Anda di halaman 1dari 32

BAB I

SKENARIO 1

Mahasiswi E, 29 tahun dating ke poliklinik FK-UWKS dengan keluhan demam, anoreksia,


mual, rasa tidak nyaman di perut kanan atas, nyeri otot, mata kuning dan kencing warna gelap
BAB II

KATA KUNCI

1. Demam
2. Anoreksia
3. Mual
4. Muntah
5. Rasa tidak nyaman di perut kanan atas
6. Nyeri otot
7. Mata kuning
8. Kencing warna gelap
BAB III

PROBLEM

1. Pada kasus ini apakah diagnosisnya ?


2. Pada kasus ini apakah kemungkinan mekanisme terjadinya kelainan pada
penderita ?
3. Bagaimana prinsip penatalaksanaan pada kasus ini ?
4. Apakah kemungkinan komplikasi kelainan yang dapat di timbulkan pada
penderita ?
BAB IV

PEMBAHASAN

A. BATASAN
1. Nyeri pada lutut kiri
Nyeri adalah gejala utama dan terpenting yang selalu ada pada penyakit sendi
apapun penyebabnya. Nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala ataupun
tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi
rasa nyeri yang dialaminya.

2. Kesetrum menjalar ke punggung kiri


Ischialgia merupakan suatu kondisi dimana pada nervus ischiadicus menglami
kerusakan .Nyeri tersebut dirasakan dari pantat menjalar sampai pertengahan bagian
belakang paha .
Keluhan yang sering ditemukan dalam klinik antara lain : nyeri punggung
bawah, nyeri daerah pantat, rasa kaku atau tarik pada punggung bawah, nyeri yang
menjalar atau seperti rasa kesetrum yang dirasakan dari pantat menjalar ke daerah paha,
betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit. Selain itu dapat
juga rasa nyeri ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama
banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan, dan rasa nyeri juga
sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat. Jika dibiarkan maka lama
kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah atau tungkai bawah
yang disertai dengan mengecilnya otot -otot tungkai bawah tersebut

3. Cedera pada lutut kiri


Cedera adalah kelainan yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya
nyeri, panas, merah, bengkak, dan tidak dapat berfungsi baik pada otot, tendon,
ligamen, persendian, maupun tulang akibat aktivitas gerak yang berlebihan atau
kecelakaan. Berdasarkan waktu terjadinya terdapat dua jenis cedera yang sering
dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan kronis. Trauma akut adalah suatu cedera yang
terjadi secara mendadak, seperti robekan ligamen, otot, tendo, atau terkilir, bahkan
patah tulang. Cedera ini butuh pertolongan profesional. Trauma kronis sering dialami
oleh atlet, bermula adanya sindrom pemakaian berlebih yakni suatu kekuatan yang
sedikit berlebihan, berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
4. Kaki terpluntir kearah kiri
Terpluntirnya tibia kearah luar sehingga kaki terputar kearah luar

B. ANATOMI/HISTOLOGI/FISIOLOGI/PATOFISIOLOGI/PATOMEKANISME
1. Anatomi lutut

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia. Sendi ini
terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi
lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan
lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana ,diantara patella dan
fascies patellaris femoris.
Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel, tetapi
sebenarnya terdiri dari tiga bagiansendi yang kompleks yaitu :
 condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus dan
berhubungan dengan condylus tibiae
 satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella
dan femur
Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk bulat, pada
bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah
terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies articularis
femoris . tibiae dan patella diliputi oleh cartilagohyaline. Fascies articularis condylus
medialis dan lateralis tibiae diklinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan
lateralis.
LIGAMENTUM PADA SENDI LUTUT
A. LIGAMENTUM EXTRACAPSULAR
1. LigamentumPatellae Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian
bawah melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnyamerupakan
lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris.Dipisahkan Dari
membran synovial sendioleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh
sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum
ini dari kulit.
2. Ligamentum Collaterale Fibulare Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat
di bagian atas pada condyluslateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum
fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan
tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa
m.poplitei.
3. Ligamentum Collaterale Tibiae Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih
yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada
bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus
dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah
pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus
dan a. inferior medialis genu .
4. Ligamentum Popliteum Obliquum Merupakan ligamentum yang kuat, terletak
pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial
dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan
fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m.
semimembranosus.
5. Ligamentum Transversum Genu Ligamentum ini terletak membentang paling
depan pada dua meniscus , terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum
ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian
orang.

B. LIGAMENTUM INTRA CAPSULAR

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling
menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior
dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena
merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae
1. Ligamentum Cruciata Anterior Ligamentum ini melekat pada area
intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk
melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris.
Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut
diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi untuk mencegah femur
bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut berada dalam keadaan
fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah tibiae tertarik ke
posterior.
2. Ligamentum Cruciatum Posterior Ligamentum cruciatum posterior melekat
pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk
dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris.
Seratserat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan
menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior
akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum
posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila
sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan
mencegah tibiae tertarik ke posterior.
PERSARAFAN SENDI LUTUT
Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus yang yang
mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur pergerakan pada
sendi lutut. Sehingga sendi lutut disarafi oleh :
1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
5. N. Ischiadicus

2. Fisiologi
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak
Patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak
Patella dengan femur. Fungsi Patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau
tendon adalah sebagai pengungkit sen di lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat,
kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella
terletak pada permukaan anterior femur.
Ligament cruciatum memegang peranan sebagai stabilitas utama sendi lutut dimana
ligament cruciatum anterior membentang dari bagian anterior tibia melekat pada
bagian lateral condilus lateralis femur yang berfungsi sebagai penahan gerak translasi
os.tibia terhadap os.femur kearah anterior mencegah hyperektensi lutut dan membantu
saat roling dan gliding sendi lutut. Sedangkan ligament cruciatum posterior merupakan
ligamen terkuat dari sendi lutut, ligamen ini berbentuk kipas membentang dari bagian
posteriortibia ke bagian depan atas dan melekat pada condilus medialis femur, ligamen
ini berfungsi sebagai penahan gerak translasi os tibia terhadap os femur ke arah
posterior.
Trauma pada lutut lebih sering terjadi pada sisi medial dibandingkan pada sisi
lateral. Ligamentum collaterale laterale ( fibulare ) lebih kuat mengikat sendi
daripada ligamentum collaterale medial ( fibula ). Kerusakan pada ligamentum
collaterale terjadi sebagai akibat dari pukulan pada lutut pada sisi yang berlawanan.
Pukulan yang berat pada sisi medial dari lutut , yang mana dapat menimbulkan
kerusakan pada ligamentum collaterale fibulare , adalah jarang terjadi bila di
bandingkan dengan pukulan pada sisi lateral lutut. Meniscus medialis melekat kuat
pada ligamentum collaterale tibialis dan frekuensi kerusakan 20 kali lebih sering terjadi
di bandingkan dengan meniscus lateralis. Meniscus yang robek dapat menimbulkan
bunyi “ click “ selama ekstensi dari kaki, bila kerukan lebih berat potongan sobekan
dari cartilago dapat bergerak di antara permukaan persendian tibia dan femur.. Hal ini
menyebabkan lutut menjadi terkunci pada posisi sedikit fleksi.
Bila lutut di gerakkan ke anterior dengan berlebihan ataupun bila lutut hiper-
ekstensi, ligamentum cruciatum anterior dapat robek sehingga menyebabkab sendi lutut
menjadi tidak stabil. Dan bila lutut di gerakkan ke posterior dengan berlebihan maka
ligamentum cruciatum posterior dapat robek. Tindakan bedah pada ligamentum
cruciatum melalui transplantasi ataupun artificial ligamentum di gunakan untuk
memperbaiki kerusakan.

3. Histologi
Struktur tulang
Jaringan tulang mempunyai banyak komponen jaringan
 Jaringan tulang keras
 Fibrosa Cartilage
 Jaringan vaskuler
 Jaringan limfe
 Jaringan lemak
 Jaringan saraf

Bagian tulang :
• Substantia spongiosa (berongga): trabeculae
• Substantia compacta (padat)
Histologi Ligamen
 T.a. tunica fibrosa bag. luar (collagen) dan membrana fibrosa bag dalam 
Membrana Synovialis

 Ligament merupakan penebalan tunica fibrosa atau berdiri sendiri.

 Fungsi:

 Merupakan stabilisator sendi pasif

 Mengarahkan gerak sendi

 Memproduksi synovium

 Terdapat serabut saraf sensosis, capilair

 T.a. serabut collagen yg sejajar bersilangan, elastin; cell fibroblast, dan matrix dg.
komponen utama: GAG’s, air,

4. Patofisiologi
Nyeri timbul karena kerusakan jaringan sehingga mengeluarkan mediator kimia untuk
merangsang system saraf sensoris. Trauma pada patella terjadi karena integritas
ligament terganggu, sedangkan terpluntir atau terkilir karena ligament membentang
melebihi kapasitas. Nyeri angkat kedepan terjadi karena ada masalah pada crucuate
ligament anterior. Nyeri angkat kebelakang karena ada masalah juga pada crucuate
ligament posterior
Ketika trauma pada lutut terjadi maka terjadi benturan sehingga cedera langsung pada
ligament yang membuat kerusakan pada ligament sehungga terjadi rupture ligament.

5. Patomekanisme

RUPTURE
LIGAMEN

NYERI

ANGKAT ANGKAT MENJALAR


KE BELAKANG KE DEPAN KE PUNGGUNG
C. JENIS JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
1. Ruptur Anterior Cruciatum Ligament
Anterior cruciatum ligamen (ACL) adalah salah satu dari empat ligamentum utama di
dalam lutut yang menghubungkan tulang tibia dan femur. Fungsi utama ligamentum ini
adalah untuk mencegah tulang tibia bergeser ke arah depan dari tulang femur dan untuk
mengontrol gerakan rotasi dari lutut. Ruptur ACL adalah robeknya ligament anterior
cruciatum yang menyebabkan sendi lutut menjadi tidak stabil sehingga tulang tibia
bergeser secara bebas.

Patofisiologi
ACL mencegah translasi anterior tibia tehadap femur dan berfungsi untuk
meminimalisasi rotasi tibia. Fungsi sekunder ACL adalah untuk mencegah posisi
valgus dan falrus pada lutut, terutama saat ekstensi. Cedera ACL menyebabkan
perubahan kinematika lutut. Terkait dengan patologi yang terjadi, penundaan
rekontruksi ACL dapat mengakibatkan terjadinya Osteoarthitis. Sekitar 15% dari kasus
rupture ACL menjalani Total Knee Replacement (TKR)
ACL menerima suplai darah dari arteri middle genuelate, sehingga jika terjadi rupture
ACL akan terjadi haemoarthrosis. Namun, meskipun lokasinya intra-artikular, ACL
adalah Ektrasinovial karena tidak memiliki zat-zat penyembuh luka, maka jika terjadi
ruptur ACL akan sulit sembuh dengan sendirinya
ACL dapat mengalami over stretch, meregang secara berlebihan, dan menarik meniscus
itu sampai lepas dari lutut kaki. Meniscus adalah semacam tulang putih yang membantu
menstabilkan lutut saat menekuk sehjingga tidak ada pergerakan ke arah samping.
Cedera ini bisa terjadi bila ACL tertarik sangat keras. Ini salah satu mengapa hasil
pemeriksaan MC MURRAY dinyatakan positif pada pasien

Gejala klinis
Penderita paska operasi ruptur ACL kan di temui berbagai tanda dan gejala yaitu pasien
nyeri dibagian luar dan belakang lutut, haemoarthrosis yang disebabkan dari
pendaraghan ligament, dan yang paling sering adalah ada suara “pop” dari lutut dan
lutut terasa longgar/tidak stabil.
Pemeriksaan Fisik
lachman test, anterior drawer test

Pemeriksaan penunjang
MRI

2. Ischialgia
Ischialgia adalah merupakan suatu kondisi dimana pada nervus ischiadicus terdapat
gangguan distribusi persyarafan sehingga menyebabkan rasa tidak enak atau nyeri
yang di rasakan sepanjang perjalanan nervus ischiadicus.

Patofisiologi
Penekanan pada serabut N. Ischiadicus pada sekitar sendi panggul oleh berbagai
sebab akan memberikan perangsangan sehingga akan menimbulkan nyeri yang
bertolak dari pada panggul bawah dan menjalar sampai dengan tungkai dan nyeri ini
dirasakan pada satu tungkai saja, karena ada nyeri maka timbul spasme pada otot-otot
yang dilewati. Seperti m. Gluteus, m. Triceps surae, m. Hamstring dan pada otot-otot
pada vertobra lumbosacral. Pemeriksaan Laseq positif dikarenakan berkaitan dengan
nervus ischiadicus yang berhubungan dengan ischialgia

Gejala
Keluhan yang sering ditemukan dalam klinik antara lain: nyeri punggung bawah,
nyeri daerah pantat, rasa kaku atau terik pada punggung bawah, nyeri yang menjalar
atau seperti rasa kesetrum yang dirasakan dari pantat menjalar ke daerah betis
bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit. Selain itu dapat juga
rasa nyeri ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan, dan rasa nyeri juga sering
diprovokasi karena mengangkat barang yang berat

Pemeriksaan fisik
 Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang
tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising. Dan masih
ada tes tes yang lain bisa dikonsultasi dengan Kang Arjuno disini.
 Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau
lordosis lumbal yang mendatar.
 Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang
belakang.
 Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
 Reflek :
o KPR ↓ dan atau APR ↓
o Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.
pemeriksaan penunjang
 Foto rontgen lumbosakral
 Elektromielografi
 Myelografi
 CT scan
 MRI

3. Ruptur Posterior Cruciatum Ligament


Posterior Cruciate Ligament (PCL) adalah ligamen terkuat pada lutut. Ligamen ini
mencegah tibia bergerak terlalu banyak dan menggelincir ke belakang femur.
Ligamentum posterior cruciatum merupakan penahan utama pada tibia posterior. PCL
bertindak terutama sebagai dua bundel terpisah yang fungsional, dengan bagian
anterolateral yang berperan terutama pada fleksi dan gerakan posteromedial yang
sebagian besar berada dalam ekstensi.
PCL terdiri dari daerah fungsional yang berbeda dimana band anterolateral dan
posteromedial adalah dua yang terbesar. Komponen anterolateral berjalan dari aspek
anterior permukaan intercondylar dari condyle femoralis posterolateral untuk
memasukkan pada aspek lateral
fossa tibial posterior. Bundel posteromedial muncul dari bagian posterior situs insersi
femoralis dan memanjang secara miring untuk dimasukkan pada aspek medial fosa
tibialis posterior.
Bundel anterolateral mengencangkan dengan fleksi lutut, sedangkan komponen
posteromedial mengencangkan dengan ekstensi lutut
Penyebab
Cedera pada Ligamen Posterior Cruciate terjadi apabila menekan secara langsung pada
bagian depan lutut ketika lutut ditekuk, seperti saat membentur dasbor dalam
kecelakaan mobil atau jatuh dengan keras pada lutut yang ditekuk. Ligamen juga dapat
tertarik atau teregangkan dalam cedera yang memutar lutut, yang dapat terjadi jika
Anda mendarat secara tidak tepat setelah melompat.

Gejalanya termasuk:
• Persendian lutut tidak stabil
• Rasa nyeri pada persendian lutut
• Lutut membengkak dan terasa ngilu di bagian belakang lutut (Popliteal Fossa)

Pemeriksaan Fisik
posterior sag, posterior drawer test

Pemeriksaan Penunjang
MRI

4. Cidera Ligamen Collateral Medial Sendi Lutut


Cidera ligamen collateral medial sendi lutut merupakan salah satu cidera pada sendi
lutut yang mengenai tali pengikat sendi bagian medial yang diakibatkan oleh trauma
langsung pada bagian medial sendi lutut, penekanan yang berlebihan oleh karena berat
badan yang berlebih, beban kerja yang berlebihan atau salah gerak pada posisi
eksorotasi lutut yang menyebabkan terulurnya ligamen collateral medial yang
kemudian akan menimbulkan rasa nyeri pada lutut bagian medial serta adanya
gangguan stabilitas sendi lutut.

Gejala
Apabila dilakukan gerakan pasif pada otot-otot yang mengalami spasme akan timbul
rasa nyeri terulur dan ini akan mempercepat terjadinya kaku sendi yang kemudian
diikuti atropi otot. Akibat lanjut dari adanya atropi otot adalah gangguan stabilisasi
sendi. Nyeri akibat gangguan stabilisasi sendi terjadi karena adanya iritasi berulang
pada sendi tersebut, dimana zat algogen yang merupakan zat iritan akan menimbulkan
nyeri. Nyeri pada ligamen collateral medial sendi lutut dimulai dari adanya
trauma/injury yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. Jika terjadi kerusakan
jaringan, maka sel-sel yang rusak melepaskan zat-zat kimiawi seperti prostaglandin,
histamin dan bradikinin . Zat-zat tersebut yang dikenal dengan zat algogen merupakan
zat-zat iritan yang meningkatkan sensitivitas nosiseptor sehingga timbul nyeri

Pemeriksaan
Pemeriksaan umum pada cidera ligamen collateral medial sendi lutut yaitu :
1) Nyeri (derajat sakit).
2) Ada tidaknya keterbatasan lingkup gerak sendi (ROM).
3) Kualitas bengkak (oedem).
4) Kekuatan otot penggerak utama gerakan sendi lutut yang berhuungan langsung
dengan cidera ligamen collateral medial , misalnya: m. grasilis, m. semiteniosus dan
m. sartorius yang tergabung dalam pes anserinus.
5) Gait analisis (pola jalan).
Sedangkan pemeriksaan yang lebih bersifat khusus untuk mengetahui adanya
ketidakstabilan sendi lutut adalah dengan tes hyperm obilitas valgus pasif (positif).
Namun demikian diperlukan juga pemeriksaan gerak yang lain pada lutut yang
memungkinkan terjadinya cidera jaringan lunak lain di lutut seperti:
1) Tes hyperekstensi.
2) Tes gravity Sign.
3) Tes laci sorong.
4) Tes endorotasi-eksorotasi pasif.
5) Tes lachmane.
6) Tes pivot shift.

5. Tendinitis Patella
Tendinitis patella adalah suatu kondisi dimana terdapat cedera pada tendon
patella. Secara makroskopik ditemukan adanya degenerasi pada tendon akibat
adanya gangguan vaskular dan reaksi inflamasi. Secara histologi ditemukan
adanya perdarahan dan robekan tendon yang menyebabkan peningkatan jumlah
sel inflamasi, namun beberapa peneliti berpendapat bahwa tidak ada sel-sel
inflamasi pada tendinitis patella tapi yang ada adalah sel-sel fibroblast
Gejala
 Nyeri di sekitar tendon patella
 Pembengkakan pada sendi lutut
 Nyeri di sekitar lutut saat melompat, berlari dan berjalan terutama saat menuruni
tangga
 Nyeri di sekitar lutut saat fleksi dan ekstensi kaki
 Terasa lunak saat perabaan di sekitar lutut
 Lutut terasa lemah
 Snapping sensation pada waktu gerakan jongkok
 Nyeri terus-menerus yang mengganggu saat tidur di malam hari.

Pemeriksaan Fisik
 Nyeri tekan pada bagian inferior dan superior patella dan tuberositas tibia
 Ketegangan otot-otot hamstring dan quadriseps
 Ligamen-ligamen pada sendi lutut tetap stabil
 Range of motion sendi lutut tetap normal
 Hasil pemeriksaan neovaskularisasi yang normal
 Hasil pemeriksaan sendi panggul dan pergelangan kaki yang normal
 Efusi lutut intra artikuler (jarang)
BAB V
HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

a. Ruptur Anterior Cruciatum Ligament


b. Ischialgia
c. Ruptur Medial Cruciatum Ligament
BAB VI

ANALISIS DARI DEFFERENTIAL DIAGNOSIS

- ANAMNESIS
Nama : Tn. Jayus
Usia : 40 tahun

Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kiri

- GEJALA KLINIS
1. Riwayat Penyakit Sekarang
 Saat ini rasa nyei pada lutut kiri
 1 jam yang lalu mengalami cedera pada lutut kiri setelah terjatuh dari tangga
dengan posisi lutut terpluntir kearah kiri
 Ketika mengangkat lutut kirinya terasa seperti kesetrum menjalar ke
punggung kiri

2. Riwayat Penyakit Dahulu


 belum pernah mengalami sebelumnya
3. Riwayat Keluarga
 Di keluarga tidak ada penyakit seperti ini
4. Riwayat Obat-obatan
- Belum meminum obat apapun
5. Riwayat Penyakit sosial
- Pak Jayus bekerja sebagai sopir
- Punya dua anak
- PEMERIKSAAN FISIK
- Vital Sign
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tensi : 130/90 mmHg
3. Nadi : 110x/menit
4. RR : 28x/menit
5. Suhu : 37,8oC

Inspeksi / Look :

Tanpa tanda peradangan, edema

Palpasi/ Feel :
- Nyeri tekan pada regio patela
- Tidak mampuan dan nyeri pada ekstensi, fleksi, endorotasi pada ekstremitas
inferior sinistra. (tes MC MURRAY (+), tes Apley (+), Laseq (+)

Gerakan/ Movemen :
Tidak mampu melakukan gerakan pada pertengahan di bagian medial patela
sinistra dan ketidak mampuan ekstensi jari pada regio patela sinistra.

- PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen
Tidak ada fraktur Os patella
BAB VII

HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

Berdasarkan hasil dari diskusi kelompok kami, kami menyimpulkan pasien di diagnosa
mengidap penyakit Medial Cruciatum Ligament.
BAB IX

MEKANISME DIAGNOSIS

NYERI
FLEXI
MEDIAL
CRUTIATUM
TERPLUNTIR LIGAMENT APLEY +
KAKI KIRI

NYERI
POSTERIOR RONTGEN
CRUTIATUM TIDAK ADA
NYERI LIGAMENT FRAKTUR
EKSTENSI

KESETRUM
ISCHIALGIA LASEQ +
DI PUNGGUNG

PEMERIKSAAN
MC MURRAY +
YANG ARTINYA
TERJADI
GANGGUAN
PADA
MENISCUS
BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

A. PENATALAKSANA

Setelah diagnosis ditegakkan, baik secara klinis, dengan maupun tanpa pemeriksaan
penunjang, maka langkah selanjutnya adalah memberikan pengobatan.
 Terapi Latihan

Pengaruh terapi latihan yaitu dapat memberikan efek pengurangan nyeri, baik
secara langsung maupun memutus siklus nyeri spasme nyeri. Gerakan
yang ringan dan perlahan merangsang propioceptor yang merupakan aktivasi
dari serabut afferent berdiameter besar. Terapi latihan yang dapat di berikan
adalah strengthening yaitu salah satu latihan yang bertujuan untuk menguatkan
bagian otot. Dalam hal ini, dilakukan latihan quadricep bands dan hamstring
setting exercise yang berguna untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps
dan hamstring. Latihan ini merupakan penguatan isometrik dimana otot
berkontraksi tanpa disertai perubahan panjang otot maupun pergerakan sendi.
Selain dapat meningkatkan kekuatan otot, efek dari latihan ini adalah memompa
pembuluh darah balik, sehingga metabolisme lancar dan dapat mengurangi
pembengkakan

Terapi Latihan pada kasus post rekrontruksi medial craciatum ligament yaitu
memperbaiki balance dan meningkatatkan kuatan otot. Latihan yang diberika
adalah latihan mengangkat lutut di atas level jantung untuk mengurangi
pembengkakan serta mengistirahatkan kaki untuk mengurangi pembengkakan

 Terapi Obat

Terapi obat pada pasien ini menurut kelompok kami hanya membutuhkan obat
penghilang nyeri dan vitamin untuk menjaga kondisi pasien

B. PRINSIP TINDAKAN MEDIS

Kelompok kami berpendapat bahwa tindakan medis yang paling tepat untuk pak
Jayus yaitu terapi. Tindakan terapi dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan
Medial Cruciatum Ligament yang terjadi, dan untuk terapi obat kelompok kami
berpendapat jika pasien hanya diberi obat penghilang rasa nyeri. Pada MCL ini tidak
perlu melakukan operasi pada pasien cukup dengan latihan fisik,meminum obat
penghilang nyeri dan untuk kerusakan sarafnya perlu melakukan fisioterapi.
BAB X

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien/Keluarga Pasien

1. Mengatakan kepada keluarga bahwa pak Jayus menderita kerusakan pada MCL (Medial
Cruciat Ligamen)

2. Mengatakan kepada pak Jayus untuk minum obat secara teratur agar mempercepat proses
penyembuhan

3. Mengatakan kepada pak Jayus bahwa kerusakan pada MCL (Medial Cruciat Ligamen) dapat
sembuh tanpa operasi. Untuk kerusakan sarafnya pak eko perlu menjalani fisioterapi.

Tanda untuk merujuk pasien

Beberapa faktor resiko terjadinya MCL (Medial Cruciate Ligament) adalah:

• Komplikasi dari MCL (Medial Cruciate Ligamen) yang diderita pak Jayus antara lain
timbulnya komplikasi rekonstruksi berupa gangguan pertumbuhan, deformitas valgus dan
perbedaan panjang tungkai.

Peran Pasien/Keluarga untuk Penyembuhan

1. Keluarga membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari selama proses penyembuhan

2. Mengingatkan pasien untuk meminum obat serta menjaga diri dari hal-hal yang dapat
membahayakan kaki selama proses penyembuhan (seperti: naik turun tangga)

3. Mengatakan kepada pasien untuk menghindari gerakan yang memicu rasa sakit pada kaki
kiri dan sekitarnya

4. Mengatakan kepada pasien untuk tidak terlalu memaksa kaki kirinya untuk melakukan
aktivitas agar tidak makin parah.
Pencegahan

Pencegahan: MCL (Medial Cruciate Ligamen )dapat dicegah dengan cara tidak melakukan
aktivitas yang dapat memicu terjadinya kembali penyakit tersebut atau lebih berhati-hati dalam
beraktivitas.

a. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya

b. Tidak merokok, karena rokok dapat menyebabkan tulang keropos

c. Berhati-hati dalam melakukan aktifitas terutama naik turun tangga

d. Meminum vitamin untuk kesehatan

e. Olah raga
DAFTAR PUSTAKA

David Selvia. 2016. EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT MENINGKATKAN dTINGKAT


KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING PADA LANSIA DENGAN NYERI
SENDI. STIKES RS. Baptis Kediri.

Bawono Adicahyo, 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Ischialgia Akibat


Spondylosis Vertebra Lumbal 4-5 Di Rsud Saras Husada Purworej. Program Studi
Diploma Iii Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wicaksono Aan Endar, 2012. Penatalaksanaan Fisioterapi


Pada Kondisi Ischialgia Bilateral Dengan Modalitas Short Wave Diathermy Dan
Traksilumbal. Program Studi Diii Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Setio Bimontoro. 2016. “TINGKAT PENGETAHUAN ATLET TENTANG CEDERA


ANKLE DAN TERAPI LATIHAN DI PERSATUAN SEPAK BOLA TELAGA
UTAMA”. SKRIPSI. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yoga Alfian. 2015. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST


OPERASI RUPTUR ANTERIOR CRACIATUM LIGAMENT (ACL) DI RS. AL. Dr
RAMELAN SURABAYA. Naskah Publikasi. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Adamczyk Grzegorz, 2002. Posterior Cruciate Ligament Injuries And Its Treatment. Carolina
Medical Center, Warszawa

Ikhwan Zein Muhammad. 2013. Cedera Anterior Cruciate Ligament (Acl) Pada Atlet Berusia
Muda . Medikora Vol Xi. No. 2

Boroh Zeth. 2016. PENATALAKSANAAN CEDERA TENDINITIS PATELLA PADA


ATLET BULUTANGKIS. Jurnal olah raga prestasi. Ilmu kedokteran olahraga FKUI

Lumongga Fitriani, 2004. Sendi Lutut, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
TUGAS PBL
SKENARIO 1

KELOMPOK 16

NAMA NPM

Johan Witono (16700088)


I Komang Siki Dharma Yusa (16700090)
Kurnia Putri Ismaida (16700092)
Made Metu Bayu Kubera (16700094)
Dewi Manik Aulia Fadli (16700096)
Ahmed Abdillah (16700098)
Ahmad Hafizy (16700100)
I Wayan Andika Pramana (16700102)

Pembimbing Tutor : dr. Anna Lewi Santoso, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016/2017

Anda mungkin juga menyukai