Anda di halaman 1dari 36

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita
DHF pada orang dewasa.

TANDA DAN GEJALA


1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni)
serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan
dapat terjadi di semua organ yang berupa:
 Uji torniquet positif
 Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
 Epistaksis dan perdarahan gusi
 Hematemesis, melena
 Hematuri
3. Hepatomegali
 Biasanya dijumpai pada awal penyakit
 Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
 Nyeri tekan pada daerah ulu hati
 Tanpa diikuti dengan ikterus
 Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran
plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok
adalah:
 Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
 Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
 Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
 Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang dari 80 mmHg)
 Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada
hari ke tiga sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan
terjadinya syok.
7. Gejala-gejala lain :
 Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
 Penurunan kesadaran

PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
 Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
 Menurunnya volume plasma darah
 Adanya hypotensi
 Trombositopeni
 Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler
dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma
dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya
plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit
yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia
jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang
cukup shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali
perawatan.
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul
setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh
trombositopeni serta gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari
faktor I, II, V, VII, IX, X dan faktor kapiler.
Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi
sistim retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah
mengalami metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.
Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF ,
komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi.
Produksi aktivitas komplemen ini bersifat anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan
dinding kapiler sehingga permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.

Derajad DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :


Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
Tourniquet positif
Derajat 2 :
Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat 3 :
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan
penderita menjadi gelisah
Derajat 4 :
Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION

Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased
Vascular Grade
fermeability

Dehydration Leakge of Hemokonsentra I


Dengue plasma si
fever Hypoproteinemi II
Hypopolemia a Pleural
efution
shock Ascites III
DIC
Anoxia
GI Bleeding IV
Death
Acidosis
DHF/DSS

Catatan : Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika


dan biokimiawi DBD belum diketahui secara pasti, karena kesukaran
mendapatkan model binatang percobaan yang dapat dipergunakan
untuk menimbulkan gejala klinis seperti pada manusia
PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
 Panas
 Lemah
 Nyeri ulu hati
 Mual dan tidak nafsu makan
 Sakit menelan
 Pegal seluruh tubuh
 Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala
 Haus
b. Data Obyektif
 Suhu tinggi selama 2 - 7 hari
 Kulit terasa panas
 Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan
 Nadi cepat
 Selaput mukosa mulut kering
 Ruam dikulit lengan dan kaki
 Hiperemia tenggorokan
 Epistaksis
 Pembesaran hati dan nyeri tekan
 Pembesaran limfe
 Nyeri tekan pada epigastrik
 Hematomesis
 Melena
 Gusi berdarah
 Hipotensi

c. Data Penunjang
 Hematokrit
 Trombositopenia
 Masa perdarahan dan protombin memanjang

Prioritas masalah Keperawatan :


1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
2. Intik nutrisi yang adekuat.
3. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
4. Imformasi tentang proses penyakit
5. Cemas
Diagnosa Keperawatan :
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN HASIL YANG RENCANA RASIONAL
DIHARAPKAN TINDAKAN
1. Peningkatan suhu tubuh (hiper- -Suhu tubuh normal (36- 1. Mengkaji saat timbulnya de- Untuk mengidentifikasi pola
termia) sehubungan dengan pro- 37oC). mam. demam pasien.
ses penyakit (viremia). -Pasien bebas dari demam.
2. Mengobservasi tanda-tanda vi- Tanda-tanda vital merupakan
tal: suhu, nadi, tensi, pernapas- acuan untuk mengetahui kea-
an setiap 3 jam atau lebih se- daan umum pasien.
ring.

3. Memberikan penjelasan tentang Penjelasan tentang kondisi


penyebab demam atau pening- yang dialami pasien dapat
katan suhu tubuh. membantu pasien/keluarga
mengurangi kecemasan yang
timbul.

4. Memberikan penjelasan pada Keterlibatan keluarga sangat


pasien/keluarga tentang hal-hal berarti dalam proses penyem-
yang dapat dilakukan untuk buhan pasien di rumah sakit.
mengatasi demam & mengan-
jurkan pasien/keluarga untuk
kooperatif.

5. Menjelaskan pentingnya tirah Penjelasan yang diberikan


baring bagi pasien & akibatnya pada pasien/keluarga akan
jika hal tersebut tidak dilaku- memotivasi pasien untuk koo-
kan. peratif.

6. Menganjurkan pasien untuk ba- Peningkatan suhu tubuh


nyak minum  2,5 l/24 jam & mengakibatkan penguapan
jelaskan manfaatnya bagi pasi- tubuh meningkat sehingga
en. perlu diimbangi dengan asup-
an cairan yang banyak.

7. Memberikan kompres dingin Kompres dingin akan mem-


(pada daerah axila & lipat pa- bantu menurunkan suhu tubuh
ha).

8. Menganjurkan untuk tidak me- Pakaian yang tipis akan mem-


makai selimut & pakaian yang bantu mengurangi penguapan
tebal. tubuh.

9. Mencatat asupan & keluaran. Untuk mengetahui adanya ke-


tidakseimbangan cairan tubuh.

10. Memberikan terapi cairan in- Pemberian cairan sangat pen-


travena & obat-obatan sesuai ting bagi pasien dengan suhu
dengan program dokter (masa- tinggi. Pemberian cairan me-
lah kolaborasi). rupakan wewenang dokter
sehingga perawat perlu ber-
kolaborasi dalam hal ini.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit Untuk menetapkan cara me-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- menelan & muntah yang diala- ngatasinya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- mi oleh pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di-
butuhkan. 2. Mengkaji cara/bagaimana ma- Cara menghidangkan makan-
kanan dihidangkan. an dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien.
3. Memberikan makanan yang Membantu mengurangi kele-
mudah ditelan seperti: bubur, lahan pasien & meningkatkan
tim & dihidangkan saat masih asupan makanan karena mu-
hangat. dah ditelan.

4. Memberikan makanan dalam Untuk menghindari mual &


porsi kecil & frekuensi sering. muntah.

5. Menjelaskan manfaat makanan/ Meningkatkan pengetahuan


nutrisi bagi pasien terutama sa- pasien tentang nutrisi sehing-
at pasien sakit. ga motivasi untuk makan me-
ningkat.

6. Memberikan umpan balik posi- Memotivasi & meningkatkan


tif saat pasien mau berusaha semangat pasien.
menghabiskan makanannya.

7. Mencatat jumlah/porsi makanan Untuk mengetahui pemenuhan


yang dihabiskan oleh pasien se- nutrisi pasien.
tiap hari.

8. Memberikan nutrisi parenteral Nutrisi parenteral sangat ber-


(kolaborasi dengan dokter). manfaat/dibutuhkan pasien te-
rutama jika intake per oral sa-
ngat kurang. Jenis & jumlah
pemberian nutrisi parenteral
merupakan wewenang dokter.

9. Memberikan obat-obat antasi- obat antasida (anti emetik)


da (anti emetik) sesuai prog- membantu pasien mengurangi
ram dokter. rasa mual & muntah. Dengan
pemberian obat tersebut diha-
rapkan intake nutrisi pasien
meningkat.

10. Mengukur berat badan pasien Untuk mengetahui status gizi


setiap hari (bila mungkin). pasien.

3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan Untuk memberikan informasi
proses penyakit, diet, perawatan tentang proses penyakit, diet, pasien/keluarga tentang penya- pada pasien/keluarga, perawat
& obat-obatan pasien sehubung- perawatan & obat-obatan bagi kit DHF. perlu mengetahui sejauh mana
an dengan kurangnya informasi. penderita DHF meningkat informasi atau pengetahuan
serta pasien/keluarga mampu tentang penyakit yang diketa-
menceritakannya kembali. hui pasien serta kebenaran in-
formasi yang telah didapatkan
sebelumnya.

2. Mengkaji latar belakang pendi- Agar perawat dapat memberi-


dikan pasien/keluarga. kan penjelasan sesuai dengan
tingkat pendidikan mereka se-
hingga penjelasan dapat dipa-
hami & tujuan yang direncana
kan tercapai.

3. Menjelaskan tentang proses pe- Agar informasi dapat diterima


nyakit, diet, perawatan & obat- dengan mudah & tepat sehing-
obatan pada pasien dengan ba- ga tidak menimbulkan kesalah
hasa & kata-kata yang mudah pahaman.
dimengerti/dipahami.

4. Menjelaskan semua prosedur Dengan mengetahui prosedur


yang akan dilakukan & manfaat atau tindakan yang akan diala-
nya bagi pasien. mi, pasien akan lebih koopera-
tif & kecemasannya menurun.

5. Memberikan kesempatan pada Mengurangi kecemasan &


pasien/keluarga untuk mena- memotivasi pasien untuk koo-
nyakan hal-hal yang ingin dike- peratif selama masa perawat-
tahui sehubungan dengan pe- an atau penyembuhan.
nyakit yang dialami pasien.

6. Menggunakan leaflet atau gam- Gambar-gambar atau media


bar-gambar dalam memberikan cetak seperti leaflet dapat
penjelasan (jika ada/memung- membantu mengingat penje-
kinkan). lasan yang telah diberikan ka-
rena dapat dilihat atau dibaca
berulang kali.

4. Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda per- 1. Memonitor tanda-tanda penu- Penurunan jumlah trombosit
lebih lanjut sehubungan dengan darahan lebih lanjut (secara runan trombosit yang disertai merupakan tanda-tanda ada-
trombositopenia. klinis). dengan tanda-tanda klinis. nya kebocoran pembuluh da-
-Jumlah trombosit meningkat. rah yang pada tahap tertentu
dapat menimbulkan tanda-tan-
da klinis berupa perdarahan
(nyata) seperti epistaksis, pe-
tikiae, dll.

2. Memberikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga menge-


pengaruh trombositopenia pada tahui hal-hal yang mungkin
pasien. terjadi pada pasien & dapat
membantu mengantisipasi
terjadinya perdarahan karena
trombositopenia.
3. Memonitor jumlah trombosit Dengan jumlah trombosit
setiap hari. yang dipantau setiap hari, da-
pat diketahui tingkat kebocor-
an pembuluh darah & ke-
mungkinan perdarahan yang
dapat dialami pasien.

4. Menganjurkan pasien untuk ba- Aktivitas pasien yang tidak


nyak istirahat. terkontrol dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan.

5. Memberikan penjelasan pada Keterlibatan keluarga dengan


pasien/keluarga untuk segera segera melaporkan terjadinya
melapor jika ada tanda-tanda perdarahan (nyata) akan mem-
perdarahan lebih lanjut seperti: bantu pasien mendapatkan pe-
hematemesis, melena, epistak- nanganan sedini mungkin.
sis.

6. Menjelaskan obat-obat yang di Dengan mengetahui obat-


berikan & manfaatnya serta a- obatan yang diminum & man-
kibatnya bagi pasien. faatnya, maka pasien akan ter-
motivasi untuk mau minum o-
bat sesuai dosis atau jumlah
yang diberikan.

7. Mengantisipasi/mencegah terja-
dinya perlukaan atau perdarah-
an:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
- memelihara kebersihan mu-
lut.
- menghindari tindakan inva-
sif melalui rektum seperti:
pemberian obat suppositoria,
enema, rektal termometer.
- menggunakan pencukur lis-
trik (jika pasien butuh bercu-
kur).
- memberikan tekanan 5-10
menit setiap kali selesai me-
ngambil darah.

5. Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- 1. Mengkaji keluhan pasien. Untuk mengidentifikasi masa-
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi. lah-masalah pasien.
yang lemah. -Pasien mampu mandiri sete-
lah bebas demam. 2. Mengkaji hal-hal yang mampu/ Untuk mengetahui tingkat ke-
tidak mampu dilakukan oleh tergantungan pasien dalam
pasien sehubungan dengan ke- memenuhi kebutuhannya.
lemahan fisiknya.

3. Membantu pasien memenuhi Pemberian bantuan sangat di


kebutuhan aktifitasnya sehari- perlukan oleh pasien pada saat
hari sesuai dengan tingkat ke- kondisinya lemah & perawat
terbatasan pasien seperti mandi, mempunyai tanggung jawab
makan, eliminasi. dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pasien tanpa mem-
buat pasien mengalami keter-
gantungan pada perawat.

4. Membantu pasien untukk man- Dengan melatih kemandirian


diri sesuai dengan perkembang- pasien maka pasien tidak me-
an kemajuan fisiknya. ngalami ketergantungan pada
perawat.

5. Memberi penjelasan tentang Dengan penjelasan yang dibe-


hal-hal yang dapat membantu rikan kepada pasien, maka pa-
& meningkatkan kekuatan fisik sien termotivasi untuk koo-
pasien. peratif selama perawatan ter-
utama terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan kekuatan
fisiknya seperti pasien mau
menghabiskan porsi makan-
nya.

6. Meletakkan barang-barang Akan membantu pasien untuk


ditempat yang mudah terjang- memenuhi kebutuhannya sen-
kau oleh pasien. diri tanpa orang lain.

7. Menyiapkan bel di dekat pasien Agar pasien dapat segera me-


minta bantuan perawat saat
membutuhkannya.

6. Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di Untuk mengetahui berapa be-
sehubungan dengan mekanisme hi. alami pasien dengan memberi rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit). -Nyeri berkurang atau hilang. rentang nyeri (0-10), biarkan
pasien menentukan tingkat nye-
ri yang dialaminya, tetapkan ti-
pe nyeri yang dialami pasien,
respons pasien terhadap nyeri
yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang Reaksi pasien terhadap nyeri
mempengaruhi reaksi pasien dapat dipengaruhi oleh berba-
terhadap nyeri (budaya, pendi- gai faktor, dengan mengetahui
dikan, dll). faktor-faktor tersebut maka
perawat dapat melakukan in-
tervensi yang sesuai dengan
masalah klien. Respon indi-
vidu terhadap nyeri sangat
berbeda atau bervariasi, se-
hingga perawat perlu mengka-
ji lebih lanjut menghindari
kesalahan persepsi terhadap
kondisi yang dialami pasien.
Misalnya pasien yang berteri-
ak karena nyeri belum tentu
mengalami nyeri yang lebih
hebat dari pasien lain yang
menutup mata, menggigit bi-
bir atau berpegangan erat.

3. Memberikan posisi yang nya- Untuk mengurangi rasa nyeri.


man, usahakan situasi ruangan
yang tenang.

4. Memberikan suasana gembira Dengan melakukan aktifitas


bagi pasien, alihkan perhatian lain, pasien dapat sedikit me-
pasien dari rasa nyeri (libatkan lupakan perhatiannya terhadap
keluarga). Menganjurkan pa- nyeri yang dialami.
sien untuk membaca buku,
mendengar musik, nonton TV
(mengalihkan perhatian).
5. Memberikan kesempatan pada Tetap berhubungan dengan
pasien untuk berkomunikasi orang-orang terdekat/teman
dengan teman-temannya/orang membuat pasien gembira/ba-
terdekat. hagia & dapat mengalihkan
perhatiannya terhadap nyeri.

6. Memberikan obat-obat Obat-obatan analgetik dapat


analge-tik (kolaborasi menekan/mengurangi nyeri
dokter). pasien. Perlu adanya kolabo-
rasi dengan dokter karena
pemberian obat merupakan
wewenang dokter.

7. Potensial terjadi syok hipovole- -Tidak terjadi syok hipovole- 1. Monitor keadaan umum pasien. Untuk memantau kondisi pa-
mik sehubungan dengan perda- mik. sien selama masa perawatan
rahan hebat. -Tanda-tanda vital dalam ba- terutama saat terjadi perdarah-
tas normal. an. Dengan memonitor kea-
-Keadaan umum baik. daan umum pasien, perawat
dapat segera mengetahui jika
terjadi tanda-tanda pre syok/
syok sehingga dapat segera di
tangani.

2. Observasi tanda-tanda vital tiap Tanda vital dalam batas nor-


2-3 jam. mal menandakan keadaan u-
mum pasien baik, perawat
perlu terus mengobservasi tan-
da-tanda vital selama pasien
mengalami perdarahan untuk
memastikan tidak terjadi pre
syok/syok.

3. Monitor tanda-tanda perdarahan Perdarahan yang cepat diketa-


hui dapat segera diatasi, se-
hingga pasien tidak sampai ke
tahap syok hipovolemik akibat
perdarahan hebat.

4. Jelaskan pada pasien/keluarga Dengan memberi penjelasan


tentang tanda-tanda perdarahan & melibatkan keluarga diha-
yang mungkin dialami pasien. rapkan tanda-tanda perdarah-
an dapat diketahui lebih cepat
& pasien/keluarga menjadi
kooperatif selalma pasien di
rawat.

5. Anjurkan pasien/keluarga untuk Keterlibatan keluarga untuk


segera melapor jika ada tanda- segera melaporkan jika terjadi
tanda perdarahan. perdarahan terhadap pasien
sangat membantu tim pera-
watan untuk segera melaku-
kan tindakan yang tepat.

6. Pasang infus, beri terapi cairan Pemberian cairan intravena


intravena jika terjadi perdarah- sangat diperlukan untuk me-
an (kolaborasi dengan dokter). ngatasi kehilangan cairan tu-
buh yang hebat yaitu untuk
mengatasi syok hipovolemik.
Pemberian infus dilakukan
dengan kolaborasi dokter.
7. Segera puasakan jika terjadi Puasa membantu mengistira-
perdarahan saluran pencernaan. hatkan saluran pencernaan un-
tuk sementara selama perda-
rahan berasal dari saluran cer-
na.

8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito). Untuk mengetahui tingkat


kebocoran pembuluh darah
yang dialami pasien & untuk
acuan melakukan tindakan le-
bih lanjut terhadap perdarahan
tersebut.
9. Perhatikan keluhan pasien se- Untuk mengetahui seberapa
perti mata berkunang-kunang, jauh pengaruh perdarahan ter-
pusing, lemah, ekstremitas di- sebut pada pasien sehingga
ngin, sesak nafas. tim kesehatan lebih waspada.

10. Berikan tranfusi sesuai dengan Untuk menggantikan volume


program dokter. darah serta komponen darah
yang hilang.

11. Monitor masukan & keluaran, Pengukuran & pencatatan sa-


catat & ukur perdarahan yang ngat penting untuk mengeta-
terjadi, produksi urin. hui jumlah perdarahan yang
dialami pasien. Untuk menge-
tahui keseimbangan cairan tu-
buh.
Produksi urin yang lebih pekat
& lebih sedikit dari normal
(sangat sedikit) menunjukkan
pasien kekurangan cairan &
mengalami syok. Hati-hati
terhadap perdarahan di dalam.

12. Berikan obat-obatan untuk Untuk membantu menghenti-


mengatasi perdarahan sesuai kan perdarahan.
dengan program dokter.

13. Bila terjadi tanda-tanda syok Untuk menghindari kondisi


hipovolemik, baringkan pasien yang lebih buruk.
terlentang atau posisi datar.

14. Berikan terapi oksige sesuai Pemberian O2 akan membantu


dengan kebutuhan. oksigenasi jaringan, karena
dengan terjadinya perdarahan
hebat maka suplai oksigen ke
jaringan terganggu.

15. Segera lapor dokter jika tam- Untuk mendapatkan pena-


pak tanda-tanda syok hipovo- nganan lebih lanjut sesegera
lemik & observasi ketat pasien mungkin.
serta percepat tetesan infus
sambil menunggu program
dokter selanjutnya.

8. Koping individu yang tidak efek- Pasien dapat: 1. Membina hubungan saling per- Hubungan saling percaya
tif sehubungan dengan perawatan -mengungkapkan perasaannya caya dengan pasien. antar pasien-perawat sangat
di rumah sakit. selama dirawatdi rumah sakit. penting & merupakan hal
-mengidentifikasi kekuatan di- yang mendasar dalam pembe-
rinya. rian asuhan keperawatan.
-mengidentifikasi koping yang
efektif. 2. Bekomunikasi dengan bahasa Bahasa yang sederhana, jelas
-mengidentifikasi & meman- yang mudah dimengerti oleh & mudah dimengerti akan
faatkan sumber-sumber eks- pasien & melindungi pasien da- sangat membantu pasien me-
ternal. ri situasi stress. mahami setiap penjelasan atau
-menetapkan cara mengatasi informasi yang diterimanya
masalah selama dirawat di sehingga terhindar dari kesa-
rumah sakit. lahpahaman informasi yang
dapat memperburuk kondisi-
nya.

3. Beri kesempatan & dorongan Stressor yang meningkat da-


pada pasien untuk mengungkap pat menambah beban bagi pa-
kan perasaaan & persepsinya. sien sehingga perawat perlu
melindungi pasien dari situasi
stres yang tidak perlu. Pera-
wat dapat membantu meng-
hindari stres dengan melibat-
kan keluarga karena seringkali
sumber dari stressor tersebut
adalah keluarganya.

4. Membantu pasien mengkaji & Pasien butuh seseorang untuk


mengidentifikasi situasi & ma- mendengarkan & mengerti
salah yang timbul saat ini. perasaannya sehingga perawat
harus mampu menunjukkan
rasa empati & menjadi pende-
ngar yang baik.

5. Membantu pasien mengidenti- Identifikasi masalah adalah


fikasi koping sebelumnya baik hal yang penting bagi pasien
yang efektif maupun yang tidak & dengan bantuan perawat
efektif. maka pasien menyadari masa-
lah yang dihadapinya.
Hal ini dapat membantu pasi-
en menentukan tindakan mana
yang baik & mana yang buruk
dalam mengatasi masalahnya.

6. Bantu pasien menilai kekuatan Pasien perlu menyadari keku-


dirinya & kemungkinan peme- atan yang dimilikinya atau
cahan masalah. hal-hal positif yang dapat di
lakukannya untuk memecah-
kan masalahnya.

7. Mendiskusikan koping yang e- Diskusi tentang koping efektif


fektif yang akan digunakan. yang akan digunakan oleh pa-
sien akan sangat berarti bagi
pasien & akan memberikan
dampak yang positif bagi pa-
sien.

8. Libatkan pasien dalam perawat- Hal ini akan mendorong pasi-


an dirinya. en untuk bersikap kooperatif
& merasa lebih berarti.

9. Jelaskan proses penyakit, hasil Dengan mengetahui kondisi-


pemeriksaan laboratorium, test nya, pasien akan dapat meng-
diagnosis lain & pengobatan antisipasi hal-hal yang akan di
yang diberikan (kolaborasi de- alaminya.
ngan dokter).

10. Jelaskan tiap tindakan kepera- Penjelasan informasi sebelum


watan yang akan dilakukan tindakan dilakukan akan
pada pasien & beritahukan membantu mengurangi kece-
manfaatnya. masan pasien.

11. Libatkan keluarga terutama Dukungan keluarga/orang ter-


dalam memberikan dorongan dekat akan sangat berarti bagi
pada pasien. pasien & memberikan sema-
ngat bagi pasien.

9. Potensial terjadi reaksi tranfusi Reaksi tranfusi tidak terjadi. 1. Pesan darah/komponen darah Golongan darah yang tidak se-
sehubungan dengan pemberian sesuai dengan instruksi medis. suai akan membahayakan pa-
tranfusi. sien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.

2. Cek ulang formulir permintaan Pengecekkan ulang amat di


darah sebelum dikirim. perlukan untuk meyakinkan
bahwa permintaan darah sesu-
ai dengan yang ditulis pada
formulir permintaan.

3. Sebelum pemberian tranfusi ya- Untuk meyakinkan bahwa


kinkan bahwa daerah tusukan tranfusi dapat diberikan deng-
infus tidak tampak tanda-tanda an lancar.
plebitis & aliran infus lancar.

4. Gunakan Blood Set untuk pem- Agar darah dapat menetes de-
berian tranfusi. ngan lancar & tidak membeku
(infus set biasanya tidak dapat
dipaksa untuk pemberian tran-
fusi.
PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa : Subhan


Tempat Praktek : Ruang Tropik Laki Tanggal : 16 s/d 20 April 2001

I. Identitas Klien
Nama : Tn. R.
Umur : 24 tahun
TTL : 15 Desember 1974
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Lama bekerja : 2 tahun
MRS : 15 April 2001
Keluarga terdekat : Kakak Perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
II. Status Kesehatan Saat Ini:
1. Alasan kunjungan ke RS. Badan panas tinggi 4 hari, pusing, keluar darah dari
hidung dan mulut sewaktu dibatukkan.
2. Keluhan utama saat ini: Badan lemah, nyeri pada otot persendian dan nyeri
kepala, pada lengan dan dada banyak terdapat bintik merah.
3. Lama keluhan : Sudah 4 hari.
4. Timbulnya keluhan: Mendadak.
5. Faktor yang memperberat: Bila banyak melakukan aktifitas.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: Beli obat penurun panas di warung.
7. Diagnosa medik: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) derajat I.

III. Riwayat Penyakit Dahulu: Ketika berusia 13 tahun pernah menderita penyakit Typhus
Abdominalis.
IV. Pengkajian Fisik
Tgl. 16 April 2001 :
1. Sistem pernafasan (B 1):
RR= 20 X/mnt, sesak napas tidak ada, batuk lama tak pernah, tidak ada riwayat
asma,suara napas normal.
2. Sistem hemodinamika (B 2):
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 84 X/mnt, Suhu = 36,5 oC, Suara jantung vesiculer,
Perfusi perifer: baik, Turgor: baik, intake & output: seimbang, infus RL terpasang 20
tetes/mt.
3. Sistem kesadaran dan otak (B 3):
Keluhan nyeri kepala, konjunctiva pucat. Bentuk kepala simetris. GCS 4 5 6. Pupil
normal. Orientasi baik, klien agak gelisah.
4. Sistem perkemihan (B 4):
Klien sering BAK (4-5 kali), warna urine kuning pekat.
5. Sistem pencernaan (B 5):
Klien ada nafsu makan, terlihat dari jatah makanan yang bisa dihabiskan. Klien
sering merasa haus dan banyak minum. Kadang-kadang klien merasa mual.
Terdengar bising usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran
hati. BAB 2x/hari (pagi & sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga memikirkan
pekerjaannya.
3. Suasana hati: gelisah dan khawatir.
4. Hubungan/komunikasi: bicara jelas, mampu mengekspresikan. Klien tinggal
dirumah kakak perempuannya.
5. . Kehidupan keluarga:
- Adat istiadat yang dianut: adat Jawa dan Sunda.
- Pembuatan keputusan dalam keluarga: kakak ipar.
- Pola komunikasi: terbuka (setiap ada masalah selalu dibicarakan dengan
kakaknya).
- Keuangan: memadai.
VI. Data Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 April 2001:
- Hb 14,0 gr%
- Trombosit 106x1000/UL
- PCV 42 %
- Leukosit 2,9x1000/UL
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2001:
- Hb 13,5 gr%
- Trombosit 81x1000/UL
- PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.
Analisa Data :

KEMUNGKINAN
TGL KELOMPOK DATA MASALAH DIAGNOSA
PENYEBAB
16/4/01 DS: Klien mengatakan tubuhnya Kondisi tubuh yang lemah. Sindrom ku-rang perawat- Sindrom kurang perawatan
lemah, nyeri pada otot & sendi. an diri. diri berhubungan
DO: Hb: 14,0 gr% dengan kondisi tubuh yang
PCV: 40,5 % le-mah.
Trombosit: 106x1000/UL

DS: Klien mengatakan bintik merah pada


lengan & badannya masih banyak. Resiko terjadi
DO: Bintik merah pa-da ekstremitas atas Trombositopenia. Resiko terjadi perdarahan perdarahan/per-lukaan
16/4/01 & bawah, di badan /dada banyak. berlanjut. berlan-jut berhubungan
Trombosit: dengan trombo-sitopenia.
106x1000/UL.
Hb: 14,0 gr%
PCV: 40,5 %

DS: -
DO: -Bintik merah di lengan & dada
banyak.
-Trombosit: 106x1000/UL. Resiko terjadi renjatan berhu-
-Hb: 14,0 gr%. bungan dengan perdarahan &
- PCV: 40,5 % Resiko terjadi renjatan. kebocoran plas-
- Nadi: 64x/mt. Perdarahan & ke- ma didaerah in-
16/4/01 - Temp: 36,5oC bocoran plasma di daerah travaskular.
- TD: 110/80 mm Hg. intravasku-
lar.
DS: Klien mengatakan infusnya sering
macet & terasa
nyeri.
DO: -Infus sudah 2 ha-
ri terpasang. Resiko terjadi infeksi berhu-
-Klien sering BAK (memin- bungan dengan
dahkan letak cair pemasangan in-
an/botol infus. Resiko terjadi infeksi. fus.
-Infus macet ka-
rena bekuan da-rah. Pemasangan infus.
16/4/01
Rencana Intervensi dan Rasional :

NO TGL DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


1. 16/4/01 Sindrom kurang perawatan diri Kebutuhan akti- Klien mampu mandiri 1. Kaji keluhan klien. Untuk mengidentifi-
berhubungan dengan kondisi tu- fitas/self care setelah bebas demam kasi masalah klien.
buh yang lemah. terpenuhi. seperti makan/mi-
num, BAB & BAK, 2. Kaji hal-hal yang Untuk mengetahui
mandi, berpakaian, mampu/tidak dilaku- tingkat ketergantung
instrumentasi. kan berhubungan de- an klien dalam me-
ngan kelemahan fi- menuhi kebutuhan-
siknya. nya.

3. Bantu klien untuk Dengan melatih ke-


mandiri sesuai deng- mandirian, maka kli-
an perkembangan ke en tidak mengalami
mampuan fisiknya. ketergantungan pada
perawat & keluarga.

4. Bantu klien untuk Pemberian bantuan


memenuhi kebutuh- sangat diperlukan o-
an aktifitas sesuai leh klien saat kondi-
dengan tingkat keter si fisiknya lemah.
batasannya.

2. 16/4/01 Resiko terjadi perdarahan/perluka- Tidak terjadi Jumlah trombosit 1. Monitor tanda-tanda Penurunan jumlah
an lebih lanjut berhubungan deng- perdarahan le- meningkat. penurunan trombo- trombosit merupa-
an Trombositopenia. bih lanjut (seca- sit disertai tanda- kan tanda adanya
ra klinis). tanda klinis. kebocoran pembu-
luh darah.
2. Berikan penjelasan Agar klien menge-
tentang pengaruh pe- tahui hal yang mu-
nurunan trombosit ngkin terjadi sehing-
pada klien & keluar- ga dapat membantu
ga. mengantisipasi per-
darahan karena pe-
nurunan trombosit.

3. Anjurkan klien un- Aktifitas yang tidak


tuk banyak istirahat/ terkontrol dapat me-
meminimalkan akti- nyebabkan terjadi-
fitas yang tidak perlu nya perdarahan.

4. Berikan penjelasan Keterlibatan klien &


pada klien & keluar- keluarga akan mem-
ga untuk melapor ji- bantu klien menda-
ka ada tanda perda- patkan penanganan
rahan seperti: hema- sedini muingkin.
temesis, melena &
mimisan.

3. 16/4/01 Kemungkinan terjadi renjatan Tidak terjadi Trombosit mening- 1. Observasi tanda-tan Segera diketahui apa
berhubungan dengan perdarahan renjatan sela- kat, vital sign normal, da vital & perdarah- bila terjadi renjatan.
dan kebo-coran plasma didaerah lama 5 hari tidak ada tanda per- an.
intravaskuler. bebas panas darahan.
2. Batasi aktifitas kli- Untuk menghindari
en. kondisi yang lebih
buruk & aktifitas
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
terjadinya perdarah
-an.

3. Cek Hb, Ht, Throm- Untuk mengetahui


bosit. tingkat kebocoran
pembuluh darah
yang dialami klien &
untuk acuan me-
lakukan tindakan le-
bih lanjut terhadap
perdarahan tersebut.

4. Segera hubungi Untuk mendapatkan


dokter jika tampak penanganan lebih
tanda-tanda renjatan lanjut sesegera mung
& ob-servasi ketat kin.
klien.

4. 16/4/01 Resiko terjadi infeksi berhubung- Tidak terjadi Tidak tampak tanda- 1. Observasi tanda- Menetapkan data da-
an dengan pemasangan infus. infeksi. tanda infeksi. tanda vital. klien, terjadinya pe-
radangan, infeksi
dapat diketahui dari
penyimpangan nilai
tanda-tanda vital.

2. Observasi daerah Monitor tanda-tanda


pemasanganinfus. infeksi pada daerah
pemasangan. Rawat
daerah tusukan ja-
rum dengan meng-
ganti kassa balutan
& dioles betadine.

3. Amati kelancaran Dengan memperha-


tetesan infus. tikan kelancaran in-
fus, dapat segera di –
ketahui ketidaklan-
caran yang mungkin
terjadi sehingga kli-
en terhindar dari ple-
bitis.

4. Segera cabut infus Untuk menghindari


jika terjadi pembeng kondisi yang lebih
kakan & plebitis. buruk atau penyulit
lebih lanjut.
NO TANGGAL & JAM IMPLEMENTASI/TINDAKAN EVALUASI
TINDAKAN
1. 17-4-2001: Tanggal, 17-4-2001.
07.30 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Klien mampu memenuhi kebutuhan
Nadi= 64x/mnt, RR= 18x/mnt. self care terpenuhi,klien mampu ma-
08.00 WIB - Mengkaji keluhan klien seperti adanya rasa mual, muntah, kan/minum,BAK dan berpakaian
pusing, nyeri pada ulu hati. sendiri.
08.15 WIB - Mengkaji kemampuan klien untuk duduk,
berjalan,makan/minum, mandi, BAB/BAK, berpakaian dll.
09.00 WIB - Membantu klien untuk melakukan aktivitas seperti duduk &
BAK.
09.20 WIB - Memeriksa tanda perdarahan berupa bintik-bintik merah di
lengan, dada dan kaki.
11.00 WIB - Menjelaskan akibat penurunan thrombosit seperti: terjadinya
shock yang ditandai dengan:
- Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari &
kaki.
12.00 WIB - Gelisah & penurunan kesadaran.
- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat & BAK dengan
12.15 WIB menggunakan urinal saja.
- Menganjurkan klien/keluarga agar segera melapor kepada
dokter /perawat bila terjadi perdarahan pada hidung, mulut &
12.45 WIB bila kotor
an berwarna hitam.
13.45 WIB - Mengobservasi daerah pemasangan infus & kelancaran tetesan
infus.
- Mengukur tanda-tanda vital: Suhu= 36,8 oC, TD= 130/80
mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.

2. 18-4-2001
07.20 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 37 oC, TD= 130/80 mmHg, Tanggal, 18 April 2001.
Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt. Sampai hari ke-3 bebas panas tidak
ngan, dada dan kaki.
09.15 WIB - Menganjurkan klien untuk banyak istirahat & BAK
dengan menggunakan urinal saja.
09.20 WIB - Mengingatkan klien/keluarga agar segera melapor kepada
dokter /perawat bila terjadi perdarahan pada hidung,
mulut & bila kotor
an berwarna hitam.
11.00 WIB - Mengobservasi daerah pemasangan infus & kelancaran
tetesan infus.
12.00 WIB - Melepas infus.
12.25 WIB - Mengambil spesimen darah untuk pemeriksaan Hb, Ht
dan Thrombosit.
12.45 WIB - Mengukur tanda-tanda vital: Suhu= 36,5oC, TD= 140/8
mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
13.20 WIB - Mempersiapkan klien pulang setelah menerima hasil laborato-
rium terakhir.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.


Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI.
Jakarta
Nancy and Beckle. 1987. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V. Mosby
Company, St. Laouis, Washington, Toronto.
RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.
Soedarmo, SP. 1995. Demam Berdarah Dengue. Medika No. 10 Tahun XXI, Oktober
1995.
Catatan Perkembangan :

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.

Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.

Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.

Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.
Tanggal, 18 April 2001.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.

Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi .
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.

Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus dilepas.
- Suhu= 36,5oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis, klien boleh pulang.

Anda mungkin juga menyukai