Anda di halaman 1dari 2

Ari

pemuda pengangguran yang suka melukis, selain melukis dia juga suka
sastra.

diah
seorang mahasiswi arsitektur di salah satu kampus swasta, merasa salah
jurusan.suka grafiti

satu kebiasaan yang aku lakukan dengan kawan-kawan di akhir pekan.


Nongkrong di kafe. Bercerita tentang seni dan inspirasi melalui segelas kopi.
Sederhana hidup kami kawan. Tak banyak tuntutan. Tak ada yang harus di
permasalahkan.
Sedikit cerita tentang kawan-kawanku. Mereka termasuk orang yang setia.
Mulai dari sekolah menengah aku tak pernah mendengar kabar mereka ganti
pasangan. Lain dengan aku yang masih nyaman sendiri.
Di tengah obrolan. terdengar suara merdu mendendangkan lagu zona
nyaman dari fourtwenty. Kami terdiam sejenak dan fokus ke panggung. Di sana aku
melihat seorang perempuan berbaju cream tengah bernyanyi di iringin alunan
acustik. Aku mengenalinya degan garis wajah dan juga warna suaranya
Suatu ketika dalam perjalanan menuju toko alat lukis bus yang kutumpangi
tiba-tiba berhenti. Seorang perempuan tengah terburu-buru dan langusung duduk di
sampingku. Suara nafanya menandakan kehawatiran.
“Mas” panggil perempuan itu.
“Minta tolong bukakan kaca mas”. Pintanya
“Iya mbak”. Kataku.
Kenapa buru-buru mbak? Tanyaku dengan santai.
Telah. Mau ke kampus.
Aku kayak kenal pernah liat kamu deh!.
Dimana?
Di melati kafe. lagu nyanyi bawain lagu zona nyaman.
Ooo. Itu… waktu itu aku lagi sama temen. Teman aku itu kan iseng. Jadi
mereka bilang ke abang-abang gitarisnya itu kalo aku bisa nyanyi. Hmmm. Trus
aku di panggil ke panggung. mau ga mau ya harus maju.
Aku suka haya kamu.
Hmm.
aku duluan ya. Udah sampai tujuan.
Okey.

Inspirasi dari lukisanku kebanyakan dari alam. Aku suka melihat awan dari
puncak gunung. Aku suka melihat sungai mengalir. Aku suka orang-orang
berinterkasi di pasar.
Sehabis melukis aku duduk di teras depan rumah. Segelas kopi menemaniku
sore ini. Tak seperti kebanyakan kaum muda nongkrong bersama pasanagan dengan
suasana romantis. Ku petik gitarku.

Anda mungkin juga menyukai