Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK


TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu

Diajukan Oleh:
MUHAMMAD KAFKA EFENDI
NIM.201512150

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2019
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus

PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN,


PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017)

Muhammad Kafka Efendi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus
Email : muhammadkafka88@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh agresivitas pajak, ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility. penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Jumlah perusahaan yang dijadikan
sampel penelitian ini adalah 24 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan
metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 96 laporan tahunan. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa agresivitas pajak,profitabilitas, leverage, dan kepemilikan saham publik
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Kata kunci: agresivitas pajak, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan
saham publik, Corporate Social Responsibility.

ABSTRACT
This research purposes to check the effects of Tax Aggressiveness, Company Size,
Profitability, Leverage, and Public Shareholding on Corporate Social Responsibility
Disclosure. This research used samples of company manufacturing concumer goods industry
sector listed in Indonesia Stock Exchange during 2014-2017 period. The number of industries
that were became in this study were 24 companies with 4 year observation. Based on purposive
samping method, research sample total are 96 annual reports. Hypothesis in this research are
tested by the multiple regression. The result of this research indicated that tax aggressiveness,
profitability, leverage, and public shareholding do not have significant effect to corporate
social responsibility disclosure, but company size have positive influence to corporate social
responsibility disclosure.

Keywords: Tax Aggressiveness, Company Size, Profitability, Leverage, Public


Shareholding, Corporate Social Responsibility Disclosure.

PENDAHULUAN oriented only menjadi berorientasi pada tiga


Perkembangan dunia bisnis pada hal yaitu profit, planet, dan people atau
dekade terakhir ini banyak di pengaruhi oleh disebut Triple-P Bottom Line. Artinya,
adanya perubahan pada keadaan lingkungan dalam menjalankan kegiatan usahanya
ekonomi. Perubahan tersebut telah perusahaan saat ini harus memiliki rasa
menimbulkan suatu paradigma yang baru di tanggung jawab sosial dan tidak hanya
dunia bisis yang pada awalnya profit mencari laba saja. Nur dan Priantinah (2012)

2
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
mengungkapkan bahwa tuntutan terhadap masyarakat dan juga merugikan pemerintah.
perusahaan untuk memberikan transparan, (Balakrishnan, et. Al. 2011) pembayaran
organisasi yang akuntabel serta tata kelola pajak bagi perusahaan merupakan transfer
perusahaan yang bagus semakin memaksa kekayaan dari perusahaan kepada
perusahaan untuk memberikan informasi pemerintah maka beban pajak yang
mengenai aktivitas sosialnya. dibayarkan tersebut merupakan biaya yang
Pemerintah melalui undang-undang sangat besar bagi perusahaan. Oleh karena
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan itu perusahaan cenderung melakukan usaha
Terbatas mewajibkan perseroan yang penghindaran pajak dengan seefisien
bidang usahanya terkait dengan sumber mungkin.
daya alam untuk melaksanakan tanggung Ukuran Perusahaan merupakan
jawab sosial dan lingkungan. Peraturan lain identifikasi besar atau kecilnya perusahaan
tentang CSR adalah UU no. 25 tahun 2007 yang bisa dilihat dari total aset, total
tentang penanaman modal. Dalam UU penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga
tersebut menyatakan bahwa setiap penanam kerja dan sebagainya Hilmi (2008). Menurut
modal berkewajiban melaksanakan Hasibuan (2001) perusahaan besar akan
tanggung jawab sosial perusahaan. mengungkapkan informasi yang lebih
Pertanggng jawaban sosial banyak daripada perusahaan kecil, karena
perusahaan adalah konsep penting untuk perusahaan besar akan menghadapi resiko
dilaksanakan perusahaan, Ini dimaksudkan politis yang lebih besar dibanding
agar perusahaan dapat menciptakan perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan
hubungan timbal balik yang saling besar tidak akan lepas dari tekanan politis,
menguntungkan antara perusahaan dengan yaitu tekanan untuk melakukan
masyarakat dan lingkungan Cheng (2011). pertanggungjawaban social.
Hal yang mempengaruhi CSR juga tidak Profitabilitas merupakan
hanya dari sosial saja namun dari sektor kemampuan atau kinerja perusahaan dalam
pajak, bagi pelaku bisnis pajak dianggap mendapatkan laba melalui sumber tertentu
sebagai beban investasi. Oleh karena itu yang ada pada perusahaan seperti kegiatan
sudah menjadi hal wajar jika perusahaan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
berusaha untuk menghindari beban pajak. jumlah cabang dan sebagainya, pada suatu
Tindakan perusahaan yang terencana untuk periode tertentu Harahap (2006). Menurut
memperkecil pembayaran pajak perusahaan Putri (2013) mengungkapkan ROA
melalui kegiata agresvitas pajak menjadi hal merupakan salah satu rasio profitabilitas
umum dikalangan perusahaan di seluruh untuk mengetahui efektifitas perusahaan
dunia Lanis dan Richardson (2012). dalam menghasilkan keuntungan.
Pengungkapan tanggung jawab Keuntungan yang layak dibagikan pada
social perusahaan yang sering juga disbut pemegang saham adalah keuntungan setelah
CSRD merupakan proses yang digunakan bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan
oleh perusahaan untuk mengungapkan yang diperoleh semakin besar kemampuan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk membayarkan devidenya.
perusahaan dan pengaruhnya terhadap Leverage merupakan kemampuan
kondisi sosial masyarakat dan lingkungan perusahaan dalam melakukan pengelolaan
Chariri dan Ghozali (2014). atau pembiayaan asetnya dengan dana yang
Agresivitas pajak merupakan hal berasa dari hutang Ross (2016). Rasio ini
yang sekarang sering terjadi dikalangan berhubungan dengan keputusan pendanaan
perusahaan-perusahaan besar tidak hanya di dimana perusahaan lebih memilih
Indonesia namun diseluruh dunia. Tindakan pembiayaan hutang dibandingkan modal
ini bertujuan untuk meminimalkan pajak sendiri. Rasio ini juga menunjukan seberapa
perusahaan yang kini mejadi perhatian besar perusahaan dibiayai oleh pihak luar
publik karena tidak sesuai dengan harapan atau kreditur. Leverage diprokdikan dengan

3
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
DAR, ditujukan untuk mengukur berapa menguntungkan malah menimbulkan
besar penggunaan utang dalam kerugian. Berdasarkan permasalahan yang
pembelanjaan perusahaan dibiayai aktiva. telah diuraikan masih ada beberapa faktor
Kepemilikan saham publik yang dapat mempengaruhi perusahaan
merupakan saham yang telah dimiliki oleh dalam mengungkapkan Corporate social
publik atau masyrakat. Publik sendiri adalah responisbility (CSR) yaitu agresivitas pajak,
individual atau institusi yang memiliki ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
kepemilikan saham di bawah 5% yang dan kepemilikan saham publik. Penelitian
berada di luar manajemen dan tidak ini kaan membuktikan apakah variabel yang
memiliki hubungan istimewa dengan disebutkan diatas berpengaruh terhadap
perusahaan Hamdani (2017). pengungkapan CSR perusahaan.
Fenomena kasus CSR adalah yang Dari uraian diatas maka penulis
dilakukan PT Unilever melalui program tertarik melakukan penelitian ini yang
budidaya tanaman nilam bukanya berjudul “PENGARUH AGRESIVITAS
menguntungkan malah membuat warga PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN,
Nagori Boluk merugi puluhan juta rupiah. PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN
Hal itu dikarenakan diduga melalui KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK
humasnya Ganda Simanjuntak tidak TERHADAP PENGUNGKAPAN
profesional dalam mengolah dana CSR CORPORATE SOCIAL
sehingga warga malah mengalami kerugian RESPONSIBILITY (STUDI EMPIRIS
materi. Lahan yang tadinya ditanami Nilam PADA PERUSAHAAN SEKTOR
seluas satu hektar berubah menjadi tanaman BARANG KONSUMSI YANG
ubi kayu dan jagung menggantikan Nilam TERDAFTAR DI BURSA EFEK
yang gagal dan menelan anggaran puluhan INDONESIA PERIODE 2014-2017).
juta rupiah. Kegagalan budi daya tanaman
Nilam karena pengolahanya dilakukan Teori Stakeholder
langsung masyarakat tanpa adanya
pendampingan dari tenaga profesional Pemangku kepentingan
secara rutin. (stakeholders) yaitu semua pihak baik orang
Ruang lingkup penelitian ini ataupun lembaga yang mempengaruhi
perusahaan sektor barang konsumsi yang keberadaan perusahaan dan atau
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dipengaruhi oleh tindakan perusahaan
tahun 2015-2017. Variabel yang digunakan Freeman (2010). Dengan makin seringnya
dalam penelitian ini dibatasi oleh variabel terjadi skandal bisnis dalam berbagai bentuk
dependenya adalah pengungkapan manipulasi laporan keuangan yang
corporate social responsibility dan variabel melibatkan para eksekutif puncak
independenya adalah agresivitas pajak, perusahaan-perusahaan besar berskala
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, global menjelang abada ke-20 yang
dan kepemilikan saham publik. merugikan banyak pihak yang
Rumusan masalah penelitian ini berkepentingan, maka muncul pengaturan
adalah perkembangan dunia bisnis saat ini baru dari otoritas pemerintah yang pada
sudah berorientasi pada tiga hal yaitu profit, intinya mempertegas pengawasan ,
planet, people . yang artinya setiap wewenangm dan tanggung jawab para
perusahaan diwajibkan untuk eksekutif puncak dalam mengelola
mengungkapkan CSR nya sebagai bentuk perusahaan. Stakeholder adalah sistem yang
kepedulian perusahaan terhadap secara eksplisist berbasis pada pandangan
lingkunganya perusahaan menurut Undang tentang suatu organisasi dan lingkunganya,
– Undang telah diwajibkan untuk mengakui sifat paling mempengaruhi antara
mengungkapkan CSR, namun tidak sedikit keduanya yang kompleks dan dinamis.
perusahaan yang melakukan CSR bukanya Menurut Robert (1992) menyatakan bahwa

4
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
pengungkapan sosial perusahaan merupakan yang lebih besar dibandingkan dengan
sarana yang sukses bagi perusahaan untuk perusahaan kecil sehingga perusahaan akan
menegosiasikan hubungan dengan cenderung lebih banyak mengungkapkan
stakeholdernya. informasinya. Menurut Noor (2009) besar
kecilnya perusaah dapat dilihat berdasarkan
Teori Legitimasi total aset, volume penjualan, jumlah tenaga
kerja dan kapitalisasi pasar.
Teori legitimasi adalah perspekteif Profitabilitas
teori yang berada dalam kerangka teori Profitabilitas merupakan rasio yang
ekonomi politik. Menurut Gray (1995), mengindikasikan keberhasilan perusahaan
pengaruh masyarakat luas dapat dalam menghasilkan laba Wardhani (2017).
menentukan alokasi sumber keuangan dan Keuntungan yang layak diberikan untuk
sumber ekonomi lainya, perusahaan pemegang saham ialah keuntungan sesudah
cenderung memakai kinerja berbasis bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan
lingkungan dan pengungkapan informasi yang didapatkan semakin besar ketrampilan
lingkungan untuk mmebenarkan atau perusahaan guna membayarkan devidenya
melegitimasi aktivitas perusahaan di mata dan semakin banyak laba yang dihasilkan
masyarakat. Deegan (2002) mengemukakan perusahaan tidak menutup kemungkinan
bahwa teori legitimasi berfokus pada perusahaan akan menampilkan
kewajiban perusahaan untuk memastikan pengungkapan informasi yang lebih banyak.
bahwa seluruh aktivitas mereka berada Leverage
dalam bingkai dan norma yang berlaku di Leverage adalah rasio yang
lingkungan masyrakat dimana perusahaan digunakan untuk mengukur seberapa besar
itu berdiri. perusahaan mempunyai ketergantungan
pada kreditur dalam membiayai aset
Agresivitas Pajak perusahaan. Perusahaan yang memiliki
Didalam UU tentang ketentuan leverage tinggi berarti memiliki
Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) ketergantungan pada pinjaman dari luar
Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 dalam memberikan biaya pada asetnya.
mengungkapkan bhwa “ pajak adalah Sedangkan perusahaan yang memiliki
konrribusi wajib kepada negara yang tingkat leverage rendah lebih sedikit
terutang oleh orang pribadi atau badan yang membiayai asetnya dengan modal sendiri.
bersifat memasksa berdasarkan untang- Kepemilikan Saham Publik
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan Kepemilikan saham publik
secara langsung dan digunakan untuk maksudnya adalah jumlah saham yang
keperluan negara bagi sebesar-besarnya dimiliki oleh publik. Pengeertian publik
kemakmuran rakyat”. Namun bagi pelaku disini adalah pihak individu di luar
bisnis pajak dianggap sebagai beban manajemen dan tidak memiliki hubungan
investasi. Oleh karena itu tindakan istimewa dengan perusahaan. Semakin besar
perusahaan yang terencana untuk proporsi kepemilikan saham publik,
memperkecil pembayaran pajak perusahaan semakin banyak bpihak yang membutuhkan
melalui kegiatan agresivtas pajak menjadi informasi tentang perusahaan, sehingga
hal umum dikalanangan perusahaan banyak pula item-item informasi yang
diseluruh dunia Lanis dan richardson diungkapkan dalam laporan tahunan.
(2012). Investor ingin memperoleh informasi
Ukuran Perusahaan seluas-luasnya tengang tempat mereka
Ukuran perusahaan merupakan berinvestasi serta dapat mengaswasi
identifikasi besar kecilnya perusaan yang kegiatan manajemen sehingga kepentingan
dapat dilihat dari total asset. Perusahaan dalam perusahaan terpenuthi Nugraheni
besar akan mendapatkan tekanan politis (2009).

5
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
besar akan mendapatkan risiko politis yang
Kerangka Pemikiran teoritis lebih besar dari pada perusahaan kecil dan
perusahaan besar lebih banyak memiliki
Variabel Variabel Dependen stakeholder yang akan memperhatikan
Independen setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Agresivitas Pajak(X1)
H1+
Menurut teori stakeholder untuk menjagai
(X1)
hubungan baik dan memenuhi harapan
Ukuran Perusahaan (X2) Pengungkapan
H2+
Corporate social
stakeholderi nya perusahaan yang besar
Profitabilitas (X3)
H3+ responsibility (CSR) akan mengungkapan item CSR yang lebih
(Y)
banyak juga.
H4+
Leverage (X4) H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh
H5+ positif terhadap pengungkapan CSR
Kepemilikan Saham
Publik (X5)
Pengaruh Profitabilitas terhadap
Pengungkapan CSR
Sumber: Rezpati 2015 Profitabilitas merupakan rasio yang
mengukur kemampuan suatu entitas dalam
Pengembangan Hipotesis menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas
yang tinggi menandakan perusahaan dalam
Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap kondisi kinerja yang baik dan itu semua
Pengungkapan CSR tidak lepas dari peran-peran stakeholdernya.
Agresivitas pajak adalah rencana Menurut teori legitimasi perusahaan yang
atau pengaturan diberlakukan perusahaan memiliki profitabilitas tinggi akan berusaha
dengan tujuan utama menghindari pajak meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan
yang tidak mengikuti hukum yang berlaku memiliki respon terhadap lingkungan
Braithwaite (2005). Perusahaan dapat sosialnya, oleh karena itu perusahaan yang
memperoleh dampak positif dan negatif dari memiliki profitabilitas tinggi cenderung
melakukan penghindaran pajak, dampak akan mengungkapkan CSR lebih besar.
positifnya laba perusahaan akan meningkat H3 : Profitabilitas berpengaruh positif
dan dampak negatifnya perusahaan akan terhadap pengungkapan CSR.
merugikan pemerintah dan mendapat
tanggapan negatif dari masyarakat. Menurut Pengaruh leverage terhadap
teori legitimasi yang dikemukakan oleh pengungkapan CSR
Deegan (2002), untuk meringankan Leverage merupakan kemampuan
perhatian publik dan mencari simpati dari perusahaan dalam melakukan pengelolaan
masyarakat perusahaan yang agresif pajak atau pembiayaan asetnya dengan dana yang
akan berusaha menutup-nutupinya dengan berasal dari hutang Ross (2016). Menurut
menampilkan informasi CSR yang lebih Saputra (2016) bahwa kinerja keuangan
banyak. perusahaan yang diamati dari posisi hutang
H1 : Agresivitas pajak berpengaruh dapat mendorong peningkatan dan
positif terhadap pengungkapan CSR penurunan pengungkapan CSR. Pernyataan
tersebut dapat dikaitkan dengan teori
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap stakeholder, dimana perusahaan yang
Penungkapan CSR memiliki tingkat leverage tinggi akan
Ukuran perusahaan merupakan mengungkapkan lebih banyak informasi
gambaran besar kecilnya suatu perusahaan kepada para stakeholdernya untuk
yang dapat dilihat dari total assetnya. menghilangkan keraguan dan menimbulkan
Menurut Cowen (1987) ukuran perusahaan kepercayaan akan kemampuan perusahaan
dapat dikaitkan dengan teori legitimasi yang karena keberadaan suatu perusahaan sangat
menyatakan bahwa perusahaan yang lebih dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan

6
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
oleh stakeholder perusahaan tersebut sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Rezpati (2015). Bursa Efek Indoneia tahun 2014-2017.
H4 : Leverage berpengaruh positive Berdasarkan pemilihan sampel metode
terhadap pengungkapan CSR purposive sampling didapatkan sebanyak 44
sampel. Sampel yang dipilih berdasarkan
Kepemilikan saham publik berpengaruh kriteria berikut ini:
terhadap pengungkapan CSR 1. Total perusahaan sektor barang
Kepemilikan saham publik adalah konsumsi yang terdaftar di BEI
saham yang dimiliki oleh publik dibawah periode 2014-2017.
5% dan tidak memiliki hubungan istimewa 2. Perusahaan yang tidak menerbitkan
dengan perusahaan. Menurut teori laporan tahunanya selama periode
stakeholder kepemilikan saham publik 2014-2017.
memiliki peran untuk mempengaruhi 3. Perusahaan tidak menerbitkan CSR.
perusahaan dalam melakukan 4. Perusahaan sampel mengalami rugi
pengungkapan aktivitas sosialnya pada periode 2014-2017.
sedangkan perusahaan akan berusaha
memenuhi segala kebutuhan para Definisi Operasional dan Pengukuran
stakeholdernya termasuk kebutuhan Variabel
informasi pengungkapan kegiatan sosial. Corporate Social Responsibility
Menurut teori legitimasi perusahaan yang Corporate social responsibility
memiliki kepemilikan publik tinggi pasti merupakan bentuk tanggung jawab entitas
akan lebih memperhatikan pengungkapan terhadap stakeholders, dan stakeholders
tanggung jawab sosial karena perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat
semakin banyak memegang kepercayaan mempengaruhi kelangsungan hidup
masyarakat dan masyrakat pasti akan perusahaan Kamil (2012). Pengungkapan
memperhatikan apakah perusahaan CSR dalam penelitian ini mengguanakn
tempatnya berinvestasi melakukan tindakan standar pelaporan keberlanjutan yaitu GRI-
sosial atau tidak. Oleh karena itu perusahaan G4 apabila item informasi ayng ditentukan
yang memiliki kepemilikan saham publik tidak ada dalam annual report maka diberi
akan mengungkapkan informasi yang lebih skor “0” dan jika ada item informasi annual
luas termasuk informasi CSR report maka diberi skor “1” menurut
H5 : Kepemilikan saham publik kusuma (2017) indeks pengungkapan CSR
berpengaruh positif terhadap dirumuskan sebagai berikut :
pengungkapan CSR 𝑋𝑖𝑗
CSRI =
𝑁𝑗
METODE PENELITIAN
Agresivitas Pajak
Jenis dan Sumber Data Agresivitas pajak merupakan salah
Jenis data yang digunakan dalam
satu cara yang dilakukan oleh suatu
penelitian ini adalah data sekunder. Data perusahaan untuk meminimalkan beban
sekunder dalam penelitian ini berupa data
pajak yang akan dibayar dengan cara yang
sekunder yang diperoleh dari website dunia legal maupun ilegal (Octaviana, 2014).
investasi, Bursa Efek Indonesia periode
Adapun yang menjadi proksi utama dalam
2014-2017, dan data yang digunakan penelitian ini adalah effective tax rates
penelitian ini adalah daftar perusahaan
(ETR). Penelitian terbaru menyatakan
sektor barang konsumsi. www.idx.co.id, dan bahwa pengukuran ETR menggunakan
ada beberapa data yang diperoleh dari
beban pajak penghasilan kini karena ukuran
website masing-masing perusahaan. tersebut dianggap relatif tidak berlebihan
Populasi dan Sampel
dalam menilai beban pajak karena
Populasi yang digunakan dalam menggunakan basis akuntansi akrual:
penelitian ini adalah seluruh perusahaan

7
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
KP= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
Menurut (Plorensia, 2015) rumus ETR 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
adalah :
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 HASIL PENELITIAN DAN
ETR =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 PEMBAHASAN
Ukuran Perusahaan Penelitian ini mengambil objek
Ukuran perusahaan meruapkan perusahaan manufaktur sektor barang
gambaran besar kecilnya perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
(Wardhani, 2017). Ukuran perusahaan Indonesia (BEI). Perusahaan yang menjadi
diproksikan dengan log natural total aset, sampel dalam penelitian ini berjumlah 24
tujuanya agar mengurangi perbedaan yang perusahaan manufaktur sektor barang
signifikan antara ukuran perusahaan besar konsumsi dengan menggunakan metode
dan ukuran perusahaan kecil sehingga data purposive sampling yaitu metode pemilihan
total aset dapat terdistribusi normal (Sari, sampel dengan beberapa kriteria. Adapun
2012). Menurut Sari (2012) Rumus yang perusahaan yang menjadi sampel dalam
digunakan untuk menguukur variabel ini penelitian ini adalah:
adalah : Tabel 1
Size = log natural (total aset) Pemilihan Sampel
Profitabilitas No. Kriteria
Tahun
Profitabilitas adalah rasio yang 2014 2015 2016 2017
1. Perusahaan
digunakan untuk mengukur kemampuan sektor barang
perusahaan dalam menghasilkan laba, konsumsi 39 38 38 50
terdaftar periode
Return on asset (ROA) salah satu bentuk 2014-2017
dari rasio profitabilitas untuk 2. Perusahaan tidak
menerbitkan
menggambarkan kemampuan perusahaan laporan tahunan (5) (4) (4) (16)
dalam menghasilkan laba Wardhani (2017). periode 2014-
2017
Menurut Ross (2015) Perhitungan ROA 3. Perusahaan tidak
(1) (1) (1) (1)
dirumuskan sebagai berikut : menerbitkan CSR
4. Perusahaan
mengalami rugi
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (9) (9) (9) (9)
Return on Asset (ROA) = 𝑥 100% pada periode
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
2014-2017
Leverage 5. Jumlah sampel 24 24 24 24
Leverage merupakan alat untuk Sumber : data yang diolah (2019)
mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditor dalam membiayai Analisis Statistik Deskriptive
asset perusahaan atau proporsi total hutang Tabel 2
terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham Hasil Analisis Statistik Deskriptive
Variabel Minimum Maksimum Mean Std.
(Rezpati, 2015) . Dalam penelitian ini, Deviation
variabel leverage dinyatakan melalui debt to Agresivitas 0,07 0,37 0,2526 0,04213
asset ratio (DAR). Andriana (2014) pajak
Ukuran 20,28 32,15 28,0843 2,71963
menyatakan bahwa rumus debt to asset ratio Perusahaan
adalah sebagai berikut : Profitabilitas 0,01 0,53 0,1307 0,10691
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Leverage 0,07 0,75 0,3826 0,17952
Debt to Assset Ratio = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100% Keemilikan 0,02 0,75 0,2382 0,14552
Saham Publik
Kepemilikan Saham Publik Pengungkapa 0,04 0,35 0,1645 0,07251
Kepemilikan saham publik n CSR

merupakan suatu presentasi kepemilikan


saham perusahaan oleh masyarakat publik Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
(santoso, 2017). Pengukuran kepemilikan bahwa hasil pengujian statistik deskriptif
publik dalam penelitian ini menggunakan untuk memberikan gambaran penilian
pengukuran yang digunakan Nur dan kualitas data penelitian yang menunjukkan
Priantinah (2012). dengan angka atau nilai pada mean dan
standar deviasi. Hasil dapat dikatakan

8
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
apabila mean lebih besar dari pada standar Hasil pada gambar tabel 1
deviasi maka kualitas data lebih baik. menampilkan bahwa dari grafik scatter plot
Uji Asumsi Klasik antara SRESID dan ZPERD menunjukkan
Uji Normalitas titik-titik menyebar di atas dan dibawah
Tabel 3 garis sumbu 0 dan tidak membentuk suatu
Hasil Pengujian Normalitas (K-S) pola, sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi masalah heterokedastisitas.
N 95
Normal Mean 0,000 Uji Autokorelasi
parameters Std.Deviation 0,05523236 Tabel 5
Most Ext. Absolute 0,058
Differences Positive 0,058
Runs Test
Negative -0,047 Unstandardized Residual
Test Statistc 0,058 Test Value -0.00015
Asymp. Sig. (2- Cases < Test Value 47
0,200 Cases >= Test Value 48
tailed)
Total Cases 95
Sumber : data sekunder yang diolah (2019) Number or Runs 49
Hasil uji normalitas pada tabel di Z 0,104
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,917
atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,200>0,05), sehingga Sumber : data sekunder yang diolah (2019)
dapat disimpulkan bahwa data penelitian Berdasarkan tabel 5 diketahui nilai
berdistribusi normal. sig 0,917 lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05)
Uji Multikolinearitas yang berarti bahwa tidak terdapat
Tabel 4 autokorelasi dalam penelitian ini.
Uji Multikolinearitas (VIF) Hasil Uji Regresi Berganda
Variabel Tolerance VIF Tabel 6
Agresivitas Pajak 0,944 1,059 Variabel B t Sig.
Ukuran (Constant) -0,130 -2,671 0,009
0,905 1,105
Perusahaan Agresivitas
0,210 1,461 0,148
Profitabilitas 0,873 1,146 Pajak
Leverage 0,893 1,120 Ukuran
0,013 4,187 0,000
Kepemilikan Perusahaan
0,874 1,144 Profitabilitas 0,135 1,936 0,056
Saham Publik
Leverage -0,041 -0,895 0,373
Sumber : data sekunder yang diolah (2019) Kepemilikan
Dari tabel 4 pada uji Saham -0,045 -0,961 0,339
Publik
multikolinearitas menunjukkan bahwa
semua variabel bebas memiliki tolerance Sumber : data sekunder yang diolah (2019)
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, Berdasarkan tabel 6 maka persamaah
sehingga semua variabel bebas tidak terjadi regresi yang didapatkan adalah sebagai
multikolinearitas. berikut :
Uji Heterokedastisitas CSRD : -0,130 + 0,210 tag + 0,013 ukuran
Gambar 1 perusahaan + 0,135 profit – 0,041 leverage -
0,045 Kepemilikan saham publik = e
Hasil Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Ujit t)
Tabel 7
Hasil Uji t
Variabel B Sig.
(Constant) -0,130 0,009
Agresivitas
0,210 0,148
Pajak
Ukuran
0,013 0,000
Perusahaan
Profitabilitas 0,135 0,056
Leverage -0,041 0,373
Kepemilikan
Saham -0,045 0,339
Publik
Sumber : data sekunder yang diolah (2019)

9
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
Berdasarkan tabel 7 dari ke lima dan kepemilikan saham publik. Sedangkan
variabel independen yang dimasukkan sisanya sebesar 84,7% dijelaskan oleh
dalam model dengan signifikansi 5% atau variabel atau sebab-sebab lainya diluar
0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel model.
ukuran perusahaan sebesar 0,000 < 0,05 Hasil dan Pembahasan
berpengaruh signifikan terhadap variabel Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap
pengungkapan corporate social Pengungkapan Corporate Social
responsibility dengan nilai koefisien beta Responsibility
sebsar 0,013 ini berarti variabel ukuran Berdasarkan hasil uji hipotesis
perusahaan berpengaruh kearah positif, pertama ditolak, yang menyatakan bahwa
sedangkan variabel agresivitas pajak sebesar agresivitas pajak tidak berpengaruh
0,148 > 0,05, profitabilitas 0,056 > 0,05, terhadap pengungkapan corporate social
leverage 0,373 > 0,05, dan kepemilikan responsibility karena nilai signifikansi
saham publik sebesar 0,339 > 0,05 tidak agresivitas pajak sebesar 0,148 yang lebih
berpengaruh terhadap pengungkapan besar dari 0,05. Oleh karena itu, H1 yang
corporate social responsibility karena nilai menyatakan bahwa agresivitas pajak
signifikansi lebih besar dari 0,05. berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Uji Simulta (Uji F) CSR ditolak. ini berarti perusahaan saat
Tabel 8 melakukan agresivitas pajak tidak perlu
Hasil Uji F menutup-nutupinya dan tidak perlu mencari
Model Sum of df Mean F Sig. simpati masyarakat dengan
Squares Square
Regression 0,071 5 0,014 4,387 0,001 mengungkapakan aktivitas sosial Fajariati
Residual 0,287 89 0,003 (2018). Hal lain juga dapat disebabkan
tota 0,357 94
karena rendahnya tingkat pengungkapan
Sumber : data sekunder yang diolah (2019)
tanggung jawab sosial perusahaan yang
Berdasarkan tabel 8 diperoleh nilai F
bersifat sukarela dan belum maksimal
hitung sebesar 4,387 dengan tingkat
mengikuti standard GRI sehingga
signifikansi sebesar 0,001. Karena memiliki
agresivitas pajak belum dapat dijadikan
signifikansi lebih kecil dari a (0,05) yaitu
landasan untuk mengungkapkan tanggung
sebesar 0,001 menunjukkan bahwa
jawab sosial sesuai yang diharapkan
pengungkapan coporate social
masyarakat Khodijah (2016).
responsibility dapat dijelaskan oleh variabel
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
agresivitas pajak, ukuran perusahaan,
Pengungkapan Corporate Social
profitabilitas, leverage, dan kepemilikan
Responsibility
saham publik secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua
Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 ) didapatkan bahwa ukuran perusahaan
Tabel 9 berpengaruh terhadap pengungkapan
Hasil Koefisien determinasi corporate social responsibility karena nilai
Model R R Square Adjusted Std.
R Square Error of signifikansi ukuran perusahaan sebesar
the
Esimati
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai
1 0,445 0,198 0,153 0,05676 koefisien regresi sebesar 0,013 berarti
Sumber : data sekunder yang diolah (2019) variabel ukuran perusahaan berpengaruh
Berdasarkan hasil uji determinasi secara signifikan terhadap pengungkapan
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square corporate social responsibility dengan arah
sebesar 0,513 yang mengandung arti bahwa koefisien positif. Oleh karena itu, H2 yang
15,3% variabel dependen yaitu menyatakan bahwa ukuran perusahaan
pengungkapan corporate social berpengaruh positif terhadap pengungkapan
responsibility dapat dijelaskan oleh 5 corporate social responsibility diterima.
variabel independen yaitu agresivitas pajak, Arah koefisien positif menunjukan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, semakin besar ukuran perusahaan maka

10
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
pengungkapan CSR nya cenderung lebih Dengan adanya undang-undang nomor 40
besar. Terkait dengan teori legitimasi tahun 2007 maka setiap perusahaan akan
perusahaan besar akan mendapatkan merasa bahwa mereka juga memiliki
tekanan politis yang lebih besar dari pada tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
perusahaan kecil, dan perusahaan besar dan para debiturnya. Ini berarti perusahaan
memiliki stakeholder yang lebih banyak tidak perlu meningkatkan pengungkapan
juga yang akan memperhatikan setiap CSR nya hanya karena ingin menghilangkan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan keraguan dan mendapatkan kepercayaan
perusahaan Cowen (1987). Oleh karena itu dari kreditur, sehingga rasio kepemilikan
perusahaan dengan ukuran besar akan hutang tidaklah berpengaruh terhadap luas
melakukan pengungkapan corporate social pengungkapan kegiatan tanggung jawab
responsibility lebih besar pula. sosial perusahaan Amsyari (2013).
Pengaruh Profitabilitas terhadap Dikaitkan dengan teori stakeholder
Pengungkapan Corporate Social perusahaan dengan leverage tinggi maupun
Responsibility rendah kemungkinan besar akan merasakan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pelanggaran terhadap kontrak utang, maka
ketiga didapatkan bahwa profitabilitas manajer akan berusaha untuk mengadukan
berpengaruh terhadap pengungkapan laba kini lebih tinggi, agar laba yang
corporate social responsibility karena nilai diadukan tinggi maka manajer pasti
signifikansi profitabilitas sebesar 0,056 meminimalisir biaya-biaya termasuk biaya
yang lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan informasi sosial
H3 yang menyatakan bahwa profitabilitas Trinanda (2018).
berpengaruh positif terhadap pengungkapan Pengaruh Kepemilikan Saham Publik
corporate social responsibility ditolak. Ini terhadap Pengungkapan Corporate Social
menandakan dimana ketika perusahaan Responsibility
memiliki profitabilitas yang tinggi atau Berdasarkan hasil uji hipotesis
mengalami kenaikan maka perusahaan lebih kelima ditolak, yang menyatakan bahwa
mengalokasikan dana kepada aktivitas kepemilikan saham publik tidak
inevestasi maupun pendanaan, dan ketika berpengaruh terhadap pengungkapan
profitabilitas rendah atau mengalami corporate social responsibility karena nilai
penurunan perusahaan cenderung signifikansi kepemilikan saham publik
menyimpan dananya untuk operasi tahun sebesar 0,339 yang lebih besar dair 0,05,
berikutnya daripada harus mengeluarkan oleh karena itu , H5 yang menyatakan bahwa
tambahan biaya untuk mengungkapkan kepemilikan saham publik berpengaruh
CSR, dimana pengungkapan CSR positif terhadap pengungkapan CSR ditolak.
perusahaan justru memberikan kerugian Alasan yang dapat digunakan untuk
kompetitif karena tambahan biaya tersebut menjelaskan penelitian ini adalah
Deva (2016). kemungkinan kepemilikan saham publik
Pengaruh Leverage terhadap pada perusahaan di Indonesia secara umum
Pengungkapan Corporate Social belum memperdulikan masalah lingkungan
Responsibility dan sosial sebagai isu kritis yang harus
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara ekstensif untuk diungkapkan dalam
keempat ditolak, yang menyatakan bahwa laporan tahunan Manjalang (2017). Pemilik
leverage tidak berpengaruh terhadap saham publik yang hanya dibawah 5%
pengungkapan corporate social mereka kurang dalam menjalankan fungsi
responsibility karena nilai signifikansi dari monitoring dan tidak menekan
leverage sebesar 0,373 yang lebih besar dari perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
0,05. Oleh karena itu, H4 yang menyatakan CSR Rahman (2008).
bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR ditolak.

11
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
Kesimpulan 2. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak
1. Agresivitas pajak tidak berpengaruh hanya menggunakan laporan
signifikan terhadap pengungkapan tahunan saja dalam memperoleh data
corporate social responsibility. terkait CSRD yang dilakukan
2. Ukuran perusahaan berpengaruh perusahaan, tetapi dapat juga
positif terhadap pengungkapan memperluas cakupan dengan
corporate social responsibility. melihat dari laporan yang ada di
3. Profitabilitas tidak berpengaruh website perusahaan, media cetak
signifikan terhadap pengungkapan dan elektronik.
corporate social responsibility. 3. Peneliti selanjutnya dapat
4. Leverage tidak berpengaruh menggunakan atau menambahkan
signifikan terhadap pengungkapan variabel penelitian lain yang tidak
corporate social responsibility. digunakan dalam penelitian ini
5. Kepemilikan saham publik tidak seperti jenis industri, nilai
berpengaruh signifikan terhadap perusahaan, kepemilikan
pengungkapan corporate social institusional, dan sebagainya untuk
responsibility. lebih menjelaskan pengaruhnya
Keterbatasan terhadap pengunkapan corporate
Setelah melakukan analisis data dan social responsibility Yanti (2016).
interpretasi hasil, penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan antara lain: Daftar Pustaka
1. Penelitian ini hanya menggunakan Balakrishnan, K. (2017). Tax Aggresiveness
perusahaan manufaktur sektor and Corporate Transparency.
barang konsumsi yang terdaftar di
BEI sebagai sampel sehingga hasil Braithwaite, J. (2005). Markets in Vice
penelitian tidak dapat mewakili Markets in Virtue. Australia:
kondisi seluruh perusahaan. National Library of Australia.
2. Terdapat unsur subyektifitas dalam
menentukan indeks corporate social Cheng, M. (2011). Pengaruh Pengungkapan
responsibility karena tidak ada Corporate Social Responsibility
ketentuan baku dalam penentuan Terhadap Abnoral Return. Jurnal
standar. Akuntansi dan Keuangan.
3. Variabel independen dalam
penelitian ini hanya mampu Cowen, S. S. (1987). The Impact of
menjelaskan sebesar 15,3% dari Corporate Characteristics On Social
variabel dependenya yitu Responsibility Disclosure: A
pengungkapan corporate social Typology and Frequency Based
responsibility, dan dari 5 variabel Analys. Accounting Journal.
independen yang diuji, hanya 1
variabel yang sesuai dengan hipoteis Deegan, C. (2002). The Legitimising Effect
yang telah dirumuskan. Of Social and Environmental
Saran Disclosures - a Theoretical
1. Peneliti selanjutnya dapat Foundation. Accounting Journal.
memperluas sampel tidak hanya
menggunakan sampel perusahaan Freeman, E. (2014). Stakeholder Theory :
manufaktur sektor barang konsumsi The State of The Art.
tetapi dapat mencakup seluruh Ghozali, I. (2014). Teori Akuntansi.
perusahaan yang terdaftar di Bursa Semarang: Universitas DIponegoro.
Efek Indonesia.

12
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus
Gray, R. (1995). Corporate Social and Laporan Tahunan. Jurnal Ekonomi
Environmental Reporting. dan Keuangan.
Accounting, Auditing &
Octaviana, N. E. (2014). Pengaruh
Accountability Journal.
Agresivitas Pajak terhadap
Hamdani, S. P. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility :
Kepemilikan Saham Publik dan Untuk Menguji Teori Legitimasi.
Return on Assets Terhadap Diponegoro Journal Of Accounting.
Pengungkapan Corporate Social
Plorensia, W. (2015). Pengaruh Agresivitas
Responsibility. Jurnal Riset
Pajak dan Media Eksplosure
Akuntansi Kontemporer.
Terhadap Corporate Social
Hasibuan, M. R. (2001). Pengaruh Responsibility. Dinamika Akuntansi,
Karakteristik Perusahaan Terhadap Keuangan dan Perbankan.
Pengungkapan Sosial (social
Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-
Disclosurs) Dalam Laporan Tahunan
Faktor Yang Mempengaruhi
Emiten di Bursa Efek Jakarta Dan
Pengungkapan Corporate Social
Bursa Efek Surabaya.
Responsibility Di Indonesia (Studi
Hilmi, U. (2008). Analisis Faktor-Faktor Empiris Pada Perusahaan
Yang Mempengaruhi Ketepatan Berkategori High Profile Yang
Waktu Penyampaian Laporan Listing Di Bursa Efek Indonesia).
Keuangan (Studi Empiris pada Journal Nominal.
Perusahaan-perusahaan yang
Roberts, R. W. (1992). Determinants Of
Terdaftar di BEI Periode 2004-2006.
Corporate Social Responsibility
Kamil, A. (2012). Pengaruh Krakteristik Disclosure : An Application of
Perusahaan Terhadap Luas Stakeholder Theory. Acoounting
Pengungkapan Kegiatan Corporate Organizations and Society.
Social Responsibility. Media Riset
Ross, S. A. (2016). Pengantar Keuangan
Akuntansi.
Perusahaan. Salemba Empat.
Lanis, R. (2013). Corporate Social
Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik
Responsibility and Tax
Perusahaan Terhadap Corporate
Aggressiveness: a Test of
Social Responsibility Disclosure
Legitimacy Theory. Accounting,
Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Auditing & Accountability Journal.
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .
Noor, F. M. (2016). Pengaruh Profitabilitas Jurnal Nominal.
dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Wardhani, R. A. (2017). Pengaruh
Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada
Agreisvitas Pajak, Ukuran
Perusahaan Makanan dan Minuman
Perusahaan dan Profitabilitas
yang Terdaftar di Bursa Efek
Terhadap Corporate Social
Indonesia Periode Tahun 2010-
Responsibility (Studi Empiris pada
2014).
Perusahaan Manufaktur yang
Nugraheni, B. D. (2012). Faktor-Faktor Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Yang Berpengaruh Terhadap Luas Tahun 2014-2015). DIponegoro
Pengungkapan Sukarela Dalam Journal Of Accounting.

13
Jurnal Akuntansi
Universitas Muria Kudus

14

Anda mungkin juga menyukai