HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Nurul Amelya Amsyar
N 111 17 008
Pembimbing :
dr. Nur Indriyani
dr. Diah Mutiarasari, MPH
1
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
PASIEN
1 ISPA 2116
2 Gastritis 1626
3 Hipertensi 1269
4 Dermatitis 635
5 Artritis Reumatoid 609
6 Mialgia 568
7 Hipotensi 561
8 Diare 471
9 Asma Bronkial 280
10 Influenza 226
Tabel 1. Gambaran 10 penyakit Rawat jalan Terbanyak Untuk Polik Umum di
UPT Puskesmas Wani tahun 20185.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan refleksi kasus ini meliputi :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit dan beberapa faktor resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Wani.
2
BAB II
PERMASALAHAN
3
KRITERIA C :kemudahan dalam penanggulangan
1 2 3 4 5
Masalah P E A R L Hasil
kesehatan perkalian
X 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 1 1 1
PENETAPAN NILAI
GASTRITIS
NPD : (A+B) C = (6+7) 3= 13x3 = 39
NPT : (A+B) CxD = (6+7) 3x1 = 13x3 = 39
ISPA
NPD : (A+B) C = (8+7) 4 = 15 x 4 = 60
NPT : (A+B) CxD = (8+7) 4x1 = 15 x 4 = 60
HIPERTENSI
NPD : (A+B) C = (5+9) 4 = 14x4 = 56
NPT : (A+B) CxD = (5+9) 4x1 = 13x4 = 56
KESIMPULAN
4
yang timbul di ruang lingkup kerja Puskesmas Wani. Oleh karena itu akan di bahas
mengenai suatu kasus penyakit Hipertensi pada laporan kasus saat ini.
2.2 Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Wani I
Tanggal Pemeriksaan 14 April 2019
B. Deskripsi Kasus
Anamnesis :
Keluhan Utama :
Nyeri pada leher bagian belakang
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Ny. M berusia 60 tahun mengeluh nyeri pada belakang leher
sejak tiga hari yang lalu, keluhan kadang disertai dengan adanya nyeri
kepala dan pusing. Nyeri kepala terutama dirasakan pada seluruh bagian
kepala. Pasien mengatakan dirinya merasakan keluhan tersebut sejak 5
tahun yang lalu dan merasa sangat sering muncul sejak 2 bulan terakhir.
Pasien mengeluh sering mengalami pegal-pegal saat pagi hari. Keluhan
yang dirasakan sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari, pasien tidak
merasa mual atau sampai muntah. Tidak ada keluhan jantung berdebar-
debar, tidak ada batuk, BAB dan BAK kesan normal.
5
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien menderita keluhan yang sama dengan pasien.
6
Di belakang rumah pasien terdapat 3 buah WC umum dan terdapat
banyak sampah berserakan. Sampah di rumah dikumpulkan dan
kemudian dibakar di belakang rumah.
Sumber listrik rumah yaitu PLN. Sumber air dari sungai.
Aktivitas sehari-hari membersihkan rumah, mencuci, memasak dan
menjaga kelima cucu.
Sosial Ekonomi
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan tetangga
sekitar. Pasien tergolong ekonomi ke bawah, biaya hidup ditanggung oleh
menantunya yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan
Rp.800.000 untuk menghidupi seluruh keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit sedang Berat Badan : 45kg
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 150cm
Status Gizi : Gizi Baik
Tanda Vital
Tensi : 160/90 mmHg
Nadi : 88 kali/menit (kuatangkat, isi cukup, reguler)
Suhu : 36.70C
Pernapasan : 20 kali/menit
7
sekret pada hidung (warna bening keputihan), tidak
terdapat pernapasan cuping hidung. Tidak ada sekret
pada telinga, bibir tidak sianosis.
Tenggorokan- : Tonsil T1/T1
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) taktil
fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea
Midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade 2
8
Terapi
Medikamentosa :
Captopril tablet 25 mg 0-0-1
Vit B1 1x1
Nonmedikamentosa :
Konseling
Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular dan
tidak bisa sembuh dan hanya bisa dikontrol.
Menjelaskan kepada os tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan
resiko penyulit yang mungkin terjadi.
Menjelaskan kepada os agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan
dirinya di posbindu dan Puskemas, meskipun os sudah merasa sehat.
Menganjarkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin serta
mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh
Menganjurkan pasien untuk sering menjalankan pola hidup yang sehat
seperti berolahraga setiap harinnya
Menjauhi asap rokok dan menanjurkan anak dan menantunya untuk
mengurangi dan tidak merokok di dalam rumah
Menekuni hobi pasien seperti berkebun dan manjahit untuk mengurangi stres
9
mengaku sedang stres memikirkan kondisi keluarga. Pasien sering
mengkonsumsi makanan asin serta mengurangi konsumsi makanan yang
digoreng dan makanan yang berlemak. Pasien merupakan seorang perokok
pasif karena anak dan menantunya sering merokok di dalam rumah.
10
BAB III
PEMBAHASAN
2. Faktor perilaku
Pola diet tinggi garam yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah kerja
puskesmas Wani, telah menunjukkan tingginya angka hipertensi, saat melakukan
observasi langsung di lapangan khususnya pada saat melaksanakan Posyandu
lansia sebagian besar masyarakat yang datang di Posyandu sering mengkonsumsi
makanan-makanan tinggi kadar garam, seperti ikan asin dan sayur bersantan
yang merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi. Makanan yang digoreng
11
dan bersantan mengandung kadar lemak yang tinggi yang dapat menyebabkan
tingginya kadar lemak dalam darah dan memudahkan terbentuknya plak dalam
pembuluh darah yang menyebabkan gangguan aliran darah. Sedangkan makanan
ikan asin mengandung kadar garam yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
retensi cairan dalam darah yang menyebabkan hipertensi. Pasien juga sedang
stress memikirkan masalah keluarga. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan
berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pasien dengan hipertensi yaitu
kontak dengan anggota keluarga dalam hal ini, menantu pasien yang merupakan
perokok aktif. Ada keterkaitan antara asap merokok dengan adanya artereosklerosis
pada seluruh pembuluh darah. Asap rokok juga meningkatkan denyut jantung dan
semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pernbuluh darah arteri.
Pasien tinggal bersama 2 orang anak, 1 menantu, dan 5 orang cucu.
Pasien tinggal di kawasan yang padat penduduk. Jarak rumah pasien dengan
rumah tetangga sekitar 2-3 meter. Pasien tinggal di rumah semi permanen
berlantai 1, berukuran luas sekitar 6x10 m2.
12
Rumah pasien merupakan rumah semi permanen dimana rumah tersebut
berbahan semen dan kayu.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi
seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
13
Rumah pasien memiliki akses untuk pencahayaan alam yang cukup,
dimana terdapat jendela dan pintu yang dapat dibuka untuk membantu
pencahayaan pada siang hari.
4. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai
Dirumah pasien dapat dikatakan belum cukup dimana tidak terdapat
jendela di tiap sudut ruangan.
6. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minimal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dirumah pasien tidak memiliki sumber air bersih. Pasien dan
keluarganya hanya menggunakan air sungai untuk mandi maupun untuk
memasak dan mencuci. Kadang air berwarna keruh saat hujan. Menurut
pasien kualitas airnya belum pernah diukur sebelumnya,dan sudah
dipakai bertahun-tahun.
14
8. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
Jarak antara rumah pasien dan tempat sampah ±2 meter, dan keluarga
pasien selalu membuang limbah di tempat sampah tersebut, sehingga
pengelolaan limbah belum cukup baik.
15
Pasien
Konseling
memberikan
penyuluhan
terkait
hipertensi
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hipertensi masih menempati posisi ketiga untuk Sepuluh Penyakit
Terbanyak di Puskesmas Wani. Namun menjadi kasus tersering yang
terjadi pada usia produktif dan lansia
2. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa
dikontrol dan di pengaruhi faktor perilaku dan faktor lingkungan.
Penontrolan dengan memodifikasi faktor-faktor yang dapat diubah seperti
penerapan gaya hidup sehat berupa menghindari stres, menghindari
paparan asap rokok maupun polusi, berolahraga dan mengurangi konsumsi
makanan tinggi garam dan lemak.
5.2 Saran
5 level of prevention:
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
- Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga pola makan yang
baik dan benar serta diet rendah garam
- Memberikan informasi kepada masyarakat di setiap lokasi pemeriksaan
untuk melakukan aktivitas yang cukup serta cek maupun kontrol tekanan
darah di Puskesmas secara rutin dengan harapan untuk menurunkan jumlah
kasus Hipertensi khususnya di puskesmas Wani.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
- Mencegah timbulnya komplikasi stroke komplikasi ke jantung
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
17
- Rutin mengontrol tekanan darah setiap bulannya setiap selesai melakukan
pengobatan rutin.
- Selalu konsumsi obat dan rutin mengontrol tekanan darah agar mencegah
naiknya tekanan darah yang lebih tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
DOKUMENTASI
20
Gambar 3. Dapur
21
Gambar 5. Sampah yang berserakan di halaman belakang
22