DHF 202
DHF 202
PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita
DHF pada orang dewasa.
PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
Menurunnya volume plasma darah
Adanya hypotensi
Trombositopeni
Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler
dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma
dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya
plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit
yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia
jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang
cukup shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali
perawatan.
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul
setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh
trombositopeni serta gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari
faktor I, II, V, VII, IX, X dan faktor kapiler.
Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi
sistim retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah
mengalami metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.
Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF ,
komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi.
Produksi aktivitas komplemen ini bersifat anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan
dinding kapiler sehingga permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.
Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased
Vascular Grade
fermeability
c. Data Penunjang
Hematokrit
Trombositopenia
Masa perdarahan dan protombin memanjang
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit Untuk menetapkan cara me-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- menelan & muntah yang diala- ngatasinya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- mi oleh pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di-
butuhkan. 2. Mengkaji cara/bagaimana ma- Cara menghidangkan makan-
kanan dihidangkan. an dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien.
3. Memberikan makanan yang Membantu mengurangi kele-
mudah ditelan seperti: bubur, lahan pasien & meningkatkan
tim & dihidangkan saat masih asupan makanan karena mu-
hangat. dah ditelan.
3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan Untuk memberikan informasi
proses penyakit, diet, perawatan tentang proses penyakit, diet, pasien/keluarga tentang penya- pada pasien/keluarga, perawat
& obat-obatan pasien sehubung- perawatan & obat-obatan bagi kit DHF. perlu mengetahui sejauh mana
an dengan kurangnya informasi. penderita DHF meningkat informasi atau pengetahuan
serta pasien/keluarga mampu tentang penyakit yang diketa-
menceritakannya kembali. hui pasien serta kebenaran in-
formasi yang telah didapatkan
sebelumnya.
4. Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda per- 1. Memonitor tanda-tanda penu- Penurunan jumlah trombosit
lebih lanjut sehubungan dengan darahan lebih lanjut (secara runan trombosit yang disertai merupakan tanda-tanda ada-
trombositopenia. klinis). dengan tanda-tanda klinis. nya kebocoran pembuluh da-
-Jumlah trombosit meningkat. rah yang pada tahap tertentu
dapat menimbulkan tanda-tan-
da klinis berupa perdarahan
(nyata) seperti epistaksis, pe-
tikiae, dll.
7. Mengantisipasi/mencegah terja-
dinya perlukaan atau perdarah-
an:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
- memelihara kebersihan mu-
lut.
- menghindari tindakan inva-
sif melalui rektum seperti:
pemberian obat suppositoria,
enema, rektal termometer.
- menggunakan pencukur lis-
trik (jika pasien butuh bercu-
kur).
- memberikan tekanan 5-10
menit setiap kali selesai me-
ngambil darah.
5. Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- 1. Mengkaji keluhan pasien. Untuk mengidentifikasi masa-
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi. lah-masalah pasien.
yang lemah. -Pasien mampu mandiri sete-
lah bebas demam. 2. Mengkaji hal-hal yang mampu/ Untuk mengetahui tingkat ke-
tidak mampu dilakukan oleh tergantungan pasien dalam
pasien sehubungan dengan ke- memenuhi kebutuhannya.
lemahan fisiknya.
6. Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di Untuk mengetahui berapa be-
sehubungan dengan mekanisme hi. alami pasien dengan memberi rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit). -Nyeri berkurang atau hilang. rentang nyeri (0-10), biarkan
pasien menentukan tingkat nye-
ri yang dialaminya, tetapkan ti-
pe nyeri yang dialami pasien,
respons pasien terhadap nyeri
yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang Reaksi pasien terhadap nyeri
mempengaruhi reaksi pasien dapat dipengaruhi oleh berba-
terhadap nyeri (budaya, pendi- gai faktor, dengan mengetahui
dikan, dll). faktor-faktor tersebut maka
perawat dapat melakukan in-
tervensi yang sesuai dengan
masalah klien. Respon indi-
vidu terhadap nyeri sangat
berbeda atau bervariasi, se-
hingga perawat perlu mengka-
ji lebih lanjut menghindari
kesalahan persepsi terhadap
kondisi yang dialami pasien.
Misalnya pasien yang berteri-
ak karena nyeri belum tentu
mengalami nyeri yang lebih
hebat dari pasien lain yang
menutup mata, menggigit bi-
bir atau berpegangan erat.
7. Potensial terjadi syok hipovole- -Tidak terjadi syok hipovole- 1. Monitor keadaan umum pasien. Untuk memantau kondisi pa-
mik sehubungan dengan perda- mik. sien selama masa perawatan
rahan hebat. -Tanda-tanda vital dalam ba- terutama saat terjadi perdarah-
tas normal. an. Dengan memonitor kea-
-Keadaan umum baik. daan umum pasien, perawat
dapat segera mengetahui jika
terjadi tanda-tanda pre syok/
syok sehingga dapat segera di
tangani.
8. Koping individu yang tidak efek- Pasien dapat: 1. Membina hubungan saling per- Hubungan saling percaya
tif sehubungan dengan perawatan -mengungkapkan perasaannya caya dengan pasien. antar pasien-perawat sangat
di rumah sakit. selama dirawatdi rumah sakit. penting & merupakan hal
-mengidentifikasi kekuatan di- yang mendasar dalam pembe-
rinya. rian asuhan keperawatan.
-mengidentifikasi koping yang
efektif. 2. Bekomunikasi dengan bahasa Bahasa yang sederhana, jelas
-mengidentifikasi & meman- yang mudah dimengerti oleh & mudah dimengerti akan
faatkan sumber-sumber eks- pasien & melindungi pasien da- sangat membantu pasien me-
ternal. ri situasi stress. mahami setiap penjelasan atau
-menetapkan cara mengatasi informasi yang diterimanya
masalah selama dirawat di sehingga terhindar dari kesa-
rumah sakit. lahpahaman informasi yang
dapat memperburuk kondisi-
nya.
9. Potensial terjadi reaksi tranfusi Reaksi tranfusi tidak terjadi. 1. Pesan darah/komponen darah Golongan darah yang tidak se-
sehubungan dengan pemberian sesuai dengan instruksi medis. suai akan membahayakan pa-
tranfusi. sien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.
4. Gunakan Blood Set untuk pem- Agar darah dapat menetes de-
berian tranfusi. ngan lancar & tidak membeku
(infus set biasanya tidak dapat
dipaksa untuk pemberian tran-
fusi.
PENGKAJIAN DATA
I. Identitas Klien
Nama : Tn. R.
Umur : 24 tahun
TTL : 15 Desember 1974
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Lama bekerja : 2 tahun
MRS : 15 April 2001
Keluarga terdekat : Kakak Perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
II. Status Kesehatan Saat Ini:
1. Alasan kunjungan ke RS. Badan panas tinggi 4 hari, pusing, keluar darah dari
hidung dan mulut sewaktu dibatukkan.
2. Keluhan utama saat ini: Badan lemah, nyeri pada otot persendian dan nyeri
kepala, pada lengan dan dada banyak terdapat bintik merah.
3. Lama keluhan : Sudah 4 hari.
4. Timbulnya keluhan: Mendadak.
5. Faktor yang memperberat: Bila banyak melakukan aktifitas.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: Beli obat penurun panas di warung.
7. Diagnosa medik: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) derajat I.
III. Riwayat Penyakit Dahulu: Ketika berusia 13 tahun pernah menderita penyakit Typhus
Abdominalis.
IV. Pengkajian Fisik
Tgl. 16 April 2001 :
1. Sistem pernafasan (B 1):
RR= 20 X/mnt, sesak napas tidak ada, batuk lama tak pernah, tidak ada riwayat
asma,suara napas normal.
2. Sistem hemodinamika (B 2):
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 84 X/mnt, Suhu = 36,5 oC, Suara jantung vesiculer,
Perfusi perifer: baik, Turgor: baik, intake & output: seimbang, infus RL terpasang 20
tetes/mt.
3. Sistem kesadaran dan otak (B 3):
Keluhan nyeri kepala, konjunctiva pucat. Bentuk kepala simetris. GCS 4 5 6. Pupil
normal. Orientasi baik, klien agak gelisah.
4. Sistem perkemihan (B 4):
Klien sering BAK (4-5 kali), warna urine kuning pekat.
5. Sistem pencernaan (B 5):
Klien ada nafsu makan, terlihat dari jatah makanan yang bisa dihabiskan. Klien
sering merasa haus dan banyak minum. Kadang-kadang klien merasa mual.
Terdengar bising usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran
hati. BAB 2x/hari (pagi & sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga memikirkan
pekerjaannya.
3. Suasana hati: gelisah dan khawatir.
4. Hubungan/komunikasi: bicara jelas, mampu mengekspresikan. Klien tinggal
dirumah kakak perempuannya.
5. . Kehidupan keluarga:
- Adat istiadat yang dianut: adat Jawa dan Sunda.
- Pembuatan keputusan dalam keluarga: kakak ipar.
- Pola komunikasi: terbuka (setiap ada masalah selalu dibicarakan dengan
kakaknya).
- Keuangan: memadai.
VI. Data Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 April 2001:
- Hb 14,0 gr%
- Trombosit 106x1000/UL
- PCV 42 %
- Leukosit 2,9x1000/UL
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2001:
- Hb 13,5 gr%
- Trombosit 81x1000/UL
- PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.
Analisa Data :
KEMUNGKINAN
TGL KELOMPOK DATA MASALAH DIAGNOSA
PENYEBAB
16/4/01 DS: Klien mengatakan tubuhnya Kondisi tubuh yang lemah. Sindrom ku-rang perawat- Sindrom kurang perawatan
lemah, nyeri pada otot & sendi. an diri. diri berhubungan
DO: Hb: 14,0 gr% dengan kondisi tubuh yang
PCV: 40,5 % le-mah.
Trombosit: 106x1000/UL
DS: -
DO: -Bintik merah di lengan & dada
banyak.
-Trombosit: 106x1000/UL. Resiko terjadi renjatan berhu-
-Hb: 14,0 gr%. bungan dengan perdarahan &
- PCV: 40,5 % Resiko terjadi renjatan. kebocoran plas-
- Nadi: 64x/mt. Perdarahan & ke- ma didaerah in-
16/4/01 - Temp: 36,5oC bocoran plasma di daerah travaskular.
- TD: 110/80 mm Hg. intravasku-
lar.
DS: Klien mengatakan infusnya sering
macet & terasa
nyeri.
DO: -Infus sudah 2 ha-
ri terpasang. Resiko terjadi infeksi berhu-
-Klien sering BAK (memin- bungan dengan
dahkan letak cair pemasangan in-
an/botol infus. Resiko terjadi infeksi. fus.
-Infus macet ka-
rena bekuan da-rah. Pemasangan infus.
16/4/01
Rencana Intervensi dan Rasional :
2. 16/4/01 Resiko terjadi perdarahan/perluka- Tidak terjadi Jumlah trombosit 1. Monitor tanda-tanda Penurunan jumlah
an lebih lanjut berhubungan deng- perdarahan le- meningkat. penurunan trombo- trombosit merupa-
an Trombositopenia. bih lanjut (seca- sit disertai tanda- kan tanda adanya
ra klinis). tanda klinis. kebocoran pembu-
luh darah.
2. Berikan penjelasan Agar klien menge-
tentang pengaruh pe- tahui hal yang mu-
nurunan trombosit ngkin terjadi sehing-
pada klien & keluar- ga dapat membantu
ga. mengantisipasi per-
darahan karena pe-
nurunan trombosit.
3. 16/4/01 Kemungkinan terjadi renjatan Tidak terjadi Trombosit mening- 1. Observasi tanda-tan Segera diketahui apa
berhubungan dengan perdarahan renjatan sela- kat, vital sign normal, da vital & perdarah- bila terjadi renjatan.
dan kebo-coran plasma didaerah lama 5 hari tidak ada tanda per- an.
intravaskuler. bebas panas darahan.
2. Batasi aktifitas kli- Untuk menghindari
en. kondisi yang lebih
buruk & aktifitas
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
terjadinya perdarah
-an.
4. 16/4/01 Resiko terjadi infeksi berhubung- Tidak terjadi Tidak tampak tanda- 1. Observasi tanda- Menetapkan data da-
an dengan pemasangan infus. infeksi. tanda infeksi. tanda vital. klien, terjadinya pe-
radangan, infeksi
dapat diketahui dari
penyimpangan nilai
tanda-tanda vital.
2. 18-4-2001
07.20 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 37 oC, TD= 130/80 mmHg, Tanggal, 18 April 2001.
Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt. Sampai hari ke-3 bebas panas tidak
ngan, dada dan kaki.
09.15 WIB - Menganjurkan klien untuk banyak istirahat & BAK
dengan menggunakan urinal saja.
09.20 WIB - Mengingatkan klien/keluarga agar segera melapor kepada
dokter /perawat bila terjadi perdarahan pada hidung,
mulut & bila kotor
an berwarna hitam.
11.00 WIB - Mengobservasi daerah pemasangan infus & kelancaran
tetesan infus.
12.00 WIB - Melepas infus.
12.25 WIB - Mengambil spesimen darah untuk pemeriksaan Hb, Ht
dan Thrombosit.
12.45 WIB - Mengukur tanda-tanda vital: Suhu= 36,5oC, TD= 140/8
mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
13.20 WIB - Mempersiapkan klien pulang setelah menerima hasil laborato-
rium terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.
Tanggal, 18 April 2001.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.
Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi .
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.
Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus dilepas.
- Suhu= 36,5oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis, klien boleh pulang.