Bi Isi New N2
Bi Isi New N2
PEREKONOMIAN DI INDONESIA
DOSEN PENGAMPU :
Dr. IRAWAN, M.Si
JURUSAM MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini berjudul
“Pengaruh Ekspor Impor Terhadap Perkembangan dan Perekonomian di Indonesia” ini
disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. Irawan, M.Si Kami berharap
agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
maupun kekurangan baik dari segi tata bahasa, pengetikan serta materi.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini memiliki rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh ekspor impor dalam perkembangan perekonomian di Indonesia?
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab menurunnya atau meningkatnya ekspor impor
bagi perekonomian di Indonesia?
3. Kebijakan apa saja yang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan ekspor impor di
Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kuala Lumpur, Inggris, Manila, Ottawa, New Delhi, Paris, Riyad, Seul, Singapura, Tokyo,
Washington, Taipe, dan masih banyak lagi.
Nilai ekspor Indonesia Agustus 2019 mencapai US$14,28 miliar atau menurun 7,60
persen disbanding ekspor Juli 2019. Demikian juga jika dibanding Agustus 2018 menurun
9,99 persen. Ekspor non migas Agustus 2019 mencapai US$13,40 miliar, turun 3,20 persen
disbanding Juli 2019. Demikian juga disbanding ekspor non migas Agustus 2018, turun
7,18persen.
4
Penurunan terbesar ekspor non migas Agustus 2019 terhadap Juli 2019 terjadi pada bahan
bakar mineral sebesar US$157,9 juta (8,23 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi
pada perhiasan/permata sebesar US$168,8 juta (25,31 persen).
Nilai impor Indonesia Agustus 2019 mencapai US$14,20 miliar atau turun 8,53 persen
disbanding Juli 2019, demikian pula jika dibandingkan Agustus 2018 turun 15,60 persen.
Impor non migas Agustus 2019 mencapai US$12,56 miliar atau turun 8,76 persen dibanding
Juli 2019, demikian pula jika dibandingkan Agustus 2018 turun 8,77 persen. Impor migas
5
Agustus 2019 mencapai US$1,63 miliar atau turun 6,73 persen dibandingJuli 2019, dan turun
46,47 persen dibandingkan Agustus 2018.
Penurunan impor non migas terbesar Agustus 2019 dibanding Juli 2019 adalah golongan
mesin/pesawat mekanik sebesar US$259,8 juta (9,88 persen), sedangkan peningkatan terbesar
adalah golongan benda-benda daribesi dan baja sebesar US$46,4 juta (14,77 persen).
6
Tapi banyak perusahaan Indonesia banyak meminjam dolar AS. Di tahun berikut,
ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan
tersebut, level efektifitas hutang dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata
uang lokal meningkat.
Pada Juli, Thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan
jalur perdagangan dari 8% ke 12%. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus
1997, pertukaran floating teratur ditukar dengan pertukaran floating bebas. Rupiah jatuh lebih
dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi
karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat.
Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Moody’s
menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi junk bond.
Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada
November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul di neraca perusahaan.
Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang
disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu
dengan cara menjual rupiah, dan menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Masalah pasar Asean-China dalam kerangka Asean China Free
Trade Agreement(ACFTA) juga menjadi problem yang cukup kompleks. Karena produk hilir
Indonesia tidak mampu bersaing hadapi produk asal China. Sedangkan andalan Indonesia di
pasar bebas Asean-China tersebut lebih pada komoditas primer seperti minyak sawit mentah
(crude palm oil/CPO), karet, dan batu bara. Dengan demikian pasar domestik akan kebanjiran
barang China dan komoditas dari negara Asean lainnya. Implementasi ACFTA bisa menjadi
bumerang jika banjirnyaconsumer goods semakin tak tertahankan.
Faktor pendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai
berikut:
a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
c. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi.
d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut.
e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
7
f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
h. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
8
3. Pembatasan impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang
yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi
kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi
impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju,
masing-masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak
boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap
perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya.
4. Pengekangan ekspor sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export
Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint
Agreement = ERA).
VER adalah suatu pembatasan kuota atas perdagangan yang dikenakan oleh pihak negara
pengekspor dan bukan pengimpor. Contoh yang paling dikenal adalah pembatasan atas
ekspor mobil ke Amerika Serikat yang dilaksanakan oleh Jepang sejak 1981.
VER pada umumnya dilaksanakan atas permintaan negara pengimpor dan disepakati oleh
negara pengekspor untuk mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya. VER
mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi perangkat
kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari
sudut pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor
dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal bagi negara
pengimpor.
VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tarif yang membatasi
impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam
tariff menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata
mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan kandungan lokal.
Persyaratan kandungan local (local content requirement) merupakan pengaturan yang
mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak
AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang
mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang berawal dari nilai tambah
domestik. Ketentuan kandungan lokal telah digunakan secara luas oleh negara berkembang
yang beriktiar mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan kepada pengolahan bahan-
9
bahan antara (intermediate goods). Di amerika serikat rancangan undang-undang kandungan
local untuk kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini belum diberlakukan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekspor impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli barang yang dilakukan oleh
dua atau lebih negara untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di negara yang
bersangkutan. Perkembangan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam menentukan
roda perekonomian di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang
sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan
internasional. Dan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang diupayakan pemerintah dalam
kegiatan ekspor impor di Indonesia maka seiring waktu, ekspor impor akan semakin menuju
target dari tujuan-tujuan negara Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://berandailmu33.blogspot.com/2016/12/makalah-pengaruh-ekspor-impor-dalam.html
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/09/16/1573/ekspor-agustus-2019-mencapai-us--14-
28-miliar--impor-agustus-2019-mencapai-us--14-20-miliar--turun-8-53-persen-dibanding-
juli-2019-.html
12