Anda di halaman 1dari 76

REVIEW T H T

1
KELAINAN TELINGA

Kokhlear:
- SNHL
-TINITUS
Vestibuler:
-Labirinitis
-Meniere
-BPPV

Ot Hematom
Pseudo O H Atresia OM Efusi
Erisiphelas O E sirkumskr OMSA /K
Perikhodritis O E difusa Otosklerosis
Kongenital O E maligna 2
Kelainan telinga luar
1 kel daun telinga 2 kel liang telinga
Kongenital Cerumen
Mikrotia Benda asing
Atresia MAE Serangga, biji, kapas, mainan dll
Fistel preaurikuler Infeksi
Infeksi Herpes zozter
Perikondritis Otomikosis
Erisipelas Ot ekt sirkumskripta
Trauma Ot ekt difusa
Othematoma Ot ekt maligna
Pseudoothematoma Otitis ekt Bulosa
Ruptura MT
3
Kelainan kongenital DAUN telinga

FISTEL
MIKROTIA
PREAURIKULER

4
radang DAUN telinga

ERISIPELAS PERIKONTRITIS
DD :
1. Warna kulit =
− Normal  Pseudoothematoma
HEMATOMA merah − Merah  Hematoma
2. Punksi =
– Darah  Hematoma
– Serous  Pseudoothematoma

CAULIFLOWER
PSEUODO OTHEMATOMA

KALSIFIKASI
Kelainan LIANG telinga
1 Kongenital
Atresia
2 Cerumen
3 Otitis eksterna
– Virus
Herpes  Rampsay Hunt Syndrome
– Bakteri
Otitis ekt sirkumskripta
Otitis ekt difusa
Otitis ekt maligna
– Jamur
Otomikosis
4 Korpus alienum 6
- Serumen diproduksi kelenjar kelenjar
ceruminous di ⅓ bag luar Meatu
Akustikud Externus
MIRINGITIS BULOSA -Fungsi cerumen:
- membawa keluar kotoran debu dll
- proteksi MAE dr air, bakteri, jamur,
iritasi kulit
Lunak Kapas lilit, irigasi dgn air
hangat
- Keras  Ekstraksi dgn haak
. . . bila sulit . . lunakkan dulu
(di tetesi dg Carbolgliserin 10 % 3hr)
 irigasi dg air hangat 7
Otitis EKSTERNA Sirkumskripta
– ⅓ bag luar  batas jelas
– abses difolikel rambut =
furunkel,
– nyeri utk buka mulut
– dd Mastoiditis
Difusa
– ⅔ bag dalam,
– Lesi luas batas tak jelas

Otitis Ekt Maligna


– DM, nekrotik tulang –
osteomielitis osteitis
– nyeri hebat malam
– Gran di batas pars
mebranaseus-oseus 8
OTOMIKOSIS
Infeksi jamur pd meatus eksternus Klinis
Etiologi subyektif
 Aspergillus niger - Gatal & nyeri telinga
 Kandida albicans Obyektif
- Adanya debris yang berisi
Predisposisi faktor hifae :
- hilangnya serumen hitam  Aspergiles N
- humiditas tinggi putih  Candida Albic
- udara panas
- trauma lokal
- Tetes antibiotk lama Terapi
- Oortoilet dengan sol
Burowi
- Lokal anti jamur
clotrimazole
miconazole
- Analgesik
BENDA ASING
1. Benda Hidup: klaper, nyamuk, semut, lalat
2.Benda Mati:
- Organik : kacang, kedelai, daun
- An-Organik : batu, cotton bud, mainan, dll
Ekstraksi benda asing dapat dilakukan dengan alat
pengait kecil atau berlubang.
Benda asing berupa biji2an→dikeluarkan dg cara
spoeling
Serangga dimatikan dg cairan (rivanol, air, gliserin
minyak goreng) → selama 10 menit → dikeluarkan
Jika kecil dg cara irigasi, kalau besar diambil dg
pengait atau pinset
Benda asing organik higroskopis jangan kena air 
mengembang
KORPUS ALIENUM Baterai jangan kena air  asam keras korosif
Eritema atau ekskoriasi di Tx dg AB tetes + tampon 10
HERPES ZOSTER OTIKUS
Sinonim: Ramsay Hunt synd Klinis
(Herpes Genikulatum) Subyektif
Adalah infeksi virus varicela zoster 1. Nyeri hebat diwajah, m a e
pada ganglion genikulatum dan – Sulit menutup mata
ganglion saraf vestibulo kohlearis – Pendengaran menurun
Virus varicela tetap tinggal dalam – Tinitus
saraf walau penyakit yang – Vertigo
sembuh Obyektif
• Faktor resiko 2. VESIKEL multile pada daun
Usia lanjut telinga, meatus eksternus
Imuno defisiensi 3. Muka mencong karena
• Hindari kontak pada paralise fasialis
Bayi – Tes pendengaran  Tuli
Wanita hamil persepsi
Terapi
- Anti virus
Acyclovir 800mg 4-5x/hr selama 4-5 hr
- Kortikosteroid prednison 60mg 4 hr,
tapering selama 2 minggu
- Analgesik kuat tramadol 3x 50mg
- Diazepam untuk menghilangkan vertigo

Prevensi
vaksinasi usia 12-18 bulan vaksi varicela
usia 60 th vaksin varicela zoster 12
Kel TELINGA LUAR . . . . . . . .
‒ Ax: Daun telinga bengkak
‒ warna kulit normal Pseudoothematoma
‒ warna kulit merah Hematoma
‒Lobulus merah Erisiphelas
‒Lobulus bebas Perikondritis
‒ Ax: Bersihkan telinga/iritasi air, lilin sakit Otitis ekst
‒ Batas jelas ⅓ bag luar Sirkumskripta
‒ Bts tak jelas ⅔ bag dalam Difusa
‒ DM, nyreri malam, gran dibatas pars oseus-memb Maligna
– Ax: sering korek2  gatal & keluar cairan Otomikosis
– hifae hitam Aspergiles N
– hifae putih Candida Albic
– vesikulae di wajah /mae bergerombol Herpez zoster
– Nyeri wajah & MAE, erupsi/vesikulae, Rampsay Hunt Syndr
parese N VII, tuli persepsi/sensoneural
Kelainan telinga TENGAH

1OMSA
2OMSK
3 Otitis media efusa
4 otitis media tbc
5 Otosklerosis

14
• Std I ( Std kataralis) OMSA
– Ax: keluhan telinga didahului gejala ISPA
(Otalgi ± , pendengaran <, Gejala ISPA)
– Otoskopi : MT retraksi  Timpanometri : Tek < Tp C
– TX : - Dekongestan, AB, Simtomatik
• Std II (Std Hiperemi /Pra Supurasi )
– Ax: Otalgi >, Pendengaran <, Gejala ISPA
– Otoskopi: Vaskuler MT ↗ Hiperemi-Udem,
– Tx: Parasentesis k/p, AB, Dekongestan, Simtomatik
• Std III ( Std Supurasi )
– Ax: Otalgi >, Pendengaran <, Gejala ISPA
– Otoskopi: MT Bombans, Timpamometri: cairan=Tp B
– Tx: Parasentesis, AB, Simtomatik
• Std IV ( Std Perforasi )
– Ax: Otore , pendengaran <, gejala ISPA <
– Otoskopi : MT perforasi, mukopus +, pulsasi ±
– Tx: Parasentesis ( bila ada pulsasi ), Toilet telinga,
AntiBiotika, Simtomatik
• Std V ( Std Resolusi )
– Ax: pendengarann < , semua gejala hilang
– Otoskopi : MT perforasi kering.
– Terapi : Edukasi tt kebersihan telinga 15
OMSA - OMSK ………….
‒Ax: Keluhan ISPA  keluhan telinga Dx: OMSA
adl Inflamasi mukosa secret mucoid /
─Px: mukopurulen
‒Retraksi Stad retaksi
‒Bombans Stad bombans
‒Perforasi , sekret mukoid/molor Stad perforasi
Resolusi
‒Ax: Kel cairan lama(1) + pend ↙(2) Dx: OMSK
‒Px: Per central, gran -, kholest – Tipe Benigna
(perforasi kering = kumat2an)
‒Ax: Kel cairan lama(1) + pend ↙(2) + keluhan(3) Dx: OMSK
 keluhan ke 3 = gej komplikasi : Tipe Maligna
(sefalgi, vertigo, parese N VII, abses
retoaurikuler)
‒Px: Per total, atik, gran +, kholest +
KOMPLIKASI OMSK
• ABSES RETROAURIKULER
– Gej OMSK + abses di retroauruker
– TX : • Insisi
• Op mastoidektomi tipe “dinding runtuh”
• LABIRINITIS
(Difusa / Sirkumskripta = Fistula Labirin)
– Gej OMSK + vertigo + Fistula sign test (+)
– Tx: Mastoidektomi dd runtuh + tutup fistel dgg fasia
• PARALISIS FASIALIS (N VII)
– Gej omsk + Wajah asimetri
– Tx : Operasi dekompresi kanalis fasialis
• MASTOIDITIS
– Gej OMSK + Otalgi / nyeri telinga hebat
– Pem Radiologis = Rongga
• MENINGITIS
– Gej OMSK + Kejang2
– Tx: Ab, Mastoidektomi, Op bedah syaraf 17
A B
A. Abses terkait mastoid.
1. Retroaurikuler,
2. Zigomatik,
3. Abses Bezold.

B. Abses retroaurikuler dan


Bezold dilihat dari belakang

Abses Bezold. Pus mengalir melalui sisi medial


tip mastoid dan terkumpul di bawah m.
Sternokleidomastoideus atau digastric
triangle.19
Mastoidektomi
1. Rongga Terbuka ( canal wall down/dinding runtuh / radikal )
= Mastoidektomi Radikal
2. Rongga Tertutup ( canal wall up/dinding utuh )
= Mastoidektomi simpel (schwatze)

Indikasi mastoidektomi
Rongga terbuka :
OMSK tipe Maligna
OMSK dgn komplikasi
OMSK dgn tuli saraf
Rongga tertutup : OMSK tipe Benigna

Tujuan Operasi Mastoidektomi


Menghilangkan sumber infeksi
Mencegah terjadinya komplikasi
Mempertahankan fungsi pendengaran
Bila mungkin meningkatkan pendengaran
OME(efusa ) /S(serosa, skretoria )
• Keluhan :
-Pendengaran <, spt ada cairan
- suara sendiri terasa lebih nyaring, pada telinga yang
sakit (diplacusis binauralis),
• Otoskopi :
- MT retraksi (tak perforasi) tampak gambaran
kavum timpani ada cairan Air Buble
• Pem penunjang :
- Audiogram  Tuli koduksi
-Timpanogram  datar (Tp B)
• Tx: -Bila ada cairan  parasentesis
-pasang Gromet
-Tx penyebab (alergi, adenoid >,sinusitis)
otosklerosis
• Otosstapes,  stapes menjadi kaku dan tidak
dapat menghantarkan getaran suara ke labirin
dengan baik. klerosis  kapsul tulang labirin
yang mengalami spongiosis di daerah kaki
• Memb timpani normal, tuba normal, riwayat
peny telinga atau trauma kepala (‒)
• Diagnosis: audiometri nada murni dan
pemeriksaan impedance. (As)
• ± terlihat gambaran membrana timpani yang
kemerahan ok tdpt pelebaran pembuluh darah
promontium (Schwarte's sign).
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih
baik dalam ruangan bising (Paracusis Willisii).
TIMPANOMETRI/ IMPENDANCE
Tipe A: Tekanan udara di telinga
tengah normal.
(ada 3 variasi A, AD, AS)
A: bentuk grafik normal
AD : Puncak lebih tinggi 
diskontinuitas rangkaian tulang
pendengran
AS : Puncak lebih pendek 
kekakuan rangkaian tulang
pendengaran (otosklerosis)
Tipe B Tidak didapatkan
puncak/ flat, ada cairan di
telinga tengah atau perforasi
memb timpani

Tipe C : ada puncaknya namun bergeser ke


kiri menunjukkan adanya tekanan negatif
 disfungsi tuba Eustachius
Kelainan telinga dalam

1 Labirinitis
2 Meniere disease
3 BPPV
4 Presbiakusis

23
Labirinitis
• Keluhan : OMSK Maligna + Vertigo
• Etiologi :OMSK tipe maligna  menjalar ke labirin
• Otoskopi : spt pada OMSK tipe maligna
• Pem penunjang : – X foto Schuller , audiogram.
– Fistula sign test
• Terapi :
• - Mastoidektomi rongga terbuka.
- Fistel pd labirin ditutup dg fasia.
- Simtomatik ( anti vertigo )
Bening Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Istilah : Benign : tak serius atau progresif. Paroxysmal : berulang mendadak
ada periode bebas gejala. Akut: serangan mendadak intensitas makin
berkurang, tak ada periode bebas gejala. Kronis: serangan lama,
intensitas tetap. Positional : pencetus serangan o k perubahan posisi
 Vertigo mendadak yang berat dan singkat yg didahului perubahan
posisi tertentu.
 Etiologi: Trauma kapitis (tersering)  Otokonia ke kupula/kanalis s s
 TERAPI : Sebagian sembuh spontan
1. Terapi mekanik  CRT (Canalith Reposition Tx)
kembalikan otolit dari kanalis s s ke vestiblm :
– Fibrasi dg fibrator
– Parasat Epley / parasat Semont
2. Rehabilitasi (Latihan Brand Daroff)
3. Simptomatik
25
Sindroma Meniere
Sindroma tdd :
Vertigo, Tinitus, Pendengaran ↓ (kumat-kumatan)
 tuli persepsi pd freq rendah, Rasa penuh, bergemuruh
Etiologi /Patologi : hidrops endolimfatik
- endolimfa di telinga dlm: sekresi ↑ dan ekskresi ↓
shg tjd peregangan dan peningkatan tekanan
Pem: Otoskopi : tak ada kelainan, Test GLISERIN (+)
Terapi : - Simtomatik ( antivertigo )
- Diuretik, diet rendah garam
PRESBIAKUSIS
Batasan: ketulian yang disebabkan oleh proses ketuaan
Terjadi pada usia 60-80 th, dpt mulai 40 th (prekok)
Kriteria diagnosis:
- Pendengaran ↓ , sulit berkomunikasi, penderita dpt mendengar
percakapan tetapi tidak mengerti apa yg didengar, depresif, telinga
berdenging, bila mendengar suara keras telinga sakit (rekruitmen)
- Pemeriksaan otoskopi tak ditemukan kelainan
- Audiogram nada murni: tuli persepsi bilateral, simetris, Di frekwensi
frek tinggi > 1000Hz
• Audiogram ↙ki ki simetris
• Garpu tala:
rinne (+) ka ki,
Weber tak ada lateralisasi,
schwabah memendek ka ki
Diagnosis deferensial:
* Trauma Akustik
* Penyakit Meniere
* Otosklerosis stadium lanjut
VERTIGO . . . . . . . .
Ax: VERTIGO PERIFER
‒didahului gerakan/perjalanan/diayun/putar Motion Sickness
‒didahului omsk Labirinitis / Fistula
‒didahului inf virus /ispa Neuritis vestibuler
Ax
‒Vertigo + pend↙ + tinitus (15 mnit-1jam) Meniere
‒ vertigo + pend↙ + tinitus + kel N VII Neuroma akustik
unilateral
– Ax:vertigo sangat hebat, singkat bbrp detik BPPV
didahului pergerakan posisi kepala
tertentu yg pend hafal
– Ax: gej Central Nervous System (SSP) VERTIGO SENTRAL
─ Px: Nistagmus vertikal/multidirectional Multiple sklerosis
(vertigo kel telinga dalam /perifer Degenerasi cerebellar
nistagmusnya horisontal) Stroke
LOKASI JENIS KETULIAN

konduksi sensoneural
Cerumen OME Kokhlear Retrokokhlear
Atresia MAE OMSA / K -Presbiakusis
Otosklerosis -NIHL
30
31
Kata kunci kel TELINGA LUAR . . . . . . . .
‒ Ax: Daun telinga bengkak
‒ warna kulit normal Pseudoothematoma
‒ warna kulit merah Hematoma
‒Lobulus merah Erisiphelas
‒Lobulus bebas Perikondritis
‒ Ax: Bersihkan telinga/iritasi air, lilin sakit Otitis ekst
‒ Batas jelas ⅓ bag luar Sirkumskripta
‒ Bts tak jelas ⅔ bag dalam Difusa
‒ DM, nyreri malam, gran dibatas pars oseus-memb Maligna
– Ax: sering korek2  gatal & keluar cairan Otomikosis
– hifae hitam Aspergiles N
– hifae putih Candida Albic
– vesikulae di wajah /mae bergerombol Herpez zoster
– Nyeri wajah & MAE, erupsi/vesikulae, Rampsay Hunt Syndr
parese N VII, tuli persepsi/sensoneural
OMSA - OMSK ………….
‒Ax: Keluhan ISPA  keluhan telinga Dx: OMSA
adl Inflamasi mukosa secret mucoid /
─Px: mukopurulen
‒Retraksi Stad retaksi
‒Bombans Stad bombans
‒Perforasi , sekret mukoid/molor Stad perforasi
Resolusi
‒Ax: Kel cairan lama(1) + pend ↙(2) Dx: OMSK
‒Px: Per central, gran -, kholest – Tipe Benigna
(perforasi kering = kumat2an)
‒Ax: Kel cairan lama(1) + pend ↙(2) + keluhan(3) Dx: OMSK
 keluhan ke 3 = gej komplikasi : Tipe Maligna
(sefalgi, vertigo, parese N VII, abses
retoaurikuler)
‒Px: Per total, atik, gran +, kholest +
‒ OMSK -> vertigo Labirinitis
‒ Usia ≥ 70 th, mendengar tapi tak jelas, audogr
SNHL ka=ki Presbiakusis
‒ Perforasi multipel, sekret busuk OMK Tbc
‒ Pend↙ bbrp bulan, rasa spt ada air, mt OM Efusa
perforasi (-),retraksi, air fluid level +
‒ Perjalanan -> vertigo Motion sickness
‒ (Vertigo-tinitus-pend↙) audiogram SNHL frek
rendah Meniere disease
‒ Vertigo tiap kpl berubah ke posisi ttt BPPV
‒ Bekerja di tmpt bising -> pend↙± tinitus Noise Induce HL
‒ Pengobatan lama -> pend↙± tinitus Obat Ototoksik
‒ Tinitus obyk nada rendah ↔detak cor Kausa vaskuler
‒ Aurikuler benjol lunak fluktuasi warna merah,
punksi ->drh Hematoma
‒ Aurikuler benjol lunak fluktuasi warna normal,
punksi jernih Pseudo othematoma
‒ Sejak Kecil / Sejak Lahir Kongenital

35
HIDUNG

36
KELAINAN HIDUNG
• Rhinitis
• Sinusitis
• Ozaena
• Polip
• Juvenile Angiofibroma Nasofaring
• Ca Nasofaring
• Benda asing

37
38
RA (Alergi), RV (Vasomotor) RH (Hiperemika /
medikamentosa
• Keluhan : Pilek , bersin, buntu hidung
• DD : RA RV RH

Pilek ++ ++ +
Bersin +++ ++ +
Buntu hidung ++ ++ +++
Etiologi alergen hawa dingin obat tetes
• Pem penunjang :
Uji adrenalin + + -
Prick test + - -
• Terapi : Avoidance
Simtomatik ( dekongestan , kortikosteroid)
Operasi ( kalau perlu )

Klasifikasi Rinitis Alergi
(WHO ARIA, 2001)

Intermiten Persisten
Gejala Gejala
 < 4 hari per minggu  > 4 hari per minggu
 atau < 4 minggu  dan > 4 minggu

Ringan Sedang-Berat
Satu atau lebih gejala
 Tidur normal  Tidur terganggu (tdk normal)
 Aktifitas sehari–hari, saat  Aktifitas sehari-hari, saat olah
Olahraga dan santai tidak raga dan saat santai terganggu
terganggu / normal
 Masalah saat bekerja dan
 Bekerja dan sekolah normal
sekolah
 Tidak ada keluhan yang
 Ada keluhan yang mengganggu
Mengganggu
40
Allergic Schiner
Alergic salute

Alergic Facies
Alergic Crease

41
Geographic tongue : lidah
tampak seperti gambaran peta.
( alergi makanan )
Cobblestone appearance:
dinding posterior faring
tampang granuler dan
edema
Sinusitis maksilaris kronik
• Keluhan : Hidung berbau sejak bb bln ,nyeri pipi , buntu hdung.
• Pem : Palpasi : Nyeri tekan pd pipi sisi sakit
RA : Pus di meatus medius ( KOM )
Faring : Post nasal drip
• Pem penunjang :
- Tansiluminasi pd sisi sakit gelap
- X foto Waters: -air fluid level (+),
- penebalan mukosa
• Terapi : - Medikamentosa :
Antibiotika
Simtomatik ( dekongestan )
- Operatif : Irigasi sinus
Operasi Caldwell Luc
- Terapi penyebab, ektraksi gigi
Transiluminasi

Foto Water’s
44
Ozaena ( Rinitis kronik atropikan )
• Keluhan : Hidung berbau sejak bb bln, buntu hidung
(turbulensi)
Bau dirasakan oleh orang sekitarnya
( pend sendiri tak merasa )
• Etiol : Coco basilus Ozaena / Klebsiela Ozaena
• Pem RA : Kavum nasi luas (konka atrofi)
Krusta kering , kehijauan , busuk
• Terapi : INH
Vit A , Fe
Obat cuci hidung
Hidung berbau

 Korpus alienum ------- > anak kecil


 Ozaena ------- >remaja perem > laki2
yg membau orang lain
 Sinusitis (rinosinusitis)
 Rinolit
 Ca sinonasal

46
Polip hidung
• Keluhan : Buntu hidung sejak bb bln terus menerus dan
progresif
• Pem : Inpeksi : dorsum nasi melebar (polip penuh)  Frog
face
RA : Masa lunak , licin , bening , pucat multipel/soliter
RP : Masa pd choane ( Choanal polip )
• Pem penunjang : Tes dg efedrin  masa tak mengecil ( DD
dg konka )
• Terapi :
Operasi PE ( Polip ekstraksi / Polpektomi )
Bila polip berasal dari sinus etmoid  Etmoidektomi
Bila berasal dari sinus maklsilaris  Caldwell Luc
CT SCAN POLIP ANTHRUM48
Angiofibroma nasofaring juvenilis
• Penderita muda umur 10-17 th , laki > wanita
• Keluhan : Buntu hidung bbrp bln , sering epistaxis
• Pem : RA / RP : Tumorp ermukaan licin , merah kebiruan
• Sifat tumor  PA: jinak, Klinis : expansif progresif
• Pem penunjang :
- Biopsi, tak dianjurkan  perdarahan hebat
- CT Scan  unt mengetahui perluasan tumor
• Terapi : Hormonal :
– Estrogen , Zytonal
– Radio terapi (radiasi )
– Operasi ( ekstirpasi tumor)
Tumor ganas nasofaring
• Etiologi : Virus Epstein Baar
Nitrosamin ( ikan kering )
• Lokasi permulaan : Fosa Rosenmulleri
• Keluhan dan gejala :
– Tumor leher
– Gej telinga : Tinitus , grebeg2 , otalgi , pendengaran <
– Gej hidung : Pilek lama , sekret campur darah, buntu hidung
– Gej mata: diplopia / juling akb paresis / paralisis N III, IV, VI
– Gej intrakranial : sefalgi berat persisten, paresis/lisis N I – XII

Waspada : Trias gejala


Tumor leher Gej intrakranial Tumor leher
Gej telinga Gej telinga Gej intrakranial
Gej hidung Gej hidung Gej hidung
• Pem : Inspeksi dan palpasi tumor leher:
Lokasi : Kaudal dari ujung mastoid
Dorsal dari angulus mandibula
Medial dari m. sternokleidomastoideus
• RA /RP : Tumor permukaan tak rata , mudah berdarah.
• Pem penunjang :
Biopsi tumor nasofaring.
FNAB tumor leher ( jangan biopsi / ekstirpasi )
Ct Scan , MRI
• Terapi :
Radioterapi
Chemoterapi
TENGGOROK

52
Kelainan tonsil faring laring
 Tonsilitis a/k
 Faringitis a/k
 Abses Peritonsiler , Abses Retrofaring
 Tonsilopharyngitis Diphteri
 Laringitis akut
 Suara parau, sesak dan respiratory distress
 Ca Laring
 Benda asing esofagus / jln makan
 Benda asing bronkhusln nafas
53
Chronic Tonsilitis

Acute Pharyngitis Chronic Pharyngitis


Faringitis akut
• Keluhan : Nyeri tenggorok
sejak bb hari, panas bdn, kd
ada batuk pilek,
Nyeri menjalar ke telinga (
revered pain )
• Pem :
Mukosa faring hiperemi,
udem. Pembesaran Kel
getah bening leher
• Terapi :
Simtomatik ( self limited
disease )
AB diberikan bila ada
komplikasi.
55
Faringitis kronik
• Keluhan : Rasa tak enak di
tenggorok sejak bb bln, kd nyeri
menelan tapi makan enak
• Pem : Pembesaran dari jar limfe
pd dinding faring granulae > )
• Terapi :
- Hindari iritasi pd faring
( makanan ttt , rokok dll)
- Obat kumur ( Gargarisma Kan)

56
Tosilitis akut
Keluhan :
– Nyeri menelan hebat sejak bb hari,
– Nyeri telinga (revered pain)
– Panas tinggi konvulsi, sefalgi, mual
muntah.
Pem :
Plummy voice , Foetor ex ore,
Ptialismus. Tonsil udem, hiperemis,
detritus. Pembes kel limfe leher ,
nyeri tekan.
Tx :
– Istirahat , makan lunak
– Simtomatik ( analgetik , antipiretik
– AB diberikan bila ada komplikasi

57
Tonsilitis kronik
Keluhan :
– Pem :Nyeri telan ringan kuamt kumatan
sejak bb bln. Nyeri telan hebat bila terjadi
eksaserbasi akut. Rasa mengganjal ,
Foetor ex ore
– Pd anak disertai pembesaran adenoid 
buntu buntu, Ngorok , Adenoid face.
Pemeriksaan
– Tonsil > ( T1 ,2 ,3 , 4)
– Hiperemi , Kripta > , detritus (+)
– Adenoid face , fenomena palatum mole (-)
Terapi :
– Serangan akut : sama dg tonsilitis akut
– Tonsilektomi / Adenotonsilektomi bila
serangan >4 X /th
58
Abses peritonsil
Keluhan : Nyeri tengg hebat unilateral (spontan/ wkt menelan)
Nyeri telinga ( revered pain), Trismus , ptialismus
Pem : Tonsil satu sisi udem, hiperemi, terdorong medial-bawah.
Palatum mole bonbans , ovula terdorong ke sisi sehat.
Diag pasti : Pungsi pd tempat yang bombans
Bila Pus (+)  abses, (–)  infiltrat
Terapi : Bila infiltat  terapi spt Tonsilitis akut
Bila abses  Insisi tanpa anestesi
Antibiotika , simtomatik
4-6 minggu stl sembuh  TE

59
Abses retrofaring
• Insidens : Bayi / balita
• Keluhan : Panas badan , nyeri menelan ,hidung buntu
gelisah , tak mau makan
• Pem : Kepala hiperekstensi , leher kaku, kepala sukar
digerakan, bengkak leher unilateral.
Benjolan pd dinding belakang faring, fluktuasi.
Ovula udem hebat ,terdorong ke depan.
• Terapi : Insisi
AB
Simtomatik
Tonsilofaringitis difteri
• Keluhan : Malaise, panas badan subfebril, nyeri menelan ringan
• Pem :
1. Psedomembran (beslag) pd tonsil, faring dan ovula
(adl bercak putih kotor, keabu abuan, melekat erat , bila
dilepas/ dikerok  berdarah)
2. Bull neck (Pembesaran kel getah bening leher ka – ki)
• Pem penunjang : Swab pd tonsil / faring  kultur
• Terapi : Isolasi ketat sampai kead akut dilampaui & biakan (-)
ADS
Penisilin procain / Eritomisin
Bila carrier  TE
• Prevensi : imunisasi
Kriteria Derajat Obstruksi Saluran Nafas Atas

Jackson: 4 gradasi
Grade 1. Retraksi suprasternal ringan
Tanda-tanda ketakutan ( - )
Grade 2. Retraksi suprasternal >, (+) epigastrial
Ketakutan (+), sulit diajak bercanda
Grade 3. Retraksi suprasternal (+) , klavikuler (+) ,
interkostal (+) , epigastrial (+)
Usaha menarik nafas >, kelelahan (+)
Grade 4. Retraksi >
Ketakutan, sianosis, menolak ma/mi
Laringitis Akut Pada Bayi/Anak
• Dapat fatal ok:
- Rimaglotis kecil, apabila
udim dapat tersumbat
- Pada bayi udim 1 mm,
lumen berkurang 50%
- Pada dewasa udim 1mm,
lumen berkurang 20%
- Banyak jaringan ikat
kendor (subglotis) 
mudah udim  sesak
LARINGO MALASIA
→Terapi:
 Malasia: perlunakan, laring – Biasanya tidak perlu
masih lunak, belum keras tindakan khusus,
 Insidens: bayi, biasanya – Perhatian lebih spy tidak
mulai tampak umur ½ - 1 menangis (  sesak)
bulan – Trakeotomi bila sesak
 Etiologi: gangguan hebat
pertumbuhan, – Pembedahan dengan
pembentukan tulang rawan laser
belum sempurna
– Biasanya sembuh
sesudah umur 1-2 tahun
→Gejala:
- Sesak nafas inspiratoir
- Stridor inspiratoir
- Retraksi
- Biasanya tidak sianosis
- Suara normal
- Pectus Excavatus
- Pem endoskopi: epiglotis
menguncup (omega shape),
aritenoid prominence
Parese ADDUKTOR Unilateral:
parau

Parese ADDUKTOR Bilateral :


afoni

Parese Abduktor Unlateral :


serak (-) sesak (-)

Parese Abduktor Bilateral:


sesak

67
LARINGITIS TUBERKULOSA
* Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
(sekunder dari TB Paru)
• Gejala:
- nyeri menelan >> + suara parau + gejala tbc
* Gambaran klasik:
- ulserasi multiple
- korda vokalis posterior tak rata
( mouse raten appearance)
- granulasi/ tuberkuloma
* Terapi:
- terapilaringitis tbc = Tbc ekstra pulmonal:
- INH + Rifampicin + PZA tiap hari 2 bulan
dilanjutkan dengan
- INH + Rifampicin -> 3 X seminggu, 4 bulan
PAPILOMA LARING
• Tumor jinak pada laring, • Etiologi: Human Papilloma
dapat meluas ke faring, Virus (tipe 6 & 11)
trakea, bahkan bronkus – • Terapi:
respiratory tract papilloma • BLM, ekstraksi sebersih
• Biasanya pada anak, dapat mungkin
terjadi pada dewasa • Bila residif, operasi lagi dst
• Suara parau terus-menerus, • Kadang-kadang perlu
progresif, sp sesak nafas trakeotomi
• Residif, sering tumbuh cepat • Obat-obat anti viral acyclofir,
isoprinosine
VOCALE NODULE (SINGER’S NODULE)
• Nodul (benjolan kecil) pada 1/3 anterior, simetris
kanan kiri
• Etiologi : vocal abuse, teriak-teriak, nada tinggi,
terlalu banyak bicara dalam waktu yg cukup lama
(kalau serak terjadi akibat vokal abuse yg singkat adl
vocal fatigue mis suporter sepak bola)
• Sering pada: anak, guru TK, penyanyi
• Terapi:
- Voice Tx: kurangi bicara, nada rendah, nada tinggi
jangan berbisik, tidak mengejan
- Bila cukup besar dan sudah lama operasi BLM
POLIP LARING
• Biasanya terjadi di bagian tengah, separo depan atau
bahkan pd seluruh bagian k vokalis
• Biasanya unilateral pd batas bebas k vokalis, tetapi
dpt bilateral
• Dapat terjadi pd semua umur, tetapi pd dewasa
merupakan lesi benigna yg paling sering
• Ada 2 tipe, yaitu mukoid dan angiomatus
• Menyebabkan suara parau
• Tx : ekstirpasi melalui bedah mikrolaring
GRANULOMA LARING
 Biasanya terjadi di daerah prosesus vokalis atau pd aritenoid
 Seringkali ada riwayat gastric reflux atau trauma laring misalnya
intubasi endotrakeal
 Gejala utama suara parau, kadang-2 ada gejala iritasi seperti sering
merasa perlu membersihkan tenggorok atau sensasi seperti ada
benda asing di tenggorok tergantung lokasinya
 Bila granuloma bertangkai sempit terjadi a ball valving phenomenon
dgn gejala afoni sesaat dan serangan batuk berkala
 Biasanya unilateral, tetapi dapat bilateral seperti pd granuloma pasca
intubasi
 Pada granuloma yang besar dapat menyebabkan sesak nafas
 Tx : eliminasi penyebab iritasi kronis
voice therapy
gastroesophageal reflux, bila ada
antibiotik dan steroid (hasilnya kurang baik)
operasi : bedah mikrolaring
ADENOIDITIS KRONIS
Etiologi :
Post nasal drip  sekret kavum nasi jatuh ke belakang
Sekret berasal dari : sinus maksilaris & ethmoid
Gejala klinis :
Disebabkan oleh hipertrofi adenoid  buntu hidung  akb:
– rinolalia oklusa ( bindeng ) krn koane tertutup
– mulut terbuka utk bernapas
 muka terkesan bodoh ( adenoid face )
– aproseksia nasalis
– sefalgi
– pilek dan batuk
– nafsu makan menurun
– oklusio tuba  pendengaran menurun
73
adenoiditis kronis . . .
Pemeriksaan:
RA : Adenoid membesar
Phenomena palatum mole (-)
RP : Adenoid membesar dan tidak hiperemi
Pemeriksaan tambahan:
Endoskopi dan foto skull lateral soft tissue (adenoid)

Terapi :
adenoidektomi ( ADE )
bila disertai tonsilektomi ( TE )  adenotonsilektomi ( ATE )
Adenoidektomi dilakukan jika:
1.Hipertropi  menyebabkan gangguan nafas (snooring,OSAS)
gangguan pertumbuhan maxillofacial
2.Gangguan pendengaran
3.Menyebabkan sinusitis berulang 74
Benda asing jalan makanan
Insidens : Bayi , anak , dewasa , tua.
• Benda asing :
- Benda tak lazim dimakan
- Lazim dimakan tetapi tersangkut di jl makanan
Keluhan :
Tertelan benda, tersangkut di jl mak, terasa ngganjel benda
memenuhi seluruh lumen , bila minum atau makan 
muntah
Pem penunjang :
• Tes minum bila b.a menyumbat lumen  muntah
• Benda radio opaqe  X foto polos torak coin, jarum , tulang )
• Radiolucent (daging )  Foto upper GI dg barium
Terapi : Esofagoskopi  ekstraksi
Komplikasi : Dehidrasi, Perforasi esofagus  mediastinitis
Benda asing jalan napas
• Insidens : bayi , balita jenis terbanyak kacang
• Keluhan :
- Anak mendadak batuk bertubi tubi , hingga sianosis ok tak
sempat mengambil nafas.
- Ada periode tenang , karena benda asing menancap disalah
satu cabang bronkus ( biasanya bronkus kiri )  Bila anak
bergerak timbul batuk lagi.
• ANAMNESIS : menghirup sesuatu
• Pem : Inspeksi : Gerakan dada yg sakit menurun
Palpasi : Gerakan dada yg sakit menurun
Perkusi : Dada yg sakit redup
Auskultasi : Suara napas yg sakit redup
• Pem penunjang : X foto torak : atektasis sisi sakit
• Terapi : Bronkoskopi  ekstraksi
Bila didaerah tak ada alat  Trakeotomi

Anda mungkin juga menyukai