Anda di halaman 1dari 3

.

Ajak Anak Muda Berantas Korupsi, KPK

Luncurkan ACFFest 2015

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar Anti Corruption Film Festival
(ACFFest). Di perhelatan ketiga ini, KPK mengusung Tema 'Make Your Mov!e'.

ACFFest 2015 diluncurkan di Pusat Perfilman Haji Umar Ismail (PPHUI), Jalan HR Rasuna Said, Jakarta
Selatan, Rabu (11/2/2015) pagi. Wakil Ketua KPK Zulkarnain memberi sambutan pukul 11.00 WIB di
acara yang dihadiri oleh ratusan pelajar, dan pegiat film itu.

Menurut Zulkarnain, salah satu kunci sukses pemberantasan korupsi adalah pelibatan masyarakat
dalam gerakan antikorupsi. Ia yakin hal tersebut dapat mendorong kesadaran menciptakan
perubahan sosial yang positif.

"KPK tidak hanya melakukan upaya penindakan korupsi saya, tapi juga pencegahan. ACFFest salah
satu bentuk, agar lebih mudah diterima oleh masyarakat umum. Masyarakat bisa menggunakan film
sebagai medium menyuarakan ide dan gagasan berkaitan dengan kampanye anti korupsi," kata
Zulkarnain.

Pada ACFFest 2015 ini, kata Zulkarnain, tema video tidak hanya terbatas pada isu pencegahan
korupsi, tetapi juga memungkinkan pada isu-isu lainnya.

"Ada kategori jurnalisme warga. Nah, masyarakat bisa memanfaatkan ajang ini untuk melakukan
investigasi atau memantau pelayanan publik misalnya," ujar Zulkarnain.

Selain peluncuran ACFFest 2015, di PPHUI juga akan diputar film pendek bertema antikorupsi dan
talkshow dengan tema 'Film Sebagai Bagian dari Gerakan Anti Korupsi' yang mendapuk Zulkarnain
dan sutradara Angga Dwimas Sasongko sebagai pembicara.

Jakarta - Pertemuan tertutup di gedung III Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat,
Jumat, 21 Agustus lalu, bakal menentukan nasib para calon pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi. Pertemuan itu digelar Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK untuk mendalami rekam jejak 19
calon yang akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Sejumlah institusi telah menyerahkan laporan mengenai rekam jejak para kandidat pimpinan komisi
antikorupsi tersebut kepada Pansel. Dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan,
kepolisian, hingga kejaksaan.

PPATK telah menelisik transaksi keuangan di rekening para calon, apakah ada indikasi mencurigakan
atau tidak. Sedangkan kepolisian melakukan penelusuran terhadap para kandidat, apakah pernah
memiliki catatan kepolisian atau tindak pidana di masa lalunya.

“(Laporan) itu kami minta lebih dalam untuk dipresentasikan besok (Jumat),” kata anggota sekaligus
juru bicara Pansel, Betti Alisjahbana, kepada majalah detik, Kamis, 20 Agustus lalu.

Pansel juga mengundang sejumlah lembaga pegiat antikorupsi, seperti Indonesia Corruption Watch,
untuk memaparkan temuannya. Sebelum jumlah calon mengerucut menjadi 19 orang, ICW
menyerahkan hasil investigasinya. Namun Pansel menganggap temuan itu belum didukung data dan
bukti memadai.

. Minggu 27 Sep 2015, 11:06 WIB

Dihadiri KPK, Komunitas Difabel di


Bandung Suarakan Lawan Korupsi

Anda mungkin juga menyukai