Bab Ii PPS
Bab Ii PPS
2.1 Definisi
Post power syndrome adalah gejala yang terjadi di mana penderita hidup
dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya (karirnya, kecantikannya,
ketampanannya, kecerdasannya, atau hal yang lain), dan seakan-akan tidak bisa
memandang realita yang ada saat ini. Seperti yang terjadi pada kebanyakan orang
pada usia mendekati pensiun. Selalu ingin mengungkapkan betapa begitu bangga
akan masa lalunya yang dilaluinya dengan jerih payah yang luar biasa.
2.2 Etiologi
1) Tanda fisik
Post-power syndrome bisa menyebabkan seseorang mengalami
tanda-tanda penurunan fisik seperti terlihat mudah lemah, kondisi fisik
menurun sehingga mudah sakit, dan terlihat tampak lebih tua.
2) Gangguan emosi
Tanda-tanda post-power syndrome juga dapat dilihat dari
menurunnya cara mengendalikan emosi seperti mudah marah, mudah
tersinggung dan pendapatnya tidak suka dibantah.
3) Gangguan perilaku
Biasanya orang yang mengalami post-power syndrome akan
mengalami perubahan perilaku, misalnya menjadi pendiam, memiliki
kecenderungan menarik diri dari pergaulan, serta suka berbicara tentang
kehebatan masa lalu yang pernah dilakukannya.
Jika dia tidak bisa menerima situasi yang terjadi, ia akan mengalami
pasangpower syndrome. Dan jika terus berlarut-larut, itu mungkin bahwa
gangguan jiwa yang lebih berat akan menderita. Post power syndrome hampir
selalu dialami, terutama mereka yang sudah lanjut usia dan pensiun dari
pekerjaannya. Hanya saja banyak orang yang membuatnya melalui fase ini dengan
cepat dan dapat menerima dengan hati terbuka.
Namun dalam kasus-kasus tertentu, di mana orang tidak dapat menerima
kenyataan, ditambah dengan tuntutan mendesak hidup, dan ia adalah kehidupan
dukungan keluarga tunggal, risiko pasca - power syndrome bobot yang lebih
besar.
Gejala yang cenderung muncul kepada orang yang mengalami Post Power
Syndrome, antara lain adalah:
1) Lunturnya antusias menghadapi hidup.
2) Mudah tesinggung dan marah, kendati untuk hal yang sepele.
3) Tidak mau menerima saran.
4) Menjadi pendiam.
5) Suka bernostalgia masa masa kejayaannya.
6) Rentan terhadap berbagai perubahan.
Kegalauan dan kegelisahan hati, serta rasa khawatir berlebihan
menghadapi masa masa yang berada diluar zona keamanan dan kenyamanannya,
dapat mendistorsi jiwa seseorang yang tidak mempersiapkan diri sedari awal.
Sebenarnya terlepas dari siapapun adanya diri kita adalah wajar, ada rasa
kekuatiran, menghadapi masa masa pensiun. Karena pension bukan hanya
pemasukan uang tidak lagi berjalan seperti biasa tetapi pensiun juga berarti,ia
tidak lagi memiliki “kekuasaan” untuk “memerintah” orang lain. Bila gejala ini
merambat dan menguasi dirinya, maka kegalauan dan keresahan tidak hanya
merugikan diri sendiri, tetapi langsung atau tidak akan menebar dan mendistorsi
anggota keluarga. Oleh karena itu pilihan terbaik adalah jika kita memasuki
masa pensiun, tanpa rasa kekhawatiran yang berlebihan .
2.4 Patofisiologi
PERMASALAHAN
Rasa sepi :
- Hal ini dapat disebabkan karena ketidak berdayaan, seperti sakit yang kronis,
Hal ini sering terjadi pada orang lansia yang sebelumnya mempunyai sifat
licik, sombong, suka memerintah, mau menang sendiri yang terbawa sampai
umur tua.
- Berhenti kerja
- Kesulitan keuangan
menyebabkan rasa kesepian. Bagi lansia yang tidak mempunyai ketahanan mental
yang kuat (rapuh) mudah kena penyakit atau bisa terjadi Post Power Syndrome.
Apa yang dapat dibuat oleh lansia untuk memerangi hal tersebut diatas ?.
ingin dicapai banyak yang bisa diperbuat, asa1 dia mau membuka diri agar sehat
Otak jangan diistirahatkan, cari hal-hal yang baru dan tetap bekerja, jangan
jangan meminta perilaku generasi muda sama dengan diri termasuk lingkungan
pasif. Hindari uluran tangan yang mencegah kemandirian, jangan menghindar dari
pergaulan. Bentuklah kelompok sesama lansia (terbentuk sama rasa dan tidak
sendiri). Dengan rasa tolong menolong sesama lansia rasa percaya diri, rasa harga
Menerima, mencintai, terbuka, dan pengakuan dihargai secara timbal balik antara
yang tua dengan yang muda (hubungan interpersonal) dan lingkungan ibaratkan
membangun keluarga sejahtera dari awal sampai akhir dapat dilukiskan seperti
SEJAHTERA”.
Kiat menuju hari tua yang Berguna, Sejahtera dan Bahagia menurut Prof. Dr.
Budi Darmojo yang telah disebarluaskan pada Unit Geriatri RSUP Dr. Kariadi,
sebagai berikut :
A-gar terus berguna dengan tetap mempertahankan dan mempunyai hobbi yang
bermanfaat
A-wasi kesehatan dengan memeriksa badan secara priodik dan mintalah nasehat
2.5 WOC
2.6 Penatalaksanaan
2.7 Komplikasi
2.10.2. DiagnosaKeperawatan
Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga
Tujuan
Setelah dilakukan edukasi pada pasien, pasien sudah tidak mengurung diri lagi , sudah mau
berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Kriteria hasil
Ekspektasi meningkat
Perasaan nyaman dengan situasi social
Perasaan mudah menerima atau mengkomunikasikan perasaan
Responsive pada orang lain
Perasaan tertarik pada orang lain
Minat melakukan kontak emosi
Intervensi :
Terapi aktivitas
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :