembentukan ASN yang profesional diperlukan sebuah pembaharuan


yang didukung oleh semua pihak. Proses penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS pola baru ini diharapkan dapat membentuk generasi yang mampu
membawa perubahan untuk bangsa ini. Peserta Pelatihan Dasar CPNS ini
dituntut untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN di
institusi asal, sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam kuat dalam dirinya,
bahkan menular hingga ke seluruh ASN di institusi tersebut. Nilai-nilai dasar
yang dimaksud diantaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) serta ASN juga harus mengetahui
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI yaitu Whole of Government,
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.

Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya


juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN
yang berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas
dan fungsi yang diembannya.

Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat


mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas
pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata.

Menurut beberapa penelitian kejadian penyakit infeksi merupakan salah


satu masalah karena dapat mengancam kesehatan pasien, petugas kesehatan,

2 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
dan pengunjung. WHO menjelaskan bahwa 2,5% petugas kesehatan diseluruh
dunia menghadapi pajanan HIV, sekitar 40% menghadapi pajanan virus
hepatitis B dan virus Hepatitis C, dan sebagian besar infeksi yang dihasilkan di
negara-negara berkembang.

Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu upaya untuk


menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja bagi petugas. Alat pelindung diri
seperti diantaranaya sarung tangan, masker, kaca mata pelindung,
apron/celemek, serta sepatu tertutup merupakan alternative tindakan
pencegahan bagi petugas dalam melindungi diri dari resiko penularan penyakit
selama berinteraksi dengan pasien. Alat pelindung diri harus digunakan pada
saat melakukan tindakan yang berisiko misalnya kontak dengan darah pasien,
secret, lender, kulit yang tidak utuh, dan benda yang terkonaminasi dengan
pasien.

Ketersediaan alat pelindung diri yang lengkap disuatu tempat kerja belum
menjadi jaminan untuk setiap pekerja yang akan memakainya, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi alasan untuk mereka
menggunakan alat pelindung diri. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku
penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, sistem
budaya, dan tingkat Pendidikan. Faktor yang mungkin mencakup ketersediaan
sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan dan faktor penguat
meliputi sikap petugas kesehatan, peraturan/kebijakan.

Dari Uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya kesadaran


petugas medis dalam menggunakan APD yang baik dan benar, hal ini yang
menyebabkan masih tingginya infeksi nosocomial yang terjadi (Infeksi yang di
dapatkan dari pusat kesehatan) maka penulis mengambil topik “Peningkatan

3 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis di Puskesmas
Tamaona”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar (LATSAR) yaitu membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik. Nilai-nilai ANEKA yang telah dimasukkan dalam rancangan
aktualisasi diharapkan dapat menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa.

Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan


prinsip Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan untuk melaksanakan kegiatan
optimalisasi kegiatan bagi Penulis di UPT Puskesmas Tamaona

b. Tujuan Khusus
Dilakukannya aktualisasi ini agar para petugas di UPT Puskesmas
Tamaona sebagai pelayan klinis dapat meningkatkan keselamatan diri dan pasien
dengan penggunaan APD yang baik dan berkelanjutan.
2. Manfaat
a. Bagi peserta diklat:
1) Mampu menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada diri sendiri maupun dalam
pekerjaan yang dilakukan;
2) Mampu melaksanakan tugas dan perintah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

4 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
3) Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna,
dinamis, dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan kerja.

b. Bagi unit kerja:


1) Terselenggaranya pelayanan publik yang optimal dilingkungan kerja
UPT Puskesmas Tamaona.
2) Terwujudnya lingkungan dan budaya kerja yang kondusif dan
menjunjung kegotongroyongan.
c. Bagi organisasi:
1) Sebagai bahan evaluasi kebijakan dan kegiatan pelayanan publik yang
dilakukan oleh unit kerja;
2) Sebagai stimulus dalam penyelenggaraan pelayanan publik kedepan.
d. Bagi stakeholder:
1) Terciptanya pelayanan publik yang optimal dan terpercaya bagi
masyarakat;
2) Terwujudnya integrasi antar instansi dalam melaksanakan pelayanan
publik yang maksimal, efektif, dan efisien.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi untuk pembelajaran
agenda Sikap Perilaku Bela Negara, pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar
ASN, aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan
Peran ASN dalam NKRI serta mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang
dilaksanakan selama 30 hari kerja di Puskesmas Tamaona.

5 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Enrekang berlangsung
hari mulai tanggal sampai, dengan tahapan kegiatan :
1. Tahapan internalisasi nilai – nilai dasar ANEKA serta peran dan kedudukan
ASN, dilaksanakan tanggal 25 Oktober 2019 sampai 15 November 2019
bertempat di Balai Diklat Kabupaten Gowa.
2. Tahapan aktualisasi dilaksanakan tanggal 16 November 2019 di UPT
Puskesmas Tamaona.
3. Tahapan evaluasi kegiatan aktualisasi, dilaksanakan tanggal Jumat 18
Desember 2019 bertempat di Balai Diklat Kabupaten Gowa.

6 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
BAB II

NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara, ada beberapa nilai-


nilai dasar yang harus dimiliki oleh Aparatus Sipil Negara (ASN) diantaranya;

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut atara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran
dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang

7 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas
personal antara lain ''Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi
dan membuat perbedaan?". Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan
dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.

2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan
hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab
untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang digunakan
untuk melihat tingkat akuntabilitas individu seorang PNS adalah apakah
individu mampu untuk mengatakan "Ini adalah tindakan yang telah saya
lakukan, dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya
menjadi lebih baik.

3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama ketompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah "Saya", tetapi yang ada adalah "Kami". Dalam
kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam
sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja
organisasi yang diharapkan.

4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi /
institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.

8 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik
terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakehoider adalah tanggung jawab
organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif bermartabat.

Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas


berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Kepemimpinan, lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah


dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b) Transparansi, keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c) Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d) Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e) Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f) Kepercayaan rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g) Keseimbangan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.

9 |L a p o r a n A k t u a l i s a s i
h) Kejelasan pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i) Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Indikator
dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, bertakwa merupakan indikator
yang mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang
menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan
segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.
Melakukan segala sesuatu disandarkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, khususnya dalam melaksanakan sebagai ASN agar
meningkatkan etos kerja.
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia, perlakuan
yang adil, mempersamakan martabat manusia tanpa membeda-
bedakan, saling menghargai dan menghormati. Sebagai ASN

10 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membeda-
bedakan.
c. Nilai persatuan Indonesia, semangat gotong-royong, kebersamaan,
senasib dan sepenanggungan.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan,
dalam Permusyawaratan PerwakilanMemutuskan sesuatu melalui
jalan musyawarah untuk mendapatkan kemufakatan tanpa ada
pemaksaan dalam menerima pendapat.
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sikap
memperlakukan publik secara adil tanpa memandang status sosial,
agama, ras, etnik dan sebagainya.
f. Kerja keras, artinya pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam
melakukan sesuatu.
g. Disiplin, berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan
yang berlaku.
h. Tidak diskriminatif, tidak membatasi, tidak melecehkan, atau
tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan,
status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan
politik.
i. Cinta tanah air, perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
j. Rela berkorban, sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu
kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau
penderitaan terhadap diri sendiri.

11 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
C. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta


keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991 dalam Kumorotomo et. al, 2015).

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam


suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-


undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

12 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator
dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

13 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja..

E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9
(sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik

14 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.
f. Kerja Keras

15 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega
dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang
dari hal yang semestinya.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Tidak menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang sudah upayakan. Seorang pimpinan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Berusaha mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

16 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
F. Peran ASN dalam NKRI

Whole of government
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektor yang selama ini terbangun. Prinsip-prinsip
whole of government (WoG) adalah kolaborasi, kordinasi, kebersamaan,
persatuan, tujuan bersama dan mencakup keseluruhan aktor diseluruh sektor
dalam pemerintahan.

Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di
Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Prinsip prinsip pelayanan publik adalah kesederhanaan, kejelasan,
kepastian hokum, akurasi produk pelayanan publik, keamanan,
tanggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kedisiplinan, kesopanan, keramahan, kenyamanan.

Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

17 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i
Sistim merit merupakan prinsip utama dalam UU ASN yang mencakup
transparansi, akuntabilitas, obyektifitas dan keadilan.

18 | L a p o r a n A k t u a l i s a s i

Anda mungkin juga menyukai