Yuswa Istikomayanti
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Indonesia
Email: yuswa2710@gmail.com
Abstrack: Adjustment to the new environment occurs both internally and externally, so
students who can make adjustments gradually will be able to avoid the impact of
psychological culture shock. The purpose of this research is to analyze the relationship of
culture shock and adjustment to the first year student learning outcomes at Tribhuwana
Tunggadewi University. This type of research is quantitative descriptive research with
correlational study to determine whether there is a relationship between culture shock and
student learning outcomes. Instrument of research data used is questionnaire to test
culture shock with four likert scale answer option. Statistical test data obtained r = -0,217
and probability value (Sig. 2-tailed) = 0,054. The conclusion, negative correlation with
probability value >0,05 then there is no relation between culture shock with student
learning outcomes.
Abstrak: Penyesuaian diri terhadap lingkungan baru terjadi baik secara internal maupun
eksternal, sehingga mahasiswa yang dapat melakukan penyesuaian diri secara bertahap
akan dapat terhindar dari dampak culture shock secara psikologis. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisa hubungan culture shock dan penyesuaian diri terhadap hasil belajar
mahasiswa tahun pertama di Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi korelasional untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antara culture shock dengan hasil belajar mahasiswa. Instrumen data
penelitian yang digunakan adalah angket untuk uji culture shock dengan empat pilihan
jawaban skala likert. Data uji statistik diperoleh nilai r sebesar -0,217 dan nilai
probabilitas (Sig. 2-tailed) = 0,054. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat
hubungan negatif dengan nilai probabilitas >0,05 maka tidak ada hubungan antara culture
shock dengan hasil belajar mahasiswa.
Copyright © 2018 Universitas Negeri Makassar. This is an open access article under the CC BY-NC-ND
license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, negara tetangga, yaitu Timor Leste. Pendidikan
pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, yang diselenggarakan di kampus multikultural
akhlak mulia, dan mempunyai keterampilan pastinya berbeda dengan kampus pada
yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, umumnya karena mahasiswa yang sangat
bangsa, maupun negara (UUD No 20 Tahun heterogen ditinjau dari suku, agama, bahasa,
2003). Pendidikan di perguruan tinggi menuntut budaya, dan adat istiadat. Pendidikan
mahasiswa untuk berperan aktif dan selalu multikultural diartikan sebagai pendidikan
berinisiatif dalam proses pembelajaran, selain tentang keragaman kebudayaan dalam upaya
itu mahasiswa juga dituntut untuk belajar secara untuk merespon perubahan demografis dan
mandiri. kultural lingkungan masyarakat tertentu bahkan
Menempuh perkuliahan di jenjang dunia secara keseluruhan (Arifudin, 2007).
pendidikan tinggi merupakan periode yang Berdasarkan hasil observasi dan survei
penuh dengan stres karena banyak sekali pada bulan April 2016 terhadap mahasiswa
tekanan sehingga sering disebut sebagai terrible UNITRI semester dua maka didapatkan
phase (Gayatri, 2007). Hal tersebut dikarenakan informasi bahwa mahasiswa pada tahun pertama
mahasiswa akan menghadapi berbagai macam mengalami beberapa permasalahan, yaitu 1)
persoalan dalam periode transisi memasuki mahasiswa mengalami kesulitan dalam
perguruan tinggi. Permasalahan tersebut berkomunikasi dengan teman kuliah, seperti dari
diantaranya tekanan akademik, permasalahan segi bahasa, banyak mahasiswa yang memiliki
finansial, rasa kesepian, konflik antar pribadi, logat yang bermacam-macam dan ada beberapa
serta kesulitan menghadapi perubahan dan bahasa yang terkesan berlogat kasar, 2)
permasalahan pengembangan diri (Gajdzik, mahasiswa harus beradaptasi dengan lingkungan
2005). sekitar karena karena warga Malang cenderung
Mahasiswa yang melanjutkan kuliah di lebih sopan, bahasanya halus, dan sopan, 3)
kota besar, seperti Malang sebagian besar mahasiswa yang sulit melakukan penyesuaian
merupakan mahasiswa perantau dari berbagai diri mengaku kesulitan mendapatkan teman, 4)
daerah di Indonesia dengan berlatar belakang sebagian besar mahasiswa berlatar belakang
budaya yang berbeda-beda. Mahasiswa baru ekonomi kurang mampu sehingga terkendala
yang berada pada tahun pertama akan dengan kiriman uang yang terlambat sehingga
mengalami culture shock di daerah dimana ia mereka harus pandai mengatur keuangan
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal mereka, dan 5) mahasiswa dari luar jawa
tersebut dikarenakan keadaan lingkungan yang mengaku kebutuhan sehari-hari di pulau Jawa
berbeda jauh dengan daerah asalnya. Culture khususnya di Kota Malang sangat terjangkau
shock adalah keadaan yang dapat menyebabkan berbeda sekali dengan harga di daerah asal
kebingungan terhadap lingkungan dengan meraka. Secara umum pada tahun pertama
budaya yang baru sehingga dapat memicu kuliah mereka masih merasa kesulitan dalam
timbulnya emosi negatif (Hutapea, 2014). penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar.
Culture shock ini akan sangat terasa dialami Meskipun demikian, mereka terus berusaha
oleh mahasiswa perantauan yang berasal dari untuk menyesuaikan diri dengan cara
pulau yang berbeda. memahami tradisi baru yang ada di sekitar
Universitas Tribhuwana Tunggadewi mereka.
(UNITRI) merupakan salah satu perguruan Saat memasuki suatu budaya yang
tinggi swasta yang berada di Kota Malang. dianggap asing maka mahasiswa akan
Kampus ini memiliki mahasiswa yang sangat beradaptasi terhadap cara hidup yang baru dan
beragam baik ditinjau dari asal daerah, agama, harus mempelajari hal-hal baru yang ada pada
suku, bahasa, dan budaya sehingga tidak salah dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut maka
jika kampus ini disebut sebagai kampus mahasiswa tersebut akan melakukan
multikultural. Sehubungan dengan hal tersebut, penyesuaian diri agar dapat bersikap adaptif
maka pada awal tahun masuk ajaran baru ada terhadap lingkungan sosial dimana ia tinggal
banyak mahasiswa baru yang datang dari (Hutapea, 2014). Penyesuaian diri ini terjadi
berbagai daerah di Indonesia, terutama berasal baik secara internal maupun eksternal, sehingga
dari Indonesia timur. Mahasiswa UNITRI mahasiswa yang dapat melakukan penyesuaian
diantaranya berasal dari Kalimantan Barat, diri ini secara bertahap akan dapat terhindar dari
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Nusa dampak culture shock secara psikologis.
Tenggara Timur, Maluku, Papua bahkan dari Kesulitan penyesuaian diri yang dialami oleh
Mitasari, Istikomayanti. Hubungan antara culture... | 107
mahasiswa ini dapat berdampak dalam berbagai tidak memiliki keluarga yang tinggal menetap di
hal terkait dengan kegiatan belajar. Kunci kota Malang.
keberhasilan dari suatu proses belajar adalah
penyesuaian (Novera, 2004). Data culture shock diukur dengan
Penelitian ini penting untuk memodifikasi skala pada indeks stres kehidupan
dilaksanakan karena belum ada penelitian yang terdiri atas lima dimensi kehidupan, yaitu
tentang pendidikan khususnya tentang psikologi 1) masalah finansial, 2) kesulitan bahasa, 3)
pendidikan di UNITRI. Adanya penelitian masalah deskriminasi, 4) permasalahan kultural,
pendahuluan tentang korelasi culture shock dan dan 5) tekanan akademik. Alternatif jawaban
penyesuaian diri terhadap hasil belajar ini menggunakan model skala Likert dengan empat
kedepannya diharapkan dapat menjadi dasar alternatif pilihan dari pilihan “sangat jarang”
bagi penelitian-penelitian pendidikan yang lain (nilai 1) sampai “sangat sering” (nilai 4). Data
di UNITRI. penyesuaian diri diukur melalui skala
Identifikasi faktor-faktor penyebab penyesuaian diri dengan memodifikasi skala
tinggi rendahnya hasil belajar di suatu perguruan penyesuaian diri (Hutapea, 2014). Alternatif
tinggi penting untuk dilaksanakan karena jawaban menggunakan model skala Likert
digunakan sebagai bahan evaluasi institusi dengan empat alternatif pilihan jawaban dari
dalam perbaikan sistem pembelajaran. Hal ini pilihan “sangat buruk” (nilai 1) sampai “sangat
penting karena berkaitan erat dengan baik” (nilai 4) untuk item favorable dan nilai
kompetensi lulusan perguruan tinggi tersebut. sebaliknya untuk item unfavorable.
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga Data culture shock, penyesuaian diri,
diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan hasil belajar yang diperoleh selanjutnya
dalam perbaikan kurikulum untuk pendidikan dianalisis statistik dengan analisis korelasi
Indonesia yang lebih baik. pearson untuk menguji keterkaitan variabel
Tujuan penelitian ini adalah bebas (shock culture) dan variabel terikat (hasil
Menganalisa hubungan culture shock dan belajar mahasiswa). Hasil analisis data
penyesuaian diri terhadap hasil belajar dikatakan signifikan jika nilai r ≤ 0,05, sangat
mahasiswa tahun pertama di Universitas signifikan (r = 0,01), dan tidak signifikan (r >
Tribhuwana Tunggadewi. 0,05).
Jenis penelitian ini adalah penelitian Aspek pengamatan dalam item angket
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Desain culture shock meliputi empat hal, yaitu 1)
penelitian ini yaitu studi korelasional untuk Kemampuan adaptasi mahasiswa (8 item), 2)
menentukan ada tidaknya hubungan dua variabel Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya
atau lebih dan sejauh mana keterkaitan antar proses adaptasi (18 item), 3) Bentuk culture
variabel-variabel tersebut. Penelitian ini shock yang dialami oleh mahasiswa (22 item),
dilaksanakan di kampus multikultural dan 4) Upaya mengatasi pengaruh culture shock
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) terhadap hasil belajar (7 item). Masing-masing
Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah aspek pengamatan tersebut dijabarkan ke dalam
mahasiswa UNITRI sedangkan sampel 34 item pernyataan favourable dan 21 item
penelitian berjumlah 79 orang mahasiswa pernyataan unfavourable. Data asal daerah dan
UNITRI. Metode penentuan sampel yaitu agama mahasiswa responden secara berurutan
purposive sampling, dengan teknik pengambilan disajikan pada Diagram 1 dan 2.
sampel aksidental.
Survei penelitian dilakukan terhadap
mahasiswa yang memiliki syarat-syarat
responden penelitian, yaitu 1) mahasiswa
UNITRI yang berasal dari luar kota Malang, 2)
belum pernah tinggal menetap di kota Malang
sebelumnya, 3) sedang menjadi mahasiswa
untuk program studi di UNITRI dengan lama
studi minimal 1 semester dan berada pada tahun
pertama perkuliahan (semester awal), dan 4)
108 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No. 2 Desember 2018
berbeda pengalaman orientasi nilai, seperti jarak Jika dilihat dari perolehan hasil belajar,
kekuasaan (power distance), selain itu juga diketahui bahwa rata-rata IPK mahasiswa baru
faktor cuaca dan makanan (Hutapea, 2014). yaitu 3,05. Hasil uji hipotesis korelasi product
Hal tersebut dilakukan dengan upaya moment dengan pengambilan keputusan
untuk selalu bergaul/ ikut bergabung dengan (berdasarkan probabilitas (sig.2-tailed)).
himpunan organisasi daerah asal. Upaya Jika probabilitas (sig.2-tailed) >0,05 maka
penyesuaian diri tersebut dipengaruhi oleh Ho diterima
banyak faktor yang berperan penting, Jika probabilitas (sig.2-tailed) <0,05 maka
diantaranya: (1) Kemampuan berbahasa jawa; Ho ditolak
(2) Tingkat kepercayaan diri dalam memulai Berdasarkan data uji statistik dengan
berkomunikasi dengan orang lain; (3) program SPSS versi 16.0 data yang diperoleh
Ketergantungan untuk selalu berkumpul dengan dari hasil penelitian yaitu nilai Probabilitas (Sig.
teman yang berasal dari daerah yang sama; (4) 2-tailed) = 0,054 dengan nilai r sebesar -0,217.
Keinginan dalam eksistensi diri; (5) Keaktifan Dengan demikian terdapat hubungan negatif
bertukar informasi dengan lingkungan baru; (6) dengan nilai probablititas >0,05 maka Ho
Kecemasan dan rasa canggung bertemu dengan diterima, artinya tidak ada hubungan antara
orang loka (Malang); (7) Ketakutan dalam culture shock dengan hasil belajar mahasiswa.
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
baru; (8) Rasa memiliki lingkungan yang baru. kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara
Banyak orang belum menyadari bahwa culture shock dengan hasil belajar mahasiswa.
budaya dapat mengatur dan membentuk Hal tersebut dimungkinkan dikarenakan
kepribadian dan perilakunya. Hal tersebut baru mahasiswa baru telah melakukan adaptasi
disadari ketika seseorang pergi ke suatu tempat dengan lingkungan sekitar dengan baik.
baru yang memiliki budaya yang berbeda. Adaptasi yang baik akibat adanya culture shock
Seseorang yang masuk ke suatu budaya yang dipengaruhi oleh adanya kepekaan kultural yang
berbeda akan merasakan keterkejutan. Kondisi baik juga. Kepekaan kultural merupakan modal
inilah yang akan menyebabkan sebagian orang yang besar dalam menciptakan toleransi dan
gangguan mental atau fisik dalam jangka waktu rasa pengertian antara mahasiswa perantau
tertentu. Culture shock memiliki enam dengan budaya masyarakat Malang. Culture
karakteristik, yaitu. shock yang dialami oleh setiap mahasiswa akan
1. Ketegangan dalam penyesuaian psikologis. berbeda-beda terkait seberapa besar culture
2. Merasakan seolah-olah kehilangan teman, shock mempengaruhi hidupnya (Devinta, dkk,
status, peranan sosial, dan posisi personal. 2015). Mahasiswa luar jawa yang menempuh
3. Ketakutan akan ditolak oleh kebudayaan pendidikan di UNITRI melakukan penyesuaian
baru. diri untuk mengatasi culture shock dengan cara
4. Kebingungan dalam peran, nilai, perasaan, aktif menjalin komunikasi dan berelasi dengan
dan identitas diri. teman-teman yang berasal dari kampus UNITRI
5. Keterkejutan dan kecemasan dengan maupun luar kampus. Selain itu juga
adanya kebudayaan yang berbeda. keikutsertaan dalam berbagai kegiatan organsasi
6. Ketidakmampuan dalam beradaptasi dan juga banyaknya teman-teman yang berasal
dengan lingkungan baru (Pyvis dan dari daerah yang sama juga membantu dan
Chapman, 2005). mempercepat kemampuan adaptasi.
Culture shock tidak secara langsung
Hasil belajar juga merupakan hasil mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Hal
interaksi antara kegiatan belajar dan mengajar tersebut dikarenakan capaian pembelajaran di
(Dimyati dan Mudjiono, 2006). Hasil belajar setiap program studi satu dengan yang lain
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu 1) faktor berbeda. Selain itu juga dilihat dengan linearitas
internal, yaitu faktor yang ada dan dimiliki oleh jurusan di sekolah menengah atas dengan
diri individu yang sedang melakukan proses jurusan yang dipilih ketika kuliah. Pada
pembelajaran, seperti faktor jasmani dan dasarnya, setiap individu memiliki kemampuan
psikologis dan 2) faktor eksternal, yaitu faktor dalam menyesuaikan diri tetapi setiap individu
yang berasal dari lingkungan atau luar individu, memiliki tingkat kemampuan penyesuaian diri
seperti faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan
(Sugihartono dkk, 2007). proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, diantaranya faktor
112 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No. 2 Desember 2018
personal, finansial, sosial, dan edukasi (Gajdzik, antara culture shock dengan hasil belajar
2005). Hal tersebut diperkuat oleh penelitian mahasiswa. Culture Shock tidak berperan besar
Khawaja dan Dempsey (2007) bahwa stres yang terhadap perolehan hasil belajar, hal tersebut
dialami oleh mahasiswa berkaitan dengan isu dimungkinkan mahasiswa telah melakukan
finansial, akomodasi, akademik, dan juga proses adaptasi yang cepat terhadap lingkungan
lingkungan. Akibatnya, stres ini berdampak baru. Hal tersebut juga didukung oleh
signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa banyaknya teman-teman yang berasal dari
(Skowron, 2004). Mahasiswa yang memiliki daerah yang sama dan juga kegiatan di kampus
stres tinggi akan mengalami kesulitan dalam yang membantu dalam mempercepat adaptasi
penyesuaian diri, begitu juga sebaliknya mahasiswa baru.
(Hutapea, 2014).
Beberapa peneliti mengelompokkan UCAPAN TERIMAKASIH
penanggulangan stres menjadi empat katagori,
yaitu 1) memutuskan menghadapi target stres Ucapan terima kasih disampaikan
secara langsung, 2) menghindari hal-hal atau kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
situasi yang dapat memicu stres, 3) mengurangi Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset
dampak stres melalui aktivitas religius, dan 4) dan Pengembangan, Kementerian Riset,
memutuskan menerima hidup apa adanya Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah
(Baqutayan, 2011). Penyesuaian diri seorang memberikan dana penelitian ini.
mahasiswa yang merantau di Kota Malang
berkaitan erat dengan dengan kemandiriannya, DAFTAR RUJUKAN
artinya semakin tinggi tingkat kemandirian
mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat Anggraini, E.N. 2013. Hubungan antara
penyesuaian diri mahasiswa baru yang merantau Kemandirian dengan Penyesuaian Diri
tersebut (Anggraini, 2013). pada Mahasiswa Baru yang Merantau di
Indonesia sangat kaya akan Kota Malang. (Online).
kemajemukan ragam etnik dan budaya pada (http://psikologi.ub.ac.id/wp-
masyarakatnya. Multikulturalisme berpotensi content/uploads/2013/10/jurnal-
dalam membangun kekuatan bangsa yang terdiri ERINA.pdf), diakses tanggal 25 Mei
atas berbagai latar belakang etnis, agama, ras, 2016.
budaya dan bahasa (Rosyada, 2014). Pendidikan Arifudin, I. 2007. Urgensi Implementasi
multikultural hendaknya menjunjung tinggi Pendidikan Multikultural di Sekolah.
konsep pendidikan untuk semua dan juga Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan,
memberikan perhatian khusus pada 12(2): 220-233.
pengembangan sikap toleran, peduli terhadap Baqutayan, S.M.S. 2011. The Importance of
perbedaan etnik, budaya, dan juga agama. Religious Orientation in Managing Stress.
Satuan pendidikan dalam hal ini International Journal of Psychological
perguruan tinggi harus merencanakan proses Studies, 3(1): 113-121.
pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap Chouhan, V.L & Salini, V. 2006. Coping
multikultural di kalangan mahasiswa agar dapat Strategies for Stress and Adjustment
menjadi anggota masyarakat yang demokratis, among Diabetics. Journal of The
menghargai HAM, dan keadilan. Selain itu, IndianAcademy of Applied Psychology,
perguruan tinggi yang berbasis multikultural 32(2): 106-111.
harus mempersiapkan kurikulum dan desain Devinta, M., Hidayah, N., dan Hendrastomo, G.
evaluasi, serta mempersiapkan pengajar yang 2015. Fenomena Culture Shock (Gegar
memiliki persepsi, sikap, dan perilaku Budaya) pada Mahasiswa Perantauan di
multikultural sehingga menjadi bagian yang Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi,
memberikan kontribusi positif terhadap 1-15.
pembinaan sikap multikultural bagi Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
mahasiswanya yang beragam. Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gajdzik, P.K. 2005. Relationship between Self-
SIMPULAN DAN SARAN efficiacy Beliefs and Sosio-cultural
Adjustment of International Graduate
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut Students and American Graduate
diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan
Mitasari, Istikomayanti. Hubungan antara culture... | 113