Anda di halaman 1dari 2

CKD menyebabkan SLE atau SLE menyebabkan CKD ?

SLE yang berperan sehingga terjadinya CKD disebut Lupus nefritis. Lupus nefritis adalah
peradangan pada ginjal akibat pengaruh penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau lebih
dikenal dengan nama lupus. Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel ginjal yang sehat, sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.

Lupus nefritis dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal dan memunculkan
sejumlah gejala, seperti tekanan darah tinggi, adanya darah dan protein dalam urine, hingga gagal
ginjal. Lupus nefritis merupakan kondisi yang cukup serius dan harus segera mendapatkan
penanganan dari dokter ginjal. Pada kondisi normal, sistem imun hanya akan menyerang kuman
yang masuk ke dalam tubuh. Namun pada penderita lupus nefritis, sistem imun mengalami
kelainan dan justru menyerang sel-sel tubuh sendiri, termasuk sel-sel ginjal. Kelainan sistem imun
tersebut dikenal dengan autoimun. Hingga saat ini, penyebab terjadinya autoimun pada seseorang
belum diketahui dengan pasti. Namun terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
seseorang lebih mudah mengalami autoimun, yaitu berjenis kelamin perempuan dan berusia
diantara 15-45 tahun. Seseorang yang menderita lupus nefritis dapat mengalami kambuhnya
gejala-gejala lupus nefritis (flare) akibat terpapar pemicu lupus.

Ada beberapa jenis pemicu kambuhnya gejala lupus nefritis, yaitu:

1. Paparan sinar matahari.

2. Obat-obatan, seperti antibiotik dan obat antikejang.

3. Perubahan hormon, misalnya ketika hamil atau menstruasi.

4. Infeksi, baik oleh bakteri atau virus.

Komplikasi paling parah dari lupus nefritis adalah gagal ginjal. Pasien yang mengalami
gagal ginjal harus melakukan hemodialisis atau cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal
dalam menyaring kotoran dalam tubuh, menjaga keseimbangan kadar mineral di dalam darah, dan
mengendalikan tekanan darah. Pasien lupus nefritis yang mengalami gagal ginjal juga dapat
menjalani operasi transplantasi ginjal. Prosedur ini hanya akan disarankan kepada penderita yang
ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Ginjal penderita akan diganti dengan ginjal sehat yang
didapat dari pendonor.

Referensi :

1. Dall’Era, M. (2017). Treatment of Lupus Nephritis: Current Paradigms and Emerging


Strategies. Curr Opin Rheumatol 29 (3), pp. 241–247.
2. Fernandez, D. & Kirou, K. (2016). What Causes Lupus Flares?. Curr Rheumatol Rep,
18(3), pp. 13-23.
3. National Institute of Health (2017). Medline Plus. Lupus Nephritis.

Anda mungkin juga menyukai