Anda di halaman 1dari 17

PENENTU PERILAKU BERINVESTASI

Widayat
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail: widayat@umm.ac.id

Abstract

Modern Financial theory based on assumption that individual


investment decision is rationaly. Occurance anomalies indicate
that investment choice is not always rational. Irrationality in the
field of investment tend to develop the theory of behavior
investment. The theory of finance behavior catalyzed by sociology,
psychology and also finance. According to this theory, economics
decision and investment decision as a integrated behavior, affected
by many antecendence variables. Financial literacy, socio
demography aspect, attitude toward risk are influence investment
behavior. Besides external factor for example economics condition
also affecting behavior of investment.

Keywords: Antecedence, Irrationality, Investment Behavior, Bad


Assumption.

Abstrak

Teori Keuangan modern berdasarkan asumsi bahwa keputusan


investasi individu rasional. Anomali kejadian menunjukkan bahwa
pilihan investasi yang tidak selalu rasional. Irasionalitas dalam
bidang investasi cenderung mengembangkan teori investasi perilaku.
Teori perilaku keuangan dikatalisasi oleh sosiologi, psikologi dan
juga keuangan. Menurut teori ini, keputusan ekonomi dan keputusan
investasi sebagai perilaku terpadu, dipengaruhi oleh banyak variabel
antesenden. kekuatan finansial, aspek sosial demografi, sikap
terhadap risiko adalah perilaku investasi pengaruh. Selain faktor
eksternal misalnya kondisi perekonomian juga mempengaruhi
perilaku investasi.

Kata kunci: Antesenden, Irasionalitas, Perilaku Investasi, Asumsi


Buruk.

Dalam tiga dekade terakhir bidang secara rasional (Frinjs, et al., 2008).
ilmu keuangan (finance) telah Dalam praktik, ternyata hal ini tidak
berkembang pesat dengan memegang selamanya berlaku. Asumsi yang
pada asumsi bahwa para investor dipegang pada teori keuangan modern
dalam membuat keputusan bertindak tersebut dianggap oleh kaum ekonom-

111
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

psikolog sebagai suatu bad-assumption mungkin terjadi. Bahkan anomali-


(Nofsinger, 2005). anomali yang terjadi di lapangan
Kesan yang kuat telah memunculkan pertanyaan-pertanyaan
terbentuk bahwa teori keuangan terkait dengan asumsi tersebut (Frijns,
tradisional (tradisional finance) yang et al., 2008). Para ahli keuangan mulai
mengasumsikan bahwa keputusan sadar bahwa pengambilan keputusan
dibuat secara rasional secara empiris keuangan, khususnya investasi, tidak
telah terbukti. Namun, sejalan dengan selalu berangkat dari rasionalitas.
perkembangan jaman pada berbagai Bidang keuangan perilaku
bidang, khususnya pemahaman muncul dengan menawarkan suatu
investor mengenai suatu investasi, keunikan yang terintegrasi dan
dunia investasi mulai mengalami terasimilasi oleh berbagai aspek
pergeseran. Kesadaran akan peran (Gumanti, 2009). Bahkan, Farmer and
perilaku sebagai suatu faktor utama Joshi (dalam Frijns, et al., 2008)
dalam menentukan suatu jenis investasi menegaskan heterogenitas keyakinan
mulai mengemuka. investor (investor’s beliefs)
Ricciardi dan Simon dalam mempengaruhi ketidakteraturan
Gumanti (2009) mengemukakan keputusan investasi. Sejumlah temuan
bahwa keuangan perilaku menekankan menunjukkan bahwa faktor-faktor
pada penjelasan (explain) dan perilaku (behavior factors) yang
pemahaman (understanding), pola memunculkan pertanyaan-pertanyaan
perilaku investor termasuk di dalamnya terkait teori keuangan modern tersebut
proses emosi psikologis yang mendorong pengembangan berbagai
mempengaruhi keputusan investasi. model perilaku.
Bidang tersebut menghadirkan katalis Ada indikasi bahwa variasi
integral ilmu sosiologi, psikologi dan keputusan memilih suatu jenis
keuangan investasi terkait dengan teori perilaku
Lebih jauh Nofsinger (2005) investasi. Beberapa fakta pendukung
mengemukakan bahwa ekonom variabilitas kecenderungan dalam
keuangan mulai realistis memandang memilih suatu investasi nampak di
bahwa suatu keputusan investasi dapat berbagai wilayah geografis negara. Joo
dihasilkan dari suatu proses yang dan Grable (2000), menegaskan bahwa
irrasional. Aspek psikologis investor pengambilan keputusan investasi
turut andil mempengaruhi keputusan ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor
investasi yang dibuat. Selain itu perbedaan individu (individul
ditambahkan, bahwa keputusan difference), seperti umur, gender, etnis,
investasi dibuat sebagai hasil interaksi status perkawinan, pendidikan dan
sosial dari lingkungan, kerabat, dan pendapatan, pengaruh lingkungan, dan
sebagainya, sehingga potensi pengaruh aspek psikologis, memiliki peran
sosial budaya sangat memungkinkan. dalam proses pengambilan keputusan
Sejalan dengan perkembangan investasi.
pemikiran, secara perlahan bidang Di Jepang misalnya,
keuangan yang digerakkan oleh bad- berdasarkan laporan System of
assumption tersebut, mulai disadari National Accounts, ditemukan bahwa
bahwa bias dalam suatu keputusan tingkat tabungan rumah tangga secara
ekonomi (economics decision) akan konsisten mengalami kenaikan sejak

112
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

pertengahan 1970 hingga 1980 dan tidak demikian.


sedikit mengalami perubahan setelah Grant Scobie, et all. (2006),
periode 1990-an. Beberapa temuan melakukan survai di New Zealand
terkait dengan terjadinya perubahan tentang housing wealth dalam
yang sangat signifikan pada investasi portofolio rumah tangga. Mereka
sektor rumah tangga tersebut adalah menduga tentang portfolio investasi
bahwa proporsi aset yang aman (safe pada jenis housing (property) sebelum
asset), seperti deposito dan tabungan dan sesudah pensiun (retirement) serta
cukup tinggi. Pangsa investasi aset melakukan eksplorasi mengenai
keuangan relatif tinggi dibandingkan dampak tingkat bunga terhadap
dengan aset lainnya dan aset keuangan penarikan tabungan. Dari survai
yang dimiliki rumah tangga tersebut diperoleh bahwa 60% dari
konsentrasinya sangat besar dalam rumah tangga tercatat memiliki rumah
bentuk tabungan. tinggal, lebih dari setengah rumah
Dari penelitian Aryeetey tangga tersebut tidak memiliki utang
(2004) di Ghana, diperoleh gambaran hipotik, dan satu dari enam rumah
bahwa secara umum rumah tangga tangga tersebut memiliki investasi
pedesaan di Ghana memiliki dalam bentuk property residensial.
kecenderungan untuk memilih aset Selain itu juga ditemukan
produktif dibandingkan dengan aset bahwa satu dari dua belas rumah
keuangan. Di Australia sebagaimana tangga memiliki rumah sewa (rental
dilaporkan Joanne (1999) dijelaskan property). Pola kepemilikan properti di
bahwa tingkat tabungan masyarakat di New Zealand memiliki ciri-ciri yang
perbankan dalam bentuk rekening bank mirip dengan negara lain, yakni
(bank account) lebih rendah dibanding housing/property merupakan sebagian
jenis tabungan lain (saving vahicle). besar harta yang dimiliki dan cermin
Sementara itu, Connolly (2007) dari kemakmuran rumah tangga.
mengemukakan bahwa rekening dana Komposisi portofolio rumah tangga
pensiun mandiri mengalami kenaikan dalam bentuk housing mengalami
yang cukup berarti, seperti halnya di penurunan sekitar 30% digunakan
Swedia dan Swizerland. Beberapa jenis untuk mendukung pendapatan pensiun.
investasi dan tabungan yang Hal ini selaras dengan negara-negara
mengalami perubahan berarti adalah lain, kecuali Amerika Serikat.
tabungan untuk pendidikan, pensiun Pembentukan investasi sektor
dan hari tua. rumah tangga secara mikro atau sering
Temuan lain yang cukup dikenal sebagai Household Investment
menarik adalah bahwa di negara yang merupakan persoalan sosial ekonomi
berpendapatan tinggi, secara normal yang telah banyak dikaji diberbagai
penentu menabung dan berinvestasi negara. Terlebih, dengan
berbeda (Birdsall, 1996). Oleh karena berkembangnya teknologi khususnya
keberadaan lembaga keuangan sebagai teknologi finansial yang ditandai
perantara (intermediary) rumah tangga dengan munculnya berbagai varian
dapat meminjam untuk membiayai instrumen finansial berimplikasi pada
investasinya sekarang yang nilainya perlunya paradigma yang berbeda
melebihi pendapatannya. Sementara untuk memasuki suatu pasar yang
pada negara berpendapatan rendah berbeda.

113
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

Temuan-temuan empiris terse- kehidupan manusia akan selalu


but menunjukkan fenomena dihadapkan pada persoalan menerima
keberagaman dalam konteks yang dan mengeluarkan uang/pendapatan.
berbeda, seperti di Jepang berbeda Jarang sekali jumlah uang yang
dengan di Australia dan di Ghana, diterima sebagai pendapatan sekarang
demikian juga jika dilihat dari seimbang dengan jumlah uang yang
penelitian yang dilakukan di Indonesia. dikeluarkan untuk konsumsi. Dalam
Perilaku berinvestasi pada masyarakat kondisi tertentu jumlah uang yang
desa berbeda dengan masyarakat diterima lebih besar dari jumlah uang
perkotaan, demikian juga masyarakat yang dikeluarkan untuk konsumsi
berpendapatan rendah berbeda dengan demikian sebaliknya. Ketidakseim-
yang lain. Pertanyaan yang menarik bangan ini akan menimbulkan
adalah faktor apa saja yang tabungan (saving) atau pinjaman
berkontribusi dalam berperilaku (debt).
menabung dan berinvestasi. Bilamana pendapatan sekarang
Analisis perilaku beserta melebihi jumlah konsumsi, seseorang
faktor-faktor yang mempengaruhi akan cenderung melakukan saving.
pasar individual, masyarakat, rumah Seseorang akan melakukan saving
tangga dalam berperilaku memilih dalam berbagai bentuk, misalkan
barang atau jasa tertentu termasuk diletakkan di tempat tabungan tertentu
didalamnya instrumen tabungan atau dalam bentuk uang tunai. Jika
investasi sangat diperlukan.Tulisan ini tabungan berwujud uang tunai/kas,
dirancang dalam rangka mengupas jumlah tabungan yang akan bisa
keterkaitan determinan yang digunakan pada waktu mendatang
mempengaruhi perilaku dalam mena- secara nominal akan sama dengan
bung dan berinvestasi. jumlah yang ditabung. Namun, secara
riel nilai tabungan tersebut bisa
Konsep Investasi dan berkurang karena adanya inflasi.
Menabung Investasi tidaklah demikian,
Investasi (investment) dan investasi yang dilakukan saat ini
menabung (saving) merupakan dua diharapkan nilainya akan bertambah di
konsep yang saling berkaitan. masa yang akan datang. Tabungan
Menabung merupakan tahapan awal dalam kurun waktu tertentu yang
dari proses melakukan investasi, di dijaga agar mengalami kenaikan
mana seseorang tidak mengkonsumsi disebut sebagai investasi (Reilly &
pendapatannya saat ini dan dirupakan Brown (1997). Dalam arti yang lebih
dalam bentuk kas atau yang lain untuk luas investasi adalah tidak
mendapatkan manfaat di masa yang mengonsumsi atau menggunakan
akan datang. Dalam kurun wktu pendapatan sekarang dan ditahan
tertentu, jumlah tabungan yang dalam kurun waktu tertentu dengan
biasanya dalam bentuk uang akan tujuan mendapatkan manfaat di masa
dikonversikan ke dalam suatu jenis yang akan datang. Persoalannya adalah
investasi, dapat berupa aset keuangan mengapa seseorang bersedia
atau aset riel. berinvestasi dalam bentuk aset tertentu.
Lebih jauh, Reilly & Brown Pendapatan yang digunakan
(1997) mengemukakan bahwa dalam untuk investasi dapat diwujudkan

114
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

dalam berbagai bentuk atau jenis Investor individual dapat


investasi. Pengelolaan uang/ mengalokasikan dananya kedalam
pendapatan ke dalam berbagai bentuk bentuk investasi tunggal berupa aset
investasi seringkali disebut sebagai finansial atau aset non finansial. Selain
manajemen investasi (Fabozzi, 1999). itu, investor juga dapat
Terminologi lain yang umum mengalokasikan investasinya kedalam
digunakan untuk menjabarkan proses berbagai bentuk aset tidak tunggal
pengelolaan uang adalah manajemen yang disebut sebagai portofolio.
portofolio. Manajemen portofolio Portofolio investasi yang dibentuk
(portfolio management) adalah dapat berupa kombinasi aset finansial
pengelolaan investasi ke dalam saja, aset riil saja atau kombinasi
berbagai bentuk investasi. antara keduanya.
Pada berbagai literatur Bentuk investasi dapat
portofolio investasi (Abreu, 2005) dikelompokkan ke dalam berbagai
dikemukakan bahwa teori keuangan jenis (Jordan & Miller, 2008).
tradisional memberikan kontribusi Berdasarkan sifat pengembaliannya,
yang berarti dalam menjelaskan investasi dapat dikelompokan dalam
rasionalisasi investor dalam investasi berpendapatan tetap (fixed
membentuk portofolio investasi. income) dan berpendapatan tidak tetap.
Secara empiris pada kerangka Investasi berpendapatan tetap seperti
maksimalisasi utilitas ditemukan Surat Utang Negera (SUN), obligasi,
bahwa pembentukan portofolio deposito di bank. Sementara investasi
investasi ditentukan oleh beberapa berpendapatan tidak tetap, seperti
faktor diantaranya adalah biaya saham perusahaan (stock) yang dijual
transaksi dan kendala institusi. Biaya di bursa efek, dan reksa dana (mutual
yang dikeluarkan oleh investor menjadi fund) jenis tertentu.
hal penting dalam investasi, sebab Dalam konteks lembaga atau
mereka mengharapkan tingkat rumah tangga (household) perusahaan
pengembalian yang maksimal. yang lebih luas, investasi tidak selalu
Pembahasan portofolio dirupakan dengan membeli aset
investasi pada literatur terkini yang keuangan, seperti surat berharga
agak berbeda dengan teori investasi (securities), obligasi, deposito, dan
tradisional. Literatur terkini sebagainya (Fabozzi,1999). Investasi
menyebutkan bahwa Informasi dari kembali pendapatan atau laba ke
karakteristik investasi merupakan dalam aktiva modal, mesin, dan alat-
aspek penting dalam membentuk alat produktif juga termasuk bagian
portfolio investasi. Secara empiris dari pada investasi.
juga ditemukan, bahwa variasi Model pemilihan portofolio
terbentuknya diversifikasi portfolio investasi dalam lingkup rumah tangga
investasi memiliki keterkaitan dengan dan preferensi risiko memiliki peran
perbedaan karakteristik investor, yang amat penting (Donkers dan
seperti umur, kompetensi, Soest, 1999). Lebih jauh dikemukakan
kemakmuran, pengalaman berinvestasi, bahwa teori ekonomi arus utama
pekerjaan dan lingkungan dimana (mainstream), analisis perilaku
investor tinggal (Gotzman, et al., menabung dan investasi didasarkan
2004). pada hipotesis siklus hidup (life cycle

115
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

hypothesis). Preferensi household dilema yang sering menjadi titik


dalam memilih investasi ditentukan perhatian dalam kajian investasi dan
oleh berbagai faktor, diantaranya menjadi persoalan yang selalu diangkat
adalah preferensi risiko dan tingkat dari berbagai literatur investasi.
pengembalian yang diharapkan. Investor tertentu akan memilih suatu
Terkait dengan dua hal tersebut investasi pada tingkat risiko dan hasil
investor memiliki preferensi yang tertentu sesuai dengan tipologinya
berbeda-beda. (Stevensson dan Plath, 2005).
Dalam kajian mengenai dilema
Risiko dan Pengembalian risiko dan pengembalian tersebut
Investor memiliki sejumlah disebutkan bahwa keputusan investasi
pilihan investasi yang dapat lebih didominasi oleh pertimbangan
digolongkan dalam beberapa mengenai risiko (risk) dan
kelompok, seperti: saham, obligasi, pengembalian (return). Investasi yang
real estate, logam berharga, dan memiliki pengembalian yang tinggi
sebagainya. Investor memilih satu atau akan cenderung memiliki risiko yang
beberapa kombinasi investasi dengan tinggi pula, demikian sebaliknya.
tujuan untuk mendapatan manfaat atau Tidak mungkin mendapatkan investasi
return di masa yang akan datang. dengan pengembalian tinggi namun
Mereka berharap mendapatkan risikonya rendah. Oleh karenanya
sejumlah pengembalian (return) pada optimalisasi investasi menjadi hal
tingkat tertentu di masa mendatang. yang tidak mudah.
Investor memilih suatu kombinasi Dalam strategi atau manajemen
investasi berharap mendapatkan investasi, pemilihan suatu instrumen
kemakmuran yang maksimal dengan investasi, baik yang dilakukan oleh
tingkat risiko tertentu (Wu dan Rosen, investor individual maupun lembaga,
2004). faktor risiko merupakan salah satu
Pengembalian yang diterima aspek yang perlu diperhatikan. Risiko
dari suatu investasi yang dipilih oleh dapat didefinisikan secara baik bila
investor di masa mendatang tidak dihadapkan pada kewajiban (liability)
selalu sama seperti yang diharapkan. (Booth, et al., 1998). Terkait dengan
Investor selalu dihadapkan pada suatu kewajiban, risiko investasi
kondisi ketidakpastian (uncertainty). didefinisikan sebagai risiko tidak
Ketidakpastian tingkat pengembalian terpenuhinya kewajiban. Dengan
yang diharapkan oleh investor dikenal demikian, dalam suatu investasi perlu
dengan istilah risiko (Reilly dan disusun atau ditetapkan terlebih dahulu
Brown, 1997; Husnan, 2003). apa yang menjadi tujuan investasi. Jika
Risiko dan pengembalian tujuan suatu investasi sudah
merupakan dilema (trade-off) dalam ditetapkan, maka risiko investasinya
suatu investasi. Kedua hal tersebut dapat diukur.
memiliki hubungan yang positif. Pemilihan suatu investasi pada
Investasi yang memiliki tingkat rumah tangga dipengaruhi oleh tipe
pengembalian tinggi akan memiliki investor mengenai preferensi terhadap
risiko yang tinggi pula demikian risiko. Untuk melihat preferensi
sebaliknya. Risiko dan tingkat investor terhadap risiko dapat
pengembalian investasi merupakan dilakukan dengan berbagai cara.

116
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

Artinya, bahwa ada banyak instrumen yang yang cukup terkenal adalah
yang dapat dipakai oleh konsultan Theory of Planned Behavior. The
investasi atau perencana keuangan Theory of Planned Behavior diusulkan
untuk mengukur preferensi investor oleh Icek Ajzen pada 1985 melalui
terhadap risiko. artikelnya yang berjudul: “From
Intentions to Actions: A theory of
Perilaku Berinvestasi Planned Behavior”. Teori tersebut
Perilaku (behavior) dan minat dikembangkan dari Theory of
(intention) merupakan dua istilah yang Reasoned Action, yang diusulkan oleh
berkaitan erat. Pada Dictionary of Martin Fishbein bersama dengan Icek
Psychology, perilaku merupakan istilah Ajzen pada 1975.
generik yang meliputi aksi, aktifitas, Teori reasoned behavior, telah
respon, reaksi, pergerakan, dan proses banyak diterapkan di berbagai bidang,
operasi yang merupakan respon terukur antara lain perilaku konsumen. Jianjun
dari suatu organisme hidup. Dalam Wu dan Jing Jian Xiao (2006)
tradisi yang sudah cukup lama mengemukakan bahwa perilaku aktual
mengetengahkan bahwa perilaku seorang individu dipengaruhi oleh
mengandung set of coherent limits. beberapa faktor. Dalam teori tersebut
Perilaku akan lebih bermakna jika dijelaskan bahwa perilaku memiliki
dikaitkan dengan sesuatu yang terukur. hubungan baik langsung maupun tidak
Sementara intention adalah keputusan langsung dengan beberapa variabel
terencana yang memiliki tujuan atau antesenden. Saris & Gallhofer (2004)
keyakinan yang berorientasi pada merinci variabel-variabel tersebut
tujuan tertentu. Sedang intensity adalah menjadi variabel subjektif (subjective
tingkatan pengalaman sensasi yang variables) dan objektif (objective
berkaitan dengan stimulus fisik. variables). Variabel subjektif meliputi
Perilaku menjadi suatu kajian kognisi, evaluasi, keyakinan evaluatif,
yang cukup menarik, terutama terkait feeling, preferensi, nilai (values),
dengan manajemen investasi. Perilaku norma dan kebijakan, tendensi
mengacu pada tindakan nyata yang bertindak (action tendencies) serta
dapat diamati secara langsung dan harapan. Sementara variabel objektif
berhubungan dengan apa yang meliputi perilaku, peristiwa masa lalu,
dilakukan seseorang (investor). karakteristik demografi, pengetahuan,
Perilaku dalam kehidupan merupakan dan informasi.
aspek dari realitas (Black, 1976) dan Menurut teori Reasoned Action,
dalam kehidupan sosial memiliki jika seseorang dievaluasi dan
berbagai apsek seperti stratifikasi disarankan untuk berperilaku positif
sosial, kultur, organisasi dan kontrol (attitude), dan jika mereka berpikir
sosial. Perilaku dalam konteks sosial orang lain akan menyarankan agar dia
menunjukkan variasi yang berbeda- berperilaku (subjective norm), hasilnya
beda. Perbedaan yang muncul dalam adalah intensitas lebih tinggi dan
perilaku akan ditentukan oleh aspek- mereka akan senang termotivasi
aspek sosial. melakukan itu (berperilaku). Artinya,
Telaah mengenai perilaku, bahwa orang akan berperilaku tertentu
dapat diperjelas dengan memahami jika mereka mendapatkan saran dari
suatu teori perilaku. Salah satu teori pihak lain.

117
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

Sikap dengan norma subjektif (outcome) yang diharapkan atas


memiliki korelasi yang tinggi sesuatu yang dilakukan merupakan
(Sheppard, et all., 1998). Namun, model nilai harapan. Variabel tersebut
argumen tersebut ditentang bahwa menghubungkan antara keyakinan,
tingginya hubungan antara sikap dan sikap dan pengharapan (expectation).
perilaku tersebut tidak secara langsung. Perilaku yang terbentuk tidak
Sikap dan keyakinan akan norma selalu selaras dengan sikap terhadap
subjektif berkorelasi tinggi dengan sesuatu. Sikap positif mendukung
perilaku melalui kesiapan (behavioral terhadap suatu investasi tidak selalu
intention) dan perilaku nyata juga akan membentuk perilaku positif pula.
disebabkan oleh lingkungan. (Fishbein Hal ini terjadi karena ada variabel
dan Ajzen, 1975). antara yang menjadi penghambat atau
Faktor penentu yang mempermudah terbentuknya perilaku.
mempengaruhi planned behavior Variabel antara yang mempermudah,
meliputi sikap positif atau negatif mendorong ataupun mempersulit
terhadap target perilaku, norma berperilaku dikenal sebagai kontrol
subyektif dan kontrol perilaku yang perilaku (Azjen, 2006).
diterima (perceived behavior control). Sikap memiliki arti yang tidak
Sikap terhadap suatu perilaku dikenali seragam. Sikap dapat diartikan sebagai
sebagai evaluasi positif atau negatif derajat efek positif atau negatif yang
mengenai perilaku yang relevan yang berkaitan dengan objek tertentu.
terbentuk dari keyakinan mengenai Selain itu sikap didefinisikan sebagai
hasil yang akan diterima atas perilaku bentuk evaluasi atau reaksi perasaan
tersebut. Norma subjektif adalah yang mendukung atau tidak
persepsi seseorang mengenai referensi mendukung suatu objek tertentu.
yang signifikan. Sementara kontrol (Azwar,1988; Engel, et al., 1994;
perilaku, adalah identik dengan model Olson, 2000; dan Horton,1984).
perilaku yang dikemukakan oleh Sebagai suatu respon evaluatif
Fishbein dan Ajzen, yakni kesulitan sikap akan muncul bilamana
yang diterima atau kemudahan untuk dihadapkan pada objek sikap. Respon
berperilaku. Menurut Hubes Ajzen dan akan timbul bilamana seseorang
Daigle dalam Wu dan Xiao (2006), dihdapkan pada suatu stimulus yang
kontrol yang diterima memiliki mengendaki timbulnya reaksi. Sikap
pengaruh secara langsung terhadap yang muncul atas suatu stimulus
perilaku. bersifat tidak statis dan terbuka
Theory of Planned Behavior terhadap kemungkinan perubahan
secara khusus menghubungkan antara karena adanya iteraksi dengan
beliefs dengan attitudes. Berdasarkan lingkunganya. Oleh karena itu sikap
model tersebut seseorang akan bergantung kepada berbagai kondisi,
mengevaluasi sikap terhadap perilaku situasi, waktu dimana dan kapan harus
ditentukan oleh aksesibilitas keyakinan mengekpresikan sikapnya.
mereka, yang mana keyakinan Sikap merupakan suatu konsep
merupakan probabilitas subyektif yang memiliki struktur dan komponen
bahwa perilaku tersebut akan (Horton, 1984). Secara umum dalam
menghasilkan hasil yang pasti. literatur psikologi struktur sikap terdiri
(Fishbein dan Ajzen, 1975). Luarah dari komponen kognitif (cognitive),

118
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

afektif (affective), dan konatif kecenderungan berperilaku yang ada


(conative). Saris dan Gallhofer (2004) dalam diri seseorang.
merinci struktur sikap yang awalnya
dikembangkan oleh Krech pada 1962 Variabel Antesenden
ke dalam tiga komponen yakni kognisi
Berinvestasi
(Cognition about), perasaan (Feeling
Secara empiris telah ditemukan
about) dan tendensi aksi (action
bahwa ada berbagai faktor yang
tendency). Sementara Azwar (1988)
menentukan perilaku berinvestasi.
merinci sikap kedalam tiga komponen
Variasi atau keberagaman alokasi
yakni kognitif, afektif dan komponen
portofolio pada suatu instrumen
perilaku.
investasi dapat dijelaskan dengan
Kognisi (cognition) adalah
suatu kerangka utilitas tradisional
terminologi umum dalam psikologi
(traditional utility maximizing
yang meliputi proses mental yang
framework). Heterogenitas portofolio
metransformasi input ke dalam
disebabkan oleh heterogenitas
pengetahuan (knowledge). Proses
preferensi, lingkungan (circumtance)
mental tersebut meliputi persepsi,
atau kombinasi antara keduanya.
berpikir, language, memori dan
Heterogenitas lingkungan, background
pengambilan keputusan (Matsumoto,
risk, pendapatan rumah tangga, umur,
1994). Lebih jauh Matsumoto
gender (demographi. (Stephanie, et al.,
menjelaskan bahwa ada beberapa
2004; Connolly, 2007).
aspek yang terdapat dalam kognitif
Salah satu sebab timbulnya
yakni katagorisasi, memori, dan
heterogenitas perilaku berinvestasi
pemecahan masalah.
adalah karena faktor kondisi sosio
Sebagai proses mental, aspek
ekonomi. Faktor sosio-ekonomi dan
kognitif pada manusia berbeda-beda
demografi mempunyai pengaruh yang
antara satu dengan yang lain. Manusia
signifikan terhadap minat investasi
dengan budaya yang berbeda akan
(investment intention) (Douglas, et. al.,
mengorganisasi, metransformasi dan
2003; Ricarelli, 2006; Tooth, 2006;
bertindak atas suatu informasi dengan
dan Stephani, 2003).
cara yang berbeda. Gifford (2009),
Kondisi sosial ekonomi
menjelaskan bahwa akhir-akhir ini
merupakan cermin stratifikasi yang
telah ditemukan oleh para ilmuwan
mengarah pada kelompok sosial
kognitif dan syaraf bahwa kultur dan
tertentu. Kelompok sosial tertentu akan
kognitif memiliki hubungan yang kuat
cenderung memiliki perilaku yang bisa
yang pada akhirnya memiliki peran
berbeda dalam merespon stimulus
dalam ekonomi.
tertentu dan mencerminkan harapan
Komponen afektif berkaitan
suatu komunitas (Engel, et al., 1992).
dengan persoalan emosional subjektif
Kondisi sosial ekonomi yang
terhadap suatu objek. Perasaan atau
merupakan cermin stratifikasi sosial
emosi mengenai suatu objek
tertentu dapat diukur dengan
ditentukan oleh kepercayaan atau apa
menggunakan beberapa variabel.
yang dipercayai oleh seseorang atas
Menurut Gilbert dan Kahl (1992), ada
objek yang dimaksud. Sementara itu,
beberapa variabel yang dapat
komponen perilaku atau tendensi aksi
digunakan untuk mengukur status
menunjukkan bagaimana perilaku atau
sosial. Variabel-variabel tersebut

119
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

antara lain adalah variabel ekonomi diharapkan berdampak positif terhadap


yang meliputi pekerjaan, pendapatan, pendapatan (income) dan status.
dan kekayaan. Faktor lain yang berkontribusi
Pendapatan atau income terhadap heterogenitas portofolio
merupakan salah satu variabel penting investasi adalah umur. Umur adalah
dalam kajian ekonomi. Dalam analisis aspek penting dalam sumber daya
perilaku berinvestasi atau menabung manusia. Seseorang merespon suatu
(saving & investment behavior) stimulus kehidupan secara berbeda
pendapatan merupakan faktor funda- pada periode (umur) yang berbeda,
mental yang sangat penting yang demikian halnya terkait dengan rumah
mempengaruhi. Ketersediaan dan tangga. Kajian terhadap umur, sebagai
kecukupan merupakan persyaratan faktor demografi yang mempengaruhi
yang penting dalam menabung atau perilaku berinvestasi tidak hanya pada
berinvestasi yang lebih ditentukan oleh level individu, kepala keluarga atau
komposisi, manajemen dan distribusi. anggota keluarga saja. Umur dalam
Para pakar ekonomi me- lingkup rumah tangga meliputi umur
mandang pendapatan (income) lebih kepala keluarga dan komposisi umur
kepada pendapatan secara individual anggota keluarga. Dalam kontek
atau agregrat secara nasional. Tinjauan keputusan berinvestasi atau menabung
secara sosiologis pendapatan bukan dapat dijelaskan bahwa pada awalnya
semata-mata terkait dengan (umur masih muda), seseorang sangat
pendapatan per kapita ataupun secara antusias pada pengeluaran konsumsi.
nasional, namun mengarah kepada Dengan demikian, tingkat tabungan
pendapatan suatu pasangan/ keluarga dan investasi sangat rendah bahkan
atau rumah tangga. Besar kecilnya tidak ada.
serta frekuensi pendapatan rumah Pada masa umur pertengahan
tangga akan mempengaruhi pola (midle age) mungkin merupakan umur
alokasi dan distribusi. Selain itu, produktif. Pada saat itu mulai berpikir
sumber pendapatan dan sistem nilai serius mengenai masa depan, sehingga
yang di anut rumah tangga berdampak formasi kapital menjadi hal penting.
pada perbedaan distribusi atau alokasi. Jumlah konsumsi berkurang dan
Tingkat pendidikan lebih dialokasikan kepada aset produktif.
tinggi menyebabkan semakin besarnya Tekanan utamanya adalah pada
tingkat prospensiti dalam menabung tabungan masa depan. Selain itu, umur
atau berinvestasi. Modal manusia juga memiliki keterkaitan dengan
dalam suatu rumah tangga dapat preferensi terhadap jenis investasi
ditingkatkan dengan mempertinggi tertentu. Korniotis dan Kumar (2005)
tingkat pendidikan. Pendidikan yang menjelaskan bahwa investor yang
lebih tinggi akan memperlebar horizon berumur lebih tua akan memilih suatu
intelektualitas seseorang sehingga akan jenis investasi yang risikonya rendah
mendapatkan peluang yang lebih baik dan terdiversifikasi dengan baik.
mengenai situasi ekonomi dalam Sejalan dengan hal tersebut, Gerrans et
mengelola dan mendistribusikan uang. al., (2005); Sahm (2006), juga
Tingkat pendidikan sebagai variabel menjelaskan bahwa pemilihan
penentu horison masa depan seseorang, investasi berkorelasi dengan aspek
sehingga pendidikan yang lebih baik umur investor.

120
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

Orientasi psikologis memiliki


Curcuru (2003), mengemuka- peran yang penting dalam memahami
kan beberapa hal penting terkait alokasi keputusan investasi (Englis, et
dengan alokasi aset dalam al., 2002). Faktor Psikis yakni sikap
menentukan suatu investasi pada siklus sebagai bagian dari konstruk variabel
hidup rumah tangga. Dalam penelitian psikologis (Schroder,2006; Kinersho-
tersebut dijelaskan bahwa pendapatan chriss, 2005; Klose dan Weber, 2005;
(income) dan kekayaan serta umur Nataliya, et al., 2008; dan Miyata,
tidak memiliki hubungan yang 2003) memberikan kontribusi terhadap
signifikan secara ekonomis dengan perilaku keputusan memilih suatu
jumlah real estate yang dimiliki. investasi. Penelitian serupa dilakukan
Terkait dengan umur, dijelaskan pula oleh Barbhara, et al. (2005) pada suatu
bahwa setelah berumur 35 tahun studi yang disebut sebagai “equity
kepemilikan real estate relatif stabil premium puzzle”.
atau konstan dan tidak akan dilikuidasi Pada kondisi tertentu
(mutasi ke aset lain, dijual) sampai kebanyakan orang akan memilih
pada umur pensiun. berinvestasi pada asset berpendapatan
Sementara itu, Poterba dan tetap dibanding suatu instrument
Samwick (1997) melakukan survai di investasi pendapatan tidak tetap,
Amerika Serikat tentang kepemilikan sekalipun secara historis memberikan
aset. Mereka melakukan analisis tingkat pengembalian (rate of return)
hubungan antara umur dan struktur lebih tinggi. Shiv (2005) banyak
portofolio aset rumah tangga. Dari ditemukan bahwa ketika pasar saham
penelitian secara cross section pada menurun (decline) masyarakat
Federal Reserve Board’s Surveys of menggeser tabungannya dalam jangka
Consumer Finances dijelaskan tentang panjang dan memindahkan
probabilitas rumah tangga pada umur investasinya dari saham ke obligasi.
yang berbeda atas kepemilikan Diduga bahwa pada kondisi tertentu
portfolio aset dan alokasi masing- saat pasar berfluktuasi masyarakat
masing jenis aset yang dimiliki. cenderung tidak berinvestasi di saham.
Hasil penelitian Poterba dan Investor tidak selalu berperilaku
Samwick (1997) tersebut menunjukkan memilih suatu instrumen investasi
bahwa ada perbedaan yang penting keuangan yang paling baik diminati.
antar klasifikasi aset dengan umur, Antoine Bechara, seorang
kepemilikan aset dan sebaran associate professor of neurology di the
portofolio aset dalam umur yang University of Iowa, mengemukakan
berbeda. Faktor-faktor institusional, suatu teori bahwa kesuksesan investor
likuiditas aset, dan keterlibatan di pasar saham dapat dijelaskan
investor menjadi faktor yang penting dengan “functional psychopaths.”
dalam pembentukan portofolio aset Individu tertentu mungkin lebih
tersebut terutama terkait dengan mampu mengendalikan emosi atau
komposisi tabungan rumah tangga. tidak emosi menghadapi sesuai,
Selain itu, juga ditemukan bahwa khususnya investasi.
kohor yang berbeda akan memiliki
probabilitas kepemilikan aset yang Dampak pendidikan terhadap
berbeda. komposisi aset (asset portfolio) yang

121
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

dibentuk oleh investor telah banyak kelompok masyarakat dalam berbagai


dikaji. Tumbuhnya perhatian dan minat lapisan (FSA, 2003; dan Mandell,
berinvestasi pada masyarakat menem- 2008).
patkan pendidikan finansial (Financial Literasi finansial berpengaruh
Education) pada investor menjadi hal terhadap pengambilan keputusan
yang penting. Namun, hanya sedikit keuangan secara signifikan (Aryteey,
yang mengetahui dampak literasi 2004; dan Chambell, 2006).
keuangan terhadap diversifikasi Kesenjangan pengetahuan finansial
investasi dan bagaimana literasi memiliki keterkaitan dengan
finansial menjelaskan persoalan kesenjangan perencanaan jaminan
perilaku investor (Breau, et al., 2005). keuangan masa depan. Bahkan, Abreu,
Dalam berbagai literatur tidak et al. (2005) menjelaskan perilaku
ada definisi yang sama mengenai diversifikasi portofolio dieksplanasikan
literasi finansial. Literasi finansial oleh tingkat literasi keuangan (level of
adalah gambaran kemampuan menggu- financial literay). Dalam penelitianya
nakan dan mengelola keuangan (Vitt, dia juga menemukan adanya variabel
et al., 2000). Secara lebih luas literasi kontrol yang mengendaikan
finansial mengukur kemampuan sese- hubungan antara perilaku investasi
orang berkaitan dengan pemahaman dengan literasi finansial. Variabel
mengenai nilai tukar uang, fitur-fitur kontrol tersebut adalah perbedaan
jasa layanan keuangan, pencatatan sosial ekonomi dan faktor behavioral.
keuangan, sikap dalam mengeluarkan
uang, kesadaran mengenai risiko dan Kesimpulan
hasil, serta kemampuan membuat Hubungan variabel sikap
keputusan keuangan (ASIC, 2003 dan dengan perilaku bukan merupakan
Gregor, 2006). hubungan yang langsung. Diantara
Belakangan ini seseorang sikap dan perilaku terdapat suatu
secara individual memiliki tanggung variabel antara yakni minat. Dari
jawab yang meningkat berkenaan berbagai temuan empiris menunjukkan
dengan keamanan finansial di hari bahwa sikap yang positif atau
tuanya (Lusardy, 2008). Tuntutan mendukung suatu objek sikap tidak
tanggung jawab finansial semakin selalu menghasilkan perilaku yang
meningkat seiring semakin kompleks konsisten. Sikap terlebih dahulu akan
dan munculnya variasi produk mendorong terbentuknya minat dan
finansial. Namun, sebagian besar orang kemudian akan membentuk perilaku.
tidak menunjukkan performansi yang Permasalahan yang mucul
baik, tidak mampu mengkalkulasi adalah perilaku tidak selalu selaras
persoalan ekonomi walaupun seder- dengan sikap yang terbentuk. Hal ini
hana, dan tidak memiliki konsep dasar terjadi karena adanya variabel kontrol
pengetahuan finansial. Konsep yang perilaku (actual behavior control) yang
lebih rumit seperti bekerjanya tingkat menghambat atau mempermudah
bunga, nilai waktu uang, nilai nominal terbentuknya perilaku. Sikap yang
dan riil suatu aset keuangan juga tidak terentuk dipengaruhi atau memiliki
dimiliki oleh kebanyakan orang. hubungan dengan keyakinan (beliefs).
Kondisi tidak melek (illiteracy) telah Keyakinan akan hasil yang diperoleh
meluas pada berbagai generasi, (behavioral beliefs) dari perilaku yang

122
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

akan muncul, tekanan sosial (social The CGIAR International


pressure) sebagai variabel antesenden Social Research Conference,
terbentuknya sikap dan kemudian akan Colombia.
membentuk minat.
Dari riset empiris ditemukan Ana P., B.R.J. Gary, T.T. Brodaty,,
bahwa faktor sosio-ekonomi 2006. Risk Aversion and
berpengaruh signifikan terhadap faktor Human Capital Investment A
psikologis sikap. Kondisi sosial structural Econometric
ekonomi dan demografi seseorang Model.
berpengaruh terhadap sikap sebagai
Arthur, B.K. dan S.M. Martha. 1996.
bagian dari konstruk variabel
House Hold Saving and
psikologis. Faktor sosio-ekonomi dan
Portfolio Change Evidence
demografi seperti umur, pekerjaan
from the 1983 – 1989 SCF
(occupancy), lingkungan dimana
Panel. Federal Reserve Board,
investor tinggal, faktor sosial ekonomi
Washington DC.
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap minat investasi (Investment Baba, S.L. George, B. Antoine, H.
Intention). Minat investasi (investment Damasio, dan A.R. Damasio.
intention) secara konsep dipengaruhi 2005. Investment Behavior
oleh literasi finansial secara signifikan. and the Negative Side of
Selain itu, juga dipengaruhi oleh Emotion. Psychological
variabel sikap. Sementara faktor Science. Vol. 16. No. 6. 2005.
literasi finansial dipengaruhi oleh
faktor psikologis Birdsal, N.T.C., T.C. Pinckney dan
R.H. Sabot. 1996. Why Low
DAFTAR PUSTAKA Inequality Spurs Growth.
Saving and Investment by the
Arthur, S.R. dan S.R. Emily 2001. Poor. Working Paper. Inter-
Dictionary of psychology. American Development Bank.
Third edition. Penguin
Burhan, U.M. 2005. Perilaku Rumah
reference.
Tangga Muslim Dalam
Abreu, M. dan V. Mendes. 2005 Menabung Berinvestasi dan
Financial Literacy and Menyusun Portofolio
Portfolio Diversification, Kekayaan dan Implikasinya
www.fma.org/orlondo/papaers Terhadap Perkembangan
/ financial literacy & portfolio Bank Syari’ah (Studi Kasus di
diversification.pdf. Diakses Dua Kelurahan Kota Malang
Januari 2009. dan dua Desa di Kabupaten
Malang). Disertasi.
Alumira, J.D. 2002. Rural Household Universitas Brawijaya
Investment Behavior- Malang.
Implication for Tchnology
Targeting and Development Cardak, B. A. dan R. Wilkin. 2008.
Pathways: A Case Study of The Determinans of
The Semi Arid Tropics of household risky asset holding:
Zimbabwe. A Paper Presented Australian evidence on

123
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

background risk and other Frank, J.F. 1999. Manajemen Investasi.


factors, Journal of Banking & Salemba Empat Simon &
Finance XXX 2008. Schuster Pte. Ltd. Hall,
Jakarta.
Cole By S. dan N. Fernando. 2008.
Assesing the Importance of Frijns, B., E. Koellen dan T. Lehnert.
Financial Literacy. ADB 2008. On the determinants of
Financial For The Poor A Portfolio Choice. Journal of
Quarterly Newsletter of The Economic Behavior &
Focal Point for Microfinace. Organization. Vol. 66. Pages
September 2008. Volume 9. 373-386.
Number 3.
George K. dan K. Alok. 2005. Does
Connolly, E. 2007. The Effect of the Investment Skill Deteriorate
Australian Superanuation With Age. University of
Guarantee on Household Notredame Mendoza College
Saving Behavior. Reseach of Business. Working Paper.
Discussion paper Reserve
Bank of Australia. Gerrans, P, M.C. Murphy dan C.
Speelman. 2005. Asset
Donkers B. dan A.V. Soest. 1999. Allocation and Age Effects in
Subjective measure of Superannuation Investment
Household preferences and Choice. Edith Cowan
financial decisions. Journal of University.
Economics Psychology 20.
Pages 613-642. Gifford, Jr. A. 2009. Cultural,
cognition and Human Action,
Engel, J. F., R.D. Blackwell dan P.W. The Journal of Socio-
Miniard. 1994. Perilaku Economics 38. Pages 13-24.
Konsumen. Edisi Keenam. www.elsevier.com/locate/soce
Binarupa Aksara. Jakarta. co.
Englis B., L.F. Ackert, dan B.K. Grant, S, L. Trinh dan G. John. 2006,
Church. 2002. The asset Housing in the Household
allocation decision and Portfolio and Implications for
investor heterogeneity: a Retirement Saving: Some
puzzle?. Journal of Economics Initial Findings from SOFIE.
Behavior & Organization New Zealand Treasury.
Vol. 47. 423-433, November 2006
www.elsevier.com/locate/eco
nbase. Greene R. R. 1994. Human Behavior
Theory A Diversity
Ernest, A. 2004. Household Asset Framework. Aldine De
Choice Among The Rural Gruyter. New York.
Poor In Gana. Institute of
Statistical, Social and Gup, B. E. dan J.W. Kolari. 2005.
Economical Research, Commercial Banking The
University of Gana. Management Of Risk. 3rd

124
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

Edition. John Wiley & Sons Analysis, Association For


Inc. Financial Counseling and
Palnning Education.
Hadar, L. dan C.R. Fox. 2006.
Decisions From Lerman, R. I dan E. Bel. 2006.
experience=sampling error + Financial Literacy Strategies
prospect theory: Where do we go from here?
Reconsidering Hertwig, The Urban Institute.
Barro, Weber & Erev 2004.
Judgment and Decision Liu, J. C. dan Xu L. 1997. Household
Making. Vol. 1 No. 2 Savings and Investment: The
November 2006. pp. 159-161, Case of Shanghai. Journal of
http://journal.sjdm.org/jdm06 Asian Econmics. Volume 8
144.pdf No. 1 Pages 77-91.

Hochguertel S. dan G. Bertola. 2005. Luc, A. dan L. Bruno. 2001.


Housedold Debt and Credit. Households' Portfolios
Universita di Tarino. Error! Behavior in France The Role
Hyperlink reference not of Housing. www.blackwell-
valid. sinergy.com/doi/abs/10.111/1
475-4991.00031. Juli 2007
Joanne L. 1999. Household Saving
Behavior in Australia. Lusardi, A. dan O.S. Mitchell. 2007.
Melborne Institute of Applied Financial Literacy and
Economic and Social Retirement Preparedness:
research. The University of Evidence and Implication for
Melbourne Financial Education,
Business Economics. January
John M. dan P.Z. Stephen. 2001. How 2007. www.springlink.com/
Do Household Portfolio Share content/8816883j07pn/futext.
Vary With Age? pdf
Kinerson C. dan J.J. Bailey. 2005. Lusardi, A. 2008. Financial Literacy:
Regret Avoidance and Risk An Essential Tool For
Tolerance, Financial Informed Consumer Choice?.
Planning and Planning. NBER Working Papaer
Volume 16 (1) 2005. Series. National Bureau of
Economics Research,
Klos A, E.U. Weber dan M. Weber. Cambridge.
2005. Investment Decision
and Time Horizon: Risk Manurung, A. H. 2006. Dasar-Dasar
perception and risk behavior Investasi Obligasi. Elex
in repeated gambles. Media Komputindo. Jakarta.
Lawrence, F. C. dan Shiela M. 2006. Matsumoto, D. 1994. People
How Rural Working Families Psychology From A Cultural
Use the Earned Income Taxes Perpespective. Brooks Cole
Credit: A Mixed Methods Publishing Company,

125
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.02 Bulan Juni Tahun 2010 Hal 111 – 128

California. Sahm, C. R. 2006. Labor Income and


The Heterogenity in
Nick, J. F. dan L.B. Frank. 2000. Household Portfolio.
Portfolio Investment in University of Minchigan.
Southeast Asia’s Stock Market www-Personal.umich.edu/
: A Survey of Institutional ~csham/paper.
Investors’ Current
Perceptions and Practice. Soest, A. V., dan A. Kapetyn. 2006,
Institute of Shout East Asian Saving, Portfolio Choice and
Studies. Retirement Expectations,
Michigan Retirement
Olson, J. C., J. Peter, Paul. 1996. Research Center. Working
Perilaku Konsumen dan Paper.
Strategi Pemasaran. Edisi 1 http://www.mrrc.isr.umich.ed
Penerbit Erlangga. Jakarta. u diakses pada Oktober 2008.
Polkovnichenko. 2002. Household Stephanie, C., H. John, L.S. Deborah
Portfolio Diversification. dan M. Damien. 2004.
University of Minesota Heterogeinity and Portfolio
Http://umn.edu/~polkovni. Choice: Theory and Evidence,
The handbook of Financial
Poterba, J. M. dan A.S. Andrew. 1997.
Econometrics. University of
Household Portfolio
Chicago. US.
Allocation Over The Life
Cycle Stevenson, T. H. dan D.A. Plath. 2005.
http://www.nber.org/papers/w Financial service
6185 consumption behavior across
Hispanic American consumer.
Plath, D. A. dan T.H. Stevenson. 2005.
Journal of Business Research
Financial service
No. 58. Hal. 1089-1099.
consumption behavior across
www. sciencedirect.com.
Hispanic American consumer.
Journal of Business Research Thomson, R. dan L. Shaun. 2007. The
58 Pages 1089-1099. application of Expected utility
Theory the choice of
Robbins, S. P. 1991. Organization
investment channels in a
Behavior Concepts
defined contribution
Controversies and
retirement fund. British
Applications. Fifth Edition.
Actuarial Journal. Vol. 9 .pp
Prentice Hall International
903-958.
Inc. New Jersey.
Weber, E. U., A. Klos, dan M. Weber.
Rosen, H. S. dan S. Wu. 2004.
2005. Investment decision and
Portfolio choice and health
time horizon: Risk perception
status. Journal of Financial
and risk behavior in repeated
Economics 72. Pages 457-
gambles.
484.
Wu, J. dan J.J. Xiao. 2006. Applying

126
Penentu Perilaku Berinvestasi…(Widayat)

the Theory of Planned


Behavior to Retain Credit
Counseling Clients, Take
Charge America Institute For
Consumer Financial
Education and Research.
http://nobelprize.org/nobel_pr
izes/economics/laureates/
002/kahnemann-lecture.pdf
Young, P. C., M.L. Smith, C.A.
Williams. 1995. Risk
Management and Insurance.
McGraw Hill International
Edition. New York.

127

Anda mungkin juga menyukai

  • TM Bedah Minor
    TM Bedah Minor
    Dokumen4 halaman
    TM Bedah Minor
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen8 halaman
    Untitled
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Borang IGD
    Borang IGD
    Dokumen25 halaman
    Borang IGD
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TM Infus
    TM Infus
    Dokumen3 halaman
    TM Infus
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Fix Tugas
    Fix Tugas
    Dokumen16 halaman
    Fix Tugas
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Kasus Neuro
    Kasus Neuro
    Dokumen3 halaman
    Kasus Neuro
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TM Clavus
    TM Clavus
    Dokumen1 halaman
    TM Clavus
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Case Borang Hil
    Case Borang Hil
    Dokumen14 halaman
    Case Borang Hil
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bahasa Indonesia
    Makalah Bahasa Indonesia
    Dokumen23 halaman
    Makalah Bahasa Indonesia
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Case Anak
    Case Anak
    Dokumen9 halaman
    Case Anak
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Hukum
    Bahasa Hukum
    Dokumen30 halaman
    Bahasa Hukum
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Kajian Pustaka
    Kajian Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Kajian Pustaka
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • KKN 1
    KKN 1
    Dokumen35 halaman
    KKN 1
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Dokumen12 halaman
    Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Airway Management
    Airway Management
    Dokumen43 halaman
    Airway Management
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Viscosity
    Viscosity
    Dokumen6 halaman
    Viscosity
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Pre Test Dermato
    Pre Test Dermato
    Dokumen2 halaman
    Pre Test Dermato
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen21 halaman
    TB Paru
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat