إِ َّن هللاَ يَ ْقبَ ُل ت َ ْوبَةَ ْالعَ ْب ِد َما َلم ْيُغ َْر ِغ ْر
“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghir” (HR. At Tirmidzi,
3880. Ia berkata: “Hadits ini hasan gharib”. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih
Sunan At Tirmidzi)
Yu-ghor-ghir artinya ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan. Itulah batas waktu
terakhir yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya.
Syarat-Syarat Taubat
Kebanyakan ulama menyebutkan syarat taubat minimalnya ada tiga:
Orang yang melakukan tiga hal ini maka ia dianggap sudah bertaubat. Dan tiga syarat ini
yang paling banyak disebutkan para ulama ketika menyebutkan syarat-syarat taubat. Umar
bin Khathab radhiallahu’anhu mengatakan:
Jumhur ulama mengatakan tidak wajib, bahkan yang utama adalah bertaubat secara sirr
(tidak diumumkan). Karena dalil-dalil menunjukkan tidak disyaratkannya mengumumkan
taubat. Allah ta’ala berfirman:
Dalam ayat ini tidak disebutkan syarat mengumumkan taubat, namun Allah menjanjikan
ampunan dan dosa-dosanya diganti dengan kebaikan.
النَّدَ ُم ت َ ْو َبة
“Penyesalan itu taubat” (HR. Ahmad no.3568, Ibnu Majah no.4252, Al Baihaqi no.21067.
Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Menunjukkan bahwa inti dari taubat adalah penyesalan, walaupun tidak diumumkan kepada
orang banyak sudah dianggap taubat.
Intinya, taubat perlu diumumkan jika ada kebutuhan untuk membersihkan namanya dari
maksiat yang pernah ia lakukan, agar kehormatannya terjaga. Namun jika tidak ada
kebutuhan, yang lebih utama tidak mengumumkan taubatnya.
Baca Juga:
Wallahu a’lam.
Artikel: Muslim.or.id
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/53589-apakah-taubat-harus-
diumumkan.html