Anda di halaman 1dari 39

Telinga

• Otitis eksterna 4A •

Inflamasi pada aurikular 3A
Herpes Zoster pada telinga 3A
• Otitis media akut • Fistula pre-aurikular 3A
• Otitis media serosa 3A
4A • Otitis media kronik 3A
• Serumen prop 4A • Mastoiditis 3A
• Miringitis bullosa 3A
• Mabuk perjalanan • Benda asing 3A
• Perforasi membran timpani 3A
4A • Otosklerosis 3A
• Presbiakusis 3A
• Trauma akustik akut 3A
• Trauma aurikular 3B
Serumen prop
• Serumen adalah hasil produksi • Serumen lunak: dibersihkan
kelenjar sebasea, kelenjar dengan kapas yang dililitkan pada
seruminosa, epitel kulit yang pelilit kapas.
terlepas dari partikel debu. • Serumen keras: pengait atau
• Gumpalan serumen akan kuret. Jika tidak bisa 🡪 dilunakkan
menyebabkan tuli konduktif. dulu dengan tetes karbogliserin
10% selama 3 hari.
• R/karbogliserin 10% • Serumen yang jauh dikuatirkan
eardrops fl. No. I akan melukai membran timpani 🡪
irigasi air hangat yang suhunya
• S 3 dd gtt V ADS sesuai suhu tubuh (pastikan tidak
ada riwayat perforasi).
Benda Asing di Liang Telinga
• Anak: kacang hijau, manik, • Serangga: bila masih hidup harus
mainan, karet penghapus, dibunuh dulu. Masukkan tampon
baterai. basah ke liang telinga, kemudian
• Dewasa: kapas cotton bud, beri larutan rivanol 10 menit.
potongan korek api, patahan Keluarkan serangga dengan
pensil, serangga (kecoa, semut, pinset atau irigasi dengan air
nyamuk). hangat.
• Baterai: jangan dibasahi (korosif).
• R/sol Rivanol 300ml fl. No. I • Benda lainnya dapat diambil
• S uc dengan pengait serumen.
Otitis Eksterna
Radang liang telinga akut maupun kronik yang disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus.

• Otitis eksterna sirkumskripta • Otitis eksterna difus


– Biasanya mengenai 2/3 dalam kulit liang
(furunkel) telinga.
– 1/3 luar kulit liang telinga. – Patogen: Pseudomonas, Staph. albus,
– Faktor: keadaan udara hangat, lembab, E.colli.
dan trauma saat mengorek telinga. – Gejala: nyeri tekan tragus, liang telinga
– Patogen: Staph. aureus atau Staph. sangat sempit, KGB regional membesar dan
albus. nyeri tekan (kadang), sekret tanpa lendir
– Gejala: rasa nyeri hebat, dapat terjadi yang berbau.
spontan saat membuka mulut (sendi – Terapi: pembersihan liang telinga dan
temporomandibular). memasukkan tampon yang mengandung
– Gangguan pendengaran (bila furunkel antibiotik ke liang telinga.
besar). – Difus kasih gtt
– Terapi: antibiotik salep polymixin B (bila – R/Sol Polymyxyn B-Neomicyn-hidrokortison
sudah menjadi abses🡪aspirasi 10 ml fl.No.I
pengeluaran pus). – S 4 dd gtt IV ADS
– R/bacitracin-polymyxin B ointment 5 gr – R/ Kassa steril box No. I
tube – Suc
– S 4 dd applic part dol
Otitis Media
Peradangan seluruh atau sebagian mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid

Otitis media
Patogen: Strep.hemolitikus,
Staph.aureus, Pneumokokus, Hemofilus Gangguan tuba Tekanan
influenza Perubahan tekanan udara negatif telinga
tiba-tiba, alergi, ISPA,
sumbatan tengah
Non supuratif (=otitis
media serosa=
Supuratif
sekretori=musinosa=
efusi)
Sembuh ATAU
otitis media Efusi
Akut Otitis media akut akut
barotrauma/aerotitis (OMA)

Otitis media efusi Otitis media supuratif


kronik kronik (OMSK)
R/ Amoxicillin tab 500 mg No. XXI R/ Paracetamol syr
S 3 dd tab I (habiskan) Otitis Media Akut
R/ amoxicillin 250mg/5ml 60ml No. II
120/5ml 60ml fl. No.I
S 3 dd c.orig I prn
S 3 dd c orig. I (selama 7 hari) demam
• Stadium oklusi: retraksi membran timpani. Terapi utk
membuka tuba🡪 obat tetes hidung HCl efedrin 0,5%
dalam larutan fisiologik <12 tahun; 1% utk usia >12 tahun
Stadium oklusi Stadium (DD OME[membrane timpani keruh, batuk pilek udah
tuba hiperemis/pre- seminggu-2minggu lalu})
eustachius supurasi • Stadium hiperemis: membran timpani tampak hiperemis
dan edema. Terapi antibiotik amoksisilin dosis
40mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis selama 7 hari.
• Stadium supurasi: edema hebat, hancurnya sel epitel,
terbentuk eksudat purulen, membran timpani bulging.
Terapi antibiotik dan miringotomi.
Stadium Stadium • Stadium perforasi: ruptur membran timpani, sekret
perforasi supurasi banyak keluar dan terkadang tampak sekret keluar secara
berdenyut. Terapi obat cuci telinga H2O2 3% selama 5
hari dan antibiotik.
• Gaboleh renang.
• Stadium resolusi: jika membran intak, maka akan
kembali normal. Jika sudah perforasi, maka sekret akan
berkurang dan menjadi kering. Bila tidak terjadi
Stadium resolusi🡪antibiotik lanjut sampai 3 minggu. Jika masih
resolusi tetap banyak setelah 3 minggu🡪pikirkan sudah terjadi
mastoiditis. Apabila sekret berlanjut hingga >2
R/ efedrin Hcl 0.5% nasal drops fl. No.I bulan🡪OMSK.
S 3 dd gtt II (lubang hidung kanan&kiri)
R/H2O2 3% eardrops fl. No. I
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar terus-
menerus/hilang timbul. Sekret bisa encer, kental, bening, atau pus.

Letak • Tipe OMSK


perforasi – Tipe aman (tipe
mukosa=benign) 🡪 letak di
sentral; tidak ada
Sentral kolesteatoma.(topical
(perforasi di pars tensa)
ofloxacin/amoxicillin oral🡪
kalo mau dibersihin bisa
Marginal h2o2/Nacl0.9%)
(sebagian tepi perforasi langsung
– Tipe bahaya (tipe tulang=
berhubungan dengan anulus/sulkus
timpanikum) maligna) 🡪 letak marginal
atau atik; terdapat
kolesteatoma.(langsung
Atik rujuk)
(perforasi di pars flaksida)
DD Otitis
OE OE OMA OMA OMSK
sirkumskripta difusa stadium stadium
supurasi perforasi
Nyeri telinga + + + +, -
mereda
Gangguan +, jika besar + + + +
pendengara
n
Sekret - + - + +/-
Nyeri tekan + + - - -
tragus
Otoskop: - + - - -
liang telinga
sempit
Membran intak intak Hiperemis perforasi Perforasi
timpani ,menonjol
Presbiakusis
Adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya pada usia 65 tahun, laki-laki>wanita.
Akibat proses degenerasi sehingga terjadi perubahan struktur koklea dan N.VIII

Gejala klinis Diagnosis


• Pendengaran berkurang secara • Otoskopi: membran timpani
perlahan dan progresif, simetris suram, mobilitas berkurang.
kedua telinga. Kapan
berkurangnya pendengaran tidak • Tes penala: tuli
diketahui pasti. sensorineural.
• Telinga berdenging (tinitus nada • Audiometri: tuli saraf nada
tinggi). tinggi, bilateral, simetris.
• Cocktail party deafness (dapat
mendengar percakapan, namun
sulit memahami terutama bila
diucapkan dengan cepat dengan
latar belakang yang bising).
• Nyeri telinga apabila intensitas
suara ditinggikan.
Otosklerosis
Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki
stapes, shg stapes kaku dan tdk dpt menghantar suara ke labirin dgn baik.

Anamnesis dan PF Tatalaksana


• Pendengaran berkurang • Stapedektomi
secara progresif. • Pada kasus yg tdk dapat di
• Tinitus operasi 🡪 berikan alat bantu
• Vertigo dengar
• Pendengaran lebih baik di
ruangan bising (aracusis
willissii).
• Membran timpani utuh
• Tuba paten
• Tidak ada riwayat penyakit
telinga
Hidung
• Furunkel pada hidung • Rhinitis kronik 3A
4A • Rhinitis medikamentosa
• Rhinitis akut 4A 3A
• Rhinitis vasomotor 4A • Sinusitis 3A
• Rhinitis alergika 4A • Sinusitis kronik 3A
• Benda asing 4A
• Epistaksis 4A
Rhinitis Alergi/1
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin rinore, rasa gatal dan tersumbat
setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai IgE.

Klasifikasi Anamnesis
• Berdasarkan sifat berlangsung • Bersin berulang
– Intermiten: gejala <4 • Rinore encer dan banyak
hari/minggu atau <4 minggu.
– Persisten/menetap: gejala • Hidung tersumbat
>4hari/minggu dan >4 minggu. • Hidung dan mata gatal
• Derajat berat-ringan penyakit • Lakrimasi
– Ringan: tidak ada gangguan
tidur, gangguan aktivitas harian,
berolahraga, belajar, bekerja.
– Sedang-berat: bila terdapat 1
atau lebih gangguan diatas.
Rhinitis Alergi/2
Pemeriksaan Fisik
• Rinoskopi anterior: mukosa • Facies adenoid: mulut
edema, basah, berwarna sering terbuka dengan
pucat/livid, sekret encer lengkung langit2 yang
banyak. tinggi, shg pertumbuhan
• Allergic shiner: bayangan gigi terganggu.
gelap di bawah mata. • Cobblestone appearance:
• Allergic salute: menggosok dinding posterior faring
hidung dengan punggung tampak granuler dan
tangan akibat rasa gatal. edema.
• Allergic crease: garis • Geographic tongue: lidah
melintang di dorsum nasi spt gambaran peta
1/3 bawah.
Rhinitis Alergi/3
Terapi
PP • Menghindari kontak dengan alergen
• Darah tepi (eosinofil N/H), • Antihistamin
(basofil >5 sel/lap), PMN • R/ Cetirizine tab 10 mg No. V
(tinggi🡪bakteri) • S 1 dd tab I prn pilek
• Alergen inhalan: tes cukit • R/ efedrin Hcl 0.5% nasal drops fl.
kulit No.I
S 3 dd gtt II (lubang hidung
• Alergen makanan: challenge • kanan&kiri)
test (baku emas) atau
intracutaneus provocative • Kalo intermiten Cuma di atas
dilutional food test. • Kalo ga mempan kasih kortikosteroid
topical(persisten sedang berat)
• R/triamsinolon nasal spray fl. No.I
• S 2 dd puff 2 nasal kiri&kanan
• Eval dalam 2 minggu
Rhinitis vasomotor/1
Keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia,
perubahan hormonal, dan pajanan obat.

Anamnesis
• Adanya rangsangan non-spesifik: • Gejala mirip rhinitis alergi, namun
asap/rokok, bau menyengat, jarang disertai gejala mata
parfum, minuman alkohol, gatal/berair.
makanan pedas, udara dingin, • Berdasarkan gejala yang dominan
pendingin/pemanas ruangan, dibagi 3 golongan: golongan
perubahan kelembaban, bersin, golongan rinore (mukoid
kelelahan, stres/emosi. atau serosa), dan golongan
• Menyingkirkan adanya rhinitis tersumbat (bergantian kiri dan
alergi, infeksi, okupasi, hormonal, kanan, bergantung posisi).
atau obat.
Rhinitis vasomotor/2
PF Tatalaksana
• Edema mukosa hidung • Hindari stimulus/faktor
• Konka berwarna merah pencetus.
gelap/tua, dapat juga pucat. • Simptomatik
• Permukaan konka dapat • R/ efedrin Hcl 0.5% nasal
licin atau berbenjol-benjol drops fl. No.I
(hipertrofi). • S 3 dd gtt II (lubang hidung
• Sekret mukoid atau serosa. kanan&kiri)
Rhinitis medikamentosa
Gangguan respons normal vasomotor akibat pemakaian vasokonstriktor topikal dalam waktu
lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung menetap.

• Anamnesis • Tatalaksana
– Hidung tersumbat dan berair – Hentikan pemakaian obat.
terus-menerus – Mengatasi sumbatan:
– Riwayat pemakaian obat tetes kortikosteroid oral dosis tinggi
atau semprot hidung. jangka pendek dan tappering
off 5 mg/hari. Misalnya hari-
• PF 1: 40 mg; hari-2: 35 mg; dst.
– Edema dan hipertrofi konka
dengan sekret yang banyak.
– Tidak membaik dengan
tampon adrenalin.
Epistaksis/1
Etiologi Sumber perdarahan
• Trauma • Anterior
• Kelainan pembuluh darah – Pleksus Kisselbach.
• Infeksi lokal Perdarahan biasanya ringan
• Tumor karena kebiasaan mengorek
• Penyakit KV (arteriosklerosis, hidung, seringkali berulang
nefritis kronik, sirosis hepatis) dan dapat berhenti sendiri.
• Kelainan darah (trombositopenia) • Posterior
• Infeksi sistemik (DBD) – Arteri ethmoidalis posterior
• Kelainan kongenital (Von atau arteri sfenopalatina.
Willenbrand Disease) Perdarahan lebih hebat dan
• Perubahan udara/tekanan jarang dapat berhenti sendiri.
atmosfer (cuaca dingin dan kering)
• Gangguan hormonal (hamil,
menopause)
Epistaksis/2
Tatalaksana
• Perbaiki keadaan umum • Posisi pasien diperiksa
(nadi, pernapasan, tensi). dalam keadaan duduk, jika
Jika ada kelainan atasi keadaan lemah boleh
dulu 🡪 diberi infus, dengan posisi setengah
bersihkan jalan napas duduk atau berbaring
(suction). kepala ditinggikan.
• Cari sumber perdarahan • Pada anak 🡪 duduk
• Cari faktor penyebab dipangku, badan dan tangan
dipeluk, kepala dipegangi
agar tegak dan tidak
bergerak-gerak.
Epistaksis/3
Perdarahan anterior Perdarahan posterior
• Dicoba dengan menekan • Pemasangan tampon posterior (tampon
Bellocq). Terbuat dari kasa pada
hidung dari luar selama 10- berbentuk kubus atau bulat diameter 3
15 menit. cm. Pada tampon terikat 3 utas benang,
2 buah di satu sisi, dan 1 buah di sisi
• Tampon anterior terbuat berlawanan.
dari kassa atau kapas yang • Masukkan kateter karet melalui lubang
dilapisi vaselin atau salep hidung sampai terlihat di orofaring lalu
tarik keluar dari mulut. Pada ujung
antibiotik. Tampon kateter diikat 2 benang tampon Bellocq,
dimasukkan 2-4 buah, harus kemudian kateter ditarik kembali melalui
hidung sampai benang keluar dan dapat
dapat menekan asal ditarik. Tampon perlu didorong dengan
perdarahan. Pertahankan bantuan jari telunjuk untuk dapat
2x24 jam. melewati palatum mole masuk ke
nasofaring. Bila masih ada perdarahan
dapat ditambah tampon anterior.
Sinusitis(Rhinosinustis)/1
Inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai/dipicu oleh rhinitis
sehingga sering disebut rhinosinusitis.

Anamnesis
• Akut: 4 minggu • Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa
tekanan pada daerah sinus/wajah
• Subakut: 4 minggu-3 bulan dan ingus purulen, seringkali turun
• Kronik: >3 bulan ke tenggorok (post nasal drip).
• Sering disertai demam dan lesu.
• Referred pain: nyeri pipi (sinus
maksila), nyeri diantara/dibelakang
kedua bola mata (sinus ethmoid),
nyeri di dahi/seluruh kepala (sinus
frontalis), nyeri oksipital&mastoid
(sinus sfenoid).
• Gejala lain: sakit kepala,
hipos/anosmia, post nasal drip yang
menyebabkan batuk dan sesak pada
anak.
Sinusitis(Rhinosinustis)/2
PF PP
• Nyeri tekan wajah. • Foto polos posisi Waters, PA,
• Rinoskopi: pus di meatus dan lateral 🡪 melihat kondisi
medius (sinusitis maksila, sinus besar seperti maksila
ethmoid anterior, frontalis); dan frontalis. Tampak
pus di meatus superior perselubungan, air-fluid
(sinusitis athmoid posterior level, penebalan mukosa.
dan sfenoid). • CT-scan sinus (gold
• Mukosa edema dan standard).
hiperemis. • Mikrobiologi dan tes
resistensi diambil sekret dari
meatus medius dan superior
🡪 untuk antibiotik.
Sinusitis(Rhinosinustis)/2
Terapi
• Tujuan: mempercepat • Amoksilin 10-14 hari
penyembuhan • Analgetik
• Mencegah komplikasi • Mukolitik
(kelainan orbita, kelainan • Steroid
intrakranial, abses
subperiosteal, dan kelainan • Pencuci rongga hidung
paru).
• Mencegah menjadi kronik.
Benda Asing Hidung
• Terutama pada anak-anak.
• Gejala berupa keluar sekret berbau busuk
unilateral (umumnya), serta ditemukan benda
asing tersebut pada rinoskopi anterior.
• Tatalaksana ekstraksi benda asing dan
simptomatis.
Kepala dan Leher
• Tortikolis 3A
• Abses Bezold 3A
Faringitis/1
• Akut: viral, bakterial, • Anamnesis virus:
fungal, gonorea – Demam, rinorea, mual,
nyeri tenggorok, sulit
• Kronik: hiperplastik, menelan.
atrofi
• PF:
• Spesifik: luetika, – Faring dan tonsil
tuberkulosis hiperemis, lesi kulit
makulopapular
(coxachievirus),
konjungtivitis
(adenovirus),
pembesaran KGB
(EBV), eksudat (EBV dan
HIV-1).
Faringitis/2
• Anamnesis bakteri: • Terapi
– Nyeri kepala hebat – Amoksilin dosis anak 50
hingga muntah, kadang mg/kgbb dosis dibagi 3
demam, jarang batuk kali/hari selama 10 hari;
• PF dewasa 3x500 mg.
– Tonsil besar, faring dan – Kortikosteroid
tonsil hiperemis, eksudat deksametason 8-16mg
di permukaan, bercak IM 1x1; anak dosis 0,08-
petechiae di palatum 0,3 mg/kgbb IM 1x1
dan faring, KGB leher – Analgetik
anterior membesar – Kumur dengan air
konsistensi kenyal dan hangat/antiseptik
nyeri tekan.
Tonsilitis
Radang tonsil akibat tersering infeksi viral dan bakterial

• Akut: common cold • Terapi akut: viral 🡪


sering sbg pemicu, nyeri simptomatik; bakterial
tenggorok, detritus 🡪antiobitik +
(kumpulan leukosit simptomatik.
mati), demam, nyeri • Terapi kronik: indikasi
menelan, pembesaran tonsilektomi jika
KGB, otalgia. serangan >3x/tahun,
• Kronis: pelebaran kripta sumbatan jalan napas
yang dapat terisi
detritus, napas berbau.
Abses peritonsil
Komplikasi tonsilitis akut yang tidak diatasi dgn baik

• Demam, nyeri • Antibiotik (amoxicillin


tenggorok, disfagia, 3x500, eritromisin
“hot potato voice”, 4x500)=(anak2 1/2nya)
uvula terdorong ke sisi • Insisi/drainase abses
kontralateral
Karsinoma Nasofaring
• Terkait infeksi EBV, konsumsi
makanan berpengawet • PP: biopsi nasofaring, serologi IgA
(nitrosamin), iritasi bahan kimia, anti-EA dan IgA anti-VCA, dan CT-
genetik. scan.
• Lokasi utama di fossa • Tatalaksana: radioterapi, dan
Rosenmuller. dapat ditunjang kemoterapi.
• Gejala awal: epistaksis
ringan/ingus bercampur darah,
sumbatan hidung ringan, rasa
tidak nyaman di telinga.
• Gejala lanjut: sumbatan hidung
berat, diplopia akibat paresis
N.III,IV,VI, neuralgia trigeminalis,
destruksi tulang tengkorak,
metastasis KGB leher.
Pendekatan klinis THT/1
Pendengaran berkurang Nyeri telinga
• Telinga luar • Telinga luar
– Otitis eksterna – Otitis eksterna
– Impaksi serumen • Telinga tengah
– Benda asing telinga – OMA berbagai stadium
• Telinga tengah
– OMA berbagai stadium
– OMSK
• Telinga dalam
– Presbiakusis
Pendekatan Klinis THT/2
Sekret telinga Sekret hidung, hidung tersumbat
• Telinga luar • Rinitis akut infeksius
– Otitis eksterna • Rinitis alergi
• Telinga tengah • Sinusitis
– OMA stadium supuratif
PF THT/1
Telinga Hidung
• Inspeksi • Inspeksi
– Pre-aurikuler dan post aurikuler, – Deformitas, edema, hiperemis,
bengkak, hiperemis, hematoma, vestibulum nasi
sikatriks
• Palpasi • Palpasi
– Pre dan post aurikuler, nyeri tekan – Nyeri tekan
tragus dan mastoid • Rinoskopi anterior
• Otoskopi – Vestibulum nasi (lapang), sekret,
– Inspeksi liang telinga (lapang, serumen, edema, hiperemis, ukuran konka
sekret, furunkel) inferior dan media
– Inspeksi membran timpani (intak,
refleks cahaya) • Sinus paranasal
– Manuver valsava dan toynbee – Palpasi nyeri tekan sinus frontalis
perhatikan gerakan membran timpani dan maksilaris
PF THT/2
Tenggorok
• Inspeksi
– Lidah, mukosa oral, palatum
mole dan durum, uvula, arkus
faring, tonsil (ukuran, kriptus,
detritus, hiperemis), faring
(hiperemis, post nasal drip)
Pemeriksaan Garpu Tala
Hasil Rinne Weber Schwabach
Tuli sensorineural + Lateralisasi sisi Memendek
(normal/sensorine sehat dibanding
ural) pemeriksa
Tuli konduktif - Lateralisasi sisi Memanjang
sakit dibanding
pemeriksa
Farmakoterapi
Jenis Rekomendasi P-drugs Keterangan
Antibiotik telinga R/ Kloramfenikol 5% ear Untuk kasus otitis
drops eksterna
S 3dd gtt II
Seruminolitik Karbogliserin 10% ear Untuk impaksi serumen
drops diberikan 3 hari berturut-
turut
Dekongestan nasal R/ Efedrin HCl 1% fl No.I 1-2 tetes maksimal
S 4dd gtt II 4x/hari; selama
maksimal 7 hari
Cairan pencuci telinga H2O2 3%
Simulasi Kasus
• Anak laki-laki 12 tahun dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan sejak 4 bulan yang
lalu.
– Lakukan anamnesis
– Lakukan PF yang relevan pada pasien
– Tentukan diagnosis dan DD
– Lakukan edukasi pada pasien terkait kesehatannya
Checklist tugas/1
• Perkenalkan diri
• Menanyakan identitas
• Keluhan utama: keluar cairan dari telinga kanan.
• Onset keluhan: sejak 4 bulan lalu.
• Perjalanan penyakit: 6 bulan lalu sempat nyeri telinga,
kemudian keluar cairan. Saat ini nyeri tidak ada. Cairan keluar
kental, kuning, bau busuk. Pendengaran berkurang ada. Nyeri
wajah dan sakit kepala disangkal.
Checklist tugas/2
• Riwayat lain: keluar cairan 2 tahun lalu, tidak berobat, dan
kering sendiri. Alergi tidak ada. Sering batuk pilek sejak kecil.
• Temuan pada PF: sekret kuning purulen, berbau busuk.
Otoskop🡪 membran timpani perforasi marginal. Tes penala🡪
Rinne AD negatif, Weber lateralisasi ke kanan, Schwabach AD
memanjang. Hidung dan telinga🡪 dbn. Neurologi nervus
kranialis🡪 dbn.
• Diagnosis dan DD: OMSK tipe benign dd/ OMSK tipe maligna
dd/ OMA
• Tatalaksana: H2O2 untuk cuci telinga dan rujuk ke SpTHT

Anda mungkin juga menyukai