Anda di halaman 1dari 27

KONJUNGTIVITIS

VIRUS

PEMBIMBING:
dr. RAHASIA TAUFIK,
Sp.M(K)

NUR INZANA DEWI OCTAVIA


Nama : Ny. A
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl.Tidung VII
Agama : Islam
No RM : 286325

IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama :Mata kiri Merah sejak 2 hari lalu

Pasien datang ke Poli mata RS TK II Pelamonia dengan keluhan


mata merah di mata kanan sejak ± 2 hari SMRS. Pasien mengaku
awalnya setelah bangun pagi, pasien merasa mata kiri menganjal
dan sedikit berair, kemudian merah. Keluhan tersebut disertai gatal,
kotoran pada mata, silau, pandangan mata kabur, sakit
tenggorokan (-), demam (-). Riwayat trauma pada mata disangkal.
Keluarga yang mempunyai keluhan yang sama adalah suami
pasien. Riwayat alergi disangkal. Riwayat pengobatan tidak ada.
Riwayat diabetes mellitus (+), riwayat keluarga : Suami juga
mengalami hal yang sama

ANAMNESIS PASIEN
Kepala : Bentuk bulat,simetris, Rambut tidak
mudah dicabut
Mata : Lihat status oftalmologis
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan nyeri
tekan (-)
Thoraks : Simetris kiri dan kanan
Pulmo : Bising -/- : Ronkhi -/-
Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal

STATUS GENERALIS
OD OS
STATUS LOKALIS OFTALMOLOGI
Palpasi OD OS
Tensi Ukuler Tn Tn
Nyeri tekan (-) (+)
Massa tumor (-) (-)
Glandula Tidak ada Tidak ada
Preaurikuler Pembesaran pembesaran
Palpasi OD OS

VISUS
VOD : 6/9 Tidak dikoreksi
VOS : 6/15

TONOMETRI
Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PALPASI
OS : tampak konjungtiva
hipermis (+), inj
konjungtiva (+), injeksi
OD :Tampak konjungtiva siliar (+),lakrimasi (+)
hipermis (-), inj kornea edem (-), BMD
konjungtiva (-), kornea kesan normal, iris coklat,
jernih, BMD kesan kripte (+) , pupil bulat (+),
normal, iris coklat, kripte sentral (+), lensa jernih (+)
(+), pupil bulat (+), sentral
(+), lensa jernih (+)

PEMERIKSAAN SLIT LAMP


Pasien perempuan 41 tahun datang ke Poli mata RS TK II Pelamonia
dengan keluhan mata merah di mata kanan sejak ± 2 hari SMRS. Pasien
mengaku awalnya setelah bangun pagi, pasien merasa mata kiri menganjal
dan sedikit berair, kemudian merah. Keluhan tersebut disertai gatal,
kotoran pada mata, silau, pandangan mata kabur, sakit tenggorokan (-),
demam (-). Riwayat trauma pada mata disangkal. Keluarga yang
mempunyai keluhan yang sama adalah suami pasien. Riwayat penyakit
diabetes mellitus (+), Riwayat alergi disangkal. Riwayat pengobatan tidak
ada.Pada pemeriksan oftamologis, Oculus sinistra (OS) : visus: 6/15,
kedudukan: sentral, pergerakan bola mata: kesegalah arah, TIO : Lunak
perpalpasi, palpebra superior/ inferior: edema (-), hiperemis (+),cilia :
sekret (-), apparatus lakrimalis: lakrimasi (+), : konjungtiva: hiperemis
(+),inj. siliar(+),inj.konjunvtiva (+), kornea: Edem (+), sclera: hiperemis
(-), camera oculi anterior (COA) normal, iris: coklat, sinekia (-), kripte
(+), pupil: bulat (+), sentral (+), lensa: jernih (+). Pada palpasi didapatkan
nyeri tekan.

RESUME
OS Konjunctivitis
Virus
TERAPI
• Cendo Lyters EDMD 4 x1 ODS
• Cendo polygran EDMD 6 x 1 OS

PROGNOSISS
• Bonam
Konjungtiva adalah membran
Karena lokasinya, konjungtiva
mukosa yang transparan dan
terpapar terhadap
tipis yang membungkus
mikroorganisme dan faktor
permukaan posterior kelopak
lingkungan
mata

Konjungtivitis virus adalah


penyakit mata yang umum
ditemukan baik di Indonesia
62% dari kasus konjungtivitis
maupun di seluruh dunia.
penyebabnya adalah virus.
Karena begitu umum dan
banyak kasus yang tidak
dibawa ke perhatian medis

PENDAHULUAN
ANATOMI
Peradangan pada konjungtiva. Istilah
ini mengacu pada peradangan yang
tidak spesifik dengan penyebab yang
beragam. Virus merupakan agen infeksi
yang umum ditemukan selain
konjungtivitis bakterial, alergi, dan lan-
lain.

DEFENISI
Agen Infeksi
(Kontaminasi llingk.
Flora normal eksternal, organ
sekitar atau melalui
aliran darah)

Perubahan pada
mekanisme pertahanan
Respon Primer dan
tubuh atau jumlah
Sekunder
koloni flora normal
yang meningkat

Inflamasi pada

PATOFISIOLOGI
Konjungtiva
KONJUNGTIVITIS KONJ. VIRUS

Penyebabnya Follikular akut

Eksudat K.Virus Kronik

Usia kejadiaannya

Perlangsungannya

KLASIFIKASI
KONJ. VIRUS
FOLLIKULAR AKUT
KRONIK

Demam Befarokonj.
Faringokonjungtiva Moloskum Kontag.

Keratokonjungtivitis Blefarokonj. Variclla.


Epid. Zooster

Konj. Hemorragic akut

Konj. Herpetik

Konj. New Castle


• satu atau dua gejala utama (demam, faringitis, dan
konjungtivitis),terjadi bilateral atau unilateral. Limfadenopati
Demam
Faringokonjungti preaurikuler yang muncul tidak disertai nyeri tekan
va

• Biasanya gejala sistemik tdk. ada dan bilateral.


Berlangsung 7-14 hari. Bisa terdpt. keratitis epitel,
Keratokonjungti
sensitivitas kornea normal, perdarahan konj. Dan edema
vitis Epid. palp.

• Masa inkubasi yang pendek (sekitar 8-48 jam) dan berlangsung


singkat (5-7 hari). Gejala dan tandanya adalah rasa sakit,
Konj.
fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata,
Hemorragic akut edema palpebra, dan perdarahan subkonjungtiva.

GEJALA KLINIS
Konj. • Umumnya terjadi ada anak-anak,unilateral, disertai

Herpeti sekret mukoid, dan fotofobia, Sering disertai


keratitis herpes simpleks, nyeri tekan nodus
preaurikuler.
k

Konj.
• Bersifat unilateral walaupun dapat bilateral,
memberikan gejala influenza dengan dsubfebril ,
sakit kepala dan nyeri sendi. Pada mata akan

New terlihat edema palpebral ringan, kemosis dan secret


yang sedikit, dan folikel-folikel yang terutama
ditemukan pada konjungtiva tarsal superior dan
Castle inferior. Pembesaran kelenjar getah bening yang
tidak nyeri tekan

GEJALA KLINIS
• Benjolan-benjolan kecil moluskum (pd. margo
Befarokonj. palp.).
Moloskum
Kontag.

• Zoster: konjungtivitis biasanya papilar, tetapi


ada juga folikel, pseudomembran dan vesikula,
Pada thp. awal timbul pembesaran kel. limfe
preaurikular
Blefarokonj. • Varisela: sering terjadi konjungtivitis kataralis
Variclla. Zooster yg. ringan

GEJALA KLINIS
• Anamnesis yang teliti mengenai keluhan pasien dan
riwayat terdahulu sangat penting dalam menegakkan
diagnosis konjungtivitis virus. Pada penyakit ini, pasien
akan mengeluhkan gejala-gejala yang berkaitan dengan
proses infeksi (bengkak, merah, nyeri) dan beberapa hari
kemudian akan muncul infiltrasi di bagian subepitel.
Infiltrasi subepitel akan muncul sebagai keputihan di
daerah kornea yang bisa menurunkan visus pasien untuk
sementara waktu. Sebagian dari pasien akan mengalami
pembengkakan di daerah kelenjar getah bening di bagian
depan telinga (preaurikula).

DIAGNOSIS
Pem. mikroskopis Pada semua kasus
kerokan konj. perlu dilakukan
uji sensitisasi.
(pewarnaan Gram pem. langsung
atau Giemsa) dan pembiakan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak
di atas 1 tahun atau pada orang dewasa
umumnya sembuh sendiri dan mungkin
tidak diperlukan terapi, namun antivirus
topikal atau sistemik harus diberikan untuk
mencegah terkenanya kornea . Pasien
konjungtivitis juga diberikan instruksi
hygiene untuk meminimalkan penyebaran
infeksi

PENATALAKSANAAN
Prognosis penderita
konjungtivitis baik
karena sebagian besar
kasus dapat sembuh
PROGNOSIS spontan (self-limited
disease), namun
komplikasi juga dapat
terjadi apabila tidak
ditangani dengan baik.
KERATITIS

PSEUDOMEMBRAN ULKUS KORNEA

KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai